DI SUSUN OLEH:
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
WINDA ERMALASARI
Telah diseminarkan dihadapan dosen pengampu matakuliah dan ketua Prodi D.IV
Analis Kesehatan/TLM Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia
Dosen I Dosen II
......................................... ………………………………….
……………………………
……………………………
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan instrument III ini dengan baik.
Tujuan laporan instrumen adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi III, Dan
mengetahui berbagai macam alat laboratorium dan cara penggunaan alat laboratorium .
Dalam penyelesaian laporan instrument III penulis banyak mendapat bantuan baik materil
maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr.Rer.Nat. Ikhwan Resemal Sudji, M.Si., , selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Perintis Indonesia
2. Ibu Renowati selaku ketua program studi D.IV Analis Kesehatan/TLM Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Perintis
3. Bapak/Ibu Dosen Matakuliah instrument III
WINDA ERMALASARI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………... iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. iv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………………. v
BAB I PENDUHULUAN……………………………………………………………….. 1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………… 1
1.2. Tujuan ......................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum……..…………………………………………………………………
1.2.2 Tujuan Khusus ………………………………………………………………………
1.4. Manfaat .....................................................................................................
BAB II ISI……………………..………………………………………………………….
2.1. …………………………………………………………………………………….
2.2. …………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan profil lulusan Program Studi D.IV Analis Kesehatan/TLM Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Perintis Indonesia, bahwa mahasiswa D.IV dalam melalukan pemeriksaan
dilaboratorium mampu menggunakan metode dan alat canggih pada pemeriksaan khusus dan
kompleks, untuk memenuhi hal tersebut mahasiswa semester III yang sedang mengambil
matakuliah instrument III di bawa kelaboratorium yang mempunyai peralatan yang canggih
dan komplek sebagai pengembangan dari ilmu yang sudah didapat dikampus.
Instrumentasi adalah alat-alat yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam
suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Instrumentasi sebagai alat pengukur sering
kali merupakan bagian depan/ awal dari bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya) dan
bisa berupa pengukur dari semua jenis besaran fisis, kimia, mekanis, maupun besaran listrik.
Beberapa contoh di antaranya adalah : alat ukur massa, waktu, panjang, luas, sudut, suhu,
kelembaban, tekanan, aliran, pH (keasaman), level, radiasi, suara, cahaya, kecepatan, torque,
sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik), viskositas, densitydan lain
sebagainya. Elektronika dan Instrumentasi merupakan cabang ilmurekayasa yang
menggabungkan antara pengetahuan elektronika dan instrumentasi yang diperlukan dalam
suatu industri.
1. Hematologi Analyzer
2. Autoclave
3. Gambar PCR
4. 5. Gambar mikrotom
8.
BAB III PEMBAHASAN
Efisiensi Waktu
Lebih cepat dalam pemeriksaan hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 menit
dibandingkan dilakukan secara manual dan lebih tanggap dalam melayani pasien.
a. Sampel
Pemeriksaan hematologi rutin secara manual misalnya, smapel yang dibutuhkan
lebih banyak membutuhkan smapel darah (Whole Blood). Manual prosedur yang dilakukan
dalam pemeriksaan leukosit membutuhkan sampel darah 10 mikro, juga belum pmeriksaan
lainnya. Namun pemeriksaan hematologi analyzer ini hanya menggunakan sampel sedikit
saja.
b. Ketepatan Hasil
Hasil yang dikeluarkan oleh alat hematologi analyzer ini biasanya sudah melalui
quality control yang dilakukan oleh intern laboratorium tersebut, baik di institusi Rumah
Sakit atupun Laboratorium Klinik pratama.
Yang perlu diperhatikan pada layar alat hematology analyzer, setelah pengukuran
spesimen darah, meliputi :
1. Pengertian AUTOKLAF
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Autoklaf juga
disebut dengan sterilisasi basah. Peralatan yang diguanakan perlu disterilisasi
agar pada saat kontak dengan produk, tidak menyebabkan kontaminasi. Sebelum
digunakan otoklaf terlebih dahulu divalidasi untuk membuktikan bahwa otoklaf berfungsi
dengan baik dan mampu menghasilkan material yang steril. Tekanan yang digunakan
adalah 15 Psi atau sekitar 2 atm dangan suhu 121 °C (250 F) dalam waktu 15 menit.Jadi
tekanan yang bekerja pada permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi.
Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah
yang akan membunuh mikroorganisme. Autoklaf ditujukan untuk membunuh endospora,
yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan,
kekeringan, dan antibiotik. Jika objek yang disterilisasi tebal atau cukup banyak, transfer
panas pada bagian autoklaf akan melambat sehingga terjadi perpanjangan waktu total.
c. Pengukur tekanan
Pengukur tekanan adalah komponen yang berfungsu untuk mengetahiu
tekanan uap yang berada didalam autoklaf saat proses sterilisasi berlangsung.
d. Kelep pengamanan
Kelep pengaman berfungsi sebagai penahan atau pengunci dari
penutup autoklaf.
e. Tombol on/of
Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin
autoklaf.
f. Termometer
Termometer adalah komponen yang berfungsi untuk mengetahui suhu
yang sudah dicapai pada saat pensterilan.
g. Lempeng sumber panas
Ini adalah komponen yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi
kalor (panas). Pada dasarnya heater terbuat dari kumparan/lilitan kawat
tembaga yang jika dialiri arus listrik akan menghasilkan energi panas.
h. Aquades (H2O)
i. Skrup pengamanan
j. Angsa
Angsa adalah komponen yang berfungsi sebagai batas penambahan air.
Selain keterangan yang di atas, autoklaf juga memiliki komponen lain yaitu
Pompa Vacum, pada autoclave pompa vacum berfungsi untuk menghisap udara
atau uap campuran dari kamar/ruang sterilisasi (chamber), setelah proses sterilisasi
selesai uap panas akan segera hilang. Sehingga saat yuser membuka lied handle terbuka
uap panas yang ada di dalam chamber sudah berkurang sehingga tidak membahayakan
yuser saat mengeluarakan alat/peralatan yang hendak dipakai dari dalam Autoklaf. Selain
pompa vacun, autoklaf juga memiliki Penutup yang berfungsi sebagai penutup autoklaf
pada saat proses sterilisasi. Terdapat juga temperatur yang digunakan untuk mengatur
suhu pada saat akan melakukan proses sterilisasi.
e) Gambar
Alat instrumentasi automatic dibidang biologi molekuler
A. Tujuan
: - mahasiswa dapat mengetahui perinsip dari PCR
- Mahasiswa dapat mengerti teknik PCR
- Mahasiswa dapat mengoperasionalkan alat termosikler sesuai dengan SOP
B. Perinsip :
Penggunaan metode PCR diperlukan 4 komponen utama, yakni DNA,Oligonukleotida
primer,deosiribosanukleotiotida tripospat (Dntp)yang terdiri dari Datp,Dctp,Dgtp, dan
enzim polymerase yang digunakan untuk mengkatalis treaksi sintesis rantai DNA. PCR
melibatkan banyak siklus yang masing-masing terdiri tiga tahap berirutan, yaitu pemisahan
(denaturasi) rantai DNA template, penempelan (annealing) pasangan primer pada DNA
target dan pemanjangan (extension) primer atau reaksi polymerase yang dikatalis oleh DNA
polimerasi
C. PENGERTIAN PCR
Polymerase Chain Reaction atau PCR adalah suatu teknik yang digunakan untuk membuat
banyak salinan dari suatu segmen DNA, proses ini akan menghasilkan sejumlah besar salinan
dari sampel awal yang kecil. Dengan adanya amplifikasi segmen DNA memungkinkan kita
untuk mendeteksi virus atau bakteri patogen, identifikasi individu (sidik jari DNA), dan
beberapa penelitian ilmiah yang melibatkan manipulasi DNA.
Penjelasan tentang 3 tahapan proses diatas akan dibahas pada sub tahapan proses
PCR.
1. Denaturasi
Istilah denaturasi sering juga disebut tahap peleburan atau melting. Tahapan ini
berlangsung pada kisaran suhu 94 hingga 96 °C. Pada tahap ini ikatan hidrogen DNA
akan terputus dan DNA menjadi berberkas tunggal. Umumnya tahapan ini dilakukan
agak lama untuk memastikan semua berkas DNA terpisah. Pemisahan ini menyebabkan
DNA tidak stabil dan siap menjadi templat (“patokan”) bagi primer untuk menempel.
2. Annealing
Tahap annealing atau penempelan berada setelah proses denaturasi. Primer
menempel pada bagian DNA template yang komplementer urutan basanya. Tahap ini
dilakukan pada suhu sekitar 45 hingga 60 °C. Penempelan ini bersifat spesifik. Suhu yang
tidak sesuai menyebabkan gagalnya penempelan primer atau primer menempel di
sembarang tempat. Durasi tahap ini 1–2 menit.
