Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

MANAJEMEN KEUANGAN

INVESTASI DI BIDANG DISTRO

OLEH :

A.A Ariyoga Resmana

1402011770

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

UNIVERSITAS HINDU INDONESIA

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul INVESTASI DI

BIDANG DISTRO. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah

Manajemen Keuangan . Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga

makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk

pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Denpasar juni 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan berkembang pesatnya mode berpakaian pada jaman sekarang,
orang-orang terutama anak muda berusaha tidak ketinggalan jaman dalam hal
berpakaian dengan mengikuti mode yang sedang menjadi tren. Dalam
berpakaian sehari-hari seolah mereka tidak ingin ketinggalan jaman dengan tren
yang saat ini sedang "in". Bahkan mereka seringkali mencoba ingin menjadi tren
setter, dengan berpakaian unik dan kreatif. Hal ini membuat para anak-anak
muda berlomba-lomba untuk tidak ketinggalan jaman dalam hal berpakaian.

Dan hal ini pula yang mendorong para wirausahawan berlomba-lomba


membuat toko pakaian atau yang lebih dikenal dengan “Distro” di kalangan
remaja. Saat ini keberadaan distro sudah menjamur di seluruh Indonesia. Maka
dari itu kali ini saya ingin mencoba membuat distro yang beda dari distro lainnya
agar menarik para remaja ataupun dewasa membeli pakaian di distro saya.

Karna menimbang pakaian merupaka kebutuhan pokok setiap manusia maka


investasi dengan membuat distro menurut saya merupakan salah satu pilihan
yang tepat untuk menunjang mobilitas masyrakat di era sekarang ini.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memulai dan
menjalankan usaha distro ini ?
2. Bagaimana cara agar distro ini dapat dikenal oleh para anak muda ?
3. Bagaimana cara agar distro dapat bertahan dan berkembang dalam
penjualan?

1.3 Tujuan penulisan

1. Hal yang perlu diperhatikan dalam memulai usaha distro ini dan kiat-
kiat dalam menjalankannya.

2. Konsep pemasaran dalam usaha distro.

3. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu barang dan


penjualannya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Distro

Keberadaan distro di kota bandung berangkat dari komunitas musik


underground dan perlengkapan permainan skateboard. Distro ' Revers '
merupakan distro pertama  yang berada di jalan Sukasenang yang menjual
berbagai t-shirt musik dari luar negeri dan perlengkapan skateboard. Kemudian
muncul distro 'Hoobies' yang mengkhususkan diri pada skateboard serta distro
'Mossy' yang khusus menjual t-shirt music kelompok luar negeri. perkembangan
selanjutnya adalah pada pertengahan tahun 1990 muncul distro yang pertama
menjual produk dari musik lokal, yaitu 'Anonim' dan 'Riotic' hingga pada
puncaknya  yaitu pada tahun 1996 sampai dengan tahun 1998  adalah masa
dimana distro yang menjual produk lokal bermunculan. Pada tahun 1996,
berdirilah sebuah clothing company bernama '347' Boardrider.co' kemudian
disusul oleh kehadiran 'Ouval Research' pada tahun 1997  hingga pada tahun
1998  semakin banyak yang bermunculan yaitu 'Airplane', 'Harder', 'No Labels',
'Monic' dan 'Two Clothes'

2.2 Pengertian Distro

Distro, kependekan dari distribution outlet, merupakan aplikasi dari


semangat ‘Do It Yourself’ sebuah pergerakan resistensi radikal atau yang sering
disebut sebagai Punk. Pada awalnya, distro didirikan sebagai sarana distribusi
musisi-musisi Punk. Kemudian, beberapa waktu belakangan distro juga mulai
menjual berbagai jenis merchandise dan clothing yang dihasilkan oleh anggota
komunitas Punk. Hal ini menjadikan distro lebih dikenal sebagai tempat mencari
baju dan merchandise band-band Punk lokal.

Di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung, keberadaan distro sudah ada
sejak pertengahan tahun 1990-an, seiring dengan maraknya gelombang
independen yang mulai mempengaruhi banyak artis lokal pada saat itu. Di awal
tahun 2000 fenomena distro terasa semakin hebat ketika pergerakan Punk
kemudian berubah menjadi pop culture yang banyak digemari oleh para remaja.
Fenomena tersebut juga didukung oleh kehadiran MTV yang setiap hari
memutar musik buatan band-band indie lokal dengan dipandu oleh para Video
Jockey yang sering di-endorse oleh beberapa merek clothing lokal. Tren musik
indie yang terjadi sedikit banyak mempengaruhi fashion dan life style yang pada
akhirnya berimbas pada perubahan fungsi distro.

Jenis-jenis barang yang dijual di distro pada dasarnya sama hanya berbeda
dari segi desain dan produsen, yaitu kaos, gelang dan sabuk spike, tas, jaket, topi
(biasanya jenis trucker cap), pin, zine, newsletter underground serta tidak
ketinggalan kaset musisi underground lokal. Harga dari berbagai macam barang
tersebut di seluruh distro berkisar antara 15 ribu sampai 50 ribu rupiah untuk
aksesoris seperti gelang dan ikat pinggang, sedangkan untuk kaos antara 50 ribu
sampai 250 ribu rupiah. Perbandingan harga diantara distro-distro di Jogja tidak
terlalu berbeda jauh. Penentuan harga ini berdasarkan kesepakatan diantara para
pemilik distro untuk menghindari persaingan yang tidak sehat.

Pengunjung distro mayoritas merupakan remaja usia 15-25 tahun dengan


tingkat pendidikan SMU sampai dengan perguruan tinggi. Bila dalam model
awal distro yang merupakan fasilitas bagi komunitas Punk untuk
mempublikasikan hasil karyanya, pengunjungnya kebanyakan laki-laki, maka
sekarang distro juga sering dikunjungi oleh wanita walaupun perbandingannya
masih terlalu sedikit. Kondisi ini dapat berubah jika distro yang dimaksudkan
adalah distro yang menjual baju/kaos model wanita seperti distro Broadway atau
distro khusus wanita di Jakarta, yaitu distro Monik.

Distro yang kini memiliki popularitas tinggi sebagai akibat dari


berkembangnya pergerakan Punk menjadi budaya pop, mulai mengalami
degradasi fungsi dan peran bagi sebagian anggota komunitas underground.
Distro kini lebih komersil dan sama seperti butik, menjadi parameter untuk
mengaktualisasi diri di bidang fashion, musik dan life style bagi remaja. Jika
semula distro identik dengan komunitas Punk yang sering dianggap aneh dan
menakutkan maka sekarang distro menjadi salah satu tempat yang wajib
dikunjungi oleh remaja-remaja yang mengaku dirinya ‘gaul’.

Distro telah masuk menjadi salah satu ikon pop. Selain itu, berubahnya
distro menjadi sebuah industri besar yang melibatkan para pengusaha dan
pemilik modal juga menimbulkan berbagai kontraversi terutama di kalangan
komunitas underground. Pertentangan tersebut sebenarnya sudah lama muncul
sejak pertengahan tahun 1990-an ketika banyak anak muda di Bandung yang
mulai melirik dan menjadikan distro sebagai usaha sampingan dengan tujuan
bisnis. Pro dan kontra yang timbul mengenai keberadaan distro, antara idealisme
dengan komersialisme menjadi sebuah masalah yang kompleks, sama seperti
pergerakan komunitas perintis distro itu sendiri.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha ini adalah sebagai
berikut: 
 Pemasaran

              Dalam mendirikan distro kita harus mencari tempat yang strategis, karena
sebagian konsumennya anak muda maka sebaiknya distro dibangun atau didirikan di
tempat yang biasa anak muda sering berkumpul.
Dengan cara ini tentu distro yang didirikan akan menarik perhatian bagi para anak
muda tersebut dan kemudian mengunjungi distro tersebut. Selain dengan cara
tersebut, orang banyak menggunakan internet untuk mempromosikan distronya.
Blog dan situs pertemanan sering digunakan untuk memperkenalkan distro yang dia
dirikan kepada orang-orang. Selain itu mempromosikan melalui mulut ke mulut juga
cukup efektif. Apalagi distro merupakan tempat anak-anak muda berkumpul, pasti
mereka akan memberi tahu kepada temannya untuk mengunjungi distro tersebut.
      
