Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ANALISA KLINIK TENTANG GLUKOSA DARAH

Dosen Pengampu : Renowati M,Biomed

Nama : WINDA ERMALASARI

NIM : 1913353052

D IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

TA 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari
begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah yang berjudul “Glukosa Darah”. Penulis menyadari dalam makalah ini masih
begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian
hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca
dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin

Padang, 09 Desember 2021

Nur Eva

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ...............................................................................................................1
BAB II Pembahasan .............................................................................................................2
2.1 Defenisi Glukosa Darah .................................................................................... 2
2.2 Pemeriksaan Glukosa Darah .............................................................................2
2.3 Metoda Pemeriksaan .......................................................................................... 4
2.4 Sampel Penelitian .............................................................................................. 5
2.5 Tahap Pemeriksaan Kadar Glukosa ...................................................................7
2.6 Diabetes Mellitus ............................................................................................... 10
BAB III Penutup....................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................13
3.2 Saran.................................................................................................................13
Daftar Pustaka.......................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHUlUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada
tingkat glukosa di dalam darah . Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur
dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama
energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang
sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan
biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan.
Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan
keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila
konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh,
pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian
sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis).
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena
pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam
pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak
glukosa menjadi glikogen.Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi level gula dara
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Glukosa Darah?
2. Apa saja pemeriksaan glukosa darah?
3. Apa saja metode pemeriksaan glukosa darah?
4. Apa saja sampel penelitian dari glukosa darah?
5. Bagaimana tahap pemeriksaan kadar glukosa darah?
6. Apa saja akibat bila glukosa darah tinggi?
1.3 Tujuan
1.Untuk Mengetahui definisi dari glukosa darah
2. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan glukosa darah
3. Untuk mengetahui metode pemeriksaan glukosa darah
4. Untuk mengetahui sampel penelitian dari glukosa darah
5. Untuk mengetahui bagaimana tahap pemeriksaan kadar glukosa darah
6. Untuk mengetahui apa saja akibat bila glukosa darah tinggi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Glukosa Darah


Pengertian Glukosa darah atau kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada
tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur
dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama
energi untuk sel-sel tubuh. Glukosa (kadar gula darah), suatu gula monosakarida, karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan
prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan
deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam
glikoprotein dan proteoglikan ( Murray R. K. et al., 2003). Di dalam darah kita didapati zat
gula. Gula ini gunanya untuk dibakar agar mendapatkan kalori atau energy. Sebagian gula
yang ada dalam darah adalah hasil penyerapan dari usus dan sebagian lagi dari hasil
pemecahan simpanan energi dalam jaringan. Gula yang ada di usus bisa berasal dari gula
yang kita makan atau bisa juga hasil pemecahan zat tepung yang kita makan dari nasi, ubi,
jagung, kentang, roti, dan lain-lain (Djojodibroto, 2001).
Gula dalam darah terutama diperoleh dari fraksi karbohidrat yang terdapat dalam
makanan. Gugus/molekul gula dalam karbohidrat dibagi menjadi gugus gula tunggal
(monosakarida) misalnya glukosa dan fruktosa, dan gugus gula majemuk yang terdiri dari
disakarida (sukrosa, laktosa) dan polisakarida (amilum, selulosa, glikogen). Nilai normal
glukosa dalam darah adalah 3,5-5,5 mmol/L. (James, Baker, & Swain, 2008). Dalam keadaan
normal, kadar gula dalam darah saat berpuasa berkisar antara 80 mg %-120 mg%, sedangkan
satu jam sesudah makan akan mencapai 170 mg%, dan dua jam sesudah makan akan turun
hingga mencapai 140 mg% (Lanywati, 2001).

2.2 Pemeriksaan Glukosa Darah


1. Pemeriksaan Glukosa Plasma Puasa
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur kadar gula darah Anda setelah Anda
menjalani puasa. Puasa yang dimaksud adalah kondisi dimana tidak adanya asupan
kalori minimal 8 jam sebelum dilakukannya pemeriksaan. Glukosa darah puasa
dikatakan normal apabila berada dalam rentang 70-99 mg/dL. Sedangkan, dikatakan
diabetes apabila hasilnya ≥126 mg/dL.

