Anda di halaman 1dari 1

BCDE#F#GCGH

!"#$%&%'(%)#*+*!#*,-+!

!!"#$%&$'"&()*"+,-.-"/(,/-0-1
&(.-2"+-,1")$.(+1"'1%00-")1*-'
31%&-
.&/0123#4)2'2#(%)2&21#42)0#(232&2#567270#84)29'208
:27;#(%)2)/0#(%)2<&0=#(%)/0742<=#(%)(62/=#427#(%)12<6>

?9/9-#?)%%@0<>A9'

Brilio.net - Dalam menjalani kehidupan kita tidak


bisa lepas dari yang namanya drama. Baik saat di
lingkungan keluarga, sekolah hingga saat di
lingkungan bermasyarakat. Jika kebanyakan
drama pasti akan sangat mengganggu. Hidup
menjadi tidak tenang dan suram.

Istilah drama berasal dari bahasa Yunani 'draomai'


yang berarti beraksi, bertindak, berbuat, dan
berlaku. Sementara menurut KBBI, drama
merupakan komposisi prosa yang diharapkan
dapat menggambarkan kehidupan atau watak
melalui dialog yng dipentaskan. Hakikatnya, drama
menggambarkan beberapa tokoh untuk
mengungkapkan dialog disertai gerak-gerik dan
unsur artistik pertunjukan.

Dalam dunia seni, drama bisa menjadi salah satu


hiburan untuk melepas penat. Pertunjukan yang
seringkali ditampilkan di televisi ini bahkan mampu
membuat penonton larut dalam alur kisahnya.
Nah, bagi pemeran tentu pementasan ini tidak
dilakukan secara spontan.

Sebelumnya mereka akan mempelajari teks drama


untuk dihafalkan. Dibutuhkan kemampuan khusus
untuk menampilkan sebuah drama. Mulai dari
penghayatan, penghafalan teks, dan ekspresi
wajah yang totalitas. Jika ingin mengasah
kemampuan bermain drama, ada banyak contoh
teks drama yang bisa dijadikan bahan untuk
latihan.

Huawei P40 dengan harga Veneer ini 300 kali lebih


konyol! baik dari gigi palsu!

Apa yang lebih baik dari Veneer ini 300 kali lebih
protese gigi tiruan? Veneer baik dari gigi palsu! Detail
- selesaikan masalah gigi di sini ...
Anda dalam 5 menit!

Seperti ulasan brilio.net di bawah ini, 11 contoh


teks drama dengan berbagai tema, yang dihimpun
dari berbagai sumber pada Jumat (17/12).

#$%&$'"&()*"+,-.-"+(%0-%
/(,/-0-1"&(.-4

!4"#$%&$'"&()*"+,-.-"&(%&-%0
3(,1&-",-)5-&4

foto: freepik.com

Malin Kundang adalah seorang anak yang telah


lama merantau meninggalkan tanah kelahirannya.
Ia mengembara mengadu nasib demi
mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ia
meninggalkan Mande, ibu kandungnya seorang
diri di tanah kelahirannya. Singkat cerita, akhirnya
Malin Kundang berhasil menikah dengan seorang
putri saudagar kaya raya. Ia pun kembali ke tanah
kelahirannya bersama sang putri.

Malin : "Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu."


(Sambil menunjuk ke arah daratan dari atas
perahu yang bersandar)

Putri : "Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau


ini Kanda."

Mande : (Berlari tertatih-tatih) "Malin! Kau kah itu


nak?" (Berteriak kegirangan)

Putri : "Siapakah wanita tua itu Kanda?"

Malin : (Menyembunyikan wajah terkejut ketika


melihat ibunya berlari ke arah perahu) "Kanda tak
tahu Dinda. Mungkin itu hanya pengemis yang
ingin meminta sedikit sumbangan dari kita saja.
Sudah jangan pedulikan lagi dia."

