Anda di halaman 1dari 2

M.

Khamdan Yuwafi

2186206034

PGSD/D21

INOVASI PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI COVID - 19

Tingginya kasus Covid - 19 sangat berdampak pada pendidikan, karena tingginya kasus Covid - 19 ini
menyebabkan sistem pembelajaran harus dilakukan dengan jarak jauh. Meningkatnya kasus Covid -19
varian baru pemerintah telah membuat kebijakan pembukaan sekolah harus kembali ditunda. Padahal,
tanpa kondisi pandemi, capaian pendidikan di Indonesia dapat dikatakan masih belum optimal seperti
yang terlihat pada skor Programme for International Student Assessment (PISA) oleh OECD pada tahun
2018. Ditutupnya sekolah selama lebih dari satu tahun berpotensi menciptakan kehilangan
pembelajaran (learning loss) dimana ketika sekolah ditutup selama tiga bulan, anak-anak diprediksi
kehilangan pembelajaran yang setara dengan lebih dari satu tahun (Kaffenberger, 2020). Di satu sisi,
kualitas pendidikan terancam semakin menurun dan mengancam hak anak akan akses terhadap
pendidikan dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Namun, di sisi lain
kesehatan siswa, guru dan setiap orang merupakan prioritas yang harus dijaga.

Secara umum, inovasi dapat dipahami sebagai keberhasilan dalam memperkenalkan suatu hal atau
sebuah metode baru (Brewer and Tierney, 2012). Di bidang pendidikan, inovasi ditujukan untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran serta meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui berbagai pembaharuan dalam teori pedagogi, pendekatan metodologis, teknik
mengajar, alat pembelajaran, proses pembelajaran maupun struktur institusional (Serdyukov, 2017).
Inovasi dapat dilakukan pada tataran strategis yang dibuat oleh pemerintah, misalnya melalui kebijakan
dan program di tingkat makro yang diaplikasikan dalam proses pembelajaran sehari-hari.

Guru dan kepala sekolah serta orangtua atau pengasuh merupakan pihak paling dekat dengan anak
sebagai peserta ajar dan berperan penting dalam mendukung terjadinya berbagai praktik inovatif.
Inovasi dalam pendidikan seringkali dikaitkan dengan penggunaan teknologi dan internet untuk
mengakses materi maupun melakukan interaksi pembelajaran, seperti melalui situs web (website),
Learning Management System (sistem manajemen pembelajaran), mobile application (aplikasi seluler),
hingga media sosial. Namun pada kenyataannya, seringkali praktik inovatif dalam pendidikan menjadi
terbatas hanya pada media teknologi dan kanal digital.

Di beberapa konteks ketika perangkat teknologi dan jaringan tidak memadai serta kapasitas guru
dan orangtua terbatas dalam mengoptimalkan teknologi digital, praktik inovasi seolah harus terhenti.
Padahal, merujuk pada hakikatnya, inovasi adalah upaya meningkatkan kualitas dan efisiensi melalui
berbagai pembaharuan. Oleh sebab itu, inovasi dalam pendidikan perlu dipahami dan dilakukan bukan
hanya pada tatanan cara melalui penggunaan teknologi dan digitalisasi, namun perlu dimulai dari
tatanan pola pikir dan perilaku. Inovasi perlu dilihat sebagai sebuah upaya untuk mengembangkan
kemampuan dalam melihat dan melakuan sesuatu dari perspektif yang berbeda, kritis, kreatif, menarik,
dan praktis. Dalam hal ini, kreativitas menjadi faktor yang penting untuk dimiliki oleh guru dan kepala
sekolah serta orangtua atau pengasuh dalam membangkitkan antusiasme, efektivitas, dan kreativitas
proses belajar mengajar melalui berbagai cara, dimulai dari apa yang tersedia di sekitar siswa.

Kreativitas juga memampukan guru dan orangtua bukan hanya dalam melihat potensi apa yang tersedia,
melainkan juga bagaimana memaksimalkan penggunaan dan manfaat dari berbagai potensi tersebut.
Kreativitas memotivasi guru dan orangtua untuk menghadirkan pembelajaran yang dilakukan
berdasarkan berbagai aktivitas seperti melakukan permainan, eksperimen sains, observasi sosial,
menonton video, bermain peran, bernyanyi bersama, dan lain sebagainya baik lewat interaksi digital
oleh guru maupun interaksi secara langsung oleh orangtua di rumah. Dengan kreativitas, guru dan
orangtua juga dapat memaksimalkan penggunaan perangkat teknologi digital yang tersedia dalam
mengakses berbagai konten pembelajaran, memilah sesuai dengan kebutuhan anak, dan
menyampaikannya dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.

Pada akhirnya, diperlukan perspektif baru dalam melihat pendidikan seperti apa yang sejatinya benar-
benar dibutuhkan oleh siswa di era pandemi ini. Diperlukan kesadaran tentang pentingnya melakukan
berbagai terobosan baru, bukan hanya pada sistem pendidikan, tetapi juga pada proses pembelajaran
sehari-hari yang dijalani oleh siswa bersama guru dan orangtua. Dalam menghadirkan inovasi
pendidikan, kita perlu untuk mengingat pentingnya untuk memperhatikan konteks dan kebutuhan yang
berbeda-beda di setiap wilayah, sekolah, bahkan individual.

Situasi yang berbeda di era pandemi Covid-19 ini membawa kita memiliki sudut pandang yang berbeda
dan melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda. Tujuannya bukan semata untuk mendorong anak
mencapai lebih banyak hal, tetapi untuk bertahan di tengah situasi yang tidak mudah dan lebih
menikmati proses pendidikan yang sesungguhnya untuk hasil yang bermakna bagi anak-anak Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai