PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Latar Belakang Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja
baik di rumah, di tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Anakanak kecil dan
orang tua merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar. Penyebab luka
bakar pun bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas, bahan kimia, aliran listrik
dan lain-lain. Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga
dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Perawatan luka bakar disesuaikan dengan penyebab
luka bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam
memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan dengan luka bakar yang hanya sedikit dan
superfisial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar karena terkena
zat kimia atau radiasi membutuhkan penanganan yang berbeda meskipun luas luka bakarnya
sama. Luka bakar masih merupakan problema yang berat. Perawatan dan rehabilitasnya masih
sukar dan memerlukan ketekunan serta biaya yang mahal, tenaga terlatih dan terampil. Mengingat
banyaknya masalah dan komplikasi yang dapat dialami pasien, maka pasien luka bakar
memerlukan penanganan yang serius. Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks
yang dapat meluas melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan beberapa 16 keadaan
yang mengancam kehidupan. Dua puluh tahun lalu, seorang dengan luka bakar 50% dari luas
permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan pengobatan dapat terjadi gangguan
fungsional, hal ini mempunyai harapan hidup kurang dari 50%. Sekarang, seorang dewasa dengan
luas luka bakar 75% mempunyai harapan hidup 50%. dan bukan merupakan hal yang luar biasa
untuk memulangkanpasien dengan luka bakar 95% yang diselamatkan. Pengurangan waktu
penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk mencegah komplikasi, pemeliharaan
fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat
meningkatkan rata-rata harapan hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius. Beberapa
karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik
ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan
permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan
tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang
disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi
dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka
bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan
listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko
nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki
atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik
pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang
anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat 17 diperlukan untuk mengenal perbedaan
dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya
komplikasi multi organ yang menyertai. Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar
berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status
kesehata n sebelumnya dan inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan pengaruh
lain yang menyertai. Klien luka bakar sering mengalami kejadian bersamaan yang merugikan,
seperti luka atau kematian anggota keluarga yang lain, kehilangan rumah dan lainnya. Klien luka
bakar harus dirujuk untuk mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik untuk menangani
segera dan masalah jangka panjang yang menyertai pada luka bakar tertentu. World Health
Organization’s (WHO) melaporkan pada tahun 2004, angka kejadian luka bakar diseluruh dunia
rata-rata 110/100.000 orang tiap tahunnya dan diperkirakan 310.000 orang meninggal akibat luka
bakar (Othman et al., 2010). Pada tahun 2015, sekitar 486.000 kejadian luka bakar yang terjadi di
Amerika Serikat, 40.000 diantaranya membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 30.000 yang
perlu dirawat dipusat-pusat perawatan luka bakar (ABA, 2016). Di Indonesia belum ada angka
pasti mengenai luka bakar, tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk serta industri, angka
luka bakar tersebut semakin meningkat (Hasibuan et al., 2010).
B. RumusanMasalah
masalah yaitu :
medis Luka bakar di ruang bedah RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi
C. TujuanPenulisan
1. Tujuan Umum
pasien Tn. D dengan diagnosa medis Luka bakar di ruang bedah RSUD Raden Mattaher
Provinsi Jambi
2. TujuanKhusus
1. melakukan pengkajian pada pasien Tn. D dengan diagnosa medis Luka bakar di ruang
2. menegakkan rencana asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien Tn. D dengan
diagnosa medis Luka bakar di ruang bedah RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi
3. menyusun rencana asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien Tn. D dengan
diagnosa medis hisprung di ruang bedah RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi
4. melakukan asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien Tn. D dengan diagnosa
5. melakukan evaluasi asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien Tn. D dengan
diagnosa medis hisprung di ruang bedah RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi
B. RuangLingkup
1. Lingkupmateri
Materi yang dibahas dalam studi kasus ini adalah keperawatan medikal bedah
PROV. JAMBI
2. Responden
Responden pada studi kasus ini adalah satu pasien yang mengalami luka bakar di
3. Tempat
4. Waktu
Waktu pelaksanaan studi kasus dilakukan pada Bulan Februari 2022 yang dimulai
dari studi pendahuluan, pelaksanaan studi kasus sampai dengan laporan hasil.
