Anda di halaman 1dari 30

Laporan Praktik Manajemen di

Ruang Dahlia

RS DIAN HUSADA MOJOKERTO


Analisis situasi

Pengumpulan Data dilakukan tanggan 7 – 9 Februari 2022, meliputi


ketenagaan, sarana dan prasarana, MAKP, sumber keuangan, dan mutu.
Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis SWOT sehingga
diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipikih satu sebagai
prioritas masalah.
M1 Man
• Jumlah tenaga kebidanan di Ruang Dahlia adalah 13 orang.
1. D4 4 Orang
2. D3 9 Orang
• Jumlah Non Kebidanan
1. Ahli Gizi 2
2. Visite Farmasi 1
3. Cleaning Service 3
• Jumlah tenagamedis
1. Dokter Kandungan 2
2. Dokter Anak 2
Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat

-
Tanggal 7 -9 Februari 202 dengan rata rata jumlah pasien 8 orang,
jumlah tenaga yang lepas dinas perhari adalah 3 orang
Identifikasi Masalah

-Masalah:
1. Lebih banyak bidan lulusan D3 dengan jumlah 9 orang daripada
jumlah lulusan D4 yaitu 4 orang.
2. Tidak semua bidan di ruang dahlia mengikuti pelatihan dengan
lengkap, masih banyak yang hanya mengikuti 1 pelatihan
Penyebab:
3. Dengan banyaknya bidan lulusan D3 dapat mempengaruhi
perbedaan pengetahuan tentang sistem MAKP
4. Kurangnya pelatihan atau seminar yang diikuti
M2 Bangunan dan Prasarana

Lokasi ruang Dahlia RS Dian Husada dengan batas-batas sebagai


berikut:
1. Sebelah timur berbatasan dengan Lobi utama
2. Sebelah barat berbatasan dengan Administrasi
3. Sebelah utara berbatasan dengan IGD
4. Sebelah selatan berbatasan dengan Jalan menuju Laboratorium
• Diruang Dahlia terdapat 16 bed diantaranya 9 bed ginekologi dan 7
tempat tidur pasien
1. Terrdapat lembar injeksi oral
2. Observasi
3. Timbang terima
4. SOP
5. Kematian
6. Laboratorium
7. Penilaian perawat
8. CSSD
9. Visite
Identifikasi Masalah

1. Tidak ada nurse station untuk mahasiswa praktek management


2. Tidak ada gudang
M3 Method

1. Penerapan Pemberian Model Asuhan Kebidanan Profesional


(MKAP)
berdasarkan kuesioner yang disebar dan data yang kami kumpulkan pada
tanggal 08 februari 2022 kepada bidan/bidan di ruang dahlia Rumah sakit
Dian Husada Mojokerto. Model asuhan kebidanan professional (MAKP)
di ruangan dahlia bahwa menggunakan MAKP fungsional dan tim
dikarenakan keterbatasan ketenaga kerjaan, dengan coordinator ruangan
adalah seorang D3 Kebidanan, 4 orang D3 Kebidanan sebagai
Penanggung Jawab (PJ), 6 D3 Kebidanan sebagai pelaksana (PP), dan 3
D4 Kebidanan sebagai pelaksana.
M3 Method

2.Timbang terima
Setelah diberikan kuesioner mengenai proses timbang terima yang dilakukan di Rs dian
Husada Mojokerto ruang dahlia tanggal 08 februari 2022 didapatkan hasil bahwa timbang
terima pasien dari igd ke ruang dahlia sudah dilakukan pada setiap pemindahan pasien dari
unit sat uke unit lain, dan timbang terima juga sudah dilakukan secara sistematis disertai
dengan form yang sudah diisi dengan lengkap dan timbang terima biasanya dilakukan oleh
perawat yang menguasai pasien tersebut. Sedangkan timbang teroma overran (handover)
biasanya dilakukan 3 kali dalam sehari, yaitu pada pergantian sift malam ke pagi (jam
07:00) pagi ke sore (jam 14:00) dan sore ke malam (jam 21:00) dan setiap timbang terima
dihadiri oleh seluruh bidan/bidan yang bertugas dan juga coordinator ruangan kecuali sift
sore ke malam tanpa coordinator ruangan. Timbang terima pasien dilakukan di ruangan
nurse station lalu dilanjutkan dengan validasi ruang bidanan pasien.
M3 Method

Berdasarkan hasil kuesioner dari tanggal 08 februari 2022 di Ruang Dahlia di dapatkan 50%
(5 orang) bidan berpendapat yang memimpin kegiatan timbang terima pasien dari unit lain
ke unit berikutnya adalah perawat yang paham atau menguasai menguasai pasien tersebut,
sedangkan untuk timbang terima overan yaitu pj sift, 50% (5 orang) bidan tau apa saja yang
harus disampaikan dalam pelaporan overan, 50% (5 orang) bidan berpendapat overan
dilaksanakan tepat waktu, 50% (5 orang) bidan berpendapat overan dihadiri oleh semua
bidan yang berkepentingan, 50% (5 orang) bidan berpendapat ada interaksi dengan pasien
saat overan berlangsung.
M3 Method

3.Ronde Kebidanan
Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner yang diberikan pada tanggal 08 februari 2022
di Ruang Dahlia di dapatkan hasil bahwa bidan tidak melakukan ronde keperawatan, tetapi
sebagian besar bidan diruang berpendapat mengerti adanya ronde kebidanan, bidan
berpendapat melaksanakan ronde kebidanan diruangan ini belum optimal, bidan
berpendapat ronde kebidanan di ruang dahlia tidak terdapat SPO ronse kebidanan, bidan
juga berpendapat tim pelaksana dalam kegiatan ronde kebidanan belum di bentuk.
M3 Method

4.Supeervisi Kebidanan
1. Berdasarkan koesioner yang disebarkan kepada bidan di Ruang Dahlia 50% (5 orang)
bidan berpendapat mengerti tentang supervise, 50% (5 orang) bidan berpendapat
supervisi telah dilakukan diruanan Dahlia, dan 82% selalu ada feed back dari
supervisor untuk setiap tindakan.
2. Dari hasil pengkajian dengan kepala ruangan dan bidan di Ruang Dahlia yang
dilakukan pada tanggal 08 februari 2022, supervise diruangan dilakukan rutin setiap
minggu untuk Tim dari supervise ini sendiri ada 5 orang kepala ruangan yang
ditugaskan untuk melakukan supervise dari masing-masing ruangan dari kepala
ruangan (IRJ,UGD,TULIP,DAHLIA,dan TERATAI).
M3 Method

5. Discharge Planning
Berdasarkan koesioner yang disebarkan kepada tanggal 08 februari 2022 bidan di Ruang
Dahlia 50% (5 orang) bidan berpendapat telah melakukan discharge planning, dan sudah
melakukan pendokumentasian dari discharge planning yang sudah dilakukan. Discharge
Planning di Ruangan Dahlia dilakukan secara optimal pada semua pasien yang menjalani
rawat inap oleh bidan dan dokter yang ada pada ruangan, pasien yang akan pulang
dilakukan discharge planning untuk memberikan kie tentang bidanan pasien pulang bersama
bidan atau pj shift. Tektik yang digunakan saat pemberian discharge planning adalah
pemberian leaflet saat pasien ingin pulang. Dan Bahasa yang digunakan saat discharge
planning ialah Bahasa Indonesia dan jawa.
M3 Method

