Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN KEGIATAN INSTRUMEN III

DI SUSUN OLEH:

Nama : WINDA ERMALASARI


NIM : 1913353052

PROGRAM STUDI D-IV ANALIS KESEHATAN/TLM

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PRANTIKUM INSTRUMENT III

Disusun oleh :

WINDA ERMALASARI

Telah diseminarkan dihadapan dosen pengampu matakuliah dan ketua Prodi D.IV
Analis Kesehatan/TLM Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia

Pada tanggal 15 Februari 2021

Dosen I Dosen II

......................................... ………………………………….

Kepala Laboratorium klinik pramita Ketua Prodi D.IV Analis Kesehatan/TLM

……………………………
……………………………
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan instrument III ini dengan baik.
Tujuan laporan instrumen adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi III, Dan
mengetahui berbagai macam alat laboratorium dan cara penggunaan alat laboratorium .
Dalam penyelesaian laporan instrument III penulis banyak mendapat bantuan baik materil
maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr.Rer.Nat. Ikhwan Resemal Sudji, M.Si., , selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Perintis Indonesia
2. Ibu Renowati selaku ketua program studi D.IV Analis Kesehatan/TLM Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Perintis
3. Bapak/Ibu Dosen Matakuliah instrument III

4. Bapak ..........................pimpinan laboratorium klink paramita padang yang telah


memberi kesempatan dalam melaksanakan praktikum instrumen
5. Teman .................

6. Dan lain-lain yang tidak dapat disebut satu persatu.

Padang, 15 Februari 2021

WINDA ERMALASARI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………... iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. iv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………………. v

BAB I PENDUHULUAN……………………………………………………………….. 1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………………… 1
1.2. Tujuan ......................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum……..…………………………………………………………………
1.2.2 Tujuan Khusus ………………………………………………………………………
1.4. Manfaat .....................................................................................................

BAB II ISI……………………..………………………………………………………….
2.1. …………………………………………………………………………………….
2.2. …………………………………………………………………………………………

BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………….


3.1. ……..……………………………………………………………………….

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………….


3.1. Jenis Dan Desain…………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan profil lulusan Program Studi D.IV Analis Kesehatan/TLM Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Perintis Indonesia, bahwa mahasiswa D.IV dalam melalukan pemeriksaan
dilaboratorium mampu menggunakan metode dan alat canggih pada pemeriksaan khusus dan
kompleks, untuk memenuhi hal tersebut mahasiswa semester III yang sedang mengambil
matakuliah instrument III di bawa kelaboratorium yang mempunyai peralatan yang canggih
dan komplek sebagai pengembangan dari ilmu yang sudah didapat dikampus.

Instrumentasi adalah alat-alat yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam
suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Instrumentasi sebagai alat pengukur sering
kali merupakan bagian depan/ awal dari bagian-bagian selanjutnya (bagian kendalinya) dan
bisa berupa pengukur dari semua jenis besaran fisis, kimia, mekanis, maupun besaran listrik.
Beberapa contoh di antaranya adalah : alat ukur massa, waktu, panjang, luas, sudut, suhu,
kelembaban, tekanan, aliran, pH (keasaman), level, radiasi, suara, cahaya, kecepatan, torque,
sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik), viskositas, densitydan lain
sebagainya. Elektronika dan Instrumentasi merupakan cabang ilmurekayasa yang
menggabungkan antara pengetahuan elektronika dan instrumentasi yang diperlukan dalam
suatu industri.

Dalam bidang industri, pengetahuan elektronika sangat diperlukan untuk mendukung


sistem pengukuran dan pengontrolan instrumentasi dari industri yang dikendalikan.
Perkembangan dan kemajuan teknologi telah menciptakan banyak alat-alat yang mampu
mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia. Alat-alat bantu ini menggunakan sistem
instrumentasi atau elektronika digital yang banyak digunakan di tempat-tempat umum
terlebih pada transaksi pedagangan. Pengukuran dalam transaksi perdagangan secara
langsung biasanya kita gunakan alat ukur yang menggunakan sistem instrumen yang sudah
dikembangkan teknologinya karena ketepatan dalam pengukuran sangat diperlukan.
1.2 Tujuan

Tujuan Pelaksanaan praktikum ini yaitu mahasiswa mampu untuk :

1. Menjelaskan semua alat yang digunakan dilaboratorium pramita

2. Menjelaskan prinsip alat yang digunakan

3. Menjelaskan tentang standar prosedur operasional dari alat yang


digunakan
4. Menjelaskan kegunaan/fungsi alat yang digunakan/ pemeriksaan
apa saja yang digunakan pada pada alat tersebut.
5. Menjelaskan limid deteksi dari alat tersebut

6. Menjelaskan berapa sampel alat tersebut digunakan

7. Menjelaskan keuntungan dan kerugiaan alat

8. Menjelaskan bagaimana melakukan kalibarasi alat


BAB II
ISI

Nama Alat (foto Alat)

NO NAMA ALAT GAMBAR ALAT

1. Hematologi Analyzer

2. Autoclave

3. Gambar PCR
4. 5. Gambar mikrotom

6. GAMBAR EASYLYTC PLUS


7. Ichroma

8.
BAB III PEMBAHASAN

Instrument automatic di bidang Hematologi

1. Pengertian Hematologi Analyzer


Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah. Alat ini
biasa digunakan dalam bidang Kesehatan. Alat ini dapat membantu mendiagnosis
penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung
dan mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas
cahaya terhadap sel-sel yang di lewatkan. Mengukur sampel berupa darah. Alat ini
biasanya digunakan dalam bidang kesehatan. Alat ini dapat mendiagnosis penyakit yang
diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll. Pemeriksaan hematologi rutin seperti
meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung sel leukosit, dan hitung jumlah sel trombosit.
1. Prinsip kerja
Pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang
gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewatinya. Alat ini bekerja
berdasarkan prinsip flow cytometer . Flow cytometri adalah metode pengukuran (=metri)
jumlah dan sifat-sifat sel (=cyto) yang dibungkus oleh aliran cairan (=flow) melalui celah
sempit Ribuan sel dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat
lewat satu per satu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini
juga dapat memberikan informasi intraseluler, termasuk inti sel.
Prinsip impedansi listrik berdasarkan pada variasi impedansi yang dihasilkan oleh
sel-sel darah di dalam mikrooperture (celah chamber mikro ) yang mana sampel darah
yang diencerkan dengan elktrolit diluents / sys DII akan melalui mikroaperture yang
dipasangi dua elektroda pada dua sisinya (sisi sekum dan konstan ) yang pada masing
masing arus listrik berjalan secara continue maka akan terjadi peningkatan resistensi
listrik (impedansi) pada kedua elektroda sesuai dengan volume sel (ukuran sel) yang
melewati impulst / voltage yang dihasilkan oleh amplifier circuit ditingkatkan dan
dianalisa oleh elektonik system lalu hemoglobin diukur dengan melisiskan Red Blood
Cels (REC) dengan sys. LYSE membentuk methemoglobin , cyanmethemoglobin dan
diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm pada chamber. Has yang
didapat diprintout pada printer berupa nilai lain grafik sel.
Prinsip light scattering adalah metode dimana sel dalam suatu aliran melewati
celah dimanaberkas cahaya difokuskan ke situ (sensing area). Apabila cahaya tersebut
mengenai sel, diletakkan pada sudut-sudut tertentu akan manangkap berkas-berkas sinar
sesudah melewati sel itu. Alat yang memakai prinsip ini lazim disebut flow cytometri.
2. Fungsi dari Hematologi Analyzer
Alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung
dan mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas
cahaya terhadap sel-sel yang dilewatkan. Mengukur sampel berupa darah. Alat ini
biasanya digunakan dalam bidang kesehatan. Alat ini dapat mendiagnosis penyakit yang
diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll. Pemeriksaan hematologi rutin
seperti meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung sel leukosit, dan hitung jumlah sel
trombosit.
Keuntungan dari Hematologi Analyzer

Efisiensi Waktu
Lebih cepat dalam pemeriksaan hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 menit
dibandingkan dilakukan secara manual dan lebih tanggap dalam melayani pasien.
a. Sampel
Pemeriksaan hematologi rutin secara manual misalnya, smapel yang dibutuhkan
lebih banyak membutuhkan smapel darah (Whole Blood). Manual prosedur yang dilakukan
dalam pemeriksaan leukosit membutuhkan sampel darah 10 mikro, juga belum pmeriksaan
lainnya. Namun pemeriksaan hematologi analyzer ini hanya menggunakan sampel sedikit
saja.
b. Ketepatan Hasil
Hasil yang dikeluarkan oleh alat hematologi analyzer ini biasanya sudah melalui
quality control yang dilakukan oleh intern laboratorium tersebut, baik di institusi Rumah
Sakit atupun Laboratorium Klinik pratama.

Kerugian Hematologi Analyzer

Tidak dapat menghitung sel abnormal Pemeriksaaan oleh hematologi


autoanalyzer ini tidak selamanya mulus namun pada kenyataannya alat ini juga
memiliki beberapa kekurangan seperti dalam hal menghitung sel-sel abnormal .
Seperti dalam pemeriksaan hitung jumlah sel, bisa saja nilai dari hasil hitung
leukosit atau trombosit bisa saja rendah karena ada beberapa sel yang tidak
3. Cara kerja terhitung dikarenakan sel tersebut memiliki bentuk yang abnormal.
a. Hubungkan kabel power ke stabilisator (stavo)
b. Hidupkan alt (saklar on/off ada du sisi kanan atas alat)
c. Alat akan self check, pesan “please wait” akan tampil di layar
d. Alat akan secara otomatis melakukan self check kemudian background check
e. Pastikan alat pada ready

Cara kerja Pemeriksaan sampel Darah

1. Sampel darah harus dipastikan sudah homogen dengan antikoagulan


2. Tekan tombol Whole Blood “WB” pada layar
3. Tekan tombol ID dan masukkan no sampel, tekan enter
4. Tekan bagian atas dari temapt sampel yang berwarna ungu untuk membuka dan
letakkan sampel dalam adaptor
5. Tutup tempat sampel dan tekan “RUN”
6. Hasil akan muncu pada layar secara otomatis
7. Mencatat hasil pemeriksaan.

Yang perlu diperhatikan pada layar alat hematology analyzer, setelah pengukuran
spesimen darah, meliputi :

1. Perhatikan Hematokrit (PCV)


2. Hb kira-kira 1/3 Hematokrit.
3. Perhatikan MCHC
4. Kemungkinan ada kesalahan semua atau salah satu dari hasil
5. Alat yang baik maka MCHC ~ CHCM *
6. Perhatikan juga sel leukosit terutama distribusi diff. counting.

4. Gambar alat Hematologi Analyzer


Alat instrumentasi automatic dibidang bakteri

1. Pengertian AUTOKLAF
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Autoklaf juga
disebut dengan sterilisasi basah. Peralatan yang diguanakan perlu disterilisasi
agar pada saat kontak dengan produk, tidak menyebabkan kontaminasi. Sebelum
digunakan otoklaf terlebih dahulu divalidasi untuk membuktikan bahwa otoklaf berfungsi
dengan baik dan mampu menghasilkan material yang steril. Tekanan yang digunakan
adalah 15 Psi atau sekitar 2 atm dangan suhu 121 °C (250 F) dalam waktu 15 menit.Jadi
tekanan yang bekerja pada permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi.
Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah
yang akan membunuh mikroorganisme. Autoklaf ditujukan untuk membunuh endospora,
yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan,
kekeringan, dan antibiotik. Jika objek yang disterilisasi tebal atau cukup banyak, transfer
panas pada bagian autoklaf akan melambat sehingga terjadi perpanjangan waktu total.

