Anda di halaman 1dari 23

LAMPIRAN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN


NOMOR 23 TAHUN 2017
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN
DAN PERTANGGUNGJAWABAN
KEUANGAN DANA BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
mengamanatkan bahwa pengelolaan pendidikan menengah dan
pendidikan khusus menjadi tanggungjawab Pemerintah Provinsi.
Program pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan dan peningkatan mutu serta relevansi pendidikan untuk
menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global seiring dengan program Nawacita.

Usaha yang dilakukan untuk memenuhi amanat Undang-Undang


tersebut diantaranya melalui program rintisan wajib belajar 12 (dua
belas) tahun yang bermutu. Salah satu tujuan program tersebut
adalah memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat agar
mendapatkan layanan pendidikan minimal sampai jenjang sekolah
menengah.

Untuk mencapai tujuan rintisan program wajib belajar 12 (dua belas)


tahun, Pemerintah Pusat telah memberikan bantuan melalui program
BOS untuk sekolah negeri dan swasta. Salah satu tujuan program
BOS ini adalah membantu sekolah untuk memenuhi biaya operasional
dan personalia.

- 10 -
B. PENGERTIAN BOSDA

BOSDA merupakan program Pemerintah Daerah berupa pemberian


dana langsung kepada SMA/SMK/SKh swasta untuk membantu
memenuhi kebutuhan biaya operasional sekolah dan pembiayaan
lainnya penunjang proses pembelajaran.

C. TUJUAN BOSDA

Secara umum program BOSDA bertujuan untuk meringankan beban


masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka
perintisan program wajib belajar 12 (dua belas) tahun yang bermutu,
serta berperan dalam mempercepat pencapaian SNP di sekolah.

Adapun secara khusus bertujuan untuk:

1. membantu biaya operasional sekolah;

2. meningkatnya rata-rata lama sekolah;

3. meningkatkan angka partisipasi kasar sekolah menengah


Provinsi Banten;

4. mengurangi angka putus sekolah SMA/SMK swasta;

5. meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah;

6. Meningkatkan mutu pendidikan di Provinsi Banten.

D. SASARAN PROGRAM DAN BESAR BANTUAN

Sasaran program BOSDA adalah semua SMA/SMK/SKh swasta di


Provinsi Banten yang sudah terdata dalam aplikasi Dapodikdasmen.

Besaran bantuan diperhitungkan berdasarkan jumlah peserta didik


yang memiliki Nomor Induk Siswa Nasional. Satuan BOSDA
diperhitungkan sesuai dengan kemampuan Pemerintah Daerah.

- 11 -
BAB II

SEKOLAH PENERIMA BOSDA

Ketentuan bagi sekolah penerima BOSDA adalah sebagai berikut:

1. SMA/SMK/SKh swasta di Daerah yang memiliki izin operasional


sekolah (minimal 3 tahun beroperasi), dan SK pengangkatan
kepala sekolah dari yayasan pendidikan.
2. Memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan melakukan
entry data secara lengkap dan benar dalam aplikasi
Dapodikdasmen.
3. Sekolah yang menerima BOSDA harus mengikuti petunjuk
teknis penggunaan dan pertanggungjawaban dana BOSDA yang
telah ditetapkan.
4. Sejalan dengan program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
sekolah diberikan kebebasan dalam perencanaan, pengelolaan,
dan pengawasan program yang disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan masing-masing sekolah. Penggunaan dana semata-
mata ditujukan hanya untuk kepentingan peningkatan layanan
pendidikan dan tidak ada intervensi atau pemotongan dana dari
pihak manapun dan untuk kepentingan apapun. Pengelolaan
program BOSDA menjadi kewenangan sekolah dan secara
mandiri diketahui oleh komite sekolah.
5. Sekolah mengelola dana BOSDA secara profesional, transparan,
dan akuntabel.
6. Sekolah harus memiliki Rencana Kerja Sekolah (RKS) 4 tahunan,
menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS), dengan dana BOSDA merupakan
bagian integral dari RKAS tersebut.
7. Sekolah swasta menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB)
BOSDA disetujui/ditandatangani oleh kepala sekolah, komite
sekolah, dan ketua yayasan.
8. RKS, RKT,RKAS, dan RKA harus dibahas dalam rapat komite
sekolah, kemudian disetujui/ditandatangani kepala sekolah
setelah memperhatikan pertimbangan yayasan dan disetujui oleh
Komite Sekolah.