5. Sentralisasi Obat
Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara dengan KARU pada tanggal 08 februari 2022
didapatkan sentralisasi obat di Ruang Dahlia bahwa pengelolahan sentralisasi obat diruang
Dahlia dilakukan dengan modifikasi, untuk pasien BPJS ( BPJS PBI dan BPJS non PBI),
umum, ansuransi. Baik obat oral maupun injeksi telah dilakukan sistem sentralisasi. Alur
sentralisasi obat Rawat inap adalah obat diresepkan oleh dokter kemudian diserahkan oleh
bidan, setelah itu resep diberikan ke depo farmasi. Kemudian farmasi mengantar ke bidan
dalam kemasan perdosis pemberian. setelah obat sudah diterima baru ke keluarga pasien.
M3 Method

Dan untuk lembar serah terima obat hanya dimiliki oleh depo farmasi yang ditanda tangani
oleh bidan. Sedangkan untuk Alur sentralisasi obat Rawat Jalan adalah obat diresepkan oleh
dokter kemudian diserahkan ke bidan, setelah itu resep diberikan ke depo Farmasi. Setelah
itu obat di berikan ke keluarga pasien dengan di sertai KIE. Setelah itu berdasarkan resep
obat yang diserahkan ke keluarga dalam kemasan perdosis, dengan tanda bukti lembar serah
terima obat apa saja yang sesudah diberikan kepada keluarga pasien, maka keluarga pasien
atau pasien diminta untuk tanda tangan pada form pemberian obat. Hal ini dapat dijadikan
bukti bahwa obat benar-benar diberikan kepada pasien.
M3 Method

7.Penerimaan Pasien Baru


Berdasarkan hasil kuisiner yang diberikan kepada bidan Ruang Dahlia didapatkan bahwa
50% (5 orang) bidan mengatakan memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya
tentang orientasi ruangan, bidanan, medis, dan tata tertib. Dan juga didapatkan 50% (5
orang) bidan mengatakan melaksanakan prosedur penerimaan pasien secara tepat dan tidak
berbelit-belit. Dan juga di dapatkan 50% (5 orang) bidan mengatakan bidan
memeperkenalkan diri kepada pasien, dan keluarga, memberitahu dokter yang bertanggung
jawab.
M3 Method

7.Penerimaan Pasien Baru


Berdasarkan hasil kuisiner yang diberikan kepada bidan Ruang Dahlia didapatkan bahwa
50% (5 orang) bidan mengatakan memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya
tentang orientasi ruangan, bidanan, medis, dan tata tertib. Dan juga didapatkan 50% (5
orang) bidan mengatakan melaksanakan prosedur penerimaan pasien secara tepat dan tidak
berbelit-belit. Dan juga di dapatkan 50% (5 orang) bidan mengatakan bidan
memeperkenalkan diri kepada pasien, dan keluarga, memberitahu dokter yang bertanggung
jawab.
M3 Method

8.Dokumentasi Kebidanan
Berdasarkan hasil dari kuesioner yang diberikan diruang dahlia pada tanggal 08 februari
2022, didapatkan pendokumentasian yang berlaku di Ruang Dahlia adalah sistem SOAPIER
(Subjektif, Objektif, Planning, Implementasi, Evaluasi, Reassessment) yaitu suatu sistem
pendokumentasian yang dilakukan oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan baik
pada kasus yang fisiologis maupun patologis.
M4 Money
No Jenis Tarif

1. Kamar kelas 1 240.000

2. Kamar kelas 2 200.000

3. Kamar kelas 3 160.000

Tarif Kamar di Ruang Dahlia


M5 Mutu

Ruang Dahlia telah menerapkan upaya penjaminan mutu perawatan pasien


dimana terdapat beberapa aspek penilaian penting
ANALIS SWOT

Strength
1. Sudah menerapkan MAKP
2. Tersedianya nurse station, ruang dokter dan ruang kepala ruangan
3. Mempunyai sarana dan prasarana yang cukup lengkap untuk pasien dan
tenaga kesehatan
4. Jumlah dan kualitas tempat tidur Ruang Dahlia sudah memadai
5. Terdapat administrasi penunjang (misal : buku medikasi, lembar observasi
TTV, buku TT, buku SPO, dan lain lain)
Strength ANALIS SWOT
1. Sudah ada model MPKP yang digunakan dan berjalan optimal sesuai
modelnya yaitu modifikasi tim dan fungsional.
2. Tahap-tahap timbang terima sudah dijalankan secara lengkap berdasarkan
observasi 100 % sudah sesuai dengan SOP yaitu pelaksanaan operan hingga
validasi ke pasien.
3. .Discharge planning di ruang bidanan 2 dilakukan pada semua pasien yang
akan pulang dengan format blangko, surat kontrol dan obat
4. Saat dilakukan observasi dengan melakukan kuisioner terhadap 5 bidan,
didapatkan hasil 2 bidan yang masuk dalam kategori cukup
5. Berdasarkan observasi dengan melakukan kusioner terhadap 5 bidan
didaptkan hasil 3 bidan yang masuk dalam kategori baik dan 2 dalam
kategori cukup
ANALIS SWOT

Strength
1. Sentralisasi obat diruang unit kebidanan dilaksanakan dengan metode OOD
(One day Dose)
2. Terdapat format dokumentsidengan system SOR (Source Oriented Record)
3. Adanya perincian biaya tindakan dan rincian jasa pelayanan bidan serta
biayaperawatan kamar yangsudah tercatat secara sistematis
4. Adanya upaya penjaminan mutu keselamatan pasien dengan pemberian
gelang identivikasi pada semua pasien
ANALIS SWOT

Weakness
1. Belum ada rencana pengembangan staff
2. Sebagian bidan kurang memahami mengenai model MAKP yang di ruangan
3. Tidak tersedianya nurse station tersendiri bagi mahasiswa praktek
management
4. kurang lengkapnya standart operasional prosedur (SOP) dan metode asuhan
kebidanan di Ruang Unit yakni SOP Supervisi dan Ronde kebidanan
5. Pelaksanaan supervise tidak rutin
ANALIS SWOT

Weakness
1. Tidak dilakukan ronde kebidanan diruang bidan
2. Dalam wawancara kepada kepala ruangan, mengatakan tidak dilakukan
ronde kebidanan karena tenaga kerja yang kurang
3. Berdasarkan observasidiruangan tidak terdapay SPO ronde kebidanan
4. Berdasarkan hasil kuisioner kepada 5 bidan didapatkan 3 bidan yang masuk
dalam kategori kurang baik
ANALIS SWOT
Opportunity
1. Adanya program akreditasi rumah sakit dari pemerintah dimana MAKP
merupakan salah satu kriteria penilian
2. Adanya anggaran dari rumah sakit untuk sarana dan prasarana yang rusak
3. Adanya kesempatan kepala ruangan untuk melakukan ronde kebidanan
kepada bidan
4. Adanya tunjangan lain selain gaji pokok RS seperti tunjangan hari raya dan
dana pension
5. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa
ANALIS SWOT

Threathened
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan profesional
kebidanan
2. Semakin tinggi kesadaran masyarakat tentang hukum
3. Semakin tinggi kesadaran masyarakat tentang kesehatan
4. Persaingan antar rumah sakit yang makin kuat
Identifikasi Maalah
1. Belum ada rencana pengembangan staff
2. Sebagian bidan kurang memahami mengenai model MAKP yang di ruangan
3. Tidak tersedianya nurse station tersendiri bagi mahasiswa praktek management
4. kurang lengkapnya standart operasional prosedur (SOP) dan metode asuhan kebidanan di
Ruang Unit yakni SOP Supervisi dan Ronde kebidanan
5. Tidak dilakukan ronde kebidanan diruang bidan
6. Dalam wawancara kepada kepala ruangan, mengatakan tidak dilakukan ronde kebidanan
karena tenaga kerja yang kurang
7. Berdasarkan observasidiruangan tidak terdapay SPO ronde kebidanan
8. Berdasarkan hasil kuisioner kepada 5 bidan didapatkan 3 bidan yang masuk dalam
kategori kurang baik
SARAN

Anda mungkin juga menyukai