2. Prinsip Kerja Autoklaf


Autoklaf menghasilkan uap panas yang bersumber dari panas yang dihasilkan
oleh api. Autoklaf dapat dioperasionalkan pada suhu 115-1500˚C. Bila sterilisasi
efektif dilakukan pada lamanya waktu, misalnya pada media nutrisi yang volumenya 25-
50 ml disterilisasikan di autoklaf dengan suhu 121˚C selama 15-20 menit pada tekanan
1.5kg/cm2.
Autoklaf ditujukan untuk membunuh sel resisten (endospora) yang diproduksi
oleh bakteri. Endospora adalah sel yang tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan
antibiotik. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air
pada tekanan atmosfer normal. Endospora dapat dibunuh pada suhu 121°C, dengan waktu
4-5 menit. Pada suhu 65 °C sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30
detik.
Ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 °C, perhitunga waktu sterilisasin
autoklaf dimulai. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas
pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu
pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 °C untuk waktu 10-
15 menit. Ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf dibutuhkan perpanjangan
waktu, dibutuhkan waktu yang lama untuk volume yang besar sengga mencapai suhu
sterilisasi.
b) Jenis-Jenis Autoklaf
Autoklaf tertdapat tiga jenis, yang dibagi berdasarkan perbedaan bagaimana udara
dihilangkan dari autoklaf selama proses sterilisasi.
a. Gravity Displacement Autoclave
Di dalam ruang autoklaf terdapat udara yang dipindahkan hanya berdasarkan
gravitasi. Prinsipnya adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan
udara, sehingga udara terletak di bawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan
memasukan uap melalui bagian atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah.
Secara perlahan, uap mulai semakin banyak sehingga menekan udara semakin turun
dan keluar melalui saluran di bagian bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan
terjadi sterilisasi. Autoklaf ini dapat bekerja dengan cakupan suhu antara 121-134 °C
dengan waktu 10-30 menit.
b. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave
Autoklaf ini adalah jenis autoklaf yang dilengkapi pompa, yang mengevakuasi
hampir semua udara dari dalam autoklaf. Cara kerjan autoklaf ini dimulai dengan
pengeluaran udara. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini adalah 8-10
menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke dalam autoklaf. Akibat
kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh permukaan benda,
kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi berngsung. Autoklaf ini
bekerja dengan suhu 132-135 °C dengan waktu 3-4 menit.
c. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave
Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave adalah jenis autoklaf yang menggunakan
aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang.
Waktu siklus yang ada pada autoklaf ini tergantung pada benda yang disterilisasi.
c) Bagian-Bagian Autoklaf
Berikut adalah bagian-bagian dari autoklaf:
a. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
Timer pada autoklaf berfungsi sebagai pengaturan waktu lama atau
sebentarnya proses sterilisasi, sesuai dengan kebutuhan/penggunaan yang di
inginkan.
b. Katup uap
Katup uap adalah komponen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya uap
air.

c. Pengukur tekanan
Pengukur tekanan adalah komponen yang berfungsu untuk mengetahiu
tekanan uap yang berada didalam autoklaf saat proses sterilisasi berlangsung.
d. Kelep pengamanan
Kelep pengaman berfungsi sebagai penahan atau pengunci dari
penutup autoklaf.
e. Tombol on/of
Tombol ini berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin
autoklaf.
f. Termometer
Termometer adalah komponen yang berfungsi untuk mengetahui suhu
yang sudah dicapai pada saat pensterilan.
g. Lempeng sumber panas
Ini adalah komponen yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi
kalor (panas). Pada dasarnya heater terbuat dari kumparan/lilitan kawat
tembaga yang jika dialiri arus listrik akan menghasilkan energi panas.
h. Aquades (H2O)
i. Skrup pengamanan
j. Angsa
Angsa adalah komponen yang berfungsi sebagai batas penambahan air.

Selain keterangan yang di atas, autoklaf juga memiliki komponen lain yaitu

Pompa Vacum, pada autoclave pompa vacum berfungsi untuk menghisap udara
atau uap campuran dari kamar/ruang sterilisasi (chamber), setelah proses sterilisasi
selesai uap panas akan segera hilang. Sehingga saat yuser membuka lied handle terbuka
uap panas yang ada di dalam chamber sudah berkurang sehingga tidak membahayakan
yuser saat mengeluarakan alat/peralatan yang hendak dipakai dari dalam Autoklaf. Selain
pompa vacun, autoklaf juga memiliki Penutup yang berfungsi sebagai penutup autoklaf
pada saat proses sterilisasi. Terdapat juga temperatur yang digunakan untuk mengatur
suhu pada saat akan melakukan proses sterilisasi.

d) Cara Penggunaan Autoklaf


Cara penggunaan autoklaf sederhana yang biasanya dipake di Laboratorium,
untuk mensterilkan alat adalah sebagai berikut :
a. Sebelum kita menggunakan autoklaf, terlebih dahulu kita harus memahami bagian-
bagian yang ada pada autoklaf beserta fungsi -fungsinya.
b. Bahan yang akan disterilkan diletakan pada wadah alumunium, disusunan dengan
rapi, dan diantara wadah-wadah tersebut diberi rongga untuk pergerakan uap air dan
udara.
c. Autoklaf diisi dengan akuades sampai elemen pemanas terendam air.
d. tubuh sterilisator telah cocok dengan tempatnya, yang terletak pada tutup.
e. Tutup autoklaf dengan rapat, pastikan baut-baut yang ada dibagian atas tutup sudah
terpasang.
f. Putar serentak secara bersama-sama baut-baut yang berlawanan letaknya, agar tutup
autoklaf ini berada pada posisi yang tepat.
g. Pengatur katup pengaman dibuka, agar udara yang ada di dalam autoklaf keluar.
h. Setelah itu, pasanglah sumber pemanas.
i. Nyalakan autoklaf (tombol autoklaf dibawah dinaikkan ke atas
tuasnya), diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121 oC (suhu
optimal dimana mikroba akan terdenaturasi).
j. Setelah itu, katup ditutup apabila uap air sudah keluar cukup banyak akan terdengar
bunyi desis dari katup pengaman. Suhu dan tekanan autoklaf akan naik.
k. Skala suhu dan tekanan dibaca sampai mencapai suhu 121 oC dengan tekanan 15 Psi
atau sekitar 2 atm. Suhu distabilkan selama 15 menit dengan cara mengatur sumber
panas.
l. Matikan autoklaf, tunggu hingga tekanan dan suhunya turun hingga mencapai nol.
Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan menjadi nol.
m. Katup pengaman dibuka setelah tekanan autoklaf mencapai nol, katup pengaman
dibuka dengan cara meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap air yang masih ada
dalam autoklaf.
n. Buka tutup autoklaf dengan cara kendurkan terdahulu bautnya, kemudian tutup
autoklaf diputar kemudian diangkat.
o. Jika suhu dan tekananya sudah nol, dan tutupnya sudah dibuka, keluarkan bahan
yang telah diserilkan, kemudian didinginkan.

e) Gambar
Alat instrumentasi automatic dibidang biologi molekuler

PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION)

A. Tujuan
: - mahasiswa dapat mengetahui perinsip dari PCR
- Mahasiswa dapat mengerti teknik PCR
- Mahasiswa dapat mengoperasionalkan alat termosikler sesuai dengan SOP
B. Perinsip :
Penggunaan metode PCR diperlukan 4 komponen utama, yakni DNA,Oligonukleotida
primer,deosiribosanukleotiotida tripospat (Dntp)yang terdiri dari Datp,Dctp,Dgtp, dan
enzim polymerase yang digunakan untuk mengkatalis treaksi sintesis rantai DNA. PCR
melibatkan banyak siklus yang masing-masing terdiri tiga tahap berirutan, yaitu pemisahan
(denaturasi) rantai DNA template, penempelan (annealing) pasangan primer pada DNA
target dan pemanjangan (extension) primer atau reaksi polymerase yang dikatalis oleh DNA
polimerasi

C. PENGERTIAN PCR
Polymerase Chain Reaction atau PCR adalah suatu teknik yang digunakan untuk membuat
banyak salinan dari suatu segmen DNA, proses ini akan menghasilkan sejumlah besar salinan
dari sampel awal yang kecil. Dengan adanya amplifikasi segmen DNA memungkinkan kita
untuk mendeteksi virus atau bakteri patogen, identifikasi individu (sidik jari DNA), dan
beberapa penelitian ilmiah yang melibatkan manipulasi DNA.

D. Fungsi PCR(Polymerase Chain Reaction)


Polymerase Chain Reaction merupakan teknik yang sangat berguna dalam membuat
salinan DNA. Dengan alat ini memungkinkan sejumlah kecil sekuens DNA tertentu
disalin(berkali-kali) untuk diperbanyak(sehingga dapat dianalisa), atau dimodifikasi secara
tertentu.
Sebagai contoh, PCR dapat digunakan untuk menambahkan situs enzim restriksi, atau
untuk memutasikan (mengubah) basa tertentu pada DNA. PCR juga dapat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan sekuens DNA tertentu dalam sampel.
PCR memanfaatkan enzim DNA polimerase yang secara alami memang berperan dalam
perbanyakan DNA pada proses replikasi. Namun demikian, tidak seperti pada organisme hidup,
proses PCR hanya dapat menyalin fragmen pendek DNA, biasanya sampai dengan 10 kb
(kb=kilo base pairs=1.000 pasang basa). Fragmen tersebut dapat berupa suatu gen tunggal, atau
hanya bagian dari suatu gen.

Pada prosesnya ada 3 tahapan yang perlu anda ketahui, yakni :

 Denaturation atau denaturasi


 Annealing
 Elongation atau elongasi

Penjelasan tentang 3 tahapan proses diatas akan dibahas pada sub tahapan proses
PCR.

1. Denaturasi
Istilah denaturasi sering juga disebut tahap peleburan atau melting. Tahapan ini
berlangsung pada kisaran suhu 94 hingga 96 °C. Pada tahap ini ikatan hidrogen DNA
akan terputus dan DNA menjadi berberkas tunggal. Umumnya tahapan ini dilakukan
agak lama untuk memastikan semua berkas DNA terpisah. Pemisahan ini menyebabkan
DNA tidak stabil dan siap menjadi templat (“patokan”) bagi primer untuk menempel.
2. Annealing
Tahap annealing atau penempelan berada setelah proses denaturasi. Primer
menempel pada bagian DNA template yang komplementer urutan basanya. Tahap ini
dilakukan pada suhu sekitar 45 hingga 60 °C. Penempelan ini bersifat spesifik. Suhu yang
tidak sesuai menyebabkan gagalnya penempelan primer atau primer menempel di
sembarang tempat. Durasi tahap ini 1–2 menit.

3. Elongasi
Elongasi atau pemanjangan atau dikenal juga dengan istilah extension. Suhu
untuk proses ini tergantung dari jenis DNA polimerase yang digunakan. Dengan Taq-
polimerase, biasanya suhu berada di kisaran 76 °C. Proses ini terjadi setelah tahap
annealing atau penempelan.
DNA

DNA dan RNA merupakan materi genetik yang dimiliki oleh makhluk hidup dan virus.
DNA merupakan singkatan dari Deoxyribo Nucleic Acid(Asam Deoksiribo Nukleat) dan
RNA merupakan singaktan dari Ribo Nucleic Acid(Asam Ribo Nukleat). Sebelum
menggunakan alat PCR, ada baiknya anda mempelajari beberapa hal penting tentang
DNA dan RNA, seperti : struktur DNA, ikatan kimia pada rantai DNA dan lainnya.

Primer
Primer atau Primer DNA merupakan sekuens DNA yang komplemen terhadap
sekuens yang akan diamplifikasi. Batasannya, primer ini akan menempel pada kedua
ujung sekuens DNA yang ingin diamplifikasi dengan arah yang berkebalikan. Dalam
suatu siklus PCR digunakan dua primer, yaitu primer maju dan primer mundur. Kedua
primer ini harus ada dalam reaksi polimerasi agar amplifikasi DNA terjadi.
Nukleotida
Merupakan senyawa organik yang berperan sebagai monomer penyusun DNA
dan RNA. Nukleotida tersusun dari tiga sub unit, yakni: basa nukleotida, ribosa atau
deoksiribosa dan satu gugus fosfat. Jenis-jenis basa nukleotida diantaranya adalah :
Guanina (G), Adenina (A), Timina (T) dan Sitosina (C). Nukleotida-nukelotida kemudian
tersambung dalam satu rantai ikatan kovalen antara gula satu nukleotida dengan fosfat
nukelotida lainnya. Hasilnya adalah rantai punggung gula-fosfat yang berselang-seling.
Polimerase
DNA Polimerase atau sering disebut polimerase merupakan suatu enzim yang
membantu pembentukan rantai DNA baru. Proses replikasi DNA oleh enzim polimerase
mengacu pada tahapan denaturasi, annealing dan elongasi.
f) Cara kerja PCR
Kunci dalam pelaksanaan reaksi PCR membutuhkan Taq Polymerase, Primer, DNA
templat dan nukleotida (blok pembangun DNA). Keseluruhan bahan digabung dalam
sebuah tube, bersama kofaktor yang dibutuhkan oleh enzim, dan melewati siklus pemanasan
dan pendingan berulang yang memungkinkan terjadinya amplifikasi DNA.
Langkah kerja PCR melewati 3 tahap berikut:
1. Denaturation / denaturasi (96°C): Pada proses denaturasi, panas
mempengaruhi strand DNA akan terpisah menjadi DNA beruntai tunggal (single-
stranded).
2. Annealing / penempelan (55-65°C): Pada tahap penempelan ini, suhu annealing primer
akan menempel dan berikatan pada daerah komplementer pada sekuen single-stranded
DNA.
3. Extension / elongasi (72°C): Pada suhu ini Taq polymerase melakukan pemanjangan
membentuk strand DNA baru.
g) Gambar
Alat instrumentasi automatic dibidang sitohistoteknologi

