(NEFROLITIASIS)
RUMAH DISAKIT
RUANG PERAWATAN
UMUM B DI KAMAR
KALIWATES JEMBERKELUD 1 DI
oleh
Ayu Wulandari
NIM 152310101176
UNIVERSITAS JEMBER
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Hari : Selasa
Tanggal : 09 Januari 2017
TIM PEMBIMBING
_____________________
__________________________
_____ __________
_____________________
_______________
____
NIP.......................................
NIP..............................................
....... NIP.......................................
NIP............................................
.....
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
TINJAUAN PUSTAKA
I. Pengkajian
II. Diagnosa keperawatan
III. Intervensi keperawatan
DISCHARGE PLANNING
DAFTAR PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk
homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangan
cairan dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-
masing di sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di
belakang peritoneum). Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan
sepasang ureter,sebuah vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang
membawa urine kelingkungan
kelingkungan luar tubuh. Ginjal pada orang dewasa
dewasa berukuran
panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan
manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang
lebih beratnya antara 120-150 gram. Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:
1. Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus
renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus
proksimal dan tubulus kontortus
kontortus distalis
2. Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus
rektus,lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent)
4. Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks
5. Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf
atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal
10. Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria
1. Filtrasi Glomerular
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler
tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein
tekanan osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh
tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.
2. Reabsorpsi
Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit dan
air. Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi
zat-zat yang sudah difiltrasi.
3. Sekresi
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui
tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah
dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh
termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen.
Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi
hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa
natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam
cairan tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi,
hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya.
Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular
Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita
memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh,
kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau
mengapa pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat
dikoreksi secara theurapeutik.
B. Definisi
Nefrolitiasis merujuk pada penyakit batu ginjal. Batu atau kalkuni dibentuk di
dalam saluran kemih mulai dari ginjal ke kandung kemih oleh kristalisasi dari substansi
ekskresi di dalam urin.( Nursalam.2006)
Batu ginjal adalah terbentuknya batu dalam ginjal (pelvis atau kaliks) dan
mengalir bersama urine (Susan Martin, 2007).
Mary Baradero (2009) mendefinisikan nefrolitiasis adalah batu ginjal yang
ditemukan didalam ginjal, yang merupakan pengkristalan mineral yang mengelilingi zat
organik, misalnya nanah, darah, atau sel yang sudah mati. Biasanya batu kalkuli terdiri
atas garam kalsium (oksalat dan fosfat) atau magnesium fosfat dan asam urat.
Nefrolitiasis merujuk pada batu ginjal. Batu atau kalkuli dibentuk di dalam
saluran saluran kemih mulai dari ginjal ke kandung kemih oleh kristalisasi dari
substansi ekskresi di dalam urine (Nursalam, 2011).
C. Epidemiologi
Nefrolitiasis atau batu ginjal merupakan salah satu penyakit yang meningkatkan
morbiditas dan kematian terbanyak dibagian urologi diseluruh dunia. Penyakit
nefrolitiasis ini sering terjadi atau diderita oleh laki- laki, perbandingan antara laki-laki
dan perempuan adalah 2:1. Penyakit ini lebih sering menyerang pada usia 20-49 tahun
dan puncaknya adalah pada usia 35-45 tahun. Data dari National Health and Nutrition
Examination Survey II dan III, prevalensi batu ginjal antara usia 20-74 tahun warga AS
lebih besar pada 1988-1994 dibandingkan 1976-1980 (5,2% vs 3,8%) dan itu lebih
besar pada laki-laki daripada perempuan.
Angka kejadian batu ginjal di Indonesia tahun 2002 berdasarkan data yang
dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia adalah sebesar 37.636 kasus baru,
dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Sedangkan jumlah pasien yang
dirawat adalah sebesar 19.018 orang, dengan jumlah kematian adalah sebesar 378
orang (Anonim, 2005).
D. Etiologi
50 tahun, dan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada perempuan)
2. Faktor dari luar (ekstrinsik), seperti geografi, cuaca dan suhu, asupan air (bila
jumlah air dan kadar mineral kalsium pada air yang diminum kurang), diet
banyak purin, oksalat (teh, kopi, minuman soda, dan sayuran berwarna hijau
terutama bayam), kalsium (daging, susu, kaldu, ikan asin, dan jeroan), dan
pekerjaan (kurang bergerak).
