Disusun Oleh :
Kelompok Cancer
1
2
KATA PENGANTAR
Kelompok Cancer
ii
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan....................................................................... 6
D. Ruang Lingkup.......................................................................... 7
E. Manfaat Penulisan..................................................................... 7
iii
4
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian................................................................................. 49
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 52
C. Perencanaan............................................................................... 54
D. Tindakan.................................................................................... 54
E. Evaluasi..................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Depkes, RI, 2012). Gejala gangguan jiwa yang menonjol adalah unsur
psikisnya, tetapi yang sakit dan menderita tetap sebagai manusia seutuhnya
(Maramis, 2010).
(halusinasi dan waham), afek tidak wajar atau tumpul, gangguan kognitif
1
2
perilaku) dan gejala negatif (sikap masa bodoh (apatis), pembicaraan terhenti
tiba – tiba (blocking), menarik diri dari pergaulan sosial (isolasi sosial),
menurunnya kinerja atau aktivitas sosial sehari – hari (Keliat, 2011). Menurut
gangguan jiwa berat pada penduduk di Indonesia sebesar 7,0 per mil.
kronis yang dialami sekitar 1% penduduk. Beberapa gejala serius serta pola
rumah sakit jiwa, ialah pasien dengan skizofrenia Menurut hasil riset pasien
skizofrenia dapat sembuh 25%, dapat mandiri 25%, butuh bantuan 25%,
kondisi berat 25%. Skizofrenia ialah gangguan jiwa bersifat berat dengan
Jambi kasus yang tertinggi adalah Kota Jambi 1.106 pasien (16,4%)
sedangkan kasus terendah adalah Kabupaten Muaro Jambi 219 pasien (3,3%).
Diagnosa Keperawatan
No Ruangan
Halusinasi Waham PK HDR Isos DPD RBD
1. Epsilon 22 1 3 1 0 0 3
2. Srikandi 10 3 0 0 0 0 0
3. Arimbi 23 1 1 1 0 1 1
4. Beta 26 1 1 0 0 1 1
5. Arjuna 20 0 1 0 0 2 0
6. Yudistira 23 0 0 0 0 0 0
7. Gama 15 0 0 0 2 2 0
8. Shinta 6 0 1 0 0 4 0
9. Delta 18 0 0 1 0 0 0
10. Omega 9 0 1 0 0 0 0
11. Pega 11 2 0 0 0 1 0
183 8 8 3 2 11 5
Sumber : Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi, 2020
mengetahui apakah persepsi ini adalah nyata, dan biasanya pasien tidak
realitas secara akurat membuat hidup menjadi sulit, oleh karena itu halusinasi
presdisposisi dan presipitasi. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Stuart,
Keliat, & Pasaribu (2016) penyebab munculnya halusinasi ada dua yaitu
faktor predisposisi dan presipitasi. Faktor predisposisi terdiri dari (1) faktor
normla, (2) Faktor psikologis seperti pola asuh orang tua, kondisi keluarga
dan lingkungan, (3) Faktor sosial budaya seperti kondisi ekonomi, konflik
sosial, serta kehidupan yang terisolasi disertai stres. Sedangkan faktor lainnya
yaitu presipitasi yakni (1) faktor biologi yang terkait dalam gangguan
komunikasi dan putaran balik otak yang mengatur proses informasi, (2)
Faktor lingkungan yang mana terjadi tingkat stresor lingkungan di luar batas
mentoleransi stresor.
5
halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon klien saat
sebetulnya tidak ada. Pasien merasa ada suara padahal tidak ada stimulus
suara. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup
1. Lingkup materi
Materi yang dibahas dalam studi kasus ini adalah keperawatan jiwa
2. Responden
Responden pada studi kasus ini adalah satu pasien dengan gangguan
Jambi
3. Tempat
4. Waktu
Waktu pelaksanaan studi kasus dilakukan pada Bulan Oktober 2021 yang
laporan hasil.
E. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan
halusinasi penglihatan.
halusinasi penglihatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Halusinasi
1. Pengertian
yang nyata (Keliat, 2011). Halusinasi merupakan salah satu gejala yang
jumlah dan pola dari stimulus yang datang (diprakarsai dari internal dan
dengan stimulasi nyata dan orang lain tidak mendengarnya. Bisikan atau
suara yang dialami klien dapat berupa fantasi atau sesuatu yang
9
10
yang muncul adalah mengarahkan telinga pada sumber suara, bicara atau
3. Penyebab Halusinasi
a. Predisposisi
1) Faktor perkembangan
mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih
2) Faktor sosiokultural
3) Faktor biokimia
4) Faktor psikologis
b. Faktor presipitasi
1) Perilaku
dimensi yaitu:
a) Dimensi fisik
b) Dimensi emosional
ketakutan tersebut.
13
c) Dimensi intelektual
klien.
d) Dimensi sosial
orang lain individu cenderung untuk itu. Oleh karena itu, aspek
berlangsung.
e) Dimensi spiritual
tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal lambat jika sedang
dengan orang lain, rentang perhatian hanya beberapa detik atau menit,
(psikotik).
16
halusinasinya)
jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik. Gejala yang dapat
terlihat seperti perilaku eror akibat panik, potensi kuat suicide atau
5. Jenis Halusinasi
Jenis Halusinasi Menurut Yosep dalam Prabowo, 2014 halusinasi terdiri dari
sesuatu.
busuk, amis, dan bau menjijikan, tapi kadang terhidu bau harum.
17
Gangguan stimulusyang ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak
f. Halusinasi sinestetik
pembentuan urine
Gangguan jiwa yaitu suatu pola perilaku yang secara klinis bermakna yang
(Azizah, 2016) tanda dan gejala perlu diketahui agar dapat menetapkan
sesuatu
d. Disorientasi
i. Menarik diri
j. Sering melamun
7. Penatalaksanaan halusinasi
a. Psikofarmakologis
satu jenis gangguan psikosis (erlina, 2010). Pada klien halusinasi terapi
melewatkan aliran listrik melaui elecrode yang dipasang pada satu atau
c. Terapi kelompok
1. Pengkajian
e. Kegiatan sehari-hari
h. Pola koping
Selanjutnya pada proses pengkajian, hal penting yang perlu didapatkan adalah:
a. Jenis halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara dengan tujuan untuk
b. Isi halusinasi
halusinasinya.
d. Respons halusinasi
Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi itu muncul.
kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat
2. Diagnosa Keperawatan
c. Isolasi Sosial
22
3. Rencana Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
yang masih dibutuhkkan dan sesuai dengan kondisi pasien saat ini (Keliat
dkk, 2011).
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut PPNI (2016) evaluasi pada pasien dengan gangguan persepsi sensori
antara lain
1) Subyektif
2) Obyektif
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Klien
Umur : 34Tahun
No. MR : 083478
Kec. Palmerah
B. Alasan Masuk
Klien baru masuk IGD RS Jiwa Prov. Jambi tanggal 05 September 2021 09.00
WIB diantar oleh keluarga yang pertama kalinya dengan keluhan gelisah sejak
1 minggu sebelum masuk rumah sakit dengan gejala emosi labil, mengamuk,
merusak alat-alat rumah tangga, marah tanpa sebab, memukul orang tua dan
kakak klien. Klien juga sering berbicara sendiri, melihat bayangan hitam. 1
hari sebelum masuk rumah sakit, klien banyak diam tetapi saat diajak berbicara
25
26
C. Faktor Predisposisi
2. Pengobatan Sebelumnya.
3. Trauma
abangnya.
27
D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital:
P : 20 x/menit S : 36,8 °C
2. Ukuran :
3. Keluhan fisik :
Klien tidak adan mengeluhkan sakit fisik, secara keseluruhan kondisi fisik
E. Psikososial
1. GENOGRAM
Keterangan ;
: Perempuan : Pasien
c
: Laki-laki -------- : Tinggal satu rumah
c
28
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh yang ada pada dirinya, tidak ada
b. Identitas diri
c. Peran
Klien merupakan seorang anak dan anak kedua dari tiga bersaudara.
d. Ideal diri
e. Harga diri
Klien mengatakan merasa putus asa, klien merasa tidak percaya diri
dan kadang merasa tidak berarti bagi keluarganya dan merasa hanya
bekerja karena kondisinya saat ini. Klien mudah curiga dan mudah
3. Hubungan Sosial
a. Orang terdekat
4. Spiritual
b. Kegiatan ibadah
F. Status Mental
1. Penampilan
2. Pembicaran
3. Aktivitas Motorik
4. Alam Perasaan
5. Afek
7. Persepsi
mandi. Frekuensinya tidak menentu bisa 2-3 kali dan biasanya bayangan
terlihat pada sore atau malam hari. Jika bayangan itu muncul klien akan
penglihatan
8. Proses Pikir
sampai pada tujuan. Terkadang ucapan klien lari dari pembahasan. klien
9. Isi pikir
Saat dilakukan pengkajian, klien tidak ada waham, baik agama, somatik,
kebesaran, curiga, sisip psikis, siar pikir maupun kontrol pikir. Klien
31
tidak mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan alasan diantar ke
rumah sakit.
11. Memori
Klien mampu mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan. Klien
dahulu.
1. Makan
Klien mengatakan ia makan 3 x sehari yaitu pagi, siang dan malam. Klien
makan dengan nasi biasa dan ditambah lauk dan sayur. Klien mengatakan
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Klien makan dengan rapi dan
Dari hasil observasi klien pergi dan menggunakan WC sebagai tempat untuk
BAB dan BAK. Pasien mampu membersihkan diri dan lingkungan setelah
BAK dan BAB. Pasien tampak mampu dalam merapikan pakaian setalah
BAB dan BAK. Klien tidak ada keluhan dalam BAB dan BAK
3. Mandi
Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan rajin mandi, tetapi malas menyisir
rambut dan berdandan. Gosok gigi ada, gigi bersih dan mulut tidak bau
4. Pakaian
Klien terlihat tidak rapi, menyisir rambut bila diingatkan. Klien ganti pakaian 1
kali sehari. Klien mampu memilih dan mengenakan pakaian sendiri. Klien
5. Istirahat
33
Klien mengatakan selama di Rumah Sakit Jiwa klien lebih banyak tidur. Kien
tidur siang ± 3 jam dan malam ± 8 jam. Klien sebelum tidur tidak ada
mencuci muka, gosok gigi. Setelah bangun tidur klien mandi, sikat
6. Penggunaan obat
Klien mengatakan tidak tahu nama obat dan manfaat obat yang diminumnya.
mengatakan saat pulang nanti akan rutin dan patuh minum obat secara
teratur.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan jika klien boleh pulang klien akan melakukan program rawat
H. Mekanisme Koping
maladaptif. Koping maladaptif klien lebih banyak diam dan suka memendam
lebih memilih menyendiri. Koping adaptif klien tidak mencederai orang lain
ketika marah.
lingkungannya
Klien hanya tamat SMA dan tidak melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi.
Tidak ada masalah, klien tidak bekerja. Klien sehari-hari bekerja sebagai
ibu rumah tangga dan tidak pernah bekerja untuk mencari nafkah.
pasan.
Rumah klien berada dekat dengan puskesmas tempatnya kontrol berobat. Suami,
ibu dan kakak klien mau menjemputkan obat atau mengantar untuk control ke
puskesmas
J. Aspek Medis
1. Risperidon 2 x 3 mg /hari
K. Analisa Data
dilihat
Do :
1. Klien tampak ketakutan
2. Klien tampak sering
menyendiri
3. Klien tampak sering
duduk di sudut ruangan
L. Diagnosa Keperawatan
M. Intervensi
37
38
39
d. Senang menyampaikan
e. Cemas dampak yang akan
5. Mendiskusikan dengan klien apa yang dialaminya bila
dilakukan untuk mengatasi perasan klien menikmati
tersebut . a. Jika cara yang digunakan Halusinasinya
adaptif beri pujian . b. Jika cara yang 6. Klien mampu
digunakan maladaptif diskusikan kerugian mengenal cara baru
cara tersebut . untuk mengontrol
6. Mendiskusikan tentang dampak yang akan Halusinasi
dialaminya bila klien menikmati
Halusinasinya .
7. Menjelaskan cara mengontrol Halusinasi :
hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan
kegiatan
8. Melatih cara mengontrol Halusinasi
dengan menghardik :
a. Katakan pada diri sendiri nahwa “ini
tidak nyata !, saya tidak mau dengar“
b. Masukan pada jadual kegiatan untuk
latihan menghardik, beri pujian .