- 12 -
9. Komite Sekolah dapat menggalang dana dalam bentuk bantuan
dan/atau sumbangan biaya dari orang tua peserta didik dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. didasarkan pada perencanaan investasi dan atau operasional
yang jelas dan dituangkan dalam rencana strategis, rencana
kerja tahunan, serta anggaran tahunan yang mengacu pada
SNP;
b. perencanaan investasi dan atau operasional sebagaimana
dimaksud pada huruf a diumumkan secara transparan
kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan;
c. dana yang diperoleh disimpan dalam rekening atas nama
satuan pendidikan;
d. dana yang diperoleh dibukukan secara khusus oleh satuan
pendidikan terpisah dari dana yang diterima dari
penyelenggara satuan pendidikan;
e. tidak dipungut dari peserta didik atau orang tua/walinya yang
tidak mampu secara ekonomis;
f. menerapkan sistem subsidi silang yang diatur sendiri oleh
satuan pendidikan;
g. digunakan sesuai dengan perencanaan sebagaimana
dimaksud pada huruf a;
h. tidak dikaitkan dengan persyaratan akademik untuk
penerimaan peserta didik, penilaian hasil belajar peserta
didik, dan/atau kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan;
i. sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari total dana
pungutan peserta didik atau orang tua/walinya digunakan
untuk peningkatan mutu pendidikan;
j. tidak dialokasikan baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk kesejahteraan anggota komite sekolah atau
lembaga representasi pemangku kepentingan satuan
pendidikan;
k. pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana diaudit
oleh akuntan publik dan dilaporkan kepada Kepala Dinas;
l. pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan dana
dipertanggung jawabkan oleh satuan pendidikan secara
transparan kepada pemangku kepentingan pendidikan
terutama orang tua/wali peserta didik, dan penyelenggara

- 13 -
satuan pendidikan dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

10. Sekolah yang menolak menerima dana BOSDA harus membuat


surat pernyataan menolak dana BOSDA dan mendapat
persetujuan komite sekolah dengan tetap menjamin
kelangsungan pendidikan dan membebaskan seluruh
pembiayaan bagi siswa miskin di sekolah tersebut. Surat
pernyataan menolak dana BOSDA selanjutnya disampaikan
kepada Dinas.

- 14 -
BAB III

ORGANISASI PELAKSANA

Organisasi pelaksana BOSDA meliputi tim pengarah dan tim manajemen


BOSDA provinsi dan tim manajemen BOSDA tingkat sekolah dengan
rincian sebagai berikut:

A. TIM PENGARAH

1. Gubernur Banten;

2. Sekretaris Daerah Provinsi Banten;

B. TIM MANAJEMEN BOSDA PROVINSI

1. Penanggung Jawab : Kepala Dinas

2. Tim Pelaksana Program BOSDA

a. Ketua Tim : Kepala Bidang SMA/SMK/SKh;

b. Sekretaris : (dari unsur Dinas);

c. Bendahara : (dari unsur Dinas);

d. Unit data : (tim Dapodikdasmen dari Dinas);

e. Unit monitoring dan evaluasi serta pelayanan dan penanganan


pengaduan masyarakat.

3. Tugas dan Tanggungjawab Tim Manajemen BOSDA Provinsi

a. mempersiapkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA-SKPD)


dana BOSDA setiap tahun angaran;

b. membuat dan menandatangani perjanjian kerjasama dengan


bank penyalur dana BOSDA yang telah ditunjuk dengan
mencantumkan hak dan kewajiban masing-masing pihak;

c. melakukan kompilasi data jumlah siswa di tiap sekolah dari


Dapodikdasmen;

d. menerbitkan Surat Keputusan (SK) sekolah penerima BOSDA


yang ditetapkan oleh Gubernur ;

e. melakukan penyaluran dana BOSDA ke sekolah tepat waktu


sesuai dengan jumlah peserta didik di tiap sekolah;

- 15 -
f. melakukan koordinasi, sosialisasi, dan pelatihan kepada
sekolah penerima;

g. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program


BOSDA di sekolah;

h. memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan


masyarakat; dan

i. menyusun laporan pelaksanaan program BOSDA setiap akhir


tahun anggaran.

Tim Manajemen BOSDA Provinsi ditetapkan dengan Keputusan


Gubernur.

C. TIM MANAJEMEN BOSDA TINGKAT SEKOLAH

1. Penanggung Jawab : Kepala Sekolah

2. Koordinator Program : Wakil Kepala Sekolah atau tenaga


pendidik yang ditunjuk

3. Anggota:

a. Bendahara BOSDA;

b. Ketua komite sekolah;

c. Unsur tenaga pendidik; dan

d. Operator Dapodikdasmen.

4. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Manajemen BOSDA Tingkat


Sekolah

a. menyusun Rencana Kerja Sekolah (RKS) 4 tahunan,


menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT), Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS), dan menyusun Rencana Kerja
dan Anggaran (RKA) BOSDA yang merupakan bagian integral
dari RKAS;

b. bertanggung jawab secara formal dan material atas


penggunaan dana BOSDA yang diterima;

c. mengelola dana BOSDA secara profesional, transparan, dan


akuntabel;

- 16 -
d. membuat laporan pelaksanaan dan penggunaan dana BOSDA
setiap akhir triwulan dan akhir tahun anggaran untuk
diserahkan ke Dinas;

e. menyusun pembukuan keuangan secara tertib sesuai


peraturan berlaku (buku kas umum, buku pembantu tunai,
buku pembantu bank, buku pembantu pajak, berita acara
penutupan kas, dan register penutupan kas);

f. memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan


masyarakat; dan

g. bersedia diaudit oleh lembaga auditor yang berwenang baik


internal maupun eksternal terhadap seluruh dana yang
dikelola sekolah.

Struktur tim Manajemen BOSDA Sekolah di atas disesuaikan dengan


kebutuhan dan beban kerja dalam pengelolaan program BOSDA. Tim
Manajemen BOSDA di sekolah ditetapkan dengan surat keputusan
Kepala Sekolah. Pembentukan anggota tim Manajemen BOSDA
sekolah ditentukan bersama melalui mekanisme rapat komite
sekolah.

- 17 -
BAB IV
PENDATAAN, PENETAPAN ALOKASI, DAN
PENYALURAN DANA BOSDA

A. PENDATAAN DAN PENETAPAN ALOKASI DANA BOSDA


1. Tim Manajemen BOSDA Provinsi mengambil data jumlah peserta
didik tiap sekolah penerima BOSDA dari aplikasi Dapodikdasmen
untuk kemudian digunakan sebagai dasar penetapan alokasi
dana BOSDA tiap sekolah.

2. Surat Keputusan Alokasi dana BOSDA diterbitkan oleh Kepala


Dinas.

3. Entri data jumlah peserta didik yang dilakukan oleh sekolah


melalui aplikasi Dapodikdasmen menentukan ketepatan alokasi
dana BOSDA. Untuk menjamin hal tersebut, sekolah harus
memastikan entri data ke aplikasi Dapodikdasmen telah
dilakukan dengan lengkap, valid, dan up to date.
4. Data jumlah peserta didik yang diperhitungkan dalam penyaluran
dana BOSDA adalah entri data individual peserta didik yang
dilengkapi dengan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) yang valid.
5. Konsekuensi yang timbul akibat ketidaktepatan dalam proses
entri ke aplikasi Dapodikdasmen sehingga menyebabkan
ketidaktepatan penyaluran jumlah dana BOSDA sepenuhnya
menjadi tanggung jawab sekolah.

B. PENYALURAN DANA BOSDA


1. Sekolah menyampaikan nomor rekening sekolah (bukan atas
nama pribadi dan yayasan) kepada Tim Manajemen BOSDA
Provinsi dengan melampirkan foto copy halaman depan buku
tabungan/giro secara jelas.

2. Tim Manajemen BOSDA Provinsi memeriksa keakuratan nomor


rekening seluruh sekolah.

3. Tim Manajemen BOSDA Provinsi merekap nomor rekening sekolah


untuk keperluan pencairan dana ke sekolah.

4. Dana BOSDA disalurkan 4 (empat) kali/per triwulan dalam satu


tahun anggaran mengikuti mekanisme pencairan BOS Pusat.

- 18 -
Pencairan BOSDA diupayakan lebih awal dari pencairan BOS
Pusat.

5. Sekolah harus mengembalikan dana BOSDA ke rekening Kas


Umum Daerah (KUD) Provinsi Banten apabila:

a. kelebihan penyaluran BOSDA yang tidak tercatat dalam


Dapodikdasmen; dan
b. sisa dana BOSDA di sekolah pada akhir triwulan dan atau
akhir tahun anggaran.

6. Dana BOSDA harus diterima secara utuh oleh sekolah melalui


rekening atas nama sekolah dan tidak diperkenankan adanya
pemotongan atau pungutan biaya apapun dengan alasan apapun
dan oleh pihak manapun.
7. Pengambilan dana BOSDA dilakukan oleh bendahara sekolah atas
persetujuan Kepala Sekolah dan dapat dilakukan sewaktu-waktu
sesuai kebutuhan mengikuti mekanisme dan peraturan yang
berlaku.

8. Penggunaan dana BOSDA disesuaikan dengan kebutuhan sekolah


sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Sekolah (RKAS) yang telah ditetapkan melalui rapat komite
sekolah.

- 19 -
BAB V

PENGGUNAAN DANA BOSDA

A. KOMPONEN PEMBIAYAAN

Program BOSDA Provinsi dapat digunakan untuk membiayai


komponen kegiatan-kegiatan yang terkait:
1. Honorarium Pendidik dan Tenaga Kependidikan Tidak Tetap
PTK adalah pendidik dan tenaga kependidikan yang terdiri dari
Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan sekolah yang berhak
mendapatkan honor dari dana BOSDA harus terdaftar dalam
aplikasi dapodikdasmen. Besaran honor yang diterima setiap
bulan mengikuti standar satuan harga berdasarkan Peraturan
Gubernur. PTK ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan pejabat
yang berwenang dengan mempertimbangkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, kebutuhan, rasio jumlah
peserta didik, dan jumlah rombongan belajar.
2. Honorarium Tenaga Pendidik
Tenaga Pendidik yang berhak mendapatkan honor dari dana
BOSDA harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. mengajar mata pelajaran sesuai bidang keilmuan atau
berpengalaman mengajar mata pelajaran yang sama pada
jenjang dan program yang sama dibuktikan dengan Surat
Keputusan Pengangkatan pertama maksimal Tahun 2013 dari
pejabat yang berwenang;
b. terdata dalam aplikasi dapodikdasmen; dan
c. pembayaran honor PTK diusulkan oleh Kepala Sekolah
berdasarkan anggaran yang telah ditetapkan.
3. Besaran pembiayaan honorarium PTK sebagaimana tercantum
dalam angka 1 dan angka 2, maksimal 15 % dari jumlah total
dana BOSDA yang diterima oleh sekolah.
4. Pengadaan bahan habis pakai
Pengadaan bahan habis pakai meliputi: belanja alat tulis kantor,
belanja alat listrik dan elekronik, belanja perangko, materai, dan
benda pos lainnya, belanja alat kebersihan dan bahan pembersih,
belanja bahan dan alat pembelajaran habis pakai, belanja suku

- 20 -
cadang alat kantor, dan belanja bahan habis pakai lainnya
maksimal 15 % dari jumlah dana BOSDA yang diterima oleh
sekolah.
5. Pengadaan alat peraga/praktek pendidikan
Belanja alat peraga, model percontohan, dan alat praktek
pembelajaran.
6. Belanja jasa kantor
Belanja jasa kantor meliputi: belanja jasa telepon, faksimili,
internet, air, listrik, surat kabar, majalah, paket pengiriman, jasa
kebersihan, jasa TV cable, laundry, dan jasa lainnya.
7. Belanja cetak dan penggandaan
Belanja cetak dan penggandaan yang terkait dengan administrasi
sekolah, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran.
8. Belanja sewa alat, gedung, dan kendaraan untuk kegiatan peserta
didik dan tenaga pendidik.
Belanja sewa yang dapat dapat dibayarkan dari dana BOSDA
adalah:
a. sewa gedung pertemuan untuk kegiatan sosialisasi, pelatihan,
workshop, bimbingan teknis tenaga pendidik dan peserta didik
apabila di sekolah tidak tersedia tempat untuk menampung
peserta;
b. sewa kendaraan untuk kegiatan peserta didik atau tenaga
pendidik di luar sekolah; dan
c. sewa perlengkapan dan peralatan kantor untuk kegiatan
peserta didik dan tenaga pendidik, seperti sewa kursi, sewa
tenda, sewa sound system, sewa alat musik, alat olahraga, sewa
pakaian adat, dan lainnya.
9. Belanja makanan dan minuman rapat dan kegiatan
a. makanan dan minuman rapat tenaga pendidik dengan orang
tua/wali siswa dan rapat komite sekolah; dan
b. makanan minuman kegiatan di sekolah dan di luar sekolah
yang melibatkan tenaga, tenaga kependidikan dan peserta
didik.
10. Belanja pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

