PPKN Tugas Dan Fungsi Lembaga Non Kementrian Lengkap
PPKN Tugas Dan Fungsi Lembaga Non Kementrian Lengkap
2. Badan Intelijen Negara Tugas pokok dan fungsi BIN adalah pengembangan tugas
intelijen nasional dan berperan menyelenggarakan
intelijen community, melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang intelijen.
2
Koordinasi kegiatan fungsional di bidang meteorologi,
klimatologi, kualitas udara dan geofisika
Memfasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi
pemerintah dan swasta di bidang meteorologi, klimatologi,
kualitas udara dan geofisika
Penyelenggaraan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran,
pengolahan dan analisis serta pelayanan di bidang meteorologi,
klimatologi, kualitas udara dan geofisika
Penyelenggaraan kegiatan kerjasama di bidang meteorologi,
klimatologi, kualitas udara dan geofisika
Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi
umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi
dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga
Fungsi :
Perumusan dan pengendalian kebijakan teknis di bidang
informasi geospasial;
Penyusunan rencana dan program di bidang informasi
geospasial;
Penyelenggaraan informasi geospasial dasar yang meliputi
pengumpulan data, pengolahan, penyimpanan data dan
informasi, dan penggunaan informasi geospasial dasar;
Pengintegrasian informasi geospasial tematik yang
diselenggarakan oleh instansi pemerintah dan/atau pemerintah
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
Penyelenggaraan informasi geospasial tematik yang belum
diselenggarakan selain BIG meliputi pengumpulan data,
pengolahan,penyimpanan data dan informasi, dan penggunaan
informasi geospasial tematik;
Penyelenggaraan infrastruktur informasi geospasial meliputi
penyimpanan, pengamanan, penyebarluasan data dan
informasi, dan penggunaan informasi geospasial;
Penyelenggaraan dan pembinaan jaringan informasi
geospasial;
Akreditasi kepada lembaga sertifikasi di bidang informasi
geospasial;
Pelaksanaan kerjasama dengan badan atau lembaga
pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam dan/atau luar
negeri;
Pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi di
lingkungan BIG;
Pelaksanaan koordinasi perencanaan, pelaporan, penyusunan
peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;
Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan,
organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan,
keprotokolan, kehumasan, kerjasama, hubungan antar lembaga,
kearsipan, persandian, barang milik negara, perlengkapan, dan
rumahtangga BIG;
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, serta promosi dan pelayan produk dan jasa di
bidang informasi geospasial;
Perumusan, penyusunan rencana, dan pelaksanaan
pengawasan fungsional.
3
Nasional Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial pecandu Narkotika, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat;
Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan
masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Psikotropika Narkotika;
Melalui kerja sama bilateral dan multiteral, baik regional
maupun internasional, guna mencegah dan memberantas
peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan
terhadap perkara penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan
Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan
wewenang.
Selain tugas sebagaimana diatas, BNN juga bertugas
menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali
bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.
Fungsi:
Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif
lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang
selanjutnya disingkat dengan P4GN.
Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar,
kriteria dan prosedur P4GN.
Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.
Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan,
pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum
dan kerjasama di bidang P4GN.
Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakna teknis P4GN di
bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat,
pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama.
Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada
instansi vertikal di lingkungan BNN.
Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen
masyarakat dalam rangka penyusunan dan perumusan serta
pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN.
Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di
lingkungan BNN.
4
Pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian wadah peran serta
masyarakat.
Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.
Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di
bidang narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan
adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol.
Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun
komponen masarakat dalam pelaksanaan rehabilitasi dan
penyatuan kembali ke dalam masyarakat serta perawatan
lanjutan bagi penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan
psikotropika serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif
untuk tembakau dan alkohol di tingkat pusat dan daerah.
Pengkoordinasian peningkatan kemampuan lembaga
rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu narkotika dan
psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif
untuk tembakau dan alkohol yang diselenggarakan oleh
pemerintah dan masyarakat.
Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahguna
dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan
adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol
berbasis komunitas terapeutik atau metode lain yang telah
teruji keberhasilannya.
Pelaksanaan penyusunan, pengkajian dan perumusan peraturan
perundang-undangan serta pemberian bantuan hukum di bidang
P4GN.
Pelaksanaan kerjasama nasional, regional dan internasional di
bidang P4GN.
Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan
P4GN di lingkungan BNN.
Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi
pemerintah terkait dan komponen masyarakat di bidang P4GN.
Pelaksanaan penegakan disiplin, kode etik pegawai BNN dan
kode etik profesi penyidik BNN.
Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional penelitian dan
pengembangan, serta pendidikan dan pelatihan di bidang
P4GN.
Pelaksanaan pengujian narkotika, psikotropika dan prekursor
serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk
tembakau dan alkohol.
Pengembangan laboratorium uji narkotika, psikotropika dan
prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif
tembakau dan alkohol.
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan
nasional di bidang P4GN
5
Merumuskan dan pelaksanaan kebijakan tertentu dibidang
perpustakaan;
Merumuskan dan pelaksanaan kebijakan pelestarian pustaka
budaya bangsa dalam mewujudkan koleksi deposit nasional
dan pemanfaatannya.
Fungsi:
Mengkaji dan menyusun kebijakan nasional dibidang
perpustakaan;
mengkoordinasikan kegiatan fungsional dalam pelaksanaan
tugas PERPUSNAS;
Melancarkan dan membina terhadap kegiatan instansi
Pemerintah dibidang perpustakaan;
Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi
umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi
dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
6
Pelaksanaan kebijakan dibidang penempatan dan perlindungan
tenaga kerja Indonesia di luar negeri secara terkoordinasi dan
terintegrasi (pasal 95 ayat 1 UU No. 39/2004).
