Anda di halaman 1dari 26

AKHLAQ ORTU

KEPADA ANAK

 Yasir A. Basalamah
Kewajiban Ortu Menyelamatkan Diri Sendiri
dan Keluarga

‫َّاس‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ود‬ ‫ق‬


ُ‫و‬ ‫ا‬
‫ار‬‫ن‬
َ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ي‬ِ
‫ل‬ ‫َأه‬
‫و‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫س‬ ‫ف‬
ُ ‫ن‬
ْ ‫َأ‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ق‬
ُ ‫ا‬
‫و‬ ‫ن‬ ‫آم‬ ‫ين‬ ِ
‫ذ‬ َّ
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬
ُّ‫َأ‬ ‫ا‬ ‫ي‬ 
ُ َ ُ َ ً ْ ْ َْ َ ُ َ َ َ َ
‫صو َن اللَّهَ َما ََأمَرُه ْم‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫اد‬ ‫د‬‫ش‬ِ ‫ظ‬
ٌ ‫ال‬ ِ
‫غ‬ ‫ِئ‬
ٌ َ َ ََْ ُ َ َ ‫َواحْل‬
‫ة‬ ‫ك‬
َ ‫ال‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬‫ل‬ ‫ع‬ ‫ة‬‫ار‬ ‫ج‬ ِ
ُ َْ ٌ َ
‫َويَ ْف َعلُو َن َما يُْؤ َمُرو َن‬

 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu


dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar yang keras yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At
Tahrim: 6)
Anak Sebagai Amanah, Anugerah, Cahaya dan
Ujian dari Allah Swt

Anak merupakan amanah, buah hati, cahaya mata, tumpuan


harapan dan kebanggaan yang diberikan olehi Allah Swt kepada
setiap orangtua, yang mewarnai masa kini dan dapat membawa
kemajuan dimasa mendatang. Anak juga merupakan ujian

ِ ‫َأن اللَّه ِعْن َده َأجر ع‬


َّ ِ ‫مَّن‬
‫يم‬ ‫ظ‬ َ
ٌ ٌْ ُ َ َ ‫و‬ ‫ة‬
ٌ ‫ن‬
َ ‫ت‬
ْ ‫ف‬ ْ ْ َ ْ َ ْ ‫َو ْاعلَ ُموا َأ‬
‫م‬‫ك‬ُ ‫د‬
ُ ‫َأو‬
‫اَل‬ ‫و‬ ‫م‬‫ك‬ُ ‫ل‬
ُ ‫ا‬
‫و‬ ‫َأم‬ ‫ا‬َ 
    

Artinya :”Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu


hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allahlah
pahala yang besar.” (QS.al-Anfal ayat 28).
Anak Sebagai Amanah, Anugerah, Cahaya dan
Ujian dari Allah Swt

Ayat tersebut diatas,menjelaskan salah satu ujian


yang diberikan Allah kepada orang tua adalah anak-
anak mereka.Itulah sebabnya setiap orangtua
hendaklah benar-benar bertanggung jawab terhadap
amanah yang diberikan Allah Swt sekaligus
menjadi batu ujian yang harus dijalankan.Jika anak
yang di didik mengikuti ajaran Islam maka
orangtua akan memperoleh ganjaran pahala yang
besar dari hasil ketaatan mereka.
Anugerah Buat Ortu dari Sebab Anak

ِ ِ ِ‫الصال‬ ِ ِ‫الدرجةَ ل‬
‫َأنى‬ ‫ب‬
ِّ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫ي‬
َّ َ َ ْ َ َ ْ: ‫ل‬
ُ ‫و‬‫ق‬ُ ‫ي‬ ‫ف‬
َ ‫َّة‬
‫ن‬ ‫ْج‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ي‬‫ف‬ ‫ح‬
ِ َّ ‫د‬ ْ َ َ َ َّ ‫ِإ َّن اهللَ َع َّز َو َج َّل لََي ْرفَ ُع‬
‫ب‬ ‫ْع‬
‫ل‬ 
‫ك‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ِ
‫د‬ ‫ل‬‫و‬ ِ
‫ر‬ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫غ‬ ِ
‫ت‬ ‫اس‬ِ‫ب‬ : ‫ل‬ ‫و‬‫ق‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫؟‬ ِ
‫ه‬ ِ
‫ذ‬ ‫ه‬ ِ
َ َ َ َ َ َ ْ ْ ُ ُ
ْ َ َ َ ْ‫ل‬
‫ي‬
 “Sungguh, Allah benar-benar mengangkat derajat seorang
hamba-Nya yang shalih di surga,” maka ia pun bertanya: “Wahai
Rabbku, bagaimana ini bisa terjadi?” Allah menjawab: “Berkat
istighfar anakmu bagi dirimu”. (HR Muslim)
‫ص َدقَ ٍة َجا ِريٍَة َْأو ِعل ٍْم‬ ‫ن‬
َ ْ
ِ ‫ات اِإْل نْسا ُن ا ْن َقطَع ع ْنه عملُه ِإاَّل ِمن ثَاَل ثٍَة ِإاَّل‬
‫م‬ ْ ُ َ َ ُ َ َ َ َ ‫م‬
َ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ ‫ِإ‬ 

