Anda di halaman 1dari 93

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering kurang diperhatikan

oleh semua pihak di lingkungan sekolah, baik guru maupun siswa. Mata pelajaran

PKn dianggap terlalu banyak menghafal, banyak membaca. Sehingga banyak siswa

yang merasa jenuh dengan materi mata pelajaran ini.

Kondisi tersebut sering diperparah oleh keadaan bahwa siswa merasa

kurang tertarik, menganggap mudah, dan menganggap pelajaran yang menjemukan.

Keberadaan mata pelajaran PKn sering dianggap kurang bermanfaat bagi siswa. Sejak

mata pelajaran PKn tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir

Nasional, maka semakin dianggap tidak berarti bagi siswa.

Metode mengajar menjadi salah satu bagian yang ikut memperburuk pan-

dangan berbagai pihak tentang mata pelajaran PKn. Terlebih lagi jika mata pelajaran

ini disampaikan dengan cara-cara yang kurang menarik. Penggunaan metode menga-

jar yang monoton, kurang variasi akan semakin memperparah keadaan. Kejenuhan

siswa akan lebih cepat muncul dalam kondisi seperti ini.

Kondisi seperti di atas merupakan bukti bahwa siswa memiliki motivasi

yang rendah dalam kegiatan pembelajaran, terutama pelajaran PKn. Dengan motivasi

yang rendah, sangat sulit bagi guru maupun siswa untuk dapat mencapai tujuan pem-

belajaran yang diharapkan.

1
2

Hamalik (1992:173) menyebutkan tentang motivasi bahwa “Suatu

masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan,

dan mengontrol minat-minat”. Minat belajar anak harus dapat ditumbuhkan dalam

setiap proses belajar mengajar. Minat belajar yang tinggi akan sangat berpengaruh

terhadap peran serta atau aktifitas anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Proses membangkitkan minat belajar, mempertahankan minat belajar dan mengon-

trol minat belajar menjadi bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.

Jadi tanpa motivasi belajar yang memadai, sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait

dengan pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Motivasi belajar siswa dapat berasal dari dalam dirinya maupun dari luar

dirinya. Kecerdasan, cita-cita atau harapan, kesenangan merupakan faktor yang

berasal dari dalam diri siswa yang dapat menumbuhkan minat belajar yang tinggi.

Kondisi lingkungan, metode mengajar, waktu belajar merupakan faktor-faktor yang

berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi minat belajar. Jika faktor-faktor

yang mempengaruhi tersebut dalam kondisi baik, maka minat belajar siswa juga

semakin tinggi. Namun jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut kondi-sinya

kurang kondusif, maka motivasi belajar siswa juga akan rendah.

Keadaan tersebut juga terjadi pada siswa kelas 1 SDN Merjosari V,

Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Motivasi belajar siswa sangat rendah.

Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (1) mata pelajaran PKni

diberikan pada jam pelajaran terakhir; (2) siswa merasa kurang tertarik pada pelajaran
3

PKn; (3) siswa sulit untuk menguasai materi pelajaran; (4) kondisi in-put siswa relatif

rendah; penggunaan metode yang kurang tepat.

SDN Merjosari V merupakan salah satu sekolah yang berada di pinggiran

kota. Siswa banyak yang kurang berminat terhadap mata pelajaran PKn. Pada siswa

kelas 1 mata pelajaran PKn diberikan pada jam pelajaran terakhir. Kondisi siswa

yang sudah merasa lelah, mengantuk, lapar, jenuh selalu muncul setiap kali menerima

pelajaran. Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn masih relatif kurang. Sehingga

siswa semakin sulit untuk dapat menguasai materi pada mata pelajaran PKn.

Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi guru. Bagimana agar siswa

dapat memiliki motivasi yang lebih besar terhadap mata pelajaran PKn. Salah satu

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan meto-de

‘Tatas’. Metode ‘Tatas’ merupakan kombinasi dari metode ‘Tanya jawab’ dan

metode ‘Penugasan/Pemberian tugas’ yang dikemas secara terpadu dengan membe-

rikan berbagai tambahan yang berupa ‘sangsi’ yang dapat mendorong siswa untuk

dapat lebih menguasai materi pelajaran. Dengan penggunaan metode ‘Tatas’ yang

dirancang secara matang dan dilaksanakan secara tepat diharapkan dapat mendo-rong

siswa lebih dapat meningkatkan persiapan dalam menerima pelajaran. Pening-katan

motivasi belajar siswa juga diharapkan membawa dampak positif yaitu pening-katan

prestasi belajar pelajaran PKn.

Terkait dengan permasalahan tersebut di atas, maka untuk mengkaji lebih

mendalam tentang peningkatan motivasi belajar siswa, peneliti ingin melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan
4

Menggunakan Metode ‘Tatas’ Siswa Kelas 1 SDN Merjosari V Kecamatan

Lowokwaru, Kota Malang”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, maka

fokus penelitian dalam PTK ini adalah “Apakah motivasi belajar PKn dapat

meningkat dengan penerapan metode ‘Tatas’ pada siswa kelas I SDN Merjosari

V, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi meningkatnya

motivasi belajar pelajaran PKn pada siswa kelas I SDN Merjosari V Kecamatan

Lowokwaru, Kota Malang dengan penerapan metode ‘Tatas’ dalam pembelajaran

mata pelajaran PKn. Dengan peningkatan motivasi belajar pada siswa, diharapkan

juga membawa dampak positif yaitu peningkatan prestasi belajar pada pelajaran PKn.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang masalah, fokus penelitian dan tujuan penelitian

tersebut di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “jika metode ‘Tatas’

diterapkan dalam pembelajaran pelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa


5

kelas I SDN Merjosari V Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, akan

meningkat”.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan pedoman dalam

melakukan kegiatan pembelajaran pada siswa yang berbeda tetapi memiliki kon-

disi permasalahan yang sama.

2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk

melaku-kan kegiatan penelitian yang sejenis.

3. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk

merumuskan berbagai kebijakan tentang kegiatan pembelajaran yang dapat dila-

kukan oleh guru yang berkaitan dengan peningkatan motivasi belajar siswa dan

peningkatan prestasi belajar.


6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Yang diuraikan dalam kajian pustaka ini adalah meliputi: (1) motivasi

belajar; (2) metode mengajar; (3) Pelajaran PKn; dan (4) pengaruh metode ‘Tatas’

terhadap motivasi belajar.

A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi

Motivasi sering disebut motif. Banyak para ahli memberikan pengertian

yang berbeda tentang motivasi. Perbedaan pandangan dapat dipahami sebagai kera-

gaman pola berfikir, sudut pandang, situasi dan kondisi serta berbagai perbedaan se-

cara khusus pada pribadi setiap manusia. Namun perbedaan yang ada justru semakin

memperkaya wawasan berbagai pihak tentang motivasi.

McDonald dalam Hamalik (1992:173) menyatakan, “motivation is an

energy change within the person characterized by effective arousal and anticipa-tory

goal reaction”. (Motivasi merupakan suatu perubahan energi dalam diri se-seorang

yang dikarakteristiki oleh pemacu yang efektif dan reaksi-reaksi tujuan awalnya).

Atas dasar pengertian di atas, motivasi mengandung tiga (3) unsur, yaitu

(a) perubahan energi dalam pribadi, (b) timbulnya perasaan, (c) pencapaian tujuan.

a. Motivasi dimulai dari perubahan energi dalam diri pribadi, yaitu

adanya peru-bahan-perubahan tertentu dalam organisme manusia. Dengan


6
7

berbagai peru-bahan-perubahan yang terjadi akan mendorong manusia untuk

selalu mengada-kan penyesuaian.

b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan. Perasaan ini dapat

muncul setiap saat dan dapat menekan emosinya sehingga dapat menimbulkan

perilaku yang bermotif.

c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Reaksi

ini berupa respon yang wajar dari akibat adanya perubahan energi dan munculnya

perasaan yang mendorong manusia memiliki berbagai tujuan yang harus

dipenuhi.

Perubahan kebutuhan motivasi menurut Festinger dalam Toha (1996:

188) dikemukakan bahwa perbedaan dalam kognisi mendorong seseorang untuk

berbuat sesuatu. Perbedaan itu meliputi ketidakserasian dan adanya kontradiksi antara

dua hal. Hubungan perbedaan ini muncul, bila dua hal tersebut tidak dapat muncul

secara bersama-sama.

Dorongan motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme,

sekaligus merupakan system yang memungkinkan organisme dapat memelihara ke-

langsungan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab mun-

culnya dorongan akan mengaktifkan tingkah laku yang dapat mengembalikan kese-

imbangan fisiologis organisme. Dorongan menjadi motivasi penggerak utama ting-

kah laku.

Tujuan merupakan pemberi arah pada tingkah laku. Jika tujuan sudah

tercapai, maka kebutuhan juga sudah terpenuhi untuk sementara. Dengan demikian
8

orang akan menjadi puas. Sedangkan dorongan terhadap mental untuk berbuat se-

suatu akan berhenti untuk sementara. Motivasi tujuan dapat digambarkan situasinya

sebagai berikut ( Toha, 1996: 189) :

Gambar 2.1 : Situasi yang termotivasi

Dorongan Aktivitas terarah


Ke tujuan

Perilaku

Aktivitas Tujuan
Tujuan

Dorongan yang ada dalam diri seseorang mengarahkan ketercapaiannya

tujuan. Dorongan yang paling kuat menghasilkan adanya perilaku, baik yang berupa

aktivitas terarah ke tujuan atau aktivitas tujuan.

Hamalik (1992:173) menyebutkan tentang motivasi bahwa “Suatu

masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan,

dan mengontrol minat-minat”. Membangkitkan atau menumbuhkan minat pada

seseorang untuk melakukan suatu kegiatan sangat diperlukan. Mempertahankan

berarti memelihara minat yang sudah tumbuh secara baik dan selalu mengontrol agar

minat tersebut tidak padam dari diri seseorang.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan bahwa motivasi merupa-

kan segala sesuatu yang dapat menumbuhkan keinginan seseorang untuk melakukan
9

kegiatan. Motif juga dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam

subyek untuk melakukan berbagai aktifitas dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan. Motif juga dapat diartikan suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).

Motivasi sering dikaitkan dengan prestasi. Keberhasilan seseorang dalam

mencapai tujuan yang diharapkan akan menjadi prestasi yang membanggakan

dirinya. Prestasi yang tinggi merupakan harapan semua orang. Secara umum prestasi

yang tinggi hanya dapat dicapai apabila seseorang memiliki motivasi yang tinggi

pula.

Menurut Moekijat (1999: 192) bahwa “… motivasi yang tinggi mengaki-

batkan moril yang tinggi - suatu sikap dan persamaan yang positif terhadap peru-

sahaan, pekerjaan, atasan, teman-teman sekerja, dan orang-orang bawahan – dan

moril yang tinggi mempunyai hubungan positif terhadap hasil yang tinggi”. Jadi

motivasi dapat mempengaruhi moril yang dapat diwujudkan dalam kinerja dan selan-

jutnya mempengaruhi hasil yaitu meningkatkan produktifitas, baik kualitas maupun

kuantitasnya.

Motivasi untuk berprestasi juga dikemukakan oleh Mangkunegara (2001:

103), “Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri

seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan

sebaik-baiknya guna mencapai prestasi dengan predikat terpuji”. Dengan demikian

setiap orang yang mempunyai motivasi yang tinggi akan cende-rung bekerja dengan

giat dan rajin guna mencapai prestasi yang diharapkan.


10

Menurut Clelland dalam Mangkunegara (2001: 102) menyatakan ada 6

karakteristik orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi, yaitu:

a. Memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi, setiap kegiatan

selalu dikerjakan dengan serius.

b. Berani mengambil dan memikul resiko.

c. Memiliki tujuan yang realistik, dapat diukur dengan jelas dan

nyata.

d. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisasi tujuan.

e. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua

kegiatan yang dilakukan.

f. Memberi kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogram.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa motivasi berprestasi

merupakan keinginan seseorang untuk memperoleh prestasi tertentu sehingga dapat

mendorong dirinya melakukan kegiatan-kegiatan yang terarah pada prestasi yang

diharapkan. Prestasi yang tinggi merupakan harapan bagi setiap orang, sehingga akan

selalu berusaha untuk dapat mewujudkannya.

2. Macam-macam Motivasi

Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda dalam melakukan kegiatan.

Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor umur, lingkungan tujuan hidup, dan
11

kebutuhan. Hamalik (1992: 174 – 175) menjelaskan tentang macam-macam

motivasi, dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Motivasi memenuhi kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud

adalah adanya peru-bahan organisme dalam diri manusia. Perubahan organisme

ini akan menimbul-kan motivasi dan kelakukan untuk memenuhinya.

b. Motivasi memenuhi perubahan neurofisiologis. Perubahan

neurofisiologis atau disebut ‘drive’, yaitu merupakan dasar organis perubahan

energi dalam diri ma-nusia sehingga menimbulkan motivasi untuk memenuhi.

c. Motivasi mencapai tujuan. Tujuan merupakan segala sesuatu

yang diinginkan. Keinginan yang sudah dirumuskan secara jelas dapat menjadi

pemacu lahirnya motivasi dalam diri seseorang agar tujuannya dapat tercapai.

3. Motivasi Belajar

Motivasi dapat tejadi di dalam seluruh aspek kehidupan manusia.

Lingkungan, pendidikan, keluarga, budaya menjadi faktor penentu jenis motivasi

yang dimiliki oleh seseorang. Perbedaan kondisi dari berbagai faktor tersebut akan

menyebabkan motivasi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat juga berbeda

satu dengan yang lain.

