Anda di halaman 1dari 7

Tarumanagara Medical Journal

Vol. 3, No. 1, 91-97, Oktober 2020

Hubungan derajat sesak napas dengan kualitas hidup pada


pasien penyakit paru obstruktif kronik stabil di Poliklinik
Paru RSUP Persahabatan
Indah Monica1, Hari Sutanto2,*
1
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
2
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
*korespondensi email: tmj@fk.untar.ac.id

ABSTRAK
Keluhan utama pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah sesak napas yang bersifat
persisten dan progresif sehingga mengakibatkan pasien menghindari aktivitas. Hal ini berdampak
penurunan pada kualitas hidup pasien. Studi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan derajat
sesak napas dengan kualitas hidup pasien PPOK stabil di Poliklinik RSUP Persahabatan. Studi
analitik dengan desain cross-sectional ini memiliki 56 subjek PPOK dipilih secara konsekutif. Derajat
obstruksi dinilai dengan spirometry, pengukuran derajat sesak napas dinilai dengan kuesioner
modified British medical research council (mMRC) scale dan kualitas hidup dinilai dengan kuesioner
St. George’s respiratory questionnaire - COPD specific (SGRQ-C). Rerata usia subyek PPOK 62.7
tahun dengan mayoritas subyek adalah laki-laki sebanyak 50 (89,3%) subyek. Hasil studi
didapatkan 37 (66.2%) subyek dengan derajat obstruktif sedang (60%>VEP1/KVP>30%), 34
(60.7%) subyek dengan derajat sesak napas ringan-sedang (mMRC scale 1-2) dan 41 (73,2%)
subyek memiliki kialitas hidup baik. Hasil uji Spearman menunjukkan terdapat hubungan bermakna
derajat sesak napas PPOK dengan kualitas hidup (p value 0.000) dengan kekuatan korelasi sedang
(-0.531). Hasil negatif menunjukkan semakin rendah derajat obstruksi maka kualitas hidup makin
tinggi. Kesimpulan pada studi ini terdapat hubungan antara derajat sesak napas dengan kualitas
hidup pasien PPOK Stabil di Poliklinik RSUP Persahabatan.

Kata kunci: derajat sesak napas, kualitas hidup

PENDAHULUAN

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) di luar ruangan maupun di dalam


adalah penyakit dengan karakteristik ruangan. Tingginya prevalensi perokok
keterbatasan aliran udara secara terus- membuat masalah PPOK semakin serius
menerus yang biasanya progresif karena dan diperkirakan kejadian PPOK akan
kelainan alveolar yang berhubungan terus meningkat di masa mendatang.2
dengan respon inflamasi pada saluran Menurut World Health Organization
napas dan paru terhadap partikel atau gas (WHO), PPOK merupakan penyebab
beracun.1 PPOK merupakan penyakit utama kematian nomor lima di dunia pada
tidak menular yang disebabkan tingginya tahun 2002 dan diperkirakan akan
pajanan faktor risiko seperti banyaknya menjadi penyebab utama kematian nomor
jumlah perokok serta pencemaran udara tiga pada tahun 2020.3 The Global Burden

