Anda di halaman 1dari 63

1

Paket Modul 3
Modul 3.1
“Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran”

Penulis Modul:
Andri Nurcahyani, S.Pd, M.S
Diah Samsiati Rajasa, M.Sc

Penafian (Disclaimer): Buku ini merupakan modul pegangan untuk peserta


Program Pendidikan Guru Penggerak. Modul ini disusun dan ditelaah oleh berbagai
pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini
merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbarui dan
dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan
dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas modul ini.
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan
Tenaga Kependidikan
Guru Penggerak merupakan episode kelima dari rangkaian kebijakan Merdeka
Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) dan dijalankan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen GTK). Program Guru Penggerak ini bertujuan untuk
menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu
mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam
mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran
yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi
ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Untuk mendukung tercapainya tujuan itu, Program Pendidikan Guru Penggerak


(PPGP) dijalankan dengan menekankan pada kompetensi kepemimpinan
pembelajaran (instructional leadership) yang mencakup komunitas praktik,
pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran berdiferensiasi yang sesuai
perkembangan murid, dan kompetensi lain dalam pengembangan diri dan sekolah.
Kompetensi tersebut dituangkan ke dalam tiga paket modul, yaitu paradigma dan
visi Guru Penggerak; praktik pembelajaran yang berpihak pada murid; dan
pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah. Selanjutnya, ketiga paket
modul tersebut diperinci menjadi 10 bagian, termasuk modul yang Anda baca
sekarang. Program pendidikan ini dijalankan selama sembilan (9) bulan yang terdiri
dari kelas pelatihan daring, lokakarya, dan pendampingan. Proses pendidikan ini
mengedepankan coaching dan on-the-job training, yang artinya selama belajar, guru
tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus menerapkan pengetahuan yang
didapat dari ruang pelatihan ke dalam pembelajaran di kelas. Dengan demikian,
kepala sekolah dan pengawas menjadi mitra seorang calon guru penggerak dalam
mempersiapkan diri menjadi pemimpin.

i
Di dalam proses pelaksanaan PPGP, Calon Guru Penggerak (CGP) akan sering
iajak untuk merefleksikan praktik pembelajaran yang sudah dijalankan serta
berdiskusi dan berkolaborasi dengan sesama CGP maupun komunitas di sekitarnya.
Keseluruhan pengalaman belajar itu diramu dalam siklus MERRDEKA, yang diawali
dengan Mulai dari Diri, lalu dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang
Kolaborasi; Refleksi Terbimbing; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman;
Koneksi Antarmateri; dan ditutup dengan Aksi Nyata. Diharapkan model
pembelajaran yang berbasis pengalaman seperti ini dapat mewujudkan guru dan
murid merdeka yang menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPGP. Semoga
Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang kita lakukan demi
pendidikan Indonesia. Amin.

Jakarta, Juli 2020

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga


Kependidikan,

Iwan Syahril, Ph.D.

ii
Surat dari Instruktur
Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak (CGP)!

Selamat! Anda telah bersedia menyediakan waktu untuk menjadi bagian dari
Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP). Bapak/Ibu adalah individu-individu
terpilih yang proaktif serta memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap
kemajuan dan mutu pendidikan di Indonesia, dan untuk itulah program pendidikan
ini dibentuk dan dikembangkan.

Dalam Modul 3.I ini, pembahasan akan dipertajam kepada keberhasilan seorang
pemimpin dalam mengemban salah satu tugas tersulit, yaitu mengambil suatu
keputusan yang efektif. Keputusan-keputusan ini, secara langsung atau tidak
langsung bisa menentukan arah dan tujuan institusi atau lembaga yang dipimpin
Anda, yang tentunya berdampak kepada mutu pendidikan yang didapatkan murid-
murid Anda sekalian. Di sini kita akan membahas secara mendalam, baik itu berupa
refleksi pribadi ataupun mengkritisi suatu pengambilan keputusan atau membuat
suatu keputusan yang kreatif. Kegiatan-kegiatan ini pun tentu bisa berupa tugas
mandiri atau tugas kelompok, selanjutnya Anda akan diminta untuk
mempraktikkan aspek-aspek apa saja perlu dilakukan atau diperhatikan sebelum
dan sesudah pengambilan suatu keputusan dibuat.

Pada modul ini, kami akan menyertakan banyak studi kasus yang memiliki unsur
dilema etika. Apakah itu dilema etika? Apakah perbedaannya dengan bujukan
moral, dan bagaimana mengenali di antara keduanya? Anda juga akan diajak untuk
memutuskan berbagai studi kasus dilema etika berdasarkan 4 (empat) paradigma
serta mendalami kecenderungan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang melandasi
cara berpikir Anda selama ini, yang berakibat kepada pengambilan keputusan yang
Anda tentukan. Prinsip-prinsip apa yang selama ini Anda anut, dalam pengambilan
suatu keputusan? Setelah pengambilan keputusan diambil perlukan kita
menganalisis kembali keputusan-keputusan kita, untuk apa? Bagaimana menguji

iii
pengambilan keputusan kita sendiri, apakah keputusan tersebut sudah efektif atau
tepat sasaran?

Pada akhirnya, kami harapkan Anda akan menikmati proses perjalanan


pembelajaran Anda. Kami harapkan proses pembelajaran ini dapat mengantarkan
Anda menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang lebih baik, berkualitas dan
mandiri. Semoga waktu yang telah Anda sisihkan ini bisa dipergunakan dengan
sebaik-baiknya dan tentunya ilmu yang Anda dapatkan pada program pendidikan
guru penggerak ini kelak bermanfaat untuk diri Anda sendiri dan tentu untuk
lingkungan Anda. ‘Janganlah berjuang untuk menjadi orang yang sukses, namun
berjuanglah untuk menjadi orang yang bermanfaat’ (Albert Einstein).

Teruslah bertanya, teruslah belajar dan teruslah bermanfaat!

Salam,
Instruktur Modul 3.1

iv
Daftar isi

Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan .................................. i


Surat dari Instruktur................................................................................................................................ iii
Daftar isi.......................................................................................................................................................... v
Capaian yang diharapkan ....................................................................................................................... 1
Ringkasan Alur Belajar ‘MERRDEKA’ ............................................................................................... 3
Pembelajaran 1: Mulai Dari Diri .......................................................................................................... 6
Pembelajaran 2.1: Eksplorasi Konsep .............................................................................................. 8
Pembelajaran 2.2: Eksplorasi Konsep ........................................................................................... 15
Pembelajaran 2.3: Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan ............................. 18
Pembelajaran 2.4: Eksplorasi Konsep-Forum Diskusi .......................................................... 24
Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi ................................................................................................. 31
Pembelajaran 4: Refleksi Terbimbing ........................................................................................... 37
Pembelajaran 5: Demonstrasi Kontekstual ................................................................................ 39
Pembelajaran 6: Elaborasi Pemahaman ....................................................................................... 45
Pembelajaran 7: Koneksi Antarmateri .......................................................................................... 46
Pembelajaran 8: Aksi Nyata ............................................................................................................... 49
Penutup ........................................................................................................................................................ 51
Daftar Pustaka ........................................................................................................................................... 52

v
vi
Capaian yang diharapkan
Capaian Umum Modul 3.1

Secara umum, profil kompetensi Guru Penggerak yang ingin dicapai dari modul ini
adalah:

• mampu melakukan pengambilan keputusan berdasarkan prinsip pemimpin


pembelajaran.
• mampu menyadari dan menggunakan prinsip moral dalam melakukan
pengambilan keputusan
• mampu menerapkan strategi untuk menghindari adanya isu kode etik
kepemimpinan sekolah dan konflik kepentingan

Capaian Khusus Modul 3.1

1. CGP dapat melakukan praktik keputusan yang berdasarkan prinsip


pemimpin pembelajaran
2. CGP dapat mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang
dihadapi oleh dirinya sendiri maupun orang lain; CGP mampu bersikap
reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut.
3. CGP dapat memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan
untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan.
4. CGP dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan
yang diambil dalam dilema pengambilan keputusan; CGP bersikap reflektif,
kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.

Isi Materi Modul


1. Bagaimana suatu pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
diputuskan pada kasus-kasus dilema etika.
2. Apa perbedaan antara ‘Dilema Etika’ dan ‘Bujukan Moral,’ serta paradigma
apa saja yang terkandung dalam sebuah kasus dilema etika?

1
3. Prinsip-prinsip apa saja yang terkandung pada seseorang dalam mengambil
suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran?
4. Bagaimana kita bisa menganalisis efektifitas sebuah proses pengambilan
keputusan yang telah diambil dan bagaimana kita menguji keputusan yang
telah diambil.

Sumber Belajar
a. Video animasi perbedaan dilema etika dan bujukan moral.
b. Video Studi Kasus 4 paradigma dilema etika.
c. Video animasi 3 prinsip dilema etika.
d. Tautan: https://docs.google.com/forms/d/1cO5I4dl-
HOoPV2_mDrIz4ilAGSdj8Vy5-U2XLTcbrtI/edit?usp=sharing,
e. Pertanyaan-pertanyaan serta pemahaman terhadap 3 prinsip dilema etika
melalui tautan:
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfQzzJOVclJXFVPtSJZV3Uo82
_dyI2TlVgng47G6lfyzbQuhA/viewform?usp=pp_url
f. Daftar Tugas/Checklist Ruang Kolaborasi:
https://docs.google.com/document/d/1VZVIqFz1LbwM4V4ynCMg1RAwW
ApdpuYXx2D_Estj_HU/edit?usp=sharing
g. Daftar Tugas/Checklist Jurnal Monolog:
https://docs.google.com/document/d/1EEN5nnCr5EicLRkbvTcYZ--
Tdo52RGvIDgnPI5qUpGw/edit?usp=sharing
h. Rubrik Ruang Kolaborasi Pembuatan dan Presentasi Kasus Dilema Etika.
i. Rubrik Jurnal Monolog

2
Ringkasan Alur Belajar ‘MERRDEKA’
Mulai dari Diri:
a. Mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) tentang proses
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang berada di
antara berbagai pemangku kepentingan.
b. Memberi tanggapan atau membagi pengalaman pengambilan keputusan di
sekolah asal, proses pemimpin pembelajaran mengambil keputusan,
bagaimana prosesnya dan hasilnya.