- 21 -
a. biaya pemeliharaan gedung (pengecatan, perbaikan atap
bocor, perbaikan pintu dan jendela, perawatan lantai,
perawatan sanitasi sekolah, kamar mandi/WC, dan perawatan
gedung lainnya);
b. pemeliharaan alat dan barang inventaris sekolah (perbaikan
mebeler, meja, kursi, lemari, komputer, laptop, printer, mesin
pemotong rumput, dan inventaris sekolah lainnya); dan
c. pemeliharaan jalan, taman, dan lapangan serta pagar.
11. Belanja jasa narasumber/instruktur dan tenaga ahli
a. jasa narasumber/instruktur daerah yang berasal dari luar
sekolah pada kegiatan pelatihan tenaga pendidik dan peserta
didik yang diselenggarakan oleh sekolah; dan
b. jasa tenaga ahli meliputi: jasa penceramah agama, jasa ketua
kontingen dan pendamping lomba-lomba kesiswaan, jasa
pembuatan silabus, kurikulum dan program sekolah, jasa
vakasi pelaksanaan ujian (penyusunan bahan ulangan/ujian,
pengawasan ulangan/ujian, dan pemeriksaan ulangan/ujian),
dan jasa kegiatan PHBI (pembaca Al-Qur’an, pramubhakti
acara, dan petugas keamanan).
12. Belanja jasa tenaga lepas
a. jasa tenaga kerja bangunan/irigasi; dan
b. belanja jasa tenaga kerja lapangan meliputi: pengamanan
kantor (satpam), pramubhakti/office boy, dan petugas
kebun/taman sekolah).

B. KETENTUAN PENGGUNAAN DANA BOSDA

Penggunaan dana BOSDA di sekolah harus memperhatikan hal-hal


sebagai berikut:

1. penggunaan dana BOSDA di sekolah harus memperhatikan


skala prioritas kebutuhan operasional sekolah yang tidak dapat
dibiayai dari dana BOS Pusat;

2. biaya transportasi, konsumsi, honorarium, upah, dan jasa


profesi harus mengikuti Standar Satuan Harga (SSH) yang diatur
oleh Gubernur;

3. menghindari terjadinya pembayaran ganda (double account) dari


sumber dana lain dalam satu program atau satu komponen
kegiatan.

- 22 -
C. LARANGAN PENGGUNAAN DANA BOSDA

Dana BOSDA yang diterima oleh sekolah tidak boleh digunakan


untuk hal-hal berikut:

1. disimpan dengan maksud dibungakan;


2. dipinjamkan kepada pihak lain;
3. membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan
memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour,
karya wisata dan sejenisnya;
4. digunakan untuk rehabilitasi gedung kategori berat;
5. membeli Buku Lembar Kerja Siswa (LKS) dari pihak ketiga,
kecuali penggandaan LKS yang dibuat oleh tenaga pendidik mata
pelajaran;
6. menanamkan saham;
7. membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana
pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara penuh (double
account).

D. PENCATATAN BARANG INVENTARIS

Terhadap setiap barang inventaris yang telah dibeli, sekolah wajib


melakukan pencatatan terhadap hasil pembelian tersebut. Ada 2
(dua) tahap pencatatan yang harus dilakukan oleh sekolah, yaitu
penerimaan, serta penyimpanan dan penggunaan. Untuk sekolah
swasta dicatat menjadi aset yayasan.

1. Penerimaan

Barang inventaris yang diterima oleh sekolah sebagai hasil


pembelian dari dana BOSDA harus dicatat dalam buku
penerimaan barang sebagai bukti penerimaan barang.

2. Penyimpanan dan penggunaan

Seluruh barang inventaris yang telah dicatat penerimaannya


oleh sekolah, pada tahap selanjutnya harus dicatatkan dalam
buku inventaris barang.

- 23 -
BAB VI

MONITORING DAN SUPERVISI

Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan


program BOSDA secara baik, maka dilaksanakan monitoring dan
supervisi. Monitoring bertujuan untuk memantau perkembangan
pelaksanaan BOSDA. Sedangkan supervisi bertujuan untuk memastikan
akuntabilitas pelaksanaan dan ketercapaian program BOSDA. Hasil
monitoring dan supervisi merupakan bahan perumusan perencanaan
program BOSDA di masa yang akan datang.

Bentuk kegiatan monitoring dan supervisi adalah melakukan


pemantauan, pembinaan dan penyelesaian masalah terhadap
pelaksanaan program BOSDA. Secara umum tujuan kegiatan ini adalah
untuk meyakinkan bahwa dana BOSDA diterima oleh sekolah secara
tepat jumlah dan waktu, serta kesesuaian mekanisme penyaluran,
pelaksanaan, dan pemanfaatan program dengan ketentuan yang ada
pada petunjuk teknis ini.

