Anda di halaman 1dari 53

ANALISIS TARIF JALAN TOL BAKAUHENI – BANDAR LAMPUNG

PADA RUAS BAKAUHENI- TERBANGGI BESAR BERDASARKAN


PENDEKATAN ATP DAN WTP

Tesis

Oleh :
SITI QUINESTI MURHANY

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK


FAKULTAS TENIK SIPIL
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK

ANALISIS TARIF JALAN TOL BAKAUHENI- BANDAR LAMPUNG


PADA RUAS BAKAUHENI-TERBANGGI BESAR BERDASARKAN
PENDEKATAN ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILINGNESS TO PAY
(WTP)

Oleh
SITI QUNESTI MURHANY

Tujuan penelitian ini untuk memperkirakan tarif jalan tol Bakauheni- Bandar
Lampung pada ruas Bakauheni-Terbanggi Besar berdasarkan pendekatan Ability
to Pay (ATP)dan Willingness to Pay (WTP). Pengambilan data dilakukan pada
pengguna jalan tol dengan titik survei di Bakauheni. Survei dilakukan dengan
metode wawancara dan kuisioner terhadap 98 responden.
Berdasarkan analisis karakteristik responden, mayoritas pengguna jalan tol berusia
39-49 tahun sebesar 32%, umur 61-71 tahun sebesar 4%, pria sebesar 98 %,
wanita sebesar 2 %. Tanggungan keluarga lebih dari tiga sebanyak 48%, tidak
ada tanggungan sebanyak 24%, tiga tanggungan sebanyak 18%, 2 tanggungan
sebanyak 4% dan 1 tanggungan sebanyak 6%. Pendidikan terakhir SD sebanyak
6%, SLTP 8%, SLTA sebanyak 69%, D3 sebanyak 4%, Sarjana (S1) 8%.
Karyawan swasta sebanyak 37%, pedagang, buruh dan pelajar atau mahasiswa
sebanyak 2%. Penghasilan per bulan Rp 2500.000- Rp 5000.000 sebesar 43%,
Rp 1000.000- Rp 2500.000 sebesar 20%, Rp.5000.000- Rp 7500.000 sebesar 20%
dan kurang dari Rp. 1000.000 sebesar 10%. Tujuan perjalanan untuk bekerja 56%,
mengunjungi keluarga 40%, bisnis 4%. Frekuensi pengguna didominasi
tergantung keputusan sebesar 30%, tidak tahu 29 %, 1-4 kali /tahun sebesar 20%,
3- 4 kali/minggu sebesar 12 % dan setiap hari/sering 9%.
Rata-rata pengeluaran transportasi dalam satu bulan kurang dari Rp 500.000
sebesar 34 %, Rp 500.000-Rp 1000.000 sebesar 38 %, Rp 1000.000-1500.000
sebesar 16 % dan Rp 1500.000 – Rp 2000.000 sebesar 12%. Berdasarkan jarak
tempuh perhari 10-60 km (50%), 61-121 km (29,94%), 122-182km (12%), 183-
243 km (7,78%), 244-304 km (4,44%). Kemampuan membayar responden
terbesar adalah Rp 7.000 -10.000 sebanyak 56,25%, Rp 10.000-15.000
sebanyak 3,125%. Nilai rata-rata ATP sebesar Rp. 693 /km dan WTP sebesar
Rp. 747 /km.

Kata Kunci : tarif, Ability To Pay, Willingness To Pay.


ABSTRACT

THE TARIFF ANALYSIS OF BAKAUHENI-BANDAR LAMPUNG TOLL


ROAD ON BAKAUHENI-TERBANGGI BESAR SECTION BASED ON
ABILITY TO PAY (ATP) AND WILINGNESS TO PAY (WTP)
APPROACHES
By
SITI QUNESTI MURHANY

The Purpose of this study is to estimate tariff of the Bakauheni-Bandar Lampung


toll road on the Bakauheni-Terbanggi Besar section based on the Ability to Pay
(ATP) and Willingness to Pay (WTP) approaches. Data collection was carried out
on toll road using with survey points in Bakauheni. The survey was conducted by
interview method and questionnaire for 98 respondents.
Based on the most of toll road using with 39- 49 years old were 32%, 61-71 years
old were 4%, men were 98%, women were 2%. More than three family
dependents are 48%, there are no dependents as much as 24%, three dependents as
much as 18%, 2 dependents as much as 4% and 1 dependents as much as 6%. The
last elementary school education was 6%, 8% junior high school, 69% high
school, 4% D3, 8% Bachelor (S1). Private sector employees with 37%, traders,
laborers and students or students with 2%. Monthly income of Rp. 2.500.000 to
Rp. 5.000.000 with 43%, Rp. 1.000.000 to Rp. 2.500.000 with 20%, Rp.
5.000.000 to Rp. 7.500.000 with 20% and less than Rp. 1.000.000 with 10%.
Travel destination for work is 56%, visiting family is 40%, business is 4%. The
frequency of users is dominated depending on the decision of 30%, do not know
by 29%, 1-4 times / year by 20%, 3-4 times / week by 12% and every day / often
by 9%.

The average transportation expenditure in one month is less than Rp.500,000 by


34%, Rp. 500,000 to Rp. 1.000.000 by 38%, Rp.1.000.000- Rp.1500.000 by 16%
and Rp. 1.500.000 – Rp. 2000.000 by 12%. Based on the distance traveled per day
from 10 to 60 km (50%), 61-121 km (29.94%), 122-182km (12%), 183-243 km
(7.78%), 244-304 km (4, 44%). The ability to pay which is higher than the
reference rate used is Rp. 7.000-10.000 by 56.25%, Rp 10,000-15,000 by 3.125%.
The average value of ATP is Rp. 693 / km and WTP of Rp. 747 / km.

Keywords: tariff, Ability To Pay , Willingness To Pay.


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 19

Mei 1994 merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari

pasangan Ir. Sonny Siswadi MK, M.T dan Ibu Dr. Hj. Efa,

S.pd, M.pd yang telah membesarkan dengan penuh

perhatian, kasih sayang dan dukungan moral dari keluarga.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Kartika II -5 Bandar

lampung pada tahun 2005 dan menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama Negeri

25 Bandar Lampung pada tahun 2008. Kemudian menyelesaikan Sekolah

Menengah Atas Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2011.

Pada Tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan sebagai Mahasiswa Fakultas

Teknik Jurusan Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknik PLN dan lulus pada bulan

agustus 2016. Setelah lulus penulis kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi dan tercatat sebagai mahasiswa Program Pascasarjana Magister

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung tahun 2016.


MOTTO:
“Bersainglah pada diri sendiri, jangan
Bersaing pada orang lain”
(Frans Mataheru)
SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan ridho dan rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Tarif Jalan Tol

Bakauheni – Terbanggi Besar Berdasarkan Pendekatan ATP dan WTP”.

Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat akademis untuk mendapatkan gelar

Magister Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak terlepas dari hambatan dan rintangan,

namun berkat rahmat-Nya serta bimbingan dan bantuan dari pembimbing dan dari

berbagi pihak, baik moril maupun materil, secara langsung maupun tidak

langsung, sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Untuk itu, izinkanlah penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik,

Universitas Lampung

2. Ibu Dr. Dyah Indriana Kusumastuti, S.T., M.Sc., selaku Ketua Program Studi

Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung dan sebagai

penguji yang telah memberi saran dan kritik yang membangun.

3. Bapak Dr. Endro P. Wahono, S.T., M.Sc., selaku Sekertaris Program Studi

Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung dan sebagai

penguji. Terima kasih atas ilmu, nasihat dan masukan-masukan yang berarti

bagi penulis.

4. Bapak Dr. Eng. Aleksander Purba, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing

Pertama. Terima kasih banyak atas kesediaannya untuk memberikan


bimbingan, ilmu, petunjuk, nasihat, saran dan kritik yang membangun dalam

proses penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Muhammad Karami, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing

kedua yang telah memberikan kritikan dan masukan yang luar biasa untuk

menyempurnakan tesis ini.

6. Ibu Dr. Ir. Rahayu Sulistyorini, M.T., selaku Dosen Penguji pertama yang telah

memberi masukan dan motivasinya kepada penulis selama penulis menjadi

Mahasiswa Magister Teknik Sipil.

7. Seluruh Dosen Jurusan Magister Teknik Sipil yang telah mengajar dan

memberikan ilmu yang bermanfaat.