2
2. Pemeriksaan Glukosa Plasma Setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur kadar gula darah Anda setelah
Anda menjalani prosedur Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Prosedur pelaksanaan
TTGO:
a. Pasien tetap makan dan melakukan aktivitas biasanya selama 3 hari sebelum
pemeriksaan.
b. Sebelum pemeriksaan, pasien berpuasa paling sedikit 8 jam (dimulai pada
malam hari). Pasien diperbolehkan minum air putih tanpa glukosa.
c. Kemudian, dilakukan pemeriksaan glukosa plasma puasa
d. Setelah itu, pasien akan diberikan glukosa 75 gram yang dilarutkan dengan
250 mL air. Larutan tersebut harus diminum dalam waktu 5 menit.
e. Kemudian, pasien berpuasa selama 2 jam dan sampel darah akan diambil
untuk dilakukan pemeriksaan glukosa plasma.
f. Selama proses pemeriksaan, pasien diharapkan untuk beristirahat dan tidak
merokok.
Glukosa plasma setelah TTGO dikatakan normal apabila berada dalam rentang
70-139 mg/dL. Sedangkan, kondisi DM apabila hasil pemeriksaan ≥ 200 mg/dL.

3. Pemeriksaan Glukosa Plasma Sewaktu


Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur gula darah Anda pada saat Anda diuji.
Anda dapat menjalani pemeriksaan ini kapan saja dan tidak perlu berpuasa terlebih
dahulu. Jika hasil menunjukkan tingkat gula darah ≥ 200 mg/dL, Anda memiliki
resiko tinggi untuk menderita diabetes.
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria DM atau normal akan
dimasukkan ke dalam kelompok prediabetes. Kelompok prediabetes ini terdiri dari
pasien dengan toleransi glukosa terganggu (TGT) dan pasien dengan glukosa darah
puasa terganggu (GDPT).

4. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT)


Dikatakan memiliki kondisi TGT ketika hasil pemeriksaan glukosa plasma 2
jam setelah TTGO menunjukkan hasil prediabetes yaitu dalam rentang 140-199
mg/dL. Namun, pemeriksaan glukosa plasma puasa masih dalam batas normal (<100
mg/dL).

3
5. Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT)

Dikatakan memiliki kondisi GDPT ketika hasil pemeriksaan glukosa plasma


puasa dalam rentang yang menunjukkan pre diabetes (100-125 mg/dL). Namun,
hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah TTGO menunjukkan hasil normal
(<140 mg/dL). Ketika Anda terdiagnosis dengan TGT atau GDPT, Anda harus
melakukan beberapa modifikasi pada gaya hidup dan keseharian Anda. Beberapa hal
yang dapat dilakukan adalah menjaga berat badan normal, makan makanan yang
sehat dan bergizi, serta berolahraga dengan teratur. Hal ini penting dilakukan agar
kadar gula darah dapat kembali normal dan mencegah kondisi Anda menjadi
diabetes.

6. Pemeriksaan Tambahan
Selain pemeriksaan gula darah diatas, terdapat pemeriksaan lain untuk
mendiagnosis kondisi diabetes dan prediabetes. Pemeriksaan tersebut adalah
pemeriksaan hemoglobin A1c (HbA1c). Pemeriksaan HbA1c termasuk ke dalam
pemeriksaan darah sederhana. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengukur rata-rata
kadar gula darah Anda selama 3 bulan terakhir. Selain itu, pemeriksaan HbA1c juga
dapat digunakan untuk melihat respon tubuh terhadap terapi yang diberikan. Hasil
pemeriksaan HbA1c menunjukkan kondisi prediabetes ketika HbA1c 5,7 – 6,4% dan
kondisi diabetes ketika HbA1c.≥ 6,5%. Setelah dilakukan pemeriksaan gula darah
dan hemoglobin A1C (HbA1c), diagnosis diabetes melitus dapat ditegakkan. Ketika
Anda di diagnosis diabetes melitus, dokter akan menyarankan beberapa pilihan
pengobatan yang dapat Anda jalani. Selain menggunakan obat-obatan, Anda juga
dapat membantu mengontrol kadar gula darah dengan menjalani gaya hidup sehat.

