Anda di halaman 1dari 36

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU

NOMOR : Kpts. 204/2022

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH (BOSDA)


TAHUN 2022

KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU

Menimbang : a. bahwa untuk mendukung pelaksanaan pendidikan


menengah wajib belajar 12 (dua belas) tahun yang layak,
bermutu, ramah anak dan bebas punggutan, perlu
mengalokasikan bantuan biaya pendidikan sesuai
dengan kemampuan keuangan Daerah melalui
program/kegiatan Bantuan Operasional Sekolah Daerah
bagi Satuan Pendidikan SMA/SMK/SLB pada APBD
Provinsi Riau;
b. bahwa untuk mendukung pengelolaan dana Bantuan
Operasional Sekolah Daerah secara efektif, efisien,
akuntable, transparan dan tepat sasaran, perlu
menyusun petunjuk teknis pengelolaan Bantuan
Operasional Sekolah Daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau
tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah
Daerah Tahun Anggaran 2022.
Mengingat : 1. Undang-Undang 61 Tahun 1958 tentang penetapan
Undang-undang Nomor 19 Tahun 1957 tentang
Pembentukan Daerah Swantantra Tingkat I Sumatera
Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1957 Nomor 75, sebagai Undang-
undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1958 Nomor 112, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3495);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 4586) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas
-1-
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66
tahun 2010 tentang Perubahan atas Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang
Penelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676;
8. Keputusan Presiden nomor 12 Tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana Nasional;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor
871);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1781);
12. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 5 Tahun 2018
tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah
Provinsi Riau Tahun 2018 Nomor 5);
13. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2021
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Riau Tahun Anggaran 2022 (Lembaran Daerah
Provinsi Riau Tahun 2021 Nomor 4);
14. Peraturan Gubernur Riau Nomor 60 Tahun 2021 tentang
penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Riau Tahun Anggaran 2022 (Berita Daerah
Provinsi Riau Tahun 2021 Nomor 60);

-2-
15. Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts. 1381/XII/2021
tentang Pengangkatan Pejabat Tinggi Pratama Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi Riau

MEMUTUSKAN

Menetapkan :PPERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU


TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL
SEKOLAH DAERAH (BOSDA)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah gubernur Riau, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah di Provinsi Riau;
2. Gubernur adalah Gubernur Riau;
3. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang
selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah
pada Pemerintah Daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang, yang juga melaksanakan
pengelolaan keuangan daerah;
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya
disingkat SKPD adalah Dinas Pendidikan Provinsi yang
melaksanakan urusan pendidikan pada Provinsi Riau;
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
Riau;
6. Bantuan Operasional Sekolah Daerah yang selanjutnya
disingkat Dana BOSDA adalah dana yang digunakan
terutama untuk mendanai belanja non personalia bagi
Sekolah menengah dan Sekolah khusus serta dapat
memungkinkan untuk mendanai kegiatan lain sesuai
ketentuan peraturan perundang undangan;
7. Data Pokok Pendidikan yang selanjutnya disebut
DAPODIK adalah suatu sistem pendataan yang dikelola
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
memuat Data Sekolah, peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan, dan substansi pendidikan yang
datanya bersumber dari Sekolah yang terus menerus
diperbaharui secara online.
8. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah APBD Provinsi Riau.
9. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari
pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah
daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan
tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang
bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan
-3-
pemerintah daerah.
10. Rekening Sekolah adalah adalah rekening yang
digunakan Satuan Pendidikan untuk penerima Dana
BOSDA;
11. Pengelolaan Dana BOSDA adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan dan penganggaran Dana
BOSDA, pelaksanaan Dana BOSDA, penatausahaan
Dana BOSDA, pelaporan Dana BOSDA,
pertanggungjawaban Dana BOSDA dan pengawasan
Dana BOSDA;
12. Satuan Pendidikan adalah Kelompok layanan
Pendidikan yang menyelenggarakan Pendidikan pada
jalur Formal, Nonformal dan Informal pada setiap
jenjang dan Jenis Pendidikan dalam hal ini terdiri dari
SMA, SMK dan SLB;
13. Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya disingkat
SMA, adalah salah satu bentuk satuan Pendidikan
formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari
SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau
lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP
atau MTs;
14. Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya
disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan
kejuruan pada jenjang Pendidikan menengah sebagai
lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat
atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau
setara SMP atau MTs;
15. Sekolah Luar Biasa yang selanjutnya disebut SLB
adalah salah satu bentuk Sekolah khusus yang
terintegrasi pada jalur formal untuk jenjang pendidikan
dasar sampai dengan pendidikan menengah dalam satu
manajemen pengelolaan;
16. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu;
17. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah Dana BOSDA
yang selanjutnya disingkat RKAS Dana BOSDA adalah
dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi
program dan kegiatan sekolah yang dibiayai dari
sumber Dana APBD;
18. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah
dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi
program dan kegiatan SKPD serta anggaran yang
diperlukan untuk melaksanakannya;
19. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA
adalah pejabat pemegang kewenangan pengguna
anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi
-4-
SKPD yang dipimpinnya;
20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan
peraturan daerah;
21. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Riau yang sclanjutnya disingkat BPKAD adalah
Perangkat Daerah yang mempunyai tugas sebagai
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah dan bertindak
sebagai satuan kerja pengelola keuangan dan aset
daerah;
22. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang
selanjutnya disingkat PPK-SKPD adalah pejabat yang
melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD;
23. Tenaga Honorer adalah pendidik dan tenaga
kependidikan di Satuan Pendidikan yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian atau pejabat lain (bagi
Satuan Pendidikan negeri) atau diangkat oleh pihak
yayasan (bagi Satuan Pendidikan swasta);
24. Tempat Kegiatan Belajar (TKB) adalah sebuah tempat
memadai yang digunakan untuk kegiatan belajar secara
kelompok atau kelas, dapat berupa Sekolah, Mushola,
Balai Desa atau tempat lainnya;
25. Guru Pamong adalah pembimbing belajar mandiri siswa
yang terdiri dari anggota masyarakat yang peduli akan
Pendidikan dan diangkat oleh pejabat yang berwenang;
26. Pengelola TKB adalah orang yang ditugaskan oleh
pejabat yang berwenang untuk mengelola TKB agar
berjalan sebagaimana mestinya;
27. Bendahara Khusus Pengelolaan Dana BOSDA yang
selanjutnya disebut Bendahara Dana BOSDA adalah
PNS yang ditunjuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja Dana BOSDA pada Satuan pendidikan;
28. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat DPA-
SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan
belanja setiap SKPD yang digunakan sebagai dasar
pelaksanaan anggaran oleh PA;
29. Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang selanjutnya
disingkat NPHD adalah naskah perjanjian hibah yang
bersumber dari Dana BOSDA antara Pemerintah Daerah
dengan penerima hibah.

