Tesis
Oleh :
SITI QUINESTI MURHANY
Oleh
SITI QUNESTI MURHANY
Tujuan penelitian ini untuk memperkirakan tarif jalan tol Bakauheni- Bandar
Lampung pada ruas Bakauheni-Terbanggi Besar berdasarkan pendekatan Ability
to Pay (ATP)dan Willingness to Pay (WTP). Pengambilan data dilakukan pada
pengguna jalan tol dengan titik survei di Bakauheni. Survei dilakukan dengan
metode wawancara dan kuisioner terhadap 98 responden.
Berdasarkan analisis karakteristik responden, mayoritas pengguna jalan tol berusia
39-49 tahun sebesar 32%, umur 61-71 tahun sebesar 4%, pria sebesar 98 %,
wanita sebesar 2 %. Tanggungan keluarga lebih dari tiga sebanyak 48%, tidak
ada tanggungan sebanyak 24%, tiga tanggungan sebanyak 18%, 2 tanggungan
sebanyak 4% dan 1 tanggungan sebanyak 6%. Pendidikan terakhir SD sebanyak
6%, SLTP 8%, SLTA sebanyak 69%, D3 sebanyak 4%, Sarjana (S1) 8%.
Karyawan swasta sebanyak 37%, pedagang, buruh dan pelajar atau mahasiswa
sebanyak 2%. Penghasilan per bulan Rp 2500.000- Rp 5000.000 sebesar 43%,
Rp 1000.000- Rp 2500.000 sebesar 20%, Rp.5000.000- Rp 7500.000 sebesar 20%
dan kurang dari Rp. 1000.000 sebesar 10%. Tujuan perjalanan untuk bekerja 56%,
mengunjungi keluarga 40%, bisnis 4%. Frekuensi pengguna didominasi
tergantung keputusan sebesar 30%, tidak tahu 29 %, 1-4 kali /tahun sebesar 20%,
3- 4 kali/minggu sebesar 12 % dan setiap hari/sering 9%.
Rata-rata pengeluaran transportasi dalam satu bulan kurang dari Rp 500.000
sebesar 34 %, Rp 500.000-Rp 1000.000 sebesar 38 %, Rp 1000.000-1500.000
sebesar 16 % dan Rp 1500.000 – Rp 2000.000 sebesar 12%. Berdasarkan jarak
tempuh perhari 10-60 km (50%), 61-121 km (29,94%), 122-182km (12%), 183-
243 km (7,78%), 244-304 km (4,44%). Kemampuan membayar responden
terbesar adalah Rp 7.000 -10.000 sebanyak 56,25%, Rp 10.000-15.000
sebanyak 3,125%. Nilai rata-rata ATP sebesar Rp. 693 /km dan WTP sebesar
Rp. 747 /km.
pasangan Ir. Sonny Siswadi MK, M.T dan Ibu Dr. Hj. Efa,
lampung pada tahun 2005 dan menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama Negeri
Teknik Jurusan Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknik PLN dan lulus pada bulan
yang lebih tinggi dan tercatat sebagai mahasiswa Program Pascasarjana Magister
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan ridho dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Tarif Jalan Tol
Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat akademis untuk mendapatkan gelar
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak terlepas dari hambatan dan rintangan,
namun berkat rahmat-Nya serta bimbingan dan bantuan dari pembimbing dan dari
berbagi pihak, baik moril maupun materil, secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Untuk itu, izinkanlah penulis
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik,
Universitas Lampung
2. Ibu Dr. Dyah Indriana Kusumastuti, S.T., M.Sc., selaku Ketua Program Studi
3. Bapak Dr. Endro P. Wahono, S.T., M.Sc., selaku Sekertaris Program Studi
penguji. Terima kasih atas ilmu, nasihat dan masukan-masukan yang berarti
bagi penulis.
4. Bapak Dr. Eng. Aleksander Purba, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing
kedua yang telah memberikan kritikan dan masukan yang luar biasa untuk
6. Ibu Dr. Ir. Rahayu Sulistyorini, M.T., selaku Dosen Penguji pertama yang telah
7. Seluruh Dosen Jurusan Magister Teknik Sipil yang telah mengajar dan
8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Teknik Sipil Universitas Lampung yang
telah memberikan masukan dan sumbang saran kepada penulis serta pihak-
Akhirnya semoga Allah SWT selalu memberikan pahala yang berlimpah kepada
kita. Harapan penulis semoga proposal tesis ini dapat bermanfaat khususnya bagi
Magister Teknik Sipil Universitas Lampung dan bagi para pembaca umumnya.