Perbedaan usia juga mempengaruhi motivasi. Orang tua memilki motivasi

yang berbeda dengan anak-anak dalam kehidupannya. Anak dalam usia sekolah lebih

mengedepankan motivasi dalam belajar yang lebih dominan. Sedangkan motivasi

yang lain bersifat pelengkap.


12

Motivasi belajar merupakan segala sesuatu yang dapat menumbuhkan ke-

inginan seseorang sehingga orang tersebut melakukan kegiatan belajar. Keinginan

antara orang yang satu dengan yang lain tidak selalu sama, meskipun kegiatan yang

dilakukan bisa sama, yaitu belajar. Motivasi untuk belajar dapat berasal dari dalam

diri sendiri maupun yang berasal dari luar diri sendiri.

Motivasi belajar akan menumbuhkan minat belajar. Minat belajar anak

harus dapat ditumbuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Minat belajar yang

tinggi akan sangat berpengaruh terhadap peran serta atau aktifitas anak dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar. Proses membangkitkan minat belajar, mem-

pertahankan minat belajar dan mengontrol minat belajar menjadi bagian yang sangat

penting dalam proses belajar mengajar. Jadi tanpa motivasi belajar yang memadai,

sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran untuk dapat men-

capai tujuan yang diharapkan.

Minat belajar anak dapat dibangkitkan atau ditumbuhkan dengan berbagai

cara. Di rumah peran orang tua sangat besar dalam membangkitkan minat belajar

anak. Kepedulian orang tua terhadap motivasi belajar anak dapat berupa penyediaan

sarana belajar yang memadai, penciptaan kondisi yang kondusif, selalu bertanya

tentang pelajaran di sekolah, dan sebagainya.

Minat belajar anak juga dapat ditumbuhkan di lingkungan sekolah mela-

lui kegiatan belajar mengajar. Peran guru dan pihak sekolah sangat besar dalam me-

numbuhkan minat belajar pada anak. Dalam kegiatan belajar selalu ada interaksi

antara guru dengan anak didik. Anak didik harus memiliki motivasi belajar yang
13

tinggi agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan

harapan bersama. Namun jika motivasi anak didik sangat rendah, maka sangat sulit

untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu penyediaan sarana belajar

yang memadai dan lingkungan sekolah yang kondusif menjadi tugas pihak sekolah.

Dalam kondisi motivasi belajar anak didik yang rendah, maka peran guru

dan pihak lain yang terkait baik langsung maupun tidak langsung, sangat diharapkan

agar dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik. Peran guru sangat besar dalam

menumbuhkan mituvasi belajar pada anak didik agar dalam menjalankan tugasnya

dapat berhasil dengan baik. Disebutkan oleh Soetomo (1993: 141), “Pengertian dan

penggunaan yang tepat dari teknik-teknik motivasi akan menimbulkan minat, moral

yang baik, belajar yang efektif, sehingga dengan demikian anak telah mencapai

sesuatu yang realistis”.

Hamalik (1992: 181) menyebutkan bahwa ada 17 prinsip motivasi belajar

yang dikembangkan berdasarkan pandangan demokratis, yaitu:

a. Pujian lebih efektif dari pada hukuman.

b. Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat

dasar) yang harus mendapat pemuasan.

c. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari

pada motivasi yang dipaksakan dari luar.

d. Jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keingingan)

memerlukan usaha penguatan (reinforcement).


14

e. Motivasi mudah menjalar dan menyebar luas terhadap orang

lain.

f. Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang

motivasi.

g. Tugas-tugas yang bersumber dari diri sendiri akan

menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya ketimbang bila

tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru.

h. Pujian-pujian yang datangnya dari luar (external rewards)

kadang-kadang di-perlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang

sebenarnya.

i. Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam-macam itu

efektif untuk meme-lihara minat siswa.

j. Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk

mempelajari hal-hal lainnya.

k. Kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang minat para siswa

yang tergolong ku-rang tidak ada artinya bagi para siswa yang tergolong pandai.

l. Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dalam

memotivasi diban-dingkan dengan tekanan atau paksaan dari orang dewasa.

m. Motivasi yang tinggi erat hubungannya dengan kreatifitas

siswa.

n. Kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar.


15

o. Kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih

baik.

p. Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustasi

sehingga dapat menuju pada demoralisasi.

q. Tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang

berlainan.

Jika prinsip-prinsip motivasi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik,

maka hasil yang diharapkan juga lebih baik. Namun perlu disadari bahwa prinsip-

prinsip motivasi yang didasarkan pada pendekatan pendekatan demokratis tidak se-

lalu cocok untuk diterapkan dalam segala situasi. Dalam kondisi tertentu penggunaan

pendekatan yang lain juga perlu diterapkan, yaitu pendekatan terpimpin maupun

bebas. Di sini diperlukan kemampuan untuk membaca situasi, baik situasi ling-

kungan maupun situasi kejiwaan anak didik.

Selanjutnya Hamalik (1992: 184) menjelaskan tentang pemberian

motivasi secara efektif akan dapat memberikan dampak yang positif terhadap moti-

vasi belajar anak didik. Ada beberapa teknik dalam memberikan motivasi belajar,

yaitu:

a. Pemberian penghargaan atau ganjaran. Perlu disadari bahwa penghargaan

yang diberikan adalah bukan tujuan, tetapi merupakan alat yang dapat mendorong

minat belajar secara terus menerus.


16

b. Pemberian angka atau grade. Dengan pemberian angka akan mengukur

tingkat keberhasilan anak didik. Namun perlu diperhatikan bahwa jangan sampai

pembe-rian angka justru menimbulkan masalah bagi anak didik.

c. Pemberian pujian. Pujian harus dilakukan secara tepat dan melihat situasi dan

kondisi pada masing-masing anak didik.

d. Berorientasi pada keberhasilan pekerjaan yang mendahuluinya. Pemberian

peker-jaan kepada siswa hendaknya bertumpu pada pekerjaan-pekerjaan yang

pernah dilakukan oleh anak didik dan berhasil dengan baik. Sehingga dapat

menum-buhkan minat untuk mengerjakan lagi.

e. Pembentukan situasi kompetisi dan kooperasi/kerja sama. Persaingan dapat

di-tumbuhkan antar individu atau personal, antar kelompok, dan persaingan

dengan diri sendiri. Sedangkan kerja sama merupakan dasar dari hubungan-

hubungan antar kelompok.

f. Pemberian harapan, yaitu mengacu pada keberhasilan di masa depan. Dengan

harapan-harapan tertentu akan dapat menumbuhkan minat belajar anak didik.

Dalam penelitian ini, motivasi belajar siswa dibedakan dalam dua kelom-

pok, yaitu kemandirian belajar siswa dan sikap siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

a. Kemandirian Belajar

Untuk dapat memiliki kemandirian belajar, maka setiap siswa harus dapat

menciptakan minat belajar pada diri sendiri. DePorter (2005: 51) menyebutkan
17

“Menciptakan minat adalah cara yang sangat baik untuk memberikan motivasi pada

diri anda demi mencapai tujuan anda”. Apabila minat belajar sudah tumbuh dalam

diri siswa, maka kemandirian belajar akan dapat muncul dengan sendirinya.

Kemandirian belajar dalam penelitian ini meliputi tujuan belajar,

kebutuhan belajar, sumber belajar, strategi belajar, dan hasil belajar. Adapun

indikator tentang kemandirian belajar siswa adalah sebagai berikut :

 Merumuskan tujuan belajar

 Menyiapkan tempat belajar

 Menyiapkan kebutuhan belajar

 Mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari

 Berusaha menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi

 Bertanya setiap ada materi yang belum dipahami

 Selalu mengerjakan tugas yang diberikan

 Mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri

 Berusaha menemukan cara belajar yang tepat

 Mengevaluasi masteri yang sudah dipelajari

b. Sikap Siswa

Sikap siswa merupakan tanggapan yang dilakukan oleh siswa terhadap

berbagai komponen yang terdapat dalam kegiatan belajar. Sikap siswa dalam mengi-

kuti kegiatan belajar mengajar dapat dirumuskan dengan indikator sebagai berikut:
18

 Materi yang disajikan

 Penggunaan metode pembelajaran

 Suasana pada saat mengikuti pelajaran

 Minat saya mengikuti proses pembelajaran

 Terhadap tugas yang diberikan

 Cara guru mengajar

 Kesan terhadap model pembelajaran

B. Metode Mengajar

Slameto (1991: 84) menyebutkan bahwa “Mengajar adalah kegiatan

mengorganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan siswa belajar”.

Mengajar dapat diartikan sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan

tertentu kepada anak didik. Yang lain menyebutkan bahwa mengajar adalah mengor-

ganisasi lingkungan secara kondusif sehingga dapat menciptakan bagi siswa untuk

melakukan proses belajar secara efektif.

Mengajar merupakan aktifitas yang dilakukan oleh guru dalam melaku-

kan interaksi dengan siswa. Aktifitas guru dilakukan secara bertahap, diawali dengan

menyusun perencanaan secara menyeluruh tentang segala sesuatu yang akan dila-

kukan pada saat terjadi interaksi dengan siswa dan pemanfaatan sumber-sumber yang

ada untuk mendukung selama kegiatan interaksi dengan siswa berlangsung. Pada

tahap akhir guru masih harus melakukan berbagai kegiatan yaitu melakukan eva-
19

luasi, menganalisis, dan melakukan pencatatan-pencatatan terhadap sesuatu yang ter-

jadi pada saat interaksi berlangsung.

Pada saat terjadi interaksi dengan siswa, maka guru memilih dan mela-

kukan dengan cara-cara tertentu agar kegiatan interaksi dengan siswa dapat berjalan

dengan kondusif sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Cara-cara yang

dilakukan oleh guru dalam melakukan interaksi dengan siswa tersebut disebut meto-

de mengajar.

Metode mengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam proses

belajar mengajar. Soetomo (1993: 144) menyebutkan “ Metode mengajar sebagai

suatu alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin

baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapaian tujuan, …”.

Penggunaan metode mengajar secara tepat dapat menumbuhkan minat siswa untuk

dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik, sehingga kreatifitas anak

akan muncul dan berkembang dengan baik pula. Namun sebaliknya, jika penggunaan

metode mengajar ini kurang tepat, maka akan menjadi tidak bermakna bahkan dapat

mematikan kreatifitas siswa.

Pemilihan metode mengajar sangat tergantung pada situasi dan kondisi

pada saat guru mengajar. Tidak semua metode mengajar selalu tepat digunakan un-

tuk menyampaikan materi pelajaran. Metode mengajar sangat banyak ragamnya,

antara lain: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pembe-

rian tugas, metode bermain peran, metode inkuiri, metode demontrasi, metode
20

pemecahan masalah. Berbagai metode tersebut memiliki kelebihan dan keku-

rangannya masing-masing.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini metode yang digunakan adalah me-

tode ‘Tatas’, yaitu penggabungan metode tanya jawab dan metode pemberian tugas.

1. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban, baik dari guru maupun siswa un-

tuk mencapai tujuan ( Mulyasa, 2005: 115). Pertanyaan-pertanyaan dapat muncul dari

guru maupun dari siswa. Sedangkan jawaban juga dapat yang berasal dari guru

maupun dari siswa. Masing-masing saling mengisi, baik memberikan pertanyaan

maupun jawaban. Penggunaan metode tanya jawab secara tepat dapat mendorong

aktivitas dan kreativitas berfikir peserta didik.

Dalam penggunaan metode tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan kepada anak didik harus sudah dipersiapkan sedemikian rupa, agar kegiatan

belajar mengajar tidak menyimpang dari materi pelajaran yang sedang diba-has.

Soetomo (1993: 151) menjelaskan langkah-langkah yang perlu disiapkan oleh guru

dalam pemberian pertanyaan adalah:

a. Merumuskan tujuan secara jelas.

b. Mengemukakan alasan tentang penggunaan metode tanya jawab.

c. Menetapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan.

d. Membuat garis besar jawaban dari setiap pertanyaan.


21

e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Metode tanya jawab akan dapat berhasil dengan baik apabila dilaksana-

kan pada situasi yang tepat dalam proses belajar mengajar. Soetomo (1993: 151 –

152) menjelaskan bahwa metode tanya jawab tepat digunakan apabila :

a. Guru hendak meletakkan hubungan antara pelajaran yang lalu dengan

pelajaran yang baru.

b. Guru hendak memberikan kesempatan kepada anak didik menanyakan

hal-hal yang belum dimengerti.

c. Guru melihat keadaan siswa di kelas semakin kurang tertarik terhadap

materi yang disampaikan.

d. Guru hendak mendorong aktivitas dan partisipasi peserta didik dalam

kegiatan belajar mengajar.

e. Guru hendak mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang

telah disampaikan.

Sebagaimana metode mengajar yang lain, metode tanya jawab tidak selalu

baik untuk diterapkan dalam segala situasi. Untuk itu guru diharapkan benar-benar

dapat mengambil keputusan secara tepat kapan metode tanya jawab digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar. Pelaksanaan metode tanya jawab tidak terlepas dari

kelebihan dan kekurangannya. Soetomo (1993: 153) menjelaskan tentang kelebihan

dan kelemahan metode tanya jawab sebagai berikut:

Kelebihan metode tanya jawab:

a. Suasana belajar lebih aktif.


22

b. Peserta didik memperoleh kesempatan untuk bertanya tentang materi yang

belum dipahami.

c. Guru dapat mengetahui tingkat penguasaan peserta didik secara langsung.

d. Dapat melatih peserta didik untuk mengemukakan pendapat secara lisan.