C. ManfaatPenulisan
1. Manfaat teoritis
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan untuk
2. Bagi Rumah sakit Memberikan masukan bagi tim kesehatan di rumah sakit
klien dengan luka bakar sehingga dapat menambah referensi dan acuan dalam
memahami Asuhan Keperawatan pada klien dengan luka bakar
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi.
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh
2. Etiologi
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma yang memiliki morbiditas dan
mortalitas yang tinggi sehingga memerlukan perawatan yang khusus mulai fase
awal hingga fase lanjut. Etiologi terjadinya luka bakar yaitu (Hardisman, 2016):
a. Scald Burns
Luka bakar yang disebabkan karena uap panas, biasanya terjadi karena air
panas dan sering terjadi dalam masyarakat. Air pada suhu 690C menyebabkan luka
bakar parsial atau dalam waktu dengan waktu hanya dalam 3 detik.
b. Flame Burns
cairan yang mudah terbakar, tabrakan kendaraan bermotor dan kain terbakar oleh
c. Flash Burns
Luka bakar yang disebabkan oleh ledakan gas alam, propana, butana, minyak
Luka bakar yang disebabkan dari logam panas, plastik, gelas atau batu bara panas
e. Chemical Burns
Luka bakar yang diakibatkan oleh iritasi zat kimia, yang bersifat asam kuat atau basa
kuat.
f. Electrical Burns
Luka bakar yang disebabkan oleh benda-benda yang dialiri arus listrik.
3. Manifestasi klinis
1. Manifestasi Klinis
terasa nyeri.
epidermis dan dermis telah rusak dan telah pula merusak jaringan di
disentuh, tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit telah
sangat sedikit
b) Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang
dari 10 %
c) Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun
perineum.
perineum
1) Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal
sistemik.
telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur
c) Keadaan hipermetabolisme.
3) Fase lanjut
Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut
kontraktur
Walles dari Walles. Perhitungan cara ini hanya dapat diterapkan pada
dan 1 tahun.
Gambar 2.6 Penilaian luas luka bakar dengan rule of nine / rule of
Wallace
6) Punggung :9%
7) Bokong :9%
8) Genetalia :1%
Total : 100%
4. Patofisiologi
koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa
bakar elektrik atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis
bakar dan lamanya kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama 15 menit
dengan air panas dengan suhu sebesar 56.1 0 C mengakibatkan cidera full
thickness yang serupa. Perubahan patofisiologik yang disebabkan oleh
luka bakar yang berat selama awal periode syok luka bakar mencakup
berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan
syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam
akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan terhadap
dramatis pada saat terjadi syok luka bakar. Kehilangan cairan dapat
mencapai 3-5 liter per 24 jam sebelum luka bakar ditutup. Selama syok
luka bakar, respon luka bakar respon kadar natrium serum terhadap
asupan cairan. Selain itu juga terjadi anemia akibat kerusakan sel darah
Kasus luka bakar dapat dijumpai hipoksia. Pada luka bakar berat,
pada lokasi cidera akan menghasilkan hemoglobin bebas dalam urin. Bila
radiasi elektromagnetik.
5. Pathway keperawatan
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan kondisi dan tempat pasien
unit gawat darurat, penanganan di ruangan intensif dan bangsal. Tindakan yang
dilakukan antara lain terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri pasien dengan luka
dengan pemberian obat antibiotik sistemis. Pemberian obat- obatan topikah anti
mikrobial bertujuan tidak untuk mensterilkan luka akan tetapi untuk menekan
obatobatan topikah secara tepat dan efektif dapat mengurangi terjadinya infeksi
luka dan mencegah sepsis yang sering kali masih terjadi penyebab kematian
pasien
7. Pemeriksaan penunjang
edema cairan.
distritmia.
16. Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka
bakar
Dignosa keperawatan
obtruksi trakeabronkial; edema mukosa dan hinganya kerja silia; luka bakar