8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Teknik Sipil Universitas Lampung yang

telah banyak membantu memberikan informasi dan kelancaran administrasi

selama penulis menyelesaikan pendidikan.

9. Rekan-rekan mahasiswa magister teknik sipil khususnya angkatan 2016 yang

telah memberikan masukan dan sumbang saran kepada penulis serta pihak-

pihak lain yang telah membantu dalam penulisan tesis ini.

Akhirnya semoga Allah SWT selalu memberikan pahala yang berlimpah kepada

kita. Harapan penulis semoga proposal tesis ini dapat bermanfaat khususnya bagi

Magister Teknik Sipil Universitas Lampung dan bagi para pembaca umumnya.

Bandar Lampung, 13 November 2018

Penulis,

Siti Quinesti Murhany


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

SANWACANA ............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5


2.1 Jalan Tol ................................................................................... 5
2.2 Pengertian Ability To Pay (ATP) ............................................. 5
2.3 Pengertian Willingness To Pay (WTP) .................................... 7
2.4 Contoh Perhitungan Analisi Ability To Pay(ATP)
dan Willingness To Pay ........................................................... 8
2.4.1. Analisa ATP (Responden Umum) .................................. 8
2.4.2. Analisa ATP (Pekerjaan Supir) ....................................... 9
2.4.3. Analisa Willingness To Pay (WTP) ............................... 11
2.4.4. Analisa ATP dan WTP (Responden Umum) .................. 12
2.4.5. Analisa ATP dan WTP (Pekerjaan Supir) ...................... 13
2.4.6. Analisa Tarif Berdasarkan Golongan
Kendaraan(WTP)................................................ .......... 14
2.5 Analisa Biaya Operasi Kendaraan (BOK) ... ............................. 15
2.6 Analisa Nilai Waktu Ekonomi .................................................. 15
2.7 Analisa Penentuan Tarif Tol ..................................................... 16
2.8 Desain Kuesioner dan Pengolahan Data .................................. 17
2.8.1 Teknik Sampling .............................................................. 17
2.8.2 Rancangan Kuesioner ...................................................... 22
2.8.3 Tingkat Pengukuran dan Skala ........................................ 23
2.8.4 Uji Statistik ....................................................................... 23
2.8.4.1 Tingkat Pengukuran dan Skala ................................ 23
2.8.4.2 Uji Keandalan (Realibitas) ...................................... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 27


3.1. Kerangka Pikir ......................................................................... 27
3.2. Lokasi Penelitian ...................................................................... 28
3.3. Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian ............................. 28
3.4. Study Literatur ......................................................................... 28
3.5. Data Penelitian ......................................................................... 28
3.5.1. Data Primer ................................................................... 28
3.5.2. Data Primer ................................................................... 30
3.6. Pengolahan Data Sosial, Ekonomi, Pendapatan dan Pengeluaran
.................................................................................................... 30
3.7. Analisis ATP & WTP ............................................................... 30
3.8. Kesimpulan dan Saran ............................................................... 30

BAB IV. DATA DAN ANALISIS ................................................................ 32


4.1 Analisis Karakteristik Responden .............................................. 32
4.1.1. Lokasi Penelitian ............................................................ 33
4.1.2. Tanggungan Keluarga ..................................................... 33
4.1.3. Pendidikan Terakhir ....................................................... 34
4.1.4. Pekerjaan ........................................................................ 35
4.1.5. Pendapatan total per bulan .............................................. 36
4.1.6. Maksud Perjalanan ......................................................... 36
4.1.7. Frekuensi ........................................................................ 37
4.1.8. Rata-rata Pengeluaran Transportasi dalam satu bulan .... 38
4.1.9. Jarak Tempuh ................................................................. 39
4.2. Data Ability to Pay(ATP) ......................................................... 40
4.3. Data Willingness to Pay (WTP) ................................................ 45
4.4. Hubungan Analisis Abillity To Pay (ATP) dan Willingness to Pay
(WTP) ............................................................................................. 49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 51


5.1 Kesimpulan ............................................................................... 51
5.2 Saran .......................................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 54


Lampiran I : Kuesioner Penelitian
Lampiran II : Pembahasan semua metode penyelesaian ATP responden dan WTP
Lampiran III : Jalan Tol Trans Sumatera (Bakauheni – Terbanggi Besar)
Lampiran IV : Lembaran Asistensi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Contoh hubungan ATP- WTP ............................................. 6

Gambar 2.2. Grafik kumulatif WTP ........................................................ 8

Gambar 2.3. Grafik kumulatif ATP Umum ............................................. 9

Gambar 2.4. Grafik kumulatif ATP Supir ................................................ 11

Gambar 2.5. Grafik kumulatif WTP ........................................................ 12

Gambar 2.6. Grafik ATP dan WTP Umum ............................................. 13

Gambar 2.7. Grafik ATP dan WTP Supir ................................................ 13

Gambar 3.1. Gambar Diagram Alur ........................................................ 27

Gambar 4.1. Sebaran Responden Menurut Umur .................................... 32

Gambar 4.2. Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin ....................... 33

Gambar 4.3. Sebaran Responden Menurut Tanggungan Keluarga .......... 34

Gambar 4.4. Sebaran Responden Menurut Pendidikan ........................... 34

Gambar 4.5. Sebaran Responden Pekerjaan Calon Pengguna ................. 35

Gambar 4.6. Sebaran Responden Pendapatan Calon Pengguna .............. 36

Gambar 4.7. Sebaran Responden Menurut Maksud Perjalanan ............... 37

Gambar 4.8. Sebaran Responden Menurut Frekuensi .............................. 37


Gambar 4.9. Rata-rata Pengeluaran Transportasi dalam satu bulan ........ 38

Gambar 4.10. Diagram Pendapatan Responden ....................................... 40

Gambar 4.11. Histogram Tarif Ability To Pay dan Frekuensi ................. 43

Gambar 4.12. Biaya yang dikeluarkan dalam satu kali perjalanan .......... 47

Gambar 4.13. Presentase Fasilitas yang ditawarkan ................................ 48

Gambar 4.14. Alasan menggunakan tol ................................................... 49


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Dalam pengambilan ukuran sampel menurut Krejcie dan Morgan

....................................................................................................... 20

Tabel 2.2. Distribusi Z(A/2) ........................................................................... 21

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Jarak Tempuh .............................................. 39

Tabel 4.2. Perhitungan Nilai Ability To Pay .................................................. 41

Tabel 4.3. Nilai ATP dan frekuensi ............................................................... 44

Tabel 4.4. Distribusi Frekensi Willingness To Pay ........................................ 45

Tabel 4.5. Nilai ATP dan frekuensi ............................................................... 47


DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 2.2. Kurva Margin Error Tolerance Statistik.............................. 21

Grafik 4.1. Grafik Hubungan Nilai Rata-rata ATP dengan

Pendapatan................................................................................... 42

Grafik 4.2. Presentase Grafik Willingness To

Pay............................................................................................. 46

Grafik 4.3. Grafik ATP dan Grafik WTP............................................... 49


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian


Lampiran 2 : Hasil Pembahasan Semua Metode Penyelesaian ATP dan WTP
Lampiran 3 : Jalan Tol Trans Sumatera (Bakauheni – Terbanggi Besar)
Lampiran 4 : 1. Lembar Asistensi Tesis Pembimbing I
2. Lembar Asistensi Tesis Pembimbing II
3. Surat Permohonan Data Tarif Tol
4. Surat Permohonan Izin Survei
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan Tol Trans Sumatera yang memiliki total panjang 2.818 km di

wilayah Sumatera dari Bakauheni sampai dengan Aceh sedang gencarnya

dibangun. Oleh sebab itu penulis membahas Tol Trans Sumatera pada ruas

Bakauheni- Terbanggi Besar dengan total panjang 140,9 km. Sementara untuk

seksi dari Lematang menuju Kotabaru merupakan bagian dari paket 2 yang

menyambungkan simpang susun Sidomulyo menuju simpang susun Kotabaru

sepanjang 40,6 km. Lokasinya berada di akhir dari paket 2 tol Bakauheni-

Terbanggi Besar.