Eksplorasi Konsep
Dilema Etika vs Bujukan Moral
a. Membedakan dilema etika/ethical dilemma dengan bujukan moral/moral
temptation, mengidentifikasi jenis-jenis dilema berdasarkan 4 paradigma
b. Memahami 4 paradigma dilema etika dan membuat inferensi/kesimpulan,
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Prinsip Pengambilan Keputusan


a. Memahami bahwa pada diri kita sudah tertanam prinsip-prinsip tanpa kita
menyadarinya yang akhirnya menentukan kecenderungan seseorang dalam
mengambil keputusan.
b. Mempertanyakan pemahamannya tentang ketiga prinsip pengambilan
keputusan.

Forum Diskusi – Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan


Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam situasi
dilema etika yang dihadapi seseorang serta mendiskusikan langkah
pengambilan dan pengujian tersebut.

3
Ruang Kolaborasi:
Menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4
paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian dalam suatu
tugas kelompok.

Refleksi Terbimbing:
Refleksi dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan
keputusan yang telah dilalui dan menggunakan pemahaman baru untuk
memperbaiki proses pengambilan keputusan yang telah dilakukan.

Demonstrasi Kontekstual:
CGP diharapkan dapat mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan
yang telah dipelajarinya tentang berbagai paradigma, prinsip, pengambilan
dan pengujian keputusan pada konteks di sekolah asal masing-masing
dengan mulai merancang tindakan untuk mentransfer dan menerapkan
pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di
sekolah/lingkungan asal Anda.

Elaborasi Pemahaman:
Menuliskan pertanyaan-pertanyaan untuk mengelaborasi pemahaman
tentang konsep yang belum dipahami, hal-hal yang menarik atau tak terduga,
dan pertanyaan-pertanyaan lanjutan melalui tautan di LMS.

Koneksi Antar Materi:


Membuat kesimpulan (sintesis) dari pengetahuan modul-modul sebelumnya
dan keterkaitan dengan materi materi pengambilan keputusan.

Aksi Nyata:
Mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan
pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal. CGP akan
menjalankan rancangan yang sudah dibuat pada tahap koneksi antar materi
dan mendokumentasikan proses yang terjadi dalam bentuk foto atau video

4
dan mengunggahnya sebagai portofolio

Protokol atau Kode Etik Pembelajaran/Pelatihan:

Selama mengikuti pembelajaran Modul 3.1, segala informasi studi kasus yang
disampaikan baik oleh pihak instruktur, fasilitator, atau calon guru penggerak
(CGP) akan merupakan informasi yang semata-mata dipergunakan untuk
keperluan pembelajaran/pelatihan ini; setiap anggota yang terlibat dalam
pelatihan/ pembelajaran ini perlu menjunjung tinggi kerahasiaan individu atau
lembaga yang menjadi pembahasan studi kasus yang dipelajari/dianalisis.

5
Pembelajaran 1: Mulai Dari Diri
Waktu: 2 JP
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Mengaktifkan pengetahuan awal (prior knowledge) tentang proses pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang berada di antara berbagai
pemangku kepentingan, di antaranya murid, orang tua murid, guru, yayasan dan
pihak komunitas sekolah.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, Anda pasti sering dihadapkan dalam


situasi di mana Anda diharuskan mengambil suatu keputusan. Namun, seberapa
sering keputusan tersebut melibatkan kepentingan dari masing-masing pihak yang
sama-sama benar, tapi saling bertentangan satu dengan yang lain?

Bagaimana pengalaman Anda dalam menghadapi situasi seperti ini? Pemikiran-


pemikiran seperti apa yang melandasi pengambilan keputusan Anda? Kemudian,
setelah mengambil keputusan tersebut, pernahkah Anda menjadi ragu-ragu dan
menanyakan diri Anda sendiri apakah keputusan yang diambil telah tepat, ada
perasaan tidak nyaman dalam diri Anda, atau timbul pemikiran mengganjal dalam
diri Anda seperti, ‘Apakah ini sesuai peraturan?’ atau ‘Bagaimana panutan saya akan
berlaku dalam hal seperti ini?’

Tugas Anda:
• Bacalah studi kasus pengambilan keputusan yang telah disediakan di tautan
https://docs.google.com/forms/d/1cO5I4dl-HOoPV2_mDrIz4ilAGSdj8Vy5-
U2XLTcbrtI/edit?usp=sharing dan jawablah pertanyaan-pertanyaannya.
• Di sini tidak ada jawaban benar atau salah. Hal ini dilakukan semata-mata
untuk meninjau pengetahuan dan pengalaman awal Anda dalam memahami
topik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
• Berilah komentar pada pekerjaan CGP lain di kolom komen pada LMS.

6
Setiap CGP minimal mengomentari pekerjaan 2 CGP lain.
• Bagilah pengalaman di sekolah asal Anda, bagaimana Anda sebagai seorang
pemimpin pembelajaran mengambil suatu keputusan atau bagaimana Anda
melihat pimpinan di sekolah Anda mengambil suatu keputusan? Di sini
pemimpin pembelajaran bisa seorang guru yang harus mengambil
keputusan-keputusan setiap harinya di dalam kelas, atau seorang murid
yang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam proses pembelajarannya
ataupun pimpinan di sekolah asal Anda yang seringkali perlu mengambil
keputusan sulit dalam tugas sehari-harinya.
• Ajukan pertanyaan-pertanyaan atau harapan-harapan Anda mengenai
materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, baik untuk
diri Anda maupun kelak untuk murid-murid dan lingkungan Anda.
• Setelah membayangkan diri Anda mengambil keputusan yang telah
ditentukan, apakah Anda pernah bertanya kembali kepada diri sendiri,
apakah keputusan yang diambil telah tepat, atau sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi, apakah Anda pernah memiliki rasa tidak
nyaman atas keputusan-keputusan yang telah dibuat?
• Setelah tuntas membaca dan menjawab pertanyaan pada tautan di atas,
kumpulkan tugas sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan di LMS.

Peran Fasilitator:
• Fasilitator akan meminta CGP untuk menjawab dan membahas pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan pada LMS.
• Fasilitator mengingatkan CGP untuk memberikan komentar terhadap
pekerjaan CGP lain, minimal 2 komentar.
• tautan Google Form: https://docs.google.com/forms/d/1cO5I4dl-
HOoPV2_mDrIz4ilAGSdj8Vy5-U2XLTcbrtI/edit?usp=sharing
• Fasilitator perlu mengingatkan dan meyakini bahwa setiap CGP mengetahui
tenggat waktu pengumpulan Survei Pengetahuan Awal. Sebutkan hari/tanggal
dan waktu.

7
Pembelajaran 2.1: Eksplorasi Konsep
Waktu: 3JP
Tujuan Pembelajaran Khusus:
• CGP dapat membedakan dilema etika/ethical dilemma dengan bujukan
moral/moral temptation.
• CGP dapat mengidentifikasi jenis dilema berdasarkan 4 paradigma, baik
dilema yang dihadapi orang lain maupun diri sendiri.
• CGP bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema
tersebut.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,


Dalam Pembelajaran 1, Anda sudah mengingat kembali peristiwa di mana Anda
mengambil sebuah keputusan sulit. Namun, perlu kita ketahui bahwa tidak semua
keputusan sulit tersebut merupakan dilema etika. Ada kalanya itu lebih berupa
bujukan moral. Untuk mendalami lebih lanjut apa perbedaan keduanya, di
Pembelajaran 2 ini kita akan mempelajari jenis-jenis dilema dan paradigma dalam
pengambilan keputusan. Sebelumnya, simaklah pertanyaan pemantik berikut dan
nilailah mana yang merupakan dilema etika dan mana yang bujukan moral.

Pertanyaan Pemantik:
Keputusan apa yang akan Anda ambil dalam situasi-situasi di bawah ini?
1. Rayhan adalah seorang murid kelas 12 yang sangat berbakat dalam bidang
seni. Dia juga sopan dan baik hati. Dia selalu membuat orang terkesan dengan
karya-karya seni yang dibuatnya. Namun dia tidak menyukai pelajaran
Matematika. Nilai-nilainya untuk pelajaran Matematika selalu dibawah KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Sebelum mengikuti Ujian Akhir SMA dan
pengumuman kelulusan SMA, Rayhan sudah diterima di universitas
pilihannya di jurusan Seni. Pada hari Ujian Sekolah pelajaran Matematika,
Anda adalah guru pengawas ujiannya. Anda memergoki Rayhan menyontek
pada saat ujian sekolah Matematika. Setelah ujian selesai, Anda
memanggilnya ke ruangan Anda. Rayhan mengaku kalau ia menyontek, tapi

8
ia mohon Anda tidak melaporkannya pada kepala sekolah. Ia melakukannya
hanya untuk lulus SMA agar bisa kuliah di universitas impiannya. Apa yang
akan Anda lakukan? Apakah Anda akan tetap melaporkan kepada kepala
sekolah atau menyimpan rahasia ini rapat-rapat?

2. Anda adalah bendahara panitia acara Pentas Seni Akhir Tahun di sekolah
Anda. Setelah acara selesai, ketua panitia meminta Anda menggunakan dana
yang tidak terpakai untuk acara pembubaran panitia dengan mengadakan
pesta kecil-kecilan. Ketua panitia meminta Anda sebagai bendahara panitia,
untuk membuat kuitansi palsu untuk membiayai acara tersebut karena dana
tersebut tidak boleh digunakan untuk kegiatan semacam itu. Apa yang akan
Anda lakukan?