Kelemahan metode tanya jawab antara lain :

a. Pertanyaan yang disampaikan cenderung menghendaki jawaban yang

bersifat hafalan.

b. Penggunaan secara terus menerus lebih mudah menyimpang dari materi

yang sedang dipelajari.

c. Guru sulit mengetahui secara pasti tentang peserta didik yang tidak

mengajukan pertanyaan, apakah sudah menguasai atau belum.

Berdasarkan uraian tentang kelebihan dan kelemahan tersebut maka setiap

guru yang menggunakan metode Tanya jawab harus mampu memaksimalkan

kelebihan dan meminimalisasikan kekurangan, sehingga penggunaan metode tanya

jawab dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang harapkan.

2. Metode Penugasan/Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas juga sering diartikan sebagai pekerjaan rumah.

Namun sebenarnya metode ini memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari pada

pekerjaan rumah. Soetomo (1993: 160) menyebutkan bahwa “metode pemberian

tugas adalah pemberian tugas dari guru kepada anak-anak untuk diselesaikan dan
23

dipertanggungjawabkan”. Tugas dapat diberikan di rumah, maupun di sekolah pada

saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, pemberian tugas dari guru akan

dapat memupuk peserta didik dalam mengembangkan penalarannya dan melatih

siswa untuk belajar secara mandiri, serta dapat melatih siswa dalam bekerja secara

kelompok. Sehingga peranan guru semakin berkurang, bahkan hanya sebatas sebagai

motivator peserta didik dalam belajar.

Pemberian tugas secara tepat juga dapat memupuk rasa tanggung jawab

peserta didik dalam berbagai kehidupan yang dialaminya. Setiap tugas selalu menun-

tut penyelesaian yang baik, untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan hasilnya kepa-

da guru. Kebiasaan seperti ini akan dapat membawa dampak positif terhadap pola

kehidupan peserta didik di luar kegiatan belajar mengajar maupun di luar sekolah.

Tidak semua situasi selalu sesuai dengan penggunaan metode pemberian

tugas. Metode pemberian tugas ini tepat digunakan apabila :

a. Materi yang disampaikan memiliki keterkaitan yang besar terhadap

kehidupan sehari-hari, sehingga melibatkan beberapa sumber belajar.

b. Materi pelajaran sangat luas, sedangkan waktu yang tersedia sangat

terbatas.

c. Guru ingin mencari suatu keterkaitan antara meteri yang disajikan dengan

materi-materi yang lain.


24

Mulyasa (2005: 113) menjelaskan agar pelaksanaan metode pemberian

tugas ini dapat berlangsung secara efektif, maka guru perlu memperhatikan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis.

b. Tugas yang diberikan harus benar-benar sudah dipahami oleh

peserta didik.

c. Jika berupa tugas kelompok, diharapkan bahwa setiap anggota

kelompok dapat terlibat secara aktif.

d. Jika memungkinkan, guru hendaknya mengontrol proses

penyelesaian tugas yang diberikan.

e. Guru hendaknya memberikan penilaian yang proporsional

terhadap tugas-tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Soetomo (1993:161 – 162) menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan

penggunaan metode pemberian tugas dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai

berikut:

Kelebihan metode pemberian tugas:

 Dapat membangkitkan minat belajar anak.

 Dapat memupuk rasa tanggung jawab.

 Dapat memupuk rasa percaya diri.

 Dapat mengembangkan kreatifitas anak didik.

Kelemahan metode pemberian tugas:


25

 Guru sulit mengontrol tugas yang diberikan.

 Sulit mencari tugas yang dapat menampung perbedaan individu

siswa.

 Tugas yang terlalu sulit akan dapat menurunkan minat belajar

siswa.

Agar penggunaan metode pemberian tugas dapat berjalan secara efektif,

maka guru harus mampu menemukan solusi untuk mengatasi kelemahan tersebut,

misalnya: mengontrol tugas yang diberikan secara cermat, memberikan tugas yang

berbeda kepada masing-masing individu atau mengelompokkan siswa yang yang

memiliki potensi tertentu untuk diberikan tugas yang sama. Sehingga tugas tidak me-

nyulitkan bagi siswa, tetapi justru dapat menumbuhkan kesenangan bagi siswa untuk

menyelesaikan.

3. Metode ‘Tatas’

Berdasarkan uraian di atas, jika kedua metode tanya jawab dan metode

pemberian tugas dilaksanakan dengan saling mengisi, maka akan dapat digunakan

untuk menyampaikan materi pelajaran secara tepat dan baik. Namun juga perlu

diperhatikan bahwa tidak semua situasi dan kondisi cocok menggunakan kombinasi

kedua metode tersebut. Dalam konteks ini, penulis berusaha untuk menyusun

formula penggabungan kedua metode tersebut dengan nama metode ‘Tatas’.

Metode ‘Tatas’ adalah metode tanya jawab dan metode pemberian tugas

yang dikemas secara terpadu untuk dapat dilaksanakan dalam kegiatan belajar me-
26

ngajar dengan situasi dan kondisi tertentu. Metode ‘Tatas’ dapat dilaksanakan de-

ngan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru menyusun tujuan pembelajarn secara rinci.

b. Guru menyusun pertanyaan beserta dengan jawabannya. Pertanyaan dapat

ber-asal dari guru sendiri maupun yang dijaring dari siswa melalui pemberian

tugas. Pertanyaan yang berasal dari siswa dikemas ulang sedemikian rupa dengan

baha-sa yang dapat dipahami oleh siswa yang lain.

c. Setiap pertanyaan yang disampaikan harus dijawab minimal oleh dua

siswa yang ditunjuk oleh guru.

d. Siswa yang tidak dapat menjawab dengan benar diberi sangsi secara

langsung berupa mengerjakan/menuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut pada

lembaran kertas, minimal dua kali jawaban.

e. Jika jam pelajaran sudah habis, maka tugas dapat dikerjakan di rumah.

Sedangkan yang dimaksud dengan situasi dan kondisi tertentu antara lain:

a. Pelajaran diberikan pada jam pelajaran terakhir.

b. Kondisi siswa mengantuk, lelah sehingga kurang bergairah dalam

mengikuti ke-giatan belajar mengajar.

c. Siswa sulit untuk memahami materi pelajaran.

d. Tingkat kecerdasan siswa relatif rendah.

e. Siswa menganggap pelajaran tersebut kurang berarti dalam kehidupannya.

Situasi dan kondisi seperti tersebut di atas dapat dinyatakan sebagai moti-

vasi belajar peserta didik yang rendah. Dengan motivasi belajar yang rendah sangat
27

sulit bagi siswa untuk dapat menyerap materi pelajaran yang sedang diajarkan, se-

hingga prestasi belajar siswa juga akan rendah.

C. Pelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang

wajib bagi siswa SD. Lebih lanjut tentang mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengertian, Visi, dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) adalah merupakan mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,

sosio – kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia

yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka Pendidikan Kewarganegaraan

mempunyai visi yaitu mewujudkan proses pendidikan yang terarah pada pengem-

bangan kemampuan individu sehingga menjadi warganegara yang cerdas, parti-

sipatif, dan bertanggung jawab, yang pada gilirannya mampu mendukung berkem-

bangnya kehidupan masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang cerdas.

Sedangkan untuk dapat mewujudkan visi tersebut, Pendidikan Kewarga-

negaraan mempunyai misi sebagai berikut :

a. Memanfaatkan kenyataan dan kecenderungan dalam masyarakat yang

semakin transparan, tuntutan kendali mutu yang semakin mendesak, dan proses
28

demokrasi yang semakin inten dan meluas sebagai konteks dan orientasi dalam

pendidikan demokrasi.

b. Memanfaatkan substansi berbagai disiplin ilmu yang relevan sebagai

wahana pedagogis untuk menghasilkan dampak instruksional dan pengiringnya

berupa wawasan, sikap, dan ketrampilan kewarganegaraan, sehingga bisa

dihasilkan desain kurikulum yang bersifat interdisipliner.

c. Memanfaatkan berbagai konsep, prinsip, dan prosedur pembelajaran yang

memungkinkan para peserta didik mampu belajar demokrasi, dalam situasi yang

demokratis, dan untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat yang lebih

demokratis.

2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pelaksanaan pembelajaran untuk setiap materi pelajaran memiliki

karakteristik sendiri-sendiri. Pokok bahasan, siswa, tujuan, dan materi yang akan

disajikan merupakan komponen yang berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran.

Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara optimal, maka setiap guru harus

dapat memahami komponen-komponen tersebut secara mendalam. Berdasarkan

komponen-komponen tersebut, guru dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat.

Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru haruslah dapat dilaksanakan

secara efektif dan efisien sehingga mampu memberikan pengalaman belajar dan

memberikan fasilitas kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan strategi pembelajaran yang tepat akan memungkinkan tercapainya tujuan


29

pembelajaran oleh sebanyak mungkin siswa sesuai dengan standar yang telah

ditentukan.

Strategi pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dipilih, yang dapat

memberikan fasilitas atau bantuan kepada siswa dalam menuju tercapainya tujuan

pembelajaran. Dengan demikian strategi memiliki makna yang lebih luas dari pada

metode mengajar. Jadi strategi mengandung makna berbagai alternatif kegiatan dan

pendekatan yang dapat dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan juga menuntut keca-

kapan guru untuk dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat sehingga tujuan

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat tercapai dengan baik. Secara

umum pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk mengembangkan

potensi individu warga negara Indonesia sehingga memiliki wawasan, sikap, dan

ketrampilan kewarganegaraan yang memadai, yang memungkinkan untuk berpar-

tisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia.

Berdasarkan tujuan tersebut, maka pembelajaran Pendidikan Kewargane-

garaan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah di-

tetapkan, yaitu sebagai berikut:

a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewargane-garaan.

b. Berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab, serta bertindak

secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


30

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lain.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi.

D. Pengaruh Metode ‘Tatas’ Terhadap Motivasi Belajar

Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode ‘Tatas’ yang

disertai dengan ‘sangsi’ yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, menuntut

persiapan belajar yang memadai baik oleh guru maupun siswa. Setiap guru harus

sudah siap terhadap materi yang diajarkan, termasuk juga pengembangan materi jika

diperlukan. Kesiapan guru akan sangat membantu dalam penggunaan metode ‘Tatas’

dalam proses pembelajaran.

Kesiapan guru tidak banyak berarti jika tidak diimbangi dengan kesiapan

siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan secara terus menerus, akan memaksa siswa untuk ikut serta secara

aktif dalam proses pembelajaran. Agar siswa secara aktif dan kreatif dalam mengi-

kuti proses pembelajaran, maka setiap siswa dituntut untuk mempersiapkan diri

sebaik-baiknya.

Jika setiap siswa selalu mempersiapkan diri dengan baik dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar, hal ini merupakan bukti bahwa motivasi belajar siswa
31

semakin meningkat. Diharapkan peningkatan motivasi selalu diikuti dengan pening-

katan minat belajar siswa, baik secara mandiri maupun dalam kegiatan belajar di

sekolah, sehingga dapat membawa dampak pada peningkatan prestasi belajarnya.

Peningkatan prestasi belajar ditandai dengan meningkatnya jumlah nilai yang di-

peroleh oleh siswa pada saat dilakukan evaluasi.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Latar Penelitian
32

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Merjosari V

Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, pada kelas I, dalam mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tahun pelajaran

2006/2007, semester genap, bulan Pebruari 2007 sampai dengan April 2007. Jumlah

siswa kelas I sebanyak 38 anak, jumlah siswa kelas I sampai dengan kelas VI ada 197

anak.

Kelas I merupakan input dari Taman Kanak-kanak, yang memiliki

karakter yang beragam, yaitu berbasis agama dan umum. SDN Merjosari V ini

berada di kawasan Perumahan, yaitu Perumahan Joyo Grand Malang, tetapi siswanya

tidak hanya dari kawasan Perumahan saja, namun juga berasal dari kampung

sekitar,yaitu Clumprit, Watugong, dan Genting.

B. Persiapan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan

berbagai persiapan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Refleksi awal, peneliti mengidentifikasi permasalahan motivasi belajar pada siswa

kelas I.

2. Peneliti merumuskan permasalahan secara operasional yang relevan dengan

rumusan masalah penelitian.

3. Peneliti merumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan ini bersifat tentatif,

sehingga sangat mungkin akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan di

lapangan.
33

4. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang meliputi:

a. Menetapkan indikator-indikator desain pembelajaran


31 dengan metode ’Tatas’.

b. Menyusun rancangan strategi belajar mengajar dengan metode ’Tatas’.

c. Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa angket, catatan di lapangan,

pedoman analisis, dokumen, dan catatan harian.

d. Menyusun rancangan pengolahan data, baik yang bersifat kualitatif maupun

kuantitatif.

e. Mempersiapkan penyusunan laporan hasil dari penelitian tindakan kelas yang

dilakukan.

C. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan dan pengamatan dalam penelitian ini dibagi dalam 2

siklus. Setiap siklus dibagi dalam tiga kali pertemuan. Kegiatan pelaksanaan tindakan

dalam setiap siklus, dibarengi dengan pengamatan yang dapat dilakukan sebagai

berikut:

1. Guru melaksanakan desain pembelajaran dengan metode ’Tatas’

yang telah direncanakan.

2. Guru melakukan pembelajaran dengan metode ‘Tatas’.

3. Guru memberikan sangsi berupa tugas kepada masing-masing

siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan yang diajukan.

4. Guru mengamati kegiatan siswa dengan menggunakan alat

perekam, pedoman pengamatan serta catatan lapangan.


34

5. Setiap akhir siklus, guru memberikan kuesioner kepada siswa

tentang kemandirian belajar dan kuesioner tentang sikap siswa terhadap kegiatan

pembelajaran.

D. Refleksi

Peneliti mengadakan telaah terhadap data-data hasil penelitian yang telah

dilakukan, melalui: analisis, sintesis, pemaknaan, penjelasan, dan menyimpulkan.

Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektifitas desain pembelajaran dengan

metode ‘Tatas’ yang telah dirancang, dan menginventarisir daftar permasalahan yang

muncul di lapangan, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk

melakukan perencanaan pada kegiatan berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa instrumen yang digunakan untuk

menjaring data penelitian, yaitu: kuesioner, dokumen, dan catatan lapangan.

Instrument penelitian disusun secara fleksibel dengan harapan agar segala bentuk

permasalahan yang mungkin timbul dapat dieliminir dan dapat dicarikan solusinya

dengan cepat dan tepat.

Instrumen penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini berupa:

Instrumen Penelitian

Kuesioner diberikan kepada siswa setelah setiap siklus kegiatan selesai

dilaksanakan. Kuesioner yang diberikan untuk menjaring data tentang motivasi


35

belajar, dapat berupa kemandirian siswa dan sikap siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar.

Kemandirian siswa dalam belajar dapat dirumuskan dengan indikator

sebagai berikut:

 Merumuskan tujuan belajar

 Menyiapkan tempat belajar

 Menyiapkan kebutuhan belajar

 Mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dipelajari

 Berusaha menyelesaikan setiap kesulitan yang dihadapi

 Bertanya setiap ada materi yang belum dipahami

 Selalu mengerjakan tugas yang diberikan

 Mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri

 Berusaha menemukan cara belajar yang tepat

 Mengevaluasi materi yang sudah dipelajari

Kemandirian belajar tersebut diuraikan dalam bentuk pernyataan yang

dituangkan dalam angket kemandirian siswa. Skala penilaian dengan menggunakan

empat (4) titik, yaitu : 1 = tidak pernah; 2 = jarang; 3 = sering; 4 = selalu (lihat

lampiran 1).

Untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa dalam kegiatan be-

lajar mengajar menggunakan kriteria sebagai berikut:


36

Tabel 3.1 : Klasifikasi Penilaian Kemandirian Belajar Siswa

No Prosentase Klasifikasi
1 0 – 50 Tidak mandiri
2 51 – 65 Kurang mandiri
3 66 – 85 Mandiri
4 86 – 100 Sangat mandiri

Angket juga digunakan untuk menjaring data yang berupa sikap siswa.

Sikap siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat dirumuskan dengan indikator

pernyataan sebagai berikut:

a. Materi yang disajikan

b. Penggunaan metode pembelajaran

c. Suasana pada saat mengikuti pelajaran

d. Minat saya mengikuti proses pembelajaran

e. Terhadap tugas yang diberikan

f. Cara guru mengajar

g. Kesan terhadap model pembelajaran

Sedangkan skala penilaian yang digunakan adalah: skor 1 = tidak senang;

skor 2 = kurang senang; skor 3 = senang; skor 4 = sangat senang (lihat lampiran 2).

Untuk mengetahui sikap siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggu-

nakan kriteria sebagai berikut:


37

Tabel 3.2 : Klasifikasi Penilaian Sikap Siswa

No Prosentase Klasifikasi
1 0 – 50 Tidak senang
2 51 – 65 Kurang senang
3 66 – 85 Senang
4 86 – 100 Sangat senang

2. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang berupa nilai hasil

belajar siswa. Hasil belajar ini hanya digunakan sebagai pelengkap dan sekaligus

untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar selanjutnya disebut

sebagai prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dijaring melalui evaluasi pada

saat sebelum pelaksanaan tindakan, setelah siklus I, dan setelah siklus II.

Siswa disebut memiliki prestasi belajar atau berhasil dalam proses

kegiatan belajar mengajar apabila masing-masing siswa telah memperoleh nilai

minimal 75. Sedangkan secara klasikal disebut berhasil atau tuntas belajar apabila

minimal 85 % dari siwa telah memperoleh nilai minimal 75.

3. Wawancara

Untuk melengkapi informasi tentang pelaksanaan pembelajaran, parti-

sipasi siswa, perlu dilakukan wawancara. Kegiatan wawancara digunakan sebagai

triangulasi data, biasa disebut ‘cross check,’ apabila terdapat hal-hal yang kurang

jelas dalam proses pengamatan maupun dalam pengisian angket.


38

4. Catatan Lapangan

Pencatatan lapangan dilakukan dengan jalan mencatat berbagai kejadian

yang dianggap penting pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, dan

data tersebut belum terekam oleh instrumen yang lain. Dengan demikian diharapkan

tidak ada data penting yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data interaktif. Secara

garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menelaah seluruh data yang dikumpulkan. Penelaahan dilakukan

dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan membuat

kesimpulan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal

penjaringan data.

2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian

dan pengklasifikasian. Hasil yang diperoleh dapat berupa pola-pola dan

kecenderungan-kecenderungan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran

dengan metode ‘Tatas’.

3. Menyusun keterkaitan atau pengaruh dari metode ‘Tatas’ dengan

motivasi belajar siswa.

4. Menyusun kesimpulan dari keterkaitan atau pengaruh yang ada.

G. Penyiapan Partisipan
39

Agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar,

maka perlu ada penyiapan terhadap partisipan. Metode ‘Tatas’ tidak akan dapat

dilakukan secara efektif bila tidak melalui persiapan yang matang. Konsep dan

kondisi siswa harus benar-benar sudah siap. Penjelasan tentang tugas masing-masing

siswa dalam kegiatan belajar mengajar harus jelas.

Dengan kondisi yang benar-benar sudah siap, diharapkan kegiatan belajar

mengajar dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, yaitu

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar juga

diharapkan dapat membawa dampak pada peningkatan prestasi atau hasil belajarnya.
40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini dibedakan dalam tiga

kegiatan, yaitu (1) pra tindakan, (2) siklus I, dan (3) siklus II

1. Pra Tindakan

Kegiatan pra tindakan yang dilakukan pada siswa kelas I SDN Merjosari

V menemukan permasalahan yaitu motivasi belajar siswa rendah, sebagaimana

ditunjukkan dalam rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa berikut ini

(lihat lampiran 3) :

Tabel 4.1 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Pra Tindakan

Skor Keterangan Jumlah % Skor


Mean

1 Tidak mandiri 0 0 0

2 Kurang mandiri 15 39,47 0,81

3 Mandiri 19 50 1,59

4 Sangat mandiri 4 10,53 0,25

Jumlah 38 2,66
41

Berdasarkan hasil tersebut, masih terlalu banyak siswa yang kurang mandiri dalam

belajar, yaitu sebesar 39,47%.

Sedangkan sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran juga kurang baik,


39
sebagaimana ditunjukkkan oleh table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini

(lihat lampiran 4) :

Tabel 4.2 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Pra Tindakan

Skor Keterangan Jumlah % Skor


Mean

1 Tidak senang 6 15,79 0.2

2 Kurang senang 15 39,47 0.8

3 Senang 14 36,85 1.1

4 Sangat senang 3 7,89 0.3

Jumlah 38 100 2.4

Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut

dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa bersikap kurang senang terhadap ke-

giatan belajar mengajar sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah skor mean sebesar 2,4.

Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes

siswa pada pra tindakan (lihat lampiran 5), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar

sebesar 17 siswa (44,74%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 21 siswa (55,26

%).

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I


42

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I terdiri dari tiga (3)

kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan menggunakan waktu 70 menit. Jadi

siklus I menggunakan waktu 210 menit.

a. Perencanaan

Secara garis besar, rencana tindakan yang akan disajikan dalam siklus I

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Rangkuman Rencana Pelaksanaan Siklus I

No Komponen Waktu Kegiatan


1 Kegiatan awal 15 menit  Guru mengadakan presensi kelas
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
 Guru menjelaskan metode mengajar yang
digunakan
 Guru memotivasi siswa
2 Kegiatan inti 150  Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
menit yang sudah dipersiapkan.
 Siswa menjawab pertanyaan setelah ditun-
juk oleh guru.
 Guru memberikan tugas secara langsung
maupun tidak langsung terhadap siswa
yang belum mampu menjawab pertanyaan
yang diajukan.
 Guru memberikan pertanyan yang bersifat
membimbing.

3 Kegiatan akhir 15 menit  Guru membuat kesimpulan bersama siswa


4 Evaluasi 30 menit  Guru melaksanakan evaluasi

b. Pelaksanaan/Implementasi

Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kegiatan awal (15 menit)


43

 Guru mengadakan presensi kelas pada setiap pertemuan dalam siklus I.

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

 Guru menjelaskan metode yang digunakan.

 Guru memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

pada setiap pertemuan.

2) Kegiatan Inti (150 menit)

 Guru menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.

 Setelah ditunjuk oleh guru, siswa menjawab pertanyaan.

 Setiap pertanyaan dijawab oleh lebih dari dua siswa.

 Guru memberikan pertanyaan yang bersifat membimbing kepada siswa yang

belum bisa menjawab.

 Guru memberikan tugas kepada siswa yang belum dapat menjawab perta-

nyaan dengan jalan menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan

dalam lembaran kertas sebanyak tiga kali. Menuliskan jawaban tiga kali se-

bagai bentuk sangsi bagi siswa.

3) Kegiatan akhir (15 menit)

 Bersama-sama dengan siswa, guru membuat

kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.

4) Evaluasi (30 menit)

 Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa pada

akhir siklus I.
44

c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada siklus I secara rinci dapat diuraikan sebagai

berikut :

 Pada pertemuan pertama, pada saat guru menyampaikan tentang

penggunaan metode ‘Tatas’ dan ketentuannya, siswa masih terlihat tegang.

 Pertama kali guru menyampaikan pertanyaan, sebagian besar siswa

juga masih terlihat tegang.

 Setelah beberapa pertanyaan sudah disampaikan, kondisi siswa sudah

mulai terbiasa.

 Pada pertemuan pertama, ada tujuh siswa yang mendapat sangsi

karena belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

 Pada pertemuan kedua ada empat siswa yang mendapat tugas

tambahan.

 Pada pertemuan ketiga ada tiga siswa yang mendapat tugas tambahan.

 Pada pertemuan pertama guru sering memberikan pertanyaan

membimbing, namun dalam pertemuan berikutnya sudah semakin berkurang.

 Pada pertemuan pertama, pengambilan kesimpulan masih didominasi

oleh guru. Namun pada pertemuan selanjutnya sudah banyak didominasi oleh

siswa.
45

Selain kondisi-kondisi sebagaimana diuraikan di atas, pada pertemuan

ketiga siklus I juga dilakukan penjaringan data sebagai akumulasi dari pertemuan

pertama sampai dengan pertemuan ketiga, dengan hasil sebagai berikut :

1) Kemandirian Belajar

Berdasarkan rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa, dapat

dilihat dalam tabel berikut ini (lihat lampiran 6) :

Tabel 4.4 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Siklus I

Skor Keterangan Jumlah % Skor


Mean

1 Tidak mandiri 0 0 0

2 Kurang mandiri 11 28,95 0,56

3 Mandiri 21 55,26 1,78

4 Sangat mandiri 6 15,79 0,50

Jumlah 38 2,84

Berdasarkan hasil tersebut, sebagian besar siswa sudah mandiri dalam belajar, yaitu

sebesar 55,26% dan 15,79%. Sedangkan skor mean sudah menunjukkan angka 2,84.

2) Sikap Siswa

Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sebagaimana ditunjukkan

oleh table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini (lihat lampiran 7) :
46

Tabel 4.5 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Siklus I

Skor Keterangan Jumlah % Skor


Mean

1 Tidak senang 0 0 0

2 Kurang senang 12 31,58 0,63

3 Senang 17 44,74 1,41

4 Sangat senang 9 23,68 0,88

Jumlah 38 100 2.91

Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut

dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sudah merasa senang terhadap kegiatan

belajar mengajar sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah skor mean sebesar 2,91.

3) Hasil Belajar

Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes

siswa pada siklus I (lihat lampiran 8), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar sebesar

22 siswa (68,75%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 10 siswa (31,25 %). Jadi

hasil belajar siswa ada peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar pada pra

tindakan.
47

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan, pengisian angket, dan hasil evaluasi da-

lam siklus I, maka kegiatan pembelajaran dapat direfleksikan sebagai berikut:

 Kondisi kelas sudah kondusif, sehingga perlu terus dijaga bahkan

diting-katkan lebih baik lagi.

 Sangsi yang diberikan sering dianggap ringan oleh siswa, sehingga

perlu di-pertimbangkan sangsi yang lebih berat sesuai dengan tingkat

kesalahannya.

 Pertanyaan yang bersifat membimbing sudah baik, sehingga perlu

terus diper-tahankan bahkan ditingkatkan.

 Pembuatan rangkuman sudah didominasi oleh siswa, sehingga guru

cukup menjadi fasilitator.

 Kemandirian belajar siswa cukup baik, yaitu memperoleh skor mean

2,84.

 Sikap siswa semakin baik, yaitu memperoleh skor mean 2,91.

 Secara klasikal kegiatan pembelajaran belum tuntas, karena hanya 22

siswa (68,75 %) yang telah memperoleh nilai 65 atau lebih. Namun sudah ada

peningkatan jika dibandingkan dengan hasil evaluasi pada pra tindakan.