Pembangunan jalan tol ini sangat menarik karena sebagai jalan alternatif

bagi masyarakat yang memilih jalan tol, biaya yang dikeluarkan harus

memberikan nilai lebih berupa penghematan dalam biaya operasi kendaraan dan

waktu, kenyamanan, dan fasilitas yang lebih baik. Untuk itu dalam perencanaan

tarif tol, penetapan besaran tarif tol juga harus memenuhi keuntungan atau

manfaat bagi pengguna jalan. Oleh karena itu penelitian ini dielaborasi dengan

penelitian- penelitian sebelumnya.

Indra et.al (2007) meneliti Ability to Pay (ATP) dan Willingness to

Pay (WTP) di Jalan Tol Semarang– Solo berdasarkan persepsi pengguna dan
2

kemampuan membayar. Nilai ATP tertinggi golongan 1A jenis kendaraan pribadi

adalah Rp 30.300, sedangkan ATP terendah golongan IIB jenis truk gandeng

sebesar Rp 12.300 atau Rp. 400/km – Rp. 200/km. Selanjutnya nilai WTP terbesar

golongan IIB sebesar Rp 18.300 sedangkan nilai WTP terendah golongan IA jenis

truk kecil dan IIB truk triler adalah Rp 12.300. Dari total 300 responden sebanyak

64,3% menyatakan setuju dengan pembangunan jalan tol dan 20,3% menyatakan

tidak setuju.

Kecenderungan calon pengguna pada Jalan Tol Medan-Binjai diuji

oleh Panjaitan dan Surbakti (2007) menyimpulkan responden terbesar sebanyak

58% akan menggunakan jalan tol kurang dari 3 (tiga) kali seminggu dan sebanyak

19% responden menyatakan lebih dari 4 (empat) kali seminggu. Responden

melakukan perjalanan dengan menggunakan jalan tol hanya untuk tujuan bekerja.

Adapun responden yang memilih tidak pernah yaitu sebesar 13%. Nilai ATP

Jalan Tol Medan-Binjai per km adalah Rp. 753,52 dan WTP per km nya adalah

Rp. 606,92,-.

Analisis tarif ideal Tol Kraksaan-Banyuwangi yang dilakukan

Sakila et. al (2017) berupa metode wawancara dan kuisioner tertutup terhadap

sebanyak 422 responden, menghasilkan tarif ideal Golongan 1 sebesar

Rp.625/Km, Golongan 2 sebesar Rp.937,50/Km, Golongan 3 sebesar

Rp.1.250/Km, Golongan 4 sebesar Rp.1.562,50/Km, dan Golongan 5 sebesar Rp.

1.875/Km.

Penentuan Tarif Tol Rencana Ruas Jalan Manado- Bitung menurut F.

Jansen et.al (2012) didasarkan pada survei volume lalu lintas dan kecepatan rata-

rata kendaraan(km/jam) sebagai berikut: kendaraan ringan golongan I sebesar


3

64,35(km/jam), kendaraan menengah golongan IIA sebesar 51,32(km/jam),

kendaraan berat golongan IIB sebesar 38,35(km/jam) di jalan eksisting yang

didapat selama 12 jam dari pukul 07.00-19.00 WITA selama seminggu. Jenis

kendaraan yang diteliti hanya kendaraan golongan I, IIA dan IIB. Analisis tingkat

pelayanan jalan eksisting menggunakan standarisasi MKJI, sedang analisis biaya

operasional kendaraan didasarkan pada analisis yang dikembangkan oleh LAPI-

ITB. Dan dapat disimpulkan bahwa kondisi tingkat pelayanan untuk ruas jalan

Manado-Bitung (non-tol) adalah A (arus bebas) dengan derajat kejenuhan ≤ 0,35

dan perhitungan tarif yang diperoleh untuk jalan tol Manado-Bitung adalah

golongan I sebesar Rp 200/km, golongan IIA sebesar Rp 500/km dan golongan II

B sebesar Rp 800/ km.

Berdasarkan hasil beberapa penelitian studi kasus tersebut di atas peneliti akan

menganalisis tarif tol Bakauheni- Bandar Lampung pada ruas tol Bakauheni-

Terbanggi Besar, berdasarkan kemampuan dan keinginan membayar responden.

1.2 Rumusan Masalah

a.Bagaimana karakteristik sosial-ekonomi calon pengguna Jalan Tol Bakauheni-

Bandar Lampung?

b.Berapa besar nilai kemampuan membayar jalan tol (Ability To Pay)?

c.Berapa besar nilai keinginan membayar jalan tol (Willingness To Pay)?

d.Bagaimana hubungan antara Ability to Pay dengan Willingness to Pay?

a. Berapa besar nilai tarif ideal Jalan Tol Bakauheni-Bandar Lampung?


4

1.3 Batasan Masalah

a. Kendaraan yang ditinjau hanya kendaraan golongan I.

b. Penelitian ini tidak berkaitan dengan analisis finansial dan BKBOK (Besar

Keuntungan Biaya Operasi Kendaraan) sebagai dasar perhitungan tarifnya.

c. Kuisioner hanya akan dibagikan kepada pengguna jalan Tol Bakauheni –

Bandar Lampung.

1.4 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisa karakteristik sosial-ekonomi calon

pengguna Jalan Tol Bakauheni – Bandar Lampung.

b. Untuk mengetahui besarnya nilai kemampuan membayar calon penggunan

Jalan Tol Bakauheni – Bandar Lampung (Ability To Pay).

c. Untuk mengetahui besarnya nilai keinginan membayar calon penggunan

Jalan Tol Bakauheni – Bandar Lampung Willingness To Pay ?

d. Untuk mengetahui hubungan antara besarnya nilai kemampuan membayar

(Ability to Pay) dengan besarnya nilai keinginan membayar (Willingness to

pay).

e. Untuk menentukan besarnya nilai tarif ideal Jalan Tol Bakauheni – Bandar

Lampung.
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jalan Tol

Jalan tol disebut juga jalan bebas hambatan atau freeway merupakan

fasilitas jalan raya yang memiliki dua jalur atau lebih di setiap arah agar lalu lintas

berlangsung dengan eksklusif dengan pengendalian penuh atas akses dan egres.

Akses didefinisikan sebagai moda pertama untuk perjalanan keluar atau yang

berangkat dari rumah. Egres adalah moda pertama ketika pengguna kembali dari

kantor/tujuan sebelum naik moda utama (bus, kereta, dan lain lain). Dalam

fasilitas jalan raya, jalan tol adalah satu-satunya fasilitas yang menyediakan arus

bebas hambatan yang sempurna. Jalan tol tersusun atas tiga subkomponen, yaitu

ruas jalan tol dasar, area percabangan, dan pintu tol.

2.2 Pengertian Ability To Pay

Peninjauan terhadap kemampuan membayar pengguna dilakukan dengan

menggunakan metode ATP dan WTP. Dasar pendekatan yang akan digunakan

menghitung ATP untuk setiap anggota keluarga tersebut persatuan kilometer

perjalanan yang ditempuh dapat dihitung berdasarkan metode Travel Cost dengan

persamaan :
6

Keterangan :

................................(1)

ATP = Daya beli responden (Rp/kilometer),

%TC = Nilai persentase biaya pengeluaran untuk transportasi berbanding nilai

pendapatan perbulan

Ic =Penghasilan (Rp/bulan)

d =Frekuensi perjalanan

Sementara Setijowarno (2005) menyatakan perhitungan nilai WTP dipengaruhi

oleh (a) Produk yang ditawarkan / disediakan oleh operator jasa pelayanan

transportasi, (b) kualitas dan kuantitas pelayanan yang disediakan, (c) Utilitas atau

maksud pengguna terhadap angkutan tersebut, dan (d) penghasilan pengguna.

Berdasarkan Nilai ATP dan WTP akan didapatkan grafik hubungan keduanya

seperti contoh berikut :

Gambar 2.1. Contoh hubungan ATP-WTP

Dari grafik di atas akan didapatkan 3 kesimpulan hasil yaitu (a) ATP > WTP

(kemampuan lebih besar dari keinginan membayar), (b) ATP < WTP

(kemampuan lebih rendah dari keinginan membayar), dan (c) ATP =WTP

(kemampuan dan keinginan sama besar). Nilai tarif ideal yang dimaksud
7

juga dipengaruhi oleh tingkat perkembangan wilayah studi yang ditinjau

berdasarkan PDRB (Produk Domestik regional Bruto), BPS menyatakan

pendekatan dalam perhitungan PDRB suatu daerah yaitu, pendekatan produksi,

pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran.

