Anda di halaman 1dari 21

 

LAPORAN PENDAHULUAN
POSTPARTUM/MASA NIFAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN Ny. P DENGAN POST PARTUS SPONTAN DARI IBU P3A0
USIA KEHAMILAN 39 MINGGU DENGAN PRE EKLAMPSIA DI
RUANG NIFAS RUMAH SAKIT ISLAM YOGYAKARTA PDHI

Disusun Oleh :
Dwi Eka Rahmawati
P2005017

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2020/2021
 

LAPORAN PENDAHULUAN UNTUK MASA NIFAS

1. Tinj
Tinjau
auan
an te
tent
ntan
ang
g eti
etiol
olog
ogii ( mis
misal
al:: PPT
PPT / p
pre
re ek
ekla
lams
msii / KPD
KPD ds
dstt )
a. Pengertian

Preeklamsi
Preeklamsiaa adalah
adalah sekump
sekumpulaulan
n gejala
gejala yang
yang timbul
timbul pada
pada wanita
wanita hamil,
hamil,
 bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak 
menu
menunj
njuk
ukka
kan
n tand
tanda-t
a-tan
anda
da ke
kela
lain
inan
an va
vask
skul
uler
er at
atau
au hi
hipe
perte
rtens
nsii se
sebe
belu
lumn
mnya
ya,,
sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau
lebih.
Preeklamsia
Preeklamsia adalah sekumpulan
sekumpulan gejala yang secara spesifik
spesifik hanya muncul
selama kehamilan dengan usia lebih dari 20 minggu.
Preek
Preekla
lams
msia
ia ad
adal
alah
ah sekum
sekumpu
pula
lan
n ge
geja
jala
la ya
yait
itu
u hi
hipe
pert
rten
ensi,
si, ed
edem
emaa da
dan
n
 proteinuria yang timbul pada wanita hamil dengan usia kehamilan lebih dari 20

minggu, pada ibu bersalin dan nifas.


 b. Etiologi
Etiologi penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Carpenito menerangkan
 bahwa, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya preeklamsia sebagai
 berikut :
1. Usia
Usia ibu
ibu ham
hamil
il kur
kuran
ang
g dari
dari 21
21 tahu
tahun.
n.

2. Usia
Usia ibu
ibu ha
hami
mill lebi
lebih
h dari
dari 35 tahu
tahun.
n.

3. Mempun
Mempunyai
yai riwaya
riwayatt p
peny
enyaki
akitt pembu
pembuluh
luh ginjal
ginjal..

4. Diab
Diabet
etes
es melit
elitus
us..
5. Pe
Peny
nyak
akit
it pem
pembu
bulu
luh
h dar
darah
ah..

6. Keh
Kehamil
amilan
an kem
kembar.
bar.

7. Mola hi
hidatidosa
sa..

8. Peny
Penyak
akit
it hipe
hipert
rten
ensi
si kr
kron
onik
ik..

9. Riwayat
Riwayat keluarg
keluargaa dengan
dengan hiperetensi
hiperetensi sebagai
sebagai pengaru
pengaruh
h kehamil
kehamilan.
an.

c. Tanda dan gejala


Menurut Trijatmo (2005), gejala subjektif pada preeklamsia yaitu :
 

1. Sakit
Sakit kepa
kepala
la di daerah
daerah fron
frontal
tal,, skoto
skotoma,
ma, dipl
diplopi
opia.
a.

2. Peng
Pengli
lih
hatan
atan kabu
abur.

3. Nyer
Nyerii di da
daer
erah
ah ep
epig
igast
astri
rium
um..

4. Mual
Mual ata
atau
u munt
muntah
ah-m
-mun
unta
tah.
h.

5. Tekana
Tekanan
n darah
darah akan
akan meni
meningk
ngkat
at lebi
lebih
h ting
tinggi.
gi.

6. Edema
Edema dan protei
proteinur
nuria
ia berta
bertamba
mbah
h meni
meningk
ngkat.
at.

Se
Sela
lain
in geja
gejala
la subj
subjek
ekti
tiff pr
pree
eekl
klam
amsi
siaa di at
atas
as,, ta
tand
ndaa da
dan
n ge
geja
jala
la

 preeklamsia ringan diantaranya:

1. Kena
Kenaik
ikan
an teka
tekana
nan
n da
dara
rah
h si
sisto
stoli
lik
k 14
140
0 mmHg
mmHg sampa
sampaii ku
kuran
rang
g da
dari
ri 16
160
0

mmHg; diastolik 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg.

2. Proteinuria
Proteinuria : didapatkann
didapatkannya
ya protein di dalam pemeriksaa
pemeriksaan
n urin (air seni).

3. Edema
Edema (penim
(penimbun
bunan
an cairan)
cairan) pada betis,
betis, perut, punggun
punggung,
g, wajah atau
atau

tangan.

Sedangkan tanda dan gejala pada preeklamsia berat diantaranya :

1. Tekanan
Tekanan darah
darah sistolik
sistolik ≥ 160
160 mmHg.
mmHg.

2. Tekanan
Tekanan darah
darah diastolik
diastolik ≥ 110 mmHg.
mmHg.

3. Peningkata
Peningkatan
n kadar enzim hati
hati dan atau ikteru
ikteruss (kuning).
(kuning).

4. Trombosit
Trombosit < 100.000/
100.000/mm3.
mm3.

5. Oliguria
Oliguria (jumlah
(jumlah air seni
seni < 400 ml/24
ml/24 jam).
jam).

6. Proteinuria
Proteinuria (protein
(protein dalam
dalam air seni
seni > 3 g/L).
g/L).

7. Nyer
Nyerii ulu
ulu ha
hati
ti..

8. Gangguan
Gangguan penglihata
penglihatan
n atau nyeri kepala bagian
bagian depan yang berat.
berat.

9. Perdarahan
Perdarahan di
di retina
retina (bagian
(bagian mata).
mata).

10
10.. Edem
Edemaa ((pe
peni
nimb
mbun
unan
an ca
caira
iran)
n) pa
pada
da pa
paru
ru..

11. Koma.
 

d. Pathofisiologi
Pada beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan sensitifitas vaskuler 
terh
terhad
adap
ap an
angi
giot
oten
ensin
sin II. Peni
Pening
ngka
kata
tan
n in
inii meny
menyeb
ebab
abka
kan
n hi
hipe
perte
rtens
nsii da
dan
n

ke
keru
rusa
saka
kan
n va
vask
skul
uler,
er, ak
akib
ibatn
atnya
ya ak
akan
an terja
terjadi
di va
vaso
sosp
spasm
asme.
e. Vaso
Vasosp
spasm
asmee
menurunkan diameter pembuluh darah ke semua organ, fungsi fungsi organ
seperti plasenta, ginjal, hati dan otak menurun sampai 40-60 %. Gangguan
 plasenta menimbulkan degenerasi pada plasenta dan kemungkinan terjadi
IUGR
IUGR da
dan
n IUFD
IUFD pa
pada
da fe
fetu
tus.
s. Akti
Aktivi
vita
tass ut
uteru
eruss da
dan
n sensit
sensitiv
ivit
itas
as terha
terhada
dap
p
oksitosin meningkat.
Penu
Penuru
runa
nan
n pe
perf
rfus
usii ginj
ginjal
al menu
menuru
runk
nkan
an GFR
GFR da
dan
n meni
menimb
mbul
ulka
kan
n
 perubahan glomerolus, protein keluar melalui urin, asam urat menurun, garam
da
dan
n air
air di taha
tahan,
n, teka
tekana
nan
n os
osmo
moti
tik
k pl
plasm
asmaa menu
menuru
run,
n, ca
cair
iran
an ke
kelu
luar
ar da
dari
ri