91
Tarumanagara Med. J. 3, 1, 91-97, Oktober 2020

of Disease Study pada tahun 2018 adalah pasien yang terdiagnosa PPOK
melaporkan jumlah kasus COPD secara oleh dokter yang datang ke poliklinik
global sebesar 251 juta kasus dengan 90% paru RSUP Persahabatan. Teknik
terjadi di negara-negara perpendapatan pengambilan sampel menggunakan
rendah hingga sedang.4 Di Indonesia, consecutive sampling. Derajat sesak
prevalensi COPD sebesar 2,4% di tahun napas diukur menggunakan kuesioner
2018.5 modified British Medical Research
Sesak napas merupakan keluhan utama Council Scale (mMRC scale), kualitas
pasien PPOK. Sesak napas pada pasien hidup dengan kuesioner St. George’s
PPOK bersifat persisten dan progresif respiratory questionnaire - COPD
yang mengakibatkan pasien menghindari specific (SGRQ-C), dan derajat obstruksi
aktivitas sehingga pasien menjadi tidak pasien dinilai berdasarkan hasil
aktif dan berdampak pada kualias hidup spirometri.
yang menurun.6-8 Pengukuran kualitas Kuesioner modified British Medical
hidup penting untuk pasien PPOK Research Council Scale (mMRC scale)
dikarenakan kualitas hidup ikut yang terdiri dari 5 pernyataan yang
9
menentukan ukuran keberhasilan terapi. menunjukan skal sesak napas, dengan
Maka, penulis tertarik untuk melakukan hasil interpretasinya sebagai berikut:
studi mengenai hubungan derajat sesak derajat 0 berarti tidak sesak, kecuali
napas dengan kualitas hidup pada pasien latihan berat, derajat 1 berarti sesak saat
penyakit paru obstruktif kronik stabil di menaiki tangga secara tergesa-gesa atau
Poliklinik Paru RSUP Persahabatan. saat mendaki bukit kecil, derajat 2 berarti
berjalan lebih lambat dibandingkan
METODE PENELITIAN kebanyakan orang, derajat 3 berarti harus
Studi analitik cross sectional dilakukan berhenti untuk bernapas setelah berjalan
terhadap 56 orang subyek untuk kira-kira 100 meter, dan derajat 4 berarti
mengetahui hubungan derajat sesak terlalu sesak untuk keluar rumah atau
napas dengan kualitas hidup pada pasien sesak saat menggunakan atau melepas
penyakit paru obstruktif kronik stabil di pakaian. Untuk kuesioner kualitas hidup
Poliklinik Paru RSUP Persahabatan (SGRQ-C). yang terdiri dari 2 bagian,
periode Desember 2017- Februari 2018. dimana bagian pertama (7 pertanyaan)
Variabel bebas adalah derajat sesak merupakan komponen gejala yang
napas dan pengukuran variabel dirasakan penderita, meliputi frekuensi
tergantung adalah kualitas hidup. Sampel

92
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 3, No. 1, 91-97, Oktober 2020

gejala pernapasan yang dirasakan dan spirometri, 34 (60,7%) subyek memiliki


persepsi pasien terhadap beratnya derajat sesak napas ringan-sedang
masalah respirasi yang dialami dan berdasarkan mMRC scale dan 41 (73,2%)
bagian kedua (7 pertanyaan) membahas subyek dengan kualitas hidup baik.
kondisi bagaimana keadaan pasien saat (Tabel 1)
ini, meliputi aktivitas yang dapat
terpengaruh akibat gejala pernapasan dan Tabel 1. Karakteristik subyek (N=56)
menilai dampak yang dirasakan oleh Jumlah Mean ;
Karakteristik
(%) SD
penderita, meliputi rangkaian aspek yang Usia (tahun) 62,7;7,9
berkaitan dengan fungsi sosial. Skor Jenis Kelamin
Laki-laki 50 (89,3)
SGRQ-C dinilai dengan menjumlahkan Perempuan 6 (10,7)

semua skor pertanyaan masing-masing Status merokok


Bekas perokok 50 (89,3)
dan dibagi dengan total maksimal skor Tidak merokok 6 (10,7)

dan dikali 100. Skor SGRQ-C memiliki Derajat obstruksi


Ringan (75%>VEP1/KVP>60%) 9 (16,1)
rentang 0-100, semakin rendah skor Sedang (60%>VEP1/KVP>30%) 37 (66,1)
Berat (30%>VEP1/KVP) 10 (17,8)
SGRQ-C semakin bagus kualitas
Derajat sesak napas
hidupnya. Derajat obstruksi dilihat pada Ringan-sedang (skala 0-2) 34 (60,7)
Berat-sangat berat (skala 3-4) 22 (39,3)
hasil rekam medik dengan ketentuan
Kualitas hidup
75%>VEP1/KVP >60% (ringan), Baik 41 (73,2)
Buruk 15 (26.8)
60%>VEP1/KVP >30% (sedang),
VEP1/KVP <30% (berat). Data kemudain
Setelah dilakukan uji statistic
diolah dan dianalisis dengan uji korelasi
menggunakan uji korelasi Spearman,
Spearman.
didapatkan hubungan bermakna antara
derajat obstruksi dengan kualitas hidup
HASIL PENELITIAN pada pasien PPOK stabil di RSUP
Mayoritas subyek studi berjenis kelamin Persahabatan (p=0,000) dengan nilai r =
laki-laki yaitu seebanyak 50 (89,3%) -0.531. Berdasarkan Tabel 2, didapatkan
subyek dengan rerata usia 62,7 ± 7,9 bahwa pada pasien dengan derajat sesak
tahun. Semua responden saat ini tidak ringan-sedang mayoritas memiliki
merokok dengan 50 subyek adalah bekas kualitas hidup yang baik. Sebaliknya,
perokok. Mayoritas tergolong obstruktif pada pasien dengan derajat sesak berat-
sedang yaitu sebanyak 37 (66,1%) subyek sangat berat memiliki kualitas hidup yang
berdasarkan derajat obstruksi dari hasil buruk.