2.3 Pengertian Willingness To Pay (WTP)

Kesediaan membayar (Willingness To Pay) adalah kesediaan masyarakat

untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya. Parameter WTP dapat

didefinisikan sebagai besaran rupiah rata-rata yang masyarakatnya mau

mengeluarkan sebagai pembayaran satu unit pelayanan Prasarana umum yang

dinikmatinya. Nilai WTP yang diperoleh dari masing-masing responden yaitu

berupa nilai maksimum rupiah yang bersedia dibayarkan oleh responden untuk

tarif, diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean) dari nilai WTP tersebut,

dengan rumus :

Dimana :

MWTP = Rata-rata WTP

n = Ukuran sampel

WTPi = Nilai WTP maksimum responden ke i

Nilai WTP dari penelitian ini dengan menanyakan beberapa tarif yang sesuai

untuk perjalanan dengan jalan tol atau menurut beberapa tarif yang berlaku di

jalan tol yang ada sekarang.


8

Sebagai contoh dapat dilihat grafik sebagai berikut:

Gambar 2.2. Grafik komulatif WTP

Menurut Sakila (2007) penelitian di Tol Banyuwangi – Kraksaan ini memiliki

form survei pertanyaan yang diberikan kepada responden berupa pilihan seperti

Rp. 600/Km, Rp. 650/Km, Rp. 750/Km,dan Rp. 800/Km yang menurut para

responden sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka sendiri.

2.4 Contoh Perhitungan Analisis Abillity To Pay (ATP) dan Willingness To

Pay (WTP)

2.4.1 Analisis ATP (Responden Umum)

Penelitian yang dilakukan Sakila (2017) memiliki pendapatan per bulan sebesar

(Ic) Rp 8.000.000,-

Pengeluaran transpotasi per hari sebesar Rp 80.000,-

(maka pengeluaran transportasi per bulan = Rp 80.000,- x 30 hari = Rp

2.400.000,-

Jarak perjalanan per hari 28,km, (maka jarak perjalanan per bulan = 28,1km x 30

hari)= 843 km. Kemudian nilai persentase pengeluaran untuk transportasi.


9

berbanding nilai pendapatan perbulan adalah

Maka dapat dihitung nilai ATP :

= 2.847 (Rp/km)

Kemudian didapatkan perhitungan grafik komulatif ATP sebagai berikut :

Gambar 2.3. Grafik komulatif ATP umum

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh persentase ATP terbesar

adalah 52,13% dengan tarif diatas Rp.900,00 dan untuk persentase ATP terkecil

adalah 3,55% dengan tarif diantara Rp.801,00 sampai dengan Rp.900,00.

2.4.2. Analisis ATP (Pekerjaan Supir)

Berdasarkan data yang disurvei didapatkan hasil penelitian yang rancu

akibat pekerjaan responden yang sebagian besar adalah supir yang rata – rata

status kepemilikan kendaraan adalah kendaraan Dinas/kantor atau perusahaan

sehingga pengeluaran transportasi untuk bahan bakar kendaraan, parkir dan lain –

lain di tanggung oleh kantor. Hal ini mengakibatkan adanya tambahan dana bagi

persentase pengeluaran transportasi responden, yang mengakibatkan perbandingan


10

antara pendapatan dan pengeluaran menjadi lebih besar dan tidak valid bagi

pengolahan data ATP tersebut.

Status data yang rancu mengakibatkan adanya sumber atau data harus

diubah, yaitu pengeluaran transportasi dan rute responden.Untuk pengeluaran

transportasi kami memasukkan data sebesar Rp. 700,000,00 yang bersumber dari

penelitian yang berjudul “Keterjangkauan Ekonomi Masyarakat Terhadap Pola

Pergerakan Transportasi” (Agus Sariman, 2011). Sedangkan rute yang dilalui

perbulan responden yaitu diubah sebesar 20% dari rute yang didapatkan pada

survay yang dilakukan, hal ini dikarenakan karena kecenderungan dari masyarakat

ketempat perkantoran yang berada didekat wilayah tersebut.

Perhitungan ATP sebagai berikut :

Pendapatan per bulan sebesar (Ic) Rp 4.500.000,-

Pengeluaran transpotasi per bulan sebesar Rp 700.000,-

Jarak perjalanan per hari 280 (maka jarak perjalanan per bulan = 76 km x 30 hari)

= 2280 km, diambil 20% dari rute normal yang ada. Maka jarak perjalan perbulan

ialah 2280 Km x 20% = 456 Km.

Kemudian nilai persentase pengeluaran untuk transport berbanding nilai

pendapatan perbulan adalah

Maka dapat dihitung nilai ATP :

= 1535.08 (Rp/km)
11

Kemudian didapatkan perhitungan grafik kumulatif ATP sebagai berikut :

Gambar 2.4. Grafik komulatif ATP supir

Dari hasil analisa yang telah dilakukan Sakila (2017) diperoleh persentase ATP

dengan analisa ini terbesar adalah 42,36% dengan tarif diatas Rp. 900,00 dan

untuk persentase ATP terkecil adalah 2,08% dengan tarif diantara Rp.801,00

sampai dengan Rp.900,00.

2.4.3. Analisis Willingness To Pay (WTP)

Nilai WTP dari penelitian menanyakan beberapa tarif yang sesuai untuk

perjalanan jalan tol atau tarif yang berlaku di jalan tol. Pada form survei

pertanyaan yang diberikan kepada responden berupa pilihan untuk besaran tarif

yang mereka bayarkan seperti Rp. 600/Km, Rp. 650/Km, Rp. 750/Km,dan Rp.

800/Km yang menurut para responden sesuai dengan kemampuan ekonomi

mereka sendiri.
12

Gambar 2.5. Grafik komulatif WTP

Sehingga berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa nilai WTP

tarif tol dari responden yang akan beroperasi yaitu sebesar Rp.600,00./Km.

Dengan persentase diatas 73% berdasarkan kuisioner yang disurvei.

2.4.4. Analisis ATP dan WTP (Responden Umum)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa

kemampuan membayar responden terbesar adalah diatas Rp. 900,00 dan kemauan

membayar sebesar Rp. 600,00. Nilai ATP dan WTP tersebut kemudian diplotkan

atau dihubungkan pada grafik untuk mendapatkan nilai tarif yang ideal atau sesuai

dengan kajian ATP dan WTP.

Dari gambar dibawah dapat diketahui tarif yang ideal untuk kendaraan golongan 1

dalam tol untuk pembangunan Jalan Tol Banyuwangi – Kraksaan adalah

Rp.625,00/Km.
13

Gambar 2.6. Grafik ATP dan WTP umum

Tarif tersebut merupakan tarif dari kendaraan golongan 1 sehingga untuk

selanjutnya tarif tersebut dapat menjadi tolak ukur dalam sistem pentarifan

beberapa golongan kendaraan lainnya yaitu golongan 2,3,4 dan 5.

2.4.5 Analisis ATP dan WTP (Pekerjaan Supir)

Hasil analisa ATP dengan jenis pekerjaan supir dan WTP yang tidak ada

perubahan menyebabkan berubahnya nilai tarif dan persentase ideal yang telah

dianalisa sebelumnya, untuk itu perlunya analisis ulang terkait penentuan tarif

berdasarkan ATP dan WTP sehingga didapatkan tarif ideal yang didasari oleh

ATP dari responden yang bekerja sebagai supir akibat rancu data yang disurvei.

Gambar 2.7. Grafik ATP dan WTP supir


14

Berdasarkan analisis diatas didapatkan nilai tarif ideal yang tidak berbeda diantara

jenis pekerjaan umum dan pekerjaan supir dengan kendaraan dinas/kantor, dengan

demikian dalam penelitian ini dipakai tarif Rp.625/Km.

2.4.6 Analisis Tarif Berdasarkan Golongan Kendaraan

Penetapan suatu tarif jalan tol yang telah dianalisa dengan metode ATP &

WTP sebelumnya diperoleh hasil tarif ideal untuk jalan tol Kraksaan –

Banyuwangi sebesar Rp.625,00/Km. Untuk beroperasinya jalan tol tersebut yaitu

pada tahun 2020 menurut rencana pembangunan jangka panjang menengah

nasional (RPJPMN) Pemerintah Republik Indonesia, dengan menggunakan rumus

yang tersedia dari peraturan pemerintah no 54 tahun 2013 sebagai berikut: Tarif

Baru = Tarif Lama x (1 + Nilai Inflasi).