MIKROTOM
A. TUJUAN :
Untuk mengetahui pembuatan sayatan dengan menggunakan Mikotom.
B. PRINSIP :
menyayat jaringan sebelum ditempelkan ke atas permukaan slide. Ketebalan sayatan yang
dihasilkan bervariasi selang 1 – 200 milimikron.
C. Pengertian Mirotom
Mikrotom yaitu alat atau mesin yang digunakan untuk memotong / mengiris
spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa
mikrotom menggunakan pisau baja, kaca atau berlian, tergantung pada spesimen yang sedang
diiris dan ketebalan yang diinginkan. dan mikrotom digunakan untuk mempersiapkan sayatan
jaringan binatang atau tumbuhan dalam histologi. Mikrotom digunakan untuk menyayat
jaringan sebelum ditempelkan ke atas permukaan slide. Ketebalan sayatan yang dihasilkan
bervariasi selang 1 – 200 milimikron. alat ini tentunya digunakan dalam mikroteknik.
Mikrotom ditemukan oleh seorang anatomis dan profesor Swiss yang bernama
Wilhelm His Sr. Dengan mencampur daging hewan dengan asam dan garam untuk
mengalotkannya dan kemudian memotongnya menjadi sangat tipis dengan mikrotom. Pada
awal kemunculan mikroskop cahaya, bagian dari tanaman dan hewan yang secara manual
disayat dengan menggunakan pisau cukur. Timbul suatu masalah dimana hasil sayatan yang
dihasilkan sering mendapatkan sayatan yang beragam ketebalannya sehingga mengganggu
penglihatan di bawah mikroskop. Maka hasil yang didapat juga kurang akurat. Selanjutnya
masalah ini dapat dipecahkan dengan kehadirannya mikrotom sebagai alat berpresisi tinggi
yang dapat menyayat jaringan dengan ketebalan yang diatur sesuai dengan keinginan.
Perkembangan terbaru selanjutnya adalah mikrotom laser, yang memotong dengan laser
femtosecond disamping pisau mekanis. Metode ini adalah kontak-bebas dan tidak memerlukan
teknik persiapan sampel teknik. Mikrotom laser memiliki kemampuan untuk mengiris hampir
setiap jaringan di tubuh hewan aslinya. Tergantung pada materi yang sedang diproses,
ketebalan irisan dari 10 sampai 100 μm.
Perkembangan alat mikrotom memang sangat pesat, terbukti dengan banyaknya
jenis mikrotom yang beredar di pasaran. Berbagai tipe mikrotom modern bermunculan dengan
spesifikasi yang masing-masing berbeda. Seperti yang terlihat dari tulisan yang dibuat oleh
Walter Esigner Direktur pemasaran dan sales internasional untuk Leica Mikrosistem di
Nusloch, Jerman, menceritakan tentang perubahan transformasi di lingkungan laboratorium
histopatologi modern. Di dalam essay nya yang berjudul ‘Motorised Microtomes Liberate
Histotechnologist’, pada saat ini terdapat berbagai jenis
D. Cara Kerja Mikrotom
Pemotongan (mounting) yaitu babak pemotongan blok preparat dengan menggunakan
mikrotom. Sebelum memperagakan pemotongan serangkaian persiapan yang harus
dilakukan adalah :
1. Persiapan pisau mikrotom Pisau mikrotom harus diasah sebelum dipakai agar jaringan
dapat dipotong dengan patut dan tidak koyak sehingga didapatkan jaringan yang patut.
Pisau mikrotom kemudian diletakan pada tempatnya di mikrotom dengan sudut tertentu.
Rekatkan blok parafin pada holder dengan menggunakan spatula atau scalpel. Letakkan
tempat duduk blok parafin beserta blok preparat pada tempatnya pada mikrotom.
2. Persiapan Kaca Objek Kaca objek yang akan direkatkan preparat harus telah dicoated
(disalut) dengan zat perekat seperti albumin (putih telur), gelatin atau tespa
3. Persiapan Waterbath atau wadah ada pokoknya air hangat dengan temperatur 37-400C
4. Persiapan sengkelit atau kuas.

Tehnik pemotongan parafin yang mengandung preparat yaitu sebagai berikut:

a. Rekatkan blok parafin yang mengandung preparat pada tempat duduknya di mikrotom.
Tempat duduk blok parafin beserta blok parafinnya kemudian diletakkan pada pemegangnya
(holder) pada mikrotom dan dikunci dengan kuat.
b. Letak pisau mikrotom pada tempatnya dan tata sudut kemiringannya. Kebanyakan sudut
kemiringan berkisar 20-30 derajat.
c. Tata ketebalan potongan yang diminta, kebanyakan dipakai ketebalan selang 5-7
mikrometer.
d. gerakkan blok preparat ke arah pisau sedekat mungkin dan potonglah blok preparat secara
teratur dan ritmis. Buang pita-pita parafin yang awal tanpa jaringan sampai kita
mendapatkan potongan yang mengandung preparat jaringan
e. Pita parafin yang mengandung jaringan lalu dialihkan secara hati-hati menggunakan
sengkelit atau kuas kedalam waterbath yang temperaturnya diatur 37-40C dan biarkan
beberapa saat sampai poita parafin tersebut mengembang.
f. Setelah pita parafin terkembang dengan patut, tempelkan pita parafin tersebut pada kaca
objek yang telah dicoated dengan cara memasukkan kaca objek itu kedalam waterbath dan
menggerakkannya ke arah pita parafin. Dengan menggunakan sengkelit atau kuas pita
parafin ditempelkan pada kaca objek. Setelah melekat kaca objek digerakkan keluar dari
waterbath dengan hati-hati agar pita parafin tidak melipat.
g. Letakkan kaca objek yang ada pokoknya pita parafin di atas hotplate dengan temperatur 40-
45C, biarkan selama beberapa jam. Cara lainnya yaitu dengan melewatkan kaca objek di atas
api sehingga pita parafin melekat ketat di atas kaca objek.
h. Setelah air kering dan pita parafin telah melekat dengan kuat, simpan kaca objek ada
pokoknya potongan parafin dan jaringan sampai saatnya untuk diwarnai.

PEMBAHASAN :

Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk
pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk
mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi.

Beberapa penggunaan mikrotom:

a) Untuk mikroskop cahaya, material pertama-tama difiksasi dan dibekukan atau dibenamkan
ke dalam parafin. Bagian-bagian setebal 3 – 20 mm biasanya diiris dengan pisau baja.
b) Untuk mikroskop elektron, fiksasi diikuti dengan pembenaman dalam resin seperti
Araldine(R), bagian-bagian diiris dengan pisau gelas atau pisau intan ultramikrotom setebal
2 – 100 nm.

Secara umum, suatu mikrotom memilki bagian-bagian terpenting sebagai berikut:

a) Skala pengatur ketebalan sayatan biasanya terdapat di bagian kanan atas badan mikrotom,
skala ini dapat digeser ke kiri dan ke kanan sesuai dengan ketebalan sayatan yang
diinginkan.
b) Pisau mikrotom, merupaka komponen yang bisa menentukan kualitas sayatan.
c) Pegangan blok jaringan, merupakan komponen yang menghubungkan mikrotom dengan
blok jaringan yang hendak disayat.
d) Pengatur jarak berfungsi untuk mengatur blok jaringan dengan mata pisau.

Perawatan Mikrotom
Mikrotom sebaiknya ditutup dengan plastik, atau dibawa masuk ke kotaknya jika tidak sedang
digunakan. Jangan memindahkan mikrotom dengan cara memegang bagian yang dapat
memperagakan usaha, karena dapat menggangu akurasinya. Sebelum dan sesudah digunakan,
sebaiknya mikrotom dibersihkan dari serpihan parafin dengan cara melap dengan kain lap yang
telah dibasahi dengan xilol. Mikrotom harus selalu diminyaki untuk mencegah keausan dan
kemacetan.
Pisau Mikrotom
Komponen mikrotom yang paling memerankan dalam produksi sayatan yang sempurna yaitu pisau
yang digunakan untuk menyayat. Oleh karena itu, untuk dapat memperagakan pekerjaan optimal.

Tipe dan struktur pisau mikrotom pabrikan yang sama dengan pabrikan mikrotom. Berlandaskan
struktur sisi pemotong pisau, maka dikenal tiga tipe pisau mikrotom, yaitu:

a) Pisau plane-edge (simple wedge razor), kebanyakan digunakan untuk sayatan beku dan blok
parafin.
b) Pisau konkaf (flat- or half- ground razor), kebanyakan digunakan untuk sayatan blok
celoidin dan plastik.
c) Pisau bikonkaf (hollow-ground razor), sering digunakan untuk menyayat blok parafin.

KESIMPULAN :

Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk
pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom menggunakan pisau baja dan digunakan untuk
mempersiapkan sayatan jaringan hewan atau tumbuhan dalam histologi.

Beberapa penggunaan mikrotom:

a. Untuk mikroskop cahaya, material pertama-tama difiksasi dan dibekukan atau dibenamkan ke
dalam parafin. Bagian-bagian setebal 3 – 20 mm biasanya diiris dengan pisau baja.
b. Untuk mikroskop elektron, fiksasi diikuti dengan pembenaman dalam resin seperti Araldine,
bagian-bagian diiris dengan pisau gelas atau pisau intan ultramikrotom setebal 2 – 100 nm.

DAFTAR PUSTAKA :

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrotom
2. http://masharmoko.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-teknik-laboratorium.html
3. http://www.rasuanenoor.net/2019/03/mengenal-mikrotom.html#:~:text=yaitu%20sebagai
%20berikut%3A-,1.,tempatnya%20dan%20tata%20sudut%20kemiringannya
Automatic Tissue Processor

A. Pengertian Automatic Tissue Processor

Prosesor jaringan adalah peralatan yang sangat diperlukan untuk pengolahan


spesimen patologi. Perangkat Ini adalah modul prosesor jaringan otomatis yang dirancang
untuk aplikasi laboratorium sebagai fiksasi, dehidrasi, infiltrasi lilin parafin spesimen
jaringan histologis secara mandiri tanpa invertensi manusia. Dalam pekerjaannya,
Automatic tissue processor sanggup memproses ratusan sampel jaringan dalam
sekali running. Automatic tissue processor bekerja dengan setting tertentu sesuai dengan
kebutuhan patologist. Alat Automatic tissue processor ini sangat membantu kecepatan
kerja untuk membuat preparat histologi.

B. Prinsip Kerja Alat


Automatic Tissue Processor Yaitu yaitu alat yang secara otomatis melakukan gerakan
melakukan proses persiapan jaringan dengan timer yang sudah di setting.