3. Elongasi
Elongasi atau pemanjangan atau dikenal juga dengan istilah extension. Suhu
untuk proses ini tergantung dari jenis DNA polimerase yang digunakan. Dengan Taq-
polimerase, biasanya suhu berada di kisaran 76 °C. Proses ini terjadi setelah tahap
annealing atau penempelan.
DNA
DNA dan RNA merupakan materi genetik yang dimiliki oleh makhluk hidup dan virus.
DNA merupakan singkatan dari Deoxyribo Nucleic Acid(Asam Deoksiribo Nukleat) dan
RNA merupakan singaktan dari Ribo Nucleic Acid(Asam Ribo Nukleat). Sebelum
menggunakan alat PCR, ada baiknya anda mempelajari beberapa hal penting tentang
DNA dan RNA, seperti : struktur DNA, ikatan kimia pada rantai DNA dan lainnya.
Primer
Primer atau Primer DNA merupakan sekuens DNA yang komplemen terhadap
sekuens yang akan diamplifikasi. Batasannya, primer ini akan menempel pada kedua
ujung sekuens DNA yang ingin diamplifikasi dengan arah yang berkebalikan. Dalam
suatu siklus PCR digunakan dua primer, yaitu primer maju dan primer mundur. Kedua
primer ini harus ada dalam reaksi polimerasi agar amplifikasi DNA terjadi.
Nukleotida
Merupakan senyawa organik yang berperan sebagai monomer penyusun DNA
dan RNA. Nukleotida tersusun dari tiga sub unit, yakni: basa nukleotida, ribosa atau
deoksiribosa dan satu gugus fosfat. Jenis-jenis basa nukleotida diantaranya adalah :
Guanina (G), Adenina (A), Timina (T) dan Sitosina (C). Nukleotida-nukelotida kemudian
tersambung dalam satu rantai ikatan kovalen antara gula satu nukleotida dengan fosfat
nukelotida lainnya. Hasilnya adalah rantai punggung gula-fosfat yang berselang-seling.
Polimerase
DNA Polimerase atau sering disebut polimerase merupakan suatu enzim yang
membantu pembentukan rantai DNA baru. Proses replikasi DNA oleh enzim polimerase
mengacu pada tahapan denaturasi, annealing dan elongasi.
f) Cara kerja PCR
Kunci dalam pelaksanaan reaksi PCR membutuhkan Taq Polymerase, Primer, DNA
templat dan nukleotida (blok pembangun DNA). Keseluruhan bahan digabung dalam
sebuah tube, bersama kofaktor yang dibutuhkan oleh enzim, dan melewati siklus pemanasan
dan pendingan berulang yang memungkinkan terjadinya amplifikasi DNA.
Langkah kerja PCR melewati 3 tahap berikut:
1. Denaturation / denaturasi (96°C): Pada proses denaturasi, panas
mempengaruhi strand DNA akan terpisah menjadi DNA beruntai tunggal (single-
stranded).
2. Annealing / penempelan (55-65°C): Pada tahap penempelan ini, suhu annealing primer
akan menempel dan berikatan pada daerah komplementer pada sekuen single-stranded
DNA.
3. Extension / elongasi (72°C): Pada suhu ini Taq polymerase melakukan pemanjangan
membentuk strand DNA baru.
g) Gambar
Alat instrumentasi automatic dibidang sitohistoteknologi
MIKROTOM
A. TUJUAN :
Untuk mengetahui pembuatan sayatan dengan menggunakan Mikotom.
B. PRINSIP :
menyayat jaringan sebelum ditempelkan ke atas permukaan slide. Ketebalan sayatan yang
dihasilkan bervariasi selang 1 – 200 milimikron.
C. Pengertian Mirotom
Mikrotom yaitu alat atau mesin yang digunakan untuk memotong / mengiris
spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa
mikrotom menggunakan pisau baja, kaca atau berlian, tergantung pada spesimen yang sedang
diiris dan ketebalan yang diinginkan. dan mikrotom digunakan untuk mempersiapkan sayatan
jaringan binatang atau tumbuhan dalam histologi. Mikrotom digunakan untuk menyayat
jaringan sebelum ditempelkan ke atas permukaan slide. Ketebalan sayatan yang dihasilkan
bervariasi selang 1 – 200 milimikron. alat ini tentunya digunakan dalam mikroteknik.
Mikrotom ditemukan oleh seorang anatomis dan profesor Swiss yang bernama
Wilhelm His Sr. Dengan mencampur daging hewan dengan asam dan garam untuk
mengalotkannya dan kemudian memotongnya menjadi sangat tipis dengan mikrotom. Pada
awal kemunculan mikroskop cahaya, bagian dari tanaman dan hewan yang secara manual
disayat dengan menggunakan pisau cukur. Timbul suatu masalah dimana hasil sayatan yang
dihasilkan sering mendapatkan sayatan yang beragam ketebalannya sehingga mengganggu
penglihatan di bawah mikroskop. Maka hasil yang didapat juga kurang akurat. Selanjutnya
masalah ini dapat dipecahkan dengan kehadirannya mikrotom sebagai alat berpresisi tinggi
yang dapat menyayat jaringan dengan ketebalan yang diatur sesuai dengan keinginan.
Perkembangan terbaru selanjutnya adalah mikrotom laser, yang memotong dengan laser
femtosecond disamping pisau mekanis. Metode ini adalah kontak-bebas dan tidak memerlukan
teknik persiapan sampel teknik. Mikrotom laser memiliki kemampuan untuk mengiris hampir
setiap jaringan di tubuh hewan aslinya. Tergantung pada materi yang sedang diproses,
ketebalan irisan dari 10 sampai 100 μm.
Perkembangan alat mikrotom memang sangat pesat, terbukti dengan banyaknya
jenis mikrotom yang beredar di pasaran. Berbagai tipe mikrotom modern bermunculan dengan
spesifikasi yang masing-masing berbeda. Seperti yang terlihat dari tulisan yang dibuat oleh
Walter Esigner Direktur pemasaran dan sales internasional untuk Leica Mikrosistem di
Nusloch, Jerman, menceritakan tentang perubahan transformasi di lingkungan laboratorium
histopatologi modern. Di dalam essay nya yang berjudul ‘Motorised Microtomes Liberate
Histotechnologist’, pada saat ini terdapat berbagai jenis
D. Cara Kerja Mikrotom
Pemotongan (mounting) yaitu babak pemotongan blok preparat dengan menggunakan
mikrotom. Sebelum memperagakan pemotongan serangkaian persiapan yang harus
dilakukan adalah :
1. Persiapan pisau mikrotom Pisau mikrotom harus diasah sebelum dipakai agar jaringan
dapat dipotong dengan patut dan tidak koyak sehingga didapatkan jaringan yang patut.
Pisau mikrotom kemudian diletakan pada tempatnya di mikrotom dengan sudut tertentu.
Rekatkan blok parafin pada holder dengan menggunakan spatula atau scalpel. Letakkan
tempat duduk blok parafin beserta blok preparat pada tempatnya pada mikrotom.
2. Persiapan Kaca Objek Kaca objek yang akan direkatkan preparat harus telah dicoated
(disalut) dengan zat perekat seperti albumin (putih telur), gelatin atau tespa
3. Persiapan Waterbath atau wadah ada pokoknya air hangat dengan temperatur 37-400C
4. Persiapan sengkelit atau kuas.
a. Rekatkan blok parafin yang mengandung preparat pada tempat duduknya di mikrotom.
Tempat duduk blok parafin beserta blok parafinnya kemudian diletakkan pada pemegangnya
(holder) pada mikrotom dan dikunci dengan kuat.
b. Letak pisau mikrotom pada tempatnya dan tata sudut kemiringannya. Kebanyakan sudut
kemiringan berkisar 20-30 derajat.
c. Tata ketebalan potongan yang diminta, kebanyakan dipakai ketebalan selang 5-7
mikrometer.
d. gerakkan blok preparat ke arah pisau sedekat mungkin dan potonglah blok preparat secara
teratur dan ritmis. Buang pita-pita parafin yang awal tanpa jaringan sampai kita
mendapatkan potongan yang mengandung preparat jaringan
e. Pita parafin yang mengandung jaringan lalu dialihkan secara hati-hati menggunakan
sengkelit atau kuas kedalam waterbath yang temperaturnya diatur 37-40C dan biarkan
beberapa saat sampai poita parafin tersebut mengembang.
f. Setelah pita parafin terkembang dengan patut, tempelkan pita parafin tersebut pada kaca
objek yang telah dicoated dengan cara memasukkan kaca objek itu kedalam waterbath dan
menggerakkannya ke arah pita parafin. Dengan menggunakan sengkelit atau kuas pita
parafin ditempelkan pada kaca objek. Setelah melekat kaca objek digerakkan keluar dari
waterbath dengan hati-hati agar pita parafin tidak melipat.
g. Letakkan kaca objek yang ada pokoknya pita parafin di atas hotplate dengan temperatur 40-
45C, biarkan selama beberapa jam. Cara lainnya yaitu dengan melewatkan kaca objek di atas
api sehingga pita parafin melekat ketat di atas kaca objek.
h. Setelah air kering dan pita parafin telah melekat dengan kuat, simpan kaca objek ada
pokoknya potongan parafin dan jaringan sampai saatnya untuk diwarnai.
