Anda di halaman 1dari 9

GAMBARAN EDUKASI PERAWAT TENTANG EKSTRAVASASI

KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA


DI RUANG ELISABETH 2 RS PANTI RAPIH
YOGYAKARTA 2019

Christina Nita Dwi Yuliani1, Priyani Haryanti2


STIKES Bethesda Yakkum Jl. Johar Nurhadi No.6 Yogyakarta 524565
Email : priyani@stikesbethesda.ac.id

ABSTRAK
Latar belakang : Efek kemoterapi diantaranya adalah ekstravasasi, yaitu obat sitotoksik terinfiltrasi ke jaringan
subdermal yang menyebabkan edema sampai dengan terjadinya nekrosis. Terdapat dua kejadian ekstravasasi
kemoterapi di ruang Elisabeth 2.
Tujuan : Mengetahui gambaran edukasi ekstravasasi kemoterapi pada pasien kanker payudara menjalani
kemoterapi di ruang Elisabeth 2 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2019.
Metode : Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, sampel penelitian sebanyak enam perawat,
menggunakan tehnik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur,
observasi pada 5 pasien, dan trianggulasi pada 2 sumber. Analisa menggunakan transkriping, koding dan
kategorisasi.
Hasil : Sebanyak 6 perawat dalam persipan kemoterapi melakukan persiapan alat, pasien, lingkungan sesuai
dengan prosedur, 6 perawat memberikan edukasi ekstravasasi tentang tanda dan gejala, semua perawat belum
memberikan pengertian dan penanganan ekstravasasi, pasien belum mengerti tentang ekstravasasi.
Kesimpulan: Perawat dalam memberikan edukasi ekstravasasi kemoterapi belum secara menyeluruh, edukasi
yang diberikan berisi tentang tanda dan gejala ekstravasasi, pengertian dan penanganan belum dijelaskan.
Saran : Pembuatan SPO edukasi ekstravasasi kemoterapi, media edukasi menggunakan leaflet.

Kata kunci : kanker – kemoterapi – ekstravasasi – edukasi

ABSTRACT
Background: The effects of chemotherapy include extravasation, which means cytotoxic drugs infiltrated into
subdermal tissue which cause edema until necrosis occurs. There were two cases of extravasation of
chemotherapy in Elisabeth Ward 2.
Objective: To find out about the description of nurse education of extravasation of chemotherapy in patient with
breast cancer and chemotherapy in Elisabeth Ward 2 at Panti Rapih Hospital Yogyakarta in 2019.
Method: Qualitative research with phenomenology approach, six sample nurses, using purposive sampling
technique. Data collection used semi-structured interviews, observations on 5 patients, and questionnaire
sources. Analysis used translation, coding and categorization.
Result: At a total of 6 nurses have prepared the equipment patient, environmental setting according to
procedures. Six nurses have educated the patients regarding extravasation about sign and symptoms. All of the
nurses have not given any educations related to definition of extravasation and how to handle it. Patients have
not understood what extravasation is.
Conclusion: Nurses have not given comprehensive extravasation chemotherapy education. It is only about sign
and symptoms of extravasation. They have not explained about the definition and how to handle it.
Suggestions: Making education extravasation of chemotherapy based on SOP, education media use a