Komponen utama yang dimonitor antara lain:

a. alokasi dana sekolah penerima bantuan;

b. penyaluran dan penggunaan dana;

c. pelaksanaan program BOSDA;

d. pelayanan dan penanganan pengaduan; dan

e. pelaporan, kesesuaian perencanaan dengan realisasi penggunaan


dana BOSDA.

Monitoring dan supervisi dilakukan oleh tim Pengelola BOSDA Provinsi


kepada sekolah penerima.

- 24 -
BAB VII

PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

A. PELAPORAN

1. Tingkat Sekolah

a. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

RKAS ditandatangani oleh kepala sekolah dan komite sekolah.


Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada
pengawas sekolah, dinas, dan instansi pemeriksa lainnya
apabila diperlukan.

RKAS dibuat satu tahun sekali pada awal tahun pelajaran,


namun demikian dapat dilakukan revisi pada semester kedua.
Oleh karena itu sekolah dapat membuat RKAS tahunan yang
dirinci tiap semester. RKAS perlu dilengkapi dengan rencana
penggunaan dana/RAB secara rinci, yang dibuat tahunan dan
semester untuk setiap sumber dana yang diterima sekolah.

b. Pembukuan

Sekolah diwajibkan membuat pembukuan dari dana BOSDA


yang diterima. Pembukuan dapat dilakukan dengan tulis tangan
atau menggunakan komputer. Buku yang digunakan adalah
sebagai berikut:

1) Buku Kas Umum

Buku Kas Umum ini disusun untuk masing-masing rekening


bank yang dimiliki oleh sekolah. Pembukuan dalam Buku
Kas Umum meliputi semua transaksi eksternal, yaitu yang
berhubungan dengan pihak ketiga:

a) kolom penerimaan: dari penyalur dana BOSDA,


penerimaan dari pemungutan pajak, dan penerimaan
jasa giro dari bank; dan

b) kolom pengeluaran: adalah pembelian barang dan jasa,


biaya administrasi bank, pajak atas hasil dari jasa giro
dan setoran pajak.

Buku Kas Umum harus diisi tiap transaksi (segera setelah


transaksi tersebut terjadi dan tidak menunggu terkumpul

- 25 -
satu minggu/bulan) dan transaksi yang dicatat didalam
Buku Kas Umum juga harus dicatat dalam buku pembantu,
yaitu buku pembantu kas, buku pembantu bank, dan buku
pembantu pajak. Dokumen ini disimpan di sekolah dan
diperlihatkan kepada pengawas sekolah, dinas, dan instansi
pemeriksa lainnya apabila diperlukan.

2) Buku Pembantu Kas

Buku ini harus mencatat tiap transaksi tunai dan


ditandatangani oleh bendahara dan kepala sekolah.
Dokumen ini disimpan di sekolah dan diperlihatkan kepada
pengawas sekolah, Dinas, dan instansi pemeriksa lainnya
apabila diperlukan.

3) Buku Pembantu Bank

Buku ini harus mencatat tiap transaksi melalui bank (baik


cek, giro maupun tunai) dan ditandatangani oleh bendahara
dan kepala sekolah. Dokumen ini disimpan di sekolah dan
diperlihatkan kepada pengawas sekolah, Dinas, dan instansi
pemeriksa lainnya apabila diperlukan.

4) Buku Pembantu Pajak

Buku pembantu pajak berfungsi mencatat semua transaksi


yang harus dipungut pajak serta memonitor pungutan dan
penyetoran pajak yang dipungut selaku wajib pungut pajak.

Terkait dengan pembukuan dana yang diperoleh sekolah untuk


program BOSDA, sekolah perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a. pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran


dapat dilakukan dengan tulis tangan atau menggunakan
komputer. Dalam hal pembukuan dilakukan dengan
komputer, bendahara wajib mencetak buku kas umum dan
buku-buku pembantu sekurang-kurangnya sekali dalam
satu bulan dan menatausahakan hasil cetakan buku kas
umum dan buku-buku pembantu bulanan yang telah
ditandatangani kepala sekolah dan bendahara sekolah;

b. semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat dalam


buku kas umum dan buku pembantu yang relevan sesuai
dengan urutan tanggal kejadiannya;

- 26 -
c. uang tunai yang ada di kas tunai tidak lebih dari
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);

d. apabila bendahara meninggalkan tempat kedudukannya


atau berhenti dari jabatannya, buku kas umum dan buku
pembantunya serta bukti-bukti pengeluaran harus
diserahterimakan kepada pejabat yang baru dengan Berita
Acara Serah Terima.

c. Realisasi penggunaan dana

Laporan ini disusun berdasarkan buku kas umum dari semua


sumber dana yang dikelola sekolah pada periode yang sama.
Laporan ini dibuat per triwulan dan ditandatangani oleh
bendahara, kepala sekolah dan komite sekolah.