Situasi yang manakah yang lebih menantang/sulit bagi Anda untuk mengambil
keputusan? Mengapa?

Eksplorasi Mandiri:

• Silakan Anda simak sebuah video animasi tentang perbedaan antara dilema
etika (ethical dilemma) dengan bujukan moral (moral temptation).
• Bacalah kembali kasus di sekolah Anda masing-masing yang telah Anda tulis
di akhir pembelajaran Mulai dari Diri dan buatlah analisis apakah itu
termasuk dilema etika atau bujukan moral dan sebutkan alasannya.
• Silakan Anda baca artikel di bawah ini dan lanjutkan dengan video dilema
etika setelahnya. Kemudian, kerjakanlah beberapa pertanyaan yang
tercantum.

9
Artikel

Empat Paradigma Dilema Etika

Dari pengalaman kita bekerja kita pada institusi pendidikan, kita telah mengetahui
bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu.

Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari
yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan,
persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika
yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)


2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Secara lebih rinci, berikut adalah penjelasan dari keempat paradigma tersebut:

Individu lawan masyarakat (individual vs community)


Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan
sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa
juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau
kelompok kecil melawan kelompok besar.

“Individu” di dalam paradigma ini tidak selalu berarti “satu orang”. Ini juga dapat
berarti kelompok kecil dalam hubungannya dengan kelompok yang lebih besar.
Seperti juga “kelompok” dalam paradigma ini dapat berarti kelompok yang lebih
besar lagi. Itu dapat berarti kelompok masyarakat kota yang sesungguhnya, tapi juga
bisa berarti kelompok sekolah, sebuah kelompok keluarga, atau keluarga Anda.

10
Dilema individu melawan masyarakat adalah bagaimana membuat pilihan antara apa
yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil , dan apa yang benar untuk yang lain,
kelompok yang lebih besar. Guru kadang harus membuat pilihan seperti ini di dalam
kelas. Bila satu kelompok membutuhkan waktu yang lebih banyak pada sebuah tugas,
tapi kelompok yang lain sudah siap untuk ke pelajaran berikutnya, apakah pilihan
benar yang harus dibuat? Guru mungkin menghadapi dilema individu lawan kelompok.

Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)


Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti
aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan
yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena
kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain.

Kadang memang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat


pengecualian juga merupakan tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan
dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan
untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan)
Misalnya ada peraturan di rumah Anda harus ada di rumah pada saat makan malam.
Misalnya suatu hari Anda pulang ke rumah terlambat karena seorang teman
membutuhkan bantuan Anda. Ini dapat menunjukkan dilema keadilan lawan rasa
kasihan, terhadap orang tua Anda. Apakah ada konsekuensi dari melanggar peraturan
tentang pulang ke rumah tepat waktu untuk makan malam, atau haruskah orang tua
Anda membuat pengecualian?

Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)


Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi
dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan
berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur
menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada
profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.

11
Pada jaman perang, tentara yang tertangkap kadang harus memilih antara
mengatakan yang sebenarnya kepada pihak musuh atau tetap setia kepada teman
tentara yang lain. Hampir dari kita semua pernah mengalami harus memilih antara
mengatakan yang sebenarnya atau melindungi teman (saudara) yang dalam masalah.
Ini adalah salah satu contoh dari pilihan atas kebenaran melawan kesetiaan.

Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)


Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih
antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan
datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari, atau
pada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia secara global, misalnya
lingkungan hidup dll.

Orang tua kadang harus membuat pilihan ini. Contohnya: Mereka harus memilih antara
seberapa banyak uang untuk digunakan sekarang dan seberapa banyak untuk
ditabung nanti. Pernahkah Anda harus memilih antara bersenang-senang atau melatih
instrumen musik atau berolahraga? Bila iya, Anda telah membuat pilihan antara jangka
pendek melawan jangka panjang.

Artikel disarikan dari Buku “How Good People Make Tough Choices: Resolving the
Dilemmas of Ethical Living, Rusworth M.Kidder, 1995, USA: HarperCollins Publishers

• Untuk memperjelas pemahaman Anda mengenai 4 paradigma dilema etika, kami


sudah menyiapkan 4 dilema etika dalam video.

Tugas Anda
Setelah menonton video, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk
masing-masing cerita:

1. Siapa yang menghadapi dilema?

12
Dilema 1: ________________________________________________________________________
Dilema 2: ________________________________________________________________________
Dilema 3: ________________________________________________________________________
Dilema 4: ________________________________________________________________________

2. Apakah dua kebenaran yang ada?


Dilema 1
Adalah benar jika tokoh tersebut_________________________________________
Karena _________________________________________________________________
Tapi benar juga jika dia _________________________________________________
Karena _________________________________________________________________

Dilema 2
Adalah benar jika tokoh tersebut_________________________________________
Karena _________________________________________________________________
Tapi benar juga jika dia _________________________________________________
Karena _________________________________________________________________

Dilema 3
Adalah benar jika tokoh tersebut_________________________________________
Karena _________________________________________________________________
Tapi benar juga jika dia _________________________________________________
Karena _________________________________________________________________

Dilema 4
Adalah benar jika tokoh tersebut_________________________________________
Karena _________________________________________________________________
Tapi benar juga jika dia _________________________________________________
Karena _________________________________________________________________

13
3. Paradigma mana yang terjadi pada masing-masing dilema?
Cerita 1: Dilema ________________lawan ______________________________
Cerita 2: Dilema ________________lawan ______________________________
Cerita 3: Dilema ________________lawan_______________________________
Cerita 4: Dilema ________________lawan_______________________________

4. Dapatkah lebih dari satu dilema, berlaku untuk cerita yang sama? Bila iya,
yang manakah dan mengapa?
___________________________________________________________________________
[Dari Elementary Decision Skills oleh Paula Mirk, Institute for Global
Ethics, www.globalethics.org]

Peran Fasilitator:

• Fasilitator mengingatkan CGP untuk menonton video tentang perbedaan


dilema etika dan bujukan moral dan dua situasi yang dijabarkan dalam bagian
pertanyaan pemantik
• Fasilitator mengingatkan CGP menonton video tentang 4 paradigma dilema
etika dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam modul dan membuka forum
diskusi dan meminta pendapat beberapa CGP tentang jawaban pertanyaan-
pertanyaan tersebut.

14
Pembelajaran 2.2: Eksplorasi Konsep
Waktu: 2 JP
Tujuan Pembelajaran:

CGP sebagai pemimpin pembelajaran dapat memahami dan memilih 1 dari 3 prinsip
dalam pengambilan keputusan yang memuat unsur dilema etika.

Pertanyaan Pemantik:

Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan
moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa
karena manusia memiliki kesadaran moral.

(Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43).

Dari kutipan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa karsa merupakan suatu
unsur yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia. Karsa ini pun berhubungan
dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun
tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang
dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika.

Silakan Anda membaca 3 (tiga) pernyataan di bawah ini:

1. Melakukan, demi kebaikan orang banyak.


2. Menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam diri Anda.
3. Melakukan apa yang Anda harapkan orang lain akan lakukan kepada diri
Anda.

Selama ini pada saat mengambil keputusan, landasan pemikiran Anda memiliki
kecenderungan pada prinsip nomor 1, 2, atau 3? Silakan tanpa berpikir panjang,
Anda langsung menuliskan jawaban Anda di secarik kertas.

Etika tentunya bersifat relatif dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak
ada aturan baku yang berlaku. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga
prinsip di sini adalah yang paling sering dikenali dan digunakan. Dalam seminar-

15
seminar, ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-
pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder,
2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:

1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)


2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Penugasan Mandiri:
1. Silakan menonton video animasi yang berisi penjelasan mengenai materi ketiga
prinsip pengambilan keputusan dengan unsur dilema etika ini. Apa pemahaman
Anda dari ketiga prinsip dilema etika tersebut, adakah sesuatu yang tidak
terduga, atau adakah pertanyaan lanjutan yang masih ingin Anda pelajari
selanjutnya pada sesi pendampingan fasilitator dan mentor?
2. Temuilah seorang rekan kerja Anda, dan tanyakan apakah rekan tersebut
bersedia memberikan pendapat mereka terhadap studi kasus di bawah ini. Bila
bersedia, rekamlah hasil wawancara Anda, bisa dalam bentuk video atau audio.
Unggah video atau audio jawaban dari rekan Anda pada LMS

Studi Kasus: Ibu Guru Tati


Ibu Tati adalah guru kelas V yang merupakan rekan kerja Anda, yang mana sama-sama
mengajar kelas V yang kelasnya paralel. Ruangan kelas ibu Tati pun persis di sebelah
ruangan kelas Anda. Ibu Tati terkenal sangat disiplin dan cenderung ‘galak’. Pada sisi
lain, ibu Tati juga pekerja keras dan murid-muridnya pun selalu mendapatkan nilai-
nilai yang sangat baik. Sebagian murid-murid sangat takut kepada ibu Tati, dan
sebagian lain bisa menyesuaikan diri. Kepala Sekolah Anda dan orang tua murid juga
sangat menghargai ibu Tati. Suatu hari, Anda mendengar tangisan seorang murid dan
pergi keluar untuk melihat asal suara tangisan tersebut. Anda melihat seorang murid
perempuan, kelas V sedang berlutut di atas bebatuan sekolah yang sangat panas hari
itu, menghadap di depan pintu kelas ibu Tati. Anda melihat ibu Tati tampak tidak
menghiraukan suara tangisan muridnya dan tetap mengajar seperti biasa, namun Anda
bisa melihat bahwa beberapa murid di kelas ibu Tati mencoba untuk mencuri

16
pandangan keluar kelas melihat temannya yang sedang menangis dan berlutut di terik
matahari. Apa yang harus Anda lakukan? Apakah guru lain dapat menginterupsi di
mana saat itu ada guru lain yang memiliki wewenang atas kelas yang dipimpinnya?
Dalam kondisi ini apa yang bisa Anda lakukan? Dapatkah Anda menginterupsi,
mengapa, dan bagaimana?