Mande : "Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau


pada ibu yang telah mengandung dan
membesarkan kau ini Malin?"

Malin : "Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau


berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah kau!
Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu, dan ibuku
sudah lama meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan
sampai kau mengotori kapalku ini!" (Berteriak
emosi sambil menunjuk ke ibunya)

Mande : (Ia menangis menahan kesedihan) "Ya


Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi
seperti ini? Apa salahku ini Tuhan? Jika memang
ia bukan anakku, maka maafkanlah ia yang telah
menghinaku ini. Namun jika ia benar anakku si
Malin Kundang, maka hukumlah dia yang telah
durhaka itu." (Sambil menengadahkan tangan
memohon kepada Tuhan)

Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, petir datang


menggelegar. Badai besar tiba-tiba datang dan
kapal Malin Kundang terbalik. Seketika kilat
menyambar tubuh Malin dan istrinya. Anehnya,
mereka berdua kemudian berubah menjadi batu.
Itulah kekuatan doa seorang ibu. Jangan sampai
kita menjadi anak yang durhaka kepada kedua
orang tua.

64"#$%&$'"&()*"+,-.-"&(%&-%0
7(,0-89-%"/(/-*4

foto: freepik.com

Pagi itu di sebuah sekolah SMA, Bayu berlari


menghampiri Jono, Liyana, Nina, Ardi, Mira, Cici,
dan Ahmad.

Bayu : "Teman-teman, kemarin ada salah seorang


teman kita yang ditahan polisi karena terlibat
kasus narkotika."

Jono : "Iya, kemarin saya mendengar kabar


burung, tetapi saya tidak mengetahui siapa anak
yang ditahan tersebut."

Nina : "Katanya sih, kalau tidak salah dengar yang


ditangkap polisi itu si Riko anak kelas sebelah."

Ahmad : "Ya ampun, kasihan sekali, pasti dia ada


masalah sehingga sampai mencoba obat-obatan
terlarang sebagai pelariannya. Di satu sisi,
kejadian tersebut merusak nama baik sekolah
kita."

Liyana : "Tetapi, bisa saja dia merupakan korban


atau dijebak orang. Kita tidak boleh menuduhnya
sebagai pengguna terlebih dahulu sebelum ada
bukti yang kuat."

Nina : "Setahuku, dia memang berasal dari


keluarga cukup mampu, namun kurang kasih
sayang dari orang tuanya."

Ardi : "Benar kata Liyana, sekarang banyak oknum


tidak bertanggung jawab yang menjebak atau
mencari korban lainnya."

Cici : "Sekarang memang sedang marak kasus


narkotika di kalangan remaja. Hampir setiap hari
tayangan di televisi menyiarkan berita tentang
kasus narkotika.

Ahmad : "Kita harus pandai-pandai memilih teman


bergaul dan mewaspadai orang asing di sekitar
kita."

Mira : "Kasih sayang dan perhatian orang tua


memang sangat berpengaruh pada kehidupan
remaja yang masih labil. Kalau orang tua terus
mengabaikan anak-anaknya, mereka akan
terjerumus ke pergaulan bebas."

Bayu : "Katanya sih, dia tidak sampai dipenjarakan


karena masih di bawah umur. Dia hanya akan
melewati tahap rehabilitasi dan kedua orang
tuanya perlu diselidiki lebih jauh terkait
ketaktahuan mereka tentang anaknya yang sudah
berulang kali menggunakan obat terlarang
tersebut."

Cici : "Semoga saja setelah direhabilitasi, Riko


bisa sembuh dan bersekolah seperti biasanya."

Liyana : "Semoga saja, perjalanan hidup kita


masih panjang. Usia kita sekarang ini merupakan
usia di mana kita menemukan jati diri dan
merencanakan masa depan. Sangat disayangkan
jika tindakan buruk yang kita perbuat sekarang
dapat menghancurkan masa depan kita."

Jono : "Mari kita bersama-sama saling mendukung


dan mengingatkan supaya kita tidak terjerumus ke
dalam pergaulan bebas yang akan merusak masa
depan kita. Kuatkan iman dan terbuka kepada
orang tua, keluarga, dan teman terdekat jika ada
masalah agar kita tidak Depresi dan memicu kita
melakukan perbuatan terlarang seperti mencoba
menggunakan narkotika!"

:4"#$%&$'"&()*"+,-.-"&(%&-%0
)(/(,*-.--%4

foto: freepik.com

Suatu hari lima sekawan sedang bermain bola di


lapangan desa tempat mereka tinggal. Mereka
memang sering bermain bola sore hari di lapangan
tersebut. Dan saat ini mereka sedang beristirahat
di pinggir lapangan.

Bayu : "Dod, kamu dibawakan bekal apa sama


ibumu? (sambil membuka kotak bekalnya)."

Dodi : "Aku dibawain bekal ayam goreng nih. Kalo


kamu Bay?"

Bayu : "Aku dibawain bekal udang besar sama


bundaku. Soalnya kemarin ayahku menangkap
udang bersama ayah Ehsan."

Dodi : "Jadi bekalmu juga juga pake udang San?"

Ehsan : "Iya Dod. Aku samaan sama Bayu


(tersenyum semringah)."

Dodi : "Waaahhh enaknya… aku juga suka sekali


udang. Kalo kamu ham?"

Ilham : "Aku dibawain sayur daun ubi dengan ikan


sambal Dod. Makanan kesukaanku."

Dodi : "Wahhh, itu juga tak kalah enaknya. Kalau


kamu, Ton?"

Anton : (tersenyum meringis) "Aku gak bawa


bekal. Ibuku pagi-pagi sekali suda bekerja karena
abangku akan masuk SMA. Maka dari itu ayah
sama ibu harus giat mencari uang. Jadi ibuku tak
sempat masakin aku bekal (sedih)."

Dodi : "Ya sudah, Ton. Kamu masih bisa kok


makan bersama kami."

Anton : "Maksudnya?"

Ehsan : "Gimana kalo kita ramai-ramai makannya


biar Anton juga bisa makan, makanan kita."

Ilham : "Bagaimana caranya?"

Ehsan : "Begini saja, bagaimana kalo kita


makannya pakai daun pisang? Jadi makanan kita,
kita tuang ke daun pisang itu. Biar kita semua bisa
makan bareng-bareng."

Dodi : "Ide bagus tuh. Ayo!"

Ilham dan Bayu mengambil daun pisang yang tak


jauh dari tempat mereka. Dan mereka semua
menuangkan makanannya di daun pisang
tersebut. Mereka makan dengan lahap.

Anton : "Terima kasih ya teman-teman. Cuma


kalian teman yang mengerti keadaanku."

Bayu : "Siap. Santai aja, Ton (tersenyum)."

;4"#$%&$)"&()*"+,-.-"*1%0)-&
&(%&-%0"7(,*-'-/-&-%4

foto: freepik.com

Di kamar Freya, Nayla datang dan duduk di pinggir


kasur. Sementara Freya sedang berbaring di
kasurnya.

Nayla : "Frey, kamu kenapa?"

Freya : "Enggak papa kok Nay, aku cuma sedikit


stress aja karena ujian masuk PTN tinggal sedikit
lagi."

Nayla : "Oooh jadi itu yang membuat kamu


mengurung diri di kamar terus? Terus kata mama
kamu, kamu makannya sedikit."

Freya : "Iya, lagi gak mood buat ngapa-ngapain


nih."

Nayla : "Frey, jangan gitu dong. Kalau kamu ga


mau makan, mengurung diri terus di kamar, nanti
kamu sakit. Terus kalau kamu sakit, kamu nanti
enggak bisa ikut ujian tulis masuk PTN itu gimana
? Makin ribet nanti urusannya."