‫صالِ ٍح يَ ْدعُو لَ ُه‬ ٍ َ‫ي ْنَت َفع بِ ِه َأو ول‬


‫د‬
َ َ ْ ُ ُ
 Ketika seorang manusia meninggal, maka putuslah amalannya darinya
kecuali dari tiga hal, (yaitu) sedekah (amal) jariyah, atau ilmu yang
dimanfaatkan, dan anak shalih yang mendoakannya.
Pesan Mulia Sang Pendidik Besar
 Abdullah bin Umar ra berkata:
“Didiklah anakmu karena kamu akan ditanya
tentang tanggungjawabmu, apakah sudah kamu
ajari anakmu, apakah sudah kamu didik anakmu dan
kamu akan ditanya kebaikanmu kepadanya dan
ketaatan anakmu kepadamu.”
Keteladanan Rasul Agung
ƒ Rasulullah SAW sangat penyayang terhadap anak-
anak.
ƒ Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa suatu ketika
Rasulullah SAW mencium Hasan bin Ali dan
didekatnya Al-Aqra’ bin Hayis At-Tamimi sedang
duduk. Ia kemudian berkata, “Aku memiliki sepuluh
orang anak dan tidak pernah aku mencium seorang
pun dari mereka. “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam, segera memandang kepadanya dan
berkata, “Man laa yarham laa yurham, barang siapa
yang tidak mengasihi, maka ia tidak akan di kasihi.”
(HR Bukhari)
Lihat Kelembutan Budi Rasulullah
 Abdullah bin Syaddad juga meriwayatkan dari ayahnya bahwa,
“Ketika dating waktu sholat Isya, Rasulullah SAW datang sambil
membawa Hasan dan Husain, Beliau kemudian maju (sebagai Imam)
dan meletakkan cucunya, Beliau kemudian takbir untuk sholat, ketika
sujud beliau pun memanjang kan sujudnya, Ayahku berkata, ‘saya
kemudian mengangkat kepalaku dan melihat anak kecil itu berada
diatas punggung Rasulullah SAW, yang sedang bersujud, saya
kemudian sujud kembali. Setelah selesai shalat, orang-orang pun
berkata, wahai Rasulullah SAW, saat sedang sujud diantara dua
sujudmu tadi, engkau melakukannya sangat lama, sehingga kami
mengira telah terjadi peristiwa yang besar, atau telah turun wahyu
kepadamu. ‘Beliau kemudian berkata, ‘Semua yang engkau katakan
itu tidak terjadi, tapi cucuku sedang bersenang-senang denganku, dan
aku tidak suka menghentikan nya sampai dia menyelesaikan
keinginannya.” (HR. An-Nasai).
Rasulullah Tidak Membedakan dengan
Anak Yang Lain
Usamah bin Zaid ketika masih kecil punya
kenangan manis dalam pangkuan Rosulullah
SAW.
“Beliau pernah mengambil dan mendudukanku
diatas pahanya, dan meletakkan Hasan di atas
pahanya yang lain, kemudian memeluk kami
berdua, dan berkata: Ya Allah, kasihanilah
keduanya, karena sesungguhnya aku mengasihi
keduanya.” (HR. Bukhari).
Adab Ortu:

Kisah Umar Ra. dengan anak dan ortu yang saling


menyalahkan dalam soal mendidik
Kewajiban Ortu:
1. Mencarikan Ibu yang baik,
2. memberi nama yang bagus dan
3. mengajarkan AlQuran
Kriteria
Memilih Pasangan Hidup

