Dosen Pembimbing
Disusun oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang “CVP (CENTRAL VENOUS PRESSURE)” tepat pada
waktunya. Makalah ini kelompok kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Kritis.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini tak luput dari
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
penyempurnaan penyusunan makalah kami ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Dan kami berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik atau saran
untuk makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman era globalisasi ini teknologi semakin maju terutama dibidang kesehatan.
Dengan adanya kemajuan teknologi ini maka diperlukan sumber daya manusia yang
bermutu. Perawat yang merupakan salah satu sumber daya manusia dibidang kesehatan
dituntut untuk selalu meningkatkan pengetahuannya baik melalui pendidikan formal
maupun pendidikan informal seperti mengikuti pelatihan kursus keperawatan, seminar
atau yang lainnya sesuai dengan bidangnya.
Cairan merupakan bagian terbesar dalam bagian tubuh, yang salah satu perannya
adalah untuk membantu metabolisme tubuh. Agar metabolism tubuh dapat berjalan baik
dibutuhkan input cairan setiap hari untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Hilangnya cairan pada individu dapat disebabkan karena beberapa hal termasuk keadaan
patologis pada individu (gagal ginjal, ARF, gagal jantung, shock,dll), perbedaan suhu
yang ekstrim, serta perdarahan. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mengalami
dehidrasi.
Pengukuran keseimbangan cairan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya
pengukuran melalui vena sentral den gan menggunakan manometer. Pengukuran tekanan
vena sentral (CVP) dilakukan untuk mengukur tekanan darah di vena kava. Pengukuran
ini memberikan informasi tentang tiga parameter yang meliputi; volume darah,
keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular. Adanya pengukuran ini,
paramedis dapat mengetahui keseimbangan cairan pada klien yang sedang dalam
keadaan patologis untuk mengantisipasi terjadinya shock hipovolemik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tekanan vena Central (central venous pressure) adalah tekanan darah di vena
kava. Ini memberikan informasi tentang tiga parameter volume darah, keefektifan
jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular. Tekanan vena central dibedakan dari
tekanan vena perifer, yang dapat merefleksikan hanya tekanan lokal. Pengukuran
CVP / RJP (Right Arterial Pressure) dengan menggunakan manometer.
Darah dari vena sistemik masuk ke atrium kanan sehingga pengukuran tekanan
pada atrium kanan dapat dilakukan. CVP ditentukan oleh fungsi dari sebelah kanan
jantung dan tekanan darah vena di vena cava. Dalam situasi normal, peningkatan
venous return menyebabkan peningkatan cardiac output tanpa perubahan tekanan
vena. Namun bila fungsi ventrikular kanan berkurang atau pada sirkulasi pulmunol
yang terobstruksi, tekanan atrium kanan akan meningkat. Kehilangan volume darah
ataupun dilatasi menyeluruh juga menyebabkan berkurangnya venus return dan
tekanan atrium kanan turun. Nilai normal CVP 5 - 10 cm H2O, dan pada orang yang
menggunakan ventilator naik 3 - 5 cm H2O.
CVP menggambarkan tekanan pada vena central. Alat untuk mengukur CVP
adalah CVC line (Central Venous Cathether). Pemasangan CVC line, biasanya
dilakukan oleh seorang anastesiologi. Area pemasangan CVC line biasanya
dilakukan di vena jugularis interna/eksterna, vena subclavia dextra/sinistra, dan juga
vena femoralis. Namun yang area yang bisanya dilakukan tempat penusukan untuk
memasukkan CVC line adalah di vena subclavia karena letaknya yang relatif dekat
dengan atrium kanan. Ujung dari CVC line akan sampai pada muara vena cava di
atrium kanan jantung.
2. Indikasi Pemasangan CVP
1) Pasien dengan kondisi shock yang memerlukan cairan dalam jumlah yang besar
dan dalam waktu yang singkat.
2) Pasien yang mengalami pada akses vena perifer sehingga tidak memungkinkan lagi
dilakukan akses cairan melalui vena perifer.
3. Tujuan dari pemasangan CVC
7) Ritme jantung
Ritme junctional
Fibrilasi atrium
Disosiasi atrioventrikular
8) Level transducer
Posisi pasien
9) Tekanan intrathorakal
Respirasi
Intermittent positive-presure ventilation
Positive end-expiratory pressure
Tension pneumothorax
10) Lokasi pemantauan
Vena Jugularis interna kanan atau kiri (lebih umum pada kanan).
Vena subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus toraks rendah pada kanan.
Vena brakialis, yang mungkin tertekuk dan berkembang menjadi phlebitis.
Lumen proksimal kateter arteri pulmonalis, di atrium kanan atau tepat di
atrium kanan atau tepat di atas vena kava superior.
9. Komplikasi
Pneumothoraks
Emboli udara
Kelebihan cairan
Sepsis
Emboli pumuner
Disritmia
Perdarahan karena selang terlepas dari kateter vena central - Lapor segera!!
B. Prosedur Tindakan
1. Pengkajian
Yang perlu dikaji pada pasien yang terpasang CVP adalah tanda-tanda
komplikasi yang ditimbulkan oleh pemasangan alat.
Kaji akan kebutuhan pemasangan CVP dan pengukuran CVP
Keluhan nyeri, napas sesak, rasa tidak nyaman.