Penulis,
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
Halaman
Gambar 4.12. Biaya yang dikeluarkan dalam satu kali perjalanan .......... 47
Halaman
Tabel 2.1. Dalam pengambilan ukuran sampel menurut Krejcie dan Morgan
....................................................................................................... 20
Halaman
Pendapatan................................................................................... 42
Pay............................................................................................. 46
dibangun. Oleh sebab itu penulis membahas Tol Trans Sumatera pada ruas
Bakauheni- Terbanggi Besar dengan total panjang 140,9 km. Sementara untuk
seksi dari Lematang menuju Kotabaru merupakan bagian dari paket 2 yang
sepanjang 40,6 km. Lokasinya berada di akhir dari paket 2 tol Bakauheni-
Terbanggi Besar.
Pembangunan jalan tol ini sangat menarik karena sebagai jalan alternatif
bagi masyarakat yang memilih jalan tol, biaya yang dikeluarkan harus
memberikan nilai lebih berupa penghematan dalam biaya operasi kendaraan dan
waktu, kenyamanan, dan fasilitas yang lebih baik. Untuk itu dalam perencanaan
tarif tol, penetapan besaran tarif tol juga harus memenuhi keuntungan atau
manfaat bagi pengguna jalan. Oleh karena itu penelitian ini dielaborasi dengan
Pay (WTP) di Jalan Tol Semarang– Solo berdasarkan persepsi pengguna dan
2
adalah Rp 30.300, sedangkan ATP terendah golongan IIB jenis truk gandeng
sebesar Rp 12.300 atau Rp. 400/km – Rp. 200/km. Selanjutnya nilai WTP terbesar
golongan IIB sebesar Rp 18.300 sedangkan nilai WTP terendah golongan IA jenis
truk kecil dan IIB truk triler adalah Rp 12.300. Dari total 300 responden sebanyak
64,3% menyatakan setuju dengan pembangunan jalan tol dan 20,3% menyatakan
tidak setuju.
58% akan menggunakan jalan tol kurang dari 3 (tiga) kali seminggu dan sebanyak
melakukan perjalanan dengan menggunakan jalan tol hanya untuk tujuan bekerja.
Adapun responden yang memilih tidak pernah yaitu sebesar 13%. Nilai ATP
Jalan Tol Medan-Binjai per km adalah Rp. 753,52 dan WTP per km nya adalah
Rp. 606,92,-.
Sakila et. al (2017) berupa metode wawancara dan kuisioner tertutup terhadap
1.875/Km.
Jansen et.al (2012) didasarkan pada survei volume lalu lintas dan kecepatan rata-
didapat selama 12 jam dari pukul 07.00-19.00 WITA selama seminggu. Jenis
kendaraan yang diteliti hanya kendaraan golongan I, IIA dan IIB. Analisis tingkat
ITB. Dan dapat disimpulkan bahwa kondisi tingkat pelayanan untuk ruas jalan
dan perhitungan tarif yang diperoleh untuk jalan tol Manado-Bitung adalah
Berdasarkan hasil beberapa penelitian studi kasus tersebut di atas peneliti akan
menganalisis tarif tol Bakauheni- Bandar Lampung pada ruas tol Bakauheni-
Bandar Lampung?
b. Penelitian ini tidak berkaitan dengan analisis finansial dan BKBOK (Besar
Bandar Lampung.
pay).
e. Untuk menentukan besarnya nilai tarif ideal Jalan Tol Bakauheni – Bandar
Lampung.
5
Jalan tol disebut juga jalan bebas hambatan atau freeway merupakan
fasilitas jalan raya yang memiliki dua jalur atau lebih di setiap arah agar lalu lintas
berlangsung dengan eksklusif dengan pengendalian penuh atas akses dan egres.