3 Rabu, Gangguan Klien dapat 1. Mengevaluasi kegiatan mengahardik . beri 1. Klien mampu
20/10/2021 sensori mengontrol pujian menyampaikan
09.00 WIB persepsi : dengan obat 2. Melatih cara mengontrol Halusinasi kemampuan
Halusinasi dengan obat, jelaskan menghardik
penglihatan a. Jenis 2. Klien mampu
b. Guna menyampaikan
c. Dosis /praktekan cara
d. Frekuensi obat .
e. Cara 3. Klien mampu
f. Kontinuitas minum obat merencanakan
3. Memasukkan pada jadual kegaitan untuk /jadwal kegiatan
latihan menghardik dan minum obat.
45
4 Kamis, Gangguan Klien dapat 1. Mengevaluasi kegiatan menghardik dan 1. Klien mampu
21/10/2021 sensori mengontrol minum obat . beri pujian menyampaikan
09.00 WIB persepsi : dengan 2. Menjelaskan cara bercakap-cakap dan kemampuan
Halusinasi bercakap- melakukan kegiatan untuk mengontrol menghardik dan
penglihatan cakap Halusinasi : minum obat.
3. Menjelaskan cara bercakap-cakap dan 2. Klien mampu
melakukan kegiatan untuk mengontrol menyampaikan
Halusinasi : a. Meminta orang lain untuk /praktekan cara
bercakap-cakap . b. Menyampaikan bercakap-cakap .
manfaat bercakap-cakap
5 Jum’at, Gangguan Klien dapat 1. Mengevaluasi kegiatan latihan 1. Klien mampu
22/10/ sensori mengontrol menghardik dan minum obat dan menyampaikan
2021 persepsi : dengan bercakap-cakap . beri pujian kemampuan
09.00 WIB Halusinasi melakukan 2. Melatih cara mengontrol Halusinasi menghardik,
penglihatan aktifitas dengan melakukan kegiatan harian (mulai minum obat dan
terjadwal . 2 kegiatan ) : a. Diskusikan dengan klien bercakapcakap .
kegiatan yang dapat dilakukan b. 2. Klien mampu
Anjurkan klien memilih dua untuk dilatih menyampaikan dan
c. Latih dua cara yang dipilih d. Latih dua praktekan aktifitas
cara yang terpilih . yang dapat
3. Memasukan jadwal kegiatan untuk latihan dilakukan.
menghardik, minum obat, bercakap-cakap 3. Klien mampu
dan kegiatan harian . merencanakan /
jadwal aktifititas
46
HARI/
DIAGNOSA
TANGGAL/ EVALUASI KEPERAWATAN PARAF
KEPERAWATAN
JAM
Senin, Gangguan Sensori Subjektif (S):
18 Oktober Persepsi : Halusinasi 1) Klien mengatakan namanya A .
2021 Penglihatan (SP 1) 2) Klien mengatakan mau
18.00 berkenalan.
3) Klien mengatakan melihat
bayangan hitam.
Objektif (O) :
1) Saat ditanya nama klien
menyebutkan namanya
2) Klien mau berjabat tangan.
3) Klien tampak sering melamun.
Analisa (A) : Gangguan Sensori
Persepsi : Halusinasi Pendengaran.
Planning (P) :
1) Lanjutkan intervensi selanjutnya
SP I Halusinasi yaitu menghardik .
2) Latihan cara mengontrol
Halusinasi satu yang diajarkan
perawat
Selasa, Gangguan Sensori Subjektif (S):
19 Oktober Persepsi : Halusinasi 1) Klien mengatakan namanya A .
2021 Penglihatan (SP 1) 2) Klien mengatakan mau berkenalan
18.00 3) Klien mengatakan melihat
bayangan hitam menyerupai orang
berbadan besar
Objektif (O) :
1) Saat ditanya nama klien
menyebutkan namanya
2) Klien mau berjabat tangan.
3) Klien tampak sering melamun.
Analisa (A) : Gangguan Sensori
Persepsi : Halusinasi Penglihatan .
Planning (P) :
1) Mengevaluasi SP I Halusinasi
yaitu menghardik .