intravaskuler,
intravaskuler, menyebabk
menyebabkan
an hemokonsen
hemokonsentrasi.
trasi. Peningkata
Peningkatan
n viskositas
viskositas darah
dan edema jaringan berat dan peningkatan hematokrit. Pada preeklamsia berat
terjadi penurunan volume darah, edema berat dan berat badan naik dengan
cepat.
Penuru
Penurunan
nan perfus
perfusii hati
hati menimb
menimbulk
ulkan
an ganggu
gangguan
an fungsi
fungsi hati,
hati, edema
edema
hepar dan hemoragik
hemoragik sub-kapsular
sub-kapsular menye
menyebabk
babkan
an ibu hamil mengalami
mengalami nyeri
epigastrium atau nyeri pada kuadran atas. Ruptur hepar jarang terjadi tetapi
merupakan komplikasi yang hebat dari PIH, enzim enzim hati seperti SGOT
dan SGPT meningkat. Vasospasme arteriola dan penurunan aliran darah ke

retinaa meni
retin menimb
mbul
ulka
kan
n sy
symp
mpto
tom
m visu
visual
al se
sepe
perti
rti skot
skotom
omaa (b
(bli
lind
nd spot
spot)) da
dan
n
 pandangan kabur.
Patologi yang sama menimbulkan edema cerebral dan hemoragik serta
 peningkatan iritabilitas susunan saraf pusat (sakit kepala, hiperfleksia, klonus
 pergelangan kaki dan kejang serta perubahan efek). Pulmonari edema
dihubu
dihubungk
ngkan
an dengan
dengan edema
edema umum
umum yang
yang berat,
berat, kompli
komplikas
kasii ini biasan
biasanya
ya
disebabkan oleh dekompensasi kordis kiri
e. Pemeriksaan penunjang
Uji diagnostik dasar.

1. Peng
Penguk
ukur
uran
an teka
tekana
nan
n darah
darah..
 

2. Anal
Analisi
isi pro
protei
tein
n dala
dalam
m urine.
urine.

3. Pe
Peme
meri
riks
ksaa
aan
n edem
edema.
a.

4. Penguk
Pengukura
uran
n tingg
tinggii fundu
funduss uteri.
uteri.

5. Peme
Pemerik
riksaa
saan
n fundu
fundusk
skop
opik 
ik 

Uji laboratorium.

1. Eval
Evalua
uasi
si hema
hemato
tolo
logi
gik
k (h
(hem
emat
atok
okri
rit,
t, ju
juml
mlah
ah trom
trombo
bosi
sit,
t, morf
morfol
olog
ogii

eritrosit pada sediaan darah tepi).

2. Pemeri
rik
ksa
saaan fungsi hati
ati (bilirubin, protein ser
eru
um, aspar
sparttat

aminotranferase).

3. Pemeriksaan
Pemeriksaan fungsi
fungsi ginjal
ginjal (ureum dan kreatinin).
kreatinin).

Uji untuk meramalkan hipertensi.

1. Roll-
oll-o
over
ver test
test..

2. Pember
Pemberian
ian infus
infus angiot
angiotens
ensin
in II.
II.

f. Penatalaksanaan
Terapi atau Pengobatan
1. Pember
Pemberian
ian cairan.
cairan. Karena
Karena 24 jam pertama
pertama pender
penderita
ita puasa
puasa pasca operasi
operasi,,
maka pemberian cairan perintavena harus cukup banyak dan mengandung
elektrolit
elektrolit agar tidak terjadi
terjadi hipotermi,
hipotermi, dehidrasi,
dehidrasi, atau komplikasi
komplikasi pada
organ
organ tubuh
tubuh lai
lainny
nnya.
a. Cairan
Cairan yang
yang biasa
biasa diberi
diberikan
kan biasan
biasanya
ya DS 10%,
10%,
garam fisiologi dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung
ke
kebu
butu
tuha
han.
n. Bi
Bila
la ka
kada
darr Hb renda
rendah
h di
dibe
beri
rika
kan
n tran
transf
sfus
usii da
dara
rah
h sesua
sesuaii
kebutuhan.
2. Diet.
Diet. Pemberian
Pemberian cairan
cairan perinf
perinfus
us biasanya
biasanya dihent
dihentika
ikan
n setelah
setelah penderi
penderita
ta
flatu
flatuss lalu
lalu dimu
dimula
laila
ilah
h pe
pemb
mberi
erian
an minu
minuma
man
n da
dan
n maka
makana
nan
n pe
pero
rora
ral.
l.
Pemberian minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan
 pada 6 - 10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
3. Mobili
Mobilisasi
sasi.. Mobili
Mobilisasi
sasi dilakuka
dilakukan
n secara
secara bertah
bertahap
ap melipu
meliputi:
ti: miring
miring kanan
kanan
dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam setelah operasi; latihan pernafasan
dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang sedini mungkin setelah
 

sadar; hari kedua post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5 menit
dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya; kemudian
 posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi setengah duduk 
(semifowler)
(semifowler);; selanjutnya
selanjutnya selama berturut-tur
berturut-turut,
ut, hari demi hari, pasien
dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian

 berjalan sendiri pada hari ke-3 sampai hari ke5 pasca operasi.
4. Kateter
Kateterisas
isasi.
i. Kandung
Kandung kemih
kemih yang penuh
penuh menimbul
menimbulkan
kan rasa nyeri
nyeri dan
tidak enak pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan
 perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi
tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
5. Pemb
Pember
erian
ian ob
obat-
at-ob
obata
atan.
n. Pada
Pada pa
pasie
sien
n pr
pree
eekl
klam
amps
psia
ia be
bera
ratt seger
segeraa ha
haru
russ
diberi
diberi obat
obat sedati
sedatiff kuat
kuat untuk
untuk menceg
mencegah
ah timbul
timbulnya
nya kejang
kejang.. Apabil
Apabilaa
sesudah 12–24 jam bahaya akut sudah diatasi, tindakan terbaik adalah
menghe
menghenti
ntikan
kan kehami
kehamilan
lan.. Sebaga
Sebagaii pengob
pengobata
atan
n menceg
mencegah
ah timbul
timbulny
nyaa

kejang, dapat diberikan


kejang, diberikan larutan
larutan magnesium
magnesium sulfat (MgSO4)
(MgSO4) 20% dengan
dengan
dosis 4 gram secara intravena loading dose dalam 4-5 menit. Kemudian
dilanjutkan dengan MgSO4 40% sebanyak 12 gram dalam 500 cc ringer 
laktat (RL) atau sekitar 14 tetes/menit.Tambahan magnesium sulfat hanya
dapat
dapat diberi
diberikan
kan jika
jika diuresi
diuresiss pasien
pasien baik,
baik, refleks
refleks patell
patellaa positi
positiff dan
frekuen
frekuensi
si pernaf
pernafasan
asan lebih
lebih dari
dari 16 kali/m
kali/meni
enit.
t. Obat
Obat ini memili
memiliki
ki efek 
menenangka
menenangkan,
n, menurunkan
menurunkan tekanan darah dan meningkatk
meningkatkan
an diuresis.
diuresis.
Sela
Selain
in magn
magnesi
esium
um su
sulf
lfat
at,, pa
pasi
sien
en de
deng
ngan
an pr
pree
eekl
klam
amps
psia
ia da
dapa
patt ju
juga
ga
diberikan klorpromazin dengan dosis 50 mg secara intramuskular ataupun

diazepam 20 mg secara intramuskular (Wiknjosastro, 2006)