Freya : "Iya juga ya, tapi gimana dong. Aku


bingung nih."

Nayla : "Yang kamu bingungin apa, Frey?"

Freya : "Aku bingung, nanti kalo aku gak masuk


PTN, aku harus gimana?"

Nayla : "Sekarang, kamu jangan mikirin hasilnya


dulu. Kamu belajar aja dulu yang rajin, banyakin
jawab-jawab soal ujian tahun lalu. Urusan hasil itu
belakangan."

Freya : "Udah kok, Nay. Tapi, aku masih aja


merasa takut ngebayangin kalau aku enggak
diterima."

Nayla : "Kayaknya kamu perlu untuk refreshing


deh. Biar kepala kamu enggak pusing. Gimana
kalau kita belajar bareng? Kita bisa cari tempat di
luar sana kayak taman, kafe, dan yang lain. Biar
kamu enggak tertekan, sekalian bisa liat
pemandangan yang bagus terus hirup udara
segar. Gimana menurut kamu?"

Freya : "Wah ide bagus tuh. Aku juga mau hirup


udara segar. Otakku udah mumet banget nih."

Nayla : "Ya udah, ayo."

Freya : "Terima kasih ya Nay, kamu selalu ada di


saat aku lagi butuh bantuan."

Nayla : "Iya sama-sama, Frey."

Freya dan Nayla pun saling berpelukan.

<4"#$%&$'"&()*"+,-.-"&(%&-%0
)(98-,0-4

foto: freepik.com

Kala senja itu ibu dan anak gadisnya seperti biasa


duduk di bangku panjang depan rumahnya.
Mereka tengah menatap senja menunggu,
menanti seseorang yang telah lama dinanti.
Setelah larut dalam diam beberapa saat, sang
anak memulai
pembicaraan.

Anak : "Ibu...jangan kau ceritakan lagi apa pun


tentang ayah."

Ibu : "Kenapa?"

Anak : (Sambil memandang ke arah langit)


"Karena Ayah tak pernah datang, dan ku kira ia
memang tak akan pernah datang."

Ibu : "Ayahmu berjanji akan datang saat senja."

Anak : "(Meninggikan nada bicara) Sudah tak


terhitung lagi jumlah senja yang kita lalui..di
sini..tempat ini...sedari dulu waktu aku masih
dalam kandungan hingga kini, namun Ayah tak jua
datang."

Ibu : "Ayahmu lelaki yang baik. Ia akan datang, ia


pasti datang menepati janjinya.

Anak : (Terus mencecar) "Kenapa Ayah berjanji


akan datang saat senja? Kenapa tidak pagi atau
siang saja?"

Ibu : "Karena senja bukan akhir, ia adalah


permulaan sebuah hari."

Anak : (Dengan nada tinggi)


"Haaaaah....Sudahlah! Aku tak mengerti maksud
perkataan Ibu itu. (Masuk ke dalam rumah)

=4"#$%&$'"&()*"+,-.-"&(%&-%0
)$.(+14

foto: freepik.com

Siang itu lima sekawan yakni Danu, Dina, Dita,


Didi, dan Dadang sepakat untuk mengerjakan
tugas sepulang sekolah bersama.

Dita : "Nanti kita kerjakan tugas di tempat biasa ya


teman-teman."

Didi : "Di balai desa atau di rumah Danu?"

Dita : "Di balai desa saja."

Dina : "Baiklah teman-teman, kalau begitu saya


pulang ganti baju dan makan dulu baru saya ke
balai desa."

Setelah mereka semua pulang ke rumah masing-


masing dan jam menunjukkan pukul empat sore,
Dina, Dita, dan Didi segera berangkat menuju
balai desa. Hanya Danu yang tidak berangkat
karena sepulang sekolah ia tertidur pulas dan lupa
jika sudah sepakat mengerjakan tugas.

*Sampai di balai desa*

Didi : "Danu mana ya? Sudah hampir jam lima dia


tak kunjung datang."

Dina : "Jangan-jangan dia lupa jika sekarang kita


akan mengerjakan tugas?"

Dita : "Atau mungkin dia mengira kalau kita akan


mengerjakan tugas di rumahnya. Sebaiknya kita
ke rumahnya mungkin dia sudah menunggu kita."

Dadang : "Mungkin dia ada urusan tetapi lupa


memberitahu kita. Kita tunggu saja disini sembari
menyelesaikan separuh tugas."

Mereka berempat mengerjakan tugas bersama


terlebih dahulu sembari menunggu kedatangan
Danu. Setelah jam tangan Dadang menunjukkan
angka pukul 5:30 sore, terlihat dari jauh anak laki-
laki terengah-engah berlari membawa tas.

Didi : "Tuh kan, Danu baru kemari."

Dina : "Eh.. iya. Tetapi kenapa dia berlari seperti


dikejar hantu dan memakai seragam sekolah?"

Danu : "Teman-teman? Sedang apa kalian sepagi


ini di balai desa? Apa kalian tidak takut terlambat
kesekolah?"

Seketika Dita, Dina, Didi dan Dadang tertawa


terbahak-bahak.

Dita : "Ini masih sore, Danu. Pasti kamu baru


bangun tidur kan?"

Dina : "Makanya Dan, kita dilarang tidur sampai


hampir petang."

Wajah Danu memerah disertai rasa malu dan


menyesal.

>4"#$%&$'"&()*"+,-.-"&(%&-%0
#$?1+@!A4

foto: freepik.com

Sore itu ada dua orang remaja putri yang ingin


pergi ke sebuah mini market untuk membeli
camilan namanya Sarah dan Siti.

Siti : "Sar aku lapar! yuk kita otw mini market


terdekat."

Sarah : "Pas Sekali aku juga lapar yuk beli


camilan."

Setelah perbincangan tadi mereka memakai motor


dan helm tapi tidak pakai masker.

Siti : "Ayok sar kamu yang bawa motornya aku


yang bonceng ya."

Sarah : "Ok."

(Saat tiba di depan indomaret mereka berdua


kaget karena ada polisi sedang berpatroli masker
karena sedang dalam kondidi PPKM Covid 19, lalu
mereka kaget bukan kepalang karena mereka
berdua gak pakai masker)

Sarah : "Sit gimana ini ada polisi aku lupa gak


bawa masker."

Siti : "Aduh aku juga lupa lagi gak bawa masker."

(Selanjutnya polisi datang dan menanyai mereka


lalu di beri hukuman untuk menghafalkan
pancasila)

Polisi : "Selamat sore dik, kok gak pakai masker?"

Sarah : "Anu pak lupa tadi saya."

siti : "Saya juga lupa pak."

polisi : "Begini ya dik. masker itu untuk melindungi


diri sendiri dan orang lain dari paparan virus Covid
19 dek. lain kali jangan lupa ya. sekarang karena
kalian berdua gak bawa masker kalian harus
melafalkan pancasila."

Sarah : "Baik pak kami bersalah tidak akan lupa


bawa masker lagi."

Lalu mereka berdua melafalkan pancasila.

B4"#$%&$'"&()*"+,-.-"&(%&-%0
.8*1)-91*-*14

foto: freepik.com

Rana merupakan salah satu siswi sebuah SMA


yang sangat berbakatdibidang seni, musik dan
sastra. Karya-karyanya selalu mengisi mading
sekolah dan dimuat di beberapa koran dan
majalah. Hari ini Rana kedatangan teman-teman
sekolah yang ingin melihat karya-karya lain Rana
yang belum dipublikasikan.
Iklan
KABEL AUDIO VIDEO mini ( 3,5mm) TO...
*Di rumah Rana* Shopee Buka

Anda mungkin juga menyukai