3. Tanyakan kira-kira rekan Anda akan mengambil keputusan seperti apa untuk
menangani kasus seperti di atas? Berikan tanggapan/pendapat Anda atas
keputusan yang dibuat rekan kerja Anda. Kira-kira prinsip mana yang menjadi
landasan berpikir rekan kerja Anda, dalam mengambil keputusan. Berbedakah
pengambilan keputusan rekan Anda dengan Anda sendiri? Tulis dan jelaskan
pandangan-pandangan Anda bilamana pendapat Anda dan rekan kerja Anda
berbeda, apakah Anda berbeda prinsip dalam pengambilan keputusan?
Mengapa Anda berpendapat seperti itu, faktor-faktor apa yang menentukan
pendapat Anda?
4. Unggahlah hasil rekaman wawancara Anda pada LMS, dan berikan pendapat
Anda pada tautan Google Form di sini:
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfQzzJOVclJXFVPtSJZV3Uo82_dyI2Tl
Vgng47G6lfyzbQuhA/viewform?usp=pp_url
Tenggat Waktu Pengumpulan Tugas akan diumumkan di LMS.

17
Pembelajaran 2.3: Konsep Pengambilan dan
Pengujian Keputusan
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam
permasalahan yang mereka hadapi dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam
proses tersebut.

Eksplorasi Mandiri:
Bacalah sebuah artikel mengenai konsep pengambilan dan pengujian keputusan.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, Anda harus memastikan bahwa
keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara etis.

Artikel
Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Di bawah ini adalah 9 langkah yang telah disusun untuk memandu Anda dalam
mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan
karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan.
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi
ini.
Ada 2 alasan mengapa langkah ini adalah langkah yang penting dalam
pengambilan dan pengujian keputusan. Alasan yang pertama, langkah ini
mengharuskan kita untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diperhatikan,
alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih
saksama. Alasan yang kedua adalah karena langkah ini akan membuat kita
menyaring masalah yang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan
masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial. Untuk
mengenali hal ini bukanlah hal yang mudah. Kalau kita terlalu berlebihan dalam

18
menerapkan langkah ini, dapat membuat kita menjadi orang yang terlalu
mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan setiap
kesalahan yang paling kecil pun. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita
bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika
lagi.

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.


Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu.
Pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya membedakan
bukanlah pertanyaan apakah ini dilema saya atau bukan. Karena dalam
hubungannya dengan permasalahan moral, kita semua seharusnya merasa
terpanggil.

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.


Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail,
seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu
terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan
mereka mengatakannya. Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena
dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktor-
faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan
bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian
seseorang akan tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini
adalah analisis terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu
yang akan datang.

4. Pengujian benar atau salah


1. Uji Legal
Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu
menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya,
maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun
antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang

19
mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan
dengan moral.

2. Uji Regulasi/Standar Profesional


Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya,
mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Konflik yang terjadi
pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya,
seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli
potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa
dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan
kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.

3. Uji Intuisi
Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam
merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan
ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji
intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau
berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin
Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya
ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa
diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang
sama-sama benar.

4. Uji Halaman Depan Koran


Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada
halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan
ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda
merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan
besar Anda sedang menghadapi dilema etika.
5. Uji Panutan/Idola
Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan

20
oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda.
Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan
apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang
menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda.

Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan
dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu:

Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based


Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang
prinsip-prinsip yang mendalam.

Uji halaman depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis


hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir.

Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli


(Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang
meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.

Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan
tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil risiko
membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena
situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral.

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.


Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi ini?

Individu lawan masyarakat (individual vs community)


Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

21
Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan hanya
mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada fokus
kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-
nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.

6. Melakukan Prinsip Resolusi


Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

7. Investigasi Opsi Trilema


Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi
dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan
tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan
menyelesaikan masalah.

8. Buat Keputusan
Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan
yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan


Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan
dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

Mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada


studi kasus Ibu Tati sebelumnya:
1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.

22
a. Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji
lega)
b. Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus
tersebut? (Uji regulasi)
c. Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam
situasi ini? (Uji intuisi)
d. Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di
halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?
e. Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda
dalam situasi ini?
5. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada
situasi tersebut?
6. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai?
7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya
untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
8. Apa keputusan yang akan Anda ambil?
9. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

23
Pembelajaran 2.4: Eksplorasi Konsep-Forum
Diskusi
Waktu: 2 JP
Tujuan:
CGP mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3
prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam studi kasus
yang mereka dapatkan dan memberi tanggapan pada studi kasus CGP lainnya dan
bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.

Forum Diskusi :
CGP akan mendalami materi melalui studi kasus dalam bentuk video. Para CGP
masing-masing akan mendapatkan 1 video untuk dianalisis. Setiap CGP harus
memberikan minimal dua komentar/tanggapan terhadap hasil analisis CGP
lainnya. Berikut ini panduan untuk melakukan analisis studi kasus:
1. Apa keputusan yang Anda ambil?
2. Prinsip mana yang Anda gunakan, dan mengapa?
3. Mari kita terapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada
studi kasus Anda.
a. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
b. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
c. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
d. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi
tersebut.
- Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut?
(Uji legal)
- Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam
kasus tersebut? (Uji regulasi)
- Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah
dalam situasi ini? (Uji intuisi)
- Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di
halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?
- Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola

24
Anda dalam situasi ini?
e. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang
terjadi pada situasi tersebut?
f. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai?
g. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir
sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi
Trilemma)?
h. Apa keputusan yang akan Anda ambil?
i. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Pertanyaan pengayaan
Di bawah ini adalah beberapa pertanyaan pengayaan, CGP dapat memilih beberapa
pertanyaan untuk dijawab berdasarkan studi kasus CGP.

1. Dari kesembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan, apakah


ada langkah-langkah yang Anda anggap lebih penting daripada langkah
lainnya, mengapa?
2. Selain kesembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan tersebut,
menurut Anda apa lagi yang sebaiknya dilakukan oleh pemimpin
pembelajaran dalam memastikan keputusannya adalah keputusan yang
tepat?
3. Bila Anda menerapkan 9 langkah tersebut, apakah dapat dipastikan bahwa
keputusan yang Anda ambil akan bisa mengakomodasi semua pemangku
kepentingan (stakeholder) sekolah? Mengapa?
4. Menurut Anda, bagaimana hubungan antara nilai-nilai dan budaya sekolah
dalam pengambilan keputusan di dalam situasi dilema etika?

Studi Kasus 1:
Pada tahun 1842, sebuah kapal laut menabrak gunung es, dan lebih dari 30 orang
berdesakan pada perahu penyelamat yang seharusnya diperuntukkan untuk 7 orang,
Sementara ada bahaya badai mengancam. Agar semua bisa selamat, kapal penyelamat
harus lebih ringan. Kapten kapal mengatakan bahwa hal yang benar adalah agar

25
meminta beberapa orang untuk turun dari kapal penyelamat dan tenggelam. Dalam
kondisi seperti itu, kapten kapal mengatakan tidak adil kalau sebagian penumpang
tersebut didorong olehnya. Namun bila tidak melakukan apa-apa, semua penumpang
di kapal penyelamat akan tenggelam karena kelebihan beban. Bila kapten berusaha
menyelamatkan sebagian penumpang, maka ia harus melakukannya dengan
mendorong sebagian penumpang keluar dari kapal penyelamat, bila tidak melakukan
apa-apa ia bertanggungjawab atas kematian seluruh penumpang. Akhirnya kapten
memutuskan yang paling lemah yang harus dikorbankan, dengan menceburkan
mereka ke dalam laut. Akhirnya setelah beberapa lama mendayung, kapten kapal dan
sisa penumpang di kapal penyelamat selamat sampai daratan. Namun ternyata orang-
orang yang diceburkan kapten ke dalam laut berhasil hidup. Kapten kapal pun diadili.
Jika Anda adalah salah satu juri dalam pengadilan kapten kapal, apa yang akan Anda
putuskan, prinsip apa yang digunakan, mengapa?

Studi Kasus 2:
Ibunya Siti sakit keras dan memerlukan obat. Petugas puskesmas tidak memiliki obat
generik yang diperlukan ibunya. Siti diminta pergi membeli ke apotek terdekat, dan
membeli obat dengan harga cukup mahal. Dengan sisa uang yang tersisa dari kiriman
ayahnya dari Jakarta, Siti pergi membeli obat. Sampai di sana, dengan uang yang ada,
Siti hanya berhasil membeli obatnya satu strip padahal ibunya membutuhkan 2 strip
untuk dapat pulih kembali. Setelah memutuskan membeli hanya 1 strip, kasir pun
memberikan kembalian berlebih sebesar 10,000,- yang cukup untuk membeli 1 strip
lagi. Apakah yang akan dilakukan Siti, prinsip apakah yang akan digunakan?
Mengapa?

Studi Kasus 3:
Amir adalah siswa kelas 4 yang santun dan memiliki guru Matematika yang sangat
tegas dan keras, bernama Bapak Asep. Suatu hari bapak Asep masuk ke dalam kelas
dan mulai mengajar, tanpa disadari pak Asep ada cabe yang terselip di gigi pak Asep.
Cukup terlihat dan jelas. Semua siswa menyadarinya namun tidak ada yang berani

26
untuk mengatakan kepada Bapak Asep yang terkenal tegas dan keras terhadap siswa-
siswa tersebut. Sepanjang pembelajaran 2 sesi tersebut, Bapak Asep terus mengajar
dengan sisa cabe di giginya, apa yang akan lakukan bila Anda adalah Amir, mengapa?
Prinsip apa yang akan Anda gunakan?

Studi Kasus 4:
Suatu hari Anda diundang ke acara sunatan siswa Anda, pada acara tersebut Anda
permisi untuk pergi ke kamar kecil. Di tikungan belakang rumah, Anda melihat adik
dari siswa Anda yang masih berumur 8 tahun merokok bersama teman-temannya.
Apa yang akan Anda lakukan, prinsip apa yang Anda gunakan, mengapa?