-5-
Pasal 2
Prinsip Pemberian Dana BOSDA
Dana BOSDA dapat dikelola berdasarkan prinsip prinsip
sebagai berikut:
1. Fleksibel yaitu penggunaan Dana BOSDA dapat
digunakan dan dikelola sesuai kebutuhan;
2. Efektif yaitu penggunan dana BOSDA dapat memberikan
hasil, pengaruh dan berdaya guna dalam peningkatan
mutu dan kualitas sesuai dengan tujuan pendidikan;
3. Efisien yaitu penggunaan dana BOSDA dapat
meningkatkan mutu dan kualitas belajar siswa dengan
biaya seminimal mungkin dengan hasil yang optimal;
4. Akuntabel yaitu penggunaan dana BOSDA dapat
dipertanggungjawabkan secara keseluruhan berdasarkan
pertimbangan yang logis sesuai ketentuan peraturan
perundang undangan; dan
5. Transparan yaitu penggunaan dana BOSDA dapat
dikelola secara terbuka dan mengakomodir aspirasi
pemangku kepentingan sesuai kebutuhan Satuan
Pendidikan.
BAB II
TUJUAN, SASARAN PENERIMA DAN ALOKASI
Pasal 3
Tujuan
Program pemberian Dana BOSDA secara umum bertujuan
untuk membantu pembiayaan pelaksanaan Pendidikan yang
bermutu pada Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan
Pendidikan Khusus di Provinsi Riau, sedangkan secara
khusus pemberian Dana BOSDA bertujuan untuk:
1. Sebagai rintisan program wajar 12 tahun;
2. Mendukung percepatan program wajar 12 tahun;
3. Meningkatkan akses dan kualitas Pendidikan di jenjang
SMA/SMK/SLB Negeri dan Swasta;
4. Membebaskan pungutan bagi siswa SMA, SMK dan SLB
Negeri;
5. Membantu dan meringankan biaya bagi Siswa Kurang
Mampu SMA, SMK dan SLB Swasta;
6. Relevansi untuk menghadapi tantangan perubahan
kehidupan Nasional, dan Global.

-6-
Pasal 4
Sasaran Penerima dan Penetapan Alokasi
(1) Satuan Pendidikan penerima bantuan BOSDA meliputi:
a. SMA Negeri/swasta;
b. SMK Negeri/swasta;
c. SLB Negeri/swasta;
(2) Satuan Pendidikan Penerima Dana BOSDA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. memiliki nomor pokok Satuan Pendidikan nasional
yang terdata pada Dapodik;
b. melakukan pemutakhiran data di dapodik sesuai
kondisi riil di Satuan Pendidikan;
c. memiliki izin untuk menyelenggarakan pendidikan
bagi Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat yang terdata pada dapodik;
d. bukan merupakan Satuan Pendidikan kerjasama.

(3) Perhitungan rencana alokasi dana BOSDA pada masing-


masing Satuan Pendidikan Penerima berdasarkan data
cut off pada dapodik 31 Agustus satu tahun sebelum
penyusunan anggaran berkenaan;
(4) Perhitungan nominal alokasi dana BOSDA sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (3) bagi SMA, SMK, SLB
termasuk TKB Negeri adalah sebagai berikut:
a. SMA, SMK, SLB dan TKB Negeri dengan jumlah siswa
sampai dengan 200 siswa, maka perhitungan dana
BOSDA berdasarkan jumlah pokok per lembaga dan
unit cost per siswa, seperti rincian di bawah ini:
1) Uang Pokok Lembaga
Jumlah Pokok Per Lembaga Untuk Satuan
Pendidikan Negeri yang siswanya tidak lebih dari
200 orang, dihitung berdasarkan Range dengan
rincian sebagai berikut:
a) Jumlah siswa 0 s/d 50 uang pokok lembaga
Rp. 120.000.000,- (seratus dua puluh juta
rupiah) per satuan pendidikan (SMA, SMK dan
SLB);
b) Jumlah siswa 51 s/d 100 uang pokok lembaga
Rp. 115.000.000,- (seratus lima belas juta
rupiah) per satuan pendidikan (SMA, SMK dan
SLB);
c) Jumlah siswa 101 s/d 200 uang pokok
lembaga Rp. 100.000.000,- (seratus juta

-7-
rupiah) per satuan pendidikan (SMA, SMK dan
SLB); dan
d) Jumlah siswa lebih dari 200 tidak
mendapatkan uang pokok lembaga.

2) Unit cost per siswa


Perhitungan unit cost BOSDA dihitung yaitu;
a) SLB; jumlah siswa (cut off dapodik) dikali Rp.
1.400.000,-
b) SMA; jumlah siswa (cut off dapodik) dikali
Rp.1.500.000,-
c) SMK; jumlah siswa (cut off dapodik) dikali
Rp.1.600.000,-

3) Total Alokasi Dana BOSDA masing-masing Satuan


Pendidikan SLB, SMA dan SMK Negeri yang
jumlah siswanya sampai 200 siswa adalah jumlah
dari total kedua alokasi jumlah pokok per lembaga
ditambah alokasi jumlah siswa (cut off dapodik).

b. Satuan Pendidikan Swasta (SMA, SMK dan SLB).


Untuk Satuan Pendidikan swasta, perhitungan alokasi
dana BOSDA didasarkan pada jumlah siswa, dengan
perhitungan sebagai berikut;
1) SLB; Jumlah siswa (cut off dapodik) dikali
Rp.400.000,-
2) SMA; jumlah siswa (cut off dapodik) dikali
Rp.400.000,-
3) SMK; jumlah siswa (cut off dapodik) dikali
Rp.400.000,-
(Catatan; cut off dapodik yang dipakai sesuai dengan 1
tahun sebelum tahun pengganggaran)
Pasal 5
Penetapan alokasi
(1) Penetapan Satuan Pendidikan penerima dan besaran
alokasi pada masing-masing Satuan Pendidikan
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 4 ayat (3) dan (4)
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah dan
menjadi dasar perencanaan dan penganggaran dana
BOSDA di Satuan Pendidikan;
(2) Perencanaan dan penganggaran dana BOSDA di masing-
masing Satuan Pendidikan sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) dianggarkan pada APBD Provinsi dalam
bentuk Sub Kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan
Dana BOS SMA, SMK dan SLB

-8-
(3) Hibah bagi SMA, SMK dan SLB Swasta dituangkan dalam
NPHD paling sedikit memuat ketentuan mengenai:
a. Pemberi dan penerima hibah;
b. tujuan pemberi hibah;
c. besar alokasi anggaran hibah yang akan diterima;
d. hak dan kewajiban;
e. tata cara penyaluran hibah;
f. tata cara pelaporan hibah.

(4) Format NPHD sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3)


tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan.
BAB III
PENGGUNAAN DAN LARANGAN DANA BOSDA
Pasal 6
(1) Penggunaan Dana BOSDA terdiri dari 7 (tujuh) unsur
pembiayaan belanja operasional yaitu:
a. Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Kertas
dan Cover;
b. Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Bahan
Cetak;
c. Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor Lainnya;
d. Belanja Perjalanan Dinas biasa;
e. Belanja Jasa Pendidikan;
f. Belanja Makanan dan Minuman pada Fasilitas
Pelayanan Urusan Pendidikan;
g. Belanja Pemeliharaan Bangunan Gedung-Bangunan
Gedung Tempat Kerja-Taman dengan rincian.

(2) Satuan Pendidikan menyusun unsur Pembiayaan


sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
kebutuhan riil untuk mendukung program prioritas Dinas
Pendidikan.
Pasal 7
Uraian Penggunaan Dana BOSDA
(1) Unsur Penggunaan Dana BOSDA sebagaimana yang
dimaksud pada pasal 6 ayat (1) dapat diuraikan untuk
pembiayaan kegiatan sebagai berikut:
1) Pembiayaan dalam rangka Penerimaan Peserta Didik
baru meliputi;
a. Kegiatan Penentuan Peminatan/Bakat (Test IQ)
Peserta Didik Baru;
b. Pengembangan pemenuhan hak dan perlindungan
anak di Satuan Pendidikan, Pengembangan
Sekolah Ramah Anak (Penyelenggaraan
Pendidikan Inklusi/ Sekolah Aman bencana/
Sekolah Adiwiyata/ sekolah sehat).
-9-
a) Honor pemateri/narasumber;
b) Bahan praktik/pendukung (habis pakai);
c) Peralatan kebencanaan dan Peralatan
Kesehatan
c. Pembiayaan yang relevan dengan penenerimaan
Perserta didik baru.

2) Pembiayaan untuk Pengembangan Literasi Satuan


Pendidikan yang tidak termasuk belanja modal;
3) Pembiayaan Layanan Jasa Digitalisasi Pembelajaran
4) Pembiayaan pelaksanaan Pembelajaran dan
ektrakurikuler yaitu:
a. Kegiatan Program Kesiswaan
a) Pemilihan Pengurus OSIS;
b) Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS);
c) Pelantikan Anggota Pramuka, PMR dan lain-
lain;
d) Pembiayaan pada huruf a), b) dan c) meliputi
ATK, konsumsi dan bahan habis pakai lainnya.

b. Penyelenggaraan Lomba Antar Kelas/Class


Meeting setiap akhir semester dan
Penyelenggaraan Pentas Seni dan Budaya.
c. Kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler siswa
d. Ekstrakurikuler digunakan untuk honor pemateri/
pembimbing/pelatih;
e. Persiapan lomba digunakan untuk honor
pemateri/pembimbing/pelatih;
f. Biaya pendampingan lomba yang tidak dibiayai
oleh sumber pendanaan lainnya;
g. Biaya Kegiatan Lomba di luar Satuan Pendidikan
(Konsumsi, perlengkapan lomba, Transportasi dan
Akomodasi).
h. Kegiatan penumbuhan budi pekerti dan
kompetensi keagamaan siswa.
a) Peringatan Hari Besar Nasional;
b) Peringatan Hari Besar Agama;

i. Penyelenggaraan Sosialisasi tentang Kesehatan


Lingkungan dan Kamtibmas;
a) Penyelenggaraan Kegiatan 7K;
b) Peringatan Hari Ulang Tahun Satuan
Pendidikan;

j. Kegiatan persiapan dan Lomba dalam rangka


Pembinaan siswa seperti KSN, KOSN, Olimpiade,
O2SN, FLS2N dan yang sejenisnya baik di tingkat

- 10 -
Satuan Pendidikan, kabupaten, provinsi, nasional
dan internasional meliputi:
a) Honor, konsumsi, penginapan dan transportasi
pembimbing;
b) Honor, konsumsi, penginapan dan transportasi
pemateri/ narasumber;
c) Bahan praktik/pendukung (habis pakai);
d) Alat praktik yang tidak bersifat asset;
k. Pengembangan kreativitas unggulan mutu
pendidikan:
a) Honor pemateri/narasumber;
b) Bahan praktik/pendukung (habis pakai);
c) Alat praktik yang tidak bersifat asset;

5) Pembiayaan kegiatan asesmen dan evaluasi


pembelajaran
a. Asesmen Nasional Berbasis Komputer, digunakan
untuk honor panitia yang belum dibiayai dari
sumber dana lain;
b. Ujian teori atau praktik (khusus pelaksanaan
ujian praktik/sekolah peserta didik kelas akhir)
digunakan untuk honor penguji/pengawas;
c. Honor pengawas Kegiatan Penilaian Akhir
Semester/Penilaian Akhir Tahun;
d. Pembiayaan Kegiatan Computer Base Test (CBT) di
Satuan Pendidikan untuk penunjang evaluasi
berbasis komputer, digunakan untuk konsumsi,
ATK kegiatan, honor operator/teknisi dan honor
pelaksana kegiatan dan jasa lainnya yang relevan;
e. Pembiayaan Kegiatan Input e-rapor siswa,
digunakan untuk konsumsi, ATK kegiatan, honor
operator dan honor pelaksana kegiatan;
f. Penerbitan dan penulisan Ijazah.

6) Pembiayaan pelaksanaan administrasi Satuan


Pendidikan yaitu :
a. Biaya Transportasi dan Akomodasi Dalam Provinsi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam rangka
kegiatan siswa dan sekolah yang tidak dibiayai
oleh sumber dana lainnya;
b. Biaya Transportasi dan Akomodasi dalam provinsi
Kepala Satuan Pendidikan dalam rangka rapat
dinas, konsultasi dan koordinasi yang berkaitan
dengan kegiatan Satuan Pendidikan dan tidak
dibiayai oleh sumber dana lainnya;
c. Pembiayaan operasional rutin dan Kegiatan
Satuan Pendidikan Selama masa penetapan status
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Covid-19 yang

- 11 -
ditetapkan Pemerintah Pusat, Satuan Pendidikan
dapat (diperbolehkan) menggunakan dana BOSDA,
apabila belum/ atau tidak dibiayai BOS Reguler
dan sumber lainya, seperti pembelian; cairan
pembersih tangan, pembasmi kuman,
(disinfectant), masker, peralatan cuci tangan, atau
alat dan fasilitas penunjang kebersihan lainnya
yang relevan;
d. Biaya pendukung pelaksanaan Standar
Manajemen mutu seperti ISO, Akreditasi Sekolah,
SNI, SPMI, PMP, Adiwiyata. Biaya yang dimaksud
adalah biaya yang dikeluarkan oleh Satuan
Pendidikan seperti; Biaya untuk persiapan ISO,
penilaian akreditasi sekola oleh BAN Akreditasi
Sekolah Menengah, SNI, SPMI, PMP, Adiwiyata
berupa biaya rapat-rapat persiapan, penyusun
profil Satuan Pendidikan, workshop penyusunan
RKJM dan RKAS, honor tim, narasumber, dan
biaya cetak dan penggandaan yang
diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan dan
kelengkapan lainnya untuk memenuhi usulan
ISO, Akreditasi sekolah, persiapan SNI, SPMI,
PMP, Adiwiyata yang belum dibiayai dari dana
BOSDA reguler atau sumber dana lainnya.

7) Pembiayaan pengembangan profesi Pendidik dan


Tenaga Kependidikan meliputi:
a. Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan dalam bentuk Pelatihan, Workshop,
IHT, Bimtek, Seminar dan supervisi di Satuan
Pendidikan. Adapun pembiayaannya dapat
digunakan untuk:
1) Konsumsi;
2) ATK;
3) Bahan pendukung (habis pakai);
4) Honor, transportasi, penginapan dan konsumsi
pemateri/ narasumber.

b. Peningkatan Kompetensi Kepala Satuan


Pendidikan berupa kegiatan Pendidikan latihan,
seminar, workshop, bimtek dan kegiatan relevan
lainnya ;
1) Biaya perjalanan dan biaya lainnya yang
relevan sesuai ketentuan peraturan perundang
undangan;
2) konsumsi kegiatan MKKS;
3) Biaya pendaftaran/kontribusi.

- 12 -
c. Peningkatan Kompetensi Guru yang diadakan di
luar Satuan Pendidikan berupa pendidikan
latihan, workshop, bimtek, seminar dan kegiatan
relevan lainnya berupa biaya yaitu:
1) Transportasi dan konsumsi kegiatan MGMP;
2) Pemberkasan Lomba Guru berprestasi;
3) Biaya pendaftaran/kontribusi.

d. Peningkatan Kompetensi Tenaga Perpustakaan,


Tenaga Laboratorium, dan Tenaga Tata Usaha
berupa kegiatan diklat, workshop dan kegiatan
relevan lainnya:
1) Transportasi;
2) Konsumsi kegiatan;
3) Biaya pendaftaran/kontribusi.