 Harga

               Dalam menentukan harga barang atau produk yang dijual memang harus
disesuaikan dengan kantong dari konsumennya. Tetapi meskipun biasanya barang-
barang yang di jual di distro harganya agak mahal, tetapi tetap saja tidak mengurangi
minat para anak muda untuk membeli pakaian, celana, atau aksesoris yang mereka
gunakan di distro. Memang gengsi di antara kalangan anak muda mempengaruhi hal
tesebut, tetapi model dan kualitas barang-barang yang ada di distro sangat sesuai
dengan selera para anak muda, sehingga mereka tetap membeli barang-barang yang
ada di distro meskipun harganya mahal. Akan tetapi pemilik distro harus
memperhatikan kualitas dari barang yang dijualnnya, agar harga yang para
konsumen bayar sesuai dengan kualitas barang yang mereka beli.

  Model

                 Anak-anak muda biasanya tidak mau ketinggalan dalam hal berpakaian,
mereka selalu berusaha mengikuti tren masa kini. Dan model pakaian yang dijual di
distro biasanya mengkuti perkembangan tren masa kini. Seperti model gambar pada
baju misalnya, biasanya distro menjual baju-baju dengan gambar-gambar artistik
yang sangat bagus dan digemari anak-anak muda. Contoh lain baju-baju pada distro
memiliki warna-warna yang menarik dan beraneka ragam. Dengan menyediakan
seperti contoh-contoh di atas tentu para konsumen akan puas dengan barang-barang
yang ada di distro saya.

(distro tampak depan)

2.3 Letak
Distro ini rencananya akan saya buat di jalan Diponegoro, karena kita tau
disana merupakan pusat distro kota denpasar. Distro disana sudah sangat banyak,
tapi saya ingin membuka distro lagi disana karena ingin benar-benar bersaing.

2.4 Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di Distro saya, diantaranya:

1. Distro akan kami bangun 2 lantai


2. Free Wifi
3. Di depan distro akan kami isi tempat duduk dan meja untuk tempat
anak-anak nongkrong.

Distro Bagian Dalam


Di distro ini tingkat keamanan sangat diperhatikan. Mulai dari sisi tv yang berada di
setiap sudut. Selain keamanan, tingkat kenyamanan dan kebersihan sangat dijaga di
distro ini.

Desain interior distro

Distro Lantai 2
BAB III
ANALISA INVESTASI

3.1 Neraca

Aktiva

Aktiva lancar

Kas Rp 1.000.000.000

Persediaan barang Rp 3.600.000.000


dagangan

Sewa tanah dan Rp 2.600.000.000


gedung dibayar
dimuka

Total aktiva lancar Rp 7.000.000.000

Aktiva tetap

Peralatan & Rp 3.000.000.000


perlengkapan

Total aktiva tetap Rp 3.000.000.000

Pasiva

Modal sendiri Rp 10.000.000.000

Total pasiva Rp 10.000.000.000


3.2 Laporan laba rugi

Pendapatan:

Pendapatan Rp. 5.400.000.000

Jumlah pendapatan Rp. 5.400.000.000

Beban usaha:

Beban gaji Rp. 540.000.000

Biaya listrik dan air Rp. 480.000.000

Biaya lain lain Rp. 50.000.000

Penyusutan Rp. 300.000.000

Jumlah beban (Rp 1.370.000.000)

Laba bersih   Rp. 4.030.000.000

3.3 Analisa cash flow

Penghasilan : 450.000.000 x 12 Rp. 5.400.000.000

Biaya biaya :

Tunai Rp.1.070.000.000

Penyusutan Rp. 300.000.000

Total biaya Rp. 1.370.000.000

_______________
Laba operasional Rp. 4.030.000.000

Pajak (30%) Rp. 403.000.000

Laba setelah pajak Rp. 3.627.000.000


Dengan demikian aliran kas dari investasi tersebut diperkirakan :