Studi Kasus 5:
Ibu Aminah adalah guru bahasa Inggris di SMP Maju Terus. Hari itu adalah ujian
Penilaian Akhir Semester untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Sebelum ujian dimulai,
Ibu Aminah meminta semua siswa untuk mengumpulkan semua materi pembelajaran
diletakkan di depan kelas. Di tengah ujian, siswi ibu Aminah, Dewi, minta ijin ke kamar
kecil karena katanya sakit perut. Sesudah Dewi kembali ke kelas dan mengerjakan
soal, Ibu Aminah pun pergi ke kamar kecil dan menemukan di sana soal-soal bahasa
Inggris yang sudah terjawab, namun tanpa nama. Apa yang akan dilakukan Anda bila
menjadi Ibu Aminah, prinsip apa yang akan digunakan, mengapa?

Studi Kasus 6:
Hasan bersahabat dengan Adi sejak taman kanak-kanak, sampai saat ini di tingkat
SLTA. Kedua siswa pun aktif pada organisasi OSIS. Hasan adalah wakil ketua OSIS, dan
Adi pun adalah bendahara OSIS yang terpercaya dan sangat disegani teman-temannya
termasuk Hasan. Akhir-akhir ini, ibunda Adi sakit keras, dan setelah dilakukan
pemeriksaan, diketahui ibunda Adi sakit kanker stadium lanjut dan memerlukan
pengobatan yang mahal. Pada suatu hari, Adi memberitahu Hasan bahwa dia telah
mengambil sebagian dana dari keuangan OSIS untuk membeli obat-obatan untuk
ibunya. Adi berjanji bahwa uang tersebut akan segera digantikan setelah

27
mendapatkan uang. Adi meminta Hasan untuk berjanji untuk tidak memberitahu
siapapun tentang tindakannya. Hasan pun menyanggupi. Ternyata di akhir tahun
ajaran, kepala sekolah Bapak Ahmad menemukan kejanggalan pada pembukuan
kegiatan OSIS dan memanggil setiap anggota OSIS untuk menelusuri kejanggalan
keuangan tersebut. Pada saat giliran Hasan ditanya oleh Bapak Ahmad, apa yang akan
dilakukan Hasan, sementara dia telah berjanji kepada sahabatnya Adi, dan Aku pun
berjanji akan mengganti uang tersebut. Apa yang akan dilakukan Anda bila menjadi
Hasan, dan mengapa?

Studi Kasus 7:
Hari itu hujan deras sekali turun, dan listrik pun padam. Ani 12 tahun, dan adiknya,
Ibrahim berusia 3 tahun sedang berada di rumah menunggu orang tuanya pulang.
Letak rumah mereka persis berada di depan sebuah sungai yang seringkali airnya
meluap. Ibunda Ani telah berpesan kepada Ani untuk menyalakan lilin dan berada di
rumah menjaga adiknya Ibrahim, dan tidak keluar rumah untuk sesuatu apapun. Ani
pun berjanji kepada ibunda untuk menjaga adiknya sampai kedua orang tuanya tiba
di rumah. Pada saat itu Ani mendengar ada suara rintihan minta tolong dari luar, Ani
pun mencoba membuka pintu dan melihat seorang anak kecil berusia kira-kira 2
tahun yang tersangkut ranting, di pinggiran sungai deras tersebut. Ani ingin sekali
menolong anak kecil tersebut, dan khawatir anak tersebut akan terbawa arus deras
sungai. Namun ia pun ingat pesan ibunya untuk tetap berada di rumah menjaga
adiknya yang masih kecil dan rumah yang gelap karena listrik padam. Apa yang kira-
kira akan dilakukan Ani, menolong anak kecil yang tersangkut di pinggir arus sungai
atau tetap di rumah menjaga adiknya? Mengapa?

Studi Kasus 8:
Ina adalah siswa kelas 11. Untuk merayakan kenaikan kelas ke kelas 12, Ina dan
beberapa temannya akan berkumpul bersama di rumah temannya dan menonton
film-film drama Korea dari salah satu laptop teman-temannya. Kebetulan di rumah
temannya tersebut, orang tuanya akan pergi seminggu tugas ke luar kota, jadi Ina dan
teman-temannya sangat bergembira bisa mendapatkan kesempatan untuk bersama

28
di akhir tahun ajaran. Untuk membiayai ‘pesta kenaikan kelas kecil’ di rumah
temannya tersebut, Ina dan teman-temannya sepakat untuk membayar 100,000,-
setiap orang. Ina pun telah memberitahu ibunya bahwa dia akan menggunakan uang
untuk perayaan kenaikan di rumah temannya. Namun ibunda Ina berubah pikiran
karena merasa uang sebesar Rp. 100,000,- bisa digunakan untuk membayar buku-
buku dan seragam Ina di kelas 12 nanti. Akhirnya ibunda Ina melarang Ina pergi dan
meminta Ina untuk menggunakan uang untuk membeli seragam dan buku-buku
sekolah yang diperlukan. Ina rupanya tetap ingin merayakan pesta kenaikan kelas di
rumah temannya, ia pun telah menabung sekian bulan dari uang jajannya untuk bisa
menyisihkan uang 100,000,-. Akhirnya malam itu Ina tetap pergi ke rumah temannya
namun izin untuk bikin tugas kelompok kepada ibunda. Ina hanya memberitahu
adiknya, Zahra bahwa dia sesungguhnya pergi ke rumah temannya dan menghabiskan
uang 100,000,- untuk merayakan kenaikan kelas. Setelah sekian bulan, ibunda Ina
tiba-tiba menanyakan ke Zahra, apakah dia mengetahui apakah kakaknya telah
membayar uang sekolah. Apakah yang akan dikatakan Zahra, mengapa? Prinsip apa
yang diambil?

Studi Kasus 9:
Ibnu sangat mencintai ibundanya Ibu Hasnah. Suatu saat Ibu Hasnah terkena virus
penyakit mematikan, yang sedang menjadi pandemi di kota mereka. Kondisi Ibu
Hasnah semakin lama semakin memburuk. Sepupunya, Ishak adalah tenaga medis
yang sangat handal, dan sudah memberitahukan bahwa sebentar lagi akan
dikeluarkan suatu vaksin yang dapat menyembuhkan pasien-pasien dengan penyakit
menular yang menjadi pandemi di kota mereka tersebut. Harga dari vaksin itu masih
sangat mahal. Rumah Sakit Ishak belum bisa memberikan obat itu kepada siapapun
karena masih rahasia serta harus mengikuti aturan distribusi yang ditentukan
pemerintah setempat. Namun kondisi Ibu Hasnah semakin memburuk dan mungkin
tidak bisa bertahan sampai obat itu bisa didistribusikan secara massal. Ishak memiliki
sampel obat tersebut di kantornya, dan Ibnu memohon agar Ishak memberikan obat
tersebut kepada ibunya agar kondisinya tidak memburuk. Ibnu berencana mencuri
obat tersebut dari kantor Ishak bila tidak diberikan demi menyelamatkan ibu Hasnah.

29
Bila Anda menjadi Ishak, apa yang akan Anda lakukan, dan mengapa?

Studi Kasus 10:


Ibu Eliza adalah guru kelas 1 SD. Di sekolahnya SD Murid Merdeka, sedang
menerapkan agar murid-muridnya selalu dimerdekakan untuk berbicara dan
berpendapat, dan mengambil prakarsa untuk bertindak, serta bertanggung jawab
terhadap prakarsanya tersebut. Di awal tahun ajaran, Ibu Eliza bertanya kepada
siswa-siswanya kira-kira format pemetaan seperti apa yang paling baik untuk
mengatur ruangan kelas mereka. Tentu saja semua murid-murid kelas 1 SD tersebut
sangat bersemangat, dan akhirnya dari beberapa pilihan, dipilih 1 format yang paling
digemari murid-murid kelas 1 SD Murid Merdeka. Format tersebut sebenarnya sangat
tidak kondusif untuk pengaturan kelas, dan terkesan acak-acakan. Apa yang harus
dilakukan Ibu Eliza, tetap sepakat menjalani format yang paling disenangi kelasnya,
walaupun pembelajaran akan sedikit terganggu dengan format tersebut, atau
mengatur kembali kelas seperti yang sesungguhnya, agar murid dapat belajar dengan
nyaman? Apa yang akan dilakukan Anda apabila menjadi ibu Eliza, dan mengapa?

Peran Fasilitator:

1. Fasilitator akan menanyakan kembali tentang penugasan mandiri yang sudah


dikerjakan oleh CGP, yaitu memahami dan mengambil pokok bahasan dari
video yang telah menjelaskan tentang 3 prinsip dilema etika.
2. Fasilitator membagikan studi kasus dalam bentuk video. Setiap CGP akan
mendapatkan 1 video untuk dianalisis prinsip mana yang akan digunakan
apabila CGP mendapatkan situasi tersebut, dan mengapa. Fasilitator
mengingatkan kepada CGP untuk saling memberikan komentar/tanggapan
terhadap hasil jawaban CGP lain. Fasilitator juga memberikan tanggapan dan
umpan balik atas jawaban CGP.

30
Pembelajaran 3: Ruang Kolaborasi
Waktu: 3 JP
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat berbagi, berkolaborasi dan menerapkan keterampilan pengambilan
keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan.

Kegiatan Pemantik:
Bacalah kutipan di bawah ini dan tafsirkan maksudnya:

“Sumber berharga yang dimiliki semua guru adalah kesalingtergantungan satu


dengan yang lain. Tanpa kolaborasi (kerja bersama), maka pertumbuhan diri kita
dibatasi oleh pandangan diri kita masing-masing”
(The most valuable resource that all teachers have is each other. Without
collaboration our growth is limited to our own perspectives)
Robert John Meehan

Kerja Kelompok:
Dalam kerja kelompok kali ini, Anda akan diminta untuk dapat kerja bersama
(berkolaborasi), untuk mencapai tujuan bersama yaitu menjadi pemimpin
pembelajaran yang bijaksana, cekatan dan mandiri pada sekolah/lingkungan
masing-masing dalam keterampilan pengambilan keputusan yang memiliki unsur
dilema etika.