93
Tarumanagara Med. J. 3, 1, 91-97, Oktober 2020

Tabel 2. Hubungan derajat sesak napas dengan kualitas hidup subyek


Kualitas hidup
Derajat sesak napas Total Nilai p
Baik Buruk
Ringan – sedang 31 (91,2%) 3 (8,8%) 32
Berat – sangat berat 10 (45,5%) 12 (54,55) 22 0,000
Total 41 15 56

PEMBAHASAN dan menimbulkan gejala awal seperti


Studi ini mayoritas penderita PPOK batuk, berdahak, sesak yang
berjenis kelamin laki-laki. Hal ini mengakibatkan mereka untuk berhenti
didukung dengan studi yang dilakukan merokok. Peluang terjadinya seseorang
oleh Aziz Achmad tahun 2015 di RSUP terkena PPOK dapat terjadi dalam kurun
H. Adam Malik Medan juga mendapatkan waktu 20-25 tahun dari awal mereka
hasil yang sama, yaitu jumlah pasien laki- merokok.13
laki sebesar 85.9%.10 Dapat digambarkan Pada studi ini didapatkan derajat sesak
bahwa penyakit PPOK lebih banyak napas sedang 60%>VEP1/KVP >30%
diderita oleh laki-laki, hal ini disebabkan sebesar 66.2%. Pengukuran kuesioner
karena kebiasaan merokok banyak mMRC scale menilai derajat sesak napas
dilakukan oleh laki-laki.11 Pada studi ini, saat ini didapatkan sebanyak 60.7%
mayoritas subjek merupakan bekas pasien PPOK derajat ringan-sedang.
perokok. Hal ini sejalan dengan studi Menurut kepustakaan penderita PPOK
Kandowangko yang mengemukakan mulai memeriksakan kesehatannya ke
bahwa Sebagian besar respondennya rumah sakit ketika merasakan sesak
bekas perokok sebanyak 61.1%.12 Studi napas, batuk kronis, yang mengganggu
lain oleh Yunus dkk juga mendapatkan kualitas hidupnya setelah memasuki
hasil yang sama yaitu sebanyak 71.43% derajat PPOK sedang.6 Sesak napas
subyek studi merupakan bekas perokok. bersifat persisten dan progresif serta
Beberapa studi melaporkan lebih dari ketidakmampuan penderita melakukan
50% perokok akan berkembang menjadi aktivitas. Gangguan ini secara progresif
PPOK. Riwayat merokok berkaitan memperburuk dari fungsi paru dan
dengan PPOK, sehingga akan keterbatasan aliran udara saat ekspirasi.14
mengakibatkan resiko besar terhadap Ketika VEP1 menurun sesak napas akan
penurunan fungsi parunya.1 Bekas dirasakan saat melakukan aktivitas ringan
perokok yang menderita PPOK atau waktu istirahat.15
disebabkan adanya kerusakan paru karena Dalam stdi ini diperoleh banyak penderita
proses inflamasi semasa mereka merokok PPOK dengan kualitas hidup baik sebesar

94
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 3, No. 1, 91-97, Oktober 2020