2.3 Metode Pemeriksaan


Untuk mengukur kadar glukosa dipakai terutama dua macam tekni. Cara-cara
kimia memanfaatkan sifat mereduksi molekul glukosa yang tidak spesifik. Pada
cara-cara enzimatik, glukosa oksidase bereaksi dengan substrat spesifiknya, yakni
glukosa dengan membebaskan hydrogen peroksida yang banyaknya diukur secara
tak langsung. Nilai-nilai yang ditemukan dalamm cara reduksi adalah 5-15 mg/dl
lebih tinggi dari yang didapat dengan cara-cara enzimatik, karena disamping
glukosa terdapat zat-zat mereduksi lain dalam darah. Sistem-sistem indikator

4
yang dipakai pada berbagai metode enzimatik yang otomatik berpenngaruh
kepada hasil penetapan, jadi juga kepada nilai rujukan (Suyono, 2009).
1. Metode folin
Prinsip dari metode ini adalah filtrat darah bebas protein dipanaskan
dengan CuSO4 alkali. Endapan CuSO4 yang dibentuk gula larut dengan
penambahan fosfat molibdat. Larutan yang terbentuk dibandingkan secara
kalorimetri dengan larutan standart gula.
2. Metode samogyi-nelson
Prinsip dari metode ini adalah filtrat mereduksi Cu dalam lartan alkali
panas. Cu direduksi kembali oleh arseno molibdat terbentuk kompleks warna
ungu.
3. Metode ortho-toluidin
Prinsip dari metode ini adalah hydrogen dicampur dengan ortho-toluidin
dalam larutan asam kuat panas menghasilkan warna hijau yang ditentukan
kadarnya secara fotometrik.
4. Metode glukosa peroksidase
Prinsip dari metode ini adalah hydrogen peroksidase bereaksi dengan
oksigen aseptor orthodianiside, phenyl aminephenazone atau chromogenik
oksigen aseptor dalam reaksi peroksidase akan membentuk warna.
5. Metode glukosa – oksidase
Prinsip dari metode ini adalah gula ditemukan setelah reaksi enzimatis
dengan gula oksidase hidrogen peroksidase yang terbentuk bereaksi dengan
peroksida 4 aminohenazone dan phenol menjadi zat warna quinonelmin berwarna
merah violet.
Metode yang digunakan adalah glukosa oksidase karena kondisi ini
mempunyai liniaritas yang tinggi (> 700 mg/dl) serta dipengaruhi oleh adanya
fruktosa dan galaktosa dalam darah (Widyastuti, 2011)

2.4 Sampel Penelitian


Dahulu pengukuran glukosa darah dilakukan terhadap darah lengkap,
tetapi sekarang sebagian besar laboratorium melakukan pengukuran kadar glukosa
dalam serum. Hal ini disebabkan karena eritrosit memiliki kadar protein (yaitu
haemoglobin) yang lebihh tinggi daripada serum, sedangkan serum memiliki
kadar air yang lebih tinggi sehingga bila dibandingkan dengan darah lengkap

5
serum melarutkan lebih banyak glukosa (Ronald A. Sacher, 2004).
Serum atau plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah sebab sel
darah walaupun telah berada diluar tubuh tetap memetabolisme glukosa. Darah
yang berisi sangat banyak lekosit dapat menurunkan kadar glukosa. Pada suhu
lemari pendingin kadar glukosa dalam serum tetap stabil kadarnya sampai 24 jam,
tanpa kontaminasi bakterial kadar glukosa dapat bertahan lebih lama dari 24 jam
(Suyono, 2009).
a. Serum
Darah dibiarkan membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 20-30
menit, kemudian disentrifuge 3000 rpm selama 10-15 menit. Pemisahan serum
dilakukan kurang dari 2 jam setelah pengambilan spesimen, kecuali untuk
pemeriksaan gula darah pemisahan dilakukan kurang dari 30 menit setelah darah
membeku. Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh
menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1792/
MENKES/ SK/ XII/ 2010 tentang pedoman pemeriksaan kimia klinik.
Dalam proses pembekuan darah, fibrinogen diubah menjadi fibrin. Sehingga
serum tidak mengandung fibrinogen lagi tetapi zat-zat lainnya masih ada
didalamnya. Zat-zat terlarut yang ada di dalam serum diantaranya yaitu protein
(albumin, globulin), unsur anorganik (natrium, kalium, kalsium, magnesium, zat-
zat besi, iodin) dan unsur organik (urea, asam urat, kreatinin, glukosa, lemak,
asam amino, enzim, dan hormon). Serum mempunyai susunan yang sama seperti
plasma. Namun pada serum sudah tidak lagi mengandung fibrinogen dan faktor-
faktor pembekuan II, V, VIII, XIII (Suyono, 2009)
Komposisi Serum
a. Air
b. Albumin
c. Globulin
d. Asam Amino
e. Hormon dan Enzim
f. Limbah Nitrogen
g. Nutrisi Gas