Tugas Anda:
1. Setiap kelompok ditugaskan mencari suatu studi kasus yang berisi suatu unsur
dilema etika. Sumber studi kasus pilihan bisa didapatkan dari:
• Studi kasus nyata dari salah satu anggota kelompok yang disepakati menjadi
studi kasus kelompok untuk dianalisis.
• Studi kasus nyata (bukan studi kasus anggota kelompok) yang disepakati
menjadi studi kasus kelompok untuk dianalisis.

31
• Studi kasus nyata yang termuat di sebuah harian yang disepakati menjadi
studi kasus kelompok untuk dianalisis.

2. Dari studi kasus pilihan tersebut, tugas setiap kelompok adalah menentukan:
a. Paradigma apa yang digunakan dalam studi kasus pilihan?
b. Prinsip mana yang mendasari pilihan pengambilan keputusan yang diambil?
c. Tahapan pengambilan dan pengujian terhadap studi kasus pilihan, apakah
telah tepat, atau belum? Mengapa? Masihkah ada pertanyaan-pertanyaan
lanjutan dalam benak, apakah pilihan pengambilan keputusan ini telah
tepat?
3. Setiap anggota kelompok hendaknya membagi pengalaman dan gagasannya
dalam pengambilan keputusan terhadap studi kasus pilihan. Perhatikan Daftar
Tugas/Checklist yang disiapkan pada tautan berikut di bawah ini, agar lebih
mempermudah tugas kelompok dan memastikan unsur-unsur utama dari
penugasan kolaborasi:
https://docs.google.com/document/d/1VZVIqFz1LbwM4V4ynCMg1RAwW
ApdpuYXx2D_Estj_HU/edit?usp=sharing
4. Selanjutnya perhatikan rubrik asesmen yang disediakan, untuk penilaian kualitas
isi dari studi kasus pilihan (pemilihan paradigma, prinsip dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan) serta bentuk kerja bersama (kolaborasi)
yang diperlihatkan pada saat forum diskusi:

32
Rubrik Penilaian Kolaborasi

Indikator/ Kolaborasi yang Sasaran Sudah Perlu


Tingkatan Hebat! Tercapai Berkembang Pembahasan
dengan Baik Lanjut

(4) (3) (2) (1)

Kualitas isi Pemilihan studi Pemilihan studi Pemilihan Pemilihan


materi studi kasus sangat baik kasus sudah baik studi kasus studi kasus
kasus pilihan dan tepat, dan mengandung sudah ada tidak
(Bobot: 50%) mengandung unsur dilema namun unsur mengandung
unsur dilema etika; pemilihan dilema etika unsur dilema
etika; pemilihan paradigma, masih kurang etika atau
paradigma, prinsip serta 9 jelas. tidak jelas
prinsip yang langkah Pemilihan unsur dilema
dianut serta 9 pengujian paradigma/ etikanya.
langkah pengujian tampak dan prinsip dan 9 Pemilihan
telah tampak dan tersaji dengan langkah paradigma,
disajikan dengan baik. Secara pengujian prinsip dan 9
sangat baik. Ada keseluruhan tampak, langkah
unsur refleksi dari penyajiannya namun belum pengujian
hasil pengujian runtut dan merupakan kurang
yang menarik komprehensif. suatu tampak atau
dan/atau kesatuan semua/salah
mengandung yang utuh. satu tidak
unsur tak terduga. ada sama
Penyajiannya sekali.
utuh, runtut,
komprehensif dan
mudah diikuti.

Efektivitas Penyampaian Penyampaian Penyampaian Penyampaian


penyampaian kelompok sangat kelompok sudah kelompok kelompok
/penyajian baik. Penggunaan baik. sudah bisa masih sangat
studi kasus bahasa sangat Menggunakan dilakukan, kurang.
(Bobot: 25%) komunikatif, bahasa yang namun Sepertinya
pemilihan kata komunikatif, tampak kurang
dan proyeksi pemilihan kata- belum utuh persiapan
vokal setiap kata telah tepat atau kurang dan tidak
anggota tampak dan tampak ada persiapan. terlihat

33
harmonis dan kerja sama dalam Belum bentuk kerja
kompak. Setiap menyajikan tampak sama antara
anggota kelompok materi kekompakan anggota
tampak presentasi. anggota kelompok.
berkontribusi dan Penyajian secara kelompok dan Hanya 1-2
bertanggung keseluruhan proyeksi orang yang
jawab, terlihat mudah untuk vokal setiap dominan
dari presentasi diikuti. anggota berbicara,
materi yang kelompok dan yang lain
menjadi belum tampak tidak
bagiannya. merata, ada menguasai
Penyajian secara yang dominan materi atau
keseluruhan dan/atau kurang aktif.
sangat menarik kurang aktif.
untuk diikuti dan
penyampaiannya
pun mudah
dicerna.

Masukan Kelompok sangat Kelompok aktif Kelompok Kelompok


dan/atau aktif dan memberikan beberapa kali tampak
Tanggapan apresiatif dalam tanggapan memberikan sedikit sekali
15% memberikan konstruktif tanggapan atau tidak
tanggapan kepada kelompok kepada sama sekali
dan/masukan penyaji. kelompok memberikan
konstruktif Sebagian besar penyaji. masukan
kepada kelompok anggota Sebagian dari konstruktif
penyaji. Seluruh kelompok anggota pada
anggota kelompok memberikan kelompok kelompok
tampak menyimak perhatian kepada tampak penyaji.
dan memberikan kelompok memberikan Kelompok
perhatian penuh penyaji. perhatian tampak tidak
pada saat kepada tertarik sama
kelompok penyaji kelompok sekali pada
memberikan penyaji. kelompok
presentasi. penyaji.

Pengaturan Sangat baik dalam Baik dalam Keterampilan Keterampilan


Waktu pengaturan pengaturan pengaturan pengaturan
(Bobot: 10%) waktu. waktu. Waktu waktu masih waktu masih
Penyampaian penyajian 3-5 belum efektif. sangat

34
materi padat menit Waktu 3-5 kurang.
dengan waktu dipergunakan belum Waktu yang
yang sangat dengan baik. terpenuhi; diberikan
efektif. Waktu batasan tampak tidak
yang diberikan waktu dipergunaka
antara 3-5 menit melebihi dari n dengan
dipergunakan waktu yang efektif.
dengan sangat disepakati.
baik.

Forum Diskusi:
1. Menggunakan media video conference/zoom meeting, masing-masing kelompok
akan menyajikan studi kasus pilihan mereka mengikuti persyaratan yang
tertera pada rubrik penilaian yang ditunjukkan di atas.
2. Setiap kelompok penyaji akan mendapatkan satu kelompok hadirin yang
bertugas memberikan tanggapan atau masukan konstruktif atas presentasi
kelompok penyaji. Tentunya setelahnya kelompok lain dipersilakan
memberikan tanggapan mereka juga.

Peran Fasilitator:

1. Pada ruang kolaborasi -kegiatan kelompok, fasilitator akan menentukan


pembagian kelompok para CGP. Hal ini bisa dilakukan secara acak tanpa
penentuan kriteria tertentu, atau bisa dirancang sedemikian rupa oleh
fasilitator, misalnya dengan pemberian nomor, tinggi badan atau pembagian
warna. Perhatikan bahwa pembagian kelompok terbagi rata berdasarkan
jender, usia, jabatan, atau latar belakang sehingga dinamika kelompok bisa
terjaga dengan bervariasinya latar belakang anggota kelompok. CGP
diperkirakan berjumlah 10 peserta dalam sebuah kelas; sebaiknya agar
penugasan merata di antara anggota kelompok, CGP dibagi ke dalam 5
kelompok yang terdiri dari 2 peserta.
2. Setiap kelompok diminta mencari suatu studi kasus nyata yang berisi unsur
dilema etika dengan ketentuan sebagai berikut:

35
• Studi kasus nyata dari salah satu anggota kelompok yang disepakati menjadi
studi kasus kelompok untuk dianalisis.
• Studi kasus nyata (bukan studi kasus anggota kelompok) yang disepakati
menjadi studi kasus kelompok untuk dianalisis.
• Studi kasus nyata yang termuat di sebuah harian yang disepakati menjadi
studi kasus kelompok untuk dianalisis.
3. Fasilitator akan memberikan satu kasus yang akan dijadikan pembelajaran
studi kasus oleh kelompok untuk menanggapi presentasi kelompok yang akan
berpresentasi.
4. Pada sesi Forum Diskusi, setiap kelompok akan menyajikan studi kasus
pilihannya, pemilihan paradigma, prinsip dan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan (rubrik asesmen tersedia). Waktu yang diberikan untuk
presentasi adalah 5-8 menit. Kelompok yang ditugaskan menanggapi memiliki
waktu sekitar 3 menit, dan sesudahnya diberikan waktu 2 menit bagi kelompok
lain untuk menanggapi.
5. Fasilitator perlu memperhatikan rubrik asesmen yang telah disiapkan untuk
menilai penyajian setiap kelompok, dan bagaimana kelompok hadirin
memberikan masukan atau kritik konstruktif agar terbangun kerja bersama
(ruang kolaborasi).

36
Pembelajaran 4: Refleksi Terbimbing
Waktu: 2 JP
Tujuan Pembelajaran Khusus:

CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari
pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan
keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk
memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

Pertanyaan Pemantik

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses
pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.


Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Panduan Refleksi Terbimbing
Pada hari dan waktu yang ditentukan, Anda akan melakukan refleksi dari perjalanan
belajar Anda di modul ini. Refleksi dilakukan secara mandiri pada LMS. Fasilitator
akan memberikan tanggapan terhadap refleksi masing-masing. Refleksi tersebut
meliputi pengetahuan baru, keterampilan baru, wawasan baru, kesadaran baru
yang Anda dapatkan dari proses pembelajaran di kelas, latihan membuat keputusan,
kegiatan berbagi/sharing, diskusi kelompok, dan lain-lain.

Pertanyaan-pertanyaan berikut merupakan panduan yang digunakan dalam sesi


refleksi. Dari tujuh pertanyaan yang ada, pilihlah minimal empat pertanyaan sebagai
bahan refleksi Anda.

1. Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang


telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4
paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9

37
langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang
menurut Anda di luar dugaan?
2. Tuliskan pengalaman Anda dalam menggunakan ketiga materi tersebut
dalam proses Anda mengambil keputusan dalam situasi dilema etika yang
Anda hadapi selama ini. Anda dapat juga menulis tentang sebuah situasi
dilema etika yang dihadapi oleh orang lain serta keputusan yang diambil.
Berilah ulasan berdasarkan 3 materi yang telah Anda pelajari di modul ini.
3. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema?
Kalau pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
4. Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan apa yang
terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah
mengikuti pembelajaran modul ini?
5. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang
individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?
6. Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di
lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

7. Selain konsep-konsep tersebut, adakah hal-hal lain yang menurut Anda


penting untuk dipelajari dalam proses pengambilan keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran?

Peran Fasilitator:
• Fasilitator mengingatkan dan memastikan CGP untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan refleksi yang ada pada LMS.
• Fasilitator memberikan komentar dan umpan balik terhadap refleksi CGP
• Fasilitator akan menyampaikan tenggat waktu yang diberikan berdasarkan
hari/tanggal dan waktunya.

38
Pembelajaran 5: Demonstrasi Kontekstual
Waktu: 2 JP
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah
dipelajarinya tentang keempat paradigma dilema etika, ketiga prinsip dilema etika,
dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada konteks di sekolah asal
masing-masing.

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,


Tahapan Demonstrasi Kontekstual ini merupakan wadah bagi Anda untuk
menunjukkan pemahaman Anda mengenai keseluruhan materi. Anda diberi
kesempatan untuk “membumikan” materi di modul ini dengan konteks lokal yang
Anda hadapi.

Apa saja bahan, alat atau pihak yang Anda butuhkan dalam menjalankan
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Dalam hal ini,
kesempatan tersebut berupa jurnal monolog.

Jurnal Monolog:
Anda diminta untuk membuat sebuah jurnal monolog (diskusi dengan diri sendiri).
Jurnal ini dapat berupa blog-tulisan naratif maupun sebuah video atau audio yang
merekam Anda menyampaikan sendiri konten berdurasi 3-5 menit, sesuai
pertanyaan panduan berikut ini:

Panduan Pertanyaan/Guiding Questions


• Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang
Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal
Anda?
• Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil
keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

39
• Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok,
minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.
• Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi
teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda
ambil telah tepat dan efektif.

Daftar Tugas/Checklist Jurnal Monolog:

No. Tugas Ada (A)/


Tidak Ada
(TA)

1. Isi:Apa rencana ke depan dalam menjalani pengambilan


keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana
Anda bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan
Anda? Siapa yang akan membantu atau mendampingi Anda?

2. Isi: Bagaimana Anda akan menerapkan pengambilan


keputusan seperti ini pada lingkungan Anda, pada murid-
murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain?
Kapan Anda akan menerapkannya?

3. Teknis: Kejelasan suara/tulisan di video/blog naratif Anda,


format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda
mengujinya/membacanya dan melihat
hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan
Anda?

4. Teknis: Durasi waktu/panjang tulisan, apakah sudah diuji


untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah
sudah ditinjau isi dan panjang tulisan Anda, dan
kepadatan/intisari materi yang Anda ingin sampaikan?

40
Selanjutnya jurnal monolog ini akan dinilai berdasarkan rubrik asesmen di bawah
ini (perhatikan indikator-indikator penilaiannya):

Rubrik Penilaian Video/Audio/Blog-Naratif Monolog:


Indikator/ Jurnal Monolog Telah Sudah Perlu
Tingkatan yang Sangat Mencapai Berkembang Pembahasan
Penilaian Menarik Sasaran Lanjut
(4) (3) (2) (1)

Kualitas isi Isi dari jurnal Isi dari Isi dari jurnal Isi dari jurnal
dari jurnal monolog padat, jelas, jurnal monolog belum monolog tidak
monolog dan berisi semua hal monolog sepenuhnya sesuai dengan
(Bobot 50%) yang tertera pada sudah memuat hal-hal daftar
daftar pertanyaan. memuat hal- yang tertera pertanyaan;
Ada percakapan diri hal yang pada daftar banyak hal yang
yang sangat menarik, termuat pertanyaan; tidak tampak
ada hal tak terduga dalam daftar masih ada atau kurang
yang diungkapkan, pertanyaan. kekurangan di dalam
dan secara Organisasi sana-sini atau penyampaian.
keseluruhan tulisan ketidakseimban Pemikiran
tersusun secara sudah baik gan dalam monolog
runtut. Organisasi dan teratur. materi, atau hal penulis tidak
pengaturan Secara teknis. Alur tampak apa
pemikiran serta kata- keseluruhan jurnal monolog yang dipahami,
kata yang digunakan tulisan bisa belum atau
tampak teratur dan dipahami. sepenuhnya keraguannya
sangat mudah untuk terhadap
menyenangkan dan diikuti. pembelajaran
mudah untuk diikuti. yang diterima.
Organisasi
tulisan juga
lompat-lompat,
alurnya tidak
lancar.

Penyampaian Sangat baik dalam Baik dalam Penyajian sudah Penyajian


/ pemilihan kata, penyajian dilakukan dilakukan tanpa
Penyajian artikulasi jelas , serta serta namun persiapan yang
Jurnal proyeksi vokal pemilihan keutuhan jurnal baik. Monolog
Monolog lantang, ringan dan kata sudah monolog belum sulit untuk
(Bobot: 35%) mudah untuk diikuti. tepat dan tampak, suara diikuti, lompat-

41
Pandangan mata baik. masih belum lompat, dan
serta bahasa tubuh Proyeksi terlalu jelas, tidak menarik
pun hadir seutuhnya vokal pun kadang bahasa perhatian
kepada para hadirin. cukup jelas yang digunakan hadirin untuk
Penyampaiannya terdengar. kurang mengikuti
menyenangkan, Bahasa komunikatif. sampai selesai.
komunikatif, ada hal- tubuh sudah Bahasa tubuh Bahasa tubuh
hal baru atau hal tak hadir untuk kadang kala penyaji masih
terduga yang hadirin. masih canggung. sangat
disampaikan dan canggung.
hadirin dapat dengan
mudah mengikuti
monolog yang
disampaikan.

Efektifitas Waktu untuk Waktu Waktu Waktu


Waktu penyajian sangat penyajian penyajian penyajian
(Bobot 15%) efektif, selama 3-5 telah berlebih dari kurang dari
menit semua hal-hal memenuhi waktu yang waktu yang
yang disampaikan batas waktu diminta, dan diminta, dan
pada daftar tugas yang adanya banyak aspek
(checklist) dapat diminta, 3-5 pengulangan/ yang tidak
disampaikan dengan menit dan repetitif pada termuat dalam
runtut, padat berisi memuat hal- beberapa hal. jurnal monolog
dan sangat baik. hal yang Tidak semua tersebut.
diminta aspek yang Keterampilan
pada daftar dimuat dalam organisasi
tugas checklist waktu tampak
(checklist) disampaikan minim.
dalam durasi
waktu yang
disediakan.

42
Rubrik Tulisan Naratif

Indikator/ 4 3 2 1
Tingkatan Tulisan Telah Sudah Perlu
Bermakna Mencapai Berkembang Pembahasan
Sasaran Lanjut

Isi Tulisan Tulisan padat Tulisan Tulisan hanya


bermakna, dan mengandung 2 1 dari prinsip
padat, dan mengandung dari 3 prinsip yang perlu
menarik untuk semua prinsip yang perlu diulas, yaitu
diulas, dan yang perlu diulas, baik hanya dari segi
mengandung diulas, baik dari segi 4 4 paradigma,
semua prinsip dari segi 4 paradigma, 3 atau hanya 3
yang perlu paradigma, 3 pendekatan/pr pendekatan/pr
dibuat, baik pendekatan/pr insip maupun 9 insip ataupun
dari segi 4 insip maupun 9 langkah dari segi 9
paradigma, 3 langkah pengambilan langkah
pendekatan/pr pengambilan dan pengujian pengambilan
insip maupun 9 dan pengujian keputusan. dan pengujian
langkah keputusan. keputusan.
pengambilan
dan pengujian
keputusan.

Tata Bahasa Tata bahasa Tata bahasa Sebagian Hampir


mengikuti mengikuti tulisan sebagian besar
kaidah bahasa kaidah bahasa mengikuti tulisan tidak
Indonesia yang Indonesia yang kaidah bahasa mengikuti
baik dan benar, baik dan benar. Indonesia yang kaidah bahasa
serta baik dan benar. Indonesia yang
menggunakan baik dan benar.
kosakata
penuh makna
dan pada
konteks yang
tepat.

Tehnik Tulisan Tulisan Tulisan Tulisan


mengandung mengandung mengandung mengandung
kata-kata 1200 kata- kurang dari kurang dari
1200-1500 kata, dengan 1200 kata- 1000 kata-kata
kata, dengan jarak spasi 1.5. kata, dengan dengan jarak
jarak spasi 1.5. jarak spasi 1.5. spasi 1.5.

43
Peran Fasilitator:
1. Fasilitator mengingatkan tugas demonstrasi kontekstual yang perlu dilakukan
oleh para CGP, yaitu membuat jurnal monolog yang akan dinilai melalui sebuah
rubrik yang telah disediakan.
2. Fasilitator akan menyampaikan tenggat waktu yang diberikan berdasarkan
hari/tanggal dan waktunya.