Akses didefinisikan sebagai moda pertama untuk perjalanan keluar atau yang
berangkat dari rumah. Egres adalah moda pertama ketika pengguna kembali dari
kantor/tujuan sebelum naik moda utama (bus, kereta, dan lain lain). Dalam
fasilitas jalan raya, jalan tol adalah satu-satunya fasilitas yang menyediakan arus
bebas hambatan yang sempurna. Jalan tol tersusun atas tiga subkomponen, yaitu
menggunakan metode ATP dan WTP. Dasar pendekatan yang akan digunakan
perjalanan yang ditempuh dapat dihitung berdasarkan metode Travel Cost dengan
persamaan :
6
Keterangan :
................................(1)
pendapatan perbulan
Ic =Penghasilan (Rp/bulan)
d =Frekuensi perjalanan
oleh (a) Produk yang ditawarkan / disediakan oleh operator jasa pelayanan
transportasi, (b) kualitas dan kuantitas pelayanan yang disediakan, (c) Utilitas atau
Berdasarkan Nilai ATP dan WTP akan didapatkan grafik hubungan keduanya
Dari grafik di atas akan didapatkan 3 kesimpulan hasil yaitu (a) ATP > WTP
(kemampuan lebih besar dari keinginan membayar), (b) ATP < WTP
(kemampuan lebih rendah dari keinginan membayar), dan (c) ATP =WTP
(kemampuan dan keinginan sama besar). Nilai tarif ideal yang dimaksud
7
untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya. Parameter WTP dapat
berupa nilai maksimum rupiah yang bersedia dibayarkan oleh responden untuk
tarif, diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean) dari nilai WTP tersebut,
dengan rumus :
Dimana :
n = Ukuran sampel
Nilai WTP dari penelitian ini dengan menanyakan beberapa tarif yang sesuai
untuk perjalanan dengan jalan tol atau menurut beberapa tarif yang berlaku di
form survei pertanyaan yang diberikan kepada responden berupa pilihan seperti
Rp. 600/Km, Rp. 650/Km, Rp. 750/Km,dan Rp. 800/Km yang menurut para
Pay (WTP)
Penelitian yang dilakukan Sakila (2017) memiliki pendapatan per bulan sebesar
(Ic) Rp 8.000.000,-
2.400.000,-
Jarak perjalanan per hari 28,km, (maka jarak perjalanan per bulan = 28,1km x 30
= 2.847 (Rp/km)
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh persentase ATP terbesar
adalah 52,13% dengan tarif diatas Rp.900,00 dan untuk persentase ATP terkecil
akibat pekerjaan responden yang sebagian besar adalah supir yang rata – rata
sehingga pengeluaran transportasi untuk bahan bakar kendaraan, parkir dan lain –
lain di tanggung oleh kantor. Hal ini mengakibatkan adanya tambahan dana bagi
antara pendapatan dan pengeluaran menjadi lebih besar dan tidak valid bagi
Status data yang rancu mengakibatkan adanya sumber atau data harus
transportasi kami memasukkan data sebesar Rp. 700,000,00 yang bersumber dari
perbulan responden yaitu diubah sebesar 20% dari rute yang didapatkan pada
survay yang dilakukan, hal ini dikarenakan karena kecenderungan dari masyarakat
Jarak perjalanan per hari 280 (maka jarak perjalanan per bulan = 76 km x 30 hari)
= 2280 km, diambil 20% dari rute normal yang ada. Maka jarak perjalan perbulan
= 1535.08 (Rp/km)
11
Dari hasil analisa yang telah dilakukan Sakila (2017) diperoleh persentase ATP
dengan analisa ini terbesar adalah 42,36% dengan tarif diatas Rp. 900,00 dan
untuk persentase ATP terkecil adalah 2,08% dengan tarif diantara Rp.801,00
Nilai WTP dari penelitian menanyakan beberapa tarif yang sesuai untuk
perjalanan jalan tol atau tarif yang berlaku di jalan tol. Pada form survei
pertanyaan yang diberikan kepada responden berupa pilihan untuk besaran tarif
yang mereka bayarkan seperti Rp. 600/Km, Rp. 650/Km, Rp. 750/Km,dan Rp.
mereka sendiri.
12
Sehingga berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa nilai WTP
tarif tol dari responden yang akan beroperasi yaitu sebesar Rp.600,00./Km.
kemampuan membayar responden terbesar adalah diatas Rp. 900,00 dan kemauan
membayar sebesar Rp. 600,00. Nilai ATP dan WTP tersebut kemudian diplotkan
atau dihubungkan pada grafik untuk mendapatkan nilai tarif yang ideal atau sesuai
Dari gambar dibawah dapat diketahui tarif yang ideal untuk kendaraan golongan 1
Rp.625,00/Km.
13
selanjutnya tarif tersebut dapat menjadi tolak ukur dalam sistem pentarifan
Hasil analisa ATP dengan jenis pekerjaan supir dan WTP yang tidak ada
perubahan menyebabkan berubahnya nilai tarif dan persentase ideal yang telah
dianalisa sebelumnya, untuk itu perlunya analisis ulang terkait penentuan tarif
berdasarkan ATP dan WTP sehingga didapatkan tarif ideal yang didasari oleh
ATP dari responden yang bekerja sebagai supir akibat rancu data yang disurvei.
Berdasarkan analisis diatas didapatkan nilai tarif ideal yang tidak berbeda diantara
jenis pekerjaan umum dan pekerjaan supir dengan kendaraan dinas/kantor, dengan
Penetapan suatu tarif jalan tol yang telah dianalisa dengan metode ATP &
WTP sebelumnya diperoleh hasil tarif ideal untuk jalan tol Kraksaan –
yang tersedia dari peraturan pemerintah no 54 tahun 2013 sebagai berikut: Tarif
hal ini didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Maka dari itu diteteapkan
untuk nilai inflasi dalam perhitungan kali ini yaitu sebesar 7% sehingga dapat
dihitung proyeksi tarif untuk tahun 2020 atau untuk 4 tahun mendatang adalah
dari perhitungan diatas dapat dihasilkan penentuan tarif Jalan Tol kraksaan –
Bayuwangi pada tahun 2020 pada saat beroperasinya jalan tol tersebut ialah
Tidak Tetap (Running Cost) berupa biaya bahan bakar, pelumas, ban dan
pemeliharaan. B.Biaya Tetap (Fixed Cost) yaitu biaya tetap yang dikeluarkan
Perhitungan nilai waktu melibatkan banyak faktor tak tentu dan sangat
sukar. Nilai waktu untuk mendapatkan harga nilai rata-rata untuk pengguna
jalan. Salah satu jenis tarif yang perlu dipahami dalam sistem transportasi di
Indonesia adalah tarif jalan tol yaitu sejumlah uang tertentu yang dibayarkan
untuk pemakaian jalan tol. Besarnya tarif tol maksimum tidak boleh melebihi
70% nilai BKBOK, yang merupakan selisih antara BOK melalui jalan non tol
dan BOK melalui jalan tol (BKBOK = BOK non tol – BOK tol). Pendekatan
yang digunakan dalam penentuan tarif jalan tol di Indonesia, yaitu tarif tol
Pendekatan yang digunakan dalam analisa ATP didasarkan pada alokasi biaya
oleh peng-hematan dari biaya operasional kendaraan dan nilai waktu. Besarnya
keuntungan ini, yang lebih sering disebut sebagai Besar Keuntungan Biaya
dimana:
maksimum 70% BKBOK. Biaya operasi kendaraan terdiri dari biaya konsumsi
biaya mekanik (montir), penyusutan (depresiasi), biaya suku bunga, dan biaya
asuransi.