3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II


48

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II terdiri dari tiga (3)

kali pertemuan, yang masing-masing pertemuan menggunakan waktu 90 menit. Jadi

siklus I menggunakan waktu 270 menit.

a. Perencanaan

Secara garis besar, rencana tindakan yang akan disajikan dalam siklus II

sebagai berikut:

Tabel 4.6 Rangkuman Rencana Pelaksanaan Siklus II

No Komponen Waktu Kegiatan


1 Kegiatan awal 15 menit  Guru mengadakan presensi kelas
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
 Guru menjelaskan metode mengajar yang
digunakan
 Guru memotivasi siswa
2 Kegiatan inti 150  Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
menit yang sudah dipersiapkan.
 Siswa menjawab pertanyaan setelah ditun-
juk oleh guru.
 Guru memberikan tugas secara langsung
maupun tidak langsung terhadap siswa
yang belum mampu menjawab pertanyaan
yang diajukan.
 Guru memberikan pertanyan yang bersifat
membimbing.

3 Kegiatan akhir 15 menit  Guru membuat kesimpulan bersama siswa


4 Evaluasi 30 menit  Guru melaksanakan evaluasi

b. Pelaksanaan/Implementasi

Pelaksanaan tindakan dalam siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:


49

1) Kegiatan awal (15 menit)

 Guru mengadakan presensi kelas pada setiap pertemuan dalam siklus II.

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

 Guru menjelaskan metode yang digunakan.

 Guru memberikan motivasi kepada siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

pada setiap pertemuan.

2) Kegiatan Inti (150 menit)

 Guru menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa.

 Setelah ditunjuk oleh guru, siswa menjawab pertanyaan.

 Setiap pertanyaan dijawab oleh lebih dari dua siswa.

 Guru memberikan pertanyaan yang bersifat membimbing kepada siswa yang

belum bisa menjawab.

 Guru memberikan tugas kepada siswa yang belum dapat menjawab perta-

nyaan dengan jalan menuliskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan

dalam lembaran kertas sebanyak tiga kali. Menuliskan jawaban tiga kali se-

bagai bentuk sangsi bagi siswa.

 Guru memberikan tugas secara kelompok untuk dikerjakan di rumah.

3) Kegiatan akhir (15 menit)

 Bersama-sama dengan siswa, guru membuat

kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.

4) Evaluasi (30 menit)


50

 Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa pada

akhir siklus II.

c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada siklus I secara rinci dapat diuraikan sebagai

berikut :

 Kegiatan pembelajaran semakin kondusif.

 Siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang digunakan.

 Pada pertemuan pertama, ada empat siswa yang mendapat sangsi

karena belum dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

 Pada pertemuan kedua ada dua siswa yang mendapat tugas tambahan.

 Pada pertemuan ketiga ada tiga siswa yang mendapat tugas tambahan.

 Pertenyaan membimbing semakin efektif digunakan oleh guru.

 Guru sering melontarkan pertanyaan yang bersifat menggali.

 Pengambilan kesimpulan sudah didominasi oleh siswa.

Selain kondisi-kondisi sebagaimana diuraikan di atas, pada pertemuan

ketiga siklus II juga dilakukan penjaringan data sebagai akumulasi dari pertemuan

pertama sampai dengan pertemuan ketiga, dengan hasil sebagai berikut :

1) Kemandirian Belajar

Berdasarkan rekapitulasi hasil kuesioner kemandirian belajar siswa, dapat

dilihat dalam tabel berikut ini (lihat lampiran 9) :


51

Tabel 4.7 Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Siklus II

Skor Keterangan Jumlah % Skor


Mean

1 Tidak mandiri 0 0 0

2 Kurang mandiri 7 18,42 0,31

3 Mandiri 20 52,63 1,69

4 Sangat mandiri 11 28,95 1,13

Jumlah 38 3,13
Berdasarkan hasil tersebut, sebagian besar siswa sudah mandiri dalam belajar, yaitu

sebesar 52,63% mandiri dan 28,95% sangat mandiri. Sedangkan skor mean sudah

menunjukkan angka 3,13.

2) Sikap Siswa

Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran, sebagaimana ditunjukkan

oleh table rekapitulasi hasil angket sikap siswa berikut ini (lihat lampiran 10) :

Tabel 4.8 Rekapitulasi Angket Sikap Siswa Pada Siklus II

Skor Keterangan Jumlah % Skor


Mean

1 Tidak senang 0 0 0

2 Kurang senang 5 13,15 0,19

3 Senang 19 50 1,59

4 Sangat senang 14 36,85 1,50

Jumlah 38 100 3,28


52

Berdasarkan perhitungan dalam rekapitulasi angket sikap siswa tersebut

dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sudah merasa senang terhadap kegiatan

belajar mengajar, yaitu 50 % senang dan 36,85 % sangat senang. Sedangkan jumlah

skor mean sebesar 3,28.

3) Hasil Belajar

Selain berdasarkan hasil analisis data tersebut juga diketahui dari hasil tes

siswa pada siklus II (lihat lampiran 11), bahwa siswa yang sudah tuntas belajar

sebesar 28 siswa (87,50%), dan yang belum tuntas belajar sebesar 4 siswa (12,5 %).

Secara klasikal kegiatan belajar mengajar sudah tuntas belajar, karena yang

memperoleh nilai 65 atau lebih telah mencapai jumlah lebih dari 85 %.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan, pengisian angket, dan hasil evaluasi da-

lam siklus II, maka kegiatan pembelajaran dapat direfleksikan sebagai berikut:

 Kondisi siswa sudah dapat menyesuaikan dengan metode yang

digunakan.

 Guru dapat melakukan kegiatan lebih baik.

 Pembuatan rangkuman sudah didominasi siswa.


53

 Kemandirian belajar siswa sudah baik, yaitu memperoleh skor mean

3,13.

 Sikap siswa juga sudah baik, yaitu memperoleh skor mean 3,28.

 Secara klasikal kegiatan pembelajaran sudah tuntas, karena 28 siswa

(87,50%) telah memperoleh nilai 65 atau lebih.

B. Pembahasan Keseluruhan

Berdasarkan hasil observasi, pengisian angket oleh siswa, dan hasil tes

yang dilakukan pada pra tindakan, siklus I dan siklus II, maka dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Kemandirian Belajar Siswa

Berdasarkan hasil angket tentang kemandirian siswa yang dilakukan

pada pra tindakan, siklus I dan siklus II (lihat lampiran 3, lampiran 6 dan lampiran

9), maka dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.9 Perbandingan Kemandirian Siswa Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus

II

Pra Tindakan Siklus I Siklus II


Skor Kualifikasi Jml % Mean Jml % Mean Jml % Mean
1 Tidak mandiri 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Kurang mandiri 15 39,47 1,02 11 28,95 0,56 7 18,42 0,31
3 Mandiri 19 50 1,33 21 55,26 1,78 20 52,64 1,69
4 Sangat mandiri 4 10,53 0,16 6 15,79 0,50 11 28,94 1,13
Jumlah 38 2,50 38 2,84 38 3,13
54

Kemandirian siswa berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan bahwa

yang menyebutkan siswa kurang mandiri mengalami penurunan dari 13 siswa

(40,63%) pada pra tindakan, menjadi 9 siswa (28,13 %) pada siklus I, dan menjadi 5

siswa (15,63%) pada siklus II. Kualifikasi yang menyebutkan siswa mandiri

mengalami kenaikan dari 17 siswa (53,13%) pada pra tindakan, menjadi 19 siswa

(59,38%) pada siklus I, dan menjadi 18 siswa (56,25%) pada siklus II. Kualifikasi

yang menyebutkan siswa sangat mandiri mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%)

pada pra tindakan, menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus I, dan menjadi 9 siswa

(28,13%) pada siklus II. Sedangkan jumlah mean menunjukkan peningkatan dari

2,50 pada pra tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I, dan menjadi 3,13 pada siklus II.

2. Sikap Siswa

Berdasarkan hasil angket tentang sikap siswa yang dilakukan pada pra

tidakan, siklus I, dan siklus II (lihat lampiran 4, lampiran 7 dan lampiran 10), maka

dapat diketahui sebagaimana dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Angket Sikap Siswa Pada Pra Tindakan, Siklus
I, dan Siklus II

Pra Tindakan Siklus I Siklus II


Skor Kualifikasi Jml % Mean Jml % Mean Jml % Mean
1 Tidak senang 6 15,79 0,16 0 0 0 0 0 0
2 Kurang senang 15 39,47 0,81 12 31,58 0,63 5 9,37 0,19
3 Senang 14 36,85 1,13 17 44,74 1,41 19 53,13 1,59
4 Sangat senang 3 7,89 0,24 9 23,68 0,88 14 37,50 1,50
Jumlah 38 2,34 38 2,91 38 3,28
55

Sikap siswa yang diperoleh dari angket menunjukkan bahwa kualifikasi

yang menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 5 siswa (15,63%) pada pra

tindakan menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II. Kualifikasi yang menun-

jukkan kurang senang menunjukkan penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra

tindakan menjadi 10 siswa (31,25%) pada siklus I dan menjadi 3 siswa (9,38%) pada

siklus II. Kualifikasi yang menyatakan senang mengalami kenaikan dari 12 siswa

(37,50%) pada pra tindakan menjadi 15 siswa (46,88%) pada siklus I, dan menjadi 17

siswa (53,13%) pada siklus II. Kualifikasi yang menyatakan sangat senang

mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%) pada pra tindakan menjadi 7 siswa

(21,88%) pada siklus I, dan menjadi 12 siswa (37,50%) pada siklus II. Sedangkan

jumlah mean menunjukkan kenaikkan dari 2,34 pada pra tindakan menjadi 2,91pada

siklus I, dan menjadi 3,28 pada siklus II.

3. Hasil Evaluasi

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada pra tindakan, siklus I,

dan siklus II (lihat lampiran 5, lampiran 8, lampiran 11), maka dapat diketahui

sebagaimana dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.11 Perbandingan Hasil Evaluasi

Tuntas Belum Tuntas


No Kegiatan Jml % Jml %
1 Pra Tindakan 23 60,52 15 39,48
2 Siklus I 30 78,94 8 21,05
3 Siklus II 34 89,47 4 10,53
56

Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari

23 siswa (60,52%) pada pra tindakan menjadi 30 siswa (78,94%) pada siklus I, dan

menjadi 34 siswa (89,47%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar

mengalami penurunan dari 15 siswa (39,48%) pada pra tindakan menjadi 8 siswa

(21,05%) pada siklus I, dan menjadi 4 siswa (10,53%) pada siklus II.

4. Pembuktian Hipotesis

Dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini,

yang menyatakan bahwa “jika metode ‘Tatas’ diterapkan dalam pembelajaran

pelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas I SDN Merjosari V, Kecamatan

Lowokwaru Kota Malang akan meningkat” dapat diterima.

Berdasarkan uraian tersebut dia atas dapat disimpulkan bahwa dengan

pelaksanaan metode ‘Tatas’ dalam kegiatan pembelajaran PKn dapat meningkatkan

kemandirian belajar siswa dan sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran PKn.

Kemandirian belajar dan sikap siswa tersebut merupakan variable dari motivasi

belajar siswa. Jadi dengan penggunaan metode ‘Tatas’ dapat meningkatkan motivasi

belajar pelajaran PKn, khususnya pada siswa kelas I SDN Merjosari V. Peningkatan

motivasi belajar juga dapat membawa dampak positif yaitu meningkatnya hasil

belajar siswa.
57

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dalam bab

terdahulu dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar PKn pada siswa kelas I SDN

Merjosari V, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, dapat meningkat dengan

penerapan metode ‘Tatas’. Peningkatan motivasi belajar siswa, yang terdiri atas

kemandirian belajar siswa dan sikap siswa, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kemandirian Belajar Siswa

Kemandirian belajar siswa berdasarkan hasil penelitian ini dapat diurai-

kan sebagai berikut:


58

a. Siswa kurang mandiri mengalami penurunan dari 15 siswa (39,47%)

pada pra tindakan, menjadi 11 siswa (28,95%) pada siklus I, dan menjadi 7 siswa

(18,42%) pada siklus II.

b. Siswa mandiri mengalami kenaikan dari 19 siswa (50%) pada pra

tindakan, menjadi 21 siswa (55,26%) pada siklus I, dan menjadi 20 siswa

(52,63%) pada siklus II.

c. Siswa sangat mandiri mengalami kenaikan dari 4 siswa (10,53%) pada

pra tindakan, menjadi 6 siswa (15,79%) pada siklus I, dan menjadi 11 siswa

(28,95%) pada siklus II.

d. Jumlah rata-rata atau mean56menunjukkan peningkatan dari 2,50 pada

pra tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I, dan menjadi 3,13 pada siklus II.

2. Sikap Siswa

Sikap siswa yang diperoleh dari hasil pengisian angket dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Kualifikasi yang menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 6 siswa

(15,79%) pada pra tindakan, menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II.

b. Kualifikasi yang menunjukkan kurang senang ada penurunan dari 15 siswa

(39,47%) pada pra tindakan, menjadi 12 siswa (31,58%) pada siklus I dan

menjadi 5 siswa (13,15%) pada siklus II.


59

c. Kualifikasi yang menyatakan senang mengalami kenaikan dari 14 siswa

(36,85%) pada pra tindakan, menjadi 17 siswa (44,74%) pada siklus I, dan

menjadi 19 siswa (50%) pada siklus II.

d. Kualifikasi yang menyatakan sangat senang mengalami kenaikan dari 3 siswa

(7,89%) pada pra tindakan, menjadi 9 siswa (23,68%) pada siklus I, dan menjadi

14 siswa (36,85%) pada siklus II.

e. Jumlah rata-rata atau mean menunjukkan kenaikkan dari 2,34 pada pra

tindakan menjadi 2,91 pada siklus I, dan menjadi 3,28 (82%) pada siklus II.

3. Hasil Evaluasi

Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari

23 siswa (60,52%) pada pra tindakan, menjadi 30 siswa (78,94%) pada siklus I, dan

menjadi 34 siswa (89,47%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar

mengalami penurunan dari 15 siswa (39,48%) pada pra tindakan menjadi 8 siswa

(21,05%) pada siklus I, dan menjadi 4 siswa (10,53%) pada siklus II.

4. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis penelitian sebagaimana dijelaskan di atas, maka

hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “jika metode ‘Tatas’ diterapkan dalam
60

pembelajaran pelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas I SDN Merjosari V,

Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, akan meningkat” dapat diterima.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, dapat disampaikan saran-saran se-

bagai berikut :

1. Bagi Guru

Dengan kondisi tertentu, maka penggunan metode ‘Tatas’ dapat mening-

katkan motivasi belajar siswa. Kepada para guru diharapkan memiliki kemauan

dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar agar dapat menumbuhkan motivasi

belajar siswa.

2. Bagi Sekolah dan Kepala Sekolah

Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan ten-tang perlunya

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi setiap guru, agar prestasi belajar

siswa semakin meningkat. Selain itu Kepala Sekolah hendaknya dapat mengusahakan

agar ketersediaan sarana bagi para guru dalam melaksanakan PTK terus ditingkatkan.

3. Bagi Siswa

Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK), dapat mendorong

siswa dalam kegiatan belajar. Sehingga hasil yang diperoleh juga semakin me-
61

ningkat. Kepada peserta didik hendaknya selalu mempersiapkan diri dalam mengi-

kuti kegiatan belajar mengajar agar prestasi belajarnya semakin meningkat.

DAFTAR RUJUKAN

DePorter, B. & Hernacki, M. 1992. Quantum Learning: unleashing the Genius in


You. Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. 1999. Bandung: Kaifa.

Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran
Aktif. Yogyakarta: CTSD.

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Perusahaan.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Miarsa, Yusufhadi. 1995. Peningkatan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknologi


Pembelajaran. Malang: IPTPI.

Miftah Toha. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
P.T. Raja Grafindo Persada.
62

Moekijat. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Kepegawaian.


Bandung: Mandar Maju.

Mulyasa, E.. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran


Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Saiful Rachman, Yoto, Syarif Suhartadi, Suparti. 2006. Penelitian Tindakan Kelas
dan Penulisan Karya Ilmiah. Surabaya: SIC Bekerjasama Dengan Dinas
P dan K Provinsi Jawa Timur.

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS).
Jakarta: Bumi Aksara.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha


Nasional.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

60
63

Lampiran 1

ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

Nama :
Nomor :
Tanggal :
Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom skala penilaian sesuai dengan
keadaan anda.
Keterangan : 1 = tidak pernah 3 = sering
2 = jarang 4 = selalu

Skala
No Pernyataan Penilaian
1 2 3 4
1 Saya mengetahui tujuan belajar saya
2 Saya selalu menyusun jadwal belajar
3 Saya menyiapkan tempat untuk belajar
4 Saya menyiapkan kebutuhan untuk belajar
5 Saya selalu mempelajari materi yang akan diajarkan
6 Saya berusaha menyelesaikan setiap kesulitan belajar
7 Saya selalu bertanya setiap ada materi yang belum dipahami
8 Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan
9 Saya mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri
10 Saya berusaha menemukan cara belajar yang baik bagi saya
11 Saya selalu mengevaluasi materi yang telah saya pelajari
Jumlah
Prosentase

Lampiran 2 61

ANGKET SIKAP SISWA

Nama :
Nomor :
64

Tanggal :

Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom skala penilaian sesuai dengan
keadaan anda.

Keterangan : 1 = tidak senang


2 = kurang senang
3 = senang
4 = sangat senang

Skala
No Pernyataan Penilaian
1 2 3 4
1 Saya merasa senang terhadap materi yang diajarkan
2 Saya merasa senang dengan metode pembelajaran
yang digunakan
3 Suasana pada saat mengikuti pelajaran
4 Minat saya mengikuti kegiatan belajar
5 Saya senang terhadap tugas yang diberikan
6 Saya senang dengan cara guru mengajar
7 Kesan terhadap model pembelajaran
Jumlah
Prosentase

62KEGIATAN GURU
LEMBAR PENGAMATAN
DENGAN METODE ‘TATAS’

Kelas :
Tanggal :
Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan : 1 = tidak baik 3 = baik
65

2 = kurang baik 4 = sangat baik


Hasil Pengamatan
1 2 3 4
No Kegiatan Guru

1 Perencanaan Pembelajaran
a. Kesesuaian materi pelajaran dengan
kurikulum
b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan
dan jawaban-jawaban
c. Guru menyusun langkah-langkah
pelaksanaan tindakan
d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas
tambahan terhadap siswa yang tidak
dapat menjawab pertanyaan
e. Guru menyusun alat penilaian

Jumlah

Prosentase

2 Pelaksanaan Pembelajaran
89
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
b. Guru menjelaskan penggunaan metode
pembelajaran
c. Guru memberikan apersepsi
pembelajaran
d. Guru menggunakan teknik bertanya
dengan tepat
e. Guru menjawab pertanyaan dengan
benar
f. Guru menggunakan pertanyaan
membimbing
66

g. Guru memberikan evaluasi


Jumlah
Prosentase

Rejotangan, 2007
Observer,

_______________________

Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP SISWA
DENGAN METODE ‘TATAS’

Kelas :
Tanggal :
Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan : 1 = tidak senang 3 = senang
2 = kurang senang 4 = sangat senang
Hasil Pengamatan
1 2 3 4
No Kegiatan Siswa
1 Siswa merasa senang terhadap materi
yang diajarkan
2 Siswa merasa senang dengan metode
pembelajaran yang digunakan
3 Siswa senang dengan suasana pada saat
67

mengikuti pelajaran
4 Minat siswa mengikuti kegiatan belajar
lebih baik
5 Siswa selalu mengerjakan tugas yang
diberikan
6 Siswa senang dengan cara guru mengajar
7 Siswa memiliki kesan yang baik terhadap
model pembelajaran
Jumlah
Prosentase

Rejotangan, 2007
Observer,

_______________________
Lampiran 3 91

Lampiran 4 92

Lampiran 5
93
REKAPITULASI HASIL ANGKET SIKAP SISWA
PADA PRA TINDAKAN
68

Indikator
No Nama % Ket.
1 2 3 4 5 6 7 Jml
1 Aditya Eko N. 2 2 2 2 2 2 2 14 50 tidak senang
2 Agus Budiono 3 3 2 2 3 3 2 18 64 kurang senang
3 Agus Purwanto 2 2 2 2 2 2 2 14 50 tidak senang
4 Ahmat Takim 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
5 Ainul Lakhifah 3 3 3 4 3 3 3 22 79 senang
6 Anik P. 3 2 3 3 2 3 2 18 64 kurang senang
7 Anita Raeni 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
8 Ari Irawan 2 3 3 2 3 2 3 18 64 kurang senang
9 Aries Setiawan 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
10 Arif Hermawan 2 2 2 2 2 2 2 14 50 tidak senang
11 Arip Wahyu 3 3 2 2 2 3 2 17 61 kurang senang
12 Bagus Susanto 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
13 Bero Riadi 4 3 3 3 4 4 3 24 86 sangat senang
14 Candra S. 3 3 3 2 3 4 3 21 75 senang
15 Devi Wahyu N. 3 3 2 2 2 3 2 17 61 kurang senang
16 Dwi Wahyuni 3 2 3 3 2 2 2 17 61 kurang senang
17 Eky W. 2 2 1 2 2 2 2 13 46 tidak senang
18 Eny Handayani 4 3 3 3 3 3 3 22 79 senang
19 Findia P. 4 3 3 3 3 4 3 23 82 senang
20 Heru S. 3 3 2 2 2 3 3 18 64 kurang senang
21 Lina Sa'adah 4 3 3 3 3 3 3 22 79 senang
22 M. Khoirur R. 3 2 2 2 3 3 2 17 61 kurang senang
23 Ninik S. 3 2 2 3 2 3 2 17 61 kurang senang
24 Pujianik 2 2 2 2 2 2 2 14 50 tidak senang
25 Ramadhan P. 3 3 2 3 3 2 2 18 64 kurang senang
26 Rima Fitri N. 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
27 Rodiyah 2 2 3 3 2 3 2 17 61 kurang senang
28 Siti Z. 4 4 3 4 3 3 4 25 89 sangat senang
29 Sugeng H. 3 3 3 2 2 2 3 18 64 kurang senang
30 Sugeng R. 3 2 2 2 3 3 2 17 61 kurang senang
31 Pambudis 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
32 Luria 4 3 3 3 3 3 3 22 79 senang

Lampiran 6 94

HASIL PENGAMATAN KEGIATAN GURU SIKLUS I


69

Kelas :
Tanggal :
Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan : 1 = tidak baik 3 = baik
2 = kurang baik 4 = sangat baik
Hasil Pengamatan
No Kegiatan Guru 1 2 3 4

1 Perencanaan Pembelajaran
a. Kesesuaian materi pelajaran dengan √
kurikulum
b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan √
dan jawaban-jawaban
c. Guru menyusun langkah-langkah √
pelaksanaan tindakan
d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas
tambahan terhadap siswa yang tidak √
dapat menjawab pertanyaan
e. Guru menyusun alat penilaian √
Jumlah 19
Prosentase 95
2 Pelaksanaan Pembelajaran
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √
b. Guru menjelaskan penggunaan metode √
pembelajaran
c. Guru memberikan apersepsi √
pembelajaran
d. Guru menggunakan teknik bertanya √
dengan tepat
e. Guru menjawab pertanyaan dengan √
benar
f. Guru menggunakan pertanyaan √
membimbing
g. Guru memberikan evaluasi √
Jumlah 23
Prosentase 82,14
Lampiran 7
95
HASIL PENGAMATAN SIKAP SISWA SIKLUS I
70

Kelas :
Tanggal :

Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan : 1 = tidak senang
2 = kurang senang
3 = senang
4 = sangat senang

Hasil
No Kegiatan Siswa Pengamatan
1 2 3 4
1 Siswa merasa senang terhadap materi
yang diajarkan √
2 Siswa merasa senang dengan metode
pembelajaran yang digunakan √
3 Siswa senang dengan suasana pada saat
mengikuti pelajaran √
4 Minat siswa mengikuti kegiatan belajar
lebih baik √
5 Siswa selalu mengerjakan tugas yang
diberikan √
6 Siswa senang dengan cara guru mengajar √
7 Siswa memiliki kesan yang baik terhadap
model pembelajaran √
Jumlah 20
Prosentase 71,43

Lampiran 8
96
REKAPITULASI HASIL ANGKET KEMANDIRIAN SISWA SIKLUS I
71

Indikator
No Nama % Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jml
1 Aditya Eko N. 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 23 52 kurang mandiri
2 Agus Budiono 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 32 73 mandiri
3 Agus Purwanto 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 27 61 kurang mandiri
4 Ahmat Takim 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 38 86 sangat mandiri
5 Ainul Lakhifah 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 36 82 mandiri
6 Anik P. 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 24 55 kurang mandiri
7 Anita Raeni 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 35 80 mandiri
8 Ari Irawan 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 28 64 kurang mandiri
9 Aries Setiawan 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 34 77 mandiri
10 Arif Hermawan 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 24 55 kurang mandiri
11 Arip Wahyu 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 35 80 mandiri
12 Bagus Susanto 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 38 86 sangat mandiri
13 Bero Riadi 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 31 70 mandiri
14 Candra S. 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 33 75 mandiri
15 Devi Wahyu N. 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 28 64 kurang mandiri
16 Dwi W ahyuni 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 28 64 kurang mandiri
17 Eky W. 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 23 52 kurang mandiri
18 Eny Handayani 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 75 mandiri
19 Findia P. 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 35 80 mandiri
20 Heru S. 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35 80 mandiri
21 Lina Sa'adah 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 39 89 sangat mandiri
22 M. Khoirur R. 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 34 77 mandiri
23 Ninik S. 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 28 64 kurang mandiri
24 Pujianik 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 30 68 mandiri
25 Ramadhan P. 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 34 77 mandiri
26 Rima Fitri N. 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 35 80 mandiri
27 Rodiyah 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 25 57 kurang mandiri
28 Siti Z. 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 26 59 kurang mandiri
29 Sugeng H. 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 34 77 mandiri
30 Sugeng R. 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 36 82 mandiri
31 Pambudis 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 39 89 sangat mandiri
32 Luria 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 32 73 mandiri

Lampiran 9 97

REKAPITULASI HASIL ANGKET SIKAP SISWA SIKLUS I


72

Indikator
No Nama % Ket.
1 2 3 4 5 6 7 Jml
1 Aditya Eko N. 3 2 2 3 2 2 2 16 57 kurang senang
2 Agus Budiono 3 3 3 3 2 3 3 20 71 senang
3 Agus Purwanto 3 3 2 2 3 2 2 17 61 kurang senang
4 Ahmat Takim 4 4 3 3 3 4 3 24 86 sangat senang
5 Ainul Lakhifah 4 4 4 3 4 3 3 25 89 sangat senang
6 Anik P. 3 3 3 2 3 3 3 20 71 senang
7 Anita Raeni 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
8 Ari Irawan 3 3 2 3 3 2 2 18 64 kurang senang
9 Aries Setiawan 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
10 Arif Hermawan 3 2 2 2 2 2 2 15 54 kurang senang
11 Arip Wahyu 3 3 3 3 3 3 2 20 71 senang
12 Bagus Susanto 4 4 3 3 4 4 3 25 89 sangat senang
13 Bero Riadi 3 3 3 3 2 3 3 20 71 senang
14 Candra S. 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
15 Devi Wahyu N. 3 3 2 2 3 2 2 17 61 kurang senang
16 Dwi Wahyuni 3 3 3 3 3 2 3 20 71 senang
17 Eky W. 3 2 2 2 3 2 2 16 57 kurang senang
18 Eny Handayani 4 3 3 3 3 3 3 22 79 senang
19 Findia P. 4 4 3 4 3 4 3 25 89 sangat senang
20 Heru S. 4 3 3 4 4 3 3 24 86 sangat senang
21 Lina Sa'adah 4 4 4 3 4 4 3 26 93 sangat senang
22 M. Khoirur R. 4 3 3 3 3 3 3 22 79 senang
23 Ninik S. 3 3 2 2 3 3 3 19 68 senang
24 Pujianik 2 3 3 2 2 3 2 17 61 kurang senang
25 Ramadhan P. 3 3 2 2 3 3 2 18 64 kurang senang
26 Rima Fitri N. 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
27 Rodiyah 3 3 2 3 3 3 2 19 68 senang
28 Siti Z. 3 3 3 3 3 3 2 20 71 senang
29 Sugeng H. 3 3 2 2 2 2 2 16 57 kurang senang
30 Sugeng R. 3 3 4 3 3 3 3 22 79 senang
31 Pambudis 4 4 3 4 3 4 3 25 89 sangat senang
32 Luria 4 3 3 3 3 4 3 23 82 senang