C. Cara kerja
1. Fiksasi
adalah tindakan merendam bahan pemeriksaan yang berasal dari jaringan hewan
atau manusia, didapat dari biopsi , operasi ataupun autopsi kedalam cairan fiksasi yang
mempunyai volume cukup dan emakai cairan fiksasi yang benar. Fiksasi harus dilakukan
dengan baik dengan menggunakan cairan fiksasi yang cukup dan sempurna karena
kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan fiksasi terhadap jaringan tersebut merupakan
kesalahan yang tidak dapat diperbaiki kembali.
Tujuan Fiksasi Yaitu untuk Mencegah terjadinya proses autolisis yaitu larutnya sel
yang diakibatkan oleh proses, proses yang dipengaruhi enzim dari dalam sel itu sendiri.
Mencegah proses pembusukan yaitu proses penghancuran jaringan yang diakibatkan oleh
aktifitas bakteri dan biasanya disertai dengan pembentukan gas. Memadatkan dan
mengeraskan agar mudah untuk dipotong. Untuk jaringan yang lunak seperti jaringan otak
akan sulit dipotong jika tanpa dilakukan oleh cairan fiksasi. Memadatkan cairan koloid,
mengubah konsistensi dari bahan seperti cairan yang terdapat didalam jaringan menjadi
konsistensi lebih padat. Mencegah keruskan struktur jaringan. Dengan proses masuknya
cairan fiksasi kedalam sel lewat membran sel yang bersifat semipermeabel secara
osmosis/penyerapan.
a. Syarat – syarat cairan Cairan fiksasi yang digunakan mempunyai syarat – syarat
tertentu agar jaringan yang difiksasi tidak mengalami kerusakan yaitu :
1. Mempunyai daya tembus yang kuat
2. Menembus jaringan secara merata
3. Dapat memfiksasi secara keseluruhan
4. Mempunyai daya tembus terus menerus
5. Tidak berakibat yang terlalu membahayakan terhadap lingkungan
6. Dengan cairan fiksasi tersebut, jaringan dapat diwarnai dengan berbagai
macam tehnik dan jaringan tersebut dapat disimpan untuk waktu yang lama
b. Langkah -langkah :
1. Ambil jaringan yang akan difiksasi dan potong sampai ketebalan maksimal 1 cm
(untuk mempermudah penyerapan dari 2 sisi )
2. Masukan kedalam larutan pengawet (formalin). Seluruh jaringan harus terendam
dalam larutaN pengawet (volume minimal laruta 20 x jaringan).
3. Diamkan selama 24 jam
2. DehidrasI
Bertujuan untuk menyerap air yang masih ada dalam jaringan. Jaringan
dimasukan kedalam larutan alcohol dari kosentrasi rendah ke tinggi agar dehidrasi terjadi
bertahap,sehingga jaringan lemaknya tidak lepas (terkikis) yang dapat menjadi artefak
dan menyulitkan pengamatan akhir.
a. Masukkan jaringan kedalam alcohol 70% selama 12 jam
b. Masukan jaringan kedalam alcohol 80% selama 12 jam
c. Masukan jaringan kedalam alcohol 96% selama 12 jam
d. Masukan jaringan kedalam alcohol absolute selama 12 jam
3. Pembeningan
Bertujuan untuk membersihkan jaringan dari alcohol dengan menggunakan
larutan cylol yang menyebabkan cytoplasma kosong (hanya terdiri dari jaringan murni)
dan mempersiapkan jaringan untuk proses pembenaman.
a. Masukan kelarutan cylol wadah 1 selama 30 menit
b. Masukan kelarutan cylol wadah 2 selama 30 menit
4. Pembenaman
Merupakan proses pengeluaran cairan pembening (clearing agent) dari jaringan dan
menggantikannya dengan paraffin. Dilakukan dengan menggunakan paraffin Clearing
agent yang tersisa dapat mengkristal dalam jaringan sehingga saat dipotong dengan
mikrotom jaringan akan robek.
a. Paraffin/ paraplast I selama 2 jam;
b. Paraffin/ paraplast II selama 1 jam;
Paraffin/ paraplast III selama 2 jam.
5. Pengecoran
a. Besi potongan berbentuk L (Leuckhart)
b. Susun 2 buah potongan besi si atas lembaran logam sehingga membentuk ruang
kubus;
c. Tuangkan sedikit paraffin cair di bagian pinggir agar paraffin tercetak dengan merata
d. Letakkan jaringan sesuai dengan keinginan saat jaringan diiris dengan bagian yang
ingin dilihat menghadap kebawah (mempermudah pengamatan)
e. Tuangkan paraffin secukupnya agar menutupi jaringan seluruhnya;
f. Hindarkan terbentuknya air bubble.
g. Histoplate dari plastik (casette) dan piringan logam (mold).
h. Spatula untuk melekatkan blok paraffin.
i. Beri label identitas jaringan saat blocking. Diamkan selama 24 jam.
6. Pemotongan jaringan
Memotong specimen yang berada dalam lapisan lilin sehingga dapat dilanjutkan
untuk proses selanjutnya.pada proses pemotongan ini pisau pemotong harus rata dan
tajam untuk menghasilkan potongan jaringan yang baik sehingga untuk membersihkan
pisaunya digunakan kuas khusus.
a. Atur ketebalan + 5 – 10 m (disesuaikan kebutuhan)
b. Atur jarak preparat yang dipegang oleh holder ke arah pisau sedekat mungkin;
c. Gerakkan rotor (putaran) pada mikrotom secara ritmis,
d. Buang pita-pita paraffin awal yang tanpa jaringan;
e. Setelah potongan mengenai jaringan, potong blok preparat secara hati-hati;
f. pindahkan secara hati-hati dengan sengkelit ke atas air di dalam waterbath yang diatur
pada suhu 55oC;
g. siapkan objek gelas yang telah dibubuhi gliserin dan albumin (putih telur) yang telah
diratakan dan letakkan diatas hot plate dipinggiran waterbath.
h. Setelah pita paraffin terkembang dengan baik, tempelkan paraffin ke kaca objek
dengan cara mencelupkan objek gelas yang telah dibubuhigliseri dan albumin tadi
kedalam air didekat paraffin yang telah terkembang dengan baik,lengketkan dan
angkat;
i. Masukan kedalam wadah minimal 12 jam
j. Kemudian masukan ke 2(dua) wadah cylol masing-masing 5 (Lima) menit untuk
menghilangkan paraffin
k. Untuk rehidrasi yang bertujuan untuk memberikan air kembali kejaringan untuk
menyerap pewarnaan, Masukan dengan cara dicelupkan kecairan alcohol dengan
kosentrasi dari tinggi kerendah masing2 selama 2 menit dengan 2 wadah cairan yang
memiliki kosentrasi yang sama
EASYLYTC PLUS / ELEKTROLYTE ANALYZER
A. PENGERTIAN ELEKTROLYTE ANALYZER
Electrolyte analyzer merupakan alat yang digunakan untuk pemeriksaan
hematologi klinik, mengetahui kadar hemoglobin, leukosit, trombosit, dan hematokrit pada
klien. Elektrolit analyzer telah menggunakan metode ion elektroda selektif untuk mencapai
pengukuran tepat dari pengujian.Sample yang digunakan adalah dari plasma atau serum
darah dan urine pasien.
Elektrolyte Analyzer dapat mendeteksi ion garam anorganik, ion kalsium sampel
bahan kecil, dll. Elektrolyte Analyzer menggunakan metode ion elektroda selektif untuk
mencapai pengukuran tepat dari pemeriksaan. Aparat adalah enam elektroda : natrium,
kalium dan klorin, ion kalsium, lithium dan elektroda CST.
Masing-masing memiliki elektroda selektife ion film, akan diukur dan sampel
tanggapan ion yang sesuai, membrane penukar ion, dan reaksi muatan ionic dan mengubah
potensial membrane, dapat mendeteksi cairan, sampel dan potensi membrane antara. Film
dikedua sisi nilai dua diuji potensi listrik akan menghasilkan sampel saat ini, elektoda
referensi, referensi elektroda cair bentuk “loop” sisi, membrane, elektroda internal yang cair,
elektroda internal sisi lain.
Internal elektroda cairan dan sampel perbedaaan antara konsentrasi ion akan
bekerja pada kedua sisi elektroda film ditegangan elektrokimia menciptakan, melalui
tegangan tinggi dari konduktansi dari elektroda internal untuk menyebabkan penguat,
elektroda referensi juga menyebabkan lokasi penguat.
Elektrolyte umunnya ada sebagai solusi dari asam, basa atau garam. Selain itu
beberapa gas dapat bertindak sebagai elektrolit pada kondisi suhu tinggi atau tekanan
rendah. Larutan elektrolit juga dapat hasil dari pembubaran beberapa polimer biologis
(misalnya DNA, polipepyida) dan sintesis (misalnya sulfonat polistirena), polielektrolit
disebut yang mengandung dibebankan kelompok fungsional.
Elektrolit dalam larutan dapat digambarkan sebagai terkonsentrasi jika memiliki
konsentrasi tinggi ion, atau encer jika memiliki konsentrasi rendah. Jika proporsi yang tinggi
dari berdisosiasi terlarut ke bentuk ion bebas, elektrolit kuat; jika sebagian besar zat terlarut
tidak memisahkan, elektrolit lemah. Sifat-sifat elektrolit dapat dieksploitasi dengan
menggunakan elektrolisis untuk mengekstrak unsure-unsur dan senyawa yang terkandung
dalam solusi.

B. EASYLITE ELEKTROLYT ANALYZER


Alat Easylite berfokus pada kebutuhan laboratorium untuk memberikan hasil
sampel secara ekonomis. Desain elektroda yang unik dikombinasikan dengan control yang
tepat dari volume kalibrator memastika operasi penerbangan murah dan hasil tes cepat.
Adapun cara pengukuran alat ini adalah dengan menggunakan elektrode selektif
ion atau ISE (Ion Selective Electrode). Dimana pada alat ini ada 4 buah elektrode yaitu
Na+  electrode, K+  elektrode, Cl- elektrode dan Referens elektrode. Elektrolit analyzer dapat
mendeteksi ion garam anorganik, ion kalsium sampel bahan kecil.
Sistem kerja elektrolit adalah ketika ion-ion elektrolite masuk pada elektrode
timbul potensial listrik sebanding dengan konsentrasi ion elektrolite . kemudian potensial
listrik tersebut dikuatkan dan dikonversikan melalui prosesor menjadi nilai konsentrasi
elektrolit.
C. PRINSIP KERJA
Prinsip kerja alat ini yaitu sampel  akan  ditarik  oleh  elektroda yang sensitif terhadap
ion-ion tersebut. Kemudian digunakan elektroda reference untuk membandingkan naik
turunnya potensial.
D. PROSEDUR
1. Prosedur penggunaan alat (SOP)
a. Hidupkan power on yang ada dibelakang alat
b. Proses inisialisasi alat’ alat dalam stand by
c. Lakukan proses CAL 2’ alat dalam kondisi ready
d. Inser sampel serum (automatic sampeling) tarik tangkai jarum
e. Ada suara BIB masukan kembali tangkai jarum
f. Proses menginstrumen
g. Finish
2. Prosedur kalibrasi
a. Tekan CAL 1
b. Tekan CAL 2
c. Alat dalam keadaan kondisi ready

3. Prosedur perawatan
a. Hisapkan protein removing laiknya sampel
b. Lakukan berulang-ulang trouble shooting
c. Na, Ca, K, Cl, over flow, solusi : bersihkan aspirasi system ( terjadi sumbatan), lakukan
penggantian iner solution ion elektroda
d. Pipet tidak menghisap (no sampel), solusi : bongkar dan bersihkan system aspirasi
(terjadi sumbatan)
e. Nilai tidak sesuai (nilai tinggi atau nilai rendah), solusi : lakukan kalibrasi ulang dan
baca sampel calibration solution
E. GAMBAR
CENTRIFUGE

A. Pengertian centrifuge

Centrifuge merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan organel berdasarkan


massa jenisnya melalui proses pengendapan. Dalam prosesnya, Centrifuge menggunakan
prinsip rotasi atau perputaran tabung yang berisi larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan
massa jenisnya. Larutan akan terbagi menjadi dua fase yaitu supernatant yang berupa cairan
dan pellet atau organel yang mengendap. Peralatan Centrifuge terdiri dari sebuah rotor atau
tempat untuk meletakan larutan yang akan dipisahkan.

Rotor ini nantinya akan berputar dengan cepat yang akan mengakibatkan larutan akan
terpisah menjadi dua fase. Semakin cepat perputaran yang dilakukan, semakin banyak pula
organel sel yang dapat diendapkan begitu juga sebaliknya. Centrifuge merupakan alat
laboratorium yang memanfaatkan gaya sentrifugal , yaitu gaya yang timbul akibat benda
yang diputar dari satu titik sebagai porosnya . untuk memisahkan partikel dari satu benda cair
atau dengan kata lain memisahkan benda cair dari kepadatan yang berbeda. benda cair ini
merupakan cairan tubuh , contoh darah , serum , air seni , bahan reaksi lainnya , atau
campuran dari kedua duanya dengan zat tambahan lain Centrifuge adalah alat yang
digunakan untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi, memaksa partikel yang lebih berat
terkumpul ke dasar tabung centrifuge. Pemisahan antara filtrate dan substrat.

B. Prinsip Centrifuge

Prinsip kerja alat centrifuge adalah dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Gaya
sentrifugal juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Makin cepat putarannya maka semakin
tinggi pula gaya yang dihasilkan. Komponen utama pada alat ini adalah motor.Pada motor
terdapat rotor dan stator, Jika dialiri arus listrik maka diantara rotor dan stator akan timbul
medan magnet secara bergantian. Pada prinsipnya, kerja centrifuge yaitu merubah energi
listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran Dengan demikian Prinsip Kerja alat
tersebut adalah dengan memanfaatkan gaya centrifugal sehingga bahan tesebut dapat
terpisah. Ini dilakukan dengan cara memutar campuran dengan sangat cepat dan bertumpu
pada titik pusat. Dan pada akhirnya alat ini akan berhenti beroperasi ketika katup/pintu
terbuka saat bekerja.
C. Fungsi Centrifuge

Adapun fungsi utama dari alat centrifuge yaitu :

1. Memisahkan partikel atau sel darah dari while blood untuk memperoleh plasma atau
serum.
2. Memisahkan endapan protein dalam pemeriksaan kimia.
3. Untuk mendapatkan elemen seluler berkonsentrasi tinggi dan komponen lainnya dari
cairan biologi untuk pemeriksaan mikroskopik atau pemeriksaan kimia.
4. Memisahkan komponen lipid dan komponen lainnya dari plasma/serum, dan
memisahkan    lipoprotein dari yang lainnya

D. Cara Penggunaan Centrifuge Blok Diagram

Tegangan PLN masuk ke blok power supply dan disearahkan untuk men- supply
seluruh rangkaian. Selanjutnya lakukan setting kecepatan dan waktu. Setelah dilakukan
pengaturan kecepatan dan waktu, maka kontrol circuit akan mengolah settingan tersebut
supaya motor dapat berputar sesuai dengan yang diinginkan. Safety circuit berfungsi
sebagai pengaman pada pesawat centrifuge. Dalam safety circuit ini terdapat rangkaian
switching yang menghubungkan control circuit dengan motor yang terletak pada tutup
centrifuge.
Pintu centrifuge tidak akan terbuka jika motor masih berputar. Motor akan
berputar saat pintu centrifuge ditutup. Selanjutnya motor akan berputar sesuai dengan
kecepatan yang telah di- setting selama waktu yang telah ditentukan. Perputaran motor
ini akan menggerakkan tempat sampel sehingga timbul gaya centrifugal yang akan
memisahkan partikel pada sampel sesuai berat molekulnya. Setelah timer habis, maka
motor akan melambat dan berhenti berputar.