Keluhan verbal adanya kelelahan atau kelemahan.
Frekuensi napas, suara napas
Tanda - tanda kemerahan / pus pada lokasi pemasangan.
Adanya gumpalan darah / gelembung udara pada cateter.
Kesesuaian posisi jalur infus set.
Tanda-tanda vital
2. Perencanaan
Persiapan alat
1) Bak instrumen
2) Kassa steril
3) Plester
4) Gunting
5) Betadine
6) Spuit 5 ml
Persiapan pasien
1) Identifikasi pasien
2) Informed consent
3) Menjaga privasi pasien
Persiapan petugas
Menggunakan APD yang terdiri dari :
1) Sarung tangan bersih
2) Apron sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan
Atur posisi pasien dan siapkan lingkungan
Jaga privasi pasien dengan cara memasang tirai
Pakai APD sesuai prosedur
Pastikan aliran CVC lancar dengan melakukan aspirasi menggunakan
spuit 5 ml
Observasi tanda-tanda infeksi
Ganti kain kassa tiap hari (dibersihkan pakai betadine dan plaster) atau
ganti dengan lecomed minimal tiga hari kecuali bila kotor
Rapikan pasien dan alat-alat
Rapikan alat yang telah diberikan dan membuang sampah sesuai
dengan prosedur
Jelaskan kepada pasien/keluarga bahwa tindakan selesai dilakukan dan
memohon undur diri
Lepas APD sesuai dengan prosedur
Cuci tangan
Dokumentasi pelaksanaan tindakan di dalam catatan terintegrasi
4. Peranan Perawat
Sebelum Pemasangan
a) Mempersiapkan alat untuk penusukan dan alat-alat untuk pemantauan.
b) Mempersiapkan pasien; memberikan penjelasan, tujuan pemantauan, dan
mengatur posisi sesuai dengan daerah pemasangan.
Saat Pemasangan
a) Memelihara alat-alat selalu steril
b) Memantau tanda dan gejala komplikasi yang dapat terjadi pada saat
pemasangan seperti gangguan irama jantung, perdarahan.
c) Membuat klien merasa nyaman dan aman selama prosedur dilakukan.
Setelah Pemasang
1) Mendapatkan nilai yang akurat dengan cara :
a) Melakukan Zero Balance : menentukan titik nol/letak atrium, yaitu
pertemuan antara garis ICS IV dengan mid aksila.
b) Zero balance : dilakukan pd setiap pergantian dinas atau gelombang
tidak sesuai dg kondisi klien melakukan kalibrasi untuk mengetahui
fungsi monitor/transduser, setiap shift.
2) Mengkorelasikan nilai yg terlihat pada monitor dengan keadaan klinis
klien.
3) Mencatat nilai tekanan dan kecenderungan perubahan hemodinamik.
4) Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian obat-obatan.
5) Mencegah terjadi komplikasi & mengetahui gejala & tanda komplikasi
(spt. Emboli udara, balon pecah, aritmia, kelebihan cairan,hematom,
infeksi,penumotorak, rupture arteri pulmonalis, & infark pulmonal).
6) Memberikan rasa nyaman dan aman pada klien.
7) Memastikan letak alat2 yang terpasang pada posisi yang tepat dan cara
memantau gelombang tekanan pada monitor dan melakukan pemeriksaan
foto toraks (CVP, Swan gans).
5. Evaluasi
1) Lihat kembali posisi vena central, sumbatan ataupun perdarahan.
2) Laporkan adanya hasil ukuran CVP yang tidak normal.
6. Dokumentasi
Nama Pasien
Tanggal
Catat waktu dilakukan pengukuran CVP
Catat hasil pengukuran sebelum dan sesudah CVP
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengukuran intake merupakan suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang
masuk kedalam tubuh. Intake/asupan cairan untuk kondisi normal pada orang
dewasa adalah kurang lebih 2500 cc perhari. Asupan cairan dapat langsung berupa
cairan atau ditambah dari makanan lain. Pengukuran Output merupakan suatu
tindakan mengukur jumlah cairan yang keluar dari tubuh. Output/pengeluaran cairan
sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada orang dewasa, dalam
kondisi normal adalah kurang lebih 2300 cc. Jumlah air yang paling banyak keluar
berasal dari ekskresi ginjal (berupa urien), sebanyak kurang lebih 1500 cc perhari
pada orang dewasa.
Tekanan vena central (central venous pressure) adalah tekanan darah di atrium
kanan atau vena kava. Ini memberikan informasi tentang tiga parameter volume
darah, keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular. Tekanan vena central
dibedakan dari tekanan vena perifer, yang dapat merefleksikan hanya tekanan lokal
B. Saran
1) Bagi para perawat agar lebih memahami dan dapat melakukan tindakan
pengukuran intake dan output serta dapat melakukan pemasangan CVP.
2) Bagi para pembaca agar lebih mengerti tentang pengukuran intake dan output
serta CVP.
DAFTAR PUSTAKA
RShttp://sitirochana.blogspot.com/2010/04/perawatan-klien-terpasang-cvp-
central.htmlhttp://LP Central Venous Pressure « Hikari Research.htm
https://id.scribd.com/document/497428457/MAKALAH-KEPERAWATAN-KRITIS-
KELOMPOK-5. Diakses pada tanggal 02 Desember 2021 pukul 21.16 WIB.