2. Tinjauan tindakan
a. Defi
Defini
nisi
si Part
Partus
us Spon
Sponta
tan
n
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun
ap
apab
abil
ilaa tida
tidak
k dike
dikelo
lola
la de
deng
ngan
an tepat
tepat da
dapa
patt be
beru
ruba
bah
h menj
menjad
adii ab
abno
norm
rmal
al
(Mufdillah & Hidayat, 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup
 bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
 

Persa
Persali
lina
nan
n no
norm
rmal
al ad
adal
alah
ah pr
pros
oses
es pe
peng
ngel
elua
uara
ran
n ja
jani
nin
n ya
yang
ng te
terj
rjad
adii pa
pada
da
kehamilan
kehamilan cukup bulan (37-42 mingg
minggu),
u), lahir spontan dengan presentasi
presentasi
 belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).
 b. Etiologi partus normal

Pe
Peny
nyeb
ebab
ab pers
persal
alin
inan
an belu
belum
m past
pastii di
dike
keta
tahu
hui,
i,na
namu
mun
n be
bebe
bera
rapa
pa te teor
orii
meng
me nghu
hubu
bung
ngka
kan
n deng
dengan
an fakt
faktor
or ho
horm
rmon
onal
al,s
,str
truk
uktu
turr ra
rahi
him,
m,si
sirk
rkul
ulas
asii
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).
a. Teor
Teorii pen
penur
urun
unan
an ho
horm
rmon
onee
1-2 minggu
minggu sebelu
sebelum
m partus
partus mulai,
mulai, terjad
terjadii penuru
penurunan
nan hormon
hormonee
 progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot – 
otott polos
oto polos rahim
rahim dan akan
akan menyeb
menyebabk
abkan
an kekejan
kekejangan
gan pembul
pembuluh
uh darah
darah
sehingga timbul his bila progesterone turun.
 b. Teori placenta menjadi tua

Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan


kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teor
Teorii dis
diste
tens
nsii Rah
Rahim
im
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik 
otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d. Teor
Teorii iri
irita
tasi
si meka
mekani
nik 

Di bela
belaka
kan
ng se
serv
rvik
ik te
terl
rlih
ihat
at gan
angl
glio
ion
n se
serv
rvik
ikal
ale(
e(fl
flek
eksu
suss
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala
 janin akan timbul kontraksi uterus.

e. In
Ind
duksi
uksi par
artu
tuss
Dapat
Dap at pu
pula
la ditimb
ditimbulk
ulkan
an dengan
dengan jal
jalan
an gagang
gagang lamina
laminaria
ria yang
yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
franken
frankenhau
hauser,
ser, amniot
amniotomi
omi pemecah
pemecahan
an ketuba
ketuban),
n), ok
oksito
sitosin
sin drip
drip yaitu
yaitu
 pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

3. Tinjauan tentang masa nifas


a. Pengertian
Periode postpartum adalah masa di mana tubuh ibu melakukan adaptasi pasca

 persalinan, meliputi perubahan kondisi tubuh ibu hamil kembali ke kondisi


sebelum hamil. Masa ini dimulai setelah plasenta lahir, dan sebagai penanda
 

 berakhirnya masa nifas adalah ketika alat-alat kandungan sudah kembali


seperti
seperti keadaa
keadaan
n sebelu
sebelum
m hamil.
hamil. Rentan
Rentang
g masa
masa nifas
nifas berdas
berdasark
arkan
an penand
penandaa
tersebut adalah 6 minggu atau 42 hari (Johnson. 2014). Dalam masa nifas,
 perubahan besar terjadi dari perubahan fisik, emosi, dan kondisi psikologis
ibu. Terdapat 3 tahapan masa postpartum, yaitu :

1)  Puerperium dini
Pemulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
2)  Puerperium intermedial 
Pemulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
3)  Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan
persalinan mempunyai
mempunyai komplikasi
komplikasi (Oktarina,
(Oktarina,
2016).
 b. Klasifikasi

1) Peurpe
Peurperiu
riumm Dini
Dini yaitu
yaitu kepuli
kepulihan
han dimana
dimana ibu telah diperbo
diperboleh
lehkan
kan berdiri
berdiri
dan berjalan-jalan
2) Peurpe
Peurperiu
rium
m Interm
Intermedi
edial
al yaitu
yaitu kepuli
kepulihan
han menyel
menyeluru
uruh
h alat-al
alat-alat
at geneta
genetalia
lia
yang lamanya 6-8 minggu
3) Remote
Remote peurperium
peurperium adalah
adalah waktu
waktu yang diperlu
diperlukan
kan untuk
untuk pulih
pulih dan sehat
sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi ( bisa dalam berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bertahun-
tahun
c. Perubahan fisiologis masa nifas

1) Uterus
Uterus merupakan organ reproduksi interna yang berongga dan berotot,
 berbentuk seperti buah alpukat yang sedikit gepeng dan berukuran sebesar 
telur ayam. Uterus akan mengalami involusi atau pengerutan yaitu proses
kembali
kembali ke kondisi
kondisi sebelum
sebelum hamil.
hamil. Perubahan-p
Perubahan-perubah
erubahan
an normal
normal pada
uterus dapat dilihat ditabel dibawah ini.
Table Perubahan Normal pada Uterus
Uterus Masa Postpartum
Postpartum (Bobak 
(Bobak 
2004 dalam Aspiani 2017)
No. Waktu Tinggi fundus Berat Diameter Palpasi
involusi uteri uterus uterus serviks
1 Bayi lahir  Setinggi pusat 1000 gr 12,5 cm Lunak
2 Plasenta Dua jari 750 gr 12,5 cm Lunak
 

lahir dibawah pusat


3 Sa
Satu
tu ming
minggu
gu Pe
Pert
rteenga
ngahan
han 500 gr  7,5 cm 2 cm
 pusat sampai
simfisis
4 Dua minggu Tidak teraba 350 gr 5 cm 1 cm
diatas simfisis
5 Enam Bertambah 50-60 gr 2,5 c m menyempit