17
atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen
dinamakan sensus di lapangan. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya
lengkap, pengawasan dan pengolahan data yang lebih baik. Masalah utama mengenai
pengambilan sampel ini adalah seberapa jauh keterwakilan sampel tersebut terhadap
populasi sasarannya. Hasil pengolahan dari sampel, disebut statistik, bisa salah dalam
menduga nilai populasi yang disebut parameter. Masalah ini terkait dengan berapa
jumlah elemen dalam sampel yang cukup mewakili dan bagaiman cara pengambilan
peluang (probability) dan distribusi sampling. Hasil pengolahan dari sampel tersebut
bisa terlalu kecil (underestimate) atau terlalu besar (over estimate) dari nilai
cara yang dikemukakan para ahli, antara lain seperti yang dijelaskan berikut ini :
1. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
berikut :
n = N /( 1 + N e2 ).......... ( 2 – 1 )
kali adalah dengan menetapkan taraf keyakinan atau confidence level (95%)
itu diketahui jumlahnya (simbulnya N), dapat disebut populasi terhingga. Jika
rumus ini tak bisa digunakan. Lebih-lebih jika populasinya tak jelas (tidak
sampling yang digunakan pun tentu tak bisa teknik yang bersifat random
2. Gay dan Diehl (1960) berpendapat ukuran minimum sampel yang dapat
berikut:
pendapat Slovin, hanya untuk α sebesar 5% dan jumlah populasi N mulai dari
pengambilan ukuran sampel menurut Krejcie dan Morgan ini sebagai berikut
dimana :
S = jumlah sampel
5%, 10 %
N = populasi
d = 0,05
20
Tabel 2.1 dalam pengambilan ukuran sampel menurut Krejcie dan Morgan ini
sebagai berikut :
Populasi (N) Sampel (n) Populasi Sampel (n) Populasi Sampel (n)
(N) (N)
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
160 113 800 260 20000 377
170 118 850 265 30000 379
180 123 900 269 40000 380
190 127 950 274 50000 381
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
4. Metode yang dikembangkan oleh Isac dan Michel (1970) adalah cara untuk
jumlah populasinya; (2) pada taraf kesalahan (significance level) 1%, 5% dan
10%; dan (3) cara ini khusus digunakan untuk sampel yang berdistribusi
21
normal, sehingga cara ini tidak dapat digunakan untuk sampel yang tidak
pengambilan ukuran sampel menurut Isac dan Michel (1970) adalah sebagai
berikut :
)
........... ( 2 - 3 )
Dimana :
N = Sampel.
p = Proporsi populasi.
q = 1-p.
Z = Tingkat kepercayaan/signifikan
e = Margin of error
Penentuan jumlah sampel dari penelitian ini adalah apabila sebuah penelitian
menggunakan sampel yang telah diperoleh berupa data perkiraan maka hasil Taraf
keyakinan 95%, yaitu yakin bahwa hasil benar, taraf signifikansi 0,05 (hanya akan
22
ada lazimnya 5% saja kesalahan karena “kebetulan benar” terjadi). Semakin kecil
taraf signifikansi yaitu 0,1 (10%) maka makin besar jumlah sampel mendekati
populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin.
kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi
(diberlakukan umum).
)
= 96,04 ~ 97
Karena survei telah dilakukan diatas kapal yang data kendaraan produksi tidak
responden golongan 1.
dengan cara penyebaran kuesioner, maka aspek yang penting sebelum survei
merancang isi, bentuk maupun format yang diperkirakan paling tepat agar sasaran
pengumpulan data dapat tercapai, baik dari aspek kuantitatif maupun kualitatif.
Kuesioner merupakan alat ukur untuk menganalisis suatu penelitian, kuesioner ini
dibuat untuk mengkaji penelitian ini lebih dalam yaitu mengumpulkan jawaban
tepat dapat digunakan secara efektif dan efisien. Untuk mendapatkan kuesioner
menurut aturan yang telah ditentukan. Skala adalah suatu ukuran yang disusun
sedemikian rupa, sehingga dapat mengurutkan responden dalam ukuran yang lebih
cepat berdasarkan variabel tertentu. Skala disusun atas dasar penunjukkan skor pada
pola-pola atribut. Skala yang biasa digunakan dalam sebuah penelitian adalah : skala
menentukan alat ukur, dua hal perlu diperhatikan, pertama perlu dirumuskan sifat
bipolar yang cocok dengan konsep, stimulir atau objek untuk memecahkan masalah
penelitian. Sifat bipolar yang dirumuskan dapat berbentuk satu dimensi, misalnya
yang bersifat evaluasi saja, atau potensi ataupun kegiatan saja, tetapi bisa juga
menyangkut ketiga dimensi evaluasi, potensi dan kegiatan. Kedua, sifat bipolar yang
dipilih haruslah relevan dengan konsep atau objek yang harus relevan pula dengan
apa yang ingin diukur. Validitas alat pengumpul data menurut pendapat beberapa
ahli dapat digolongkan dalam beberapa jenis (Singarimbun & Effendi, hal.124, 2011)
yaitu validitas konstruksi (construct validity), validitas isi (content validity), validitas
eksternal (external validity), validitas prediktif (predictive validity) dan validitas rupa
(face validity). Selain itu ada jenis validitas lain yang oleh para ahli diatas tidak
terdiri dari berbagai budaya. Validitas tersebut adalah validitas budaya (crosscultural
validity).