E. Cara Pemeliharaan Centrifuge

1. Memeriksa kelengkapan dan aksesoris pada pesawat centrifuge


2. Lakukan pembersihan pada seluruh bagian alat
3. Melakukan pelumasan pada bagian – bagian yang bergerak
4. Melakukan pengencangan pada baut centrifuge
5. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat
6. Melakukan kalibrasi dan pengujian kecepatan pada pesawat centrifuge
7. Melakukan penggantian sikat arang apabila motor tidak berputar
8. Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja
9. Lakukan penyetelan/adjustmen
10. Bersihkan dari pecahan tabung, tumpahan darah, serum dan lakukan desinfeksi setiap
saat
11. Bersihkan bagian luar dan dalam setiap hari.
12. Timer:  Lakukan pemantauan timer sesuai  penggunaan atau lakukan pemantauan setiap
satu    minggu sekali
13. Kalibrasi : Mengukur kecepatan putaran dengan menggunakan tachometer terkalibrasi
dan     lakukan 1 bulan sekali
14. Braking system : Selalu mengikuti anjuran pabrik, Pengambilan tabung centrifuge     
dilakukan  setelah posisi putaran benar-benar berhenti.
15. Power suply: Pengecekan kabel, steker dan stop kontak (pengecekan grounding dan   
kebocoran arus listrik dari kabel), steker dan stop kontak.
16. Lakukan pengecekan terhadap motor dan minyak bila perlu.
17. Terjadinya getaran yang tidak biasa perlu melakukan pengecekan rotor balance dan   
mengikuti rekomendasi pabrik.
18. Pemeriksaan terhadap komponen lainnya, apabila ditemukan kerusakan atau cacat
produk,   maka komponen dapat diganti oleh pabrik (bila alat masih baru).
F. Hal Yang Perlu Diperhatian Dalam Penggunaan Centrifuge

1. Centrifuge harus diletakkan dalam posisi yang datar .


2. Bersihkan dinding bagian dalam dengan larutan antiseptic setiap minggu atau bila
tumpahan atau ada tabung yang pecah.
3. Gunakan tabung dengan ukuran dan type yang sesuai untuk tiap centrifuge.
4. Beban harus dibuat seimbang sebelum centrifuge dijalankan.
5. Pastikan bahwa penutup telah menutup dengan baik dan kencang sebelum centrifuge
dijalankan.
6. Periksa bantalan pada wadah tabung. Bila bantalan tidak ada maka tabung mudah pecah
waktu dicenrifuge karena adanya gaya setrifugal yang kuat menekan tabung kaca ke
dasar wadah

Kalibrasi Centrifuge

Kalibrasi RPM Centrifuge

Tachometer Mekanik adalah kabel yang lentur.


Cara kerja:

1. Ujung kabel yang satu dikaitkan pada kemparan motor di dalam,sedangkan ujung yang
lain dihubungkan denagn alat meter.
2. Set centrifuge pada RPM yang paling sering dipakai,kemudian jalankan.
3. Catat  RPM yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer.

Tachometer elektrikal
Cara kerja:

1. Letakkan bagian magnit di sekeliling coil,sehingga menimbullkan aliran listrik bila alat
dijalankan.
2. Set centrifuge pada RPM yang paling sering dipakai,kemudian jalankan.
3. Aliran listrik yang timbul akan menggerakkan bagian meter
4. Strobe light
Alat ini digunakan bila tachometer tidak dapat menjangkau motor.pemeriksaan dilakukan
beberapa kali dan hitung rata-ratanya. Kecepatan putar/rpm masih dapat diterima bila nilai rata-
rata yang diperoleh adalah ±5 % rpm yang seharusnya.

Kalibrasi Timer Centrifuge

Kalibrasi timer dapat dilakukan dengan menggunakan stopwatch.


Cara kerja:

1. Set centrifuge pada waktu yang sering dipakai.


2. Jalankan alat dan bersamaan dengan itu jalankan stopwatch.
3. Pada waktu centrifuge berhenti,matikan centrifuge.
4. Catat waktu yang ditunjukkan oleh stopwatch.

G. GAMBAR CENTRIFUGE

ROTATOR
A. Pengertian
Rotator adalah suatu alat untuk menghomogenkan suatu sampel dengan kecepatan
1200rpm dalam waktu 5 menit.

B. PRINSIP
Prinsip alat yaitu untuk melihat adanya gumpalan darah. Rotator dapat didasarkan
pada desain jenis alat panggang listrik dimana sumbu tunggal diputar dan sampel yang
melekat pada ini dengan berbagai metode yang berbeda. Atau rotator bias mengambil
bentuk dari sebuah disk berputar disekitar titik pusat ; sampel yang melekat pada tepi dari
disk , ini bentu rotator kurang kuat dari gaya alat panggang listrik sebagai sudut disk bias
diturunkan untuk mengurangi akhir atas tindakan akhir. Penyesuaian kecepatan tersedia
dalam kedua jenis untuk mengubah tingkat keparahan dari tindakan pencampuran.
Homogenisasi adalah proses atau beberapa proses yang digunakan untuk
membuat campuran menjadi seragam. Homogenisasi bisa disebut juga dengan
pencampuran beberapa zat yang terkait untuk membentuk suspensi atau emulsi.
Homogenisasi dilakukan jika zat atau campuran bahan memiliki kandungan yang
berukuran cukup besar sehingga tidak memungkinkan kondisi campuran seragam.
Contoh zat yang paling sering dihomogenisasi adalah susu murni (raw milk), di mana
kandungan yang berukuran cukup besar yang dimaksud adalah molekul lemak yang dapat
terpisah dengan sendirinya (tersuspensi) dari susu ketika dibiarkan terlalu lama
(membentuk krim).
C. Jenis-Jenis Shaker dan Fungsinya
1. Perbedaan Stirrer dan Shaker dalam Proses Homogenisasi
2. Agar akurasi shaker tetap terjaga dan instrumen tidak cepat rusak, perhatikan instruksi
dan prosedur penggunaan. Biasanya, setiap kali membeli alat laboratorium seperti shaker
akan mendapatkan buku petunjuk penggunaan. Buku tersebut dapat anda jadikan
pedoman perawatan dan pengunaan.
3. Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan sebelum mengaktifkan shaker. Salah
satunya adalah dengan memastikan sumber daya listrik yang dipakai sesuai dengan
voltage yang tertera di label serial number dan direkomendasikan oleh manufaktur.
Perhatikan dan pastikan bahwa platform dan aksesoris lainnya terpasang dengan baik dan
benar.
4. Setelah semua pengkondisian menggunakan shaker secara aman selesai, anda juga harus
memerhatikan proses homogenisasinya. Hindari terlalu berlebihan dalam mengisi wadah
yang akan digunakan di shaker. Volume optimum untuk labu erlenmeyer adalah sebesar
20%. Jangan menggunakan shaker untuk campuran bahan kimia agresif atau eksplosif.
5. perankimia
6. Ingat untuk selalu matikan shaker dan lepaskan kabel daya (stop kontak) setelah
pemakaian dan sebelum melakukan perawatan. Satu hal yang tidak boleh ketinggalan
yaitu labsafety procedure.
7. Selalu kenakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai di dalam laboratorium ya! Baik
ketika membersihkan tumpahan atau melakukan pemeliharaan. LabSatu siap membantu
anda dalam pengadaan alat laboratorium shaker. Selamat mencoba tips perawatan dan
cara aman menggunakan shaker
D. Cara penggunaan
1. Pastikan kabel listrik sudah terhubung
2. Letakan slide diatas rotator
3. Atur kecepatan putaran dan atur waktu putaran
4. Tekan tombol ON pada rotator
5. Tunggu sampai rotator benar - benar berhenti
6. Dan ambil slide yang ada diatas rotator
E. Cara perawatan rotator
1. Cara menggunakan shaker laboratorium terbilang sederhana. Anda hanya perlu
meletakan wadah berisi larutan yang ingin dihomogenkan. Kemudian menyalakan
shaker untuk mengocok larutan yang ada dalam wadah tersebut.
2. Meskipun begitu, anda harus mengetahui tips perawatan dan cara aman menggunakan
shaker yang benar agar semakin memudahkan dalam bekerja di laboratorium. Berikut ini
beberapa tips yang bisa anda terapkan saat bekerja dengan shaker.
3. Sebelum menggunakan shaker, pastikan permukaan (platform) dalam kondisi bersih.
Sisa larutan yang tumpah dan tidak dibersihkan dengan baik akan mempengaruhi
kecepatan rotasi shaker. Selain itu, juga dapat mempengaruhi hasil akhir homogenitas
larutan.
4. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, anda dapat melakukan perawatan shaker secara
berkala. Bersihkan platform shaker secara rutin dengan menggunakan kain lembut atau
tisu tanpa serat yang telah dibasahi cairan pembersih. Lalu bilas dengan kain lembut atau
tisu tanpa serat yang telah dibasahi air dan keringkan. Pastikan cairan pembersih yang
digunakan tidak mengandung pelarut organik, alkali atau asam.
5. Anda juga perlu melakukan perawatan shaker dengan dekontaminasi atau disinfeksi
dengan menggunakan alkohol 75%. Lakukan perawatan shaker setiap kali diperlukan.
Baik ketika terkena noda ataupun terdapat tumpahan larutan. Untuk perawatan secara
umum dan kalibrasi shaker dapat anda lakukan setiap tahun
F. Kalibrasi
Kalibrasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Menggunakan tachometer bila kecepatan antara tachometer dengan alat pengukur
kecepatan pada rotator menunjukan angka yang sama , berarti alat dalam keadaan baik
2. Menggunakan cara sederhana sebagai berikut :
a. Pegang pensil secara tegak disamping plate
b. Jalankan rotator sambil memilih jam
c. Hitung sentuhan plate pada pensil dalam waktu 1 menit
d. Bila jumlah hitungan sesuai dengan alat pengukur kecepatan , berarti alat dalam
keadaan baik.
G. GAMBAR ROTATOR
AggRAM

A. PENGERTIAN
Uji agregasi trombosit dilakukan untuk mengukur kemampuan trombosit saat
berlekatan satu sama lain ketika bercampur dengan agen pengagregasi, seperti kolagen,
ADP atau ristosetin. Uji ini dilakukan untuk mendeteksi abnormalitas fungsi trombosit
dan untuk membantu mendiagnosis defisiensi trombosit herediter. Peningkatan
kecenderungan pendarahan terjadi akibat penurunan waktu agregasi
trombosit. Pemeriksaan agregasi trombosit bertujuan mendeteksi abnormalitas fungsi
trombosit. Agregasi trombosit dapat terjadi melalui perangsangan yang berasal dari
dinding pembuluh darah yang terluka (kolagen), system koagulasi (thrombin), stimulasi
trombosit (bahan yang keluar dari reaksi pelepasan), hormon dalam plasma (adrenalin).
Agregasi trombosit memegang peranan penting dalam patogenesis trombosis akut pada
Penyakit Jantung Koroner (PJK), stroke, dan penyakit arteri perifer. Agregasi trombosit
dapat menstimulasi beberapa agonis yang mempengaruhi reseptornya, termasuk ADP,
epinefrin, kolagen, dan trombin. Komponen seluler yang mempengaruhi agregasi
trombosit dimediasi oleh ikatan fibrinogen dengan reseptor glikoprotein (GP) IIb/IIIa
trombosit.
beberapa indikasi pemeriksaan Agregasi trombosit, antara lain :
1. Membantu menegakkan diagnosis gangguan hemostasis karena defek fugsi
trombosis, baik yang bersifat kongenital maupun akuisita,
2. Memonitor pemberian obat anti trombosis,
3. Memonitor secara periodik penderita-penderita dengan resiko trombosis, seperti
DM dan obesitas. 
B. Spesimen
Bahan pemeriksaan berupa 9 mL darah yang dimasukkan dalam tabung sitrat
yang telah berisi 1 mL Na sitrat 3,2% berasal dari subyek yang melakukan pemeriksaan
kesehatan. Darah sitrat disentrifus untuk mendapatkan platelet rich plasma (PRP) dan
platelet poor plasma (PPP). Dan Reagen yang digunakan yaitu Reagen ADP (Adenosine
Diphosphat).
C. Nilai Rujukan
Dewasa: agregasi dalam waktu 3 sampai 5 menit
D. Sampel
1. Pasien dipuasakan 8-10 jam
2. Pasien sebaiknya tidak mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi tes,
seperti kortikosteroid, aspirin, antihistamin, penisilin, dll sekurang-kurangnya 10
hari sebelum tes.
E. Metode Pemeriksaan
Metoda Turbidimetri
F. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan adalah 1 set agregometer Chrono-Log yang terdiri dari
agregometer model 490 Chrono-Log recorder model 707, komputer Windows-based
PC with Pentium/compatible processor.
2. Kuvet Cat. No. P/N 312.
3. Stir Bar Cat. No. P/N 313.
4. Tabung sitrat vakum yang berisi 1 mL Na-sitrat 3,2%(Vaquette) digunakan untuk
pemeriksaan agregasi trombosit