‫َألربَ ٍع لِ َماهِلَا َوحِلَ َسبِ َها‬


ْ َْ ُ ‫ة‬
ُ ‫َأ‬
‫ر‬ ‫م‬‫ل‬
َْ‫ا‬ ‫ح‬ ‫ك‬
َ ‫ن‬
ْ ‫ت‬
ُ ‫ال‬َ ‫ق‬
َ ِّ ‫يِب‬َّ
‫ن‬ ‫ال‬ ِ
‫ن‬ ‫ع‬
َ ‫ة‬
َ‫ر‬َ ‫ي‬‫ر‬ ‫ه‬
ُ ‫يِب‬
ْ َ ‫َع ْن َأ‬
‫ت يَ َد َاك‬ ‫ب‬
‫ر‬ِ ‫ت‬ ِ
‫ن‬ ‫ِّي‬
‫لد‬ ‫ا‬ ‫ات‬ِ ‫ذ‬ ِ
‫ب‬ ‫ر‬ ِ ِ ِ ‫هِل‬ ‫جِل‬
ْ ََ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ‫َو‬
‫ف‬‫ظ‬
ْ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫ه‬‫ين‬ ‫د‬ ‫ل‬‫و‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫م‬
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW
bersabda,`Wanita itu dinikahi karena empat hal :
karena agamanya, nasabnya, hartanya dan
kecantikannya. Maka perhatikanlah agamanya
kamu akan selamat (HR. Bukhari, Muslim)
Konsekuensi pemberian nama
 Rasulullah SAW sangat menekankan agar kita memberi
nama baik kepada anak-anak kita.
 Abu Darda’ meriwayatkan bahwa Rasulullah ,
bersabda,
‫َﺣ ِﺴﻨُﻮﺍ ﺃَﻤْﺳَ َﺎﺀ ُﻛ ْﻢ‬
‫ﺄ‬ ‫ﻓ‬
َ ‫ﻢ‬ ‫ﻜ‬
ُ ِ‫ﺇِﻧَّ ُﻜﻢ ﺗُ ْﺪﻋﻮﻥَ ﻳﻮﻡَ ﺍﻟْ ِﻘﻴﺎﻣ ِﺔ ﺑِﺄَﻤْﺳ ﺎﺋِ ُﻜﻢ ﻭَﺃَﻤْﺳ ﺎﺀِ ﺁﺑﺎﺋ‬ 
ْ ْ َ َ ْ َ َ َ َْ َْ ْ

Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat“
dengan nama-nama kalian dan nama ayah kalian, maka
.perbaikilah nama kalian,”(HR. Abu Dawud)
Petunjuk Memberi Nama

Hendaklah nama yang dipilih itu memberi pengertian dan


maksud yang baik. Dilarang menamakan anak dengan
maksud dan pengertian yang buruk yg bisa mengurangi
kehormatan atau menjadi ejekan dan memalukan anak
tsb.
Jangan menamakan anak dengan nama  yang mencemarkan
atau nama yang susah untuk dimengerti maknanya.
Jangan menamakan anak dengan nama-nama yang khusus
kepada nama Allah, mis; Ahad, Ar-Rahman, Al-Khalid
Petunjuk Memberi Nama

Jangan menggunakan nama yang dikaitkan dengan


abdul (hamba) kepada selain Allah, mis; abdul Uzza
(hamba kepada berhala Uzza), abdul Nabi (hamba
kepada Nabi) dsb. Ulama sepakat bahwa itu adalah
haram hukumnya.
Hindari dari menamakan anak dengan nama-nama
orang kafir atau nama-nama yang menyerupainya.
Nama bisa Diganti
 Rasulullah kerap mengganti nama/julukan yang
bermakna jelek. Misalnya, Harb (perang) menjadi Husain,
Huznan (yang sedih) menjadi sahlan (mudah), Bani
maghwiya  (yang tergelincir) menjadi Bani Rusyd (yang
diberi petunjuk), Rasulullah memanggil Aisyah dengan
‘A-isy untuk memberi kesan lembut dan sayang.
 Nama adalah bagian dari do’a agar akhlak nya akan
seperti namanya. Maka jangan menamai anak
sembarangan atau memanggil asal.
 Nama adalah bagian dari do’a, maka panggillah nama
sesuai dengan nama yang diberikan.
Maukah Kita Menjadi yang
Terbaik?
‫َخْي ُرُك ْم َم ْن َت َعلَّ َم الْ ُقْرآ َن َو َعلَّ َم ُه‬

Sebaik-baik kalian adalah orang yang


belajar Al-Quran dan mengajarkannya.
(HR. Bukhari)
Yang dituntut al-Qur’an atas kita adalah:

