Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Mutu pelayanan kesehatan umumnya dikaitkan dengan pelayanan
kesehatan kepada perorangan yang diberikan oleh suatu institusi atau fasilitas
kesehatan seperti rumah sakit. Mutu pelayanan kesehatan merupakan tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kode etik
dan standar pelayanan yang ditetapkan, sehingga menimbulkan kepuasan bagi
setiap pasien. Ketersediaan infrastruktur seperti bangunan, tata letak, prasarana,
sumber daya manusia maupun pembinaan dan pengawasan terhadap infrastruktur
yang baik dapat dijadikan salah satu indikator dalam peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit dimana setidaknya memenuhi harapan atau bahkan dapat melebihi
harapan konsumen atau pasien.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah suatu pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan sekaligus diinginkan baik oleh pasien ataupun masyarakat serta
terjangkau oleh daya beli masyarakat. Mutu pelayanan dapat diukur melalui input
(struktur), proses dan output.
Patient safety merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asesmen resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien dimana hal tersebut
termasuk dalam infrastruktur rumah sakit berupa pembinaan dan pengawasan.
Terdapat enam tujuan penanganan patient safety, dimana salah satunya adalah
dengan meningkatkan komunikasi secara efektif, komunikasi tersebut dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang merupakan sumber daya manusia pada suatu rumah
sakit dan sumber daya manusia pada suatu rumah sakit termasuk dalam
infrastruktur rumah sakit seperti dikatakan pada Permenkes Republik Indonesia
No. 24 tahun 2016 BAB V tentang sumber daya manusia yang berkompeten
sehingga dapat disimpulkan bahwa infrastruktur yang baik berperan dalam patient
safety.

1
III.2 SARAN
Rumah sakit dapat menjaga kualitas infrastruktur yang dibawahinya
seperti ketersediaan ruangan, tata letak, prasarana, sumber daya manusia serta
pembinaan dan pengawasan namun sumber daya manusia yang berada dalam
lingkup infrastruktur tersebut juga sebaiknya bekerja sama dalam menjaga bahkan
meningkatkan kualitas infrastrukturnya agar tercipta mutu layanan dan patient
safety yang baik.

2
DAFTAR PUSTAKA

1. Mamik. 2010. Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Dan


Kebidanan. Edisi 1. Surabaya: Prins Media Publishing
2. Muninjaya, A.A.G. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.
3. Nooria, W. 2008. Pengaruh Persepsi Kualitas Jasa Pelayanan Terhadap
Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan di RSU Saras Husada Purworejo. Skripsi
(Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
4. Supriyanto, D., 2007. Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya: Airlangga
University Press.
5. Supriyanto, W., 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya:
Health Advocacy
6.

Anda mungkin juga menyukai