Anda di halaman 1dari 2

Nama: Zadiah Nur Syachrani Puluko

Kelas: XI IPA 4
Resensi Buku Fiksi
Judul buku : Pukat
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun terbit : 2010
Tebal halaman : 352 halaman

Pukat adalah seri kedua dari novel Serial Anak-Anak Mamak yang ditulis oleh Tere Liye.
Novel ini menceritakan petualangan masa kecil Si Pandai Pukat yang dihiasi kasih dan
kesederhanaan keluarga nya. Pukat adalah anak kedua dari empat bersaudara yang tinggal di
pedalaman pulau Sumatera, dijuluki ‘anak yang pandai’ karena kepintaran dan kecerdikannya
sering kali mampu memecahkan masalah ataupun membantu orang lain.
Kisah Pukat berawal dari perampokan berkelompok yang terjadi di gerbong kereta api,
pada saat kereta melewati terowongan panjang yang gelap. Dalam keadaan tanpa cahaya,
Para perampok yang dilengkapi senjata ini menyuruh penumpang untuk meletakkan semua
barang berharga mereka kedalam karung goni yang telah disiapkan, pada saat itu pula Pukat
memanfaatkan situasi dengan menaruh bubuk kopi pada sepatu sang perampok sehingga
mereka mudah dikenali saat turun dari kereta. Kepandaian Pukat ini mampu membuat polisi
kagum serta berterima kasih karena sudah membantu polisi dalam menangkap pelaku.
Disekolah Pukat memiliki banyak teman, salah satunya adalah Raju. Persahabatan mereka
sering diwarnai pertengkaran ala anak kecil pada umumnya, seperti ketika Raju iri karena
Pukat menjadi anak kebanggaan Pak Bin (guru di sekolah) ataupun berkelahi hanya karena
mereka saling memanggil dengan shio satu sama lain . Meskipun pada akhirnya mereka
berdamai kembali, tetapi takdir berkata lain, Raju menghilang setelah banjir bandang
melanda kampung mereka.
Pukat adalah anak yang baik namun dia tetaplah anak kecil yang masih suka membantah
orang tua, suatu kali Pukat pernah membantah Mamaknya dan merasa tak bersyukur dengan
menu makanan yang sama tiap harinya, dia bahkan sengaja tidak menghabiskan makanannya.
Pernah juga ia mendapat amarah Mamak karena tidak minta izin untuk pulang lebih awal dari
ladang kopi demi menonton film kartun favoritnya, sebagai hukuman Mamak tidak memberi
ia makan malam dan tak mengizinkannya tidur didalam rumah padahal hujan keras sedang
mengguyur malam, akibatnya Pukat sakit keesokan harinya. Pukat merasa kesal dan sempat
menilai Mamak tidak lagi menyayangi dirinya, tapi itu semua dihapuskan oleh kasih sayang
Mamak yang merawat Pukat dengan penuh perhatian ketika ia sakit. Pukat sadar, Mamak
adalah orang yang selalu menyayanginya, hanya saja ia terlalu dibutakan oleh kekesalannya
sendiri.
Dalam novel ini, Pukat mempunyai keluarga lain yang sering mendapat bagian cerita yaitu
Wak Yati, kakak dari ayah Pukat yang dekat dengan Pukat dan saudara-saudarinya. Wak Yati
sering memberi teka-teki yang tidak pernah bisa dijawab oleh Pukat, menurutnya teka-teki itu
terlalu sulit. Suatu ketika Wak Yati jatuh sakit sehingga harus dirawat dirumah sakit, saat
mengetahui hal itu Pukat dan keluarganya menjenguk Wak Yati dan ternyata Wak Yati
diperbolehkan pulang saat itu, namun diperjalanan Wak Yati justru dipanggil lebih dulu
menghadap Tuhan. Wak Yati pergi sebelum Pukat bisa menjawab teka-teki yang dia berikan.
Pukat berjanji akan menjawab teka-teki Wak Yati.
Sekitar empat belas tahun kemudian, Pukat yang telah menyelesaikan pendidikan kuliahnya
di Amsterdam pulang ke kampung untuk menjawab teka-teki itu. Di bandara, Raju yang telah
menjadi pilot menyempatkan waktu untuk menjemputnya. Ya, Raju tidak meninggal, penulis
sengaja menghilangkan karakternya tanpa pernyataan tambahan yang lebih jelas, ternyata
setelah banjir bandang Raju dan keluarganya pindah ke kota. Persahabatan mereka tetap
terjalin sampai dewasa.
Novel bertemakan petualangan, persahabatan dan keluarga ini juga memiliki karakter-
karakter yang kuat pada porsinya masing-masing. Setiap bab yang menceritakan Pukat
bersama karakter lainnya diperkenalkan secara detail sehingga kita bisa lebih mengetahui
setiap karakter dengan baik.

Kelebihan:
Novel ini mengandung banyak pelajaran dan makna kehidupan mulai dari kesederhanaan, arti
persahabatan, hingga kasih sayang keluarga tanpa batas. Novel ini jg ditujukan untuk
pembaca segala usia, sehingga keluargapun dapat menikmati kisah dari Pukat.

Kekurangan:
Ada beberapa penggunaan kata dalam bahasa belanda tanpa disertai arti sehingga membuat
pembaca kurang mengerti. Penulis juga menggunakan alur maju mundur yang meskipun
tidak merusak rangkaian cerita, namun kadang sedikit membuat pembaca bingung.

Anda mungkin juga menyukai