83.9%, Hal ini berbeda dengan beberapa sedang dan nilai p < 0.005 ( p = 0.000) .
studi lain yang mendapatkan kualitas Arah korelasi bernilai negatif yang berarti
hidup pasien PPOK Sebagian besar di hubungan kedua variabel berlawanan
derajat buruk.16,17 Perbedaan tersebut arah, dimana semakin rendah derajat
dapat dipengaruhi beberapa faktor obstruksi VEP1/KVP maka semakin
terhadap masing-masing individu serta tinggi kualitas hidup. Hasil sama juga
faktor yang berkontribusi sangat didapatkan pada studi oleh Bentsen et al
kompleks. Terdapat empat aspek yang dan studi Firdausi yang menyatakan
berkontribusi yaitu kemampuan dalam terdapat hubungan bermakna antara
aktivitas sehari-hari, fungsi sosial, fungsi derajat obstruksi paru dan kualitas hidup
psikologis, dan kemampuan melakukan dengan kekuatan korelasi sedang.16,21
aktivitas yang menyenangkan diri.18 Kualitas hidup pasien PPOK sangat
Selain itu RSUP Persahabatan memiliki penting diketahui karena dapat
pelayanan perawatan kesehatan yang baik menggambarkan beban pasien PPOK
sehingga kesejahteraan hidup pasien akibat penyakit yang dialami serta melihat
PPOK dapat terpenuhi dan kualitas hidup sejauh mana pasien tersebut dapat
pasien dapat diperbaiki. melakukan fungsinya dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan uji Chi-Square diperoleh
KESIMPULAN
nilai p-value <0.000 sehingga
Karakteristik pasien PPOK stabil di
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
Poliklinik Paru RSUP Persahabatan
antara derajat sesak napas dengan kualitas
paling banyak diderita oleh laki-laki
hidup. Studi Bulcun dan Cote
(89.3%) dan bekas perokok, 37 (66.2%)
menyatakan bahwa ada hubungan
subyek dengan derajat obstruktif sedang
bermakna antara mMRC scale dengan
(60%>VEP1/KVP>30%), 34 (60.7%)
SGRQ serta mengindikasikan bahwa
subyek dengan derajat sesak napas
kapasitas fungsional penting dalam
ringan-sedang (mMRC scale 1-2) dan 41
menentukan kualitas hidup pasien
(73,2%) subyek memiliki kialitas hidup
PPOK.19,20
baik. Terdapat hubungan derajat sesak
Pada uji statistik terdapat korelasi antara
napas dengan kualitas hidup pasien PPOK
derajat obstruksi dengan kualitas hidup
dengan nilai p = 0,000.
dengan kekuatan korelasi r = -0.531
dengan kekuatan antara kedua variabel

95
Tarumanagara Med. J. 3, 1, 91-97, Oktober 2020

DAFTAR PUSTAKA 10. Bahri S, Handayani LT, Shodikin M. Faktor


risiko penyakit paru obstruktif kronis pada
1. Global Initiative for Chronic Obstructive pasien PPOK di ruang rawat inap Rumah Sakit
Lung Disease. Global strategy for the pocket Paru Jember: Universitas Muhammadiyah
diagnosis, management, and prevention of Jember. [Internet]. 2015 (cited 2017 August
chronic obstructive pulmonary disease. 10). Available from: http://digilib.unmuh
[Internet]. 2015 (cited 2016 August 10). jember.ac.id/files/disk1/70/umj-1xsyaifulbah-
Available from: www.goldcopd.org 3495-1-artikel-l.pdf
2. Senior RM, Atkinson JJ. Chronic obstructive 11. Ferrer M, Villasante C, Alonso J.
pulmonary disease: epidemiology, Interpretation of life scores from the St
pathofisiology and pathogenesis. Fishman’s George’s Respiratory Questionnaire.2002
Pulmonary Disease and Disorder. 4th eds. New (cited 2017 Nov 2);19: 405-13. Available
York: The McGraw Hill Companies; from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
2008;706-28. 11936515
3. World Health Organization. Chronic 12. Kandowangko JW, Djajalaksana S, Al Rasyid
respiratory disease. [Internet]. [cited 2016 Jul H. Depresi pada penyakit paru obstruktif
28]. Available from: http://www.who.int/ kronik terhadap kadar interleukin (IL-6) dan
respiratory/copd/burden/en. kualitas hidup. Malang: Fakultas Kedokteran
4. Institute for Health Metrics and Evaluation Universitas Brawijaya. J Respir Indo.
(IHME). Findings from the Global Burden of 2014;34(1) : 46-52.
Disease Study 2017. 2018. Available 13. Wijaya PR. Hubungan indeks massa tubuh
from:http://www.healthdata.org/sites/default/ dan nilai kapasitas vital paksa paru pada
files/files/policy_report/2019/GBD_2017_Bo pasien penyakit paru obstruktif kronik stabil
oklet.pdf derajat III di balai besar kesehatan paru
5. Kemenkes RI. Hasil Utama Riskesdas 2018. masyarakat Surakarta; Universitas
2019. Diakses dari: http://www.depkes.go.id/ Muhammadiyah Surakarta; 2016. [Skripsi]
resources/download/infoterkini/materi_rakor Available from: http://eprints.ums.ac.id/
pop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf 42903/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
6. Ritianingsih N, Nurhayati F. Lama sakit 14. Yuarsa TA, Yunus F, Antariksa B. Korelasi
berhubungan dengan kualitas hidup Pasien penilaian kualitas hidup dan prognosis
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). penderita penyakit paru obstruktif kronik
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. dengan CAT, SGRQ dan BODE di rumah
2017;1(1):134-8. sakit persahabatan Jakarta. J Respir Indo.
7. Zamzam MA, Azab NY, Ragab EM, et al. 2013; 33(1): 8-16.
Quality of life in COPD patients. Egyptian 15. Bellamy D. Booker R, Connellan S.
Journal of Chest Disease and Tuberculosis. Spirometry in practice: A partical guide to
Egypt:Menoufiya University; 2012; 61:281-9. using spirometry in primary care. London
8. Khotimah S. Latihan endurance meningkatkan British Thorasic Society; 2010 (cited 2016
kualitas hidup lebih baik dari pada latihan Nov 21). Available from: https://www.brit-
pernapasan pada pasien PPOK di BP4 thoracic.org.uk/document-library/delivery-of-
Yogyakarta. Sport and Fitnes Journal. 2013; respiratory-care/spirometry/
1(1):20-32. 16. Firdausi, Risa F, Musawaris, Agus F.
9. Stage KB, Middelboe T, Sorensen CH. Hubungan derajat obstruksi paru dengan
Depression on COPD-management and kualitas hidup penderita PPOK di RSUD Dr.
quality of life consideration. Int J Chron Soedarso Pontianak. Pontianak: Universitas
Obstruct Pulmon Dis.2006; 1(3) :315-320. Tanjung Pura; 2014 (cited 2018 Feb 23).
Available from: http://jurnal.untan.ac.id/
index.php/jfk/article/view/6336

96
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 3, No. 1, 91-97, Oktober 2020

17. Rini IS. Hubungan antara efikasi dengan 20. Cote CG, Diaz O, Lisboa C, et al. Prognostic
kualitas hidup pada pasien penyakit paru assessment in COPD: health- related quality of
obstruktif kronis dalam konteks asuhan life and the bone index. 2011 (cited 2018 Mei
keperawatan di RSU paru batu dan RSU dr 2);105: 916-21. Available from:
Saiful Anwar Malang Jawa Timur. Jawa https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21282
Timur: Fakultas Keperawatan Universitas 050
Indonesia; 2011 (cited 2018 Jan 21) ;91-104. 21. Bestall JC, Paul EA, Garrod R, et al. Useful of
Available from: http://lib.ui.ac.id/detail?id= medical research consil (mrc) dyspnea scale as
20281442&lokasi=lokal measure of disability in patient with chronic
18. Garrido PC, Diez JM, Gutierrez JR, et al. obstructive pulmonary disease. Thorax. 1999
Negative impact of chronic obstructive (cited 2017 Jun 29);54: 581-6. Available from:
pulmonary disease on the health-related https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/P
quality of life of patients. Result of the MC1745516/
epidepoc study. Health and Quality of Life
Outcomes.2006. Available from: http://www.
hqlo.com/content/4/1/31
19. Bulcun E, Karakoc T, Senturk E, et al. Factors
associated with quality of life in subjects with
stable COPD. 2015 (cited 2018 Mei 9);
60(11):1585-91. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26152
471

97

Anda mungkin juga menyukai