5. Tabung clot activator 7 mL (Vaquette) yang dipakai untuk pemeriksaan kimia klinik
6. Tabung K3EDTA (Vaquette) yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi rutin
7. Sentrifus swing rotor untuk mendapatkan PRP dan PPP.
8. Pipet volumetrik 5 mL untuk melarutkan ADP.
9. Cup Eppendorf 500 μL untuk menyimpan larutan ADP.
10. Pipet otomatik 500 μL untuk memindahkan PRP dan PPP.
11. Pipet semiotomatik variable 10-100 μL untuk pengenceran reagen ADP.
12. Stopwatch.
G. Prinsip Pemeriksaan
Trombosit mengalami aktivasi segera setelah penambahan agonis kemudian
berikatan dengan fibrinogen dan mengalami agregasi. Absorban cahaya sampel yang
terbaca oleh alat berbanding lurus dengan agregasi trombosit. Jumlah dan rata-rata
tergantung pada reaktivitas trombosit terhadap penambahan agonist seperti ADP, yang
dipengaruhi oleh banyak variabel seperti suhu, jumlah trombosit, dan
kecepatan pencampuran sampel dan reagen. Perubahan absorban akan dimonitor dan
digambarkan dalam bentuk grafik. 
H. Cara Kerja
1. Pembuatan platelet rich plasma (PRP) dan platelet poor plasma (PPP).
Platelet Rich Plasma (PRP) yaitu Darah pasien sebanyak 9,0 mL dimasukan dalam
tabung vakum sitrat vaquette yang telah berisi 1 mL Na sitrat 3,2%. Darah tersebut
disentrifus 1000 rpm selama 15 menit atau 100 g selama 15 menit. Plasma yang
diperoleh adalah PRP, kemudian dipindahkan ke dalam penampung plastik.
Jumlah trombosit PRP harus 200.000-300.000/uL. Jika jumlah trombosit
<100.000/uL sulit untuk melakukan setting optical baseline. Platelet poor plasma
(PPP)Sisa darah dalam tabung sitrat yang telah dipisahkan PRPnya, disentrifus
lagi 3500 rpm selama 15 menit atau 2400 g selama 20 menit. Plasma yang diperoleh
adalah PPP, kemudian dimasukkan 500 μL ke dalam kuvet pemeriksaan. Plasma
untuk PPP adalah plasma dari pasien yang sama dengan PRP.
2. Pedoman pemeriksaan
a. Nyalakan alat, tunggu sampai suhu incubation wells pada alat mencapai suhu
37°C. Siapkan PRP dan PPP. Masukkan lima kuvet ke dalam lubang incubation
wells, 4 kuvet diisi dengan PRP sebanyak 500 μL dan 1 kuvet sebagai blanko diisi
dengan PPP sebanyak 500 μL.
b. Empat kuvet yang telah berisi 500 μL PRP dimasukkan sebutir magnet yang
berfungsi sebagai pengaduk.
c. Kelima kuvet tersebut diinkubasi selama 3 menit pada suhu 37°C dalam
incubation wells. Satu kuvet yang telah berisi PPP dan stir bar dipindahkan ke
lubang optical chamber, kemudian PPP set switc ditekan ke angka 1. Setelah itu 4
kuvet yang berisi PRP secara berurutan dimasukkan ke lubang optical chamber
PRP kemudian tombol stirrer dijalankan, inkubasi kelima kuvet tersebut selama 3
menit.
d. Penetapan setting optical baseline, untuk menentukan batas atas transmisi 100 %
dengan PPP dan batas bawah transmisi 0 % dengan PRP. Masukkan reagen ADP
kedalam kuvet yang telah berisi PRP. Pada Layar Komputer akan tampak grafik
dari keempat hasil agregasi trombosit dengan warna yang berbeda
I. Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
a. Kemoterapi dan sinar X dapat menurunkan hitung trombosit,
b. Pengaruh obat (lihat pengaruh obat),
c. Penggunaan darah kapiler menyebabkan hitung trombosit cenderung lebih rendah,
d. Pengambilan sampel darah yang lamban menyebabkan trombosit saling melekat
(agregasi) sehingga jumlahnya menurun palsu,
e. Tidak segera mencampur darah dengan antikoagulan atau pencampuran yang kurang
adekuat juga dapat menyebabkan agregasi trombosit, bahkan dapat terjadi bekuan,
f. Perbandingan volume darah dengan antikoagulan tidak sesuai dapat menyebabkan
kesalahan pada hasil :
g. Jika volume terlalu sedikit (= EDTA terlalu berlebihan), sel-sel eritrosit mengalami
krenasi, sedangkan
h. trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.
i. Jika volume terlalu banyak (=EDTA terlalu sedikit) dapat menyebabkan terbentuknya
jendalan yang
j. berakibat menurunnya jumlah trombosit.
k. Penundaan pemeriksaan lebih dari 1 jam menyebabkan perubahan jumlah trombosit

J. GAMBAR AggRAM

MINI VIDAS

A. PENGERTIAN
Alat mini vidas adalah salah satu alat yang digunakan untuk pemeriksaan imunologi. Prinsip
alat ini merupakan modifikasi dari prinsip ELFA yang pembacaannya berdasarkan
fluoresensi.
Proses pemaparan berlebih (overexposure) reagen fluorescent pada cahaya yang kuat
dapat menyebabkan pemutihan foto yang disebabkan dekomposisi fluorophore (Thermo
Scientific, 2010). Perlindungan fluorophore dari cahaya kuat merupakan hal penting untuk
menghasilkan sinyal yang efektif. Selain itu, hal yang dapat menyebabkan sinyal rendah
adalah photo-quenching yang dikarakterisasi dengan kehadiran fluorophore di dekat yang
lain sehingga menyebabkan dispersi energi (Thermo Scientific, 2010). Untuk mengatasi hal
tersebut perlu dilakukan pelabelan ulang (mengganti flurophore tipe lain).
Alat ini sudah banyak digunakan di lembaga penelitian dan laboratoium klinis. VIDAS
biasa digunakan untuk mendeteksi Salmonella sp., Listeria spp, Listeria monocytogenes,
Escherichia coli O157, Campylobacter sp., dan Staphylococcal enterotoxins (Biomerieux,
2012). Berikut keunggulan alat VIDAS:

a. Waktu deteksi yang cepat sehingga dapat melakukan 1-60 uji per jam

b. Reagen dan protokol sudah tersedia dan teroptimasi

c. Waktu inkubasi yang fleksibel

d. Memungkinkan untuk melakukan uji dengan beberapa parameter secara


bersamaan
e. Sedikit pemipetan dan proses dapat dilacak

A B

Gambar 1.17. A. Alat VIDAS B. Pipet dan Strip (Biomerieux, 2012)

B. PRINSIP
Prinsip alat ini sama dengan ELFA jenis sandwich. Alat ini menggunakan pipet
otomatis dan seperangkat strip (Gambar 1.17. B) yang didalamnya sudah berisi semua
reagen yang dibutuhkan (diluent, washing buffer, antibodi, dan substrat) (Gambar 1.18).
Berbeda dengan ELFA yang dikerjakan secara manual, proses imobilisasi antigen pada
VIDAS tidak terjadi pada sumur microplate melainkan pada pipet otomatis yang telah
ditempeli antibodi capture (Biomerieux, 2012).

Gambar 1.18. Prinsip Kerja Alat VIDAS (Biomerieux, 2012)


C. CARA KERJA
Menyalakan MINI VIDAS :
a. Nyalakan UPS
b. Tekan Power Switch yang terdapat pada bagian belakang alat
c. Alat akan melakukan inisialisasi /Warming Up +- 10 Menit
d. Setelah selesai, pada layar tampil Menu Utama sbb :

                START SECTION


                STATUS SCREEN
                MASTER LOT MENU
                RESULT MENU
                UTILITY MENU

 Pembacaan MILE CARD


1. Menu Utama
2. Letakkan MILE CARD pada section yang dikehendaki ( A atau B)
3. Tekan Master Lot Menu
4. Pilih Read Master Lot
5. Pilih Section A/ B ( sesuai dengan letak MLE Card )
6. mini Vidas akan membaca MLE Card secara otomatis
7. Setelah selesai pembacaan, tekan Master Lot Menu
8. Pilih List Master Lot
9. Cocokkan No. Lot yang tertera pada layar dengan MLE Card
Running kalibrasi dan Kontrol
1. Menu utama
2. Letakkan reagen strip dan SPR pada section yang dikehendaki
3. Pilih status screen
4. Pilih letak strip dan SPR td ( Misal A)
5. Pilih posisi A1 ( dengan menekan angka 1 pada keypad ) untuk posisi berikutnya
misalnya A2 dapat dipilih dengan menekan angka 2 pada keypad dan begitu juga
seterusnya.
6. Untuk running standar atau kalibrasi : pilih S dan angka 1 pada keypad ( S1 Run duplo
atau Triplo sesuai prosedur ), tekan  enter atau jika S2 harus Running Pilih S dan angka
pada keypad ( S2 run duplo atau triplo sesuai prosedur ), tekan enter
7. Untuk Running control , Untuk Kontrol C1 : pilih C dan angka 1 pada keypad, tekan
enter. Untuk Kontrol C2 : pilih C dan angka 2 pada keypad, tekan enter
8. Tekan Previous Screen
9. Tekan tombol Start

Running Sample ( Rutin )


1. Menu Utama
2. Pilih Status Screen
3. Letakkan Strip dan SPR pada section yang dikehendaki A atau B ( misal A )
4. Pilih posisi yang dikehendaki, misal A1 ( dengan menekan angka 1 pada  keypad )
5. Pilih Sample ID
6. Masukkan identitas sample ( maks 12 angka/huruf ), tekan enter
7. Lakukan hal yang sama ( mulai tanda *** ), untuk posisi A2 sd A6
8. Setelah selesai tekan previous screen
9. Tekan tombol Start S

A B

Gambar 1.17. A. Alat VIDAS B. Pipet dan Strip (Biomerieux, 2012)


HEMATOLOGY ANALYZER (SYSMEX XN-1000)

A. TUJUAN

Untuk melakukan pemeriksaan Hematologi Lengkap/Rutin ( Hb, Leukosit,


Eritrosit,Hematokrit, Trombosit, Hitung jenis leukosit) dan dapat digunakan
untukmengetahui adanya kelainan morfologi sel-sel darah maupun flaging malaria.

B. DASAR TEORI

Hematology Analyzer Sysmex XN-1000 merupakan alat pemeriksaan darah lengkap


otomatis di laboratorium klinik yang menghitung beberapa parameter penting dalam
pemeriksaan darah lengkap menggunakan prinsip flow cytometry. Sysmex XN-1000
memiliki dimensi 25.4” w (width/lebar) x 33.7” h (height/tinggi) x 29.7” d
(depth/kedalaman). Alat ini dapat melakukan throughput sebanyak maksimal 100
sampel/jam untuk sampel whole bloood dan 40 sampel/jam untuk sample body fluids (cairan
tubuh). Volume sample yang diperlukan untuk sample whole blood dan body fluids (cairan
tubuh) sebanyak 88 µL. Alat ini juga memiliki beberapa mode analisis pemeriksaan yang
dapat disesuaikan. Adanya alat yang telah terautomatisasi harus didukung dengan adanya
pemahaman tenaga laboratorium klinik terhadap otomatisasi laboratorium klinik yang
berkaitan dengan alat. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya
mengenai quality control, kalibrasi, maintenance, serta troubleshooting pada alat. Pada
Hematology Analyzer Sysmex XN-1000, terdapat 2 jenis reagen untuk pelaksanaan quality
control, yakni XN Check dan XN Check BF. Selain melakukan quality control, kalibrasi
menggunakan XN CAL dan XN CAL PF pada alat yang bersangkutan juga harus dilakukan
secara berkala. Di samping itu yang tak kalah penting, yakni perlu adanya maintenance
untuk menghindari masalah-masalah yang dapat terjadi pada alat sehingga perlu pula adanya
pemahaman mengenai troubleshooting pada alat tersebut.

Hematology Analyzer (Sysmex Xn-1000 dapat digunakan untukmelakukan


pemeriksaan Hematologi Lengkap/Rutin ( Hb, Leukosit, Eritrosit,Hematokrit, Trombosit,
Hitung jenis leukosit) dan dapat digunakan untukmengetahui adanya kelainan morfologi
sel-sel darah maupun flaging malaria. Penggunaan cara elektronik dengan alat penghitung
sel darah lebih menguntungkan karena mampu menghitung sel dalam jumlah yang jauh lebih
besar, menghemat waktu dan tenaga serta hasil cepat diterima oleh klinisi untuk kepentingan
terapi pada pasien. Namun harga tersebut mahal, prosedur pemakaian dan pemeliharaannya
harus dilakukan dengan sangat cermat. Disamping itu upaya penjaminan mutu juga harus
selalu dilakukan. Cara kerja dari hematology analyzer itu sendiri yaitu sampel darah dicuci
selama 200 kali lalui dicampur dengan hemolizying kemudian akan dihitung Hemoglobin
(Hb) dan White Blood Cell (WBC)nya kemudian untuk penghitungan Red Blood Cell
(RBC) dan platelet darah akan dicuci selama 200 kali dan kemudian semua data diolah di
mrikroprosesor yang kemudian akan ditampilkan dalam monitor atau display.

Keuntungan penggunaan hematology analyzer ini adalah:

1 Sampel yang tidak terlalu banyak. Pemeriksaan hematologi rutin yang dilakukan secara
manual misalnya, sampel yang dibutuhkan lebih banyak membutuhkan sampel darah
(whole blood). Prosedur manual yang dilakukan dalam pemeriksaan leukosit akan
membutuhkan sampel darah sebanyak 10 mikron, namun itu belum untuk pemeriksaan
lainnya. walaupun begitu pada pemeriksaan hematology analyzer hanya membutuhkan
sampel sedikit saja.
2 Efektifitas waktu. Dibandingkan dengan melakukannya secara manual, alat ini lebih
cepat dalam hal pemeriksaan dan hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 menit sehingga
akan lebih tanggap dalam melayani pasien.
3 Ketepatan hasil pemeriksaan Hasil yang akan ditampilkan oleh alat ini biasanya sudah
melewati uji kelayakan yang dilakukan oleh bagian intern dari laboratorium tersebut, baik
pada laboratorium klinik pertama ataupun sebuah institusi Rumah

Namun penggunaan alat ini juga ada kerugiannya yaitu tidak mampu, menghitung sel
yang abnormal. Pemeriksaan yang dilakukan oleh alat ini tidak selamanya berjalan mulus
namun pada kenyataannya alat ini memiliki beberapa kelemahan seperti dalam menghitung
sel-sel yang abnormal. Seperti dalam pemeriksaan hitung jumlah sel, ada saja kemungkinan
bila nilai dari hasil hitung leukosit atau trombosit adalah rendah dikarenakan ada beberapa sel
yang tidak terhitung sebab sel tersebut memiliki bentuk yang tidak normal.