Berapa penyebab lain adalah (Arif Muttaqin, 2011) :
1. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan
menjadi inti pembentukan batu saluran kencing
2. Stasis obstruksi urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu
saluran kencing
3. Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat
sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum
meningkatkan insiden batu saluran kemih
4. Idiopatik
E. Klasifikasi
Klasifikasi batu saluran kemih menurut Joyce M Black dalam buku Medical
Surgical Nursing, 2001 hal 822-824 dan Basuki B Purnomo, 2000 hal 64-66
adalah:
1. Batu Kalsium
Batu kalsium merupakan jenis batu terbanyak, batu kalsium biasanya terdiri
dari fosfat atau kalsium oksalat. Dari bentuk partikel yang terkecil disebut pasir
atau kerikil sampai ke ukuran yang sangat besar “staghorn” yang berada di
pelvis dan dapat masuk ke kaliks
kaliks.,Faktor
.,Faktor penyebab terjadinya batu kalsium
adalah:
(4) Abnormalitas struktur biasanya pada daerah
pelvikalises ginjal
c) Hiperurikosuri
Hiperurikosuri:: kadar asam urat melebihi 850 mg/ 24jam. Asam urat yang
berlebih dalam urin bertindak sebagai inti batu untuk terbentuknya batu
kalsium oksalat.
4. Batu sistin
Cystunuria mengakibatkan kerusakan metabolic secara congetinal yang
mewarisi pengahambat atosomonal . Batu sistin merupakan jenis yang timbul
biasanya pada anak kecil dan orang tua, jarang ditemukan pada usia
5. Batu xanthine
Batu xanthine terjadi karena kondisi hederiter hal ini terjadi karena
defisiensi oksidasi xathine.
F. Patofisiologi
menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa. Pasien sering merasa ingin berkemih,
namun hanya sedikit yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasif
batu. Umumnya batu diameter <0,5-1 cm keluar spontan. Bila nyeri mendadak menjadi
akut, disertai nyeri tekan di seluruh area kostovertebral dan muncul mual dan muntah,
maka pasien sedang mengalami kolik renal. Diare dan ketidaknyamanan abdominal dapat
terjadi. Selain itu ada beberapa teori yang ,membahas tentang proses pembentukan batu
yaitu :
1. Teori supersaturasi
Tingkat kejenuhan kompone-komponen pembentuk batu ginjal mendukung
terjadinyakristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya agresi
kristalkemudian timbul menjadi batu.
2. Teori matriks
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5
heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-
kristalsehingga menjadi batu
3. Teori kurang inhibitor
Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui daya
kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapat. Phospat
mukopolisakarida dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal. Bila
terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan..
4. Teori epistaxi
Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secra- bersama-sama, salauh satubatu
merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya, contohnya
ekskresi asam urayt yanga berlebihan dalam urin akan mendukungpembentukan batu
kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.
5. Teori kombinasi
Batu terbentuk karena kombinasi dari berbagai macam teori di atas.
Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan iritasi dan berhubungan
dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria, jika terjadi obstruksi pada leher kandung
kemih menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius
yang dapat mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda seperti mual
muntah, gelisah, nyeri dan perut kembung (Smeltzer, 2002:1461). Jika sudah terjadi
komplikasi seperti seperti hidronefrosis maka gejalanya tergantung pada penyebab
penyumbatan, lokasi, dan lamanya penyumbatan. Jika penyumbatan timbul dengan cepat
(Hidronefrosis akut) biasanya akan menyebabkan koliks ginjal (nyeri yang luar biasa di
daerah antara rusuk dan tulang punggung) pada sisi ginjal yang terkena. Jika
penyumbatan berkembang secara perlahan (Hidronefrosis kronis), biasanya tidak
menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang
punggung.
Selain tanda diatas, tanda hidronefrosis yang lain adalah:
1. Hematuri.
2. Sering ditemukan infeksi disaluran kemih.
3. Demam.
4. Rasa nyeri di daerah kandung kemih dan ginjal.
5. Mual.
6. Muntah.
7. Nyeri abdomen.
8. Disuria.
9. Menggigil.
2. Darah
a) Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.
b)
c) Lekosit terjadi karena infeksi.
d) Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.
e) Kalsium, fosfat dan asam urat.
3. Radiologis
a) Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi
bendungan atau tidak.
b) Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada
keadaan ini dapat dilakukan retrogad pielografi atau dilanjutkan dengan
antegrad pielografi tidak memberikan informasi yang memadai.
4. USG (Ultra
(Ultra Sono Grafi)
Grafi)
Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan ginjal.