8) Pembiayaan Perawatan Satuan Pendidikan yang


belum/ atau tidak dibiayai BOS Reguler dan sumber
lainya
a. Rehab Ringan; Pengecatan, perbaikan atap bocor,
perbaikan talang air, perbaikan sumber dan
instalasi air, perbaikan drainase (parit), plafon
rusak, perbaikan pintu dan jendela, Pembuatan/
perbaikan teralis pintu, pagar dan jendela;
b. Perbaikan sarana olahraga;
c. Perbaikan meubeler, perbaikan sanitasi Satuan
Pendidikan (kamar mandi dan WC), perbaikan
ubin/keramik;
d. Pembelian alat-alat listrik yang bukan termasuk
asset;
e. Perbaikan Fasilitas Satuan Pendidikan lainnya.

9) Pembiayaan khusus bagi SMK dan SLB (jenjang SMA)


dalam Peningkatan kompetensi keahlian meliputi :
a. Pembiayaan kegiatan Praktek Pendidikan
Lapangan (PPL) siswa;
b. Biaya promosi Satuan Pendidikan terhadap
masyarakat dan Dunia Usaha/ Dunia Industri
(DUDI);
c. Pembiayaan Kunjungan Dunia Usaha/ Dunia
Industri (DUDI) dan Institusi Pasangan.

10) Pembiayaan penyelenggaraan kegiatan dalam


mendukung keterserapan lulusan merupakan
pembiayaan khusus bagi SMK dan SLB (jenjang SMA)
meliputi:
a. Untuk pembiayaan kegiatan bursa kerja khusus
seperti biaya perjalanan dinas; dan

- 13 -
b. Biaya lainnya yang relevan.

11) Pembiayaan pengembangan keterampilan vokasi


a. Pengadaan biaya praktik Unit Latihan Kerja (Tata
Boga, Tata Busana, Tata Rias/kecantikan,
Hantaran, dll)
b. Biaya Pendukung Pemasaran produksi.

12) Pembiayaan Biaya Pendidikan bagi Siswa Kurang


Mampu bagi siswa Satuan Pendidikan Swasta minimal
sebesar 30% dari total dana yang diterima, dapat
digunakan untuk:
a. Uang masuk dan sejenisnya;
b. Biaya SPP atau sejenisnya;
c. Biaya seragam Satuan Pendidikan;
d. Biaya Buku dan perlengkapan sekolah.
13) Pembayaran honorarium:
a. Non PNS bagi Pendidik dan tenaga kependidikan di
Satuan Pendidikan Negeri dengan penugasan oleh
Kepala Dinas Pendidikan yang diusulkan Satuan
Pendidikan berdasarkan analisis kebutuhan untuk
memenuhi standar pelayanan minimal (SPM)
dengan uraian sebagai berikut:
1. Guru honorer
a) Guru Mata Pelajaran;
b) Guru Muatan Lokal;
c) Guru BK;
d) Guru Bina Sekolah Terbuka (Sekolah
Marginal) jika tidak dianggarkan dari
sumber dana lain;
e) Guru Pamong Tempat Kegiatan Belajar
(TKB).

2. Pegawai administrasi;
3. Pustakawan (Pegawai Pustaka);
4. Laboran (Pegawai Labor);
5. Petugas Medis Satuan Pendidikan (UKS);
6. Operator Komputer;
7. Satpam, Petugas Kebersihan, Penata Taman,
Penjaga Sekolah, Ghorim Mesjid/Musholla dan
Pengasuh siswa asrama/Boarding School.

b. Pembayaran honorarium di Satuan Pendidikan


swasta dengan penugasan oleh Ketua Yayasan
dengan analisis, untuk pemenuhan Standar
Pelayanan minimal bagi kepala Satuan
Pendidikan, guru tetap/tidak tetap dan honor

- 14 -
tenaga kependidikan dan/atau tenaga operator
(yang tidak didanai oleh Yayasan atau sumber
dana lainnya) adalah:
1. Honor Kepala Sekolah
2. Honor Bendahara BOSDA dan/atau BOS;
3. Guru tetap/tidak tetap:
a) Guru Mata Pelajaran;
b) Guru Muatan Lokal;
c) Guru BK;
d) Guru Keterampilan Vokasi (khusus SLB
dan SMK Swasta, masing-masing Unit
Latihan Kerja).

4. Pegawai administrasi (yang tidak di danai dari


dana BOS Reguler dan sumber Dana lainnya);
a) Pustakawan (Pegawai Pustaka);
b) Laboran (Pegawai Labor);
c) Teknisi;
d) Petugas Medis UKS;
e) Operator Komputer (yang tidak didanai oleh
Yayasan, dana BOS Reguler dan sumber
dana lainnya);
f) Tenaga teraphy (khusus SLB);
g) Honor guru tamu, Penguji internal dan
eksternal, Ketua BKK (Khusus SMK).

5. Satpam, Pegawai Kebersihan, Penata Taman,


Ghorim Mesjid/Musholla dan Penjaga Sekolah.

(2) Besaran Honorarium yang dibayarkan sebagaimana yang


dimaksud pada ayat (1) huruf a dan b adalah :
a. Honorium untuk Tenaga Pendidik Rp.2.500.000,-
dan/atau disesuaikan dengan kemampuan keuangan
Satuan Pendidikan;
b. Honorium untuk Tenaga Kependidikan disesuaikan
dengan standar biaya yang ditetapkan oleh Gubernur
dengan ketentuan minimal 5 hari kerja perminggu.

(3) Semua pembiayaan kegiatan yang menggunakan dana


BOSDA sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) poin 1)
s.d 12) adalah untuk membiayai kegiatan yang belum
dianggarkan dan/atau untuk melengkapi kekurangan
pembiayaan dari sumber dana BOS Reguler dan/atau
sumber dana lainnya.
Pasal 8
Larangan Penggunaan Dana BOSDA

- 15 -
(1) Pengelolaan Dana BOSDA oleh Satuan Pendidikan dan
dilarang untuk membiayai kegiatan kegiatan seperti
berikut ini:
a. membayar honorium yang berstatus ASN Pemerintah
Daerah Provinsi dan honorium yang merupakan
tupoksi;
b. membiayai kegiatan yang telah dibiayai secara penuh
oleh sumber Dana BOS regular dan/atau sumber
dana lainnya;
c. membiayai kegiatan yang bukan menjadi prioritas;
d. disimpan dengan maksud dibungakan/investasi;
e. dipinjamkan kepada pihak lain;
f. membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh
UPTD Kecamatan /Kabupaten/ Kota/ Pemerintah
Daerah/ Pusat, atau pihak lainnya;
g. membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;
h. membeli pakaian/seragam/sepatu/alat tulis bagi
guru/peserta didik kecuali siswa miskin;
i. digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat;
j. membangun gedung/ruangan baru;
k. membeli Lembar Kerja Siswa (LKS), serta
bahan/peralatan yang tidak mendukung proses
pembelajaran;
l. bimbingan belajar/les yang bersifat rutin;

(2) Tim BOSDA Satuan Pendidikan yang melanggar


ketentuan larangan sebagaimana pada ayat (1) diberikan
sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang undangan.
BAB IV
PENYALURAN
Pasal 8
(1) Penyaluran Dana BOSDA dilakukan secara bertahap
yaitu:
a. penyaluran tahap I sebesar 50% (lima puluh persen)
dari alokasi dana satu tahun dan disalurkan paling
cepat bulan Februari;
b. penyaluran tahap II sebesar 50% (lima puluh persen)
dari alokasi satu tahun, dan disalurkan paling cepat
bulan Juli setelah Satuan Pendidikan menyampaikan
laporan tahap I minimal 75 % pada tahun anggaran
berkenaan.