PEMBAHASAN :
Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk
pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk
mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi.
a) Untuk mikroskop cahaya, material pertama-tama difiksasi dan dibekukan atau dibenamkan
ke dalam parafin. Bagian-bagian setebal 3 – 20 mm biasanya diiris dengan pisau baja.
b) Untuk mikroskop elektron, fiksasi diikuti dengan pembenaman dalam resin seperti
Araldine(R), bagian-bagian diiris dengan pisau gelas atau pisau intan ultramikrotom setebal
2 – 100 nm.
a) Skala pengatur ketebalan sayatan biasanya terdapat di bagian kanan atas badan mikrotom,
skala ini dapat digeser ke kiri dan ke kanan sesuai dengan ketebalan sayatan yang
diinginkan.
b) Pisau mikrotom, merupaka komponen yang bisa menentukan kualitas sayatan.
c) Pegangan blok jaringan, merupakan komponen yang menghubungkan mikrotom dengan
blok jaringan yang hendak disayat.
d) Pengatur jarak berfungsi untuk mengatur blok jaringan dengan mata pisau.
Perawatan Mikrotom
Mikrotom sebaiknya ditutup dengan plastik, atau dibawa masuk ke kotaknya jika tidak sedang
digunakan. Jangan memindahkan mikrotom dengan cara memegang bagian yang dapat
memperagakan usaha, karena dapat menggangu akurasinya. Sebelum dan sesudah digunakan,
sebaiknya mikrotom dibersihkan dari serpihan parafin dengan cara melap dengan kain lap yang
telah dibasahi dengan xilol. Mikrotom harus selalu diminyaki untuk mencegah keausan dan
kemacetan.
Pisau Mikrotom
Komponen mikrotom yang paling memerankan dalam produksi sayatan yang sempurna yaitu pisau
yang digunakan untuk menyayat. Oleh karena itu, untuk dapat memperagakan pekerjaan optimal.
Tipe dan struktur pisau mikrotom pabrikan yang sama dengan pabrikan mikrotom. Berlandaskan
struktur sisi pemotong pisau, maka dikenal tiga tipe pisau mikrotom, yaitu:
a) Pisau plane-edge (simple wedge razor), kebanyakan digunakan untuk sayatan beku dan blok
parafin.
b) Pisau konkaf (flat- or half- ground razor), kebanyakan digunakan untuk sayatan blok
celoidin dan plastik.
c) Pisau bikonkaf (hollow-ground razor), sering digunakan untuk menyayat blok parafin.
KESIMPULAN :
Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk
pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk
mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi.
a. Untuk mikroskop cahaya, material pertama-tama difiksasi dan dibekukan atau dibenamkan ke
dalam parafin. Bagian-bagian setebal 3 – 20 mm biasanya diiris dengan pisau baja.
b. Untuk mikroskop elektron, fiksasi diikuti dengan pembenaman dalam resin seperti Araldine,
bagian-bagian diiris dengan pisau gelas atau pisau intan ultramikrotom setebal 2 – 100 nm.
DAFTAR PUSTAKA :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrotom
2. http://masharmoko.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-teknik-laboratorium.html
3. http://www.rasuanenoor.net/2019/03/mengenal-mikrotom.html#:~:text=yaitu%20sebagai
%20berikut%3A-,1.,tempatnya%20dan%20tata%20sudut%20kemiringannya
Automatic Tissue Processor
C. Cara kerja
1. Fiksasi
adalah tindakan merendam bahan pemeriksaan yang berasal dari jaringan hewan
atau manusia, didapat dari biopsi , operasi ataupun autopsi kedalam cairan fiksasi yang
mempunyai volume cukup dan emakai cairan fiksasi yang benar. Fiksasi harus dilakukan
dengan baik dengan menggunakan cairan fiksasi yang cukup dan sempurna karena
kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan fiksasi terhadap jaringan tersebut merupakan
kesalahan yang tidak dapat diperbaiki kembali.
Tujuan Fiksasi Yaitu untuk Mencegah terjadinya proses autolisis yaitu larutnya sel
yang diakibatkan oleh proses, proses yang dipengaruhi enzim dari dalam sel itu sendiri.
Mencegah proses pembusukan yaitu proses penghancuran jaringan yang diakibatkan oleh
aktifitas bakteri dan biasanya disertai dengan pembentukan gas. Memadatkan dan
mengeraskan agar mudah untuk dipotong. Untuk jaringan yang lunak seperti jaringan otak
akan sulit dipotong jika tanpa dilakukan oleh cairan fiksasi. Memadatkan cairan koloid,
mengubah konsistensi dari bahan seperti cairan yang terdapat didalam jaringan menjadi
konsistensi lebih padat. Mencegah keruskan struktur jaringan. Dengan proses masuknya
cairan fiksasi kedalam sel lewat membran sel yang bersifat semipermeabel secara
osmosis/penyerapan.
a. Syarat – syarat cairan Cairan fiksasi yang digunakan mempunyai syarat – syarat
tertentu agar jaringan yang difiksasi tidak mengalami kerusakan yaitu :
1. Mempunyai daya tembus yang kuat
2. Menembus jaringan secara merata
3. Dapat memfiksasi secara keseluruhan
4. Mempunyai daya tembus terus menerus
5. Tidak berakibat yang terlalu membahayakan terhadap lingkungan
6. Dengan cairan fiksasi tersebut, jaringan dapat diwarnai dengan berbagai
macam tehnik dan jaringan tersebut dapat disimpan untuk waktu yang lama
b. Langkah -langkah :
1. Ambil jaringan yang akan difiksasi dan potong sampai ketebalan maksimal 1 cm
(untuk mempermudah penyerapan dari 2 sisi )
2. Masukan kedalam larutan pengawet (formalin). Seluruh jaringan harus terendam
dalam larutaN pengawet (volume minimal laruta 20 x jaringan).
3. Diamkan selama 24 jam
2. DehidrasI
Bertujuan untuk menyerap air yang masih ada dalam jaringan. Jaringan
dimasukan kedalam larutan alcohol dari kosentrasi rendah ke tinggi agar dehidrasi terjadi
bertahap,sehingga jaringan lemaknya tidak lepas (terkikis) yang dapat menjadi artefak
dan menyulitkan pengamatan akhir.
a. Masukkan jaringan kedalam alcohol 70% selama 12 jam
b. Masukan jaringan kedalam alcohol 80% selama 12 jam
c. Masukan jaringan kedalam alcohol 96% selama 12 jam
d. Masukan jaringan kedalam alcohol absolute selama 12 jam
3. Pembeningan
Bertujuan untuk membersihkan jaringan dari alcohol dengan menggunakan
larutan cylol yang menyebabkan cytoplasma kosong (hanya terdiri dari jaringan murni)
dan mempersiapkan jaringan untuk proses pembenaman.
a. Masukan kelarutan cylol wadah 1 selama 30 menit
b. Masukan kelarutan cylol wadah 2 selama 30 menit
4. Pembenaman
Merupakan proses pengeluaran cairan pembening (clearing agent) dari jaringan dan
menggantikannya dengan paraffin. Dilakukan dengan menggunakan paraffin Clearing
agent yang tersisa dapat mengkristal dalam jaringan sehingga saat dipotong dengan
mikrotom jaringan akan robek.
a. Paraffin/ paraplast I selama 2 jam;
b. Paraffin/ paraplast II selama 1 jam;
Paraffin/ paraplast III selama 2 jam.
5. Pengecoran
a. Besi potongan berbentuk L (Leuckhart)
b. Susun 2 buah potongan besi si atas lembaran logam sehingga membentuk ruang
kubus;
c. Tuangkan sedikit paraffin cair di bagian pinggir agar paraffin tercetak dengan merata
d. Letakkan jaringan sesuai dengan keinginan saat jaringan diiris dengan bagian yang
ingin dilihat menghadap kebawah (mempermudah pengamatan)
e. Tuangkan paraffin secukupnya agar menutupi jaringan seluruhnya;
f. Hindarkan terbentuknya air bubble.
g. Histoplate dari plastik (casette) dan piringan logam (mold).
h. Spatula untuk melekatkan blok paraffin.
i. Beri label identitas jaringan saat blocking. Diamkan selama 24 jam.