I. Penatalaksanaan
7. Batu asam urat : Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas,
karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air
kemih
8. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol
9. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk
menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat
10. Dianjurkan untuk banyak minum air putih
Penatalaksanaan medis
a. Menghilangkan obstruksi
b. Mengobati infeksi
c. Menghilangkan rasa nyeri.
d. Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya
rekurensi
e. Terapik medik dan simtomatik
Terapik medik => mengeluarkan batu ginjal atau melarutkan batu
Pengobatan Simtomatik = > mengusahakan agar nyeri khususnya kolik ginjal
yang terjadi menghilang dengan pemberian simpatolitik selain itu dapat
diberikan minum berlebihan disertai diuretikum bendofluezida 5 - 10
1 0 mg/hr.
f. Terapi mekanik
E S W L = > Extracorporeal
Ex tracorporeal Shock Wave Lithotripsy
Terapi pembedahan
Jika tidak tersedia alat litotriptor
g. Jenis pembedahan untuk batu ginjal
1. Uteroskopi
Jenis atau metode operasi ini adalah dengan menggunakan ureteroskop
di mana dengan alat inilah dokter akan mengangkat batu ginjal dan
memasukkannya ke dalam ureter lewat kandung kemih dan uretra. Keluarnya
urine biasanya akan melewati uretra sebagai jalur terakhir yang datang dari
kandung kemih kemudian menuju ke luar tubuh.
PATHWAY
Faktor Intrinsik : Faktor Idiopatik : Faktor Ekstrinsik :
- Herediter - Gangguan metabolik - Geografis
- Umur - Infeksi saluran kemih - Iklim dan temperatur
- Jenis Kelamin - Dehidrasi - Asupan air
- Obstruksi dan …..
….. - Diet
- Pekerjaan
Penumpukan kristal
Pengendapan
Ketidakpatuhan regimen
Batu merusak terapeutik
Spasme batu saat turun Kencing tidak tuntas
dinding setempat
dari ureter
Kurang pengetahuan
Hematuria Gangguan eliminasi
urin
Nyeri
Hb turun
Anemia
Insufisiensii O2
Insufisiens
Intoleransi aktivitas
Klien batu ginjal biasanya tidur dan istirahat kurang atau terganggu karena
adanya penyakitnya.
6. Pola persepsi dan konsep diri
Bagaimana persepsi klien terdapat tindakan operasi yang akan dilakukan dan
bagaimana dilakukan operasi.
7. Pola sensori dan kognitif
Bagaimana pengetahuan klien tarhadap penyakit yang dideritanya selama di
rumah sakit.
8. Pola reproduksi sexual
Apakah klien dengan nefrolitiasis dalam hal tersebut masih dapat melakukan
dan selama sakit tidak ada gangguan yang berhubungan dengan produksi
sexual.
9. Pola hubungan peran
Biasanya klien nefrolitiasis dalam hubungan orang sekitar tetap baik tidak ada
gangguan.
10. Pola penaggulangan stress
Klien dengan nefrolitiasis tetap berusaha dab selalu melakukan hal yang
positif jika stress muncul
11. Pola nilai dan kepercayaan
Klien tetap berusaha dan berdoa supaya penyakit yang di derita ada obat dan
dapat sembuh.
b. Muka/Wajah
Muka simetris kiri dan kanan,Bentuk wajah lonjong,Ekspresi wajah murung.
c. Mata
Tidak ada edema dan tanda-tanda radang. Sklera tidak ikterik, reflek
refl ek pupil
normal, konjungtiva anemis.
d. Hidung
Bentuk hidung simetris kiri dan kanan,Tidak ada sekret pada hidung, Tidak
ada sumbatan pada hidung.
e. Telinga
Telinga terlihat bersih tidak ada serumen
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada luka maupun bekas operasi
dan tidak teraba hipertiroidisme
g. Thorax :
I : dada simetris dan juga tidak terlihat ictus cordis
P : teraba ictus cordis pada kosta ke 5
P : tidak ada pembesaran jantung
A : terdengar suara hjantunga lup
lup duk,
duk, reguler
h. Paru :
I : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, Pengembangan dada simetri, Frek
wensi pernafasan 28 x/menit
P : Vocal fremitus kanan dan kiri lebih terasa kiri,
ki ri, ekspansi dada sama
P : suara paru sonor
A : suara nafas vesikuler
vesikuler
i. Abdomen
I : abdomen terlihat membesar pada vesika urinaria
A : bising usus mengalami penurunan 10x/menit
P : terdengar suara abdomen redup
P : distensi abdomen, nyeri pada abdomen sebelah kanan dan kortovertebral
sebelah kanan.
j. Kulit
Kulit teraba hangat dan tampak kemerahan, kulit kering dan tidak elastis
1) Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini
berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga
batu dari jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis
batu asam urat murni.