44
Pembelajaran 6: Elaborasi Pemahaman
Waktu: 2 JP
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat mengelaborasi pemahamannya tentang paradigma, prinsip, dan
pengujian keputusan.

Pertanyaan Pemantik:
Apa yang ingin saya ketahui lebih lanjut?
Apa yang menarik bagi saya?
Apa yang belum saya pahami?

Penugasan Mandiri:
Di unit pembelajaran 6 ini, Anda diminta menuliskan beberapa pertanyaan untuk
mengelaborasi pemahaman Anda terhadap konsep-konsep yang belum dipahami, hal-hal
yang menarik bagi Anda, dan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.
Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tepat, Anda akan semakin memahami
materi dengan lebih mendalam. Tulislah pertanyaan-pertanyaan itu ke dalam google form
berikut ini.
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSfcf-BaoVDvxyZK8UGwbT-
MVgkBWRCzC1mOgW9m8bMWns727Q/viewform?vc=0&c=0&w=1

Fasilitator akan membaca dan menyeleksi pertanyaan-pertanyaan Anda dan pertanyaan


yang terpilih akan dijawab dan didiskusikan melalui video conference pada hari dan tanggal
yang tercantum di LMS.

Peran Fasilitator:
• Fasilitator mengingatkan CGP untuk menuliskan pertanyaan mereka di LMS yang
tersedia
• Fasilitor akan membaca semua pertanyaan yang masuk dan dan kemudian memilih
beberapa pertanyaan yang apabila dibahas dalam sesi video conference dipandang
akan membantu CGP memahami materi dengan lebih mendalam.
• Fasilitator mengingatkan tanggal kapan diadakan virtual conference dengan
narasumber.

45
Pembelajaran 7: Koneksi Antarmateri
Waktu: 2 JP
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan
beraneka cara dan media.

Kegiatan Pemantik:
Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang
berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

• Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang
Anda pelajari saat ini?
• Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu
pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
• Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi
pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,


Setelah melewati tahapan-tahapan pembelajaran sebelumnya, inilah saatnya Anda
menarik kesimpulan dan mengaitkan materi-materi yang sudah dipelajari, baik di
dalam modul 3.1. ataupun kaitannya dengan materi di modul lain.

Untuk menunjukkan pemahaman Anda akan kaitan antarmateri ini anda akan
membuat tulisan yang menunjukkan koneksi antarmateri.
• Buatlah sebuah rangkuman dari proses perjalanan pembelajaran Anda
sampai saat ini pada program guru penggerak ini.
• Anda dapat memilih bentuk rangkuman kesimpulan Anda dengan cara

46
(1) menulis sebuah blog atau membuat tulisan di Google Site, dan
mengundang rekan-rekan seprofesi Anda untuk memberikan tanggapan
atas tulisan Anda.
(2) bentuk sebuah presentasi video yang dimuat di media sosial,
menggunakan media animasi sederhana, misalnya powtoon atau
screencast atau media sosial lainnya.
• Bila Anda tidak ingin menggunakan media sosial, Anda pun dapat membuat
sebuah jurnal akan perjalanan pembelajaran Anda. Akan lebih baik, bila
bentuk rangkuman kesimpulan Anda dapat mengundang pihak luar untuk
menanggapi tulisan Anda, sehingga ini bisa menjadi umpan balik yang positif
akan proses berpikir Anda.
• Jangan lupa akan tenggat waktu (Hari/Tanggal/Waktu) yang tercantum di
LMS.
• Di bawah ini ada berbagai pertanyaan panduan yang bisa membantu Anda
merangkum pemahaman Anda:

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran


(Koneksi Antarmateri):
• Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka
memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan
sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?
• Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada
prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
• Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan
keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan
pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita,
terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil.
Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut.
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada
modul 2 sebelumnya.
• Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika

47
kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.
• Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
• Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit
dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-
kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di
lingkungan Anda?
• Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil
ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
• Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan
dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
• Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul
materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Peran Fasilitator:
• Fasilitator mengingatkan CGP untuk membaca kutipan pemantik untuk
meninjau kembali, tujuan semua pembelajaran ini untuk siapa, selain tentunya
untuk memperkaya wawasan dan penguatan diri guru? Tentunya jawabnya:
Murid. Agar murid-murid Indonesia bisa mendapatkan pendidikan yang
berkualitas dari para pendidik yang berkualitas.
• Fasilitator mengingatkan CGP untuk merenung dan melihat perjalanan
pembelajarannya selama ini dan kesimpulan apa yang didapatkan selama
mengikuti program ini?
• Fasilitator mengingatkan CGP untuk mengaitkan materi pada modul-modul
sebelumnya dengan modul pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran.
• Fasilitator mengingatkan CGP untuk membuat rangkuman kesimpulan
pembelajarannya dengan berbagai cara, dan menggunakan berbagai media,
diantaranya membuat blog.

48
Pembelajaran 8: Aksi Nyata
Waktu: 1 JP
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan
pengujian keputusan di sekolah CGP.

Aksi Nyata:
Praktik menjadi pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERRDEKA, Bapak/Ibu CGP akan
mendapat kesempatan untuk menjalankan rancangan yang sudah dibuat pada tahap
demonstrasi kontekstual. Anda memiliki durasi empat (4) minggu untuk
menjalankan rancangan tersebut. Selama menjalankan Aksi Nyata, dokumentasikan
proses yang terjadi, terutama pada tahapan-tahapan yang Anda anggap penting.
Dokumentasi dapat berupa foto atau video.

Semua dokumentasi yang terkait dengan pelaksanaan aksi nyata Anda akan menjadi
bagian dari portofolio Paket Modul 3, yang akan Anda kumpulkan di akhir
pelaksanaan Paket Modul 3.

Sebagai informasi, untuk portfolio yang akan Anda buat nanti, Anda akan diminta
membuat sebuah artikel yang ditulis dengan gaya masing-masing CGP namun harus
mengandung keempat komponen dalam kerangka 4P (4F), yaitu:

Komponen Penjelasan

Peristiwa (facts) Deskripsi singkat untuk Aksi Nyata yang sudah dilakukan,
meliputi:
● latar belakang tentang situasi yang dihadapi
● alasan mengapa melakukan aksi tersebut
● hasil Aksi Nyata yang dilakukan

49
Setiap aspek Aksi Nyata diceritakan dalam ±100 kata dan
dilengkapi 2-3 foto.

Perasaan (feelings) ● Perasaan ketika atau setelah menjalankan ketiga Aksi


Nyata

Pembelajaran ● Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan


(findings)
keseluruhan aksi (baik dari kegagalan maupun
keberhasilan)

Penerapan ke depan ● Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa


(future)
mendatang

CGP mengunggah artikel aksi nyata beserta dokumentasi pada LMS sesuai tenggat
waktu yang telah ditentukan.
CGP didorong untuk mengunggah artikel aksi nyata pada blog/media sosial dan
saling mengunjungi dan memberi komentar penyemangat.

Peran Fasilitator:
• Di bagian akhir ini, peran fasilitator adalah memastikan seluruh CGP
menyelesaikan tugas ini dan mengunggahnya di LMS dengan tepat waktu.
Jangan lupa ditentukan tenggat waktunya.
• Fasilitator juga mengajak para CGP untuk saling mendukung rekan
sejawatnya dengan saling mengunjungi google site/blog dan memberi
kalimat penyemangat.
• Fasilitator memotivasi CGP untuk berbagi dengan sebanyak mungkin
orang agar spirit dari pengambilan keputusan sebagai pemimpin
pembelajar bisa semakin kuat dan dikenal dan dipahami dan dipraktekkan
di Indonesia.

50
Penutup

Pesan dari Instruktur:

Selamat dan terima kasih Anda telah mengikuti semua rangkaian kegiatan
pembelajaran untuk Paket Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan Sebagai
Pemimpin Pembelajaran. Kami berharap Anda mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memulai mengambil keputusan sebagai
pemimpin pembelajaran di sekolah Anda dan semakin yakin dengan keputusan-
keputusan yang Anda buat.

Kami harapkan keputusan-keputusan yang Anda ambil akan semakin menguatkan


jati diri Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang meletakkan
kepentingan murid sebagai yang utama seiring dengan filosofi pendidikan dari Ki
Hajar Dewantara yang telah Anda pelajari di modul sebelumnya.

Sebagai seorang pendidik, teruslah belajar dan berusaha menjadi suri teladan bagi
murid-murid Anda dengan melakukan yang terbaik dan terus berpegang pada nilai-
nilai kebajikan agar murid-murid Anda tumbuh menjadi manusia Indonesia yang
berintegritas dan berkarakter dan senantiasa mengambil keputusan-keputusan
yang etis dan manusiawi.

Merdeka!

Instruktur Modul 3.1

51
Daftar Pustaka
Costa, A.L., Garmston, R. J. (2005). Cognitive Coaching Foundation Seminar: Learning
Guide (6th Edition). Colorado: Center of Cognitive Coaching.
Goodrich. G. (2017). Moral Courage TM Seminar. USA: The Krause Center for
Leadership and Ethics, The Citadel
Gossen, D. C. (2001). Restitution: Restructuring School Discipline. North Carolina:
Chapel Hill.
Grogan, M. (2013). The Jossey-Bass Reader on Educational Leadership (3rd Edition).
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc,.
Kidder, R.M. (1995). How Good People Make Tough Choices Resolving the Dilemmas
of Ethical Living, USA: HarperCollins Publishers
Rukiyati, Purwastuti, L.A., Haryatmoko. (2018). Etika Pendidikan, Yogyakarta:
Penerbit Andi (Anggota IKAPI).
Yayasan Pendidikan Luhur. (2006). Foundation for Excellence in Education, Modul
On Ethics,

52
-

53

Anda mungkin juga menyukai