minggu kecil

2) Serviks
Serv
Servik
ikss meru
merupa
paka
kan
n ba
bagi
gian
an da
dasar
sar da
dari
ri ut
uter
erus
us ya
yang
ng be
bent
ntuk
ukny
nyaa
menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim selama kehamilan
serviks mengalami perubahan karena pengaruh hormone estrogen. Kadar 
ho
horm
rmon
onee es
estro
troge
gen
n pa
pada
da saat
saat ha
hami
mill meni
mening
ngka
katt da
dan
n di
diser
serta
taii de
deng
ngan
an
hipervasku
hipervaskularisasi
larisasi mengakibat
mengakibatkan
kan konsistensi
konsistensi serviks
serviks menjadi
menjadi lunak.
lunak.
Bentuk serviks setelah melahirkan akan menganga seperti corong. Hal
ini disebabkan oleh korpus uteri yang berkontraksi sedangkan serviks
tidak berkontraksi.
berkontraksi. Warna serviks
serviks berubah
berubah menjadi
menjadi merah kehitaman
karena mengandung banyak pembuluh darah dengan konsistensi lunak.
Serv
Servik
ikss masi
masih
h da
dapa
patt dile
dilewa
wati
ti ol
oleh
eh ta
tang
ngan
an pe
peme
merik
riksa
sa setel
setelah
ah ja
jani
nin
n
dilahi
dilahirka
rkan.
n. Servik
Servikss hanya
hanya dapat
dapat dilewa
dilewati
ti oleh
oleh 2-3 jari
jari setelah
setelah 2 jam
 persalinan dan setelah 1 minggu persalinan
pers alinan hanya dapat dilewati oleh 1
 jari (Aspiani, 2017).
3) Lochea
Lochea
Lochea merupa
merupakan
kan ekskre
ekskresi
si cairan
cairan rahim
rahim selama
selama po
postp
stpartu
artum.
m.
Lochea mengandung darah dan dan sisa jaringan desidua yang nekrotik 
da
dari
ri da
dala
lam
m uteru
uterus.
s. Karak
Karakte
teris
risti
tik
k lo
loch
chea
ea da
dala
lam
m masa
masa ni
nifas
fas menu
menuru
rutt
Johnson (2014) adalah sebagai berikut :
a) Loch
chea
ea ru
rubr
braa
Lochea rubra timbul pada hari 1-2 postpartum, terdiri dari darah
segar bercampur
bercampur sisa sisa selaput
selaput ketuban,
ketuban, sel-sel desidua,
desidua, sisa-sisa
verniks kaseosa, lanugo dan meconium.
 b) Lochea sanguinolenta
Loche sanguinolenta timbul pada hari ke 3 sampai hari ke 7
 postpartum; karakteristik lochea sanguinolenta berupa darah
 bercampur lendir 
 

c) Loch
chea
ea se
sero
rosa
sa
Loche serosa merupakan cairan berwarna agak kuning, timbul
setelah
setelah 1 minggu
minggu sampai
sampai 2 minggu
minggu postpa
postpartu
rtum.
m. Lochea
Lochea serosa
serosa
mengandung lebih banyak serum, lebih sedikit darah dan juga terdiri
dari leukosit dan robekan laserasi plasenta.

d) Loch
chea
ea alb
alba
Lochea
Loc hea alba
alba timbul
timbul setela
setelah
h 2 minggu
minggu po
postp
stpartu
artum
m dan hanya
hanya
meru
merupa
paka
kan
n caira
cairan
n pu
puti
tih.
h. Loch
Lochea
ea al
alba
ba meru
merupa
paka
kan
n lo
loch
chea
ea ya
yang
ng
mengandun
mengandung
g leukosit,
leukosit, sel desidua,
desidua, sel epitel,
epitel, serabut
serabut jaringan
jaringan yang
matii berlan
mat berlangsu
gsung
ng selama
selama 2-6 minggu
minggu.. Norma
Normalny
lnyaa lochea
lochea agak 
agak 
 berbau amis, kecuali bila terjadi infeksi pada jalan lahir, baunya
akan
akan beruba
berubah
h menjad
menjadii berbau
berbau bu
busuk
suk.. Bila
Bila lochea
lochea berbau
berbau bu
busuk 
suk 
segera ditangani agar ibu tidak mengalami infeksi lanjut atau sepsis.
4) Vulv
Vulvaa dan
dan vagi
vagina
na

Vulva dan vagina


Vulva vagina merupa
merupakan
kan organ
organ yang
yang mengal
mengalami
ami peneka
penekanan
nan
sertaa perega
sert pereganga
ngan
n yang
yang sangat
sangat besar
besar selama
selama proses
proses melahi
melahirkan
rkan bayi.
bayi.
Beberapa hari pertama sesudah proses melahirkan vulva tetap berada
 pada keadaan yang kendur. Vulva akan kembali kepada keadaan tidak 
hamil dan labia menjadi lebih menonjol setelah 3 minggu.
5) Payudara
Payudara
Payudara atau mamae adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit,
kulit,
di atas otot daca. Struktur payudara terdiri dari korpus (badan), areola
dan papilla atau putting secara makroskopis. Fungsi dari payudara adalah

memproduksi susu ( air susu ibu) sebagai nutrisi bayi.


6) Syste
System
m pe
penc
ncern
ernaa
aan
n
Ibu yang
yang melahi
melahirka
rkan
n secara
secara sponta
spontan
n biasan
biasanya
ya lebih
lebih cepat
cepat lapar 
lapar 
karena telah mengeluarkan banyak energy pada saat melahirkan. BAB
 biasanya mengalami perubahan pada 1-3 hari pertama postpartum. Hal
ini disebabkan terjadinya penurunan tonus otot selama proses persalinan.
Kebiasaan defekasi yang teratur perlu dilatih kembali setelah tonus otot
kembali normal.
7) Syste
System
m pe
perk
rkem
emih
ihan
an

Perubahan hormonal pada masa hamil menyebabkan peningkatan


fungsi
fungsi ginjal
ginjal,, sedangk
sedangkan
an penuru
penurunan
nan kadar
kadar hormon
hormonee steroid
steroid setelah
setelah
 

wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal


selama
selama masa po
postp
stpartu
artum.
m. Fungsi
Fungsi ginjal
ginjal akan
akan kembal
kembalii normal
normal dalam
dalam
waktu 1 bulan setelah wanita melahirkan. Hipotonia pada kehamilan dan
dilatas
dilatasii ureter
ureter serta
serta pelvis
pelvis ginjal
ginjal kembal
kembalii ke keadaa
keadaan
n sebelu
sebelum
m hamil
hamil
dalam waktu sekitar 2 sampai 8 minggu.