Berikut ini akan diuraikan cara menguji validitas alat pengukur. Karena terdapat
berbagai jenis teknik pengumpulan data dan berbagai jenis validitas, maka validitas
yang diuji dibatasi hanya pada penyusunan skala sikap dengan validitas konstruksi.
Validitas Konstruksi, yaitu uji validitas untuk melihat konsistensi antara komponen
konstruksi yang satu dengan yang lainnya, jika semua komponen konsisten antara
yang satu dengan yang lainnya maka komponen tersebut valid. Ada beberapa
langkah dalam uji validitas konstruksi ini yaitu (Singarimbun & Effendi, hal.132,
Langkah 2 : Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden.
Responden diminta untuk menyatakan apakah mereka setuju atau tidak dengan
masing-masing pernyataan. Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba
minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini maka distribusi skor (nilai)
akan mendekati kurva normal. Asumsi kurva normal ini sangat diperlukan didalam
∑ ) ∑ ∑ )
................ ( 2 - 4 )
√ ∑ ∑ ) ) ∑ ∑ ) )
dimana :
X = Skor pernyataan
Secara statistik, nilai korelasi product moment yang diperoleh harus dibandingkan
dengan angka kritik Tabel Korelasi nilai r. Tabel ini dapat dilihat pada lampiran 4.
perhitungan diperoleh nial r lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi / angka
kritis 5 % maka ini berarti pernyataan tersebut memiliki validitas konstruk, dalam
dibawah angka kritik atau bernilai negatif maka ini menunjukkan bahwa pernyataan
tersebut bertentangan dengan pernyataan lainnya dan karena itu pernyataan ini tidak
valid / tidak konsisten / tidak mengukur aspek yang sama. Hal ini kemungkinan
Perhitungan nilai korelasi product moment dapat juga dicari dengan menggunakan
pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya
yang digunakan untuk mengetahui reabilitas kuesioner penelitian ini adalah metode
1.Mencari r hasil
Disini r hasil adalah alpha (α). Angka reliabilitas keseluruhan variabel (alpha)
berkisar antara 0 hingga 1, semakin mendekati angka 1 maka tingkat konsistensi
semakin baik. Nilai alpha(α) diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan
Software Perfect Statistics Proffesonally Provented for Window pada fungsi
reliability /dengan menggunakan rumus (Model Cronbach atau koefisien keandalan
Alpha Cronbach) :
dimana :
rα : Reabilitas instrumen
dipenuhi oleh suatu alat ukur berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Kaplan
b. Jika rα positif dan rα < 0.7, maka variabel tersebut tidak reliabel
STUDY LITERATUR
DATA PENELITIAN
dilalui oleh calon pengguna jalan Tol Bakauheni – Bandar Lampung pada ruas
Hal ini disebabkan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi pada
deck paling bawah. Proses yang dilakukan dalam satu sesi tanya jawab sekitar
10-15 menit agar kuesioner dapat terisi dan survei dilaksanakan mulai dari
pelabuhan Merak dan sebaliknya. Terdapat tiga rit dalam satu perjalanan kapal.
besarnya nilai kemampuan dan keinginan untuk calon pengguna Jalan Tol
literatur yang relevan atau berkaitan dengan masalah yang terdapat pada
penelitian baik dari segi teori maupun dari segi perhitungan, sehingga dapat
Terbanggi Besar.
jarak jauh dan untuk WTP menggunakan pendekatan persepsi calon pengguna
pribadi sehari hari, jarak tempuh dalam satu hari, asal dan tujuan perjalanan,
Lampung.
menentukan ATP terhadap jasa jalan tol adalah Total pendapatan responden,
Pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP didasarkan atas tarif yang
terhadap jasa jalan tol Bakauheni – Bandar Lampung pada ruas Bakauheni –
keselamatan.