leaflet. Keywords: Cancer – Chemotherapy – Extravasations – Education

120
121

PENDAHULUAN muntah, mulut kering, sariawan, sakit


Kanker merupakan penyebab kematian tenggorokan, diare, konstipasi,
terbesar pada setiap tahunnya (Firmana, ekstravasasi, masalah kulit dan lain-lain,
2017). Penanganan metastasis kanker, meskipun banyak efek samping tidak
pasien akan diberikan pengobatan semua pasien mengalami efek samping
kemoterapi. Kejadian kanker di seluruh kemoterapi (Black, Hawks & Hokanson,
dunia mengalami peningkatan yang 2014), angka kejadian ekstravasasi
signifikan. Data dari World Health sebanyak 7,14% (Manik, 2016). Secara
Organization (WHO) tahun 2014 ada 32,6 statistik hasil ini menunjukkan tidak ada
juta kasus kanker. Prevalensi kanker di hubungan faktor-faktor kondisi vena,
Indonesia sebesar 1,4% atau sekitar ukuran kanula, jenis obat, volume obat,
347.792 orang, tertinggi kasus kanker lama paparan obat dalam kejadian
payudara, diikuti kanker serviks, leukemia, ekstravasasi obat kemoterapi namun secara
limfoma dan kanker paru. Daerah klinis pemahaman pasien sangat membantu
Istimewa Yogyakarta (DIY) angka dalam mencegah kejadian ektravasasi,
kejadian kanker menjadi urutan tertinggi di edukasi dapat membantu meminimalkan
Indonesia yaitu 4.1 % (Riskesdas, 2013). risiko ekstravasasi.
Data di RS Panti Rapih kasus pasien
dengan kanker payudara pada tahun 2016 Kejadian ekstravasasi saat pasien
ada 271 kasus, tahun 2017 terjadi kemoterapi di RS. Panti Rapih pernah
peningkatan menjadi 298 kasus, kanker terjadi namun ada terlihat pasien yang
payudara merupakan kasus terbesar pernah dilakukan kemoterapi terdapat
dibandingkan dengan kanker yang lain. tanda escklar di sepanjang aliran vena.
Kejadian ini belum terdokumentasikan di
Obat sitotoksik dalam terapi kanker laporan bulanan ruang kemoterapi dan di
diharapkan dapat menghambat proliferasi laporan pemantauan surveilans dari
sel kanker. Obat kemoterapi dapat Komite Pencegahan dan Pengendalian
diberikan kepada pasien dalam bentuk Infeksi (KPPI). Standar Prosedur
intravena, intraarteri, intratechal, Operasional (SPO) edukasi yang khusus
intraperitonial / intrapleura, intramuskuler, membahas ekstravasasi belum ada, namun
subcutan dan per oral. Obat kemoterapi dalam SPO Edukasi Kemoterapi Intravena
menimbulkan beberapa gejala yang tidak berisi tentang penjelasan tentang
menyenangkan, efek kemoterapi antara pengertian kemoterapi melalui jalur
lain kerontokan rambut, mual dan intravena, efek samping obat kemoterapi
122

dan cara penanganannya. Saat dilakukan uraian diatas peneliti ingin mengetahui
wawancara pada 11 pasien mengatakan gambaran pelaksanaan peran perawat
tidak mengetahui tentang ekstravasasi, dalam pemberian edukasi ekstravasasi
meliputi pengertian ekstravasasi, tanda dan kemoterapi pada pasien kanker payudara
gejala ekstravasasi, saat dilakukan yang sedang menjalani kemoterapi di
observasi ada 2 pasien yang mengalami ruang Elisabeth 2 Rumah Sakit Panti
ekstravasasi, pernyataan yang sama juga Rapih.
diberikan oleh pasien yang sudah selesai
dilakukan kemoterapi dan terdapat tanda METODE PENELITIAN
escklar namun tidak tahu bila tanda Penelitian ini adalah penelitian yang
escklar ini merupakan kejadian bersifat kualitatif dengan pendekatan
ekstravasasi. Saat melakukan observasi, fenomenologi dengan melakukan
perawat sebelum memberikan kemoterapi wawancara dan observasi pada perawat
terlihat belum memberikan edukasi mengenai pelaksanaan edukasi
ekstravasasi. Penderita kanker yang ekstravasasi kemoterapi di Ruang
menjalani kemoterapi injeksi menyatakan Elisabeth 2 Rumah Sakit Panti Rapih
bahwa perawat menjelaskan bila ada rasa Yogyakarta tahun 2019 berjumlah 6
panas dan nyeri di area tusukan infus responen.
segera memberitahu perawat. Berdasarkan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut:
1. Karakteristik responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Ruang
Elisabeth 2 RS Panti Rapih Yogyakarta
Kode Umur Tingkat Lama Bekerja Frekuensi
Responden (Tahun) Pendidikkan di Unit Pelatihan
Kemotrapi Kemoterapi
(Tahun) Frekuensi %
R1 39 D3 2 1 50
R2 32 D3 6 2 100
R3 37 D3 6 2 100
R4 36 D3 6 1 50
R5 49 D3 6 1 50
R6 53 D3 6 1 50