12. Badan Standardisasi Fungsi:
Nasional (BSN) pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang
standardisasi nasional;
koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BSN;
fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah
di bidang standardisasi nasional;
penyelenggaraan kegiatan kerjasama dalam negeri dan
internasional di bidang standardisasi;
penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi
umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi
dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan hukum,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
Tugas:
penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung
pembangunan secara makro;
penetapan sistem informasi di bidangnya;
kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku yaitu :
1) perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang
standardisasi nasional;
2) perumusan dan penetapan kebijakan sistem akreditasi
lembaga sertifikasi, lembaga
inspeksi dan laboratorium;
3) penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI);
4) pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidangnya;
5) penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidangnya.
7
pengkajian dan penanganan masalah, sengketa, perkara dan
konflik di bidang pertanahan;
pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan;
penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan;
pendidikan, latihan dan pengembangan sumber daya manusia
di bidang pertanahan;
pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan;
pembinaan fungsional lembaga-lembaga yang berkaitan
dengan bidang pertanahan;
pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang,
dan/atau badan hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
fungsi lain di bidang pertanahan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
8
sertifikasi tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di
bidangnya;
kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku seperti memasuki semua
kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat
penimbunan, dan sebagainya; meneliti semua catatan, data
elektronik, dokumen, buku perhitungan, surat-surat bukti,
notulen rapat panitia dan sejenisnya, hasil survei laporan-
laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang diperlukan
dalam pengawasan; pengawasan kas, surat-surat berharga,
gudang persediaan dan lain-lain; meminta keterangan tentang
tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil pengawasan BPKP
sendiri maupun hasil pengawasanBadan Pemeriksa Keuangan,
dan lembaga pengawasan lainnya.
9
Berjangka, termasuk perubahannya.
Memastikan agar Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring
Berjangka melaksanakan semua ketentuan dan peraturan yang
telah ditetapkan serta melakukan pengawasan yang intensif dan
pengenaan sanksi tegas terhadap pelanggarannya.
Menetapkan jumlah maksimum posisi terbuka yang dapat
dimiliki atau dikuasai oleh setiap Pihak dan batas jumlah posisi
terbuka yang wajib dilaporkan.
Menetapkan Daftar Bursa Berjangka Kontrak Berjangka luar
negeri yang dapat menjadi tujuan penyaluran amanat Nasabah
dalam negeri.
Melakukan pemeriksaan terhadap setiap Pihak yang memiliki
izin dan memerintahkan pemeriksaan serta penyidikan terhadap
Pihak yang diduga melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
perundang-undangan di bidang perdagangan berjangka.
Mewajibkan kepada setiap Pihak untuk menghentikan atau
memperbaiki iklan atau promosi tentang perdagangan
berjangka yang dapat menyesatkan.
Membentuk sarana penyelesaian masalah yang berkaitan
dengan kegiatan perdagangan berjangka.
Fungsi:
Perumusan, pelaksanaan, pengamanan pelaksanaan kebijakan
teknis, dan evaluasi di bidang pembinaan, pengaturan dan
pengawasan perdagangan berjangka, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
Perumusan, pelaksanaan dan pengamanan pelaksanaan
kebijakan teknis dan evaluasi di bidang pembinaan, pengaturan
dan pengawasan pasar fisik dan jasa;
Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur
serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pembinaan, pengaturan dan pengawasan di bidang pasar fisik
dan jasa;
Pelaksanaan administrasi Badan.
18. Badan Pengawasan Tugas:
Obat dan Makanan Mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia.
(BPOM RI) Fungsi:
Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang
pengawasan Obat dan Makanan.
Pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan Obat
dan Makanan.
Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas
Badan POM.
Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap
kegiatan instansi pemerintah di bidang pengawasan Obat dan
Makanan.
Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi
umum di bindang perencanaan umum, ketatausahaan,
organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
persandian, perlengkapan dan rumah tangga.
10
Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-
undangan;
Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana
kepada masyarakat;
Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana
kepada Presiden setiap sebulan sekali dalam kondisi normal
dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
Menggunakan dan mempertanggungjawabkan
sumbangan/bantuan nasional dan internasional;
Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang
diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah.
11
Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di
lingkungan BMKG;
Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawab BMKG;
Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
12
Pelaksanaan deradikalisasi;
Perlindungan terhadap objek-objek yang potensial menjadi
target serangan terorisme;
Pelaksanaan penindakan, pembinaan kemampuan, dan
kesiapsiagaan nasional;
Pelaksanaan kerjasama internasional di bidang
penanggulangan terorisme;
Perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap program,
administrasi dan sumber daya serta kerjasama antar instansi;
13
25. Badan Ekonomi Tugas membantu Presiden dalam merumuskan, menetapkan,
Kreatif mengkoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan di bidang
ekonomi kreatif.
Fungsi:
Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan program di bidang
ekonomi kreatif;
Perancangan dan pelaksanaan program di bidang ekonomi
kreatif;
Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan
pelaksanaan kebijakan dan program di bidang ekonomi kreatif;
Pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan
kebijakan dan program di bidang ekonomi kreatif;
Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan kepada
semua pemangku kepentingan di bidang ekonomi kreatif;
Pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dengan Lembaga
Negara, Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian,
Pemerintah Daerah, dan pihak lain yang terkait; dan
Pelaksanaan fungsi lain yang ditugaskan Presiden yang terkait
dengan ekonomi kreatif.
14
Pembinaan, penjaminan mutu dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur negara;
Pembinaan jabatan fungsional tertentu yang menjadi
kewenangan LAN sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-udangan;
Pengembangan kapasitas administrasi negara; dan
Pembinaan dan penyelenggaraan duku-ngan administrasi
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.
15