Anda di halaman 1dari 8

Izaz Azzahra/ 12

XI IPS 1

TUGAS IDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK CERPEN

1. Bacalah satu judul cerpen! Lalu identifikasilah unsur pembangun cerpen (intrinsik dan
ekstrinsik). Tuliskan seperti pada format tabel di bawah ini!
a. Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur Intrinsik Cerpen Bukti kutipan Penjelasan/ Paparan/ Alasan


1) Tema Jangan mudah putus asa / Dalam kehidupan manusia
kehidupan. memang akan selalu di uji
dengan cobaan, kita harus
menghadapi nya bukan malah
putus asa dan menyerah.
2) Alur Maju.
Karena jalan cerita
dijelaskan secara runtut
mulai dari pengenalan
latar dan masalah sampai
ke konflik dan di akhir
cerita terdapat
Penyelesaian konflik.

3) Latar Tempat : rumah dara


Suasana: sepi
Waktu: pagi

4) Konflik Konfik dengan orang tua


karena tidak lulus sekolah,
Hari ulang tahun yang
gagal di rayakan, putus
dengan pacar karena
tuduhan palsu, dan hadiah
motor yg gagal dia dapat
dari orang tuanya.

5) Amanat Jangan mudah putus asa


dalam menjalani kerasnya
hidup; Bersyukurlah atas
apa yang telah dimiliki;
Hidup tidaklah sempurna
kadang manusia diatas
dan kadang Dibawah;
Jangan lari dari
permasalahan; kegagalan
adalah awal dari
keberhasilan; Masalah
apapun jangan berhenti
untuk bangkit.
6) Gaya Bahasa

7) Penokohan Bukti : 'Kenapa kamu Nama tokoh beserta watak =


menolongku? Aku sudah Aku : mudah putus asa,
tak berarti lagi." 'Aku kurang bersyukur dan selalu
hanya meminta tanpa mengeluh
pemah tahu bagaimana
orang tuaku
mendapatkannya.”

Bukti: 'seorang pemabuk Pria pemabuk :


dengan botol bir di tangan Pemabuk dan kuat
kiri dengan jalan yang tak menghadapi beratnya hidup
beraturan'
“Hidup di jalan seperti ku
ini, hawanya sangat dingin
dan penuh nyali besar,
bahkan untuk tertidur saja
itu sulit.”

8) Sudut pandang orang pertama sebagai


pelaku utama.
- Bukti : Cerpen bangkit
menggunakan kata ganti
"aku" sebagai

b. Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur Ekstrinsik Cerpen Penjelasan/Paparan/Alasan


1) Latar belakang masyarakat Masyarakat dapat mengambil hikmah dari
cerpen ini karena cerpen ini mengandung
masalah-masalah yang ada di masyarakat dan
masih banyak orang yang memiliki masalah yang
sama dengan cerpen ini.

2) Latar belakang penulis Penulis menjumpai berbagai reaksi masyarakatt


saat mereka gagal dan berputus asa. Dalam
cerpen ini penulis ingin menginspirasi dan
memotivasi orang-orang dalam menghadapi
keras nya kehidupan melalui ceritanya.

3. Nilai-nilai yang terkandung Nilai moral: Saat tokoh aku menyadari selama
dalam cerpen ini hanya meminta tanpa pernah tahu
bagaimanal orang tuanya mendapatkannya.Kita
seharusnya bersyukur dengan apa yang telah
kita miliki tidak hanya menuntut sesuatu karna
diluar sana. masih banyak orang yang
kekurangan.
Nilai sosial: Saat Pria pemabuk menyelamatkan
tokoh 'aku' yang akan terjun dari jembatan.
Banyak orang yang membutuhakan bantuan kita
saat menghadapi masalah kita seharusnya
membantu mereka tidak membiarkannya.

Nilai budaya: -

Nilai Pendidikan: Pria pemabuk berjuang


bertahan hidup di jalanan yang keras. Di
kehidupan nyata banyak orang yang melakukan
apapun untuk berjung hidup. Kita harus
berjuang mempertahankan hidup di dunia yang
keras ini.

Nilai religi : jangan marah saat keinginan kita


tidak terwujud.

Nilai estetika: -

Struktur cerpen Bukti kutipan Penjelasan/ paparan/ alasan.