Sumber: Data Primer diolah pada Januari 2019


123

Analisis : 4. Evaluasi pelaksanaan edukasi


Dari data tabel 4 diperoleh data perawat ekstravasasi perawat dalam melakukan
yang bertugas di unit kemoterapi ruang persiapan kemoterapi sesuai dengan
Elisabeth 2 RS Panti Rapih usia tertua prosedur, perawat memberikan
53 tahun dan termuda usia 32 tahun, penjelasan tentang efek kemoterapi,
lama bekerja paling banyak 6 tahun ada perawat tidak menjelaskan pengertian
5 responden dan 1 responden lama ekstravasasi, penyebab ekstravasasi dan
bekerja 2 tahun, tingkat pendidikan cara penanganan kejadian ekstravasasi.
semua responden D3 keperawatan dan 2 Perawat menjelaskan tanda dan gejala
responden mengikuti 100% pelatihan ekstravasasi. Pasien tidak mendapatkan
kemoterapi dan 4 responden mengikuti leaflet edukasi kemoterapi.
50% pelatihan kemoterapi yang
diadakan di RS Panti Rapih dan di Pembahasan hasil penelitian sebagai
RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. berikut :
2. Persiapan dalam pemberian kemoterapi 1. Persiapan pelaksanaan kemoterapi
meliputi perawat yang bertugas di ruang a. Petugas yang memberikan
kemoterapi sudah mengikuti pelatihan kemoterapi, menurut peneliti dari
kemoterapi dan masa kerja sudah lebih usia perawat yang bertugas di
dari 1 tahun, persiapan pemberian ruang kemoterapi adalah usia
kemoterapi meliputi persiapan alat, dewasa yang masa kerja sudah
persiapan pasien. diatas dua tahun serta tingkat
3. Pelaksanaan pemberian edukasi pendidikan Diploma, dari usia,
ekstravasasi meliputi pengertian lama berkerja dan tingkat
petugas tentang ekstravasasi pendidikan ini akan memberikan
kemoterapi, penjelasan tanda dan gejala pengaruh dalam pelayanan kepada
ekstravasasi, penjelasan tentang jenis pasien, perawat lebih
obat yang menyebabkan ekstravasasi, berpengalaman dalam memberikan
jenis edukasi yang diberikan pada asuhan keperawatan, semakin lama
pasien yang sedang menjalani waktu bekerja maka akan memiliki
kemoterapi, penjelasan mengatasi banyak kemampuan dalam
ekstravasasi kemoterapi, dan media penguasaan tehnik pelayanan dan
yang digunakan dalam pemberian pelaksanaan prosedur sesuai
edukasi. dengan prosedur kerja yang
berlaku. Hasil ini di dukung oleh
124

penelitian sebelumnya ada RSPR/SPO/06/207 berisi tentang


hubungan antara lama bekerja persiapan alat, persiapan pasien,
dengan kinerja praktik keperawatan persiapan perawat, persiapan
dengan hasil bahwa lama bekerja lingkungan. Pemberian kemoterapi
mempengaruhi kemampuan melalui intravena perawat yang
perawat dalam melaksanakan bertugas mengacu pada SPO
kinerja praktik keperawatan dan tersebut, namun kendala yang
pelaksanakan tindakan yang sesuai terjadi APD yang digunakan
dengan prosedur kerja semakin perawat belum semua sesuai
baik, sehingga dapat disimpulkan dengan SPO yang berlaku. Dalam
perawat yang bertugas di ruang penelitian sebelumnya
kemoterapi sudah memiliki menyimpulkan pada persiapan
kemampuan dan ketrampilan yang pasien sebelum kemoterapi adalah
baik dalam memberikan pengkajian keadaan umum pasien,
kemoterapi (Rumayar, 2016). mengevaluasi hasil laboratorium,
b. Persiapan memberikan kemoterapi mengecek kecocokan obat dengan
intravena, menurut peneliti dalam pasien, menjelaskan tentang
pemberian kemoterapi memerlukan kemoterapi, protokol kemoterapi,
keahlian khusus, maka perawat APD, manajemen kemoterapi.
yang bertugas di ruang kemoterapi Manajemen kemoterapi menjadi
perlu dilatih khusus dengan menjadi hal yang penting dalam
mengikuti pelatihan tentang persiapan perawat sebelum
pelaksanaan pemberian kemoterapi melakukan kemoterapi yaitu
yang aman untuk petugas dan perawat harus memiliki
pasien. Pelatihan meliputi tehnik kemampuan dan pengetahuan
pemberian kemoterapi, APD yang tentang kemoterapi sehingga dapat
digunakan, cara mengatasi kejadian disimpulkan dalam mempersiapkan
efek samping obat, perawatan di pelaksanaan kemoterapi perawat
rumah paska kemoterapi. Perawat harus sudah mengikuti pelatihan
dalam melakukan tindakan tentang manajemen kemoterapi,
kemoterapi mengacu pada SPO melaksanakan SPO yang berlaku
yang ada. SPO memberikan (Falah et al, 2018).
kemoterapi melalui jalur intravena
dengan nomer dokumen.
125

