Anda di halaman 1dari 3

Asesmen dan Evaluasi

Asesmen dan evaluasi merupakan dua hal yang berbeda. Perbedaan pada dua hal ini, menurut Kizlik
(2012), merupakan hal yang fundamental untuk dipahami oleh seorang guru profesional dalam melakukan
pembelajaran yang efektif.

Lebih lanjut, asesmen adalah upaya perolehan informasi untuk mengamati proses yang sedang
berlangsung. Upaya ini bertujuan juga untuk meningkatkan kualitas sebuah proses, pembelajaran misalnya.

Sedangkan, evaluasi adalah upaya perolehan informasi untuk mengetahui seberapa jauh tujuan dari sebuah
proses telah tercapai (Kizlik, 2012 ; Shurbi, 2016).
Asesmen dan Evaluasi dalam Pembelajaran
Berhubungan dengan proses pembelajaran, menurut Stiggins (1994), asesmen merupakan penilaian
terhadap tiga komponen pembelajaran, yaitu proses, kemajuan (progress), dan hasil (outcome). Proses
asesmen dapat membantu guru memonitor siswa secara kronologis dalam pembelajaran sehingga proses
asesmen ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran itu sendiri (Wiggins, 1984 ;
Popham, 1995). Jadi, asesmen merupakan penilaian terhadap suatu proses pembelajaran secara utuh, tanpa
mengabaikan hasil dari prosesnya.
Sedangkan, evaluasi menurut Cronbach (dalam Harris, 1985) merupakan sebuah pemeriksaan terhadap
akibat-akibat dari dilaksanakannya suatu program. Lebih lanjut, dalam hal pembelajaran dan tujuannya,
evaluasi merupakan proses untuk menentukan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai
dan membuat keputusan selanjutnya (Purwanto, 2002). Jadi, dalam evaluasi, akibat atau hasil dari suatu
program adalah hal lebih awal dilihat untuk kemudian menelusuri proses-proses yang telah terjadi.
Terdapat juga standar yang ditentukan untuk dibandingkan dengan realita yang diukur dalam evaluasi.

Perbedaan dan Hubungan


Dalam hal pembahasan mengenai perbedaan antara asesmen dan evaluasi, Apple & Krumsieg (1998)
membandingkan asesmen dan evaluasi dalam beberapa dimensi penting.

Pertama, berdasarkan waktunya, asesmen dilakukan selama proses berlangsung dan langsung melakukan
improvisasi jika diperlukan, sedangkan evaluasi dilakukan di akhir proses untuk melihat sejauh mana hasil
dan tujuan telah tercapai berdasarkan standar yang telah ditentukan di awal.

Kedua, berdasarkan fokus pengukurannya, asesmen berfokus mengukur kualitas proses, sedangkan
evaluasi berfokus mengukur kualitas hasil dari suatu proses.
Ketiga, berdasarkan hubungan antara penyelenggara asesmen/evaluasi dengan pelaku proses, dalam
asesmen kedua hal ini memiliki hubungan reflektif, sedangkan dalam evaluasi, keduanya memiliki
hubungan preskriptif
.
Keempat, berdasarkan tujuan dan kegunaan, asesmen dilakukan untuk melakukan diagnosa terhadap proses
yang sedang berlangsung, sedangkan evaluasi dilakukan untuk memberikan judgement terhadap proses
yang telah selesai.

Kelima, berdasarkan fleksibilitas kriteria, kriteria dalam asesmen bersifat fleksibel, sedangkan kriteria
dalam evaluasi bersifat kaku (telah ditentukan).

Keenam, berdasarkan hubungan antara objek-objek yang mengalami asesmen/evaluasi, hubungan antar
objek-objek dalam asesmen merupakan hubungan yang kooperatif, sedangkan dalam evaluasi terjadi
hubungan yang komparatif.
Dalam bidang pembelajaran, asesmen memiliki cakupan sebatas pada kompetensi siswa beserta perbaikan
pembelajaran, prosesnya lebih berpihak pada siswa. Siswa dapat merefleksikan kelemahan dan
kelebihannya dalam belajar. Sedangkan, evaluasi memiliki cakupan yang lebih luas hingga ranah
manajemen pendidikan, prosesnya berpihak pada kepentingan evaluator (Stiggins, 1994 ; Yulaelawati,
2004).

Dari uraian tersebut, diketahui bahwa asesmen dan evaluasi merupakan dua hal yang berbeda dan
berhubungan. Asesmen dilakukan untuk memperoleh data dan evaluasi dilakukan dengan memanfaatkan
data yang diperoleh dari asesmen (Kumano, 2001 ;  Gabel, 1993). Gabel (1993) mengemukakan bahwa
sebagian hasil dari asesmen dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi, dimana evaluasi tidak cukup hanya
diperoleh dari asesmen. Kemudian, hubungan antara asesmen, tes, pengukuran, dan evaluasi digambarkan
melalui diagram berikut.

Evaluasi dan Assessmen (Gabel, 1993)

Referensi
Apple, D. K., & Krumsieg, K. (1998). Process education teaching institute handbook. Corvalis, OR:
Pacific Crest Software.
Gabel, D. L. (1993). Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York: Maccmillian
Company.
Harris, B. M. (1985). Supervisory Behavior in Education. New Jersey: Prentice Hall.
Kizlik, B. (2012). Measurement, Assessment, and Evaluation in Education. Dipetik Februari 10, 2018,
dari http://drjj.uitm.edu.my
Kumano, Y. (2001). Authentic Assessment and Portofolio Assessment-It’s Theory and Practice. Japan:
Shizuoka University.
Popham, W. J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need It Know. Oxford: Pergamon Press.
Purwanto, N. (2002). Prinsip-prinsip Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda Karya.
Stiggins, R. J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing
Company.
Surbhi. (2016). Difference Between Assessment and Evaluation. Diambil kembali dari Key
Differences: https://keydifferences.com/difference-between-assessment-and-evaluation.html
Wiggins, G. (1984). A True Test: Toward More Authentic and Equitable Assessment. Phi Delta Kappan
70, (9), 703-713.
Yulaelawati, E. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya Karya.
Sumber Gambar Tajuk: eurekapendidikan.com

Anda mungkin juga menyukai