1. Pengenalan situasi Cerita Pandanganku pada langit tua.


(mengenalkan para Cahaya bintang berkelap kelip
tokoh, sifat dan latar) mulai hilang oleh kesunyian
malam. Aku berjalan menyusuri
lorong malam sepil nan gelap.
Cahaya bulan malam ini begitu
indahnya. Hari ini benar-benar
hari yang melelahkan. Konflik
dengan orang tua karena tidak
lulus sekolah. Hari ulang tahun
yang gagal di rayakan. Dan
hadiah sepeda motor yang
terpaksa di kubur dalam-dalam
karena tak lulus, belum lagi si
adik yang menyebalkan. Teman-
teman yang konvoi merayakan
kemenangan, sedang aku?

2. Pengungkapan peristiwa Hari-hari yang keras kisah cinta


yang pedas. Angin malam
berhembus menebarkan
senyumku walau sakit dalam hati
mulai mengiris. Sesekali aku
menghapus air mataku yang
jatuh tanpa permisi. Sakit
memang putus cinta. Rasanya
beberapa saat lalu, aku masih
bisa mendengar kata-kata
terakhirnya yang tergiang-ngiang
merobek otak ku. "sudah sana...
Kejarlah keinginanmu itu!, kamu
kira aku tak laku, jadi begini
sajakah caramu, oke aku ikuti..
Semoga kamu tidak menyesal
menghianatil cinta suci ini."
beberapa kata yang sempat
masuk ke hpku, di ikuti telpon
yang sengaja ku matikan karena
kesal atau muak.
Aku termenung di pinggir jalan,
memegang kepalaku yang sakit.
"selamat malam..? Sorii mba
kayanya lagi sedih banget boleh
aku minta duitnya.." seorang
pemabuk dengan botol bir di
tangan kiri dengan jalan yang tak
beraturan, la mengeluarkan
sebilah pisau lipat dan
mengancamku. Aku hanya
terdiam tak berkata,
membuatnya sedikit binggung.
Aku meraih tas di sampingku dan
menyerahkan padanya. "ini
ambil semua.. Aku tak butuh
semua ini. Aku hanya ingin
mati...!" Aku melemparkan tas
ke hadapannya yang di sambut
dengan senyum picik dan iapun
menghilang di gelapnya malam.

Aku bangkit berdiri dan berjalan


menyusuri malam, berdiri
menatap air suangai yang
mengalir airnya deras.Di sini di
atas jembatan tua ini. Angin
sepoi-sepoi menyerang tubuh ku.
Aku berdiri menatap langit yang
bertabur bintang, rasanya tak
ada yang penting bagiku
sekarang. Perlahan-lahan aku
berjalan menaiki jembatan dan
berdiri bebas. Menutup mata
dan tinggal beberpa senti lagi
aku akan terjatuh. Aku perlahan
mengangkat kaki kananku
dan...?
3. Menuju konflik Tiba-tiba sosok pemabuk yang
menodong pisau padaku ku tadi,
menarik

baju ku dan menampar pipiku


kuat, keras sekali tamparannya
"ini uang dan tas mu...!! Aku tak
butuh..! Aku lebih baik mati
kelaparan dari pada melihat
wanita lemah sepertimu" ia
menarik ku turun dan

melemparkan tasku di atas tanah

Dan ia berlalu pergi. Aku bangkit


dan meraih tas ku kembali
menyusuri tangga turun. Sosok
yang tadi, pria mabok yang
temyata seumuran denganku, di
sekujur tubuhnya penuh tato dan
tubuhnya kurus sekali. la berdiri
termenung pada tangga jalan.
Sesekali menatap langit dan
menghapus air matanya.

"boleh aku berdiri disini


bersamamu? Aku menyapanya
tapi ia hanya terdiam membisu".
Aku berdiri di sampingnya
menunggu sampai kapan ia akan
berdiri pergi dari sini. "kenapa
kamu menamparku..?