Lampiran 10 98

HASIL PENGAMATAN KEGIATAN GURU SIKLUS II

Kelas :
73

Tanggal :
Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan : 1 = tidak baik 3 = baik
2 = kurang baik 4 = sangat baik
Hasil Pengamatan
No Kegiatan Guru 1 2 3 4

1 Perencanaan Pembelajaran
a. Kesesuaian materi pelajaran dengan √
kurikulum
b. Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan √
dan jawaban-jawaban
c. Guru menyusun langkah-langkah √
pelaksanaan tindakan
d. Guru menyiapkan sanksi atau tugas
tambahan terhadap siswa yang tidak √
dapat menjawab pertanyaan
e. Guru menyusun alat penilaian √
Jumlah 20
Prosentase 100
2 Pelaksanaan Pembelajaran
a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran √
b. Guru menjelaskan penggunaan metode √
pembelajaran
c. Guru memberikan apersepsi √
pembelajaran
d. Guru menggunakan teknik bertanya √
dengan tepat
e. Guru menjawab pertanyaan dengan √
benar
f. Guru menggunakan pertanyaan √
membimbing
g. Guru memberikan evaluasi √
Jumlah 26
Prosentase 96,29
Lampiran 11
99
HASIL PENGAMATAN SIKAP SISWA SIKLUS II

Kelas :
74

Tanggal :
Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan
Keterangan : 1 = tidak senang
2 = kurang senang
3 = senang
4 = sangat senang

Hasil
No Kegiatan Siswa Pengamatan
1 2 3 4
1 Siswa merasa senang terhadap materi

yang diajarkan
2 Siswa merasa senang dengan metode

pembelajaran yang digunakan
3 Siswa senang dengan suasana pada saat

mengikuti pelajaran
4 Minat siswa mengikuti kegiatan belajar

lebih baik
5 Siswa selalu mengerjakan tugas yang

diberikan
6 Siswa senang dengan cara guru mengajar √

7 Siswa memiliki kesan yang baik terhadap



model pembelajaran
Jumlah 25
Prosentase 89,28

100
Lampiran 12

REKAPITULASI HASIL ANGKET KEMANDIRIAN SISWA SIKLUS II


75

Indikator
No Nama % K et.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jml
1 A dity a E k o N. 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 27 61 K URA NG M A NDIRI
2 A gus B udiono 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 35 80 M A NDIRI
3 A gus P urwanto 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 27 61 K URA NG M A NDIRI
4 A hm at Tak im 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 39 89 S A NG A T M A NDIRI
5 A inul Lak hifah 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 36 82 M A NDIRI
6 A nik P . 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 27 61 K URA NG M A NDIRI
7 A nita Raeni 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 38 86 S A NG A T M A NDIRI
8 A ri Irawan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 31 70 M A NDIRI
9 A ries S etiawan 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 35 80 M A NDIRI
10 A rif Herm awan 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 27 61 K URA NG M A NDIRI
11 A rip W ahy u 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 38 86 S A NG A T M A NDIRI
12 B agus S us anto 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 40 91 S A NG A T M A NDIRI
13 B ero Riadi 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 31 70 M A NDIRI
14 Candra S . 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 35 80 M A NDIRI
15 Devi W ahy u N. 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 30 68 M A NDIRI
16 Dwi W ahy uni 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 31 70 M A NDIRI
17 Eky W . 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 29 66 M A NDIRI
18 E ny Handay ani 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 36 82 M A NDIRI
19 Findia P . 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 38 86 S A NG A T M A NDIRI
20 Heru S . 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 36 82 M A NDIRI
21 Lina S a'adah 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 39 89 S A NG A T M A NDIRI
22 M . K hoirur R. 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 36 82 M A NDIRI
23 Ninik S . 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 32 73 M A NDIRI
24 P ujianik 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 31 70 M A NDIRI
25 Ram adhan P . 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 36 82 M A NDIRI
26 Rim a Fitri N. 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 38 86 S A NG A T M A NDIRI
27 Rodiy ah 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 29 66 M A NDIRI
28 S iti Z. 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 29 66 M A NDIRI
29 S ugeng H. 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 36 82 M A NDIRI
30 S ugeng R. 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 38 86 S A NG A T M A NDIRI
31 P am budis 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 39 89 S A NG A T M A NDIRI
32 Luria 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 35 80 M A NDIRI

Lampiran 13

101
REKAPITULASI HASIL ANGKET SIKAP SISWA SIKLUS II
76

Indikator
No Nama % Ket.
1 2 3 4 5 6 7 Jml
1 Aditya Eko N. 3 3 2 3 2 3 3 19 68 senang
2 Agus Budiono 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
3 Agus Purwanto 3 3 3 3 3 3 2 20 71 senang
4 Ahmat Takim 4 4 3 4 3 4 3 25 89 sangat senang
5 Ainul Lakhifah 4 4 4 3 4 3 3 25 89 sangat senang
6 Anik P. 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
7 Anita Raeni 4 4 3 3 3 4 3 24 86 sangat senang
8 Ari Irawan 3 3 2 3 3 3 2 19 68 senang
9 Aries Setiawan 4 4 3 3 3 4 3 24 86 sangat senang
10 Arif Hermawan 3 2 3 2 2 3 2 17 61 kurang senang
11 Arip Wahyu 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
12 Bagus Susanto 4 4 3 3 4 4 4 25 89 sangat senang
13 Bero Riadi 4 4 3 3 3 4 3 24 86 sangat senang
14 Candra S. 4 3 3 3 3 3 3 22 79 senang
15 Devi Wahyu N. 3 3 2 2 3 3 2 18 64 kurang senang
16 Dwi Wahyuni 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
17 Eky W. 3 3 2 2 3 3 3 19 68 senang
18 Eny Handayani 4 3 3 3 3 3 3 22 79 senang
19 Findia P. 4 4 3 4 3 4 3 25 89 sangat senang
20 Heru S. 4 3 3 4 4 3 3 24 86 sangat senang
21 Lina Sa'adah 4 4 4 3 4 4 3 26 93 sangat senang
22 M. Khoirur R. 4 3 3 3 3 3 3 22 79 senang
23 Ninik S. 3 3 2 2 3 3 3 19 68 senang
24 Pujianik 3 3 3 2 3 3 2 19 68 senang
25 Ramadhan P. 3 3 3 3 3 3 2 20 71 senang
26 Rima Fitri N. 3 3 3 3 3 3 3 21 75 senang
27 Rodiyah 3 3 2 3 3 3 2 19 68 senang
28 Siti Z. 4 4 3 4 3 3 3 24 86 sangat senang
29 Sugeng H. 3 3 2 2 2 3 2 17 61 kurang senang
30 Sugeng R. 3 3 4 3 3 3 3 22 79 senang
31 Pambudis 4 4 3 4 3 4 3 25 89 sangat senang
32 Luria 4 3 3 3 3 4 3 24 86 sangat senang

Lampiran 14
102
HASIL EVALUASI PADA PRA TINDAKAN
77

No Responden Nilai Tuntas/Tidak


1 Aditya Eko N. 45 tidak tuntas
2 Agus Budiono 60 tidak tuntas
3 Agus Purwanto 65 tuntas
4 Ahmat Takim 55 tidak tuntas
5 Ainul Lakhifah 65 tuntas
6 Anik P. 70 tuntas
7 Anita Raeni 60 tidak tuntas
8 Ari Irawan 55 tidak tuntas
9 Aries Setiawan 70 tuntas
10 Arif Hermawan 60 tidak tuntas
11 Arip Wahyu 40 tidak tuntas
12 Bagus Susanto 65 tuntas
13 Bero Riadi 50 tidak tuntas
14 Candra S. 55 tidak tuntas
15 Devi Wahyu N. 70 tuntas
16 Dwi Wahyuni 60 tidak tuntas
17 Eky W. 75 tuntas
18 Eny Handayani 65 tuntas
19 Findia P. 55 tidak tuntas
20 Heru S. 60 tidak tuntas
21 Lina Sa'adah 65 tuntas
22 M. Khoirur R. 60 tidak tuntas
23 Ninik S. 70 tuntas
24 Pujianik 50 tidak tuntas
25 Ramadhan P. 60 tidak tuntas
26 Rima Fitri N. 65 tuntas
27 Rodiyah 50 tidak tuntas
28 Siti Z. 70 tuntas
29 Sugeng H. 80 tuntas
30 Sugeng R. 50 tidak tuntas
31 Pambudis 60 tidak tuntas
32 Luria 55 tidak tuntas

Catatan :
 Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai minimal 65.
 Secara klasikal dinyatakan tuntas belajar apabila 85% dari siswa mempe-
roleh nilai minimal 65.
Lampiran 15
103
HASIL EVALUASI SIKLUS I
78

No Responden Nilai Tuntas/Tidak


1 Aditya Eko N. 65 tuntas
2 Agus Budiono 65 tuntas
3 Agus Purwanto 50 tidak tuntas
4 Ahmat Takim 60 tidak tuntas
5 Ainul Lakhifah 65 tuntas
6 Anik P. 75 tuntas
7 Anita Raeni 65 tuntas
8 Ari Irawan 60 tidak tuntas
9 Aries Setiawan 80 tuntas
10 Arif Hermawan 55 tidak tuntas
11 Arip Wahyu 60 tidak tuntas
12 Bagus Susanto 70 tuntas
13 Bero Riadi 55 tidak tuntas
14 Candra S. 40 tidak tuntas
15 Devi Wahyu N. 75 tuntas
16 Dwi Wahyuni 70 tuntas
17 Eky W. 80 tuntas
18 Eny Handayani 75 tuntas
19 Findia P. 65 tuntas
20 Heru S. 60 tidak tuntas
21 Lina Sa'adah 70 tuntas
22 M. Khoirur R. 55 tidak tuntas
23 Ninik S. 70 tuntas
24 Pujianik 65 tuntas
25 Ramadhan P. 65 tuntas
26 Rima Fitri N. 65 tuntas
27 Rodiyah 65 tuntas
28 Siti Z. 70 tuntas
29 Sugeng H. 85 tuntas
30 Sugeng R. 60 tidak tuntas
31 Pambudis 65 tuntas
32 Luria 65 tuntas

Catatan :
 Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai minimal 65.
 Secara klasikal dinyatakan tuntas belajar apabila 85% dari siswa mempe-
roleh nilai minimal 65.
Lampiran 16
104
HASIL EVALUASI SIKLUS II
79

No Responden Nilai Tuntas/Tidak


1 Aditya Eko N. 65 tuntas
2 Agus Budiono 70 tuntas
3 Agus Purwanto 65 tuntas
4 Ahmat Takim 60 tidak tuntas
5 Ainul Lakhifah 70 tuntas
6 Anik P. 75 tuntas
7 Anita Raeni 70 tuntas
8 Ari Irawan 60 tidak tuntas
9 Aries Setiawan 80 tuntas
10 Arif Hermawan 70 tuntas
11 Arip Wahyu 60 tidak tuntas
12 Bagus Susanto 70 tuntas
13 Bero Riadi 65 tuntas
14 Candra S. 55 tidak tuntas
15 Devi Wahyu N. 80 tuntas
16 Dwi Wahyuni 75 tuntas
17 Eky W. 85 tuntas
18 Eny Handayani 75 tuntas
19 Findia P. 65 tuntas
20 Heru S. 65 tuntas
21 Lina Sa'adah 70 tuntas
22 M. Khoirur R. 65 tuntas
23 Ninik S. 70 tuntas
24 Pujianik 75 tuntas
25 Ramadhan P. 65 tuntas
26 Rima Fitri N. 70 tuntas
27 Rodiyah 65 tuntas
28 Siti Z. 75 tuntas
29 Sugeng H. 90 tuntas
30 Sugeng R. 65 tuntas
31 Pambudis 65 tuntas
32 Luria 70 tuntas

Catatan :
 Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai minimal 65.
 Secara klasikal dinyatakan tuntas belajar apabila 85% dari siswa mempe-
roleh nilai minimal 65.
Lampiran 17 105