C. CARA KERJA

Secara praktis cara penggunaan hematology analyzer adalah sebagai berikut:


1 Sambungkan kabel power pada stabilisator (stavo),
2 Nyalakan alat (saklar on/off yang berada pada sisi kanan bawah alat),
3 Alat akan beroperasi sendiri, tulisan seperti “please wait” akan tampil dilayar display,
4 Secara otomatis alat akan melakukan pengoperasian otomatis kemudian pemeriksaan
latar belakang,
5 Pastikan alat berada pada posisi siap.

Sedangkan cara kerja pemeriksaan sampel darah menggunakan hematology analyzer adalah
sebagai berikut:

1 Sampel darah yang akan digunakan harus dipastikan sudah homogen dengan
menggunakan antikoagulan.
2 Tekan tombol ID dan masukkan nomor sampel yang akan digunakan, lalu tekan enter
3 Sampel darah di letakkan pada probe penghisap lalu tekan tombol star sampai bunyi bip-
bip.
4 Secara otomatis hasil akan muncul pada layar dan tercetak secara otomatis.

D. PEMBAHASAN

Pemeriksaan jumlah sel darah sudah lama dilakukan oleh dokter untuk
membantudiagnose penyakit. Jika dulu bahkan sampai saat ini pemeriksaan jumlah darah
dilakukandengan cara manual yaitu dengan melihat sampel darah dengan mikroskop.
Cara ini akanefektif jika jumlah sampel yang diperiksa sedikit. Tetapi jika jumlah sampel
yangdiperiksa banyak dikhawatirkan terjadi kesalahan hitung karena factor human error.
Jikaterjadi demikian dikhawatirkan dokter pun akan salah dalam mendiagnosa penyakit
pasien. Oleh karena itu diciptakan sebuah teknologi untuk menghitung jumlah sel
darahyang dinamakan Hematologi Analyzer.Hematologi Analyzer sekarang merupakan
salah satu peralatan di laboratoriumklinik yang sangat penting perannya dalam
mendiagnosa penyakit dari pasien. Alat inimemerlukan sampel darah pasien dan reagen
untuk keperluan menghitung jumlah sel-seldarah. Alat ini ada beberapa metode dalam
sistem penghitungan sel darah, yaitu:
1 Metode Eletrical Impedance
2 Metode FlowcytometryUntuk metode Electrical Impedance memiliki kemampuan
menghitung 3 jenis sel darahsaja, yaitu:
a. Sel darah merah (Red Blood Cell/ RBC)
b. Sel darah putih (White Blood Cell/WBC)c.

Sel Thrombocyte (Platelete/PLT)Sedang untuk Hematology dengan menggunakan


metode Flowcytometry memilikikemampuan menghitung 3 jenis darah dan 5 jenis sel darah
putih. Sehingga ada istilahHematologi analyzer yang dapat menghitung 3 jenis sel darah disebut
3 diff dan yangdapat menghitung 3 jenis sel darah dan 5 jenis sel darah putih disebut 5 diff.

E. KESIMPULAN

Jumlah trombosit merupakan salah satu parameter penilaian derajat keparahan sepsis yang telah
diketahui. Di dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa hanya jumlah trombosit dan plateletcrit
yang memiliki perbedaan yang signifikan apabila dibandingkan terhadap procalcitonin ≥10
ng/mL. Jumlah trombosit terlihat cenderung lebih rendah pada pasien-pasien dengan kadar
procalcitonin yang lebih tinggi. Hal ini menggambarkan suatu proses destruksi trombosit pada
keadaan sepsis, di mana trombosit diaktivasi secara terus-menerus oleh sitokin-sitokin
proinflamasi dan endotoksin. Proses ini akan terus berlangsung apabila tidak segera ditangani
dengan tepat dan pasien sepsis akan mengalami trombositopenia

F. DAFTAR PUSTAKA

 Abbas, A.K., Lichtman, A.H. dan Pillai, S., 2012. Celullar and Molecular
 Immunology. 7th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.X
 Acikgoz, S. et al., 2012. Thrombocyte and Erythrocyte Indices in Sepsis and
 Disseminated Intravascular Coagulation. Journal of Medical Biochemistry,
 31(1):60-64.
 Adly, A.A.M., Ragab, I.A., Ismail, E.A.R., et al., 2014. Evaluation of the
 immature platelet fraction in the diagnosis and prognosis of childhood
 immune thrombocytopenia. Platelets, 26(7):645-650.
 Ahmad, M.S. dan Waheed, A., 2014. Platelet Counts, MPV and PDW in Culture
 Proven and Probable Neonatal Sepsis and Association of Platelet Counts
 with Mortality Rate. Journal of the College of Physicians and Surgeons
 Pakistan, 24(5):340-344.
 Akpinar, I., Sayin, M.R., Gursoy, Y.C., et al., 2014. Plateletcrit and red cell
 distribution width are independent predictors of the slow coronary flow
 phenomenon. Journal of Cardiology, 63(2):112-8.
PEMERIKSAAN URIN

Cobas U411

A. PENGERTIAN COBAS U411 URINE ANALYZER


Cobas U411 merupakan suatu instrumen dengan sistem semiotomatis yang digunakan untuk
analisis urin secara kualitatif dan semikuantitatif. Parameter yang diuji antara lain
berat jenis,  pH,  leukosit esterase,  nitrit,  protein (albumin),  glukosa, 
keton, urobilinogen,ilirubin,eritrosit dan warna. Cobas U411 banyak digunakan pada
laboratorium klinik berskala besar.Tahapan kerja alat ini secara garis besar ialah identifikasi
sampel (secara manual atau denganbarcode), pengontrolan waktu inkubasi, pengukuran
secara fotometri, penyimpanan hasil danout put data (Operator’s Manual, 2010).
Cobas U411 menggunakan Combur-Test Stripatau suatu strip tes dalam analisisnya.Setiap
strip tes memiliki 11 bantalan parameter uji yang digunakan untuk pengujian yang berbeda-
beda termasuk warna bantalan tersebut yang berbeda-beda. Strip tes akan digerakkan secara
otomatis kemudian dianalisis oleh instrumen. Satu strip tes hanya digunakan untuk satu
sampel dan hanya untuk satu kali pengujian. Hasil uji yang diperoleh ialah
berdasarkan pengukuran dari intensitas cahaya refleksi dengan pengukuran secara fotometri. 
Intensitascahaya yang direfleksikan dari reaksi kimia pada bantalan strip tes sebanding
dengan konsentrasi analit (Operator’s Manual, 2010).
B. PRINSIP KERJA COBAS U411
 merupakan suatu instrumen dengan prinsip dasar pengukuran secarafotometri. Alur
pengukuran instrumen ini secara garis besar ditampilkan pada Gambar 2.

Sumber radiasi yang berupa 20 lampu LED akan melewati filter sehingga diperolehradiasi
monokromatis yang kemudian menyinari bantalan (pad) pada strip tes dengan panjanggelombang
tertentu sesuai parameter uji. Radiasi yang dipancarkan akan mengalami refleksiatau pantulan
setelah menyinari strip tes tersebut. Radiasi yang direfleksikan kemudianditangkap oleh detektor
dan terjadi pengukuran secara fotometri sehingga diperoleh sinyalkimia. Persentase radiasi yang
direfleksikan berbanding terbalik dengan intensitas warna dankonsentrasi analit. Semakin pekat
intensitas warna sampel, maka semakin rendah persentase radiasi yang direfleksikan dan
semakin tinggi konsentrasi analit (Operator’s Manual, 2010).Sinyal kimia yang diperoleh
kemudian dikonversikan oleh transduser menjadi sinyaldigital berupa nilai absorbans dan nilai
refleksi. Semakin kecil persentase radiasi yangdirefleksikan, maka semakin besar nilai
absorbans. Nilai refleksi tersebut kemudiandibandingkan dengan reference strip yang terdapat
dalam instrumen dan dikalkulasikan secaraotomatis. Hasil nilai akhir yang diperoleh
diklasifikasikan ke dalam bentuk konsentrasi ataukadar sesuai dengan range standar konsentrasi
yang ada dalam program instrumen. Hasilkonsentrasi tersebut adalah hasil konsentrasi dalam
bentuk semi- kuantitatif (Operator’s Manual, 2010).

C. METODE PEMERIKSAAN :
Kolorimetri adalah metode perbandingan menggunakan perbedaan warna. Metode
kolorimetri mengukur warna suatu zat sebagai perbandingan.

D. ALAT :

Cobas U411
E. BAHAN :

urine sewaktu, urine pagi, urine postprandial, urine 24 jam, urine 3 gelas dan urine 2 gelas pada
orang lelaki, urine porsi tengah, dan urine terminal (Gandasoebrata, 2013).

F. CARA KERJA :

1. Cara menghidupkan Cobas U411 1. Ditekan tombol On/Off dibelakang alat


2. Ditunggu hingga layar bisa terlihat
3. Diklik “A-Z” pada layar
4. Selanjutnya diklik password dan diketik urine
5. Diklik tanda “√” kemudian diklik “√” 6. Ditunggu sebentar, kemudian diklik “Workpleace”
untuk mengatur control dan memasukkan reagen control. Control dilakukan setiap pagi.
Cara memasukkan Control pada alat Cobas U 411

1. Diklik “Run Control” untuk mengontrol alat dengan cara memasukkan reagen control 1
dan control 2.
2. Disiapkan 2 tabung untuk tempat reagen control1 (warna kuning) dan reagen control 2
(warna coklat).
3. Diklik “control 1” dan diklik “√”, masukkan reagen Combur 10 M ke dalam reagen
control 1 sampai semua parameter kertas pH terendam oleh reagen control 1 dan
ditiriskan menggunakan tissue kering, selanjutnya diletakkan di alat Cobas U 411.
4. Selanjutnya diklik “control 2” dan klik “√”, dimasukkan reagen Combur 10 M ke dalam
reagen control 1 sampai semua parameter kertas pH terendam oleh reagen control 2 dan
ditiriskan menggunakan tissue kering, selanjutnya diletakkan di alat Cobas U 411.
5. Ditunggu hingga hasil keluar secara automatis. Jika pada hasil tidak menunjukkan ada
tanda (*) maka control alat Cobas U411 berhasil. Alat Cobas U411 bisa digunakan untuk
pemeriksaan sampel urine.
6. Jika ada bunyi alarm berarti itu bertanda ada perintah, dipencet tanda (!) dan baca
perintahnya.

Cara melakukan pemeriksaan sampel pada alat cobas U 411

1. Diklik “workplace” dan klik “sampel entry” untuk mengetahui urutan nomor sampel
pemeriksaan supaya tidak terjadi kesalahan.
2. Jika sudah pasti nomor pemeriksaan klik “Worklist” untuk mem-barcode nomor
permintaan.
3. Diklik “X” dan klik “Worklist” nomor akan berurutan dari nomor terkecil.
4. Sampel urine disiapkan.
5. Dimasukkan urine pasien ke tabung sentrifuge ±5 ml
6. Dimasukkan reagen Combur 10 M sampai semua parameter kertas pH terendam oleh
sampel dan ditiriskan menggunakan tissue kering, selanjutnya diletakkan di alat Cobas U
411.
7. Ditunggu hasil keluar secara automatis
8. Parameter pemeriksaan dan nilai normalnya
Cara mematikan alat Cobas U411

1. Diklik “X” dan pilih “Overview”


2. Diklik “Log Off”
3. Diklik “ Shut Down” 

G. HASIL :

H. PEMBAHASAN :
Pemeriksaan Urine Lengkap Parameter Satuan Nilai Normal pH - 5-8 Leukosit Leu/UI
Negatif Nitrit - Negatif Protein mg/dL Negatif Glukosa mg/dL Normal Keton mg/dL Normal
Urobilinogen mg/dL
1. Bilirubin mg/dL Negatif Eritrosit Ery/uL Negatif Massa Jenis mg/dL 1,005 – 1,020
Kekeruhan - Jernih Warna – Kuning
2. Pemeriksaan Sedimen Urine Parameter Satuan Nilai Normal Leukosit / lapang pandang
< 6/lp Eritrosit / lapang pandang < 3/lp Sel epitel / lapang pandang 0,00 – 0,00 Silinder /
lapang pandang Negatif Jamur / lapang pandang Negatif Parasit / lapang pandang
Negatif Kristal / lapang pandang Negatif Lain-lain / lapang pandang Negatif G. Hasil
Nama : Waneng Wayan Umur : 64 thn 6 bln 21 hr Jenis Kelamin : Laki-laki Instalasi :
IRNA – Saraf Diagnosa : Hasil
1. pH : 7,00
2. Leukosit : 500,00
3. Nitrite : neg
4. Protein : neg
5. Glukosa : norm
6. Ketone : neg
7. Urobilinogen : norm
8. Bilirubin : neg
9. Eritrosit : 25,00
10. Berat jenis : 1,015
11. Warna : Kuning
12. Sedimen urine:
- Lekosit : banyak / lp
- Eritrosit : 2-3 /lp
- Sel epitel : -
- Gepeng : -
- Silinder : -
- Kristal : -
- Lain-lain bakteri +, spermatozoa + /lp

3. Penilaian Hasil Pemeriksaan Urine Sebelum menilai hasil analisa urine, perlu diketahui
tentang proses pembentukan urine. Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan
melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml
per menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang
akhirnya terbentuk 1 ml urin per menit. Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin
selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui
kelainan-kelainan dipelbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal,
uterus dan lain-lain.

I. CARA PERAWATAN
b. Pemeliharaan dan kalibrasi Alat
c. Setiap peralatan harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (instruction manual)
yang disediakan oleh pabrik yang memproduksi alat tersebut.
d. Petunjuk penggunaan tersebut pada umumnya memuat cara operasional dan hal-hal lain
yang harus diperhatikan.
e. Cara penggunaan atau cara pengoperasian masing-masing jenis peralatan laboratorium
harus ditulis dalam prosedur tetap.
f. Untuk setiap alat harus mempunyai kartu pemeliharaan yang diletakkan pada atau
didekat alat tersebut yang mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan
kelainan-kelainan yang ditemukan.
g. Bila ditemukan kelainan, maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada penanggung
jawab alat tersebut untuk dilakukan perbaikan.

KESIMPULAN :

Analyzer semiotomatis COBAS u 411 untuk analisa urin dirancang untuk mengoptimalkankerja
dan aliran data, didukung oleh pembaca barcode opsional dan terminal sedimen. Prosescepat dari
strip tes mempercepat analisis, juga bahan kimia berkualitas tinggi memberikan hasilyang dapat
diandalkan dan aman. COBAS u 411 analyzer adalah solusi yang tepat untuk mengelola
pemeriksaan kerja urinalisis harian Anda dengan cara yang intuitif dan efisien.COBAS u 411
analyzer adalah pilihan yang tepat untuk urinalisis yang bekerja pada pengujian dengan volume
medium

DAFTAR PUSTAKA

http://darahanalis.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-laboratorium-kesehatan-dan.html
diaksestanggal 18februari2021

http://www.prodia.co.id/

Diakses tanggal6 18 februari 2021


ELEKTROFORESIS

A. TUJUAN

Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses elektroforesis dan cara penggunaanya.

B. PRINSIP KERJA

Berdasarkan pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif (anion), dalam hal tersebut DNA,
yang bergerak menuju kutub positif (anoda), sedangkan partikel-partikel bermuatan positif
(kation) akan bergerak menuju kutub negatif (anoda).

C. DASAR TEORI

Elektroforesis adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan dan memurnikan


suatu makromolekul khususnya protein dan asam nukleat berdasarkan perbedaan
ukuran. Elektroforesis merupakan metode yang paling banyak dipakai saat ini
dalam percobaan biokimia dan biologi molekuler. Prinsip kerja elektroforesis gel
dimulai saat makromolekul yang bermuatan listrik ditempatkan pada medium berisi
tenaga listrik. Molekul-molekul tersebut akan bermigrasi menuju kutub positif atau
kutub negatif berdasarkan muatan yang terkandung di dalamnya. Molekul-molekul yang
bermuatan negatif (anion) akan bergerak menuju kutub positif (anoda), sedangkan
molekul-molekul yang bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub
negatif (katoda).

Komponen utamanya meliputi :

a. Larutan elektrolit: larutan pembawa komponen umumnya buffer dengan pH tertentu.


b. Zat pendukung: tempat pemisahan terjadi. Biasanya berupa kertas (selulosa asetat,
selulosa nitrat), gel kanji, gel polikrilamid, busa poliuretan, agar-agar.
c. Elektroda: dengan anoda dan katoda yang dihubungkan arus listrik.

elektroforesis dibedakan menjadi :


1) Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai fase diam
dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ialah ion-ion
kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang sistem
pemisahan.
2) Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase diam
untuk memisahkan molekul-molekul. Elektroforesis gel memiliki beberapa komponen
yang terdiri dari:
 Comb: digunakan untuk membentuk well pada gel agarosa.
 Tray: digunakan untuk sebagai cetakan gel agarosa.
 Chamber: digunakan sebagai wadah gel agarosa.
 Sumber listrik: digunakan untuk memberi arus saat proses elektroforesis.
3) Elektroforesis kapiler ialah metode elektroforesis yang digunakan untuk
memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan resolusi
tinggi yang dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer.

Marker adalah segmen DNA yang spesifik dan telah diketahui ukurannya. Marker
berfungsi sebagai acuan untuk mengetahui ukuran DNA hasil ampifikasi. Marker DNA
yang terdapatdi dalam ruang elektroforesis berfungsi sebagai penanda posisi pasangan
basa dari molekul DNA yang bermigrasi. Marker-marker DNA tersebut merupakan
marker yang telah dibuat oleh pabrik sehingga tanda pasangan basanya jelas. Salah
satu contoh marker DNA adalah lambda HindIII. Marker tersebut memiliki delapan
fragmen DNA dengan kisaran 125 pb hingga 23.130 pb. Penggunaan DNA marker
tersebut dikarenakan molekul DNA yang akan diamati memiliki fragmen DNA dengan
ukuran 110--20.000pb.

Bufer (penyangga) dapat berperan sebagai penstabil medium pendukung dan


dapat mempengaruhi kecepatan gerak senyawa karena ion sebagai pembawa protein
yang bermuatan. Kekuatan ion yang tinggi dalam bufer akan meningkatkan panas
sehingga aliran listrik menjadi maksimal. Hal ini dapat mempercepat gerakan
molekul protein. Kekuatan ion rendah dalam bufer akan menurunkan panas
sehingga aliran listrik akan sangat minimal dan migrasi molekul protein sangat lambat.
Medium pendukung ideal untuk elektroforesis adalah bahan kimia inert yang bersifat
relatif stabil, mudah ditangani dan mempunyai daya serap yang baik, sebagai
migrasi elektron atau penyaringan berdasarkan ukuran molekul seperti gel
poliakrilamid. Jika ukuran pori dari medium kira-kira sama dengan molekul, maka
molekul yang lebih kecil akan berpindah lebih bebas di dalam medan listrik, sedangkan
molekul yang lebih besar akan dibatasi dalam migrasinya. Besarnya pori-pori dapat
diatur dengan mengubah konsentrasi penyusun gel poliakrilamidnya yaitu akrilamid
dan bisakrilamid. Dalam elektroforesis juga digunakan bahan-bahan sepert Etidium
Bromida yang bersifat karsinogenik dan Brom Fenol Blue. Hal tersebut karena Etidium
Bromida dapat meningkatkan daya fluoresensi dari DNA sehingga dapat terlihat jelas,
sedangkan Brom Fenol Blue berfungsi sebagai pewarna untuk memantau kecepatan
molekul DNA pada gel. Elektroforesis digunakan untuk menyediakan informasi
mengenai ukuran, konfirmasi dan muatan dari protein dan asam nukleat. Elektroforesis
dalam skala besar memungkinkan untuk digunakan sebagai metode pemisahan yang
dapat digunakan untuk menentukan komponen dari protein atau asam nukleat setiap
individu. Aplikasi elektroforesis dapat digunakan dalam uji paternitas dan
identifikasi pelaku kejahatan (DNA fingerprinting). Elektroforesis juga berperan
dalam human genome project.

D. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1 Satu set alat elektroforesis


2 Mikropipet dan tip
3 Gel Doc
4 Power Supply
5 Parafilm

Bahan :

1 DNA Marker
2 Produk DNA
3 Ethidium Bromide (EtBr)
4 dd H2O
5 Gel Agarose
6 Loading Buffer (Loading dye)
7 Buffer Tri-Asetat-EDTA (TAE)
8 Akuades

E. CARA KERJA

 Pembuatan Gel Agarose


1 0,4 gram bubuk agarose dilarutkan pada 50 ml Buffer TAE.
2 Campuran tersebut dilarutkan dengan cara dipanaskan.
3 Setelah semua terlarut kemudian didiamkan pada suhu ±50°C.
4 Gel Comb dipasang pada tangki elektroforesis.
5 Larutan agarose dituangkan pada tangki elektroforesis dan didinginkan hingga
mengeras.
6 Setelah gel tersebut mengeras, gel comb dapat diambil dan gel agarose siap untuk
digunakan.
 Elektroforesis
1 Gel Agarose direndam dengan Buffer TAE.
2 1µl loading dye dicampur dengan 3µl produk DNA pada parafilm yang telah tersedia
dengan bantuan mikropipet.
3 Campuran tersebut dituangkan ke sumur/well pada gel agarose.
4 Sedangkan untuk 3µl DNA marker 1kb dituangkan pada sumur/well yang berada
pada paling tepi atas dan bawah.
5 Tangki elektroforesis kemudian ditutup dan dihubungkan ke power supply.
6 Power Supply ( 400mA, 90V) dinyalakan selama 30 menit.
7 Dokumentasi
8 Gel agarose hasil elektroforesis direndam pada larutan EtBr selama ± 15 menit.
9 Dilanjutkan dengan direndam dalam akuades selama ± 15 menit.
10 Divisualisasi dengan menggunakan Gel Doc dan kemudian diambil gambarnya.

F. PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat memahami secara
baik dan mampu untuk melakukan salah satu teknik/metode pemisahan senyawa (DNA
dan Protein), yaitu metode elektroforesis. Selain itu diharapkan mahasiswa juga dapat
mengetahui bagaimana cara mengukur fragmen DNA pada praktikum ini.

Secara singkat, elektroforesis adalah suatu teknik pemisahan molekul selular


berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan medan listrik yang dialirkan pada suatu
medium yang mengandung sampel yang dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan dengan
memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA yang
bermuatan negatif (Yuwono, 2005).

Prinsip kerjanya adalah jika molekul yang bermuatan negatif (DNA) dilewatkan
melalui suatu medium, misalnya gel agarose, kemudian dialiri arus listrik dari satu kutub
ke kutub yang berlawanan muatannya (positif), maka molekul tersebut akan bergerak dari
kutub negatif ke kutub positif (Elektroforesis) melalui membran matriks gel agarose
tersebut (Yuwono, 2005).

Terdapat dua macam teknik elektroforesis yang telah berkembang yaitu,


elektroforesis horizontal maupun vertikal (Lisdiyanti, 1997). Berdasarkan jenisnya ada
dua macam elektroforesis yaitu:

1 Elektroforesis bebas (free electrophoresis): molekul atau partikel yang akan dipisahkan
tersebar di seluruh larutan. Pemberian arus listrik pada larutan yang mengandung partikel
tersebut akan menyebabkan terbentuknya batas di antara dua larutan.
2 Elektroforesis zona: merupakan jenis elektroforesis yang paling banyak digunakan,
mempergunakan media penunjang, seperti kertas, selulosa asetat, agarose atau
poliakrilamid

G. KESIMPULAN

1 Teknik pemisahan senyawa dengan elektroforesis gel agarose termasuk dalam jenis
elektroforesis zona dengan menggunakan teknik elektroforesis horizontal.
2 Elektroforesis memiliki prinsip kerja bahwa suatu molekul (DNA) yang bermuatan
negatif jika dialiri listrik akan bergerak menuju kutub positif milik elektroforesis melalui
matriks membran gel agarose.
3 Panjang fragmen DNA dapat terlihat dengan menggunakan gel doc yang pada saat
didalamnya disinari dengan menggunakan sinar UV, setelah sebelumnya dilakukan tahap
elektroforesis. Setelah itu panjang fragmen DNA dapat diukur menggunakan kurva
regresi linier.
4 Faktor yang mempengaruhi laju migrasi dari fragmen DNA pada elektroforesis gel
adalah ukuran molekul DNA, konsentrasi, bentuk molekul, densitas muatan, pori-pori
gel, voltase, dan larutan buffer elektroforesis. Selain itu ada faktor lain yang dapat
muncul sebagai yang mempengaruhi laju migrasi fragmen itu sendiri, yaitu ukuran
fragmen DNA dan faktor ketelitian serta kehati-hatian dalam proses penyimpanan produk
DNA jika produk tersebut sebelumnya disimpan.
I-CHROMA II
a. Tujuan
Untuk pemeriksaan darah, urin maupun feses

b. Prinsip
Alat imun analizer yang digunakan dalam kebutuhkan laboratorium dengan hasil
pemeriksaan kuantitatif

c. Dasar Teori
Ichroma II adalah otomatis atau semi otomatis diagnostik in-vitro perangkat yang mengukur
konsentrasi analit,yang terkandung dalam darah, urin atau sampel kuantitatif atau semi-kuantitatif
cara. Parameter Test yang dapat dikerjakan alat ini adalah :

1. HbA1c.
2. MicroAlbumin.
3. Cyctatin C
4. CRP
5. PCT
6. ASO
7. HBsAg.
8. Anti HBs
9. Anti HCV
10. RF lg M
11. Ferritin
12. Vitamin D
13. Tn-I
14. CK-MB
15. D-Dimer
16. Myoglobin
17. hsCRP.
18. CEA.
19. AFP.
20. PSA.
21. Ifob
22. TSH
23. T4 dan T3
25. FSH
26. Progresteron, Testoteron, Coristol
27. HCG, LH, RPL

d. Alat dan Bahan


Alat : i-chroma ii
Bahan : -

e. Prosedur Kerja
Setelah campuran buffer diteteskan dalam Test Device ( alat test/ strip) , strip tersebut
dimasukan kedalam Chroma II dan konsentrasi analisa dihitung dengan proses kalibrasi yang
telah diprogram sebelumnya.

f. DaftarPustaka
https://www.slideshare.net/lalwananggasaputra/makalah-i-chromaII

gambar

Anda mungkin juga menyukai