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama dikarenakan


kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli sesudah
 bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis
selama persalinan. Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam wakti
12-36 jam sesudah melahirkan. Kadar hormone estrogen yang versifat
menahan air akan mengalami penurunan setelah plasenta dilahirkan.
8) Syst
System
em inte
integu
gume
men
n
Peruba
Perubahan
han ku
kulit
lit selama
selama kehami
kehamilan
lan berupa
berupa hiperp
hiperpigm
igment
entasi
asi pada
pada
wajah (cloasma
(cloasma gravidarum),
gravidarum), leher, areola, dinding perut dan beberapa

lipatan sendi karena pengaruh


lipatan pengaruh hormone, akan menghilan
menghilangg selama masa
 postpartum karena penurunan melanin. Stretch marks di payudara, perut,
ab
abdo
dome
men,
n, ping
pinggu
gull da
dan
n pa
paha
ha mung
mungki
kin
n memu
memuda
darr tetap
tetapii tida
tidak
k bi
bisa
sa
menghilang.
9) Syste
System
m muscu
musculo
losk
skele
eletal
tal
Kadar relaksin dan progestron berkurang hingga mencapai kadar 
normal dalam waktu tujuh hari, namun akibat yang ditimbulkan pada
 jaringan fibrosa, otot dan ligament memerlukan waktu empat sampai
lima bulan untuk berfungsi seperti sebelum hamil. Ligamen, fasia dan

diafragma pelvis yang meregang sewaktu kehamilan dan persalinan yang


 berangsur-angsur kembali seperti semula. Ligament rotundum tidak 
 jarang melebar sehingga uterus jatuh ke belakang. Mobilisasi sendi
 berkurang dan posisi kembali secara perlahan.
10) System
System kardiovask
kardiovaskuler
uler
Perubahan
Perubahan hormone selama hamil dapat menyebabkan
menyebabkan terjadinya
terjadinya
hemodelusi sehingga kadar hemoglobin wanita biasanya sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Ada hubungan
antara
antara sirkula
sirkulasi
si darah
darah ibu dengan
dengan sirkula
sirkulasi
si darah
darah janin.
janin. Hubun
Hubungan
gan

sir
sirku
kula
lasi
si ak
akan
an terp
terput
utus
us sehin
sehingg
ggaa vo
volu
lume
me da
dara
rah
h ib
ibu
u ak
akan
an re
rela
lati
tive
ve
meningkat setelah janin lahir. Keadaan ini mengakibatkan beban kerja
 

 jantung sedikit meningkat namun segera diatasi oleh system homeostasis


tubuh dengan mekanisme kompensasi berupa timbulnya
hemo
hemoko
kons
nsen
entr
tras
asii se
sehi
hing
ngga
ga volu
volume
me da
dara
rah
h ak
akan
an ke
kemb
mbal
alii no
norm
rmal
al..
Frekuensi denyut jantung volume secungkup dan curah jantung akan
mening
meningkat
kat selama
selama kehami
kehamilan.
lan. Curah
Curah jantun
jantung
g tet
tetap
ap akan
akan mening
meningkat
kat

minimal sampai 48 jam pertama postpartum karena peningkatan volume


sekuncup. Volume sekuncup ini disebabkan oleh kembalinya darah ke
dalam
dalam sirkula
sirkulasi
si ibu,
ibu, karena
karena penuru
penurunan
nan yang
yang cepat
cepat dari
dari ali
aliran
ran darah
darah
uterus. Curah jantung berkurang sekitar 30% dalam 2 minggu setelah
melahirkan dan perlahan berkurang sampai seperti sebelum hamil dalam
6 sampai 12 minggu postpartum (Lowdermilk, 2013).
11) Tanda-tanda
Tanda-tanda vital
vital
Tanda-tand
Tanda-tandaa vital merupakan tanda-tanda
tanda-tanda penting
penting pada tubuh yang
dapat berubah bila tubuh mengalami gangguan atau masalah. Tanda – 

tanda vital yang berubah selama masa nifas yaitu suhu tubuh. Setelah
 persalinan suhu tubuh akan meningkat karena meningkatnya metabolism
tubuh
tubuh pada saat proses
proses persalinan.
persalinan. Suhu tubuh
tubuh akan kembali
kembali seperti
seperti
keadaan semula setelah 12 jam postpartum. Apabila suhu tubuh tidak 
turun maka dicurigai ibu mengalami infeksi.
Denyut nadi akan meningkat pada saat proses persalinan, setelah
 persalinan denyut nadi akan kembali normal (60-80x/mnt) selama
s elama masa
 postpartum. Tekanan darah setelah melahirkan sedikit lebih rendah
diband
dibanding
ingkan
kan pada
pada saat proses
proses persali
persalinan
nan.. Frekue
Frekuensi
nsi nadi
nadi pada
pada saat

 persalinan akan meningkat karena kebutuhan oksigen yang tinggi intuk 


tenaga ibu mengejan dan mempertahankan agar persediaan oksigen ke
 janin tetap terpenuhi, setelah persalinan frekuensi nafas akan kembali
normal kembali 18-24x/mnt.

d. Perubahan psikologis masa nifas


Fase-fase yang akan dialami pada masa nifas antara lain adalah sebagai
 berikut :
1) Fase Taking In

Fase taking in merupakan


in merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari
hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada
 

diri
diriny
nyaa sendi
sendiri
ri sehin
sehingg
ggaa ce
cend
nderu
erung
ng pa
pasi
siff te
terh
rhad
adap
ap ling
lingku
kung
ngan
anny
nya.
a.
Ketida
Ketidakny
knyama
amanan
nan yang
yang dialam
dialamii ibu lebih
lebih diseba
disebabka
bkan
n karena
karena proses
proses
 persalinan yang baru saja dilaluinya (Aspiani, 2017).
2) Fase Taking Hold 
Fase taking hold  merupakan
  merupakan fase yang berlangsung anatara 3-10 hari

setelah melahirkan. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa


tanggung jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitive
dan mudah tersinggung (Aspiani, 2017).
3) Fase Letting Go
Fase letting go merupakan
go merupakan fase menerima pertanggungjawaban akan
 peran barunya sebagai seorang ibu. Fase ini berlangsung 10 hari setelah
mela
melahi
hirk
rkan
an.. Ibu
Ibu su
sud
dah mula
mulaii dap
dapat men
eny
yes
esu
uai
aik
kan diri
iri den
eng
gan
ke
kete
terg
rgan
antu
tung
ngan
an ba
bayi
yiny
nyaa da
dan
n siap
siap menj
menjad
adii pe
peli
lind
ndun
ung
g ba
bagi
gi ba
bayi
yiny
nya.
a.
Perawatan ibu terhadap diri dan bayinya semakin meningkat (Aspiani,

2017).
 

e. Pathway

f. Data fokus nifas


1) Data
Data Biografi
Biografi : Biasanya
Biasanya terjad
terjadii pada primigr
primigravi
avida
da < 20 tahun
tahun atau >
35 tahun.