(2) Dana BOSDA disalurkan dan diterima oleh Satuan


Pendidikan secara utuh dan dapat lansung digunakan
untuk pembiayaan operasional Satuan Pendidikan setelah
dana diterima di rekening Sekolah;

- 16 -
(3) Penyaluran dana BOSDA sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut;
a. Satuan Pendidikan telah menyusun Rencana Kegiatan
Anggaran Sekolah (RKAS) yang mengacu pada
petunjuk teknis penggunaan Dana BOSDA di tahun
berkenaan berbasiskan Evaluasi Diri yang memuat
antara lain:
1) penerimaan dan belanja;
2) unsur penggunaan Dana BOSDA dalam kegiatan
sesuai SNP;
3) standar satuan harga; dan
4) rencana penarikan Dana BOSDA setiap tahap.

b. Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) Dana


BOSDA yang disusun sebagaimana yang dimaksud
pada huruf a. harus di input ke sistem aplikasi yang
disediakan oleh pemerintah provinsi dan dilakukan
penelaahan oleh pejabat berwenang sesuai ketentuan
peraturan perundang undangan;
c. Penelaahan sebagaimana yang dimaksud pada huruf
b meliputi:
1) kesesuaian alokasi setiap Satuan Pendidikan
dengan daftar penerima dan jumlah dana BOSDA;
2) kesesuaian penerimaan dan belanja dana BOSDA
dengan klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur
sesuai ketentuan peraturan perundang undangan;
3) kesesuaian belanja Dana BOSDA dan
penggunaannya selaras dengan juknis BOSDA;
4) kesesuaian rencana penarikan Dana BOSDA
dengan tahap penyaluran sesuai ketentuan
peraturan perundang undangan;
BAB V
PENGELOLA DAN PELAPORAN DANA BOSDA
Pasal 9
Pengelolaan Dana BOSDA pada SMA, SMK, dan SLB
Negeri dan Swasta pada APBD Provinsi
Bagian Kesatu
Pengelola Keuangan Bantuan Operasional Daerah
di Satuan Pendidikan Negeri
Pasal 10
(1) Gubernur selaku pemegang Kekuasaan pegelolaan
keuangan daerah menetapkan pejabat pengelola
keuangan Dana BOSDA Satuan Pendidikan Negeri;

- 17 -
(2) Pejabat pengelola keuangan Dana BOSDA Satuan
Pendidikan Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah ;
a. PPKD selaku BUD;
b. PA;
c. Bendahara Pengeluaran SKPD;
d. Penanggung jawab Dana BOSDA; dan
e. Bendahara Dana BOSDA.

(3) Penetapan Pejabat keuangan Dana BOSDA sebagaimana


yang dimaksud pada ayat (3), ditetapkan bersamaan
dengan penetapan PPKD
(4) Dalam hal ini tidak terdapat perubahan pejabat pengelola
keuangan Dana BOSDA sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) maka penunjukan pejabat pengelola keuangan
tahun lalu masih tetap berlaku.
Pasal 11
(1) Pejabat pengelola keuangan Dana BOSDA setiap Satuan
Pendidikan Negeri sebagaimana dimaksud pada pasal 10
ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c, mempunyai tugas
dan kewenangan sesuai tugas dan fungsinya dalam
pelaksanaan penatausahaan keuangan Derah pada APBD
sesuai ketentuan peraturan perundang undangan ;
(2) Penanggungjawab dana sebagaimana yang dimaksud
pada pasal 10 ayat (2) huruf d, dijabat oleh Kepala SMA,
SMK, SLB Negeri sesuai kewenangannya yang ditetapkan
oleh Gubernur yang diusulkan oleh Kepala SKPD melalui
PPKD memiliki tugas dan tanggung jawab:
a. Menyusun dan menyampaikan RKAS kepada Kepala
SKPD;
b. melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran atas beban anggaran belanja
Dana BOSDA;
c. melaksanakan anggaran Dana BOSDA pada
SMA, SMA, SLB negeri yang dipimpinnya;
d. melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran Dana BOSDA;
e. mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama
dengan pihak lain dalam batas anggaran
Dana BOSDA yang telah ditetapkan;
f. melakukan verifikasi atas bukti penerimaan
dan belanja Dana BOSDA;
g. memeriksa dan menandatangani laporan
penerimaan dan belanja yang diajukan oleh
Bendahara Dana BOSDA setiap bulan;
h. melaporkan penerimaan dan belanja Dana
BOSDA setiap semester kepada PA melalui

- 18 -
PPK-SKPD;
i. melaporkan rekapitulasi realisasi penggunaan
Dana BOSDA setiap tahap penyaluran;
j. menandatangani surat pernyataan tanggung
jawab mutlak Dana BOSDA.
k. mengawasi pelaksanaan anggaran Dana
BOSDA yang menjadi tanggung jawabnya;
dan
l. melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Kepala SMA, SMA, dan SLB Negeri sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab
secara formal dan material atas belanja Dana
BOSDA yang dikelolanya.

Pasal 12
(1) Bendahara Dana BOSDA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf c
berasal dari PNS tenaga kependidikan dan/atau
ditunjuk dari PNS Pendidik;
(2) Dalam hal tidak tersedianya PNS baik Tenaga
Kependidikan/Pendidik sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1), Gubernur menugaskan
Kepala SMA, SMK, dan SLB Negeri merangkap
sebagai bendahara dana BOSDA;
(3) Bendahara Dana BOSDA sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh
Gubernur atas usulan Kepala SKPD melalui
PPKD;
(4) Bendahara Dana BOSDA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas dan
wewenang:
a. menerima dan menyimpan uang penyaluran
Dana BOSDA;
b. menerima dan menyimpan bukti penyaluran
Dana BOSDA;
c. mencatat penerimaan dan belanja Dana
BOSDA pada buku kas umum dan kas
pembantu;
d. membayar belanja dari Dana BOSDA;
e. Menginput seluruh penatausahaan keuangan Dana
BOSDA mulai dari perencanaa dan realisasi belanja
ke Aplikasi Dana BOSDA yang telah disediakan oleh
Pemerintah Daerah sesuai ketentuan peraturan
perundang undangan;
- 19 -
f. menerima dan menyimpan bukti
pertanggungjawaban Dana BOSDA;
g. menyusun dan menyiapkan laporan realisasi
penerimaan dan belanja Dana BOSDA setiap
bulan;
h. menyusun dan menyiapkan laporan realisasi
penggunaan Dana BOSDA setiap semester
dan/atau sisa Dana BOSDA;
i. menyusun dan menyiapkan laporan
rekapitulasi realisasi penggunaan Dana
BOSDA setiap tahap penyaluran;
j. melakukan SPTJM Dana BOSDA setiap bulan
pada Aplikasi yang tersedia;
k. memungut dan menyetorkan pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Bagian Kedua
Pengelola Keuangan Bantuan Operasional Daerah
di Satuan Pendidikan Swasta
Pasal 13
(1) Pejabat pengelola keuangan Dana BOSDA
SMA, SMK, dan SLB swasta sesuai
dengan kewenangannya terdiri atas:
a. Penanggung Jawab Dana BOSDA; dan
b. Bendahara Dana BOSDA.