4. Puncak konflik/klimaks Kenapa kamu menolongku?

Aku sudah tak berarti lagi. Pria


yang aku cintai bertahun-tahun
mencapakanku dengan tuduhan
yang tak jelas, aku memulai
pembicaraan". Dengan sesekali
menghapus air mata akibat dari
gejolak di hatiku. "apa kamu
akan terdiam atau aku telah
mengusikmu?". Aku melihatnya
dan ia balik menatapku tajam.
Aroma alkohol dari mulutnya
jelas tercium saat la bicara
"maafkan aku..? Sungguh aku
minta maaf, menurut ku kamu
terlalu lemah, masalah apapun
jangan berhenti untuk bangkit,
bukankah setiap hari kita
merasakan hal yang sama? la
berkata sembari mengulurkan
tangannya yang ternyata cuma 2
jari yang utuh, Aku mulai
merinding karena sedikit takut.
Sehingga aku tak membalas
uluran tangannya. "kaget ya
mbak?. Jari ku yang lain di
potong oleh preman karena
persaingan. Hidup di jalan
seperti ku ini, hawanya sangat
dingin dan penuh nyali besar,
bahkan untuk tertidur saja itu
sulit. Harus rela kedinginan, Di
gigit nyamuk dan tempat ku
tertidur hanya di emperan toko,
Dan kalau sudah penuh oleh
gembel lain, terpaksa aku harus
mencari tempat lain yang
menurutku layak. Maaf bila aku
mengambil tas mu. Aku butuh
makan, sudah 3 hari aku tidak
makan, sisa makanan di tong
sampah sudah membusuk
karena hujan kemarin, Biasanya
aku mencari secerca kenikmatan
disana yang masih bisa layak ku
telan, rasa lapar tak akan bisa
membuatmu jijik. Setiap hari
saat membuka mata yang anda
ingat hanya perut dan perut."la
terdiam dan mengalihkan
pandanganya luas menembus
angkasa, langit malam ini. Aku
hanya terdiam terpaku dengan
mulut terbuka, betapa aku tak
percaya setengah mati.
Bagaimana mungkin seandainya
sekarang aku berada di posisi
ini? Aku yang terlahir dari keluar
sederhana namun penuh
kehangatan, uang bukan
masalah, aku hanya meminta
tanpa pernah tahu bagaimana
orang tuaku mendapatkannya,
semuanya cukup, tapi ternyata
itu bukan kebahagian, itu nafsu
sesaat, Aku memang memiliki
segalanya tapi tidak dengan
cinta, selalu ada yang kurang
setiap hari. Tanpa kebersaman
kita mati. Terutama pentingnya
mensyukuri apa yang ada. Aku
menarik tangan dan menjabat
tangannya kuat-kuat yang tinggal
dua jari meski sedikit risih karena
aneh menurutku.

5. Penurunan konflik Aku memberinya sedikit pelukan


hangat. La tersenyum
memamerkan mulutnya yang
bau alkohol dan bau wc umum.
Aku menyerahkan tas ku
padanya. “ambil lah.. Aku tak
mengenalmu tapi kamu memberi
ku banyak alasan hari ini, kenapa
aku harus kuat menghadapi
hidupku sekarang dan nanti,
bukankah hidup harus tetap di
jalani. Aku sadar masih punya
segalanya, bodoh sekali Cuma
karena cinta semangatku hilang,
belum tentu ia jodohku, belum
tentu ia juga memikirkan hal
yang sama, rasa sakitku”. Aku
berlari menuruni tangga
meninggalkan ia sendiri yang
masih terdiam menatap kembali
langit yang menampakan
bintang-bintang kecil yang
berkelip dengan jenaka, seakan
hari ini tak akan berlalu.

6. Penyelesaian Ketika aku akan menapaki jalan.


Kekasihku sedang berdiri di
depanku dengan bunga mawar
banyak sekali di tangannya,
sementara di belakangnya orang
tua dan adikku yang berdiri di
samping mobil, kami saling
terdiam untuk beberapa saat ia
memulai. “maafkan aku sayang.
Ternyata aku yang salah
menilaimu, makasih ya?, sudah
membuat hidupku lebih
berharga karena ini. Ia
menyerahkan bunga dengan
sebuah diary usang punyaku,
yang entah dari mana ia
mendapatkannya. Tapi disinilah
aku bisa menulis menitikan
setiap masalah, rasa banggaku
atas kekasihku ini.. Aku memeluk
erat tubuhnya lama kami
terdiam di iringi tangis dan canda
Menghiasi malam, sementara
kedua orang tuaku tersenyum
senang. Aku mengajak kekasihku
menaiki tangga untuk
mengenalkan pada orang yang
mengajarkanku banyak hal.
Khususnya arti bersyukur.Kami
menapaki jalan tangga dan
melirik sekeliling dan mencari
namun sosok itu hilang tak
berbekas? Kami turun dan kami
pergi ke mall bersama orang tua
dan adik ku untuk merayakan
ulang tahunku. Walaupun tetap
aku tak dapat sepeda motor
karena tak lulus tapi bukan
berarti kehangatan ini harus
berakhir.

Anda mungkin juga menyukai