Dengan stagnannya perkembangan perekonomian di Negara Indonesia selama 5

tahun terakhir sehingga kecenderungan nilai inflasinya sebesar 6-7% pertahunnya,

hal ini didapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Maka dari itu diteteapkan

untuk nilai inflasi dalam perhitungan kali ini yaitu sebesar 7% sehingga dapat

dihitung proyeksi tarif untuk tahun 2020 atau untuk 4 tahun mendatang adalah

dari perhitungan diatas dapat dihasilkan penentuan tarif Jalan Tol kraksaan –

Bayuwangi pada tahun 2020 pada saat beroperasinya jalan tol tersebut ialah

Rp.668,75/Km untuk kendaraan golongan I. Selanjutnya akan diproyeksikan

dengan waktu diperkirakan.


15

2.5 Analisa Biaya Operasional Kendaraan (BOK)

Untuk menghitung BOK di jalan arteri maupun jalan tol dilakukan

berdasarkan Studi Penghitungan Biaya Operasi Kendaraan yang dilakukan oleh

LAPI-ITB (1997) terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut: A. Biaya

Tidak Tetap (Running Cost) berupa biaya bahan bakar, pelumas, ban dan

pemeliharaan. B.Biaya Tetap (Fixed Cost) yaitu biaya tetap yang dikeluarkan

setiap bulan, meliputi asuransi, bunga modal dan depresiasi.

2.6 Analisa Nilai Waktu Ekonomi

Perhitungan nilai waktu melibatkan banyak faktor tak tentu dan sangat

sukar. Nilai waktu untuk mendapatkan harga nilai rata-rata untuk pengguna

jalan. Salah satu jenis tarif yang perlu dipahami dalam sistem transportasi di

Indonesia adalah tarif jalan tol yaitu sejumlah uang tertentu yang dibayarkan

untuk pemakaian jalan tol. Besarnya tarif tol maksimum tidak boleh melebihi

70% nilai BKBOK, yang merupakan selisih antara BOK melalui jalan non tol

dan BOK melalui jalan tol (BKBOK = BOK non tol – BOK tol). Pendekatan

yang digunakan dalam penentuan tarif jalan tol di Indonesia, yaitu tarif tol

dihitung berdasarkan besar keuntungan biaya operasi kendaraan, kelayakan

investasi, kemampuan membayar pengguna jalan tol dan keinginan membayar.

Ability to Pay (ATP) merupakan kemampuan seseorang untuk membayar jasa

pelayanan yang diterima berdasarkan penghasilan yang dianggap ideal.

Pendekatan yang digunakan dalam analisa ATP didasarkan pada alokasi biaya

untuk transportasi dari pendapatan rutin yang diterimanya.


16

2.7 Analisa Penentuan Tarif Tol

Penentuan tarif tol didasarkan pada besar keuntungan yang diakibatkan

oleh peng-hematan dari biaya operasional kendaraan dan nilai waktu. Besarnya

keuntungan ini, yang lebih sering disebut sebagai Besar Keuntungan Biaya

Operasi Kendaraan (BKBOK), dapat dihitung dengan meng-gunakan persamaan

berikut: BKBOK = (BOKalt x Dalt – BOKtol x Dtol) + { } x Tv (3)

dimana:

BKBOK : Besar Keuntungan Biaya Operasi Kendaraan (Rp)

BOKalt : Biaya Operasi Kendaraan di jalan yang ada (Rp)

BOKtol : Biaya Operasi Kendaraan di jalan tol (Rp)

Dalt : Panjang jalan yang ada (km)

Dtol : Panjang jalan tol (km)

Valt : Kecepatan di jalan yang ada (km/jam)

Vtol : Kecepatan di jalan tol (km/jam)

Tv : Nilai waktu kendaraan Tarif dari jalan tol didasarkan pada

maksimum 70% BKBOK. Biaya operasi kendaraan terdiri dari biaya konsumsi

bahan bakar, konsumsi minyak pelumas, pemakaian ban, biaya pemeliharaan,

biaya mekanik (montir), penyusutan (depresiasi), biaya suku bunga, dan biaya

asuransi.
17

2.8 DESAIN KUESIONER DAN PENGOLAHAN DATA

2.8.1 Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian dari populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen

atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen

dinamakan sensus di lapangan. Idealnya, agar hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya

seorang peneliti harus melakukan survei.

Dengan pengambilan sampel kita bisa melakukan investigasi yang lebih

lengkap, pengawasan dan pengolahan data yang lebih baik. Masalah utama mengenai

pengambilan sampel ini adalah seberapa jauh keterwakilan sampel tersebut terhadap

populasi sasarannya. Hasil pengolahan dari sampel, disebut statistik, bisa salah dalam

menduga nilai populasi yang disebut parameter. Masalah ini terkait dengan berapa

jumlah elemen dalam sampel yang cukup mewakili dan bagaiman cara pengambilan

contohnya. Sedangkan penjelasan teoritis mengenai keterwakilan ini adalah prinsip

peluang (probability) dan distribusi sampling. Hasil pengolahan dari sampel tersebut

bisa terlalu kecil (underestimate) atau terlalu besar (over estimate) dari nilai

parameter yang sesungguhnya.

Untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi, terdapat bermacam-macam

cara yang dikemukakan para ahli, antara lain seperti yang dijelaskan berikut ini :

1. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah

menggunakan rumus oleh Slovin (1990) dengan rujukan Principles and

Methods of Research; Ariola et al (2006).


18

Sebagai berikut yaitu mengukur sampel yang mengacu pada persamaan

berikut :

n = N /( 1 + N e2 ).......... ( 2 – 1 )

Dimana : n = Number of samples (jumlah sampel)

N= Total population (jumlah seluruh anggota populasi)

e= Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi;


untuk sosial dan pendidikan lazimnya 0,05)

Dalam menggunakan rumus Slovin, yang harus dilakukan pertama

kali adalah dengan menetapkan taraf keyakinan atau confidence level (95%)

akan kebenaran hasil penelitian, atau taraf signifikansi toleransi kesalahan

terbesar (0,05) dan terkecil (0,1) .

Rumus Slovin ini tentu mempersyaratkan anggota populasi (populasi)

itu diketahui jumlahnya (simbulnya N), dapat disebut populasi terhingga. Jika

populasi tidak diketahui jumlah anggotanya (populasi tak terhingga), maka

rumus ini tak bisa digunakan. Lebih-lebih jika populasinya tak jelas (tidak

diketahui keberadaannya, apalagi jumlahnya, misalnya nikah siri. Teknik

sampling yang digunakan pun tentu tak bisa teknik yang bersifat random

(“probability sampling”), harus menggunakan teknik yang sesuai (quota,

purposive, snowball, accidental dsb).

2. Gay dan Diehl (1960) berpendapat ukuran minimum sampel yang dapat

diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan, yaitu sebagai

berikut:

- Metode deskriptif, minimal 10% populasi (untuk populasi relatif kecil

minimum 20% populasi).


19

- Metode deskriptif korelasional, minimal 30 subjek.

- Metode ex post facto, minimal 15 subjek per kelompok.

- Metode eksperimental, minimal 15 subjek per kelompok.

3. Krejcie dan Morgan (1970) menyatakan bahwa hampir sama dengan

pendapat Slovin, hanya untuk α sebesar 5% dan jumlah populasi N mulai dari

sebesar 10 sampai 100.000. Berdasarkan N dan α tersebut dihasilkan besar

sampelnya. Terdapat beberapa pertanyaan tentang berapa besar sampel yang

diperlukan dalam sebuah survei. Salah satu penentuan adalah dengan

menggunakan tabel yang disusun oleh Krejcie dan Morgan sebagaimana

terdapat dalam Determining sample size for research activities. Educational

and Psychological Measurement, 30, 607-610. Rumus umum dalam

pengambilan ukuran sampel menurut Krejcie dan Morgan ini sebagai berikut

S = { λ² . N. P. Q}/ {d² (N-1) + λ² . P. Q } .............. ( 2 - 2 )

dimana :

S = jumlah sampel

λ2 = lamda (faktor pengali) dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%,

5%, 10 %

N = populasi

P (populasi menyebar normal) = Q = 0,5

d = 0,05
20

Tabel 2.1 dalam pengambilan ukuran sampel menurut Krejcie dan Morgan ini

sebagai berikut :

Populasi (N) Sampel (n) Populasi Sampel (n) Populasi Sampel (n)
(N) (N)
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 375
160 113 800 260 20000 377
170 118 850 265 30000 379
180 123 900 269 40000 380
190 127 950 274 50000 381
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384

4. Metode yang dikembangkan oleh Isac dan Michel (1970) adalah cara untuk

menentukan jumlah sampel yang memenuhi syarat berikut: (1) diketahui

jumlah populasinya; (2) pada taraf kesalahan (significance level) 1%, 5% dan

10%; dan (3) cara ini khusus digunakan untuk sampel yang berdistribusi
21

normal, sehingga cara ini tidak dapat digunakan untuk sampel yang tidak

berdistribusi normal, seperti sampel yang homogen. Rumus umum dalam

pengambilan ukuran sampel menurut Isac dan Michel (1970) adalah sebagai

berikut :

)
........... ( 2 - 3 )
Dimana :

N = Sampel.

p = Proporsi populasi.

q = 1-p.