2) Latihan cara mengontrol
Halusinasi, bagaimana halusinasi
dapat terjadi, isi dan waktu
47
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Keluhan Utama
tanpa sebab memukul orang tua dan kakak pasien. Pasien juga berbicara
sendiri, melihat bayangan hitam. Satu hari Sebelum Masuk Rumah Sakit
Pada tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan Halusinasi
50
3. Distorsi sensori
2. Menyendiri
3. Melamun
4. konsentrasi buruk
6. Mondar-mandir
7. Bicara sendiri
Dalam tinjauan kasus didapatkan tanda dan gejala yang muncul pada
kosentrasi pasien buruk, pasien suka melihat ke satu arah, bicara sendiri,
2. Tidak dapat membedakan yang nyata dan yang tidak nyata, karena
pasien meyakini bahwa saat pasien memukul ayahnya itu adalah karna
ubah topik.
2. Faktor Predisposisi
3. Konsep Diri
dengan halusinasi klien ingin sembuh dari penyakitnya agar bisa hidup
ideal diri dan harga diri klien mengatakan merasa putus asa, tidak percaya
diri dan kadang merasa tidak berarti bagi keluarganya dan merasa hanya
kondisinya saat ini. Klien mudah curiga dan mudah marah sehingga sulit
ini pasien tidak mampu melakukan apa-apa sebagai anak laki- laki
dikeluarganya.
B. Diagnosa Keperawatan
didapatkan dari pasien maka didapatkan data fokus pada pasien berupa alasan
pasien masuk dalam rumah sakit karena gelisah sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit dengan gejala emosi labil, mengamuk, merusak alat-alat
rumah tangga, marah tanpa sebab, memukul orang tua dan kakak klien. Klien
rumah sakit, klien banyak diam tetapi saat diajak berbicara klien cenderung
mengikuti kemauan sendiri, merasa paling benar dan pengertian kadang ada
kadang tidak Keluarga sempat membawa klien berobat kedukun namun tidak
3. Harga diri rendah , muncul karena pasien tidak percaya diri dan kadang
Halusinasi Penglihatan.
54
C. Intervensi Keperawatan
dengan perawat juga dapat menjelaskan respon yang dilakukan pasien bila
dengan pasien maka pasien dapat melakukan aktivitas yang terjadwal seperti
D. Implementasi Keperawatan
keperawatan pada situasi yang nyata, implementasi sering kali jauh berbeda
rencana tindakan masih dibutuhkan dan sesuai dengan keadaan pasien saat
ini. Sesuai dengan teori, pada saat akan melaksanakan tindakan keperawatan
hendaknya perawat membuat kontrak atau janji terlebih dahulu dengan pasien
yang isinya menjelaskan apa yang akan dikerjakan dan peran serta yang
tindakan yang telah dilaksanakan serta hasil respon pasien dalam tindakan
Dalam pertemuan pertama pasien mampu dan mau melakukan BHSP dengan
rumah sakit. Seperti pasien tidak sadar telah memukul ayahnya yang sedang
sholat dengan tangan karena pasien merasa bahwa ada yang mengambil alih
tubuhnya seperti makhluk ghoib serta pasien juga diajarkan oleh perawat
tidak mengalami hambatan yeng terjadi saat hasil wawancara respon pasien
temannya.
diajarkan perawat.
E. Evaluasi
pada tinjauan kasus evaluasi dapat dilakukan karena dapat diketahui keadaan
57
Pasien cukup kooperatif dan mampu berlatih apa yang di ajarkan oleh
perawat.
teman atau orang lain, pasien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan
harian. Pasien cukup kooperatif dan mampu berlatih apa yang diajarkan oleh
perawat.
kegiatan harian, dan pasien juga dapat memasukkan kegiatan kedalam jadwal
harian. Pasien kooperatif dan mampu berlatih apa yang diajarkan oleh
perawat. Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat dicapai karena adanya
kerjasama yang baik antara pasien dan perawat. Hasil evaluasi pada Tn. S
keadaan pasien dan masalah secara langsung, dilakukan setiap hari selama
58
A. Kesimpulan
Yudhistira Rumah Sakit Jiwa Daerah Kota Jambi dengan Gangguan Persepsi
1. Pengkajian
Hasil pengkajian didapatkan data subjektif dan data objektif pada kasus
terdapat kesamaan antara teori dan kasus. Data subjektif yang ditemukan
pada Tn.A adalah klien mengatakan melihat bayangan hitam, klien sering
membunuhnya.
Halusinasi Penglihatan.
dengan orang lain, melakukan kegiatan terjadwal dan minum obat secara
teratur.
hasil bahwa :
B. Saran
1. Bagi Perawat
3. Bagi Kelompok