2) Ri
Riwa
waya
yatt Kep
Keper
eraw
awata
atan
n
3) Persepsi
Persepsi ibu terhadap
terhadap kehamilan/p
kehamilan/persalin
ersalinan/nif
an/nifas
as
 

4) Riwa
Riwaya
yatt Obst
Obstet
etri
ri
a) Riwa
Riwaya
yatt mens
menstr
trua
uasi
si
 b) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
c) Keha
Kehami
mila
lan
n seka
sekara
rang
ng
d) Persa
Persali
lina
nan
n sekara
sekarang
ng

e) Kea
ead
daan bayi
f) Post
Post part
partum
um se
seka
kara
rang
ng
4) Riwaya
Riwayatt Keluar
Keluarga
ga Berenc
Berencana
ana
Perl
Perlu
u dika
dikaji
ji ap
apak
akah
ah melak
melaksan
sanak
akan
an KB,
KB, bi
bila
la mela
melaks
ksan
anak
akan
an je
jeni
niss
ko
kont
ntras
rasep
epsi
si ap
apaa ya
yang
ng digu
diguna
naka
kan,
n, se
sejak
jak ka
kapa
pan
n meng
menggu
guna
naka
kan
n da
dan
n
masalah yang terjadi saat menggunakan kontrasepsi.
5) Riwa
Riwaya
yatt Keseh
Kesehat
atan
an
a) Keluha
Keluhan
n utama
utama biasany
biasanyaa demam
demam atau sakit
sakit kepala.
kepala.
 b) Riwayat kesehatan sekarang: hipertensi, edema pada

ekstremitas, tengkuk terasa berat, sakit kepala didaerah


didaerah frontal,
nyeri epigastrium, mual dan muntah.
c) Riwa
Riwaya
yatt kese
keseha
hata
tan
n se
sebe
belu
lumn
mnya
ya:: ob
obes
esit
itas
as,, pe
peny
nyak
akit
it gi
ginj
njal
al,,
anemia
anemia,, diabet
diabetes
es melitu
melitus,
s, hipert
hipertens
ensi/p
i/pree
reeklam
klampsi
psiaa sebelu
sebelum
m
hamil.
d) Ri
Riwa
waya
yatt ke
keha
hami
milan
lan:: ga
game
mell
lly,
y, molah
molahid
idat
atid
idos
osa,
a, hi
hidr
dram
amni
nion
on,,
riwayat eklampsia atau preeklampsia sebelumnya.
e) Psi
sik
kos
oso
osi
sial
al dan sp
spir
irit
itu
ual
al:: emos
emosii yan
ang
g tida
tidak
k stab
stabil
il dap
apat
at
menyebabkan kecemasan. Biasanya dalam kondisi yang labil

dan mudah
mudah marah,
marah, ibu khawat
khawatir
ir akan
akan keadaa
keadaann diriny
dirinyaa dan
keadaan janin, takut anaknya nanti lahir cacat atau meninggal
dunia.
6) Riwaya
Riwayatt penyak
penyakit
it keluar
keluarga
ga
Kemun
Kemungki
gkinan
nan mempun
mempunyai
yai riwaya
riwayatt preekl
preeklamp
ampsia
sia dan eklamp
eklampsia
sia
dalam keluarga.
g. Diagnosa keperawatan dan intervensi dengan rasio
sionalisasi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
 Nyeri akut b/d NOC : Pain Management
agen injuri   Pain Level,   Mengetahui
Mengetahui tingkat

tingkat
fisik    Pain control,   Lakukan
Lakukan pengka
pengkajian
jian  pengalaman nyeri
 

(peregangan   Comfort level nyeri secara kl


klie
ien
n dan tin tinda
dak
kan
 perineum; luka Setelah
Setelah dilakukan
dilakukan komprehensif  keper
eraawatan yang
episiotomi; askep selama …x termasuk lokasi, akan dilakukan
dilakukan untuk 
untuk 
involusi
invo lusi uteri;
uteri; 24 jam, karakteristik
karakt eristik,, durasi,
durasi, mengurangi nyeri
hemoroid; dihara
diharapka
pkan
n nyeri
nyeri fr
frek
ekue
uens
nsi,
i, ku
kualalit
itas
as    Reaksi terhadap nyeri
 pembengkakan  berkurang dan faktor presipitasi  biasanya ditunjukkan
 payudara). (PQRST) dengan reaksi non
Kriteria Hasil :   Obse
Observ
rvas
asii re reak
aksisi
  Mampu nonverbal dari   verbal tanpa disengaja.
Mengetahui
mengon
men gontro
troll ny
nyeri
eri ketidaknyamanan  pengalaman nyeri
(tah
(tahu
u peny
enyeb
ebab
ab   Gun
unak
akan
an te
tekn
knik 
ik 
nyeri, mampu komunikasi
menggunakan terapeutik untuk 
tehnik  mengetahui    Pe Pena
nangngan
ananan nyeri
nyeri
nonfarmakologi  pengalaman nyeri tidak selamanya
untuk mengurangi  pasien diberik
dib erikan
an obat.
obat. Nafas
Nafas
nyeri, mencari   Aj
Ajar
arka
kann te
tent
ntan
ang g dalam dapat
 bantuan) teknik non membantu
 Melaporkan bahwa farmakologi meng
me ngur
uran
angigi ting
tingka
katt
nyer
nyerii berk
berkur
uran
ang
g   Evaluasi
Evaluasi keefektif
keefektifan
an nyeri
dengan kontrol nyeri    Mengetahui
menggunakan   Moti
Motiva
vasi
si unt
ntu
uk  ke
keef
efek
ekti
tifa
fann co
cont
ntro
roll
manajemen nyeri meningkatkan asupan nyeri
  Mampu mengenali nutrisi yang bergizi.   Mengur
Mengurang angii rasa

nyeri (skala,   Tingkatkan istirahat


nyeri Menentukan
intensitas,   Lati
Latihh mobi
mobililisa
sasi
si intervensi
frekuensi dan miring kanan miring ke
kepe
pera
rawa
watatann se
sesu
suai
ai
tanda nyeri) kiri jika kondisi klien skala nyeri.
  Menyat
Menyataka
akan
n rasa mulai membaik 
  Mengidentifikasi
nyam
yaman se
sete
tela
lah
h   Kaji kontraksi  penyimpangan dan
nyeri berkurang uterus, proses kemajuan
kemaju an berdasarkan
berdasarkan
  Tanda vital dalam involusi uteri. involusi uteri.
rentang normal   Anjurkan pasien   Mengurangi
TD : 120-140 /80 un
untu
tuk
k memb
embas
asah
ahii ketegangan
ketega ngan pada luka
 – 90 mmHg
RR : 16 – 24  perineum
hangat dengan m  perineum.
sebeluair    Melatih
 ibu
x/mnt  berkemih. mengurangi
 N : 80- 100 x   Anjurk
Anjurkanan dan lat latih
ih  bendungan ASI dan
mnt  pasien cara merawat memperlancar 
T : 36,5o  C –   payudara secara  pengeluaran ASI.
37,5 o C teratur.   Menc
Menceg
 egah
ah in infe
feks
ksii
  JeJelas
laska
kann pa
pada
da ib ibu
u da
dan
n kokont
ntro
roll ny
nyer
erii
tetang teknik    pada luka perineum.
merawat luka  Mengurangi

 perineum dan intensitas nyeri denagn
mengganti PAD menek ekaan rangsna
snag
secara teratur setiap nyeri pada nosiseptor.
3 kali
ali se
seh
har
arii atatau
au
se
seti
tiap
ap kakali
li loloch
chea
ea
keluar banyak.
 