Z = Tingkat kepercayaan/signifikan

e = Margin of error

q = 1-p = 1-0,5 =0,5

Z A/2 = nilai Standart (derajat kepercayaan)

A =interval keyakinan tingkat akurasi keyakinan ukuran populasi

Grafik 2.2. Kurva Margin Error Tolerance Statistik

Penentuan jumlah sampel dari penelitian ini adalah apabila sebuah penelitian

menggunakan sampel yang telah diperoleh berupa data perkiraan maka hasil Taraf

keyakinan 95%, yaitu yakin bahwa hasil benar, taraf signifikansi 0,05 (hanya akan
22

ada lazimnya 5% saja kesalahan karena “kebetulan benar” terjadi). Semakin kecil

taraf signifikansi yaitu 0,1 (10%) maka makin besar jumlah sampel mendekati

populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin.

kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi

(diberlakukan umum).

Tabel 2.2 Distribusi Z( )

0,5 0,2 0,1 0,05 0,02 0,01

Z( ) 0,674 1,282 1,645 1,96 2,326 2,576

Karena ( ) 0,05 maka nilai Z( ) adalah 1,96

)
= 96,04 ~ 97

Dengan tingkat kepercayaan 5% maka digunakan sampel sebanyak 97 orang.

Karena survei telah dilakukan diatas kapal yang data kendaraan produksi tidak

diketahui maupun kendaraan yang menyeberang tidak diketahui. Survei tersebut

dilakukan secara random dengan berbagai golongan dan dihasilkanlah 98

responden golongan 1.

2.8.2 Rancangan Kuesioner

Khusus untuk data atau parameter dimana pengumpulan datanya dilakukan

dengan cara penyebaran kuesioner, maka aspek yang penting sebelum survei

dilakukan adalah merancang kuesioner. Maksud dari kegiatan ini adalah

merancang isi, bentuk maupun format yang diperkirakan paling tepat agar sasaran

pengumpulan data dapat tercapai, baik dari aspek kuantitatif maupun kualitatif.

Kuesioner merupakan alat ukur untuk menganalisis suatu penelitian, kuesioner ini

dibuat untuk mengkaji penelitian ini lebih dalam yaitu mengumpulkan jawaban

dari responden. Karena tanpa informasi ataupun pengetahuan yang lengkap


23

mengenai karakteristik responden, sangatlah mustahil merancang kuesioner yang

tepat dapat digunakan secara efektif dan efisien. Untuk mendapatkan kuesioner

yang tepat tersebut, langkah-langkah yang harus dilakukan meliputi :

A. Merumuskan isi pertanyaan yang akan diajukan.

B. Menentukan format dan gaya dari formulir isian.

C.Merumuskan tipe pertanyaan.

D.Menentukan format pertanyaan yang akan diajukan.

E.Penyusunan pertanyaan secara gramatikal.

F. Menentukan susunan pertanyaan.

G. Menyusun penjelasan ataupun instruksi bagi responden.

2.8.3 Tingkat Pengukuran dan Skala

Pengukuran adalah penetapan atau pemberian angka terhadap suatu variabel

menurut aturan yang telah ditentukan. Skala adalah suatu ukuran yang disusun

sedemikian rupa, sehingga dapat mengurutkan responden dalam ukuran yang lebih

cepat berdasarkan variabel tertentu. Skala disusun atas dasar penunjukkan skor pada

pola-pola atribut. Skala yang biasa digunakan dalam sebuah penelitian adalah : skala

Likert, skala Guttman, skala Thurstone dan Semantik Differensial. Dalam

menentukan alat ukur, dua hal perlu diperhatikan, pertama perlu dirumuskan sifat

bipolar yang cocok dengan konsep, stimulir atau objek untuk memecahkan masalah

penelitian. Sifat bipolar yang dirumuskan dapat berbentuk satu dimensi, misalnya

yang bersifat evaluasi saja, atau potensi ataupun kegiatan saja, tetapi bisa juga

menyangkut ketiga dimensi evaluasi, potensi dan kegiatan. Kedua, sifat bipolar yang

dipilih haruslah relevan dengan konsep atau objek yang harus relevan pula dengan

masalah penelitian yang ingin dipecahkan.


24

2.8.4 Uji Stasistik

2.8.4.1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur

apa yang ingin diukur. Validitas alat pengumpul data menurut pendapat beberapa

ahli dapat digolongkan dalam beberapa jenis (Singarimbun & Effendi, hal.124, 2011)

yaitu validitas konstruksi (construct validity), validitas isi (content validity), validitas

eksternal (external validity), validitas prediktif (predictive validity) dan validitas rupa

(face validity). Selain itu ada jenis validitas lain yang oleh para ahli diatas tidak

dibicarakan, tetapi amat penting bagi penelitian di Indonesia yang penduduknya

terdiri dari berbagai budaya. Validitas tersebut adalah validitas budaya (crosscultural

validity).

Berikut ini akan diuraikan cara menguji validitas alat pengukur. Karena terdapat

berbagai jenis teknik pengumpulan data dan berbagai jenis validitas, maka validitas

yang diuji dibatasi hanya pada penyusunan skala sikap dengan validitas konstruksi.

Validitas Konstruksi, yaitu uji validitas untuk melihat konsistensi antara komponen

konstruksi yang satu dengan yang lainnya, jika semua komponen konsisten antara

yang satu dengan yang lainnya maka komponen tersebut valid. Ada beberapa

langkah dalam uji validitas konstruksi ini yaitu (Singarimbun & Effendi, hal.132,

2011): Langkah 1 : Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.

Langkah 2 : Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden.

Responden diminta untuk menyatakan apakah mereka setuju atau tidak dengan

masing-masing pernyataan. Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba

minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini maka distribusi skor (nilai)

akan mendekati kurva normal. Asumsi kurva normal ini sangat diperlukan didalam

perhitungan statistik. Langkah 3 : Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban. Langkah 4


25

: Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan

menggunakan rumus teknik korelasi “product moment” yaitu :

∑ ) ∑ ∑ )
................ ( 2 - 4 )
√ ∑ ∑ ) ) ∑ ∑ ) )

dimana :

r = Korelasi product moment

X = Skor pernyataan

Y = Skor total seluruh pernyataan

XY = Skor pernyataan dikalikan skor total

N = Jumlah responden pretest

Secara statistik, nilai korelasi product moment yang diperoleh harus dibandingkan

dengan angka kritik Tabel Korelasi nilai r. Tabel ini dapat dilihat pada lampiran 4.

Dengan derajat kebebasan (df) = N – 2, dengan taraf signifikansi 5 %. Jika hasil

perhitungan diperoleh nial r lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi / angka

kritis 5 % maka ini berarti pernyataan tersebut memiliki validitas konstruk, dalam

bahasa statistik artinya terdapat konsistensi internal (internal consistency) yaitu

pernyataan-pernyataan mengukur aspek yang sama. Jika nila r yang diperoleh

dibawah angka kritik atau bernilai negatif maka ini menunjukkan bahwa pernyataan

tersebut bertentangan dengan pernyataan lainnya dan karena itu pernyataan ini tidak

valid / tidak konsisten / tidak mengukur aspek yang sama. Hal ini kemungkinan

dikarenakan pernyataan tersebut kurang baik susunan kata-kata atau kalimatnya.

Perhitungan nilai korelasi product moment dapat juga dicari dengan menggunakan

Software Perfect Statistics Proffesonally Provented for Window.


26

2.8.3.2 Uji Keandalan (Reliabilitas)

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat

pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya

memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten.Teknik

yang digunakan untuk mengetahui reabilitas kuesioner penelitian ini adalah metode

alpha cronbach yang tersedia pada perangkat PSPP for Window.

Langkah-langkah pengujian reliabilitas dilakukan setelah sebelumnya dilakukan uji


validitas terlebih dahulu dan dinyatakan valid. Langkah pengujian reliabilitas adalah
sebagai berikut:

1.Mencari r hasil

Disini r hasil adalah alpha (α). Angka reliabilitas keseluruhan variabel (alpha)
berkisar antara 0 hingga 1, semakin mendekati angka 1 maka tingkat konsistensi
semakin baik. Nilai alpha(α) diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan
Software Perfect Statistics Proffesonally Provented for Window pada fungsi
reliability /dengan menggunakan rumus (Model Cronbach atau koefisien keandalan
Alpha Cronbach) :

dimana :

rα : Reabilitas instrumen

k : Banyak butir pertanyaan , Varian total , Jumlah varian butir

2. Mengambil keputusan Menetapkan hanya reliabilitas minimum yang harus

dipenuhi oleh suatu alat ukur berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Kaplan

dan Saccuzo, yaitu 0.7 dan diuraikan sebagai berikut :

a. Jika rα positif dan rα > 0.7, maka variabel tersebut reliabel

b. Jika rα positif dan rα < 0.7, maka variabel tersebut tidak reliabel

c. Jika rα negatif, maka variabel tersebut tidak reliabel.


27

III. METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alur Penelitian


Alur pikir dalam metodologi penelitian didapat diagram sebagai berikut :

IDENTIFIKASI MASALAH DAN TUJUAN


PENELITIAN

STUDY LITERATUR

DATA PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA PENGUMPULAN DATA


PRIMER (QUESIONER DAN SEKUNDER BERUPA DATA
WAWANCARA) INSTANSI

PENGOLAHAN DATA SOSIAL EKONOMI,


PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

ANALISIS ATP & WTP

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar : 3.1 Diagram Alur Penelitian


28

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan di satu tempat yang

dilalui oleh calon pengguna jalan Tol Bakauheni – Bandar Lampung pada ruas

Bakauheni – Terbanggi Besar. Penyebaran kuisioner dilakukan di atas kapal

tepatnya di ruang tunggu penumpang dimana peneliti lebih leluasa

mewawancarai dan mengisi kuesioner dari responden secara pertanyaan tertutup

yang mempermudah responden untuk memilih jawaban yang sudah disediakan.

Hal ini disebabkan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi pada

deck paling bawah. Proses yang dilakukan dalam satu sesi tanya jawab sekitar

10-15 menit agar kuesioner dapat terisi dan survei dilaksanakan mulai dari

keberangkatan kapal singgah ke pelabuhan Bakauheni hingga sampai ke

pelabuhan Merak dan sebaliknya. Terdapat tiga rit dalam satu perjalanan kapal.

3.3 Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi masalah yang diangkat dalam penelitian berupa analisis

tarif berdasarkan pendekatan ATP dan WTP. Dengan tujuan mengetahui

besarnya nilai kemampuan dan keinginan untuk calon pengguna Jalan Tol

Bakauheni- Bandar Lampung.

3.4 Studi Literatur

Studi Literatur diperlukan dengan membaca atau mengutip literatur-

literatur yang relevan atau berkaitan dengan masalah yang terdapat pada

penelitian baik dari segi teori maupun dari segi perhitungan, sehingga dapat

membuat penyelesaian tugas akhir ini.


29

3.5 Data Penelitian

3.5.1 Data Primer

a. Metode pengambilan data dilakukan dengan sistem random sampling yang

menggunakan quisioner. Jumlah sampel yang diambil, didasarkan analisis

kecukupan data berdasarkan survei pendahuluan terhadap parameter jumlah

pengguna jalan Tol Bakauheni – Bandar Lampung pada ruas Bakauheni –

Terbanggi Besar.

b. Metode Analisis nilai ATP didasarkan pada pendekatan budget perjalanan

jarak jauh dan untuk WTP menggunakan pendekatan persepsi calon pengguna

jasa jalan tol.

c. Karakteristik calon pengguna jalan tol. Karakteristik sosial-ekonomi calon

pengguna jalan tol ditunjukkan dalam kuisioner yang berisi karakteristik

sosial, ekonomi yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan,

pendapatan perbulan, pengeluaran untuk transportasi perbulan, kendaraan

pribadi sehari hari, jarak tempuh dalam satu hari, asal dan tujuan perjalanan,

maksud perjalanan dan frekuensi perjalanan dari Bakauheni-Bandar

Lampung.

d. Data Ability to Pay (ATP)

ATP dipengaruhi oleh income, frequency of travel, transport cost estimate

daily and other cost, sehingga faktor-faktor yang digunakan untuk

menentukan ATP terhadap jasa jalan tol adalah Total pendapatan responden,

alokasi pendapatan terhadap transportasi, dan alokasi biaya transportasi.

e. Data Willingness to Pay (WTP)

Pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP didasarkan atas tarif yang

diharapkan. Variabel-variabel yang digunakan untuk menentukan WTP


30

terhadap jasa jalan tol Bakauheni – Bandar Lampung pada ruas Bakauheni –

Terbanggi Besar adalah tarif yang diharapkan, prioritas pelayanan yang

diharapkan, dan kemauan untuk membayar lebih untuk peningkatan

keselamatan.

3.5.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh meliputi data yang sudah ada dari instansi terkait

yaitu Profil Ruas, Peta Jalur, Panjang Jalur, Struktur Organisasi.

3.6 Pengolahan Data Sosial, Ekonomi, Pendapatan dan Pengeluaran

Pengolahan data ATP dan WTP akan diolah dengan menggunakan alat

bantu Exel dan alat bantu Software Perfect Statistics Proffesonally Provented for

Window untuk menghitung reabilitas dan validitas. PSPP digunakan untuk

membantu mempercepat proses pengolahan data yang berasal dari kuesioner.

Pengolahan data yang dilakukan oleh Indra et.al (2007) pada Analisa

Tarif Jalan Tol Berdasarkan Pendekatan Willingness To Pay (WTP) dan Ability

To Pay (ATP) Studi Kasus : Rencana Jalan Tol Medan-Binjai menunjukkan

penelitian sebanyak 80 responden yang memenuhi syarat untuk diolah hanya 53

orang. Sedangkan hasil survei yang dilakukan oleh Nabil et.al (2016) pada

Penetapan Tarif Jalan Tol Berdasarkan Pendekatan ATP dan WTP Studi Kasus:

Rencana Jalan Tol Solo- Karanganyar menggunakan perhitungan jumlah sampel

rumus populasi yang tidak diketahui. Dengan menunjukkan tingkat keandalan

95% dan nilai galat pendugaan sebesar 5% (0,05) maka digunakan sampel

sebanyak 97 orang. Dalam hal ini, Penulis menggunakan sampel 97 orang untuk
31

mendukung penelitian Jalan Tol Bakauheni – Bandar Lampung pada ruas

Bakauheni – Terbanggi Besar ini.

3.7 Analisis ATP & WTP

Pada data ini berisikan analisis hasil penelitian dari data yang

diperoleh. Analisis tersebut meliputi karakteristik responden, Analisis ATP,

Analisis WTP.