(2) Pejabat pengelola keuangan Dana BOSDA setiap Satuan


Pendidikan S w a s t a sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, dan huruf b mempunyai tugas dan
kewenangan sesuai tugas dan fungsinya dalam
pelaksanaan penatausahaan keuangan Daerah pada
APBD sesuai ketentuan peraturan perundang
undangan.
Pasal 14
(1) Penanggung Jawab Dana BOSDA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf a dijabat oleh
kepala SMA, SMK, dan SLB swasta sesuai
dengan kewenangannya;
(2) Penanggung jawab Dana BOSDA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), mempunyai tugas dan
tanggung jawab:
a. menyusun dan menyampaikan RKAS hibah
Dana BOSDA;
b. melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran atas beban anggaran belanja
- 20 -
hibah Dana BOSDA;
c. melaksanakan anggaran Dana BOSDA pada
SMA, SMK, dan SLB swasta yang
dipimpinnya;
d. melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran hibah Dana
BOSDA;
e. mengadakan ikatan/perjanjian kerja sama
dengan pihak lain dalam batas anggaran
hibah Dana BOSDA yang telah ditetapkan;
f. melakukan verifikasi atas bukti penerimaan
dan belanja hibah Dana BOSDA;
g. menandatangani laporan realisasi penerimaan
dan belanja hibah Dana BOSDA bulanan;
h. menandatangani dan menyampaikan
laporan rekapitulasi realisasi penggunaan
hibah Dana BOSDA setiap tahap penyaluran;
i. melaporkan penggunaan hibah Dana BOSDA;
j. menandatangani surat pernyataan tanggung
jawab mutlak Dana BOSDA;
k. mengawasi pelaksanaan anggaran hibah
Dana BOSDA yang menjadi tanggung
jawabnya; dan melaksanakan tugas lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

(3) Kepala SMA, SMK, dan SLB swasta sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab
secara formal dan material atas belanja Dana
BOSDA yang dikelolanya.
Pasal 15
Bendahara Dana BOSDA sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 huruf b mempunyai tugas dan
wewenang:
a. menerima dan menyimpan uang penyaluran
hibah Dana BOSDA;
b. menerima dan menyimpan bukti penyaluran
hibah Dana BOSDA;
c. mencatat penerimaan dan belanja hibah Dana
BOSDA pada buku kas umum dan kas
pembantu;
d. membayar belanja yang bersumber dari hibah
Dana BOSDA;
e. menerima dan menyimpan bukti
pertanggungjawaban hibah Dana BOSDA;
f. menyampaikan buku kas umum dan buku kas
pembantu hibah Dana BOSDA setiap bulan;

- 21 -
g. menyusun dan menyiapkan laporan
penerimaan dan belanja hibah Dana BOSDA
setiap bulan;
h. menyusun dan menyiapkan laporan rekapitulasi
realisasi penggunaan hibah Dana BOSDA setiap
tahap dan/atau sisa hibah Dana BOSDA;
i. menyusun dan menyiapkan laporan penggunaan
hibah Dana BOSDA;
j. menyiapkan surat pertanggungjawaban mutlak
hibah Dana BOSDA setiap tahapan; dan
k. memungut dan menyetorkan pajak sesuai
dengan kewenangannya berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV
Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Bagian Kesatu
SMA, SMK, dan SLB Negeri
Pasal 16
(1) Berdasarkan laporan realisasi penerimaan dan
belanja Dana BOSDA bulanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4) huruf g,
Bendahara Dana BOSDA menyusun laporan
realisasi penerimaan dan belanja Dana BOSDA
setiap semester.
(2) Laporan realisasi penerimaan dan belanja Dana
BOSDA setiap semester sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berupa jumlah anggaran, realisasi
anggaran, dan sisa Dana BOSDA.
(3) Format laporan realisasi penerimaan dan belanja
Dana BOSDA setiap semester sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 17
(1) Kepala SMA, SMK, dan SLB negeri
menyampaikan laporan realisasi penerimaan dan
belanja Dana BOSDA setiap semester kepada
kepala SKPD melalui PPK SKPD.
(2) Laporan realisasi penerimaan dan belanja Dana
BOSDA setiap semester sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilampiri surat pernyataan
tanggung jawab kepala SMA, SMK, dan SLB
negeri setiap semester paling lambat tanggal 5
bulan berikutnya.
(3) Format surat pernyataan tanggung jawab mutlak
- 22 -
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari keputusan Kepala Dinas ini.
Pasal 18
Sisa Dana BOSDA Satuan Pendidikan negeri pada
akhir tahun anggaran dilaporkan kepada PPKD
selaku BUD melalui SKPD dan disetorkan ke Kas
Umum Daerah sesuai ketentuan peraturan
perundang.
Pasal 19
(1) Berdasarkan laporan realisasi penerimaan dan
belanja Dana BOSDA sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (2), Bendahara Pengeluaran
SKPD membuat rekapitulasi laporan penerimaan
dan belanja Dana BOSDA setiap SMA, SMK, dan
SLB Negeri setiap semester.
(2) Rekapitulasi laporan realisasi penerimaan dan
belanja Dana BOSDA setiap semester
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disampaikan kepada PA melalui PPK-SKPD.
Pasal 20
(1) PPK-SKPD melakukan verifikasi terhadap rekapitulasi
laporan realisasi penerimaan dan belanja Dana
BOSDA pada masing-masing SMA, SMK, dan SLB
negeri, sesuai dengan kewenangannya.
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
untuk menguji:
a. perhitungan laporan realisasi penerimaan
dan belanja Dana BOSDA setiap semester;
b. surat pernyataan tanggung jawab mutlak
Dana BOSDA oleh kepala SMA, SMK, dan
SLB negeri.

(3) Dalam hal hasil verifikasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) tidak terpenuhi, PPK-SKPD melalui
Bendahara Pengeluaran SKPD mengembalikan
laporan rekapitulasi realisasi penerimaan dan
belanja Dana BOSDA setiap semester kepada
kepala SMA, SMK, dan SLB negeri sesuai dengan
kewenangannya untuk diperbaiki dan/atau
dilengkapi.
(4) Pengembalian laporan rekapitulasi realisasi
penerimaan dan belanja Dana BOSDA setiap
semester kepada kepala SMA, SMK, dan SLB
negeri sesuai dengan kewenangannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), paling

- 23 -
lama 3 (tiga) hari setelah diterimanya hasil
verifikasi.
(5) Perbaikan atas hasil verifikasi oleh kepala SMA,
SMK, dan SLB negeri sesuai dengan
kewenangannya melalui Bendahara Pengeluaran
SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
paling lama 2 (dua) hari setelah menerima
pengembalian hasil verifikasi.
Pasal 21
(1) Dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
Pengelolaan Dana BOSDA, PPK-SKPD, BUD dan
Bendahara Pengeluaran SKPD melakukan
rekonsiliasi atas realisasi penerimaan dan
belanja Dana BOSDA setiap semester.
(2) Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling sedikit dilaksanakan 2 (dua) kali dalam
1 (satu) tahun anggaran dan dituangkan dalam
berita acara rekonsiliasi.
(3) Dalam hal rekonsiliasi terjadi perbedaan angka
antara PPK-SKPD, BUD dan Bendahara
pengeluaran SKPD maka dilakukan penyesuaian
laporan penerimaan dan belanja Dana BOSDA
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(4) Format berita acara rekonsiliasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
Bagian Kedua
SMA, SMK, dan SLB Swasta
Pasal 22
(1) Berdasarkan laporan penerimaan dan belanja
hibah Dana BOSDA bulanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (4), Bendahara
Dana BOSDA menyusun laporan rekapitulasi
realisasi penggunaan hibah Dana BOSDA setiap
tahap penyaluran.
(2) Kepala SMA, SMK, dan SLB swasta
menyampaikan laporan rekapitulasi realisasi
penggunaan hibah Dana BOSDA setiap tahap
penyaluran hibah Dana BOSDA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala SKPD
melalui PPK SKPD.
(3) Laporan rekapitulasi realisasi penggunaan hibah
Dana BOSDA setiap tahap penyaluran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilampiri

- 24 -
dengan surat pernyataan tanggung jawab
mutlak kepala SMA, SMK, dan SLB swasta
setiap tahap penyaluran paling lama tanggal 5
bulan berikutnya.
(4) Laporan rekapitulasi realisasi penggunaan hibah
Dana BOSDA setiap tahap penyaluran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
disampaikan oleh kepala SMA, SMK, dan SLB
swasta kepada kepala SKPD melalui PPK SKPD
sebagai dokumen penyaluran.
Pasal 23
(1) Berdasarkan laporan realisasi penggunaan hibah
Dana BOSDA setiap bulan penanggungjawab
Dana BOSDA menyampaikan laporan
penggunaan hibah Dana BOSDA.
(2) Laporan penggunaan hibah Dana BOSDA
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada gubernur melalui PPKD
dengan tembusan Kepala Dinas paling lambat
tanggal 5 bulan Januari tahun berikutnya.
Pasal 24
(1) Pertanggungjawaban hibah Dana BOSDA,
meliputi:
a. laporan penggunaan hibah Dana BOSDA;
b. surat pernyataan tanggung jawab yang
menyatakan bahwa hibah yang diterima telah
digunakan sesuai NPHD; dan
c. bukti pengeluaran yang lengkap dan sah.