2. Pelaksanaan pemberian pada pasien mengenai resiko dan


ekstravasasi kemoterapi manifestasi yang bisa muncul
a. Pelaksanaan pemberian edukasi merupakan hal yang penting
ekstravasasi kemoterapi menurut sedangkan pada penelitian yang
peneliti ekstravasasi adalah suatu dilakukan sebelumnya ekstravasasi
kejadian dimana obat kemoterapi adalah terjadinya filtrasi obat
golongan vesicant keluar dari vena kemoterapi di jaringan sekitar yang
kemudian menginfiltrasi daerah menyebabkan bengkak seperti
sekitar area insersi, tanda dari terbakar menjadi masalah
ekstravasasi segera adalah rasa keperawatan yang harus dipantau
panas, nyeri, kemerahan di area saat pasien mendapatkan
sekitar insersi. Ekstravasasi kemoterapi sehingga dapat
merupakan komplikasi dari disimpulkan kejadian ekstravasasi
kemoterapi yang terjadi ketika obat dapat dicegah dengan pemberian
terinfiltrasi ke jaringan sub dermal edukasi ekstravasasi meliputi
dilokasi akses intravena (Black, pengertian, tanda dan gejala, dan
Hawks & Hokanson, 2014). penanganan kejadian ekstravasi
Golongan obat kemoterapi jenis (Falah et al, 2018).
vesicant yang memiliki sifat b. Edukasi yang diberikan saat pasien
korosif dan berpotensi dilakukan kemoterapi menurut
menyebabkan kerusakan jaringan peneliti edukasi adalah suatu cara
yang disertai nyeri, edema, eritema memberikan transfer ilmu
dan kemungkinan nekrosis. pengetahuan kepada pasien
Kejadian ekstravasasi meliputi pengertian, tanda gejala,
menunjukkan tidak ada hubungan dan cara pencegahan serta
factor-faktor kondisi vena, lokasi penanganan. Perawat memberikan
vena, ukuran kanula, jenis obat, edukasi tentang kemoterapi,
volume obat, lama paparan dan edukasi ekstravasasi yang diberikan
pemahaman pasien (Falah et al, kepada pasien adalah tanda dan
2018). Pemberian kemoterapi yang gejala ekstravasasi, untuk
aman dan pencegahan ekstravasasi pengertian dan penanganan
merupakan tanggungjawab ekstravasasi perawat belum
bersama team yang terlibat dalam menjelaskan kepada pasien.
pemberian kemoterapi. Edukasi Pengertian perawat tentang
126

ekstravasasi masih bervariasi, cara memulihkan kesehatannya. Unsur-


penanganan ekstravasasi keenam unsur dalam pemberian edukasi
perawat mengatakan kemoterapi adanya sasaran pendidikan, proses
harus dihentikan dan dipindahkan dan output (Notoatmodjo, 2014).
ke vena yang aman, dalam SPO Metode pemberian edukasi bisa
mengelola kejadian ekstravasasi diberikan secara individual atau
agen kemoterapi pada fase awal berkelompok, sarana edukasi bisa
dengan nomor dokumen menggunakan alat bantu visual dan
RSPR/SPO/06/208 sudah ada dengar. Ada pengaruh yang
prosedur yang harus dilakukan signifikan antara pemberian
perawat bila menemui kejadian booklet kemoterapi terhadap
ektravasasi. Sarana yang peningkatan kemampuan penderita
digunakan dalam pemberian dalam perwatan diri, pemberian
edukasi leaflet dan edukasi secara booklet dapat menjadi alternative
lisan. SPO memberikan edukasi dalam pemberian edukasi
kemoterapi intravena secara umum kesehatan sehingga dapat ditarik
dengan nomor dokumen kesimpulan bahwa edukasi
RSPR/SPO/06/365 menyebutkan ekstravasasi kemoterapi yang
dalam pemberian edukasi persiapan diberikan kepada pasien belum
alat adanya alat peraga (gambar, menjelaskan secara utuh tentang
phantom, leaflet) dan persiapan ekstravasasi (Anita & Sukamti,
perawat memiliki kemampuan dan 2016).
ketrampilan yang memadai dalam 3. Evaluasi
memberikan edukasi pemberian Menurut peneliti dari hasil wawancara
kemoterapi melalui jalur intravena, tersebut pasien mengetahui tanda
namun edukasi yang membahas ekstravasasi dari penjelasan yang
secara khusus tentang ekstravasasi diberikan oleh perawat, namun pasien
belum ada. Peran perawat salah tidak mengetahui bila ada tanda nyeri,
satunya sebagai educator, melalui panas dan bengkak adalah tanda dari
edukasi perawat dapat menjelaskan ekstravasasi. Pemberian edukasi
tentang suatu konsep, fakta secara lisan mempunyai kelemahan
kesehatan, membantu pasien pada penerimaan edukasi yang
mengenal masalah kesehatan dan diberikan tidak bisa diterima secara
prosedur asuhan keperawatan untuk penuh bahkan pasien mudah lupa.
127