3.8 Kesimpulan dan Saran

Berisi data-data yang dikumpulkan, diolah dan dianalisis yang telah

dilakukan peneliti untuk menjawab tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan

bahwa menghasilkan estimasi nilai Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay

(WTP). Penerapan Tarif Tol, Presentase Responden terhadap ATP dan WTP,

tarif tol yang ideal dengan fasilitas yang tersedia, kualitas jasa yang diharapkan

oleh responden.
51

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diambil beberapa kesimpulan antara lain :

1. Hasil analisa karakteristik responden yang akan menggunakan Jalan Tol

Bakauheni- Bandar lampung pada ruas Terbanggi Besar yaitu :

A. Menurut usia presentase responden yang melakukan perjalanan dengan

rentang usia 39-49 tahun merupakan pengguna paling dominan dibandingkan

usia 61-71 tahun. Sebagian besar Pria menggunakan fasilitas tersebut

dibandingkan Wanita. Dengan maksud tujuan terbesar bekerja sebesar 56%,

kemudian tujuan mengunjungi keluarga sebesar 40 %, sisanya tujuan lain

sebesar 4%. Selanjutnya yang memiliki tanggungan keluarga responden

terbesar lebih dari tiga sebanyak 48% kemudian yang tidak memiliki

tanggungan sebanyak 24%. Dengan tingkat pendidikan terbesar adalah

tamatan SLTA dibandingkan pendidikan D3 Pekerjaan responden didominasi

oleh karyawan swasta sedangkan buruh atau Pelajar/Mahasiswa. Penghasilan

responden didominasi pada rentang Rp.2500.000,- - Rp.5000.000,- sebanyak

50%, kemudian yang berpenghasilan pada rentang Rp.1000.000,- -

Rp.2500.000,- sebanyak 20% dan yang berpenghasilan rentang Rp.5000.000,-

- Rp.7500.000,- sebanyak 20%, serta berpenghasilan terendah kurang dari

Rp.1000.000,- sebanyak 10%. Menurut frekuensi terbesar tergantung

keputusan 30%,
52

1 s/d 4 kali / tahun sebesar 20%, 3 s/d 4 kali / minggu sebesar 12% dan

setiap hari / sering sebesar 9%. Pengeluaran responden dalam satu bulan

rentang terbanyak Rp 500.000 – Rp.1000.000 sebanyak 38%, kurang

dari Rp. 500.000 sebanyak 34%, sedangkan Rp. 100.000 – Rp. 1500.000

sebanyak 16%, pengeluaran Rp. 200.000 – Rp. 2000.000 sebesar 12%.

B. Besarnya nilai kemampuan membayar (ATP) sebesar Rp 693/km.

C. Keinginan membayar tarif Tol Bakauheni- Bandar Lampung pada Ruas

Bakauheni Terbanggi Besar (WTP) sebesar Rp 747,95/km.

D. ATP lebih kecil dari WTP kondisi ini dimana keinginan pengguna untuk

membayar jasa tersebut lebih besar dari pada kemampuan membayarnya.

Hal ini memungkinkan terjadi bagi pengguna yang mempunyai

penghasilan yang relatif rendah tetapi utilitas terhadap jasa tersebut

sangat tinggi. ATP rata- rata terhadap pendapatan minimum Rp.487 dan

maksimum sebesar Rp.942 dimana range data ini didapat responden yang

terbesar yaitu Rp.942 maka nilai tengah pendapatan berkisar

Rp.1.750.000, kemudian pada range pendapatan kurang dari Rp.1000.000

dan nilai ATP yang dihasilkan sebesar Rp.487. Rp.511 pada nilai tengah

pendapatan sebesar Rp.3.750.000 selanjutnya pada nilai tengah

pendapatan Rp.6.250.000 dan nilai ATP yang dihasilkan sebesar Rp.897.

Rp.583 pada nilai tengah pendapatan sebesar Rp.8.750.000. jadi ada

keleluasaan untuk menargetkan Rp.487 sampai maksimum sebesar

Rp.942.

E. Nilai ATP dan WTP didapat dari grafik yang menghubungkan dua garis

menunjukan tarif ideal sebesar Rp.790,- /km dengan demikian Tarif/km


53

dikali jumlah seluruh jarak menghasilkan Rp.790/km x 80 km =

Rp.63.200,- .Dari kesimpulan nilai Ability To Pay dan Willingness To

Pay tersebut kisaran asumsi Rp.1000/km ternyata dibawah tarif rencana

yang diasumsikan.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian ini dapat direkomendasikan beberapa hal:

1. Tarif ditetapkan melalui peraturan pemerintah (keppres) tetapi besarannya

dapat diusulkan dari pihak investor yang mempertimbangkan banyak hal

seperti kemampuan membayar masyarakat pengguna, nilai penghematan

waktu yang didapat, serta pengurangan biaya operasi kendaraan. Agar

nantinya tarif tersebut tidak dapat memberatkan para pengguna jalan tol.

Sehingga pengguna jalan dapat mempertimbangkan kenyamanan

berkendara dan kelebihan dari menggunakan jalan tol tersebut.

2. Penelitian ini memiliki banyak kendala dalam mewawancarai responden,

untuk mengurangi faktor-faktor yang dianggap sebagai penghambat

keakuratan data. Misalnya waktu wawancara yang lama dan lemahnya

responden mengungkapkan berapa jarak tempuh yang biasa berkendara.

Oleh karena itu bagi para responden, hal yang mungkin bisa dilakukan

adalah membuat catatan tersendiri mengenali pengeluaran kebutuhannya,

sehingga waktu yang dilakukan dapat lebih singkat dan data pendapatan

yang didapatkan lebih terperinci dan logis, diperlukan operasi lapangan

yang luas untuk meningkatkan surveyor agar mutu data yang diperoleh

semakin baik.
54

DAFTAR PUSTAKA

Adani, Sakila Herfiana Silmy, Ludfi Djakfar dan Rahayu Kusumaningrum. 2017.
Analisis ATP/WTP pada Rencana Jalan Tol Kraksaan Banyuwangi.
Universitas Brawijaya.

Ariola, M. Mariano. 2006. Priciples and Methods of Research. Phillipines.


Manila.

Aviasti, Rukmana, Asep Nana dan Djamaludin. 2014. Model Penentuan Tarif
Angkutan Kota Berdasarkan Keterjangkauan Daya Beli Masyarakat
Pengguna di Kota Bandung. Bandung: Prosiding SnaPP2014.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 2002. Optimalisasi Peran Serta Swasta


dalam Pengembangan Jalan Tol (Penetapan Tarif Jalan Tol). Jakarta.

Gay, L.R. dan Diehl P.L. 1992. Research Methods for Business and Management,
MacMillan Publishing Company, New York.

Hermawan, R. 2009. Kaji Ulang Penentuan Tarif dan Sistem Penggolongan


Kendaraan Jalan Tol di Indonesia. Jalan Medan : Skripsi Mahasiswi
Teknik Sipil USU.

Isaac, S. dan Michael W.B. 1995. Handbook in Research and Evaluation. San
Diego : EdITS.

Jansen, F, E. Lintong dan A.L.E. Rumajar. 2012. Studi Penentuan Tarif Tol
Rencana Ruas Jalan Manado- Bitung. Universitas Sam Ratulangi.

Krejcie, Robert V. dan Darley W. Morgan. 1970. Determining sample size for
research activities. Educational and Psychological Measurement 30,607-
610.

Kustituanto, B dan Rudy Badrudin. 1994. Statistika 1 (Deskriptif). Gunadarma,


Jakarta.

Muhammad, Nabil,Rizki Arif Wibowo, A. Wicaksono dan Rahayu K. 2016.


Penetapan Tarif Jalan Tol Berdasarkan Pendekatan ATP dan WTP Studi
Kasus : Rencana Jalan Tol Solo – Karanganyar, Universitas Brawijaya
Malang.
55

Nugroho, Indra Widhy, Ronald Angga Kusuma, Djoko Setijowarno dan Raditin
Ruktiningsih. 2007. Analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness To
Pay (WTP) jalan tol Semarang -Solo. Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Yogyakarta.

Panjaitan ,Indra Ferdinan dan Medis S. Surbakti. 2007. Analisis Tarif Jalan Tol
Berdasarkan Pendekatan Willingness To Pay (WTP) dan Ability To Pay
(ATP) Studi Kasus: Rencana Jalan Tol Medan- Binjai, Universitas
Sumatera Utara.

Permata, Muhammad Rahmad. 2012. Analisis Ability To Pay Dan Willingness To


Pay Pengguna Jasa Kereta Api Bandara Soekarno Hatta – Manggarai.
Universitas Indonesia.

Petracia, Pingkan. 2012. Studi Penentuan Tarif Tol Rencana Ruas Jalan Manado-
Bitung. Universitas Sam Ratulangi.

Ryandika. 2011. Analisis Tarif Tol Dengan Metode Stated Preference Studi Kasus
Jalan Tol JORR II Segmen Serpong – Cinere. Skripsi Mahasiswa
Departemen Teknik Sipil UI. Depok.

Sariman, Agus. 2011. Keterjangkauan Ekonomi Masyarakat Terhadap Pola


Pergerakan Transportasi Publik, Universitas Kristen Maranatha,
Bandung.

Setijowarno, Djoko dan Frazila. 2001, Pengantar Sistem Transportasi, Jurusan


Teknik Sipil Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai