Anda di halaman 1dari 5

Nama: Dandi Dwi Pamungkas

Prodi:pendidkan ners A/tk 1

NIM:C.0105.19.003

Prosedur pemeriksaan penunjang thorax

Pemeriksaan thorax meliputi empat tahapan, yaitu mengamati, meraba, mengetuk, dan mendengarkan
suara jantung serta paru-paru dengan stetoskop. Berikut ini adalah penjelasan mengenai keempat
tahapan tersebut:

1. Inspeksi (pengamatan)

Pada tahapan ini, pemeriksaan bisa dilakukan dengan melihat bentuk dan ukuran dada, warna kulit di
area dada, serta cara bernapas dan penggunaan otot-otot dada.

Pada pemeriksaan ini, dapat dinilai adanya kelainan tulang dada, baik cekung maupun menonjol, serta
kelainan tulang belakang. Dapat dinilai juga posisi dan penggunaan otot bantu pernapasan yang khas
pada pasien asma dan pasien dengan penyakit paru obstruktif kronis.

2. Palpasi (perabaan)

Palpasi adalah metode pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter dengan melakukan perabaan pada
permukaan tubuh dengan tangan dan jari. Pada palpasi dada, dokter akan menilai tekstur, pergerakan,
serta getaran dan aliran udara pada dinding dada.

Pada pemeriksaan ini, dokter akan merasakan perbedaan tekstur di area dada. Misalnya bila tulang dada
teraba lunak, cekung, atau menonjol, dokter bisa mencurigai adanya patah tulang iga. Dokter juga bisa
merasakan tekstur seperti busa pada dinding dada, yang dikenal dengan istilah krepitasi. Ini
menandakan adanya udara di bawah kulit.

Selain itu, dokter mungkin akan meletakkan telapak tangan pada permukaan dada, kemudian meminta
Anda untuk bernapas, berhitung, atau mengucapkan kata-kata tertentu. Tujuannya adalah untuk
merasakan getaran dari aliran udara pada paru- paru.
3. Perkusi (ketukan)

Perkusi dada dapat dilakukan oleh dokter dengan mengetuk jari pada sejumlah area di permukaan dada
maupun punggung atas. Bunyi dari ketukan ini bisa menandakan kondisi organ di bawahnya.

Bunyi ketukan akan lebih kencang dan bergaung pada bagian tubuh yang berisi udara, dan akan lebih
lemah dan redup pada bagian tubuh yang padat atau berisi air. Dengan pemeriksaan ini, dapat
terdeteksi gangguan paru-paru, seperti efusi pleura dan pneumothoraks, serta kelainan jantung, seperti
kardiomegali.

4. Auskultasi

Auskultasi adalah metode pemeriksaan untuk mendengarkan bunyi dari dalam tubuh dengan
menempelkan stetoskop di area tertentu. Pemeriksaan bunyi jantung dilakukan pada dada sebelah kiri,
sedangkan pemeriksaan bunyi paru-paru dilakukan pada seluruh bagian dada.

Bunyi jantung sehat memiliki irama yang teratur, dan tidak ada bunyi tambahan. Sementara pada paru-
paru yang sehat, akan terdengar suara napas yang normal, tanpa ada mengi, stridor, atau suara napas
abnormal lainnya.

Suara napas1) Vesikuler : suara napas vesikuler terdengar di semua lapang paru yang normal, bersifat
halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari ekspiasi.

2) Brancho vesikuler: tedrdengar di daerah percabangan bronchus dan trachea sekitar sternum dari
regio inter scapula maupun ICS 1: 2. Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi.

3) Brochial : terdengar di dzerah trachea dan suprasternal notch bersifat kasar, nada tinggi, inspirasi
lebih pendek, atau ekspirasi b. Suara tambahan

Pada pernapasan normal tidak ditemukan suara tambahan, jika ditemukan suara tambahan indikasi ada
kelainan,adapun suara tambahan adalah :1) Rales/Krakles Bunyi yang dihasilkan oleh exudat lengket
saat saluran halus pernapasan mengembang dan tidak hilang, suruh pasien batuk, sering ditemui pada
pasien dengan peradangan paru seperti TBC maupun pneumonia.

2) RonchiBunyi dengan nada rendah, sangat kasar terdengar baik inspirasi maupun ekspirasi akibat
terkumpulnya secret dalam trachea atau bronchus sering ditemui pada pasien oedema paru, bronchitis.

3) Wheezing
Bunyi musical terdengar “ngii...” yang bisa ditemukan pada fase ekspirasi maupun ekspirasi akibat udara
terjebak pada celah yang sempit seperti oedema pada brochus.4) Fleural Friction Rub

Suatu bunyi terdengar kering akibat gesekan pleura yang meradang,

bunyi ini biasanya terdengar pada akhir inspirasi atau awal ekspirasi, suara seperti gosokan amplas.

5) Vocal resonansiPemeriksaan mendengarkan dengan stethoscope secara sistematik disemua lapang


guru, membandingkan kanan dan kiri pasien diminta mengucapkan tujuh puluh tujuh berulang-ulang.1)
Vokal resonan normal terdengar intensitas dan kualitas sama antara kanan dankiri.

2) Bronchophoni : terdengar jelas dan lebih keras dibandingkan sisi yang lain umumnya akibat adanya
konsolidasi.3) Pectorilequy : suara terdengar jauh dan tidak jelas biasanya pada pasien effusion atau
atelektasis.4) Egopony : suara terdengar bergema seperti hidungnya tersumbat.

Rontgen thorax adalah pemeriksaan yang digunakan untuk melihat, apakah bagian bagian dalam dada
seseorang teridap penyakit?

Untuk memeriksa keadaan paru-paru pasien, tentunya memerlukan bantuan sinar-X atau X-ray, untuk
mendapatkan gambaran jelas terkait kondisi medis "tersembunyi" di bagian dada, yang tidak diketahui
keberadaannya dengan kasat mata.

Pemeriksaan yang sering disebut rontgen thorax tersebut, seringkali dianggap hanya bisa melihat bagian
paru-paru saja. Padahal, rontgen thorax adalah pemeriksaan seluruh bagian dada, termasuk paru-paru,
jantung, pembuluh darah, saluran udara, tulang dada dan tulang belakang. Selain itu, rontgen thorax
juga bisa digunakan untuk melihat cairan mengendap di sekitar paru-paru. Agar tidak salah kaprah, mari
kenali prosedur thorax dan beragam fungsinya.Setelah rontgen thorax berlangsung, akan ada foto
rontgen yang muncul, untuk membantu dokter menyimpulkan tentang kondisi yang membuat Anda
merasa nyeri dada atau sulit bernapas Dengan hasil Rontgen, rontgen thorax juga bisa menjadi indikasi
bagi dokter, untuk mendiagnosis penyakit seperti masalah jantung, pneumonia (peradangan di kantong
udara paru-paru akibat infeksi bakteri/virus), patah tulang, empisema (kondisi kantung udara paru-paru
rusak dan membesar), kanker, atau kondisi medis lainnya. Rontgen thorax adalah metode paling umum
yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit jantung ataupun paru-paru. Namun, rontgen thorax juga
bisa digunakan untuk melihat perbaikan maupun perburukan kondisi kesehatan seseorang.

PEMERIKSAAN ABDOMEN

KONSEP TEORI
Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi. Pemeriksaan ini berbeda
dengan
tahapan pemeriksaan pada organ lain. Auskultasi dilakukan terlebih dahulu sebelum palpasi dan perkusi,
agar hasil
pemeriksaan lebih akurat karena belum dilakukan manipulasi pada abdomen. Pembagian topografi
abdomen dapat di amat di bawah ini.
TINDAKAN
A. Persiapan alat
1. Stetoskop
2. Bak instrumen
3. Sarung tangan/handscoen steril
4. Kassa steril
5. Selimut
6. Tissue
7. Bullpen
8. Bengkok
9. Lembar dokumentasi
B.Persiapan perawat :
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
C.Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur

3. Posisikan pasien supine (telentang)


4.Buka baju pasien, turunkan celana hingga simfisis
5.Tutup dada dan daerah simfisis pasien dengan selimut
6. Amati permukaan abdomen (rata, abdominal frog, scapoid/cekung) kesimetrisan abdomen, kulit.

Dokumentasikan hasil pemeriksaan


AUSKULTASI
-MENDENGARKAN PERISTALTIK USUS
-Letakkan diafragma stetoskop pada kuadran kiri bawah dinding abdomen
-Dengarkan suara peristaltik usus, hitung selama 1 menit
- Normal dewasa : 5 – 35x/menit
- Normal anak : 5 – 15 x/menit
MENDENGARKAN SUARA PEMBULUH DARAH
-Letakkan diafragma stetoskop, dengarkan bising yang muncul
-Misalnya “bruit” hepatik terdengar pada karsinoma hepar
-Dokumentasikan hasil pemeriksaan
PALPASI
Lakukan palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke dalam (jika pasien mengeluhkan nyeri,
sebaiknya diperiksa paling akhir)
Jika dinding abdomen tegang, minta pasien untuk menekuk lutut. Tekan daerah muskulus rectus
abdominalis, minta pasien nafas dalam (muskulus rectus relaksasi maka ada spasme volunter,
jika kontraksi/kaku maka itu spasme sejati)
PALPASI BIMANUAL (dilakukan dgn 2 tangan, untuk memeriksa organ dalam)
Letakkan tangan kiri di pinggang kanan atau kiri pasien, dan tangan kanan pada bagian depan
dinding abdomen
PEMERIKSAAN BALLOTTEMENT
1.Berikan tekanan yang mendadak pada dinding abdomen dan dengan cepat tangan ditarik
kembali
2.Amati gerakan/pantulan abdomen (cairan asites akan berpindah untuk sementara sehingga
massa yang membesar dalam rongga abdomen dapat terasa saat memantul)
3.Dokumentasikan hasil pemeriksaaan
PEMERIKSAAN GELOMBANG CAIRAN (UNDULATING FLUID WAVE)
1. Letakkan satu tangan pada satu sisi perut pasien
2.Tangan yang lain mendorong/menekan sisi perut yang berlawanan
3. Rasakan adanya tekanan gelombang cairan pada tangan pertama
PERKUSI
1. Tentukan bagian abdomen yang akan dilakukan perkusi
2.Tempatkan telapak tangan kiri pada bagian yang akan di perkusi. Lakukan perkusi sesuai urutan

3.Ketuk punggung jari telunjuk/tengah tangan kiri dengan jari telunjuk/tengah tangan kanan
4.Dengarkan suara yang ditimbulkan (perkusi abdomen normal adalah timpani, hati berbunyi
redup/dullness)
PEMERIKSAAN SHIFTING DULLNESS
1. Miringkan pasien ke kanan
2.Perkusi abdomen bagian atas dan bawah (atas terdengan timpani, bawah redup)
3. Miringkan pasien pada sisi yang berlawanan (yang semula redup akan berubah menjadi timpani)
4. Rapikan pasien
5.Dokumentasikan hasil pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai