Usulan dan Doa-Doa untuk Membuat Satu Jam Suci Adorasi Pribadi
Begitu masuk gereja atau kapel atau ruang adorasi, berlututlah (atau menundukkan kepala, jika tak
bisa), kepada Yesus yang hadir secara pribadi dalam Sakramen Mahakudus.
Dengan sikap menyembah, pujilah Tuhan untuk Kehadiran Nyata-Nya dalam Ekaristi Kudus dan yang
selalu tinggal di sana, 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
Bersyukurlah pada Allah atas Kasih-Nya, Pengorbanan-Nya, Kehadiran Ekaristi-Nya. Beristirahatlah
pada-Nya. Ia menanti engkau dalam Sakramen Cinta Kasih!
Berbicaralah kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus, (Ia bisa berada dalam tabernakel atau
ditampakkan dalam monstrans), sama seperti engkau berbicara dengan sahabat-sahabatmu.
Katakanlah kepada-Nya tentang semua kepedulian-kepedulianmu, kebutuhan-kebutuhanmu,
keluargamu, mereka yang kau kasihi, teman-teman dan sesama. Ungkapkan rasa sedih atas
kesalahan-kesalahan (dosa-dosa)mu, dan mereka yang kau sakiti. Mintalah rahmat untuk
mengampuni semua yang menyakiti engkau. Mohonlah bimbingan dan penyembuhan.
Pakailah waktu hening sesaat untuk mendengarkan Dia (dengan hati dan budi).
“Sayang-Ku, katakanlah kepada-Ku semua yang membuatmu bahagia dan puas. Katakanlah kepada-Ku
apa yang engkau sukai pada orang-orang, tempat-tempat dan barang-barang .... Katakan kepada-Ku,
apakah engkau mengasihi Aku ?”
Persembahkanlah cintamu, hatimu, hidupmu (semua keprihatinanmu, apa yang kau miliki dan
lakukan) kepada-Nya.
Bacalah Kitab Suci, doakanlah rosario, chaplet (kartu doa kecil) Kerahiman Ilahi atau gunakan buku
doa favoritmu atau doa-doa manapun yang Roh Kudus inspirasikan dirimu untuk berdoa.
“Sayang-Ku, terima kasih karena engkau mengunjungi Aku, Aku mengasihimu dan penyertaanmu
memberi kegembiraan kepada-Ku! Aku akan menempatkan engkau dan semua yang kau kasihi dan
intensi-intensi dalam hati dan pikiran-Ku. Aku akan membawanya kepada Bapa Kita dan mengirimkan
Roh Kudus untuk menguatkanmu dan mereka. Ingatlah, Aku senantiasa di sini bagimu. Datanglah
kembali dan kunjungi Aku segera!”
ADORASI: Ya Tritunggal Mahakudus, aku menyembah-Mu! Allah-ku, Allah-ku, aku mencintai Engkau
dalam Sakramen Mahakudus!
Allahku, aku percaya, aku bersembah sujud, aku berharap dan mengasihi-Mu! Aku mohon ampun bagi
mereka yang tak percaya, tak mau menyembah, tak berharap dan tak mengasihi-Mu. Ya Tritunggal
Mahakudus, Bapa, Putra dan Roh Kudus, aku menyembah-Mu dengan sungguh. Aku persembahkan
kepada-Mu Tubuh, Darah, Jiwa dan Keilahian Yesus Kristus yang sangat berharga, yang hadir dalam
semua Tabernakel di dunia, sebagai silih atas kekejian, sakrilegi, ketidakacuhan yang melukai hati-Nya
dan berkat jasa Hati Kudus Yesus yang tak terbatas dan Hati Maria yang Tak Bernoda, aku sangat
memohon pertobatan pendosa-pendosa yang malang.
Oh Sakramen Mahakudus, Oh Sakramen Ilahi, segala puji dan syukur setiap saat bagi-Mu!
Datanglah ya Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu dan kobarkanlah di dalam hati mereka api cinta
kasih-Mu. Utuslah RohMu, maka semuanya akan diciptakan lagi, dan Engkau akan membaharui
seluruh muka bumi.
Ya Allah, Engkau yang mengajar hati umat-Mu dengan penerangan Roh Kudus, berilah karena
anugerah Roh Kudus, kami menjadi selalu sungguh bijaksana, dan bergembira dalam penghiburan-
Nya. Karena Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.
Bapa, Putra, Roh Kudus, terangilah aku dan dengan rahmat-Mu, kuatkanlah aku!
Malaikat Pelindung yang kudus, adorator dan penyembah yang sempurna kepada Raja yang kekal,
yang tersembunyi dalam Ekaristi Kudus, berilah aku kasih dan hormat yang selalu bertumbuh akan
Sakramen Mahakudus. Tolonglah aku untuk memelihara dan menanggapi dengan setia kekayaan
rahmat dari Sakramentalia yang kuterima setiap hari. Amin.
UNGKAPAN SYUKUR: Tuhan Yesus, aku menyembah-Mu! Syukur atas kasih-Mu yang mengagumkan
yang membuat Engkau tinggal bersama kami di bumi, siang dan malam, dalam Ekaristi Kudus! Syukur
kepada-Mu atas anugerah kehidupan. Syukur kepada-Mu atas keluargaku, sahabat-sahabatku dan
mereka yang kukasihi, atas rahmat dan berkat yang tak terhitung yang Engkau limpahkan kepadaku
dan pada setiap orang di seluruh dunia! Syukur kepada-Mu atas kasih yang lembut dan berbelas kasih
sekarang ini.
Allahku, aku mengasihi-Mu karena segala rahmat yang telah Kau berikan kepadaku!
PERSEMBAHAN: Yesus yang terkasih, aku mempersembahkan diriku kepada-Mu. Aku menyesal setiap
kali aku menyakiti-Mu dan sesama. Aku mau memperbaiki dosa-dosaku di masa lampau dan
melakukan kehendak-Mu dalam segala sesuatu, hari ini dan seluruh hari-hari dalam hidupku.
Tolonglah aku untuk berdoa, hidup dan bekerja demi kehormatan dan kemuliaan Allah dan ikut
membawa sesama kepada-Mu dalam Ekaristi Kudus. Dengan kasih dan rahmat-Mu aku ingin
membantu membawa banyak jiwa ke surga tinggal bersama-Mu dalam seluruh cinta, damai dan
kegembiraan selamanya! Amin.
KOMUNI ROHANI: Yesusku, aku percaya bahwa Engkau hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku
mengasihi Engkau di atas segala sesuatu, dan aku merindukan-Mu dalam jiwaku. Karena aku tidak
dapat menerima Engkau secara sakramental, paling tidak datanglah dalam hatiku secara rohani. Aku
memeluk-Mu seakan-akan Engkau telah datang, dan kupersatukan diriku seluruhnya dengan-Mu.
Janganlah pernah pisahkan aku dari-Mu.
ANIMA CHRISTI: Jiwa Kristus, sucikanlah aku. Tubuh Kristus, selamatkanlah aku. Darah Kristus,
puaskanlah aku. Air lambung Kristus, cucilah aku. Sengsara Kristus, sembuhkanlah aku. Ya Yesus yang
baik, dengarkanlah aku. Dalam luka-luka-Mu, sembunyikanlah aku. Jangan biarkan aku terpisah
daripada-Mu. Pada waktu kematianku, panggillah aku, dan mintalah aku datang kepada-Mu. Supaya
bersama orang kudus-Mu aku dapat memuji-Mu selamanya. Amin. (St Ignatius dari Loyola)
DOA DAMAI ST FRANSISKUS: Tuhan, jadikanlah aku alat pembawa damai-Mu. Di mana ada kebencian,
jadikanlah aku alat pembawa cinta kasih; dimana ada luka hati, pengampunan; dimana ada keraguan,
iman; dimana ada keputusasaan, harapan; dimana ada kegelapan, terang; dan dimana ada kesedihan,
kegembiraan. Ya Guru Ilahi, berilah agar aku lebih menghibur daripada minta dihibur; mengerti
daripada dimengerti; mengasihi daripada dikasihi; karena hanya dengan memberi aku menerima;
hanya dengan mengampuni aku diampuni; dan di dalam kematian aku lahir untuk hidup yang kekal.
DOA UNTUK KEHIDUPAN: Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup dan Putra Bunda Maria, karni
memuji dan bersyukur kepada-Mu atas anugerah hidup yang berharga, hidup Ilahi dan hidup
manusiawi. Kami bertekad untuk menyembah dan mewartakan Kehadiran-Mu secara Pribadi dalam
Ekaristi Mahakudus, karena dalam Engkau sendiri ada kemenangan atas hidup. Karni mengabdikan
diri kami untuk membela dan melindungi seluruh hidup manusia: bayi-bayi yang tak dilahirkan,
mereka yang sakit, lanjut usia, miskin, dan semua korban kekerasan. Kami mohon Kasih dan
Kerahiman-Mu untuk seluruh dunia, karena Engkau adalah sumber sejati seluruh damai dan harapan.
Karena kuasa Pemberi Kehidupan yang ada dalam Tubuh dan Darah-Mu yang Mulia, kuatkanlah dan
bimbinglah kami untuk mewartakan, melindungi, dan membela martabat dan kesucian hidup.
Ubahlah kami oleh Kehadiran-Mu yang Berbelas kasih dalam Sakramen Mahakudus, sehingga kami
menjadi satu dengan-Mu, dan Bapa dan Roh Kudus sekarang dan selamanya. Amin.
Seluruh Orang Kudus dan Para Malaikat di Surga, doakanlah kami dan seluruh dunia!
“Janganlah lupa bahwa Yesus ada dalam tabernakel untukmu, ya untukmu, untukmu seorang. Ia rindu
untuk masuk ke dalam hatimu.” ~ St. Theresia, the Little Flower, Doctor of the Church
“Ya Allah-Manusia yang hadir dalam sakramen ini bagiku - betapa menyenangkan, betapa
istimewanya mengetahui, bahwa aku berlutut di hadapan Allah! Dan berpikir bahwa Allah
mengasihiku! ... Maria, Bundaku, tolonglah aku untuk balas mengasihi-Nya.” ~ St. Alfonsus Liguori,
Doctor of the Church
“Aku sungguh yakin bahwa jika kita dapat sekali saja mendekati Sakramen Mahakudus dengan iman
dan cinta yang besar, cukuplah hal ini membuat kita berkelimpahan. Betapa lebih berlimpahnya hidup
kita bila kita mendekati-Nya sesering mungkin!” ~ St. Teresa dari Avila, Doctor of the Church
“Sembah dan pujilah kasih yang luar biasa dari Yesus bagimu dalam Sakramen dari DiriNya Sendiri....
Ia datang dari surga bagimu secara pribadi, untuk memberi kepadamu pendampingan dan
penghiburan.” ~ St Peter Julian Eymard, Rasul Ekaristi
“Apakah yang Allah-mu, tinggalkan bagimu? Ia meninggalkan bagimu DiriNya Sendiri, sepenuhnya
Allah dan sepenuhnya manusia, tersembunyi dalam rupa putihnya roti ini. Ya Api Cinta Kasih!
Tidakkah cukup, bagi-Mu pemberian-Mu kepada kami, penciptaan seturut rupa dan gambar-Mu dan
menciptakan kami kembali sebagai rahmat dalam darah PutraMu, tanpa memberikan DiriMu Sendiri
sebagai makanan, dalam Keilahian yang utuh dan Allah sepenuhnya?” ~ St Katarina dari Siena, Doctor
of the Church
“Suatu hari seorang teman yang agak keduniawian bertanya kepadanya [St Fransiskus]: “Bapa, apa
yang engkau kerjakan selama berjam-jam di hadapan Sakramen Mahakudus?” “Anakku, sebaliknya
aku bertanya kepadamu apa yang dikerjakan seorang miskin di depan pintu seorang kaya, seorang
sakit di depan tabib, seorang lapar di depan arus air yang jernih? Apa yang mereka kerjakan,
kukerjakan di hadapan Allah. Aku berdoa, menyembah, mengasihi.” ~ Hidup St Fransiskus dari Assisi,
Nesta de Robeck
“Janganlah lupa untuk mengunjungi … Yesus. Marilah kita mengatakan pada-Nya, kita mengasihi-Nya.
Kita mungkin bertanya kepada-Nya apa yang Ia harapkan dari kita, apa keinginan-keinginan-Nya.
Kadangkala kita mungkin minta sesuatu pada Yesus untuk diri kita sendiri dan sesuatu lain untuk
sesama. Orang dapat berbicara kepada Yesus seperti seorang saudara kepada saudara, sebagai teman
kepada teman, dan lebih dari itu, karena seringkali terjadi manusia tak dapat mengerti kita.
Sebaliknya Yesus mengerti kita masing-masing selalu.” ~ St Maximilian Kolbe
“Engkau tinggalkan DiriMu Sendiri dalam Sakramen di Altar, dan Engkau membuka lebar kerahiman-
Mu bagi kami. Tak ada kesengsaraan yang dapat memeras habis DiriMu; Engkau telah memanggil
kami pada pancuran air kasih, pada sumber air belaskasih Allah. Inilah tabernakel Kerahiman-Mu,
inilah obat untuk segala sakitmu…. Inilah pancuran hidup dari air kerahiman-Mu, di sinilah jiwa-jiwa
menerima penghiburan dan penyegaran.” ~ St Faustina
“Berlututlah dan berilah penghormatan dari kehadiran dan devosimu kepada Yesus dalam Sakramen
Mahakudus. Percayakan segala kebutuhanmu pada-Nya, bersama dengan kebutuhan-kebutuhan
sesamamu. Berbicaralah kepada-Nya dengan penyerahan diri sebagai anak-anak, berilah Dia kuasa
kebebasan masuk kedalam hatimu, dan berilah Dia kebebasan yang penuh untuk berkarya dalam
dirimu sesuai dengan rencana-Nya yang terbaik.” ~ St. Padre Pio dari Pietrelcina
“Buah keheningan adalah DOA, buah doa adalah IMAN, buah iman adalah KASIH, buah kasih adalah
PELAYANAN, buah pelayanan adalah DAMAI.” ~ Beata Teresa dari Calcutta
“Ya Malaikat-malaikat Kudus, buatlah aku melihat Allah di atas altar seperti engkau melihat DIA di
surga.” ~ Beato Andre Bessette
Diterjemahkan oleh:
V. Sutikno Pr
dari:
Missionaries of the Blessed Sacrament, P.O. Box 1701, Plattsburgh, NY 12901
Ph: (518)-561-8193 Fax: (518) 566-7103, e-mail: ACFP2000@aol.com
website: www.ACFP2000.com
“Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam saja dengan Aku?” (Matius 26:40)
“Satu-satunya saat ketika Tuhan kita meminta para rasul-rasul-Nya adalah pada saat malam
menjelang penderitaan-Nya. Tetapi seperti yang sering diceritakan dalam sejarah Gereja, sejak saat
itu iblis mulai dibangunkan, tetapi para murid tertidur. Maka untuk keluar dari kesedihan dan
kesepian yang mendalam, Ia berkeluh kesah. `Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam saja
dengan Aku?' (Matius 26:40). Bukan satu jam untuk permohonan, tetapi satu jam untuk suatu
persahabatan.” (Uskup Agung Fulton J Sheen)
Ekaristi Kudus, Sakramen Mahakudus, adalah Yesus Sendiri yang memberikan tubuh dan darah-Nya,
Sakramen Mahakudus, pada malam Kamis Suci yang pertama. Dalam setiap Misa yang diadakan oleh
Gereja Katolik, roti dan anggur melalui perkataan Yesus dan penyertaan Roh Kudus diubah menjadi
tubuh dan darah Kristus (Katekismus Gereja Katolik, #1333). Ekaristi Kudus, Sakramen Mahakudus,
adalah Tubuh dan Darah Yesus. Setelah perjamuan terakhir, Yesus pergi bersama murid-murid-Nya ke
Taman Getsemani. Di sanalah Yesus bertanya kepada mereka, “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga
satu jam saja dengan Aku?” (Matius 26:40). Ajakan yang sama inilah yang diberikan Yesus kepada kita
sekarang ini. Paus Yohanes Paulus II menulis, di dalam keheningan di depan Sakramen Mahakudus,
Kristus benar-benar hadir seutuhnya. Tuhan yang kita temukan, yang kita sembah dan dengan siapa
kita dapat berelasi (surat kepada Uskup dari Liege, 1996). Melalui adorasi kepada Sakramen
Mahakudus, kita menyatakan cinta kita dan persahabatan kita kepada Yesus.
Yesus berkata bahwa iman dapat memindahkan gunung (Markus 11:23). Paus Yohanes Paulus II
mengatakan, “Kedekatan pada Kristus dalam keheningan dan kontemplasi tidaklah menjauhkan kita
dari keadaan kita saat ini, tetapi sebaliknya membuat kita menjadi penuh perhatian dan terbuka pada
sukacita manusiawi dan mengalami kelegaan serta memperluas hati kita pada skala dunia. Melalui
penyembahan, orang-orang Kristen secara diam-diam memberikan perubahan dunia yang radikal dan
menyebarkan Injil. Setiap orang yang berdoa pada Juruselamat menarik seluruh dunia bersama dia
dan meninggikannya pada Allah (surat kepada Uskup dari Liege, 1996). Ketika pembawa pesan
Kerahiman Ilahi, S Maria Faustina, berdoa kepada Yesus dalam Ekaristi Kudus, Ia memberikan
penglihatan. Setiap kali orang masuk kapel dan mengunjungi Yesus yang tampak dalam monstrans,
dia melihat sinar-sinar keilahian dari kasih dan kerahiman-Nya memancar keluar dan mengelilingi
seluruh dunia dan setiap orang yang ada di dalam dunia ini dengan rahmat dan berkat-berkat. Yesus
mengatakan kepada St Faustina, “Aku ingin penyembahan / adorasi dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh pengampunan bagi dunia.” (BCH, 1070)
Keuntungan apa yang kita dapatkan dari jam suci penyembahan / adorasi?
Setiap orang yang menyediakan waktu beradorasi kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus,
mengembangkan relasi pribadi dengan Yesus dan bertumbuh di dalam kasih dan kekudusan. Saat
tenang bersama Tuhan dalam adorasi memampukan orang untuk mendengarkan dan mengenali
suara-Nya seperti Dia berbicara kepada hati mereka. Banyak dari umat yang setia hadir dalam adorasi
menceritakan berbagai mukjizat dan penyembuhan. Banyak warga Gereja yang mengalami
perubahan; mereka lebih sering pergi ke Misa, melayani sesama, ada persatuan, pertobatan dan
kembalinya banyak umat Katolik yang telah jatuh, juga panggilan imamat dan kehidupan rohani
meningkat. Umat bekerjasama mengatur adorasi abadi, membantu membangun komunitas yang
beriman.
ADORASI EKARISTI ABADI MEMBANGKITKAN KEMBALI IMAN
Adorasi Ekaristi Abadi adalah bila sebuah paroki menyediakan suatu ruangan kecil atau kapel yang
dibuka selama 24 jam dalam 7 hari dengan pentahtaan tetap Yesus dalam Sakramen Mahakudus.
Adorasi abadi adalah suatu pernyataan cinta pada Yesus yang sudah mencintai kita begitu besar,
sehingga Ia rindu untuk tinggal dengan kita selalu dalam Sakramen Cinta Kasih ini.
Ketika kita membatasi jam-jam adorasi, kita membatasi kemampuan Kristus untuk umat-Nya. Hanya
sedikit yang dapat menanggapi undangan Tuhan, “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam saja
dengan Aku?”, bila kita hanya memiliki satu jam atau beberapa jam adorasi setiap minggu. Semakin
banyak kita menyediakan waktu, semakin banyak umat berkesempatan untuk beradorasi. Bila kapel
dibuka sepanjang hari, maka setiap umat mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi. Pada tahun
1980, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Le Sacre Coeur di Montmartre, Perancis; di tempat itu
telah diadakan Adorasi Ekaristi Abadi selama lebih dari seratus tahun. Dia menyatakan, “Sampai saat
ini Kristus yang hidup mencintai kita dan memberikan hati-Nya kepada kita sebagai sumber
penyelamatan kita. Ekaristi Kudus juga menjadi tujuan dari adorasi abadi - kita memasuki gerakan
kasih dan kemajuan apostolil.” Melalui Adorasi Ekaristi Abadi kita mengumumkan pada jemaat dan
komunitas bahwa Yesus hadir di tempat ini, sunguh-sungguh hadir di antara kita hari ini.
Perbedaan antara melewatkan waktu bersama Yesus dalam Sakramen Mahakudus yang ditahtakan di
dalam monstran dari yang berada di dalam tabernakel adalah sama seperti perbedaan percakapan
antara kawan akrab yang bertemu muka dengan muka dan bercakap-cakap dengan teman di luar
pintu yang tertutup. Melihat Yesus yang ditampilkan dalam Monstran Suci lebih banyak memberi
kesan intim daripada hanya memandang pada tabernakel. Hal ini juga menolong para penyembah /
adorator untuk lebih setia pada jadwal jam yang telah ditentukan, karena mereka tahu bahwa Yesus
tidak dapat ditinggalkan sendirian dalam monstran. Alasan yang mendorong untuk melakukan hal ini
adalah karena Roh Kudus memintanya. Selama perjamuan Ekaristi-Nya, Yesus menekankan secara
jelas, “Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang
percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir
zaman” (Yohanes 6:40).
Vatikan Kedua menekankan betapa pentingnya keterlibatan umat dalam misi Gereja. Adorasi Ekaristi
Abadi dikoordinasi oleh kaum awam dan dibantu oleh imam. Dengan membimbing umat kepada
Yesus, maka kaum awam dilibatkan dalam pembaharuan dan penginjilan terus-menerus.
Banyak imam yang telah menyaksikan bahwa sejak Adorasi Ekaristi Abadi mulai diadakan, tingkat
kejahatan di dalam komunitas mereka menurun drastis. “Persis di depan gereja kami terdapat daerah
pelacuran dan penjualan narkoba. Ketika adorasi abadi Sakramen Mahakudus mulai dilakukan, semua
kegiatan tersebut berhenti. Ketika Tuhan di dalam Sakramen Mahakudus ditahtakan di atas altar,
kejahatan meninggalkan daerah itu. Saya yakin akan hal itu.” (Rm James Swenson, Gereja Katolik St
Bridget, Las Vegas, NV)
SEMBAHLAH YESUS UNTUK PERDAMAIAN
“Manusia tidak akan memiliki kedamaian, kecuali bila ia berpaling pada kerahiman-Ku.” Yesus berkata
kepada St M. Faustina bahwa Sakramen Mahakudus adalah “tahta kerahiman di atas bumi” dan setiap
hari “sembahlah Sakramen Mahakudus dalam Hati-Ku yang penuh belas kasih dan kerahiman.” (Buku
Kerahiman Ilahi 300, 1485 dan 1572)
“Sangatlah mendesak bahwa doa-doa bersama dilambungkan dari bumi ke surga untuk memohon
kepada yang Mahakuasa, di mana di dalam tangan-Nya-lah ada tujuan akhir dari dunia ini yaitu
pemberian besar berupa damai sejahtera.” (Paus Yohanes Paulus II, November 2001)
Pada tanggal 2 Desember 1981, Paus Yohanes Paulus II mulai melakukan Adorasi Ekaristi Abadi di
dalam Sakramen Mahakudus di Kapel Basilika St Petrus di Roma, dan menganjurkan semua paroki
yang lain untuk melakukan hal yang sama. Dalam khotbahnya kepada Kongres Internasional Ekaristi
yang ke-45 di Sevilla, Spanyol, Juni 1993, Bapa Suci berkata: “Saya berharap bahwa bentuk adorasi
abadi dengan pentahtaan tetap dari Sakramen Mahakudus dapat berlanjut di kemudian hari. Saya
berharap bahwa buah dari kongres ini menghasilkan pengadaan Adorasi Ekaristi Abadi di semua
paroki dan komunitas Kristiani sampai ke seluruh dunia.”
“Adorasi Abadi, Adorasi Ekaristi menawarkan kesempatan kepada umat kita untuk bergabung dalam
kehidupan religius untuk keselamatan dunia, jiwa-jiwa di mana-mana, perdamaian dunia. Kita tidak
bisa meremehkan kekuatan kuasa doa dan perubahan yang akan terjadi dalam dunia kita ini.” “Waktu
yang engkau habiskan bersama Yesus di dalam Sakramen Mahakudus … akan membantu membawa
perdamaian kekal di atas dunia.” (B Teresa).
Uskup Agung Fulton J Sheen menjelaskan bahwa kita tidak dipanggil untuk menjalankan tugas-tugas
besar dan masih banyak tugas-tugas lain, tetapi waktu suci adalah pengorbanan kita untuk bersatu
dengan Kristus. Hal ini merupakan suatu jawaban mengapa dalam hidupnya, di mulai sebagai seorang
pemuda, ia tidak pernah kehilangan saat penting bersama Yesus; ia selalu menerima Komuni Suci
setiap pagi. Pada permulaan autobiografinya yang berjudul “Harta Terpendam di dalam Tanah Liat”,
Uskup besar Sheen memberikan kesaksian bahwa sungguh mengagumkan gerakan dari ratusan
bahkan ribuan jiwa Katolik dan non-Katolik yang terinspirasi untuk menerima tantangan menyediakan
waktu satu jam saja.
Para pastor yang mengalami pergumulan dengan panggilannya diperbarui melalui kasih Yesus.
Seorang polisi yang sedang mencari sebuah gereja untuk melakukan adorasi, menemukan seorang
pastor yang tidak hanya membuka gereja, tetapi juga menemani berdoa bersama dia setiap hari.
Lebih dari seratus ribu orang Protestan, kata uskup besar Sheen, menyenangkan diri merkea sendiri
dengan meluangkan waktu dalam satu jam yang penuh kuasa dengan Yesus dalam Sakramen
Mahakudus.
Diterjemahkan oleh:
V. Sutikno Pr
dari:
Missionaries of the Blessed Sacrament, P.O. Box 1701, Plattsburgh, NY 12901
Ph: (518)-561-8193 Fax: (518) 566-7103, e-mail: ACFP2000@aol.com
website: www.ACFP2000.com
Satu Tuhan
Satu Tubuh
Satu Umat
Tentang Adorasi Sakramen Mahakudus, Konsili Vatikan II menyatakan, “Karena tinggal dekat dan
bersatu dengan Kristus, mereka (umat) menikmati keakraban yang mesra dengan-Nya dan
mempersembahkan doa yang merasuk dalam hati bagi Dia untuk mereka sendiri, untuk mereka yang
mereka sayangi, untuk perdamaian dan penyelamatan dunia” (Konstitusi Liturgi).
Duabelas dasar biblis dan duabelas ajaran Gereja yang menjelaskan pentingnya dan perlunya
kebutuhan untuk memakai waktu satu jam per minggu dengan Yesus dalam Sakramen Mahakudus:
DASAR BIBLIS
1. Ia hadir di situ! Aku-lah Roti hidup yang turun dari surga (Yoh 6:51)
2. Siang dan malam Yesus tinggal dalam Sakramen Mahakudus, karena cinta-Nya yang tak terbatas
bagimu! Lihatlah Aku menyertaimu senantiasa sampai akhir jaman. Aku telah mengasihimu dengan
cinta yang kekal, demikian Aku selalu memperhatikan kamu. (Mat 28:20; Yer 31:3)
3. Setiap jam yang kamu gunakan bersama Yesus akan memperdalam damai IlahiNya dalam hatimu.
Datanglah kepada-Ku kamu yang letih berbeban berat dan Aku akan memberi rasa lega kepadamu.
Buanglah segala kekhawatiran dan serahkan pada-Nya karena Ia memperhatikan dirimu. (Mat 11:28;
1 Ptr 5:7)
4. Yesus akan memberimu semua rahmat yang engkau butuhkan untuk berbahagia dalam hidup.
Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah kita itu, akan menggembalakan mereka dan akan
menuntun mereka ke air kehidupan. (Why 7:17)
5. Setiap saat yang engkau alami bersama dengan Kehadiran-Nya dalam Ekaristi akan meningkatkan
hidup IlahiNya dalam dirimu dan memperdalam hubungan pribadi dan persahabatan dengan Dia. Aku
datang supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam kelimpahan. Aku-lah pokok
anggur, kamu adalah cabang-cabangnya. Ia yang tinggal dalam Aku dan Aku dalam dia, akan
menghasilkan buah berlimpah, terpisah dari-Ku kamu tak dapat berbuat apa-apa. (Yoh 10:10; 15:5).
6. Setiap jam yang engkau nikmati bersama Yesus di bumi akan membuat jiwamu lebih indah dan
mulia kekal di surga. Barangsiapa yang merendahkan dirinya akan ditinggikan. Dan kita semua
mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tak berselubung, maka kita diubah menjadi
serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan Allah yang semakin besar. (Luk 18:14; 2 Kor 3:18)
7. Yesus akan memberkatimu, keluargamu dan seluruh dunia berkat jam iman ini yang engkau alami
bersama-Nya dalam Sakramen Mahakudus. Berbahagialah kamu yang meskipun tak melihat namun
percaya. Iman dapat memindahkan gunung. Apa yang dibutuhkan adalah iman. Lihat, Aku membuat
semuanya menjadi baru. (Yoh 20:29; Mrk 11:23; Mrk 5:36; Why 21:5)
8. Untuk damai di negeri kita! Jika umat-Ku merendahkan diri sendiri dan berdoa, dan mencari
kehadiran-Ku ... Aku akan menghidupkan lagi tanah mereka. (2 Taw 7:14)
9. Setiap saat yang engkau alami bersama Yesus dalam Sakramen Mahakudus membawa kegembiraan
bagi Hati-Nya yang Mahakudus. (Keb 8:31)
10. Jika engkau menatap Hosti Suci, engkau menatap Yesus, Putra Manusia. Inilah kehendak BapaKu,
yaitu supaya setiap orang yang memandang Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang
kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir jaman. (Yoh 6:40)
11. Yesus secara tak terbatas layak menerima syukur dan sembah bakti kita yang tiada hentinya.
Karena Ia telah melakukan segalanya bagi keselamatan kita. Anak Domba yang telah disembelih itu
layak untuk menerima kuasa dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan,
dan puji-pujian! (Why 5:12)
12. Yesus minta kepadamu untuk mengasihi Dia dengan memakai waktu satu jam yang tenang
bersama-Nya setiap minggu dalam Sakramen Mahakudus. Dimana hartamu, disitulah hatimu. Tak
dapatkah kamu berjaga-jaga satu jam saja bersama-Ku? (Mat 6:21; 26:40)
AJARAN GEREJA
1. Inilah undangan pribadi Yesus padamu! Yesus menunggumu dalam Sakramen Cinta Kasih. (Yohanes
Paulus II, Dominicae Genae, art. 3)
2. Engkau sangat dibutuhkan! Gereja dan dunia sangat membutuhkan Adorasi Ekaristi. (Dominicae
Genae, art. 3)
3. Waktu jammu bersama Yesus akan memberi silih bagi segala kejahatan dunia, dan akan membawa
damai di bumi. Gereja menyatakan, “Marilah kita bermurah hati untuk memakai waktu menemui
Dia.... Semoga adorasi kita tak pernah berhenti.” (Dominicae Genae, art. 3)
4. Engkau akan bertumbuh secara rohani setiap waktu engkau alami bersama Yesus! Komitmen pokok
dan, terutama, rahmat yang nampak dan sumber kekuatan adikodrati bagi Gereja sebagai Umat Allah
adalah memelihara dan maju secara tetap dalam kehidupan Ekaristi dan kesalehan Ekaristi dan untuk
berkembang secara rohani dalam iklim Ekaristi. (Yohanes Paulus II, Redemptor Hominis, art. 20)
5. Yesus berharap kepadamu! Setiap anggota Gereja, terutama uskup-uskup dan imam-imam, harus
waspada untuk mengawasi agar supaya sakramen cinta kasih ini menjadi pusat hidup Umat Allah,
sedemikian rupa sehingga melalui seluruh manifestasi adorasi yang pantas, Kristus berhak untuk
menerima kasih untuk kasih dan sungguh menjadi hidup bagi jiwa-jiwa. (Redemptor Hominis, art. 20)
6. Yesus mengharapkan lebih darimu, lebih dari sekedar Misa hari Minggu! Gereja Katolik selalu dan
masih terus memberi pemujaan latria kepada Sakramen Ekaristi, tidak hanya selama Misa, tetapi juga
di luar itu, menyediakan Hosti yang Terkonsakrir dengan sungguh hati-hati, menampakkannya untuk
penyembahan yang khidmat. Mengunjungi Sakramen Mahakudus adalah … suatu bukti pernyataan
syukur, ungkapan cinta, dan kewajiban adorasi pada Kristus Tuhan kita. (Paulus VI, Mysterium Fidei,
art 56 dan 66)
7. Jika Sri Paus sendiri memberi anda undangan khusus untuk mengunjungi dia di Vatikan,
penghormatan ini tak ada artinya dibandingkan dengan kehormatan dan martabat bahwa Yesus
menganugerahi anda dengan undangan untuk menikmati satu jam seminggu bersama-Nya dalam
Sakramen Mahakudus. Ekaristi Ilahi menganugerahi umat Kristiani martabat yang tak ada
bandingannya. (Mysterium Fidei, art. 68)
8. Siang malam Yesus tinggal dalam Sakramen Mahakudus karena anda adalah pribadi yang
terpenting di dunia bagi Dia! Di balik penampakan bentuk / rupa, Kristus dikandung di dalamnya,
Kepala dari Gereja yang tak tampak, Penebus Dunia, Pusat segala hati. Dari padanya mengalir
penyembahan (adorasi) yang diarahkan pada Ekaristi Ilahi mendorong jiwa untuk memelihara suatu
cinta kasih yang bersifat sosial. (Mysterium Fidei, art 70 dan 71)
9. Waktu yang terbaik yang anda gunakan di bumi adalah waktu bersama Sahabat-mu yang terbaik,
Yesus dalam Sakramen Mahakudus! Betapa besar nilai pembicaraan bersama Yesus (dalam Sakramen
Mahakudus), karena tak ada sesuatupun yang lebih menghibur di bumi, lebih berdaya untuk maju
dalam jalan kesucian. (Mysterium Fidei, art. 70)
10. Sama seperti engkau tidak dapat menatap matahari tanpa menerima sinar terangnya, demikian
juga engkau tak dapat datang kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus tanpa menerima pancaran
sinar ilahi rahmat-Nya, cinta-Nya, damai-Nya. Kristus sungguh Imanuel, yaitu, Allah beserta kita. Siang
dan malam Ia ada di tengah kita. Ia tinggal bersama kita penuh rahmat dan kebenaran. (Mysterium
Fidei, art. 68)