6
b. Plasma
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar
yang telah dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal
sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di
atasnya dan membentuk lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas
lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3.

Komposisi Plasma
a. Air
b. Albumin
c. Globulin
d. Asam Amino
e. Hormon dan Enzim
f. Limbah Nitrogen
g. Nutrisi
h. Gas
i. Fibrinogen (Anonim, 2018)

2.5 Tahap Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah


Terdapat dua metode utama yang digunakan untuk mengukur glukosa.
Metode yang pertama adalah metode kimiawi yang memanfaatkan sifat mereduksi
dari glukosa, dengan bahan indikator yang akan berubah warna apabila tereduksi.
Akan tetapi metode ini tidak spesifik karena senyawa-senyawa lain yang ada
dalam darah juga dapat mereduksi (misal : urea, yang dapat meningkat cukup
bermakna pada uremia) (Sacher, 2004). Contoh metode kimiawi yang masih
digunakan untuk pemeriksaan glukosa saat ini adalah metode toluidin, karena
murah, cara kerja sederhana, dan bahan mudah didapat (Departemen Kesehatan
RI, 2005 ).
Metode yang kedua adalah enzimatik yang umumnya menggunakan kerja
enzim glukosa oksidase atau heksokinase,yang bereaksi pada glukosa, tetapi tidak
pada gula lain (misal : fruktosa, galaktosa, dan lain-lain) dan pada bahan
pereduksi.
Contoh metode yang menggunakan kerja enzim adalah GOD – PAP
dan cara strip (Sacher, 2004). Pemeriksaan kadar glukosa sekarang sudah diisyaratkan

7
dengan cara enzimatik, tidak lagi dengan prinsip reduksi untuk menghindari ikut
terukurnya zat-zat lain yang akan memberikan hasil tinggi palsu. Cara enzimatik dapat
dilakukan dengan cara otomatis seperti dengan GOD- PAP dan cara Strip
(Suryaatmadja, 2003).
Dalam pemeriksaan kadar glukosa darah dengan metode GOD-PAP
terdapat tiga tahapan dalam sebuah pemeriksaan, tahapan tersebut meliputi :
1. Pra analitik
Pra analitik adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang pengambilan, persiapan,
penyimpanan, dan pengiriman spesimen. Persiapan pasien secara umum yaitu :
a. Pasien dianjurkan berpuasa 8-12 jam
b. Obat yang dikonsumsi pasien
c. Untuk pemeriksaan sampel darah, pasien tidak boleh minum obat 4-24
jam
d. Untuk spesimen urin, pasien tidak boleh minum obat 48-72 jam
e. Untuk pengobatan yang tidak mungkin dihentikan diberi tanda khusus
oleh pekerja laboratorium
f. Menghindari aktivitas fisik seperti olahraga
g. Memperhatikan efek postur, dianjurkan duduk dengan tenang 10
sampai 15 menit kemudian spesimen diambil
h. GDS (Gula Darah Sewaktu)
Pemeriksaan gula darah sewaktu dilakukan tanpa persiapan yang bertujuan
untuk melihat kadar gula darah sesaat tanpa puasa dan tanpa pertimbangan waktu
setelah makan. Persiapan sampel tes glukosa darah yaitu :
a. Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
b. Sampel tes sering atau dikontrol DM : plasma vena, serum/darah kapiler
Sampel tes diagnostik : plasma vena.
c. Sampel plasma stabil kurang dari 1 jam. Bila lebih dari 1 jam akan mengakibatkan
konsentrasi glukosa turun.
d. Sampel serum stabil kurang dari 2 jam
Persiapan untuk alat yang digunakan secara umum harus memenuhi syarat-syarat:
a. Kering
b. Bersih
c. Tidak megandung bahan kimia atau deterjen
d. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada pada speesimen