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk
menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan
tertentu terkadang batu terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat
luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering perlu ditambah
foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan
bantuan kontras akan menyebabkan defek pengisian (filling defect) di
tempat batu berada. Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang
mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul.
Dalam hal ini perlu dilakukan pielografi retrograd.
2) Ultrasonografi (USG)
Dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu
pada keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang
menurun dan pada wanita yang sedang hamil . Pemeriksaan USG dapat
untuk melihat semua jenis batu, selain itu dapat ditentukan ruang/ lumen
saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk menentukan batu
selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu
3) Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih
yang dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan fungsi
ginjal, dan menentukan penyebab batu.
Kriteria Hasil
1. Mamp mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan teknik non farmakologi untu mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
3. Mampu menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
4. Tanda tanda vital normal
NIC
Manajemen nyeri
1) Eksplorasi dengan pasien,faktor yang meningkatkan /memperburuk nyeri
2) Lakukan penilaian yangkomprehensif untukmemasukkan lokasi rasa
sakit,karakteristik, onset / durasi,frekuensi, kualitas, intensitasatau beratnya
Pemberian analgesik
1) Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas, dan keparahan
keparahan sebelum
mengobati pasien
2) Periksa perintah medis untuk obat, dosis dan frekuensi yang ditentukan
analgesic
3) Periksa riwayat adanya alergi obat
4) Pantau tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik narkotika dengan
kepalan-waktu dosis atau catat jika tanda yang tidak biasa terjadi
5) Lihat ekspektasi positif mengenai efektivitas analgesik untuk mengoptimalkan
respon pasien
2). Dx : Gangguan eliminasi urine yang berhubungan dengan stimulasi kandung
kemih oleh batu, iritasi ginjal, atau ureter, obstruksi mekanik atau inflamasi
NOC
Eliminasi urin
Kriteria Hasil
1. Pola eliminasi klien baik
2. Asupan cairan klien cukup
3. Klien dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya
4. Tidak terlihat terlihat darah dalam urin klien
5. Klien tidak mengaluhkan sakit saat buang air kecil
warna
2) Pantau tanda-tanda dan gejala retensi urin
3) perhatikan waktu eliminasi urine yang lalu
4) Ajarkan pasien untuk minum 8 oz cairan dengan makanan, di antara
waktu makan, dan pada sore hari
Tidur tambahan
1) Tentukan tidur pasien / pola aktivitas
2) perkirakan yang tidur rutin pasien / siklus bangun dalam perencanaan
perawatan
3) Tentukan efek dari obat pasien pada pola tidur
4) Pantau / rekam pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
5) Bantu Klien untuk menghilangkan situasi stres sebelum tidur
6) Diskusi dengan pasien dan keluarga -meningkatkan teknik
Kriteria Hasil
1. Klien dapat menyesuaikan strategi pengendalian risiko
2. Klien dapat memantau faktor risiko pribadi
3. Klien dapat memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi risiko
4. Klien mampu memelihara kebersihan lingkungan dan daerah post operasi
5. Klien mampu mengenali tanda dan gejala terjadinya infeksi
NIC
Perlindungan infeksi
1) Monitor tanda-tanda sistemik dan lokal dan gejala infeksi
2) Pertahankan teknik isolasi,
3) Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana menghindari infeksi
4) Sediakan kamar pribadi, sesuai kebutuhan
5) Pantau tanda-tanda Vital
Pengawasan
1) Tentukan risiko kesehatan pasien
2) Minta pasien mengenai tanda-tanda, gejala, atau masalah
3) Pantau tanda vital
4) Mulai pengawasan kulit rutin pada pasien berisiko tinggi
5) Pantau keadaan yang berpeluang untuk infeksi
DISCHARGE PLANNING
Penyuluhan pada pasien dan keluarganya
keluarganya :
Perlunya untuk memenuhi diit, terutama kalsium dan protein
Menghindari makanan yang
yang mengandung kalsium tinggi dan asam urat.
Menganjurkan klien untuk berolah raga
Menganjurkan pasien untuk minum air putih 2 – 3 lt/sehari, diluar waktu
makan.
Menjelaskan hygiene perseorangan yang
yang benar, contohnya perawatan dan
dan
DAFTAR PUSTAKA