6. Pemotongan jaringan
Memotong specimen yang berada dalam lapisan lilin sehingga dapat dilanjutkan
untuk proses selanjutnya.pada proses pemotongan ini pisau pemotong harus rata dan
tajam untuk menghasilkan potongan jaringan yang baik sehingga untuk membersihkan
pisaunya digunakan kuas khusus.
a. Atur ketebalan + 5 – 10 m (disesuaikan kebutuhan)
b. Atur jarak preparat yang dipegang oleh holder ke arah pisau sedekat mungkin;
c. Gerakkan rotor (putaran) pada mikrotom secara ritmis,
d. Buang pita-pita paraffin awal yang tanpa jaringan;
e. Setelah potongan mengenai jaringan, potong blok preparat secara hati-hati;
f. pindahkan secara hati-hati dengan sengkelit ke atas air di dalam waterbath yang diatur
pada suhu 55oC;
g. siapkan objek gelas yang telah dibubuhi gliserin dan albumin (putih telur) yang telah
diratakan dan letakkan diatas hot plate dipinggiran waterbath.
h. Setelah pita paraffin terkembang dengan baik, tempelkan paraffin ke kaca objek
dengan cara mencelupkan objek gelas yang telah dibubuhigliseri dan albumin tadi
kedalam air didekat paraffin yang telah terkembang dengan baik,lengketkan dan
angkat;
i. Masukan kedalam wadah minimal 12 jam
j. Kemudian masukan ke 2(dua) wadah cylol masing-masing 5 (Lima) menit untuk
menghilangkan paraffin
k. Untuk rehidrasi yang bertujuan untuk memberikan air kembali kejaringan untuk
menyerap pewarnaan, Masukan dengan cara dicelupkan kecairan alcohol dengan
kosentrasi dari tinggi kerendah masing2 selama 2 menit dengan 2 wadah cairan yang
memiliki kosentrasi yang sama
EASYLYTC PLUS / ELEKTROLYTE ANALYZER
A. PENGERTIAN ELEKTROLYTE ANALYZER
Electrolyte analyzer merupakan alat yang digunakan untuk pemeriksaan
hematologi klinik, mengetahui kadar hemoglobin, leukosit, trombosit, dan hematokrit pada
klien. Elektrolit analyzer telah menggunakan metode ion elektroda selektif untuk mencapai
pengukuran tepat dari pengujian.Sample yang digunakan adalah dari plasma atau serum
darah dan urine pasien.
Elektrolyte Analyzer dapat mendeteksi ion garam anorganik, ion kalsium sampel
bahan kecil, dll. Elektrolyte Analyzer menggunakan metode ion elektroda selektif untuk
mencapai pengukuran tepat dari pemeriksaan. Aparat adalah enam elektroda : natrium,
kalium dan klorin, ion kalsium, lithium dan elektroda CST.
Masing-masing memiliki elektroda selektife ion film, akan diukur dan sampel
tanggapan ion yang sesuai, membrane penukar ion, dan reaksi muatan ionic dan mengubah
potensial membrane, dapat mendeteksi cairan, sampel dan potensi membrane antara. Film
dikedua sisi nilai dua diuji potensi listrik akan menghasilkan sampel saat ini, elektoda
referensi, referensi elektroda cair bentuk “loop” sisi, membrane, elektroda internal yang cair,
elektroda internal sisi lain.
Internal elektroda cairan dan sampel perbedaaan antara konsentrasi ion akan
bekerja pada kedua sisi elektroda film ditegangan elektrokimia menciptakan, melalui
tegangan tinggi dari konduktansi dari elektroda internal untuk menyebabkan penguat,
elektroda referensi juga menyebabkan lokasi penguat.
Elektrolyte umunnya ada sebagai solusi dari asam, basa atau garam. Selain itu
beberapa gas dapat bertindak sebagai elektrolit pada kondisi suhu tinggi atau tekanan
rendah. Larutan elektrolit juga dapat hasil dari pembubaran beberapa polimer biologis
(misalnya DNA, polipepyida) dan sintesis (misalnya sulfonat polistirena), polielektrolit
disebut yang mengandung dibebankan kelompok fungsional.
Elektrolit dalam larutan dapat digambarkan sebagai terkonsentrasi jika memiliki
konsentrasi tinggi ion, atau encer jika memiliki konsentrasi rendah. Jika proporsi yang tinggi
dari berdisosiasi terlarut ke bentuk ion bebas, elektrolit kuat; jika sebagian besar zat terlarut
tidak memisahkan, elektrolit lemah. Sifat-sifat elektrolit dapat dieksploitasi dengan
menggunakan elektrolisis untuk mengekstrak unsure-unsur dan senyawa yang terkandung
dalam solusi.
3. Prosedur perawatan
a. Hisapkan protein removing laiknya sampel
b. Lakukan berulang-ulang trouble shooting
c. Na, Ca, K, Cl, over flow, solusi : bersihkan aspirasi system ( terjadi sumbatan), lakukan
penggantian iner solution ion elektroda
d. Pipet tidak menghisap (no sampel), solusi : bongkar dan bersihkan system aspirasi
(terjadi sumbatan)
e. Nilai tidak sesuai (nilai tinggi atau nilai rendah), solusi : lakukan kalibrasi ulang dan
baca sampel calibration solution
E. GAMBAR
CENTRIFUGE
A. Pengertian centrifuge
Rotor ini nantinya akan berputar dengan cepat yang akan mengakibatkan larutan akan
terpisah menjadi dua fase. Semakin cepat perputaran yang dilakukan, semakin banyak pula
organel sel yang dapat diendapkan begitu juga sebaliknya. Centrifuge merupakan alat
laboratorium yang memanfaatkan gaya sentrifugal , yaitu gaya yang timbul akibat benda
yang diputar dari satu titik sebagai porosnya . untuk memisahkan partikel dari satu benda cair
atau dengan kata lain memisahkan benda cair dari kepadatan yang berbeda. benda cair ini
merupakan cairan tubuh , contoh darah , serum , air seni , bahan reaksi lainnya , atau
campuran dari kedua duanya dengan zat tambahan lain Centrifuge adalah alat yang
digunakan untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi, memaksa partikel yang lebih berat
terkumpul ke dasar tabung centrifuge. Pemisahan antara filtrate dan substrat.
B. Prinsip Centrifuge
Prinsip kerja alat centrifuge adalah dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Gaya
sentrifugal juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Makin cepat putarannya maka semakin
tinggi pula gaya yang dihasilkan. Komponen utama pada alat ini adalah motor.Pada motor
terdapat rotor dan stator, Jika dialiri arus listrik maka diantara rotor dan stator akan timbul
medan magnet secara bergantian. Pada prinsipnya, kerja centrifuge yaitu merubah energi
listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran Dengan demikian Prinsip Kerja alat
tersebut adalah dengan memanfaatkan gaya centrifugal sehingga bahan tesebut dapat
terpisah. Ini dilakukan dengan cara memutar campuran dengan sangat cepat dan bertumpu
pada titik pusat. Dan pada akhirnya alat ini akan berhenti beroperasi ketika katup/pintu
terbuka saat bekerja.
C. Fungsi Centrifuge
1. Memisahkan partikel atau sel darah dari while blood untuk memperoleh plasma atau
serum.
2. Memisahkan endapan protein dalam pemeriksaan kimia.
3. Untuk mendapatkan elemen seluler berkonsentrasi tinggi dan komponen lainnya dari
cairan biologi untuk pemeriksaan mikroskopik atau pemeriksaan kimia.
4. Memisahkan komponen lipid dan komponen lainnya dari plasma/serum, dan
memisahkan lipoprotein dari yang lainnya
Tegangan PLN masuk ke blok power supply dan disearahkan untuk men- supply
seluruh rangkaian. Selanjutnya lakukan setting kecepatan dan waktu. Setelah dilakukan
pengaturan kecepatan dan waktu, maka kontrol circuit akan mengolah settingan tersebut
supaya motor dapat berputar sesuai dengan yang diinginkan. Safety circuit berfungsi
sebagai pengaman pada pesawat centrifuge. Dalam safety circuit ini terdapat rangkaian
switching yang menghubungkan control circuit dengan motor yang terletak pada tutup
centrifuge.
Pintu centrifuge tidak akan terbuka jika motor masih berputar. Motor akan
berputar saat pintu centrifuge ditutup. Selanjutnya motor akan berputar sesuai dengan
kecepatan yang telah di- setting selama waktu yang telah ditentukan. Perputaran motor
ini akan menggerakkan tempat sampel sehingga timbul gaya centrifugal yang akan
memisahkan partikel pada sampel sesuai berat molekulnya. Setelah timer habis, maka
motor akan melambat dan berhenti berputar.
Kalibrasi Centrifuge
1. Ujung kabel yang satu dikaitkan pada kemparan motor di dalam,sedangkan ujung yang
lain dihubungkan denagn alat meter.
2. Set centrifuge pada RPM yang paling sering dipakai,kemudian jalankan.
3. Catat RPM yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer.
Tachometer elektrikal
Cara kerja:
1. Letakkan bagian magnit di sekeliling coil,sehingga menimbullkan aliran listrik bila alat
dijalankan.