  Kola
Kolabobora
 rasi
si do
dokt
kter 
er 
tenta
tentang
ng pe pemb
mber
eria
ian
n
analgesik 
Resiko
Res defisitt   Fluid balance
iko defisi Fluid management    Mengidentifikasi
volu me cairan   Hydration
volume   Obs  Tanda-tan
and da  penyimpangan
 b/d Setelah
Setelah dilakukan
dilakukan vital setiap 4 jam. in
indi
dika
kasi
si ke
kema
maju
juan
an
 pengeluaran askep selama …x   Obs Warna urine.
 atau penyimpan
penyimpangan
gan

yang
 berlebihan; 24 jam, Pasien
dapat   Status

Status umumumum setiap d ari hasil
diharapkan. yang
8 jam.
 perdarahan; mendemostrasikan   Pertah
 Pertahankankan catatan   Memenuhi
an catatan 

diuresis; status cairan intake dan output ke


kebu
butu
tuha
hann ca
cair
iran
an
keringat membaik. yang akurat tubuh klien
 berlebihan. Kriteria   Monitor status hidrasi
 hidrasi    Menjaga status
ev
evalu
aluasi
asi:: tak
tak adadaa ( kelembaban  balance cairan klien
manifestasi memb
me mbra ran
n muko
mukosa sa,,
dehidrasi,
dehid rasi, resolusi
resolusi nadi adekuat, tekanan   Memenuhi

oedema,
oedem a, haluaran
haluaran dara
darah h orto rtostat
statik
ik ), ke
kebu
butu
tuha
hann ca
cair
iran
an
uri
rin
ne di atas
atas 30  jika diperlukan tubuh klien
ml/jam, kulit   Mon onitito
or masasu kan   Memenuhi
ukan 

kenyal/turgor kulit makanan
makan an / cairan dan ke
kebu
butu
tuha
hann ca
cair
iran
an
 baik. hitung
hitung intake
intake kalori
kalori tubuh klien
harian
  Lakukan terapi IV
    Temuan-temuan ini
  Berikan cairan
 menandakan
  Doro
 ron
ng masuk
sukan hi
hippov
ovol
olem
emiaia da
dan
n
oral  perlunya
  Beritahu
 Beritahu dokter
dokter bila:  peningkatan cairan.
ha
halu
luar
aran
an ururin
inee < 30
ml/jam, haus,   Men
 Mence cega
gahh pa
pasi
sien
en
takik
tak ikar
ardi
dia,
a, ge geli
lisa
sah,
h,  jatuh ke dalam
TD di bawah rentangrentang ko
kond
ndisi
isi ke kele
lebi
biha
han
n
normal
nor mal,, urine
urine gelap
gelap cairan yang
atau encer gelap.  beresiko terjadinya
  Kons
 Konsul ulta
tasi
si do
dokt
kter 
er  oedem paru.
 bila manifestasi   
Mengidentifikasi
kelebihan cairan keseimb
keseimbangangan
an cairan
cairan
terjadi.  pasien secara adekuat
  Pantau: cairan masuk  dan teratur.

dan cairan kel eluuar 


setiap 8 jam.
Perubahan Sete
Setela
lah
h dilak
ilaku
ukan
kan   Kaji haluar
 haluaran urine,   Mengidentifikasi
an urine, 

 pola eleminasi askep selama …x 24 keluhan serta  penyimpangan


BAK (disuria)
(disuria)  jam, Pola eleminasi keteraturan pola dalam pola
 b/d trauma (BAK) pasien teratur.  berkemih.  berkemih pasien.
 perineum dan Kriteria hasil:   Anjurkan
 pasien   Ambulasi
 dini
saluran kemih. eleminasi BAK   melakukan
melaku kan ambulasi
ambulasi memberikan
lanc
lancar,
ar, disu
disuri
riaa tida
tidak 
k  dini. rangs
ran gsan
anga
gann un untu
tuk 

ada,, bladde
ada bladderr kosong
kosong,, 
  Anjurkan pasien  pengeluaran urine
keluhan kencing tidak  un
untu
tuk
k memb
embas
asah
ahii da
dan
n pe
peng
ngos
oson
onga
gan
n
 

ada. perineum dengan air    bladder.


hangat sebelum   Membasahi bladder 

 berkemih. de
deng
ngan
an ai
airr ha
hang
ngat
at
   Anjurkan pasien da
dapa
patt meng
mengur
uran
angi
gi
untuk berkemih ke
kete
tega
gang
ngan
an akakib
ibat
at
secara teratur. ad
adan
anya
ya lu
luka
ka pa
pada
da
   Anjurkan pasien  bladder.

untukml/24
untuk
3000 minum
minumjam.2500-
2500-    berkemih
Menera
Mene rapk
pkan
an secara
po
pola
la
   Kolaborasi untuk  teratur akan melatih
melakukan  pengosongan
kateterisasi bila  bladder secara
 pasien kesulitan teratur.
 berkemih.   Minum
 banyak  
mempercepat
filtrasi pada
glomerolus dan
mempercepat
 pengeluaran urine.
  Kateterisasi

memabnatu
 pengeluaran urine
untuk mencegah
stasis urine.
Perubahan Sete
Setela
lahh dilak
ilaku
ukan
kan   Kaji
 pola BAB,   Mengidentifikasi

 pola eleminasi askep selama …x 24 kesulitan BAB,  penyimpangan serta


BAB  jam, Pola eleminasi warna, bau, kemaj aju
uan dalam
(konstipasi) (BAB) teratur. konsistensi dan  pola eleminasi
 b/d kurangnya Krit
Kr iter
eria
ia hasi
hasil:
l: pola
pola  jumlah. (BAB).
mobilisasi; elem
emiinasi tera
rattur,   Anju
 Anjurkrkan
an ambu
ambula
lasi
si   Ambulasi
 dini
diet yang tidak  feses lunak dan warna dini. merangsang
seimbang; khass feses,
kha feses, bau khas   Anjurkan
 pasien  pengosongan
trauma feses, tidak ada untuk minum banyak  rektum secara lebih
 persalinan. kesulitan
kesuli tan BAB, tidak  2500-3-30
000 ml/24 cepat.
ada feses
feses bercam
bercampur 
pur   jam.   Cairan

dalam
darah dan lendir,  jumlah cukup
konstipasi tidak ada.    Kaji bising usus mencegah
setiap 8 jam. terjadinya
   Pant
Pantau
au beberat
rat ba
bada
dan
n  penyerapan cairan
setiap hari. dalam rektum yang
   Anjurkan pasien dapat menyebabkan
makan
mak an banyak
banyak serat
serat feses menjadi keras.
seperti
sepe rti buah-b
buah-buah
uahan
an   Bising
 usus
dan
dan sa
sayu
yur-
r-sa
sayu
yura
ran
n mengidentifikasikan
hijau.  pencernaan dalam
kondisi baik.
  Mengidentifiakis

ad
adan
BBanya
ya pe
secarapenu
nuru
runa
dini. nan
n
 

  Meningkatkan

 pengosongan feses
dalam rektum.
Gangguan Sete
Setela
lah
h dilak
ilaku
ukan
kan   Kaji toleransi
 toleransi pasien   Parameter 