Data yang diperoleh meliputi data yang sudah ada dari instansi terkait
Pengolahan data ATP dan WTP akan diolah dengan menggunakan alat
bantu Exel dan alat bantu Software Perfect Statistics Proffesonally Provented for
Pengolahan data yang dilakukan oleh Indra et.al (2007) pada Analisa
Tarif Jalan Tol Berdasarkan Pendekatan Willingness To Pay (WTP) dan Ability
orang. Sedangkan hasil survei yang dilakukan oleh Nabil et.al (2016) pada
Penetapan Tarif Jalan Tol Berdasarkan Pendekatan ATP dan WTP Studi Kasus:
95% dan nilai galat pendugaan sebesar 5% (0,05) maka digunakan sampel
sebanyak 97 orang. Dalam hal ini, Penulis menggunakan sampel 97 orang untuk
31
Pada data ini berisikan analisis hasil penelitian dari data yang
Analisis WTP.
bahwa menghasilkan estimasi nilai Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay
(WTP). Penerapan Tarif Tol, Presentase Responden terhadap ATP dan WTP,
tarif tol yang ideal dengan fasilitas yang tersedia, kualitas jasa yang diharapkan
oleh responden.
51
5.1. Kesimpulan
terbesar lebih dari tiga sebanyak 48% kemudian yang tidak memiliki
keputusan 30%,
52
1 s/d 4 kali / tahun sebesar 20%, 3 s/d 4 kali / minggu sebesar 12% dan
setiap hari / sering sebesar 9%. Pengeluaran responden dalam satu bulan
dari Rp. 500.000 sebanyak 34%, sedangkan Rp. 100.000 – Rp. 1500.000
D. ATP lebih kecil dari WTP kondisi ini dimana keinginan pengguna untuk
sangat tinggi. ATP rata- rata terhadap pendapatan minimum Rp.487 dan
maksimum sebesar Rp.942 dimana range data ini didapat responden yang
dan nilai ATP yang dihasilkan sebesar Rp.487. Rp.511 pada nilai tengah
Rp.942.
E. Nilai ATP dan WTP didapat dari grafik yang menghubungkan dua garis
yang diasumsikan.
5.2. Saran
nantinya tarif tersebut tidak dapat memberatkan para pengguna jalan tol.
Oleh karena itu bagi para responden, hal yang mungkin bisa dilakukan
sehingga waktu yang dilakukan dapat lebih singkat dan data pendapatan
yang luas untuk meningkatkan surveyor agar mutu data yang diperoleh
semakin baik.
54
DAFTAR PUSTAKA
Adani, Sakila Herfiana Silmy, Ludfi Djakfar dan Rahayu Kusumaningrum. 2017.
Analisis ATP/WTP pada Rencana Jalan Tol Kraksaan Banyuwangi.
Universitas Brawijaya.
Aviasti, Rukmana, Asep Nana dan Djamaludin. 2014. Model Penentuan Tarif
Angkutan Kota Berdasarkan Keterjangkauan Daya Beli Masyarakat
Pengguna di Kota Bandung. Bandung: Prosiding SnaPP2014.
Gay, L.R. dan Diehl P.L. 1992. Research Methods for Business and Management,
MacMillan Publishing Company, New York.
Isaac, S. dan Michael W.B. 1995. Handbook in Research and Evaluation. San
Diego : EdITS.
Jansen, F, E. Lintong dan A.L.E. Rumajar. 2012. Studi Penentuan Tarif Tol
Rencana Ruas Jalan Manado- Bitung. Universitas Sam Ratulangi.
Krejcie, Robert V. dan Darley W. Morgan. 1970. Determining sample size for
research activities. Educational and Psychological Measurement 30,607-
610.
Nugroho, Indra Widhy, Ronald Angga Kusuma, Djoko Setijowarno dan Raditin
Ruktiningsih. 2007. Analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness To
Pay (WTP) jalan tol Semarang -Solo. Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Yogyakarta.
Panjaitan ,Indra Ferdinan dan Medis S. Surbakti. 2007. Analisis Tarif Jalan Tol
Berdasarkan Pendekatan Willingness To Pay (WTP) dan Ability To Pay
(ATP) Studi Kasus: Rencana Jalan Tol Medan- Binjai, Universitas
Sumatera Utara.
Petracia, Pingkan. 2012. Studi Penentuan Tarif Tol Rencana Ruas Jalan Manado-
Bitung. Universitas Sam Ratulangi.
Ryandika. 2011. Analisis Tarif Tol Dengan Metode Stated Preference Studi Kasus
Jalan Tol JORR II Segmen Serpong – Cinere. Skripsi Mahasiswa
Departemen Teknik Sipil UI. Depok.