LP Janah
LP Janah
NYERI AKUT
Disusunoleh :
Rodiatul Janah(108120007)
S1 Keperawatan 2A
B. Fisiologi
Sistem saraf merupakan jaringan kompleks yang memiliki peran penting
untuk mengatur setiap kegiatan. Sistem saraf adalah sistem dinamisyang
mengontrol dan meregulasi setiap fungsi mental dan fisik (pikiran, perasaan,
insting , monitor komunikasi, kesadaran, dll). Struktur sistem saraf yaitu saraf
pusat dan tepi:
a. Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat, yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang,
memiliki fungsi untuk menerima informasi atau rangsangan dari semua
bagaian tubuh, kemudian mengontrol dan mengendalikan informasi
tersebut untuk menghasilkan respons tubuh. Informasi atau rangsangan ini
termasuk yang berkaitan dengan gerakan, seperti bicara atau berjalan, atau
gerakan tak sadar, seperti berkedip dan bernapas. Ini juga termasuk bentuk
informasi lainnya, seperti pikiran, persepsi, dan emosi manusia.
b. Sistem saraf tepi
Secara garis besar, fungsi saraf tepi adalah menghubungkan respons sistem
saraf pusat ke organ tubuh dan bagian lainnya. Saraf ini meluas dari saraf
pusat ke area terluar tubuh sebagai jalue penerimaan dari pengiriman
rangsangan dari dan ke otak. Masing-masing susunan saraf tepi, yaitu
somatik dan otonom.
Anatomi dan bagian sistem saraf
1. Otak
Otak adalah mesin pengendali utama dari segala fungsi tubuh. Jika saraf
pusat merupakan pusat kontrol tubuh, maka otak adalah markas besarnya.
Otak terbagi kedalam beberapa bagian dengan funsinya maasing-masing.
Secara umum bagian otak terdiri dari otak besar, otak kecil, batang
otak,sera bagian-bagian otak lainnya. Bagian-bagian ini dilindungi oleh
tengkorak dan selaput otak (meninges) dan dikelilingi oleh cairan
serebrospinal untuk menghindari terjadinya cedera otak.
2. Sum-sum tulang belakang
Sama dengan otak, sum-sum tulang belakang juga merupakan bagian dari
susunan sistem saraf pusat.sum-sum tulang belakang langsung terhubung
ke otak melalui batang otak dan kemudian mengalir sepanjang ruang
tulang belakang. Saraf tulng belakang berperan dalam aktivitas sehari-hari
dengan mengirimkan sinyal dari otak ke bagian lain dari tubuh dan
memerintahkan otak untuk bergerak. Selain itu, sum-sum tulang belekang
juga menerima masukan sensorik dari tubuh, memprosesnya, dan
mengirimkan informasi tersebut ke otak
3. Sel saraf atau neuron
Fungsi sel saraf atau neuron adalah menghantarkan implus saraf.
Berdasarkan fungsinya neuron terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu neuron
sensorik yang membawa pesan ke saraf pusat, neuron motorik yng
membawa pesan dari saraf pusat, sert interneuron yang menghantarkan
pesan diantara neuron sensorik dan motorik di saraf pusat. Setiap neuron
atau sel saraf tersebut terdiri dari tiga bagianatau struktur dasar. Anatomi
neuron tersebut, yaitu:
a. Badan sel, yang memiliki inti
b. Dendrit, yang berbentuk seperti cabang dan berfungsi menerima
situmulus dan membawa implus ke badan sel
c. Akson, yaitu bagian dari sel saraf yang membawa impuls keluar
dari badan sel. Akson umumnya dikelilingi oleh meilin, yaitu
lapisan padat berlemak yang melindungu saraf dan membantu
pesan untuk keluar pada saraf tepi, meilin ini di produksi oleh
Schwann.
Sel-sel saraf ini dapat di temukan di seluruh tubuh dn
berkomunikasi satu sama lain untuk menghasilkan respons dan
tindakan fisik
C. Etiologi
Penyebab terjadinya gangguan nyeri akut yaitu:
1. Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).
D. Manifestasi Klinis
Adapun tanda gejala pada gangguan mobilitas fisik yaitu :
a. Gejala dan Tanda Mayor
1) Subjektif
a) Mengeluh nyeri
2) Objektif
a) Tampak meringis
b) Bersikap protektif (mis.waspada, posisi menghindari nyeri)
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
virus dengue
Reaksi antigen-antibody
viremia
1. Cedera
Cedera dibagian kepala dan otak, saraf tulang belakang, atau anggota
gerak tubuh lain, seperti tangan atau kaki, bisa membuat sistem saraf
rusak.
2. Infeksi
Infeksi otak, toksoplasmosis, dan miningitis. Selain itu infeski lainnya,
seperti kusta, juga bisa menyebabkan kerusakan saraf.
3. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi contoh nya seperti, vitamin B, vitamin E, folat dan
tembaga. Akan lebih sering mersakan keluhan kesemutan atau mati
rasa, tubuh terasa lemah atau sulit konsentrasi.
4. Gangguan pembuluh darah
Rusaknya sistem saraf juga dapat diakibatkan oleh adanya gangguan
pembuluh darah, baik akibat stroke atau pendarahan di otak, misalnya
pendarahan subarachnoid atau pecahnya pembuluh darah otak akibat
malfomasi arteri vena
5. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun merupakan penyakit yang terjadi ketika sistem
imunitas tubuh menyerang jaringan dan organ tubuh yang sehat,
termasuk saraf.
6. Paparan racun
Sistem saraf rsusak bisa disebabkan oleh paparan racun yang
berlebihan atau dalam jangka panjang. Berbagai zat beracun yang
diketahui bisa merusak fungsi sistem saraf adalah karbonmonoksida,
arsenik, timbal merkuri, dan pestisida.
H. Komplikasi
1. Dengue shock syndrome (DSS) kondisi ini di tandai dengan:
- Tekanan darah menurun
- Kulit basah dan terasa dingin
- Napas tidak beraturan
- Mulut kering
- Denyut nadi lemah
- Jumlah urine menurun
2. Demam berdarah dengue
- Demam tinggi
- Kerusakan pada sistem limfatik
- Kerusakan pada pembuluh darah
- Perdarahan dari hidung dan gusi
- Pembesaran hati
3. Hematomegali hati umumnya membesar dengan perlemakan yang di
hubungkan dengan nekrosis karena pendarahan yang terjadi pada lobulus
hati dan sel-sel kapiler
4. Efusi pleura terjadi karena kebocoran plasma yang mengakibatkan
ekstraksi cairan intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikandengan danya
cairan dalam rongga pleura dn adanya dipsnea.
G. Pemeriksaan penunjang
Terdapat pemeriksaan penunjang pada gangguan sistem saraf:
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap sample urine, atau cairan lain
untuk di analisis di laboratorium
Tes darah
Tes urine (urinalisis)
Biopsi
2. Radiologi
Foto rontgen
CT scan
MRI
Positron emission tomography (PET)
Mielografi
Neurosonografi
3. Tes konduksi saraf
Elektroensefalografi (EEG)
Elektromiografi (EMG)
Elektronistagmografi (ENG)
Polisomnogram
4. Celebral angiography
Pemeriksaan untuk mendeteksi penyempitan atau penyumbatan arteri
atau pembuluh darah di otak, kepala, dan leher, serta mendetekssi
lokasi dan ukuran aneurisma otak.
5. Pungsi lubal (spinal tap)
Pemeriksaan dilakukan dengan memamsukan jarumnke saraf tulang
belakang untuk mengambil sample cairan otak dan saraf tulang
belakang (serebrospinal)
I. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Pemberian minum sedikit demi sedikit yaitu 1,5-2 liter
dalam 24 jam.
b. Segera di pasang infus
c. Pemberian obat
2. Keperawatan
a. Pemeriksaan TTV
b. Memfasilitasi kompres hangat
c. Pemberian cairan melalui infus
II. Rencana Asuhan Klien Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi
A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Terdapat pemeriksaan penunjang pada gangguan system pencernaan antara lain:
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap sample urine, atau cairan lain
untuk di analisis di laboratorium
Tes darah
Tes urine (urinalisis)
Biopsi
b. Radiologi
Foto rontgen
CT scan
MRI
Positron emission tomography (PET)
Mielografi
Neurosonografi
c. Tes konduksi saraf
Elektroensefalografi (EEG)
Elektromiografi (EMG)
Elektronistagmografi (ENG)
Polisomnogram
d. Celebral angiography
Pemeriksaan untuk mendeteksi penyempitan atau penyumbatan arteri
atau pembuluh darah di otak, kepala, dan leher, serta mendetekssi
lokasi dan ukuran aneurisma otak.
e. Pungsi lubal (spinal tap)
Pemeriksaan dilakukan dengan memamsukan jarumnke saraf tulang
belakang untuk mengambil sample cairan otak dan saraf tulang
belakang (serebrospinal)