(2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) huruf c disimpan dan dipergunakan
oleh penerima hibah selaku objek pemeriksaan.
BAB V
PEMBINAAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pasal 26
(1) Kepala Dinas Pendidikan melakukan pembinaan kepada
Satuan Pendidikan selaku penanggungjawab dana
BOSDA.
(2) Pembinaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk :
a. Agar penggunaan dana BOSDA dapat terlaksana
secara fleksibel, efektif, efisien, akuntabel dan
tranparan;
b. Agar pengelolaannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan;

- 25 -
f. Workshop.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Petunjuk Teknis ini merupakan pedoman bagi pihak-pihak
terkait dalam pelaksanaan Dana BOSDA mencakup teknis dan
alur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan evaluasi.
Keputusan Kepala Dinas ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan agar semua pihak mengetahui.

Ditetapkan di : Pekanbaru
pada tanggal : Z,t.[-0 I -2oz..1.

KEPALA DINAS PENDIDIKAN


<,,'f P2 VINSI RIAU
l- Dr. H.
Pem na Utama Madya

NIP 19650314 199403 1 002

Tembusan disampaikan kepada Yth. :


I. Menteri Dalam Negeri di Jakarta.
2. Menteri Keuangan di Jakarta.
3. Menteri Pcndidikan dan Kebudayaan di J akarta.
4. Gubemur Riau di Pekanbaru .
5. Sckretaris Daerah Provinsi Riau di Pekanbaru.
6. Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Riau di Pekanbaru
7. Inspektur Daerah Provinsi Riau di Pekanbaru.
8. Kepala Badan Pengelola Kcuangan dan Asct Daerah Provinsi Riau
di Pckm1baru .
9. Kepnla Bappeda Provinsi Ria u di Pekan buru .

- 26 -
A. CONTOH FORMAT RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH
BOSDA SEKOLAH NEGERI DAN SWASTA

Sekolah :
Organisasi :
Program :
Kegiatan :
Sub Kegiatan :
Waktu Pelaksanaan :
Sumber Dana :

Program Rincian Perhitungan


dan
Kode Rekening Uraian Harga Tahap Tahap
Kegiatan Volume Satuan Jumlah
Satuan I II
SNP
2 3 4 5 6 7 8 9 10

Mengetahui, Menyetujui, .................,


Ketua Komite Kepala sekolah ....................
Bendahara BOSDA

………………. ........................... ..........................


NIP. ……………. NIP. .................. NIP. .................
Mengesahkan,
Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Riau

………………
NIP………………

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format RKAS.
1. Kolom 1, diisi dengan nomor urut;
2. Kolom 2, diisi Kode Rekening antara lain kode rekening Pendapatan,
belanja barang dan jasa BOSDA dan belanja modal BOSDA, Kode
Rekening sampai dengan Sub Rincian Objek;
3. Kolom 3, diisi Kode Program Kegiatan sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.
4. Kolom 4, diisi Uraian belanja barang dan jasa BOSDA dan belanja
modal BOSDA;

- 27 -
5. Kolom 5, diisi Volume dari belanja barang dan jasa BOSDA dan belanja
modal BOSDA;
6. Kolom 6, diisi Harga Satuan dari belanja barang dan jasa BOSDA dan
belanja modal BOSDA;
7. Kolom 7, diisi Satuan dari belanja barang dan jasa BOSDA dan belanja
modal BOSDA;
8. Kolom 8, diisi Jumlah rencana belanja barang dan jasa BOSDA dan
belanja modal BOSDA;
9. Kolom 9 dan 10 diisi Jumlah rencana belanja barang dan jasa BOSDA
dan belanja modal BOSDA pada tiap semester.

- 28 -
B. CONTOH FORMAT BUKU KAS UMUM

Bulan : .......................
Nama Sekolah : ........................................
Desa/Kecamatan : ........................................
KabupatenlKota : ........................................
Provinsi : ........................................
Kode
No.
No. Tanggal Rekening Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
bukti
*)
1 2 3 4 5 6 7 8

Saldo BKU Bulan ..... Sebesar..................


Terdiri dari :
Saldo Tunai : ......................
Saldo Bank : ......................
Mengetahui, .............................., ........................
Kepala sekolah.................... Bendahara BOSDA

................................. ......................................
NIP. ........................ NIP. ..............................

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format Buku Kas Umum.
1. Kolom 1, diisi dengan nomor urut;
2. Kolom 2, diisi dengan tanggal transaksi BOSDA;
3. Kolom 3, diisi dengan kode rekening penerimaan atau belanja BOSDA bila
transaksi merupakan realisasi penerimaan atau belanja bila bukan cukup
dikosongkan;
4. Kolom 4, diisi dengan Nomor Bukti Dokumen/Surat Pertanggung-jawaban
Yang Sah (Bukti SPJ);
5. Kolom 5, diisi dengan uraian transaksi BOSDA;
6. Kolom 6, diisi dengan jumlah rupiah BOSDA yang diterima bendahara
BOSDA;
7. Kolom 7, diisi dengan jumlah rupiah BOSDA yang dikeluarkan BOSDA;
8. Kolom 8, diisi dengan jumlah saldo dari saldo sebelumnya ditambah
penerimaan atau pengeluaran pada saat transaksi.
*) Kode Rekening Penerimaan, diisi Kode Rekening yang tercantum pada
Kas di Bendahara BOSDA.

- 29 -
C. CONTOH FORMAT BUKU PEMBANTU KAS

Bulan : .......................
Nama Sekolah : ........................................
Desa/Kecamatan : ........................................
KabupatenlKota : ........................................
Provinsi : ........................................

Kode No.
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU Bukti
1 2 3 4 5 6 7 8

Mengetahui, .............................., ........................


Kepala sekolah.................... Bendahara BOSDA

................................. ......................................
NIP. ........................ NIP. ..............................

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format Buku Pembantu Kas.
1. Kolom 1, diisi dengan nomor urut;
2. Kolom 2, diisi dengan tanggal transaksi BOSDA;
3. Kolom 3, diisi dengan kode BKU
4. Kolom4, diisi dengan Nomor Bukti Dokumen/Surat
Pertanggungjawaban Yang Sah (Bukti SPJ);
5. Kolom 5, diisi dengan uraian transaksi BOSDA;
6. Kolom 6, diisi dengan jumlah rupiah BOSDA yang diterima bendahara
BOSDA;
7. Kolom 7, diisi dengan jumlah rupiah BOSDA yang dikeluarkan BOSDA;
8. Kolom 8, diisi dengan jumlah saldo dari saldo sebelumnya ditambah
penerimaan atau pengeluaran pada saat transaksi.