2. Set centrifuge pada RPM yang paling sering dipakai,kemudian jalankan.
3. Aliran listrik yang timbul akan menggerakkan bagian meter
4. Strobe light
Alat ini digunakan bila tachometer tidak dapat menjangkau motor.pemeriksaan dilakukan
beberapa kali dan hitung rata-ratanya. Kecepatan putar/rpm masih dapat diterima bila nilai rata-
rata yang diperoleh adalah ±5 % rpm yang seharusnya.
G. GAMBAR CENTRIFUGE
ROTATOR
A. Pengertian
Rotator adalah suatu alat untuk menghomogenkan suatu sampel dengan kecepatan
1200rpm dalam waktu 5 menit.
B. PRINSIP
Prinsip alat yaitu untuk melihat adanya gumpalan darah. Rotator dapat didasarkan
pada desain jenis alat panggang listrik dimana sumbu tunggal diputar dan sampel yang
melekat pada ini dengan berbagai metode yang berbeda. Atau rotator bias mengambil
bentuk dari sebuah disk berputar disekitar titik pusat ; sampel yang melekat pada tepi dari
disk , ini bentu rotator kurang kuat dari gaya alat panggang listrik sebagai sudut disk bias
diturunkan untuk mengurangi akhir atas tindakan akhir. Penyesuaian kecepatan tersedia
dalam kedua jenis untuk mengubah tingkat keparahan dari tindakan pencampuran.
Homogenisasi adalah proses atau beberapa proses yang digunakan untuk
membuat campuran menjadi seragam. Homogenisasi bisa disebut juga dengan
pencampuran beberapa zat yang terkait untuk membentuk suspensi atau emulsi.
Homogenisasi dilakukan jika zat atau campuran bahan memiliki kandungan yang
berukuran cukup besar sehingga tidak memungkinkan kondisi campuran seragam.
Contoh zat yang paling sering dihomogenisasi adalah susu murni (raw milk), di mana
kandungan yang berukuran cukup besar yang dimaksud adalah molekul lemak yang dapat
terpisah dengan sendirinya (tersuspensi) dari susu ketika dibiarkan terlalu lama
(membentuk krim).
C. Jenis-Jenis Shaker dan Fungsinya
1. Perbedaan Stirrer dan Shaker dalam Proses Homogenisasi
2. Agar akurasi shaker tetap terjaga dan instrumen tidak cepat rusak, perhatikan instruksi
dan prosedur penggunaan. Biasanya, setiap kali membeli alat laboratorium seperti shaker
akan mendapatkan buku petunjuk penggunaan. Buku tersebut dapat anda jadikan
pedoman perawatan dan pengunaan.
3. Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan sebelum mengaktifkan shaker. Salah
satunya adalah dengan memastikan sumber daya listrik yang dipakai sesuai dengan
voltage yang tertera di label serial number dan direkomendasikan oleh manufaktur.
Perhatikan dan pastikan bahwa platform dan aksesoris lainnya terpasang dengan baik dan
benar.
4. Setelah semua pengkondisian menggunakan shaker secara aman selesai, anda juga harus
memerhatikan proses homogenisasinya. Hindari terlalu berlebihan dalam mengisi wadah
yang akan digunakan di shaker. Volume optimum untuk labu erlenmeyer adalah sebesar
20%. Jangan menggunakan shaker untuk campuran bahan kimia agresif atau eksplosif.
5. perankimia
6. Ingat untuk selalu matikan shaker dan lepaskan kabel daya (stop kontak) setelah
pemakaian dan sebelum melakukan perawatan. Satu hal yang tidak boleh ketinggalan
yaitu labsafety procedure.
7. Selalu kenakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai di dalam laboratorium ya! Baik
ketika membersihkan tumpahan atau melakukan pemeliharaan. LabSatu siap membantu
anda dalam pengadaan alat laboratorium shaker. Selamat mencoba tips perawatan dan
cara aman menggunakan shaker
D. Cara penggunaan
1. Pastikan kabel listrik sudah terhubung
2. Letakan slide diatas rotator
3. Atur kecepatan putaran dan atur waktu putaran
4. Tekan tombol ON pada rotator
5. Tunggu sampai rotator benar - benar berhenti
6. Dan ambil slide yang ada diatas rotator
E. Cara perawatan rotator
1. Cara menggunakan shaker laboratorium terbilang sederhana. Anda hanya perlu
meletakan wadah berisi larutan yang ingin dihomogenkan. Kemudian menyalakan
shaker untuk mengocok larutan yang ada dalam wadah tersebut.
2. Meskipun begitu, anda harus mengetahui tips perawatan dan cara aman menggunakan
shaker yang benar agar semakin memudahkan dalam bekerja di laboratorium. Berikut ini
beberapa tips yang bisa anda terapkan saat bekerja dengan shaker.
3. Sebelum menggunakan shaker, pastikan permukaan (platform) dalam kondisi bersih.
Sisa larutan yang tumpah dan tidak dibersihkan dengan baik akan mempengaruhi
kecepatan rotasi shaker. Selain itu, juga dapat mempengaruhi hasil akhir homogenitas
larutan.
4. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, anda dapat melakukan perawatan shaker secara
berkala. Bersihkan platform shaker secara rutin dengan menggunakan kain lembut atau
tisu tanpa serat yang telah dibasahi cairan pembersih. Lalu bilas dengan kain lembut atau
tisu tanpa serat yang telah dibasahi air dan keringkan. Pastikan cairan pembersih yang
digunakan tidak mengandung pelarut organik, alkali atau asam.
5. Anda juga perlu melakukan perawatan shaker dengan dekontaminasi atau disinfeksi
dengan menggunakan alkohol 75%. Lakukan perawatan shaker setiap kali diperlukan.
Baik ketika terkena noda ataupun terdapat tumpahan larutan. Untuk perawatan secara
umum dan kalibrasi shaker dapat anda lakukan setiap tahun
F. Kalibrasi
Kalibrasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Menggunakan tachometer bila kecepatan antara tachometer dengan alat pengukur
kecepatan pada rotator menunjukan angka yang sama , berarti alat dalam keadaan baik
2. Menggunakan cara sederhana sebagai berikut :
a. Pegang pensil secara tegak disamping plate
b. Jalankan rotator sambil memilih jam
c. Hitung sentuhan plate pada pensil dalam waktu 1 menit
d. Bila jumlah hitungan sesuai dengan alat pengukur kecepatan , berarti alat dalam
keadaan baik.
G. GAMBAR ROTATOR
AggRAM
A. PENGERTIAN
Uji agregasi trombosit dilakukan untuk mengukur kemampuan trombosit saat
berlekatan satu sama lain ketika bercampur dengan agen pengagregasi, seperti kolagen,
ADP atau ristosetin. Uji ini dilakukan untuk mendeteksi abnormalitas fungsi trombosit
dan untuk membantu mendiagnosis defisiensi trombosit herediter. Peningkatan
kecenderungan pendarahan terjadi akibat penurunan waktu agregasi
trombosit. Pemeriksaan agregasi trombosit bertujuan mendeteksi abnormalitas fungsi
trombosit. Agregasi trombosit dapat terjadi melalui perangsangan yang berasal dari
dinding pembuluh darah yang terluka (kolagen), system koagulasi (thrombin), stimulasi
trombosit (bahan yang keluar dari reaksi pelepasan), hormon dalam plasma (adrenalin).
Agregasi trombosit memegang peranan penting dalam patogenesis trombosis akut pada
Penyakit Jantung Koroner (PJK), stroke, dan penyakit arteri perifer. Agregasi trombosit
dapat menstimulasi beberapa agonis yang mempengaruhi reseptornya, termasuk ADP,
epinefrin, kolagen, dan trombin. Komponen seluler yang mempengaruhi agregasi
trombosit dimediasi oleh ikatan fibrinogen dengan reseptor glikoprotein (GP) IIb/IIIa
trombosit.
beberapa indikasi pemeriksaan Agregasi trombosit, antara lain :
1. Membantu menegakkan diagnosis gangguan hemostasis karena defek fugsi
trombosis, baik yang bersifat kongenital maupun akuisita,
2. Memonitor pemberian obat anti trombosis,
3. Memonitor secara periodik penderita-penderita dengan resiko trombosis, seperti
DM dan obesitas.
B. Spesimen
Bahan pemeriksaan berupa 9 mL darah yang dimasukkan dalam tabung sitrat
yang telah berisi 1 mL Na sitrat 3,2% berasal dari subyek yang melakukan pemeriksaan
kesehatan. Darah sitrat disentrifus untuk mendapatkan platelet rich plasma (PRP) dan
platelet poor plasma (PPP). Dan Reagen yang digunakan yaitu Reagen ADP (Adenosine
Diphosphat).