Laporan ini harus dilengkapi dengan pernyataan tanggungjawab


penggunaan dana yang menyatakan bahwa dana BOSDA
sekolah menengah yang diterima telah digunakan sesuai
Petunjuk Teknis ini. Bukti pengeluaran yang sah disimpan dan
dipergunakan oleh sekolah selaku obyek pemeriksaan.

d. Rekapitulasi Realisasi Penggunaan Dana BOSDA

Laporan ini merupakan rekapitulasi dari 12 (dua belas)


komponen penggunaan dana BOSDA. Laporan ini dibuat per
triwulan dan ditandatangani oleh bendahara, kepala sekolah
dan komite sekolah.

e. Opname Kas dan Berita Acara Pemeriksaan Kas

Setiap bulan buku kas umum ditutup dan ditandatangani


oleh kepala sekolah dan bendahara/pemegang kas. Sebelum
penutupan buku kas umum, kepala sekolah melakukan
opname kas dengan menghitung jumlah kas baik yang ada di
sekolah (kas tunai) maupun kas yang ada di bank (buku
tabungan sekolah). Hasil dari opname kas kemudian
dibandingkan dengan saldo akhir buku kas umum pada bulan
bersangkutan. Apabila terjadi perbedaan, maka harus
dijelaskan penyebab perbedaannya.

Setelah pelaksanaan opname kas, maka kepala sekolah dan


bendahara sekolah/pemegang kas menandatangani Berita
Acara Pemeriksaan Kas.

- 27 -
f. Bukti pengeluaran

1) setiap transaksi pengeluaran harus didukung dengan bukti


kuitansi yang sah;

2) bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus


dibubuhi materai yang cukup sesuai dengan ketentuan bea
materai. Untuk transaksi dengan nilai sampai dengan
Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) tidak
dikenakan bea meterai. Transaksi dengan nilai nominal
lebih dari Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
sampai dengan Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah),
dikenakan bea meterai dengan tarif sebesar Rp3.000,00 (tiga
ribu rupiah). Transaksi dengan nilai nominal lebih dari
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dikenakan bea meterai
dengan tarif sebesar Rp6.000,00 (enam ribu rupiah);

3) uraian pembayaran dalam kuitansi harus jelas dan terinci


sesuai dengan peruntukannya;

4) uraian tentang jenis barang/jasa yang dibayar dapat dipisah


dalam bentuk faktur sebagai lampiran kuitansi;

5) setiap bukti pembayaran harus disetujui Kepala Sekolah


dan lunas dibayar oleh Bendahara;

6) segala jenis bukti pengeluaran harus disimpan oleh


bendahara BOSDA sebagai bahan bukti dan bahan laporan.

g. Pelaporan

1) setiap kegiatan yang dibiayai dari dana BOSDA wajib


dibuatkan laporan hasil pelaksanaan kegiatannya;

2) laporan penggunaan dana BOSDA di tingkat sekolah


meliputi laporan realisasi penggunaan dana per sumber
dana dan surat pernyataan tanggung jawab yang
menyatakan bahwa dana BOSDA yang diterima telah
digunakan sesuai NPH BOSDA;

3) buku kas umum, buku pembantu kas, buku pembantu


bank, dan buku pembantu pajak beserta bukti serta
dokumen pendukung bukti pengeluaran dana BOSDA
(kuitansi/faktur/nota dari vendor/toko/supplier) wajib
diarsipkan oleh sekolah sebagai bahan audit.

- 28 -
4) seluruh arsip data keuangan, baik yang berupa laporan
keuangan maupun dokumen pendukungnya, disimpan dan
ditata dengan rapi dalam urutan nomor dan tanggal
kejadiannya, serta disimpan di tempat yang aman dan
mudah untuk ditemukan setiap saat.

Hal yang harus dilaporkan oleh Tim Pengelola BOSDA Sekolah


sebagai berikut:

1) rekapitulasi penggunaan dana BOSDA tiap semester.


Laporan lengkap penggunaan dana BOSDA disimpan di
sekolah untuk bahan pemeriksaan;

2) lembar pencatatan pertanyaan/kritik/saran;

3) lembar pencatatan pengaduan.

Laporan kegiatan dan pertanggungjawaban per triwulan


disampaikan kepada Dinas.

B. PERPAJAKAN

Ketentuan peraturan perpajakan yang umum dalam penggunaan dana


BOSDA adalah sebagai berikut:

1. Pembelian barang/jasa kepada penyedia barang/jasa:

Bendaharawan pada sekolah swasta tidak termasuk sebagai pihak


yang ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22 dan atau PPN.
Dengan demikian kewajiban perpajakan bagi bendaharawan pada
sekolah swasta yang terkait atas penggunaan dana BOSDA untuk
belanja barang sebagaimana tersebut diatas adalah:

a) tidak mempunyai kewajiban memungut PPh Pasal 22, karena


tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai pemungut
PPh Pasal 22;

b) membayar PPN yang dipungut oleh pihak penjual (Pengusaha


Kena Pajak).

2. Kewajiban perpajakan yang terkait dengan penggunaan dana


BOSDA untuk pembelian/penggandaan buku teks pelajaran.

bendaharawan pada sekolah swasta tidak termasuk sebagai pihak


yang ditunjuk sebagai Pemungut PPh Pasal 22 dan atau PPN.
Dengan demikian kewajiban perpajakan bagi bendaharawan pada

- 29 -
sekolah swasta yang terkait dengan pembelian/penggandaan buku
pelajaran adalah:

a. tidak mempunyai kewajiban memungut PPh Pasal 22, karena


tidak termasuk sebagai pihak yang ditunjuk sebagai pemungut
PPh Pasal 22;

b. atas pembelian buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan


buku-buku pelajaran agama, PPN yang terutang dibebaskan;

c. membayar PPN yang dipungut oleh pihak penjual (Pengusaha


Kena Pajak) atas pembelian buku referensi dan pengayaan yang
bukan buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku
pelajaran agama.

- 30 -
BAB VIII

PENGAWASAN, PEMERIKSAAN, DAN SANKSI

A. PENGAWASAN

Pengawasan program BOSDA meliputi pengawasan melekat,


pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat dengan
penjelasan sebagai berikut:

1. Pengawasan melekat dilakukan oleh Dinas kepada sekolah;

2. Pengawasan fungsional internal oleh inspektorat daerah provinsi


dengan melakukan audit sesuai dengan kebutuhan lembaga
tersebut atau permintaan instansi yang akan diaudit;

3. Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sesuai


dengan kewenangan;

4. Pengawasan masyarakat dalam rangka transparansi pelaksanaan


program BOSDA oleh unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan
masyarakat yang terdapat di sekolah, kabupaten/kota, provinsi,
dan pusat mengacu pada kaidah keterbukaan informasi publik.
Apabila terdapat indikasi penyimpangan dalam pengelolaan
BOSDA, agar segera dilaporkan kepada instansi pengawas
fungsional atau lembaga berwenang lainnya.

B. SANKSI

1. Penyalahgunaan wewenang

Sanksi terhadap penyalahgunaan wewenang yang dapat


merugikan negara dan/atau sekolah dan/atau peserta didik akan
dijatuhkan oleh aparat/pejabat yang berwenang. Sanksi kepada
oknum yang melakukan pelanggaran dapat diberikan dalam
berbagai bentuk, antara lain:

a. penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu


dana BOSDA yang terbukti disalahgunakan agar
dikembalikan ke sekolah;
b. diproses sesuai ketentuan hukumyang berlaku (aparat
penegak hukum); dan

- 31 -
c. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh
bantuan pendidikan yang bersumber dari APBD pada tahun
berikutnya kepada sekolah, dalam hal terbukti pelanggaran
dilakukan secara sengaja dan tersistem untuk memperoleh
keuntungan pribadi, kelompok, atau golongan.
2. Penyimpangan
Apabila berdasarkan hasil monitoring atau audit, sekolah terbukti
melakukan penyimpangan, atau tidak menyusun laporan
pertanggungjawaban penggunaan dana BOSDA, Tim Manajemen
BOSDA Provinsi dapat meminta secara tertulis kapada bank
(dengan tembusan ke sekolah) untuk menunda pengambilan dana
BOSDA dari rekening sekolah.

Pj. GUBERNUR BANTEN,

ttd

NATA IRAWAN

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPALA BIRO HUKUM,

ttd

AGUS MINTONO, SH. M.Si


Pembina Tk. I
NIP. 19680805 199803 1 010

- 32 -

Anda mungkin juga menyukai