- 30 -
D. CONTOH FORMAT BUKU PEMBANTU BANK

Bulan : .......................
Nama Sekolah : ........................................
Desa/Kecamatan : ........................................
KabupatenlKota : ........................................
Provinsi : ........................................
Kode No.
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU Bukti
1 2 3 4 5 6 7 8

Mengetahui, .............................., ........................


Kepala sekolah.................... Bendahara BOSDA

................................. ......................................
NIP. ........................ NIP. ..............................

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format Buku Pembantu Bank.
1. Kolom 1, diisi dengan nomor urut;
2. Kolom 2, diisi dengan tanggal transaksi BOSDA;
3. Kolom 3, diisi dengan kode BKU
4. Kolom 4, diisi dengan Nomor Bukti Dokumen/Surat
Pertanggungjawaban Yang Sah (Bukti SPJ);
5. Kolom 5, diisi dengan uraian transaksi BOSDA;
6. Kolom 6, diisi dengan jumlah rupiah BOSDA yang diterima bendahara
BOSDA;
7. Kolom 7, diisi dengan jumlah rupiah BOSDA yang dikeluarkan BOSDA;
8. Kolom 8, diisi dengan jumlah saldo dari saldo sebelumnya ditambah
penerimaan atau pengeluaran pada saat transaksi.

- 31 -
E. CONTOH FORMAT BUKU PEMBANTU PAJAK

Bulan : .......................
Nama Sekolah : ........................................
Desa/Kecamatan : ........................................
KabupatenlKota : ........................................
Provinsi : ........................................

Kode No.
No. Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
BKU Bukti
1 2 3 4 5 6 7 8

Mengetahui, .............................., ........................


Kepala sekolah.................... Bendahara BOSDA

................................. ......................................
NIP. ........................ NIP. ..............................

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format Buku Pembantu Pajak.
1. Kolom 1, diisi dengan nomor urut;
2. Kolom 2, diisi dengan tanggal transaksi BOSDA;
3. Kolom 3, diisi dengan kode BKU
4. Kolom 4, diisi dengan Nomor Bukti pemotongan atau penyetoran pajak
5. Kolom 5, diisi dengan uraian transaksi BOSDA;
6. Kolom 6, diisi dengan jumlah rupiah pemotongan pajak;
7. Kolom 7, diisi dengan jumlah rupiah penyetor pajak;
8. Kolom 8, diisi dengan jumlah saldo dari saldo sebelumnya ditambah
penerimaan atau pengeluaran pada saat transaksi.

- 32 -
F. CONTOH FORMAT BUKU PEMBANTU RINCIAN OBJEK BELANJA

Bulan : .......................
Nama Sekolah : ........................................
Desa/Kecamatan : ........................................
Kabupaten/Kota : ........................................
Provinsi : ........................................
Tanggal Kode BKU Uraian Realisasi Jumlah Sisa anggaran
1 2 3 4 5 6

Mengetahui, .............................., ........................


Kepala sekolah.................... Bendahara BOSDA

................................. ......................................
NIP. ........................ NIP. ..............................

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format Buku Pembantu Rincian Objek Belanja.
1. Kolom 1, diisi dengan tanggal transaksi;
2. Kolom 2, diisi dengan kode BKU;
3. Kolom 3, diisi dengan uraian transaksi;
4. Kolom 4, diisi dengan realisasi belanja berdasarkan nilai transaksi;
5. Kolom 5, diisi dengan jumlah rupiah sebelumnya ditambah realisasi
transaksi;
6. Kolom 6, diisi dengan anggaran dikurang jumlah.

- 33 -
G. FORMAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Nomor : ………………………. (1)

1. Nama Sekolah ……………………………………… (2)

2. Kode Organisasi ……………………………………… (3)

3. Nomor/tanggal DPA-SKPD ……………………………………… (4)

4. Sub Kegiatan Dana BOSDA ……………………………………… (5)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa bertanggung


jawab secara formal dan material atas kebenaran realisasi penerimaan dan
pengeluaran Dana BOSDA serta kebenaran perhitungan dan setoran pajak yang telah
dipungut atas penggunaan Dana BOSDA pada semester ……… (6) tahun anggaran
………. (7) dengan rincian sebagai berikut:

A. Penerimaan Dana BOSDA (8)

1. Tahap I Rp.……………………
2. Tahap II Rp.……………………
Jumlah Rp.
B. Pengeluaran Dana BOSDA
1. Jenis Belanja Pegawai Rp.……………………
2. Jenis Belanja Barang dan Jasa Rp.……………………
3. Jenis Belanja Modal Rp.……………………
Jumlah Rp.
C. Sisa Dana BOSDA (A-B)
Terdiri atas :
1. Sisa Kas Tunai Rp.……………………
2. Sisa di Bank Rp.……………………

Bukti-bukti atas belanja tersebut pada huruf B disimpan pada Satdikmen


Negeri/Satdiksus Negeri untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan
sesuai peraturan perundang-undangan.
Apabila bukti-bukti tersebut tidak benar yang mengakibatkan kerugian daerah, saya
bertanggung jawab sepenuhnya atas kerugian daerah dimaksud sesuai kewenangan
saya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Demikian surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

………………….., …………………….. (9)

Kepala Sekolah ………. (10)

………………………………………………..

NIP. …………………………………………

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Surat Pernyataan Tanggung Jawab.
(1) Diisi dengan nomor SPTJM Satdikmen /Satdiksus;
(2) Diisi nama Satdikmen /Satdiksus;
(3) Diisi kode Satdikmen /Satdiksus;
(4) Diisi nomor dan tanggal DPA-SKPD yang bersangkutan;

- 34 -
(5) Diisi kode kegiatan Dana BOSDA;
(6) Diisi dengan semester berkenaan;
(7) Diisi dengan tahun anggaran berkenaan;
(8) Diisi penerimaan dana BOSDA per Tahap;
(9) Diisi tempat dan tanggal diterbitkannya SPTJM;
(10) Diisi Nama dan NIP Kepala Satdikmen /Satdiksus;

- 35 -
H. CONTOH FORMAT LAPORAN REALISASI DANA BANTUAN OPERASIONAL
DAERAH (BOSDA)

Bersama ini kami laporkan realisasi atas penerimaan dan pengeluaran Dana BOSDA
untuk semester …… sebagai berikut :

Realisasi Jumlah
Jumlah s/d Realisasi Semester
Kode Selisih
Uraian Anggaran Semester Semester s/d
Rekening (Rp.)
(Rp.) Lalu ini (Rp.) Semester
(Rp.) ini (Rp.)

1 2 3 4 5 6 7

Demikian laporan realisasi ini dibuat untuk digunakan sebagaimana


mestinya.

………… , tanggal ………..


Kepala Sekolah ……….

…………………………………………….
NIP. ………………………………………

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format Laporan Realisasi Dana BOSDA.
1. Kolom 1, diisi dengan kode rekening Pendapatan dan Belanja sampai
dengan sub rincian objek;
2. Kolom 2, diisi dengan uraian Rekening Pendapatan dan Belanja;
3. Kolom 3, diisi dengan jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja ;
4. Kolom 4, diisi dengan jumlah Realisasi Pendapatan dan Belanja
semester sebelumnya;
5. Kolom 5, diisi dengan jumlah Realisasi Pendapatan dan Belanja
semester berkenaan;
6. Kolom 6, diisi dengan jumlah Realisasi Pendapatan dan Belanja sampai
dengan semester berkenaan;
7. Kolom 7, diisi dengan anggaran dikurang jumlah relaisasi sampai
dengan semester berkenaan.

- 36 -

Anda mungkin juga menyukai