11. Melalui belas kasih yang bersifat mengubah (kita), Yesus menyatukan hati kita dengan hati-Nya.
Yesus tinggal dalam Ekaristi Suci sehingga Ia membaharui moralitas, memelihara keutamaan-
keutamaan, menghibur yang sakit, menguatkan yang lemah. la mengajukan DiriNya sebagai teladan
bagi mereka yang datang kepada-Nya supaya semua mau belajar menjadi serupa dengan-Nya, lembut
dan rendah hati dan tidak mencari kepentingan dirinya sendiri tetapi kepentingan Allah. (Mysterium
Fidei. art. 69)
12. Jika Yesus sungguh nyata nampak dalam Gereja, setiap orang akan segera menyambut-Nya. Ia
tinggal tersembunyi dalam Hosti Kudus, dalam bentuk / rupa roti, karena Ia memanggil kita pada
iman. Sakramen Mahakudus adalah … hati yang hidup dari setiap gereja. Dan adalah kewajiban kita
yang manis untuk menghormati dan bersembah sujud dalam Hosti Kudus yang mata kita dapat
melihat, Sabda yang Menjelma yang tak dapat kita lihat, dan Dialah yang tanpa meninggalkan surga,
dihadirkan di depan kita. (Paulus VI)
Tuhan kita datang membantu kita dalam setiap pencobaan besar dengan devosi khusus. Pencobaan
sekarang dan akan datang Gereja dan bangsa-bangsa lebih besar daripada masa manapun juga, dan
penganiayaan ini lebih berbahaya daripada pada masa lalu. Karena itu, devosi yang Allah kirimkan
untuk membantu Gereja-Nya dan bangsa-bangsa pada masa kini adalah devosi pada Ekaristi yang
Mahakudus. Ini adalah yang tertinggi di antara semua devosi-devosi. Kepercayaan kami adalah bahwa
pembaharuan dunia akan terjadi hanya karena Ekaristi Kudus. (Paus Leo XIII)
Devosi kepada Ekaristi adalah yang paling mulia karena Allah yang menjadi obyeknya; adalah yang
paling menguntungkan bagi keselamatan, karena memberi kita Asal segala Rahmat; adalah yang
paling manis, karena Tuhan sendiri adalah Yang Termanis. (Paus Pius X)
Dalam pengantar pada Mysterium Fidei (Misteri Iman), pada bagian doktrin dan ibadat bagi Yesus
dalam Ekaristi Kudus, Paus Paulus VI menjelaskan bahwa ia menulis ensiklik ini supaya harapan
tumbuh (dengan Konsili Vatikan II), supaya berkembang suatu kesalehan ekaristik yang sekarang
menyebar ke seluruh Gereja, janganlah frustasi oleh penyebaran pendapat-pendapat palsu.
Kunjungan pada Sakramen Mahakudus ... adalah harta yang terbesar dari Iman Katolik. Itu
menyuburkan cinta kasih sosial dan memberi kita kesempatan untuk adorasi dan ungkapan syukur,
untuk silih dan permohonan .... Adorasi pada Sakramen Mahakudus (adalah) ... dalam keselarasan
penuh dengan ajaran Konsili Vatikan II. (Paus Yohanes Paulus II, Phoenix Park, Irlandia, 1979)
Dengan sesungguhnya, Adorasi Abadi, yang diadakan di gereja-gereja di kota, bahkan di beberapa
tempat diadakan pada malam hari, telah memperkaya ciri dan kekhasan Kongres ini. Saya berharap
bentuk Adorasi Abadi seperti ini, dengan eksposisi permanen dari Sakramen Mahakudus, akan
diteruskan di masa depan. Secara khusus, saya berharap bahwa buah dari Kongres ini akan
menghasilkan pendirian Adorasi Abadi Ekaristi di semua paroki dan komunitas-komunitas Kristiani di
seluruh dunia. (Paus Yohanes Paulus II, Juni 1993, homili pada Kongres Ekaristi Internasional ke-45 di
Seville, Spanyol)
Di luar perayaan Ekaristi, Gereja berhati-hati untuk menghormati Sakramen Mahakudus.... Tetap
dalam keheningan di depan Sakramen Mahakudus, Kristus-lah secara total dan sungguh hadir yang
kita temukan, yang kita sembah dan dengan-Nya kita mengadakan kontak. (Paus Yohanes Paulus II,
Mei 1996, surat kepada Uskup dari Liege)
Dalam sebuah surat kepada seorang anak yang menyiapkan diri untuk menyambut Komuni Pertama,
Paus Yohanes Paulus II menulis tentang Ekaristi Kudus, “Yesus adalah Sahabat terbesar yang pernah
kamu punyai … katakan pada-Nya rahasia-rahasiamu, katakan pada-Nya kegembiraan-
kegembiraanmu dan hal-hal yang membuatmu sedih. Katakan pada-Nya tentang orang-orang yang
kamu kasihi.”
Yesus mengundangmu bersama-Nya untuk khusus satu Jam Suci per minggunya. Jam ini dapat engkau
pakai untuk apa saja yang engkau inginkan; Engkau dapat membawa buku-buku doamu, pakailah
buku-buku di kapel, bacalah Kitab Suci, doakanlah rosario, atau hanya duduk, relaks dan nikmatilah
damai yang manis yang datang karena ada bersama Kehadiran dari Seorang yang mengasihimu
sungguh-sungguh.
Mungkin engkau merasa tak dapat berdoa sungguh-sungguh. Janganlah hal ini mengecilkan hatimu.
Justru kenyataan bahwa engkau mengambil waktu secara khusus setiap minggu berada bersama
Yesus dalam Sakramen Mahakudus sudah menyenangkan Dia, sungguh, dan itu sendiri adalah suatu
doa dari iman yang teguh.
Adorasi Abadi Ekaristi berlangsung selama kasih Tuhan kita dalam Sakramen Mahakudus tinggal, yang
tentu berlangsung selamanya. Selama Yesus mengasihi kita dan mau tinggal siang malam bersama
kita, maka kita mau mengasihi Dia juga bersama-Nya siang dan malam. Paus Yohanes Paulus II
berkata: “Dialah Allah yang dekat, Allah yang menjagai kita, Allah yang telah memilih untuk tinggal
bersama kita. Kalau seorang punya iman akan Kehadiran-Nya yang Riil, mudahlah untuk dekat dengan
Dia, menyembah Kasih dari segala kasih, mudahlah untuk mengerti ungkapan-ungkapan kasih yang
dengannya, berabad-abad, umat Kristiani mengelilingi Ekaristi.” (Kongres Ekaristi, Peru, 1988)
Hanya satu waktu saja Yesus minta dari sahabat-sahabat-Nya, satu hal saja, yaitu ketika Ia dalam
sengsara di Taman Getsemani. Ia berkata kepada mereka, “Tidakkah kamu dapat berjaga satu jam
saja bersama Aku?” (Mat 26:40)
Bayangkanlah seandainya Bunda Maria, Sri Paus, atau Presiden mengundang anda untuk
mengesampingkan satu jam khusus bagi mereka per minggu. Anda akan merasa menjadi seorang
yang paling penting di dunia! Anda akan bergembira sekali. Anda akan mengatakannya kepada
teman-teman anda. Anda akan teliti / setia setiap minggu menata waktu / jadwal. Anda tak akan
membiarkan sesuatu akan mencampuri pertemuan dengan seorang sepenting Bunda Maria, Bapa
Suci, atau Presiden. Apakah anda akan menanggapi undangan Tuhan kita itu dengan antusiasme yang
kurang daripada itu?
Apakah Yesus itu cukup penting bagi anda untuk dapat mengesampingkan satu jam khusus bersama-
Nya? Hanya satu jam, per minggu, hanya itulah yang Ia minta.
Dalam setiap hal yang anda lakukan, taruhlah Allah di tempat pertama, dan Ia akan mengarahkanmu
dan memahkotai segala usaha-usahamu dengan sukses. (Keb. 3:6-10)
Supaya kita dapat memelihara waktu berjaga dalam doa secara terus-menerus di hadapan Sakramen
Mahakudus, Adorasi Abadi Ekaristi, maka perlu setiap orang mendaftarkan jamnya. Perlulah setiap
orang mendaftar untuk memakai spesial satu jam dengan Yesus per minggu, sebagai contoh: Kamis
pukul 3 siang. Dengan cara ini, kita dapat mengorganisir seluruh 168 jam per minggu sehingga
dipastikan seorang bersama Yesus sepanjang waktu.
Kadang-kadang, karena Yesus terselubung dalam Hosti Kudus, orang mengabaikan kasih dan
kehadiran-Nya begitu saja. Orang tertentu ragu-ragu untuk membuat komitmen spesial satu jam, dan
membiarkan orang lain sajalah yang datang kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus.
Imanmu dapat membuat komitmen ini mudah! Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1). Iman anda akan membantu
untuk mewujudkan hal ini dengan keyakinan: Hal yang paling penting yang akan kukerjakan minggu
ini ialah memakai waktu satu jam bersama Yesus dalam Sakramen Mahakudus. Pikirkan kata-kata
paus, “Yesus menanti anda dalam Sakramen Cinta Kasih” (Dominicae Cenae, art. 3).
Kemauan anda untuk memilih jam tertentu adalah ungkapan iman yang berarti bagi Yesus dalam
Sakramen Mahakudus. Dengan memakai waktu khusus sejam menyembah Yesus per minggu, anda
nyatakan kepada-Nya bahwa anda mengasihi dan menyambut Dia.
Janganlah takut untuk mengambil waktu sejam, karena ada banyak waktu yang tak dapat anda ambil.
Akan ada sistem pergantian untuk menyelaraskan diri dengan keadaan-keadaan khusus atau darurat.
Pikirkanlah kata-kata Kitab Suci: “Kuatkanlah hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” (Mrk 10:49)
Ketika engkau sampai di surga, Yesus akan terus selamanya berterima kasih dan mengasihimu karena
kesetiaanmu memakai waktu bersama-Nya sejam khusus dalam Sakramen Mahakudus per minggu.
Karena itulah Ia berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat tetapi percaya.” (Yoh 20:29)
Diterjemahkan oleh:
V. Sutikno Pr
dari:
Missionaries of the Blessed Sacrament, P.O. Box 1701, Plattsburgh, NY 12901
Ph: (518)-561-8193 Fax: (518) 566-7103, e-mail: ACFP2000@aol.com
website: www.ACFP2000.com
SATU JAM YANG PENUH KUASA http://www.adorasiabadi.com. Uskup Agung Fulton J. Sheen
menjelaskan bahwa kita tidak dipanggil untuk menjalankan besar dan masih banyak tugas-tugas lain,
tetapi waktu suci adalah pengorbanan kita untuk bersatu dengan Kristus. Hal ini merupakan suatu
jawaban mengapa di dalam hidupnya di mulai sebagai seorang pemuda tidak pernah kehilangan saat
penting bersama Yesus. Maka dia selalu menerima Komuni Suci setiap pagi. Pada permulaan
autobiografinya yang berjudul "Harta Terpendam di dalam Tanah Liat" Uskup besar Sheen
memberikan kesaksian bahwa sungguh mengagumkan gerakan dari ratusan bahkan ribuan jiwa
Katolik dan non Katolik yang terinpirasi untuk menerima tantangan menyediakan waktu satu jam saja.
Para romo yang mengalami pergumulan dengan perkerjaannya diperbarui melalui kasih Yesus.
Seorang polisi yang sedang mencari sebuah gereja untuk melakukan adorasi, menemukan seorang
romo yang tidak hanya membuka gereja, tetapi juga menemani berdoa bersama dia setiap hari. Lebih
dari 100.000 orang protestan. Kata uskup besar Sheen menyenangkan diri mereka sendiri untuk
meluangkan waktu dalam satu jam yang penuh kuasa dengan Yesus di dalam Sakramen Maha Kudus
Pengantar
Dengan diresmikannya Rumah Adorasi Abadi Pusat Spiritualitas Keuskupan Surabaya (PUSPITA) di
Jalan DHARMAHUSADA PERMAI XII/5; Blok N-403 SURABAYA (Belakang SOGO Galaxy Mall) pada
tanggal 8 Desember 2006, banyak pihak menyambutnya dengan gembira. Kehadirannya merupakan
wujud nyata dari gagasan Pusat Spiritualitas Keuskupan Surabaya seiring dengan semakin
menggemanya praktek adorasi di keuskupan Surabaya.
Nah, seiring dengan perkembangan praktek Adorasi, maka perlulah kita memahami dan menyelami
beberapa aspek diantara banyak aspek yang terkandung di dalam adorasi:
1. Misteri apa yang terkandung dan yang akan disingkapkan dalam dan oleh praktek Adorasi?
2. Apa semangat batiniah yang terkandung dalam adorasi?
3. Expresi liturgis yang bagaimanakah yang seharusnya lahir dan tumbuh dari batin pelaku adorasi
(Adorator)?
Tujuan dari tulisan ini pertama-tama adalah memberikan arah pemahaman tentang makna, tujuan
dan semangat dasar batiniah adorasi, serta implikasi yang jelas untuk umat yang mempraktekkan
adorasi dengan sujud dan menyembah Tuhan dalam “Roh dan Kebenaran”(bdk. Yoh 4: 24), bukan
bermaksud menelusuri historis, injili, teologis secara tersendiri.
2. Mazmur 96: 9
Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan,
gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi
3. Mazmur 99: 5
Tinggikanlah TUHAN, Allah kita,
dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduslah Ia!
St. Thomas Aquinas dalam himne Adoro Te devote, juga melukiskan kekuatan iman akan Tuhan yang
tersamar dalam rupa roti Sakramen Maha Kudus.
Aku sembah sujud dihadapanmu,
Tuhan yang tersamar hadir di sini
Hanya rupa roti tertampak kini
Namun aku yakin akan sabdaMu
Adorasi merupakan sebuah ibadah sembah sujud yang berakar pada sikap iman yang mengakui
kebenaran Allah yang mahabesar. Adorasi digerakkan oleh sikap batin bahwa diriku merasa kecil
dihadapan Tuhan, sehingga pantaslah kita tunduk dihadapanNya. Wujud dari sikap batin ini
diungkapkan dengan tubuh yang sujud menyembah Allah yang mahakuasa.
C. Pengertian ADORASI
Berdasarkan asal katanya (etimologis), adorasi berasal dari bahasa Latin: adorare, (Bhs Inggrisnya:
adore), artinya : perbuatan ibadah, menyembah dan memuja. Arti kata ini berlaku hanya ditujukan
untuk Tuhan.
Secara teologis, adorasi hanya ditujukan kepada Allah (Lih. Luk 4:8), dilakukan dengan rasa takut akan
Tuhan (lih. Kel 6:13) dan dalam kesadaran bahwa diri ini sungguh kecil dihadapanNya. Maka layaklah
adorasi dihayati dengan penuh hormat dan cinta. Seseorang ketika lebih dalam memaknai adorasi, ia
akan hanya sujud menyembah tanpa kata.
Jadi dengan demikian kita bisa memahami adorasi merupakan ungkapan dan buah dari hati yang
mengakui ADA-nya Allah dengan segala karya-karyaNya yang baik.
Dalam tataran praktis saat ini, adorasi merupakan praktek penghormatan kepada Tuhan yang hadir
dalam Sakramen Maha Kudus. Hosti Kudus sungguh-sungguh merupakan wujud kehadiran Kristus
sendiri dan sungguh-sungguh seratus persen Tubuh Kristus.[1]
Ibadah penghormatan ini bisa diselenggarakan secara bersama (komunal) baik itu dalam Ekaristi
Kudus maupun di luar perayaan Ekaristi Kudus, dan bisa juga dilaksanakan secara pribadi.
D. TUJUAN ADORASI
Kita akan memiliki pemahaman yang benar tentang adorasi ketika kita memiliki kesadaran tentang
tiga hal pokok yang ikut membangun tujuan adorasi. Tiga hal tersebut adalah :
a. Misteri iman dan yang hendak disingkapkan.
b. Isi dan semangat batiniah pelaku adorasi (adorator)
c. Pengungkapan dan tindakan liturgis yang menyertainya.
2.SEMBAH SUJUD.
Sujud Menyembah merupakan expresi dan buah pengakuan iman akan ADA-nya Allah dan
KebesaranNya. Secara fisik, Sujud Menyembah nampak dalam perbuatan Sujud dengan meletakkan
kepala hingga ke tanah. Hal ini dalam Kitab Suci ditunjukkan dalam sikap Abraham ketika menyambut
tiga malaikat utusan Tuhan. Hal ini tertulis dalam Kitab Kejadian 18:2.
“ Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya
mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah”
Ungkapan Sujud Menyembah secara fisik ini mengungkapkan maksud hati dan kehendak sebagai
hamba untuk tunduk hanya kepada Tuhan.Sembah-sujud merupakan perwujudan paling nampak dari
bahasa hati dan batin dan diungkapan dengan sepenuh hati. Disana ada ungkapan hormat dalam
keheningan jiwa dan tercipta suasana khusuk. Ekspresi tubuh ini haruslah mengalir dengan sepenuh
jiwa dan sikap afeksi. Ketika adorasi, di sana ada ungkapan hormat, jiwa yang tenang dan kekhusukan.
Bahasa tubuh serupa itu merupakan sikap batin yang ingin menyembah Allah (Bdk. Yoh 4:24).
3. PENINGGIAN
Peninggian merupakan bentuk pengagungan iman, suatu ungkapan kegembiraan atas Allah, suatu
madah atas karya-karya agung Tuhan dalam jaman dan kehidupan manusia dan dari sanalah mengalir
semangat jiwa untuk memuji dan memuliakan Tuhan.
3.BAHASA LITURGI
Bahasa liturgi dalam adorasi pada dasarnya mengungkapkan misteri iman yang tersimpan serta isi dan
maksud batin adorator.
Berikut ini beberapa sikap liturgis yang dipakai dalam tata devosi kepada Sakramen Mahakudus.
a. Prosesi
Prosesi mengungkapkan bahwa Allah itu ADA, Ia hadir dalam jaman dam waktu. Saat prosesi sikap
batin yang sepantasnya dibangun adalah sikap tubuh yang tunduk dan hormat, serta batin mengakui
dalam roh dan kebenaran.
b. Pentahtaan
Makna dibalik ini adalah suatu kenyataan dimana Allah membuka diri secara luas tentang diriNya dan
Ia bersedia untuk umatNya. Selain itu pentahtaan merupakan suatu saat dimana Tuhan mengundang
umatNya untuk hadir, mendengar, mencerna dengan akal budi sekaligus merasakanNya dalam batin.
Sikap batin adorator yang seharusnya dibangun adalah sikap yang selalu merasa rindu untuk
mengenal, haus dan lapar, peka dan terbuka, hening, kontemplasi akan Dia. Sementara sikpa tubuh
yang pantas ketika berada di depan Sakramen Maha Kudus adalah duduk tenang dan sambil berdoa.
Waktu seperti ini merupakan waktu yang terbaik untuk berbincang-bincang dengan Tuhan dalam
keheningan hati nurani.
c. Pujian
Pujian yang diungkapkan melalui kata mengungkapkan batin yang meninggikan, memuliakan dan
memuja Allah yang ADA dan kebesaranNya.
Pada konteks adorasi bersama, doa Salve biasa didaraskan dengan sikap tubuh berlutut. Dalam
konteks Adorasi pribadi, Kidung Maria (Magnificat)bisa digunakan, bahkan sebagai bahan inspirasi
untuk menyususun doa doa batin yang sesuai dengan pengalaman hidup pribadi.
Sikap tubuh yang baik adalah duduk, belutut dengan mengangkat kedua tangan terbuka dengan siku
sejajar dengan bahu.
d. Berkat
Berkat, menyatakan kuasa Allah dan kebaikanNya yang memberikan rahmat dan karunia kepada
manusia. Berkat diberikan hanya melalui pelayanan imam.Sikap batin yang harus dikembangkan
ketika menerima berkat adalah: Bersyukur penuh kegembiraan.Sementara, sikap tubuh yang pantas
adalah: Berlutut dengan tubuh membungkuk, kepala menunduk, dan kedua telapak tangan bersatu di
depan dada. Khusus dalam adorasi pribadi, sikap ini dapat digantikan dengan sikap tunduk
menyembah sempurna hingga kepala dan kedua tangan menyentuh lantai, dapat dilakukan sebagai
salam hormat untuk membuka maupun menutup adorasi pribadi. Tetapi ketika ber-adorasi pribadi
dan disekitar ada orang lain yang beradorasi pribadi pula tentunya memerlukan sikap bijak dari
pribadi yang bersangkutan.[3]
Penjelasan ini diharapkan memberi inspirasi bagi umat dalam meluangkan waktu berharganya untuk
beradorasi pribadi secara benar dan dalam semangat Roh yang memuji kebesaran dan kebaikan Allah
dalam hidup sehari-hari.
“Tidak ada waktu yang legih berharga daripada menemui Dia di sana: Dalam penyebahan, dalam
kontemplasi dengan penuh iman, dan siap memberi silih bagi kesalahan besar dan ketidakadilan yang
ada di dunia” [4]