Tahun kas keluar kas masuk

0 Rp. 3.000.000.000

1 Rp.3.927.000.000

2 Rp. 3.927.000.000

3 Rp. 3.927.000.000

4 Rp. 3.927.000.000

5 Rp. 3.927.000.000

6 Rp. 3.927.000.000

7 Rp. 3.927.000.000

8 Rp. 3.927.000.000

9 Rp. 3.927.000.000

10 Rp. 3.927.000.000

3.4 Payback period

Investasi awal Rp. 10.000.000.000

Proceed tahun 1 Rp. 3.927.000.000

Sisa investasi tahun 2 Rp. 6.073.000.000

Proceed tahun 2 Rp. 3.927.000.000

Sisa investasi tahun 3 Rp. 2.146.000.000


Karena pada tahun ke 2 kas masuk bersih sebesar Rp. 3.927.000.000 maka sisa

sekitar Rp. 2.146.000.000 diharapkan akan kembali dalam waktu :

2.146.000.000/ 3.927.000.000 x 12 bulan = 6.5 bulan

Dengan demikian periode payback investasi ini adalah 2 tahun 6.5 bulan

3.5 Net Present Value

= Rp. 3.927.000.000 ( 4,659) – 10.000.000.000

= 18.295.893.000 – 10.000.000.000

= 8.295.893.000

Jadi NPV positif sebesar Rp. 8.295.893.000 , maka investasi ini menguntungkan
atau dapat dilaksanakan

3.6 Profitability Index (PI)

18.295.893.000
PI = _______________ = 1,82

10.000.000.000

Karena PI > 1 investasi dapat diterima

3.7 Internal Rate Return (IRR)

Pada tingkat bunga 17% PV proceeds sebesar RP. 18.295.893.000

PV penerimaan pada tingkat bunga 18%

PV = 3.927.000.000 (4,494)

= 17.647.938.000

IRR = 17 + 8.295.893.000 x (18-17)


18.295.893.000 - 17.647.938.000
= 17 + 12,8
= 29,8
Karena IRR > dari tingkat keuntungan yang disyaratkan (17%) maka investasi
diterima

3.8 Perbandingan

Dengan beberapa metode penilaian profabilitas investasi yang saya lakukan di atas,
saya akan lebih memilih untuk melaksanakan investasi saham dibanding investasi
yang saya anggarkan diatas karena bunga saham yang keuntunganya lebih tinggi.
Hal itu dikarenakan bunga tiap tahun :

Tahun Saham awal Bunga 18% Total saham

1 10.000.000.000 1.800.000.000 10.180.000.000

2 11.800.000.000 2.124.000.000 13.924.000.000

3 13.924.000.000 2.506.320.000 16.430.320.000

4 16.430.320.000 2.957.457.000 19.387.777.600

5 19.387.777.600 3.489.799.968 22.877.577.568

6 22.877.577.568 4.117.963.962 26.995.541.530

7 26.995.541.530 4.859.197.475 31.854.739.005

8 31.854.739.005 5.733.853.020 37.588.592.025

9 37.588.592.025 6.765.946.564 44.354.538.589

10 44.354.538.589 7.983.816.946 52.338.355.535

Jadi hasil investasi beserta bunga pada tahun ke 10 adalah Rp. 52.338.355.535. itu
lebih besar dibanding jika saya menginvestasikan uang saya pada investasi ini.
Dimana pada tahun ke 10 saya mendapatka laba bersih sebesar   Rp.
37.124.000.000. jadi menurut saya investasi saham lebih menguntungkan disbanding
apartemen.
BAB IV
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Usaha distro merupakan usaha yang menguntungkan bagi yang dapat
mengelolanya dengan baik, selain itu bagi orang-orang dengan kreatifitas yang
tinggi dan pergaulan yang luas sangat cocok menjalankan bisnis ini karena
benar-benar sangat menjanjikan. Tapi jika dibandingkan dengan membeli saham
dengan tingkat bunga yang ditentukan sebesar 18% maka lebih baik jika
investasi tersebut dialihkan ke saham

Anda mungkin juga menyukai