1. Beriman kepadanya.
2. Membacanya dengan tajwid
3. Menelaahnya, yakni memerhati dan mengkaji
kandungannya (tadabbur).
4. Mempraktikkannya dalam segala liku kehidupan.
5. Menyampaikannya untuk tujuan dakwah atau
menegakkan hujjah.
6. Membelanya dari tuduhan orientalis, Yahudi, Musyrikin,
MUnafiqin dan penyelewengan segelintir umat Islam.
Mengajarkan kejujuran

 Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa Nabi Saw bersabda,


“Peganglah kejujuran karena sesungguhnya
kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan
kebaikan menunjukan kepada surga. Seseorang
yang selalu jujur dan memelihara kejujuran akan
tercatat di sisi Allah termasuk orang yang jujur. Dan
hindarilah dusta karena kedustaan menunjukkan
kepada kejahatan dan kejahatan menunjukkan
kepada neraka. Seseorang selalu berdusta dan
terbiasa berbuat dusta hingga tertulis di sisi Allah
sebagai pendusta.” (HR. Bukhari Muslim)
Mengajarkan Berbuat baik kepada lingkungan
mereka.
 Rasulullah saw bersumpah tiga kali dan
menyatakan bahwa seseorang tidaklah
beriman manakala tetangganya tidak merasa
aman darinya.
 Sabdanya, ”Demi Allah, ia tidaklah beriman,
demi Allah, ia tidaklah beriman, demi Allah, ia
tidaklah beriman. Para sahabat bertanya,
“Siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
Yaitu seseorang, yang tetangganya tidak
aman dari gangguannya”. (HR Bukhari)
Mengajarkan Amanah

 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫ات ِإىَل ٰ َْأهلِ َها‬


ِ َ‫ِإ َّن اللَّه يْأمرُكم َأ ْن تُ ُّدوا اَأْلمان‬
َ ‫َ َ ُ ُ ْ َؤ‬ 

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu


menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya.." (Qs. Annisa:58)
Mengajarkan Untuk Mengucapkan salam.

Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah


shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

“Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman


dan kalian tidak beriman hingga kalian saling
mencintai. Dan maukah kalian aku tunjukkan
kepada sesuatu jika kalian mengerjakannya maka
kalian akan saling mencintai? Tebarkan salam
diantara kalian.” (HR. Muslim)

Mengajarkan Tidak berboros kata.

Rasulullah saw bersabda, ”Siapa yang beriman


kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia
berkata baik atau diam.” (HR Bukhari)
Doa, doa dan doa
 Orangtua selalu mendo’akan anak-anaknya
agar mereka tumbuh dengan naungan kasih
sayangNya pula, doa orangtua atas anaknya
termasuk doa mustajab.
 Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Saw
bersabda, “Ada tiga doa yang mustajab dan
tidak diragukan, doa orang yang teraniaya, doa
orang yang sedang bepergian dan doa orangtua
atas anaknya.” (HR. Abu Daud, dihasankan
syaikh Al Albani)
Tidak menghina, memaki dan merendahkan martabat anak

Bagaimana Orang Tua dikatakan menghina


anak-anak? 
Yaitu ketika seorang ayah menilai kekurangan anak
nya dan memaparkan setiap kebodohannya. Lebih
buruk lagi jika itu dilakukan di hadapan teman-
teman si anak, Termasuk dalam kategori ini adalah
memberi nama kepada si anak dengan nama
yang buruk.
Hanya memberi makanan yang halal dan baik

ِ‫ض ح ٰلاًل طَيِّبا َّواَل َتتَّبِعوا خطُٰوت‬


ِ ‫ىِف‬ َّ ‫مِم‬
ُ ُْ ً َ ‫َّاس ُكلُ ْوا ا ااْل َْر‬ ُ ِ ‫ٰياَيُّ َها الن‬
ِ
‫ب‬ ‫م‬
ُّ ‫و‬
ٌّ
ٌ ‫ْ َ ُ نْي‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ل‬
َ ‫ه‬َّ
‫ن‬ ‫ا‬ ‫ن‬
ِ ۗ ٰ
‫ط‬ ‫الشَّْي‬
“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi
baik dari yang terdapat di bumi, dan jangan kamu
mengikuti langkah-langkah syetan; karena
sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata
bagimu” (QS Al Baqarah:168).
Mengajarkan Akhlaq Islami

 Seluruh sendi kehidupan Muslim harus diajarkan dan


dicontohkan kepada anak oleh orangtua
 Orangtua wajib mengingatkan dan menjauhkan
anaknya dari semua perbuatan dosa.(Abu Dawud)
 Orangtua hendaknya adil dalam pemberian pada
anak2nya. Sesuai kepentingan masing2 anak.
(Baihaqi,Thabrani)

Anda mungkin juga menyukai