8
e. Mudah dicuci dar bekas spesimen sebelumnya
f. Pengambilan specimen untuk pemeriksaan biakan harus menggunakan
peralatan yang steril. Pengambilan spesimen yang bersifat invasif harus
menggunakan peralatan yang steril dan seakali pakai buang(Menkes,
2013).
Adapun alat yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
a. Fotometer 5010 (semi automatik)
b. Mikropipet 1000 μL, 10 μL.
c. Blue tip , Yellow tip
d. Tabung mikro
e. Stopwach
f. Rak tabung
g. Spuiit
h. Torniquet
i. Akohol swab

2. Analitik
Analitik adalah segala sesuatu yang menyangkut cara kerja pemeriksaan
glukosa darah meliputi metode tes glukosa. Prsyaratan pada tahap ini meliputi
sebagai berikut :
a. Persiapan reagen
a. Reagen memenuhi syarat
b. Masa kadarluarsa tidak terlampaui
c. Cara pelarutan atau pencampurannya sudah benar
d. Cara pengenceran sudah benar
e. Pelarutannya memenuhi syrat
f. Penyimpanan dan stabilitas reagen
b. Pipetasi reagen dan sampel
1) Semua peralatan labratorium yang digunakan bersih, memenuhi
persyaratan
2) Pipet yang digunakan sudah dikalibrasi
3) Pipetasi dilakukan dengan benar
4) Uruutan prosedur diikuti dengan benar

9
c. Inkubasi
a. Suhu inkubasi sesuai dengan persyaratan
b. Waktu inkubasi tepat
d. Pemeriksaan
Alat/instrumen berfungsi dengan baik terkalirasi)
e. Pembacaan hasil
Perhitungan, pengukuran, identifkasi dan penilaian sudah benar. Apabila
mengguakan faktor perlu penilaian berkala terhadap faktor yang
digunakan (Menkes, 2010)
3. Pasca Analitik
Pasca analitik adalah kegiatan akhir dari proses analisis suatu sampel.
Kegiatan pasca analitik meliputi pembacaan dan pelaporan hasil yang meliputi :
a. Tidak salah transkrip
b. Hasil harus tebaca dengan jelas
c. Nilai rujukan harus disesuaikan dengan metode yang digunakan
d. Pemberian tanda untuk hasil pemeriksaan di luar rentang nilai rujukan
e. Catatan/ komentar keahlian bila perlu (Menkes, 2010)
Hasil pemeriksaan glukosa meliputi :
a. Gula darahh normal : 70-110 mg/dL
b. Gula darah rendah : 40-50 mg/dL (hipoglilkemia)
c. Gula darah tinggi : > 130 mg/dL (hiperglikemia)

2.6 Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus atau yang dikenal dengan kencing manis/penyakit gula merupakan
penyakit dimana kadar gula dalam darah cukup tinggi karena tubuh tidak dapat
melepaskan atau menggunakan insulin sehingga gula didalam darah tidak dapat
dimetabolisme.

Gejala atau tanda DM :

a. Sering kencing
b. Rasa haus berlebihan
c. Rasa lapar berlebihan
d. Pandangan kabur
e. Mudah Lelah
f. Kadar gula darah tinggi
g. luka lambat sembuh
h. Berat badan turun drastis.