Soal Tes Siklus I


80

Petunjuk : Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang paling benar !
1. Sistem perekonomian yang menjamin kebebasan individu secara
mutlak melakukan tindakan ekonomi disebut sistem …
a. ekonomi terpusat c. demokrasi ekonomi
b. ekonomi sosial d. ekonomi kapitalis
2. Salah satu kebaikan ekonomi liberal yang paling menonjol adalah …
a. orang tertantang untuk maju c. menjamin pendapatan secara merata
b. hak untuk perorangan diakui d. perusahaan besar menang bersaing
3. Kelemahan dalam sistem ekonomi terpusat adalah …
a. ada campur tangan pemerintah
b. mematikan potensi, inisiatif, dan daya kreasi warga negara
c. tidak ada pengakuan hak milik
d. mendahulukan kepentingan bersama
4. Produksi dikerjakan oleh semua untuk kesejahteraan bersama adalah
pengertian dari …
a. demokrasi ekonomi c. demokrasi liberal
b. demokrasi terpimpin d. demokrasi campuran
5. Sistem ekonomi yang diterapkan di era reformasi adalah …
a. kapitalis b. campuran c. sosialis d. sistem demokrasi kerakyatan
6. Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dapat merugikan
masyarakat disebut …
a. monopoli b. etatisme c. liberalisme d. campuran
7. Salah satu kelemahan sistem ekonoi sosial adalah …
a. kegiatan ekonomi dilakukan oleh masyarakat
b. setiap orang tidak diberikan kebebasan berusaha
c. pemerintah memberi kebebasan penuh
d. pendapatan masyarakat tidak merata
106
8. Sistem ekonomi campuran banyak digunakan di negara-negara …
a. sosialis b. berkembang c. kapitalis d. terbelakang
81

9. Dalam sistem ekonomi kerakyatan, hak milik perseorangan diakui,


akan tetapi pemanfaatan hak milik perseorangan itu harus …
a. tidak boleh secara berlebihan c. dalam semangat kebersamaan
b. dalam jiwa kekeluargaan d. tidak bertentangan dengan masyarakat
10. Free fight liberalism tidak boleh muncul dalam sistem demokrasi
ekonomi yang dianut oleh negara kita, karena faham ini akan melahirkan …
a. kehancuran sistem ekonomi
b. pemusatan pendapatan
c. berbagai bentuk pemborosan sumber ekonomi
d. bentuk-bentuk eksploitasi terhadap manusia dan
bangsa lain

Soal Tes Siklus II

Petunjuk : Berilah tanda silang pada salah satu jawaban yang paling benar !
1. Tiga pilar kekuatan ekonomi Indonesia yang merupakan sektor usaha formal
yaitu ….
a. koperasi b. BUMN c. BUMS d. a, b, c benar
2. Di bawah ini merupakan ciri sektor usaha informal, kecuali …
a. Proses pembentukannya sangat mudah
b. Jenis pekerjaannya sangat bervariasi
c. Peralatan yang diperlukan sangat sederhana
d. Membutuhkan modal cukup besar
3. Bentuk badan usaha yang memiliki sekutu aktif dan sekutu pasif adalah …
a. koperasi c, Persekutuan firma
b. Perseroan Terbatas d. Persekutuan Komanditer
4. Kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi yang dilakukan oleh pemerintah
merupakan peran pemerintah sebagai …
82

a. pengatur ekonomi c. pemungut pajak


b. pelaku ekonomi d. pengendali stabilitas
5. Bentuk badan usaha yang sesuai dengan pasal 33 ayat 1 UUD 1945 adalah …
a. koperasi b. BUMN c. BUMS d. Perseroan
6. Kegiatan pemerintah dalam rangka melaksanakan distribusi adalah …
a. Bulog mengatur beras c. memproduksi semen
b. membeli bahan bangunan d. membangun jalan dan jembatan
7. Di bawah ini merupakan tujuan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah,
kecuali …
a. mempercepat penyaluran barang c. mengendalikan harga
b. membeli peralatan kantor d. memenuhi kebutuhan masyarakat
8. Suatu usaha mengambil barang yang telah disediakan oleh alam disebut
badan usaha …
a. ekstraktif b. agraris c. industri d. perdagangan
9. Di bawah ini merupakan tujuan pemerintah dalam mengatur kegiatan
ekonomi, kecuali …
a. hasil produksi meningkat c. kegiatan ekonomi stabil
b. pendapatan masyarakat meningkat d. kegiatan ekonomi berjalan baik
10. Pengatur perekonomian secara tidak langsung yang dilakukan oleh
pemerintah melalui …
a. pemberian insentif c. mengeluarkan berbagai peraturan
b. regulasi d. mempekerjakan para pegawai negeri ke berbagai
perusahaan
83

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKN


DENGAN MENGGUNAKAN METODE ‘TATAS’
PADA SISWA KELAS IX-A SMPN 3 NGUNUT
KABUPATEN TULUNGAGUNG

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini


disusun sebagai persyaratan dalam
pengusulan Angka Kredit

Oleh :
Dra. INSIYATUN
NIP. 131 861 575

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG


DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 3 NGUNUT
84

MEI 2007

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKN


DENGAN MENGGUNAKAN METODE ‘TATAS’
PADA SISWA KELAS IX-A SMPN 3 NGUNUT
KABUPATEN TULUNGAGUNG

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini


disusun sebagai persyaratan dalam
pengusulan Angka Kredit

Oleh :
Dra. INSIYATUN
NIP. 131 861 575

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG


DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 3 NGUNUT
85

MEI 2007

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan


Metode ‘Tatas’ Pada Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Ngunut,
Kabupaten Tulungagung

2. Identitas Peneliti :
Nama : Dra. Insiyatun
NIP. : 131861575
Jabatan / Gol. : Pembina / IV a
Unit Kerja : SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung

Disetujui dan disahkan :


Tanggal : 20 Agustus 2007

Kepala Peneliti,
SMPN 3 Ngunut

Drs. Tukiran Dra. Insiyatun


NIP. 130901810 NIP. 131861575

Kepala Dinas Pendidikan Pengurus PGRI Kab. Tulungagung


Kabupaten Tulungagung Ketua,

Drs. Maryoto Birowo, M.M. Drs. Suharno, M.M.


NIP. 510 062 644
86

KATA PENGANTAR
ii

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan penelitian yang berupa penelitian tindakan kelas ini dengan judul
“Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode ‘Tatas’ Pada
Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung”.
Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini kami memperoleh bantuan,
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. Tukiran, selaku Kepala Sekolah SMPN 3 Ngunut
Kabupaten Tulungagung, yang telah memberikan ijin untuk melakukan kegiatan
penelitian.
2. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Kami telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk dapat melakukan
penelitian tindakan kelas ini sebaik-baiknya. Namun hasil yang kami capai masih
banyak kekurangannya. Untuk itu kami sangat berharap berbagai tanggapan, kritik,
dan saran-saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan
hasil penelitian ini.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama
seluruh keluarga besar SMPN 3 Ngunut, Kabupaten Tulungagung dan para pembaca
pada umumnya.

Tulungagung, Mei 2007


87

Peneliti,

ABSTRAK
iii

Insiyatun, 2007 “Peningkatan Motivasi Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode


‘Tatas’ Pada Siswa Kelas IX-A SMPN 3 Ngunut Kabupaten Tulungagung”.

Kata Kunci : Motivasi Belajar, Pelajaran PKn, Metode ‘Tatas’


Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi
belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas IX-A SMP Negeri 3 Ngunut
Kabupaten Tulungagung dengan menggunakan Metode ‘Tatas’.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP negeri 3 Ngunut
Kabupaten Tulungagung pada siswa kelas IX-A pada semester genap tahun pelajaran
20062007 Jumlah siswa ada 32 siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan menggunakan dua
siklus, sedangkan masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.
Data dalam penelitian ini berupa kemandirian belajar siswa, aktifitas
belajar siswa, dan hasil evaluasi belajar. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan observasi/pengamatan, angket, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa kemandirian belajar
siswa, yang menyatakan kurang mandiri mengalami penurunan dari 13 siswa
(40,63%) pada pra tindakan, menjadi 9 siswa (28,13) pada siklus I, dan menjadi 5
siswa (15,63%) pada siklus II. Siswa mandiri mengalami kenaikan dari 17 siswa
(53,13%) pada pra tindakan, menjadi19 siswa (59,38%) pada siklus I, dan menjadi
18 siswa (56,25%) pada siklus II. Siswa sangat mandiri mengalami kenaikan dari 2
siswa (6,25%) pada pra tindakan, menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus I, dan
menjadi 9 siswa (28,13%) pada siklus II. Sedangkan jumlah rata-rata atau mean
menunjukkan peningkatan dari 2,50 pada pra tindakan, menjadi 2,84 pada siklus I,
dan menjadi 3,13 pada siklus II.
Sedangkan sikap siswa yang diperoleh dari hasil pengisian angket yang
menyatakan tidak senang mengalami penurunan dari 5 siswa (15,63%) pada pra
tindakan menjadi tidak ada (0) pada siklus I dan siklus II. Siswa yang menunjukkan
kurang senang ada penurunan dari 13 siswa (40,63%) pada pra tindakan menjadi 10
siswa (31,25%) pada siklus I dan menjadi 3 siswa (9,38%) pada siklus II. Siswa yang
menyatakan senang mengalami kenaikan dari 12 siswa (37,50%) pada pra tindakan
menjadi 15 siswa (46,88%) pada siklus I, dan menjadi 17 siswa (53,23%) pada siklus
II. Siswa yang menyatakan sangat senang mengalami kenaikan dari 2 siswa (6,25%)
pada pra tindakan menjadi 7 siswa (21,88%) pada siklus I, dan menjadi 12 siswa
(37,50%) pada siklus II. Jumlah rata-rata atau mean menunjukkan kenaikkan dari
88

2,34 pada pra tindakan menjadi 2,91 pada siklus I, dan menjadi 3,28 (82%) pada
siklus II.
Hasil evaluasi menunjukkan terdapat kenaikkan yang tuntas belajar dari
17 siswa (53,13%) pada pra tindakan menjadi 22 siswa (68,75%) pada siklus I, dan
menjadi 28 siswa (87,50%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar
mengalami penurunan dari 15 siswa (46,88%) pada pra tindakan menjadi 10 siswa
(31,25%) pada siklus I, dan menjadi 4 siswa (12,50%) pada siklus II.
iv
Berdasarkan hasil analisis penelitian sebagaimana dijelaskan di atas, ma-
ka hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa “jika metode ‘Tatas’ digunakan dalam
pembelajaran PKn, maka motivasi belajar siswa kelas IX-A SMPN 3 Ngunut,
Kabupaten Tulungagung akan meningkat” dapat diterima.

v
89

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i

LEMBAR PERSETUJUAN ……… ………………………………………. ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… iii

ABSTRAK …………………………………………………………………….. iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… vi

DAFTAR TABEL …………………………………………………………… viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. x

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………


1

B. Rumusan Masalah …………………………………………… 4

C. Tujuan Penelitian …………………………………………….. 4

D. Hipotesis Penelitian …………………………………………….5

E. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar ………………………………………………. 6

B. Metode Mengajar ……………………………………….. 17

C. Pelajaran PKn …………………………………………… 26

D. Pengaruh Metode ‘Tatas’ Terhadap Motivasi Belajar ………….


29

vi
90

BAB III METODE PENELITIAN

A. Latar Penelitian ………………………………………… 31

B. Persiapan Penelitian ………………………………………31

C. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan ………………… 32

D. Refleksi …….. …………………………………………… 33

E. Instrumen Penelitian ……………………………………….33

F. Teknik Analisis Data


37
………………………………………… 37
G. Penyiapan Partisipan ….…………………………………

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39


A. Hasil Penelitian ………………………………………………….
51
B. Pembahasan Keseluruhan …………………………………….

BAB V PENUTUP 56
A. Simpulan ………………………………………………………..
58
B. Saran-saran ……………………………………………………….
60
DAFTAR RUJUKAN ……………………………………………………………
91

vii
DAFTAR TABEL

Halaman
35
Tabel 3.1 : Klasifikasi Penilaian Kemandirian Belajar Siswa ………………………
36
Tabel 3.2 : Klasifikasi Penilaian Sikap Siswa …………………………………..
39
Tabel 4.1 : Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Pada Pra Tindakan ….
40
Tabel 4.2 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Pada Pra Tindakan ………
41
Tabel 4.3 : Rangkumann Rencana Pelaksanaan Siklus I …………………..
44
Tabel 4.4 : Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Siklus I …………….
45
Tabel 4.5 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Siklus I ……………….
47
Tabel 4.6 : Rangkumann Rencana Pelaksanaan Siklus II …..…..………………..
49
Tabel 4.7 : Rekapitulasi Angket Kemandirian Belajar Siklus II ……………………..
50
Tabel 4.8 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Siklus II …………………..
52
Tabel 4.9 : Perbandingan Kemandirian Belajar Siswa ………………………
53
Tabel 4.10 : Perbandingan Hasil Angket Sikap Siswa ……………………..
54
Tabel 4.11: Perbandingan Hasil Evaluasi ………………………………….
92

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
8
Gambar 2.1 : Situasi Yang Termotivasi …………………………………….
93

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
61
Lampiran 1 : Angket Kemandirian Belajar Siswa ……………………………
62
Lampiran 2 : Angket Sikap Siswa …………………………………………..
63
Lampiran 3 : Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kemandirian Belajar ……………………
64
Lampiran 4 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa …………………………
65
Lampiran 5 : Hasil Evaluasi Pada Pra Tindakan ………………………….…..
66
Lampiran 6 : Rekapitulasi Kuesioner Kemandirian Belajar Siklus I ……………….
67
Lampiran 7 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Siklus I …………………..
68
Lampiran 8: Hasil Evaluasi Siklus I …………………………………………..
69
Lampiran 9 : Rekapitulasi Kuesioner Kemandirian Belajar Siklus II ……………….
70
Lampiran 10 : Rekapitulasi Hasil Angket Sikap Siswa Siklus II ……………
71
Lampiran 11 : Hasil Evaluasi Siklus II ………………..…………………….

Anda mungkin juga menyukai