 pemenuhan askep selama …x 24 terh


terhad
adap
ap ak
akti
tifi
fita
tass menunjukkan
ADL b/d  jam, ADL dan menggunakan re
resp
spo
on fisi
fisiol
olo
ogi
giss
immobilisasi; kebutuhan beraktifitas  parameter berikut:  pasien terhadap

kelemahan.  pasien
secara adekuat.terpenuhi na
nadi
fr di 20
frek
ek 20/m
na/mnt
di nt isti
nadi isdi
tiraatas
ata
raha t,s
hat, stre
st
inres
ind s ato
dik
ikatak
akti
or tifi
fita
tasd
s erda
dan
eraj n
ajat
at
Kriteria hasil: cata
catatt pen
enininga
gakkta
tan
n  penagruh kelebihan
-  Menunjukkan TD,, di
TD disp
spnenea,
a, ny nyer
erii kerja jnatung.
 peningkatan dalam dada, kelelahan
 beraktifitas.  berat, kelemahan,
-  Kele
Kelemamahhan dan
dan  berkeringat, pusing    Menu
Menuru
runk
nkan
an ke
kerja
rja
kelelahan berkurang. atau pinsan. miokard/komsumsi
-  Kebu
Kebutu tuha
hann ADLADL    Tingkatkan istirahat, oksigen ,
terpenuhi secara  batasi aktifitas pada menurunkan
menur unkan resiko
mandir
man dirii atau
atau dengan
dengan dasa
dasarr ny
nyereri/
i/re
resp
spon
on komplikasi.
 bantuan. hemodinamik,
-  frekuensi  berikan aktifitas   SStabili
tabilitas
tas fisiologis
fisiologis
 jantung/irama dan Td senggang yang tidak   pada istirahat
dalam batas normal.  berat.  penting untuk 
-  kulit
kulit hangat
hangat,, merah
merah    Kaji kesiapan
kesiapan untuk  menunjukkan
muda dan kering meningkatkan tingkat aktifitas
aktifitas contoh: individu.
 penurunan
kelemahan/kelelahan,
TD stabil/
stabil/frek
frek nadi,
nadi,    Komsum
Komsumsi si ok
oksig
sigen
en
 peningaktan miok
mi okar
ardi
diaa se
sela
lama
ma
 perhatian pada  berbagai aktifitas
aktifitas dan dapat meningkatkan
 perawatan diri.  jumlah oksigen
   Dorong
Dorong memajukan
memajukan yang ada. Kemajuan
aktifitas/toleransi ak
akti
tifi
fita
tass be
bert
rtah
ahap
ap
 perawatan diri. mencegah
 peningkatan tiba-
  Anju
 Anjurk
rkan
an ke
kelu
luar
arga
ga tiba pada kerja
untuk membantu  jantung.
 pemenuhan    Teknik 
kebutuhan ADL  penghematan energi
 pasien. menurunkan
 Jelaskan
 pola  penggunaan energi
 peningkatan bertahap dan membantu
dari aktifitas, contoh: keseimbangan
 posisi duduk  suplai dan
dite
ditemp
mpat
at tidu
tidurr bibila
la kebutuhan oksigen.
tidak pusing dan   Aktifi
Aktifitas
tas yang
yang maju
maju
tidak ada nyeri, memberikan kontrol
 bangun dari tempat  jantung,
tidur,
tidur, belaja
belajarr berdir
berdirii meningaktkan
 

dst. regangan dan


menceg
men cegah
ah aktifi
aktifitas
tas
 berlebihan.

Resiko infeksi
Resiko infeksi Sete
Setela
lah
h dilak
ilaku
ukan
kan  Pantau: vital sign, tanda
   Mengidentifikasi

 b/d trauma askep selama …x 24 infeksi.  penyimpangan dan


 jalan lahir.  jam, Infeksi tidak  kemaj
aju
uan sesuai
suai

terjadi.
Krit
Kr iter
eria
ia ha
hasil
sil:: tand
tandaa  lochea,
Kaji
Kaji warna,
pe
peng
ngel
elua
bauuara
ran
n
dan idilakukan.
ntervensi yang
infeksi tidak ada, luka  jumlah.   Mengidentifikasi

episiotomi kering dan   Ka


 Kaji
ji lu
luka
ka pe
peri
rine
neum
um,, kelainan
 bersih, takut keadaan jahitan.  pengeluaran lochea
 berkemih dan BAB secara dini.
tidak ada.  
 Kead
Keadaa
aan
n lu luka
ka
  Anju
 Anjurk
rkan
an pa
pasi
sien
en  perineum
membasuh vulva  berdekatan dengan
setiap habis berkemih daerah basah
dengan cara yang mengakibatkan
 benar dan mengganti kecenderunagn luka
PAD setiap 3 kali un
untu
tuk
k selal
selalu
u kokoto
tor 

 perhari atau setiap dan mudah
mudah terkena
terkena
kali pengeluaran infeksi.
lochea banyak.   Menceg
 Mencegah ah in infek
feksi
si
  Perta
 Pertahn
hnak
akan
an te tekn
knik 
ik  secara dini.
se
sept
ptik
ik as
asep
epti
tik
k da
dala
lam
m
merawat pasien
(merawat luka
 perineum, merawat
 payudara, merawat   Mencegah

 bayi). kontam
kon tamina
inasi
si silang
silang
terhadap infeksi.
Resiko Sete
Setela
lah
h dilak
ilaku
ukan
kan  Beri
Beri ke
kese
semp
mpat
atan
an ib
ibu
u   Meningkatkan

gangguan askep selama …x 24 untuk melakuakn keman and


dirian ibu
 proses  jam, Gangguan proses  perawatan bayi secara da
dala
lamm pe
pera
rawa
wata
tan
n
 parenting b/d  parenting tidak ada. mandiri.  bayi.
kurangnya Kri
rite
teri
riaa hasasil
il:: ib
ibu
u    Libatkan suami    Keterlibatan
 pengetahuan da
dapa
patt meraw
merawat
at babayi
yi dalam perawatan bayi.  bapak/suami dalam
ten
tentang
tang cara
cara secara mandiri  perawatan bayi
merawat bayi. (memandikan, akan membantu
menyusui).   Latih
 ibu untuk   meningkatkan
 perawatan payudara ke
kete
teri
rika
kata
tan
n bat
atih
ih
se
seca
cara
ra mand
mandir
irii da
dan
n ibu dengan bayi.
teratur.    Perawatan
 payudara secara
  Mot
 Motiv
ivas
asii ib
ibu
u un
untu
tuk 
k  teratur akan
meningkatk
menin gkatkan
an intake
intake mempertahankan
cairan dan diet  produksi ASI secara

TKTP. kontin
kon
k ebutinyu
tuyu
han sehing
sehingga
baga
yi
  Lakukan
 rawat
 

gabung sesegera akan ASI tercukupi.


mung
mu ngki
kin
n bi
bila
la tida
tidak 
k    Mneingkatkan

terdapa
terdapatt kompli
komplikas
kasii  produksi ASI.
 pada ibu atau bayi.
   Meningkatkan
hu
hubu
bung
ngan
an ib
ibu
u da
dann
 bayi sedini

mungkin.

Anda mungkin juga menyukai