C. Nilai Rujukan
Dewasa: agregasi dalam waktu 3 sampai 5 menit
D. Sampel
1. Pasien dipuasakan 8-10 jam
2. Pasien sebaiknya tidak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi tes,
seperti kortikosteroid, aspirin, antihistamin, penisilin, dll sekurang-kurangnya 10
hari sebelum tes.
E. Metode Pemeriksaan
Metoda Turbidimetri
F. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan adalah 1 set agregometer Chrono-Log yang terdiri dari
agregometer model 490 Chrono-Log recorder model 707, komputer Windows-based
PC with Pentium/compatible processor.
2. Kuvet Cat. No. P/N 312.
3. Stir Bar Cat. No. P/N 313.
4. Tabung sitrat vakum yang berisi 1 mL Na-sitrat 3,2%(Vaquette) digunakan untuk
pemeriksaan agregasi trombosit
5. Tabung clot activator 7 mL (Vaquette) yang dipakai untuk pemeriksaan kimia klinik
6. Tabung K3EDTA (Vaquette) yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi rutin
7. Sentrifus swing rotor untuk mendapatkan PRP dan PPP.
8. Pipet volumetrik 5 mL untuk melarutkan ADP.
9. Cup Eppendorf 500 μL untuk menyimpan larutan ADP.
10. Pipet otomatik 500 μL untuk memindahkan PRP dan PPP.
11. Pipet semiotomatik variable 10-100 μL untuk pengenceran reagen ADP.
12. Stopwatch.
G. Prinsip Pemeriksaan
Trombosit mengalami aktivasi segera setelah penambahan agonis kemudian
berikatan dengan fibrinogen dan mengalami agregasi. Absorban cahaya sampel yang
terbaca oleh alat berbanding lurus dengan agregasi trombosit. Jumlah dan rata-rata
tergantung pada reaktivitas trombosit terhadap penambahan agonist seperti ADP, yang
dipengaruhi oleh banyak variabel seperti suhu, jumlah trombosit, dan
kecepatan pencampuran sampel dan reagen. Perubahan absorban akan dimonitor dan
digambarkan dalam bentuk grafik.
H. Cara Kerja
1. Pembuatan platelet rich plasma (PRP) dan platelet poor plasma (PPP).
Platelet Rich Plasma (PRP) yaitu Darah pasien sebanyak 9,0 mL dimasukan dalam
tabung vakum sitrat vaquette yang telah berisi 1 mL Na sitrat 3,2%. Darah tersebut
disentrifus 1000 rpm selama 15 menit atau 100 g selama 15 menit. Plasma yang
diperoleh adalah PRP, kemudian dipindahkan ke dalam penampung plastik.
Jumlah trombosit PRP harus 200.000-300.000/uL. Jika jumlah trombosit
<100.000/uL sulit untuk melakukan setting optical baseline. Platelet poor plasma
(PPP)Sisa darah dalam tabung sitrat yang telah dipisahkan PRPnya, disentrifus
lagi 3500 rpm selama 15 menit atau 2400 g selama 20 menit. Plasma yang diperoleh
adalah PPP, kemudian dimasukkan 500 μL ke dalam kuvet pemeriksaan. Plasma
untuk PPP adalah plasma dari pasien yang sama dengan PRP.
2. Pedoman pemeriksaan
a. Nyalakan alat, tunggu sampai suhu incubation wells pada alat mencapai suhu
37°C. Siapkan PRP dan PPP. Masukkan lima kuvet ke dalam lubang incubation
wells, 4 kuvet diisi dengan PRP sebanyak 500 μL dan 1 kuvet sebagai blanko diisi
dengan PPP sebanyak 500 μL.
b. Empat kuvet yang telah berisi 500 μL PRP dimasukkan sebutir magnet yang
berfungsi sebagai pengaduk.
c. Kelima kuvet tersebut diinkubasi selama 3 menit pada suhu 37°C dalam
incubation wells. Satu kuvet yang telah berisi PPP dan stir bar dipindahkan ke
lubang optical chamber, kemudian PPP set switc ditekan ke angka 1. Setelah itu 4
kuvet yang berisi PRP secara berurutan dimasukkan ke lubang optical chamber
PRP kemudian tombol stirrer dijalankan, inkubasi kelima kuvet tersebut selama 3
menit.
d. Penetapan setting optical baseline, untuk menentukan batas atas transmisi 100 %
dengan PPP dan batas bawah transmisi 0 % dengan PRP. Masukkan reagen ADP
kedalam kuvet yang telah berisi PRP. Pada Layar Komputer akan tampak grafik
dari keempat hasil agregasi trombosit dengan warna yang berbeda
I. Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
a. Kemoterapi dan sinar X dapat menurunkan hitung trombosit,
b. Pengaruh obat (lihat pengaruh obat),
c. Penggunaan darah kapiler menyebabkan hitung trombosit cenderung lebih rendah,
d. Pengambilan sampel darah yang lamban menyebabkan trombosit saling melekat
(agregasi) sehingga jumlahnya menurun palsu,
e. Tidak segera mencampur darah dengan antikoagulan atau pencampuran yang kurang
adekuat juga dapat menyebabkan agregasi trombosit, bahkan dapat terjadi bekuan,
f. Perbandingan volume darah dengan antikoagulan tidak sesuai dapat menyebabkan
kesalahan pada hasil :
g. Jika volume terlalu sedikit (= EDTA terlalu berlebihan), sel-sel eritrosit mengalami
krenasi, sedangkan
h. trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.
i. Jika volume terlalu banyak (=EDTA terlalu sedikit) dapat menyebabkan terbentuknya
jendalan yang
j. berakibat menurunnya jumlah trombosit.
k. Penundaan pemeriksaan lebih dari 1 jam menyebabkan perubahan jumlah trombosit
J. GAMBAR AggRAM
MINI VIDAS
A. PENGERTIAN
Alat mini vidas adalah salah satu alat yang digunakan untuk pemeriksaan imunologi. Prinsip
alat ini merupakan modifikasi dari prinsip ELFA yang pembacaannya berdasarkan
fluoresensi.
Proses pemaparan berlebih (overexposure) reagen fluorescent pada cahaya yang kuat
dapat menyebabkan pemutihan foto yang disebabkan dekomposisi fluorophore (Thermo
Scientific, 2010). Perlindungan fluorophore dari cahaya kuat merupakan hal penting untuk
menghasilkan sinyal yang efektif. Selain itu, hal yang dapat menyebabkan sinyal rendah
adalah photo-quenching yang dikarakterisasi dengan kehadiran fluorophore di dekat yang
lain sehingga menyebabkan dispersi energi (Thermo Scientific, 2010). Untuk mengatasi hal
tersebut perlu dilakukan pelabelan ulang (mengganti flurophore tipe lain).
Alat ini sudah banyak digunakan di lembaga penelitian dan laboratoium klinis. VIDAS
biasa digunakan untuk mendeteksi Salmonella sp., Listeria spp, Listeria monocytogenes,
Escherichia coli O157, Campylobacter sp., dan Staphylococcal enterotoxins (Biomerieux,
2012). Berikut keunggulan alat VIDAS:
a. Waktu deteksi yang cepat sehingga dapat melakukan 1-60 uji per jam
A B
B. PRINSIP
Prinsip alat ini sama dengan ELFA jenis sandwich. Alat ini menggunakan pipet
otomatis dan seperangkat strip (Gambar 1.17. B) yang didalamnya sudah berisi semua
reagen yang dibutuhkan (diluent, washing buffer, antibodi, dan substrat) (Gambar 1.18).
Berbeda dengan ELFA yang dikerjakan secara manual, proses imobilisasi antigen pada
VIDAS tidak terjadi pada sumur microplate melainkan pada pipet otomatis yang telah
ditempeli antibodi capture (Biomerieux, 2012).
A B
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
1 Sampel yang tidak terlalu banyak. Pemeriksaan hematologi rutin yang dilakukan secara
manual misalnya, sampel yang dibutuhkan lebih banyak membutuhkan sampel darah
(whole blood). Prosedur manual yang dilakukan dalam pemeriksaan leukosit akan
membutuhkan sampel darah sebanyak 10 mikron, namun itu belum untuk pemeriksaan
lainnya. walaupun begitu pada pemeriksaan hematology analyzer hanya membutuhkan
sampel sedikit saja.
2 Efektifitas waktu. Dibandingkan dengan melakukannya secara manual, alat ini lebih
cepat dalam hal pemeriksaan dan hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 menit sehingga
akan lebih tanggap dalam melayani pasien.
3 Ketepatan hasil pemeriksaan Hasil yang akan ditampilkan oleh alat ini biasanya sudah
melewati uji kelayakan yang dilakukan oleh bagian intern dari laboratorium tersebut, baik
pada laboratorium klinik pertama ataupun sebuah institusi Rumah
Namun penggunaan alat ini juga ada kerugiannya yaitu tidak mampu, menghitung sel
yang abnormal. Pemeriksaan yang dilakukan oleh alat ini tidak selamanya berjalan mulus
namun pada kenyataannya alat ini memiliki beberapa kelemahan seperti dalam menghitung
sel-sel yang abnormal. Seperti dalam pemeriksaan hitung jumlah sel, ada saja kemungkinan
bila nilai dari hasil hitung leukosit atau trombosit adalah rendah dikarenakan ada beberapa sel
yang tidak terhitung sebab sel tersebut memiliki bentuk yang tidak normal.
C. CARA KERJA
Sedangkan cara kerja pemeriksaan sampel darah menggunakan hematology analyzer adalah
sebagai berikut:
1 Sampel darah yang akan digunakan harus dipastikan sudah homogen dengan
menggunakan antikoagulan.
2 Tekan tombol ID dan masukkan nomor sampel yang akan digunakan, lalu tekan enter
3 Sampel darah di letakkan pada probe penghisap lalu tekan tombol star sampai bunyi bip-
bip.
4 Secara otomatis hasil akan muncul pada layar dan tercetak secara otomatis.
D. PEMBAHASAN
Pemeriksaan jumlah sel darah sudah lama dilakukan oleh dokter untuk
membantudiagnose penyakit. Jika dulu bahkan sampai saat ini pemeriksaan jumlah darah
dilakukandengan cara manual yaitu dengan melihat sampel darah dengan mikroskop.
Cara ini akanefektif jika jumlah sampel yang diperiksa sedikit. Tetapi jika jumlah sampel
yangdiperiksa banyak dikhawatirkan terjadi kesalahan hitung karena factor human error.
Jikaterjadi demikian dikhawatirkan dokter pun akan salah dalam mendiagnosa penyakit
pasien. Oleh karena itu diciptakan sebuah teknologi untuk menghitung jumlah sel
darahyang dinamakan Hematologi Analyzer.Hematologi Analyzer sekarang merupakan
salah satu peralatan di laboratoriumklinik yang sangat penting perannya dalam
mendiagnosa penyakit dari pasien. Alat inimemerlukan sampel darah pasien dan reagen
untuk keperluan menghitung jumlah sel-seldarah. Alat ini ada beberapa metode dalam
sistem penghitungan sel darah, yaitu:
1 Metode Eletrical Impedance
2 Metode FlowcytometryUntuk metode Electrical Impedance memiliki kemampuan
menghitung 3 jenis sel darahsaja, yaitu:
a. Sel darah merah (Red Blood Cell/ RBC)
b. Sel darah putih (White Blood Cell/WBC)c.
E. KESIMPULAN
Jumlah trombosit merupakan salah satu parameter penilaian derajat keparahan sepsis yang telah
diketahui. Di dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa hanya jumlah trombosit dan plateletcrit
yang memiliki perbedaan yang signifikan apabila dibandingkan terhadap procalcitonin ≥10
ng/mL. Jumlah trombosit terlihat cenderung lebih rendah pada pasien-pasien dengan kadar
procalcitonin yang lebih tinggi. Hal ini menggambarkan suatu proses destruksi trombosit pada
keadaan sepsis, di mana trombosit diaktivasi secara terus-menerus oleh sitokin-sitokin
proinflamasi dan endotoksin. Proses ini akan terus berlangsung apabila tidak segera ditangani
dengan tepat dan pasien sepsis akan mengalami trombositopenia
F. DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A.K., Lichtman, A.H. dan Pillai, S., 2012. Celullar and Molecular
Immunology. 7th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.X
Acikgoz, S. et al., 2012. Thrombocyte and Erythrocyte Indices in Sepsis and
Disseminated Intravascular Coagulation. Journal of Medical Biochemistry,
31(1):60-64.
Adly, A.A.M., Ragab, I.A., Ismail, E.A.R., et al., 2014. Evaluation of the
immature platelet fraction in the diagnosis and prognosis of childhood
immune thrombocytopenia. Platelets, 26(7):645-650.
Ahmad, M.S. dan Waheed, A., 2014. Platelet Counts, MPV and PDW in Culture
Proven and Probable Neonatal Sepsis and Association of Platelet Counts
with Mortality Rate. Journal of the College of Physicians and Surgeons
Pakistan, 24(5):340-344.
Akpinar, I., Sayin, M.R., Gursoy, Y.C., et al., 2014. Plateletcrit and red cell
distribution width are independent predictors of the slow coronary flow
phenomenon. Journal of Cardiology, 63(2):112-8.
PEMERIKSAAN URIN
Cobas U411
Sumber radiasi yang berupa 20 lampu LED akan melewati filter sehingga diperolehradiasi
monokromatis yang kemudian menyinari bantalan (pad) pada strip tes dengan panjanggelombang
tertentu sesuai parameter uji. Radiasi yang dipancarkan akan mengalami refleksiatau pantulan
setelah menyinari strip tes tersebut. Radiasi yang direfleksikan kemudianditangkap oleh detektor
dan terjadi pengukuran secara fotometri sehingga diperoleh sinyalkimia. Persentase radiasi yang
direfleksikan berbanding terbalik dengan intensitas warna dankonsentrasi analit. Semakin pekat
intensitas warna sampel, maka semakin rendah persentase radiasi yang direfleksikan dan
semakin tinggi konsentrasi analit (Operator’s Manual, 2010).Sinyal kimia yang diperoleh
kemudian dikonversikan oleh transduser menjadi sinyaldigital berupa nilai absorbans dan nilai
refleksi. Semakin kecil persentase radiasi yangdirefleksikan, maka semakin besar nilai
absorbans. Nilai refleksi tersebut kemudiandibandingkan dengan reference strip yang terdapat
dalam instrumen dan dikalkulasikan secaraotomatis. Hasil nilai akhir yang diperoleh
diklasifikasikan ke dalam bentuk konsentrasi ataukadar sesuai dengan range standar konsentrasi
yang ada dalam program instrumen. Hasilkonsentrasi tersebut adalah hasil konsentrasi dalam
bentuk semi- kuantitatif (Operator’s Manual, 2010).
C. METODE PEMERIKSAAN :
Kolorimetri adalah metode perbandingan menggunakan perbedaan warna. Metode
kolorimetri mengukur warna suatu zat sebagai perbandingan.
D. ALAT :
Cobas U411
E. BAHAN :
urine sewaktu, urine pagi, urine postprandial, urine 24 jam, urine 3 gelas dan urine 2 gelas pada
orang lelaki, urine porsi tengah, dan urine terminal (Gandasoebrata, 2013).
F. CARA KERJA :
1. Diklik “Run Control” untuk mengontrol alat dengan cara memasukkan reagen control 1
dan control 2.
2. Disiapkan 2 tabung untuk tempat reagen control1 (warna kuning) dan reagen control 2
(warna coklat).
3. Diklik “control 1” dan diklik “√”, masukkan reagen Combur 10 M ke dalam reagen
control 1 sampai semua parameter kertas pH terendam oleh reagen control 1 dan
ditiriskan menggunakan tissue kering, selanjutnya diletakkan di alat Cobas U 411.
4. Selanjutnya diklik “control 2” dan klik “√”, dimasukkan reagen Combur 10 M ke dalam
reagen control 1 sampai semua parameter kertas pH terendam oleh reagen control 2 dan
ditiriskan menggunakan tissue kering, selanjutnya diletakkan di alat Cobas U 411.
5. Ditunggu hingga hasil keluar secara automatis. Jika pada hasil tidak menunjukkan ada
tanda (*) maka control alat Cobas U411 berhasil. Alat Cobas U411 bisa digunakan untuk
pemeriksaan sampel urine.
6. Jika ada bunyi alarm berarti itu bertanda ada perintah, dipencet tanda (!) dan baca
perintahnya.
1. Diklik “workplace” dan klik “sampel entry” untuk mengetahui urutan nomor sampel
pemeriksaan supaya tidak terjadi kesalahan.
2. Jika sudah pasti nomor pemeriksaan klik “Worklist” untuk mem-barcode nomor
permintaan.
3. Diklik “X” dan klik “Worklist” nomor akan berurutan dari nomor terkecil.
4. Sampel urine disiapkan.
5. Dimasukkan urine pasien ke tabung sentrifuge ±5 ml
6. Dimasukkan reagen Combur 10 M sampai semua parameter kertas pH terendam oleh
sampel dan ditiriskan menggunakan tissue kering, selanjutnya diletakkan di alat Cobas U
411.
7. Ditunggu hasil keluar secara automatis
8. Parameter pemeriksaan dan nilai normalnya
Cara mematikan alat Cobas U411
G. HASIL :
H. PEMBAHASAN :
Pemeriksaan Urine Lengkap Parameter Satuan Nilai Normal pH - 5-8 Leukosit Leu/UI
Negatif Nitrit - Negatif Protein mg/dL Negatif Glukosa mg/dL Normal Keton mg/dL Normal
Urobilinogen mg/dL
1. Bilirubin mg/dL Negatif Eritrosit Ery/uL Negatif Massa Jenis mg/dL 1,005 – 1,020
Kekeruhan - Jernih Warna – Kuning
2. Pemeriksaan Sedimen Urine Parameter Satuan Nilai Normal Leukosit / lapang pandang
< 6/lp Eritrosit / lapang pandang < 3/lp Sel epitel / lapang pandang 0,00 – 0,00 Silinder /
lapang pandang Negatif Jamur / lapang pandang Negatif Parasit / lapang pandang
Negatif Kristal / lapang pandang Negatif Lain-lain / lapang pandang Negatif G. Hasil
Nama : Waneng Wayan Umur : 64 thn 6 bln 21 hr Jenis Kelamin : Laki-laki Instalasi :
IRNA – Saraf Diagnosa : Hasil
1. pH : 7,00
2. Leukosit : 500,00
3. Nitrite : neg
4. Protein : neg
5. Glukosa : norm
6. Ketone : neg
7. Urobilinogen : norm
8. Bilirubin : neg
9. Eritrosit : 25,00
10. Berat jenis : 1,015
11. Warna : Kuning
12. Sedimen urine:
- Lekosit : banyak / lp
- Eritrosit : 2-3 /lp
- Sel epitel : -
- Gepeng : -
- Silinder : -
- Kristal : -
- Lain-lain bakteri +, spermatozoa + /lp
3. Penilaian Hasil Pemeriksaan Urine Sebelum menilai hasil analisa urine, perlu diketahui
tentang proses pembentukan urine. Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan
melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml
per menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang
akhirnya terbentuk 1 ml urin per menit. Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin
selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui
kelainan-kelainan dipelbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal,
uterus dan lain-lain.
I. CARA PERAWATAN
b. Pemeliharaan dan kalibrasi Alat
c. Setiap peralatan harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (instruction manual)
yang disediakan oleh pabrik yang memproduksi alat tersebut.
d. Petunjuk penggunaan tersebut pada umumnya memuat cara operasional dan hal-hal lain
yang harus diperhatikan.
e. Cara penggunaan atau cara pengoperasian masing-masing jenis peralatan laboratorium
harus ditulis dalam prosedur tetap.
f. Untuk setiap alat harus mempunyai kartu pemeliharaan yang diletakkan pada atau
didekat alat tersebut yang mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan
kelainan-kelainan yang ditemukan.
g. Bila ditemukan kelainan, maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada penanggung
jawab alat tersebut untuk dilakukan perbaikan.
KESIMPULAN :
Analyzer semiotomatis COBAS u 411 untuk analisa urin dirancang untuk mengoptimalkankerja
dan aliran data, didukung oleh pembaca barcode opsional dan terminal sedimen. Prosescepat dari
strip tes mempercepat analisis, juga bahan kimia berkualitas tinggi memberikan hasilyang dapat
diandalkan dan aman. COBAS u 411 analyzer adalah solusi yang tepat untuk mengelola
pemeriksaan kerja urinalisis harian Anda dengan cara yang intuitif dan efisien.COBAS u 411
analyzer adalah pilihan yang tepat untuk urinalisis yang bekerja pada pengujian dengan volume
medium
DAFTAR PUSTAKA
http://darahanalis.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-laboratorium-kesehatan-dan.html
diaksestanggal 18februari2021
http://www.prodia.co.id/
A. TUJUAN
Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses elektroforesis dan cara penggunaanya.
B. PRINSIP KERJA
Berdasarkan pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif (anion), dalam hal tersebut DNA,
yang bergerak menuju kutub positif (anoda), sedangkan partikel-partikel bermuatan positif
(kation) akan bergerak menuju kutub negatif (anoda).
C. DASAR TEORI
Marker adalah segmen DNA yang spesifik dan telah diketahui ukurannya. Marker
berfungsi sebagai acuan untuk mengetahui ukuran DNA hasil ampifikasi. Marker DNA
yang terdapatdi dalam ruang elektroforesis berfungsi sebagai penanda posisi pasangan
basa dari molekul DNA yang bermigrasi. Marker-marker DNA tersebut merupakan
marker yang telah dibuat oleh pabrik sehingga tanda pasangan basanya jelas. Salah
satu contoh marker DNA adalah lambda HindIII. Marker tersebut memiliki delapan
fragmen DNA dengan kisaran 125 pb hingga 23.130 pb. Penggunaan DNA marker
tersebut dikarenakan molekul DNA yang akan diamati memiliki fragmen DNA dengan
ukuran 110--20.000pb.
Alat :
Bahan :
1 DNA Marker
2 Produk DNA
3 Ethidium Bromide (EtBr)
4 dd H2O
5 Gel Agarose
6 Loading Buffer (Loading dye)
7 Buffer Tri-Asetat-EDTA (TAE)
8 Akuades
E. CARA KERJA
F. PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat memahami secara
baik dan mampu untuk melakukan salah satu teknik/metode pemisahan senyawa (DNA
dan Protein), yaitu metode elektroforesis. Selain itu diharapkan mahasiswa juga dapat
mengetahui bagaimana cara mengukur fragmen DNA pada praktikum ini.
Prinsip kerjanya adalah jika molekul yang bermuatan negatif (DNA) dilewatkan
melalui suatu medium, misalnya gel agarose, kemudian dialiri arus listrik dari satu kutub
ke kutub yang berlawanan muatannya (positif), maka molekul tersebut akan bergerak dari
kutub negatif ke kutub positif (Elektroforesis) melalui membran matriks gel agarose
tersebut (Yuwono, 2005).
1 Elektroforesis bebas (free electrophoresis): molekul atau partikel yang akan dipisahkan
tersebar di seluruh larutan. Pemberian arus listrik pada larutan yang mengandung partikel
tersebut akan menyebabkan terbentuknya batas di antara dua larutan.
2 Elektroforesis zona: merupakan jenis elektroforesis yang paling banyak digunakan,
mempergunakan media penunjang, seperti kertas, selulosa asetat, agarose atau
poliakrilamid
G. KESIMPULAN
1 Teknik pemisahan senyawa dengan elektroforesis gel agarose termasuk dalam jenis
elektroforesis zona dengan menggunakan teknik elektroforesis horizontal.
2 Elektroforesis memiliki prinsip kerja bahwa suatu molekul (DNA) yang bermuatan
negatif jika dialiri listrik akan bergerak menuju kutub positif milik elektroforesis melalui
matriks membran gel agarose.
3 Panjang fragmen DNA dapat terlihat dengan menggunakan gel doc yang pada saat
didalamnya disinari dengan menggunakan sinar UV, setelah sebelumnya dilakukan tahap
elektroforesis. Setelah itu panjang fragmen DNA dapat diukur menggunakan kurva
regresi linier.
4 Faktor yang mempengaruhi laju migrasi dari fragmen DNA pada elektroforesis gel
adalah ukuran molekul DNA, konsentrasi, bentuk molekul, densitas muatan, pori-pori
gel, voltase, dan larutan buffer elektroforesis. Selain itu ada faktor lain yang dapat
muncul sebagai yang mempengaruhi laju migrasi fragmen itu sendiri, yaitu ukuran
fragmen DNA dan faktor ketelitian serta kehati-hatian dalam proses penyimpanan produk
DNA jika produk tersebut sebelumnya disimpan.
I-CHROMA II
a. Tujuan
Untuk pemeriksaan darah, urin maupun feses
b. Prinsip
Alat imun analizer yang digunakan dalam kebutuhkan laboratorium dengan hasil
pemeriksaan kuantitatif
c. Dasar Teori
Ichroma II adalah otomatis atau semi otomatis diagnostik in-vitro perangkat yang mengukur
konsentrasi analit,yang terkandung dalam darah, urin atau sampel kuantitatif atau semi-kuantitatif
cara. Parameter Test yang dapat dikerjakan alat ini adalah :
1. HbA1c.
2. MicroAlbumin.
3. Cyctatin C
4. CRP
5. PCT
6. ASO
7. HBsAg.
8. Anti HBs
9. Anti HCV
10. RF lg M
11. Ferritin
12. Vitamin D
13. Tn-I
14. CK-MB
15. D-Dimer
16. Myoglobin
17. hsCRP.
18. CEA.
19. AFP.
20. PSA.
21. Ifob
22. TSH
23. T4 dan T3
25. FSH
26. Progresteron, Testoteron, Coristol
27. HCG, LH, RPL
e. Prosedur Kerja
Setelah campuran buffer diteteskan dalam Test Device ( alat test/ strip) , strip tersebut
dimasukan kedalam Chroma II dan konsentrasi analisa dihitung dengan proses kalibrasi yang
telah diprogram sebelumnya.
f. DaftarPustaka
https://www.slideshare.net/lalwananggasaputra/makalah-i-chromaII
gambar