10
Faktor dan Resiko DM :

Penyakit diabetes mellitus adalah penyakit degeneratif (penyakit tidak menular) yang
tidak memiliki penyebab, namun memiliki faktor resiko.

a. faktor keturunan (genetik)

anak yang memiliki orang tua dengan riwayat penyakit Diabetes akan 3x lebih beresiko untuk
terkena penyakit Diabetes.

b. Usia Lebih dari 40 tahun

seseorang dengan usia lebih dari 40 tahun akan lebih beresiko terkena penyakit diabetes
mellitus terutama DM tipe 2.

c. Obesitas (kegemukan)

Kegemukan merupakan factor resiko Diabetes yang cukup besar. Mayoritas pasien diabetes
mellitus tipe 2 berawal dari kegemukan.

d. gaya hidup yang kurang sehat

gaya hidup yang buruk merupakan salah satu factor resiko penyakit DM yang perlu
diwaspadai. Kebanyakan orang lebih memilih makanan yang rasanya enak dibandingkan
dengan makanan sehat. Padahal, makanan dengan rasa yang enak belum tentu menyehatkan
tubuh, dan kebanyakan makanan enak tersebut malah memperburuk kondisi tubuh jika
dikonsumsi terus menerus.

e. kurang beraktivitas dan kurang olahraga

Olahraga merupakan salah satu pilar utama pengelolaan DM bersamaan dengan diet, obat,
dan edukasi. Berolahraga dapat membantu memperbaiki metabolisme glukosa dan lemak
karena sel lebih sensitif terhadap insulin, di samping menurunkan dosis obat suntikan insulin.
Olahraga dapat menunda kemunculan DM, membantu pengelolaan DM, dan mengurangi
komplikasi DM

f. Dislipidemia

merupakan kelainan metabolism lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan
komponen lemak di dalam plasma darah seperti tingginya kolesterol. Dyslipidemia dapat
menyebabkan pembentukan plak didalam pembuluh darah sehingga dapat terjadi
penyumbatan pembuluh darah.

Komplikasi DM

1. Kerusakan jantung (pembuluh darah jantung)


2. Kerusakan syaraf (neuropati) terutama didaerah perifer.
3. Katarak dan kebutaan(retinopati)

11
4. Kerusakan ginjal (Nefropati)
5. Disfungsi seksual (Impotensi)
6. Kerusakan pembuluh darah kaki
7. Kematian jaringan.

Pencegahan Diabetes Mellitus :

1. Cek gula secara teratur.

Lakukan pengecekan gula darah secara rutin minimal 1 bulan sekali. Hal ini penting untuk
mendeteksi kondisi diabetes secara teratur sehingga meminimalisir terjadinya komplikasi.

2. Konsumsi Makanan yang sehat dan jaga pola makan yang baik

Jangan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gula, lemak/minyak dan garam
dalam jumlah yang berlebihan.

3. Menjaga Berat badan Ideal


4. Olahraga secara teratur

Berolahraga selama 150 menit/ minggu dengan latihan aerobic sedang atau selama 90 menit /
minggu dengan gerakan aerobic berat. Latihan dapat dibagi menjadi 3-4x seminggu.

Kriteria Diabetes Mellitus

Seseorang dikatakan menderita diabetes mellitus apabila :

1. Menunjukkan gejala DM + kadar gula darah sewaktu > 200gr/dl


2. Menunjukkan gejala DM + kadar gula darah puasa > 126 gr/dl
3. Kadar gula darah 2 jam pada tes toleransi glukosa oral (TTGO) lebih dari 200 gr/dl

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Glukosa darah atau kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat
glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan
ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi
untuk sel-sel tubuh. Glukosa (kadar gula darah), suatu gula monosakarida, karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan
prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan
deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam
glikoprotein dan proteoglikan ( Murray R. K. et al., 2003).

3.2 Saran
Sebaiknya masyarakat mengecek secara rutin tentang kesehatannya agar tidak terjadi
penumpukan penyakit, khusunya diabetes militus karena banyaknya masyarakat
mengkonsumsi gula.

13
TUNJAUAN PUSTAKA

file:///C:/Users/ACER/Downloads/BAB_2.pdf

https://id.scribd.com/doc/131446105/makaLah-pemeriksaan-gLukosa-docx

https://id.scribd.com/document/424589755/Makalah-glukosa

http://rsp.unand.ac.id/artikel/mengenal-diabetes-mellitus

14

Anda mungkin juga menyukai