Pemilihan media edukasi akan DAFTAR PUSTAKA


membantu tercapainya tujuan dari Anita., & Sukamti, Tri. (2016). Pengaruh
pemberian edukasi. pemberian booklet kemoterapi
terhadap kemampuan perawatan diri
KESIMPULAN penderita kanker payudara pasca
Hasil penelitian ini didapatkan gambaran kemoterapi di Ruang Bedah Rumah
bahwa perawat dalam memberikan edukasi Sakit Abdul Moeloek Bandar
ekstravasasi belum diberikan secara Lampung. Diakses pada tanggal 12
menyeluruh, edukasi ekstravasasi yang Februari 2019 dari
diberikan adalah tanda dan gejala, hhtp://ejurnal.poltekkes.tjk.ac.id
sedangkan pengertian dan penanganan Black, M. Joyce., & Hawks. Jane,
dari ekstravasasi belum diberikan kepada Hokanson. (2014). Keperawatan
pasien. Jawaban perawat tentang medikal bedah: managemen klinis
ekstravasasi masih bervariasi, cara untuk hasil yang diharapkan, Ed.8 –
penanganan ekstravasasi sudah terdapat Buku 1. Jakarta: Salemba Medika
SPO namun perawat pelaksana belum Falah, Fakhriatul. Dasong, Saenab. Usolin,
sepenuhnya mengetahui cara penanganan Dessy. Natalia. (2018). Persepsi
yang tepat. perawat pelaksana tentang
managemen kemoterapi pada pasien
SARAN kanker di RS Ibnu Sina Makassar.
Edukasi ekstravasasi harus diberikan Diakses pada 28 September 2018
kepada semua pasien sebelum dilakukan dari hhtp:www.google.com.
kemoterapi, pemberian edukasi dengan ejournal.stikesnh.ac.id
media dan alat peraga (gambar, leaflet, Firmana, Dicky. (2017). Keperawatan
Phantom) seperti yang tertera dalam SPO, kemoterapi. Jakarta: Salemba
perlu diadakan in house training secara Medika
rutin untuk meningkatkan pengetahuan, Manik, Marisa. (2016). Kejadian
sikap dan ketrampilan dalam pelayanan di ekstravasasi obat kemoterapi pada
ruang kemoterapi. pasien kemoterapi. Diakses pada 10
Desember 2017 dari
hhtp:www.google.com.Jurnal
Keperawatan Soedirman (The
Soedirman Journal of Nursing)
128

Notoatmodjo, Soekidjo. (2014). Promosi keperawatan jiwa di Rumah Sakit


kesehatan dan perilaku kesehatan. Jiwa Prof. dr. V. L. Ratumbuysang
Jakarta: Rineka Cipta Provinsi Sulawesi Utara. Diakses
pada 6 Februari 2019 dari
Riskesdas. (2013). Prevalensi kanker di hhtp://ejournalhealth.com.fakultaske
Indonesia. Diakses pada Februari sehatanmasyarakatuniversitassamrat
2018 dari hhtp:www.depkes.go.id ulangi
Rumayar, A. A. (2016). Hubungan lama
kerja dengan kinerja praktik

Anda mungkin juga menyukai