PEMBERIAN OKSIGEN
Disusun Oleh:
C.0105.18.045
2022
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Oksigen merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan hidup sel
dan jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses metabolisme tubuh
secara terus menerus. Oksigen diperoleh dari atmosfer melalui proses bernapas.
Di atmosfer, gas selain oksigen juga terdapat karbon dioksida, nitrogen, dan
unsur-unsur lain seperti argon dan helium (Tarwoto & Wartonah, 2015).
dan system hematologi yaitu sel darah merah yang sangat berperan dalam
aktivitas berbagai organ atau sel (Alimul, 2009). Kebutuhan tubuh terhadap
oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap
dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap
tiga sampai lima menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari lima
menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan Erb dalam
Asmadi 2008).
B. PROSES OKSIGENASI
oksigenasi tubuh terdiri atas tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi gas, dan transportasi
gas.
1) Ventilasi
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi dipengaruhi oleh
c) Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri
atas berbagai otot polos yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh sistem
dapat terjadi).
e) Adanya peran mukus siliaris sebagai barier atau penangkal benda asing
Apabila complience baik namun recoil terganggu, maka CO2 tidak dapat
60 mmHg dapat merangsang pusat pernapasan dan bila pCO2 kurang dari
2) Difusi Gas
paru dan CO2 di kapiler alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh
permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstitial (keduanya dapat
dalam darah oleh karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari
tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis masuk dalam darah secara difusi),
pCO2 dalam arteri pulmonalis akan berdifusi ke dalam alveoli, dan afinitas
3) Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan
HCO3 yang berada dalam darah (65%). Transportasi gas dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung (cardiac output), kondisi pembuluh
2009).
C. TERAPI OKSIGENASI
Terapi oksigen pertama kali dipakai dalam bidang kedokteran pada tahun
1800 oleh Thomas Beddoes, kemudian dikembangkan oleh Alvan Barach pada
tahun 1920 untuk pasien dengan hipoksemia dan penyakit paru obstrukif kronik.
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen lebih dari udara atmosfer atau FiO2 >
napas dan kerja otot jantung, serta memperthankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2
sebagai berikut:
a. Nasal kanula, diberikan dengan kontinu aliran 1-6 liter/menit dengan
lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernapas dari
Sungkup ini memiliki kantong yang terus mengembang baik pada saat
inspirasi dan ekspirasi. Pada saat pasien inspirasi, oksigen masuk dari
oksigen dari udara kamar yang masuk dalam lubang ekpirasi pada
dan tertutup pada saat ekspirasi, dan 1 katup yang fungsinya mencegah
udara kamar masuk pada saat inspirasi dan akan membuka pada saat
oksigen 80-100%.
adanya katup satu arah antara kantong dan sungkup sehingga kantong
(Asmadi, 2008).
konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur. Contoh dari system aliran
tinggi adalah dengan ventury mask atau sungkup muka dengan ventury
ventury adalah oksigen yang menuju sungkup diatur dengan alat yang
warna biru 24%, putih 28%, jingga 31%, kuning 35%, merah 40%, dan hijau
fungsi pernafasan misalnya yang berkaitan dengan kemampuan ekspansi paru dan
1. Posisi tubuh
diafragma lebih baik dari pada posisi datar atau tengkurap sehingga
pernafasan lebih mudah. Ibu hamil atau tumor abdomen dan makan sampai
2. Lingkungan
tinggi, dan daerah kutub akan membuat kadar oksigen menjadi kurang, maka
3. Polusi udara
hemoglobin.
4. Zat allergen
makanan, zat kimia, atau benda sekitar yang kemudian merangsang membrane
mukosa saluran pernafasan sehingga mengakibatkan vasokontriksi atau
6. Nutrisi
tubuh. Jika hemoglobin berkurang atau anemia, maka pernafasan akan lebih
paru menahun.
1. Saraf otonomik
yang menghambat adregenik tipe beta (khususnya beta-2), seperti obat yang
(Bronkhokontriksi).
Banyak faktor yang dapat menimbulkan alergi, antara lain debu yang
terdapat dalam hawa pernafasan, bulu binatang, serbuk benang sari bunga,
kapuk, makanan, dan lain-lain. Faktor – faktor ini menyebabkan bensin bila
atas, bronkhokotriksi pada asma bronkhiale dan rhinitis bila terdapat di saluran
perkembangan. Hal ini dapat terlihat pada bayi usia premature, yaitu adanya
bertambahnya usia.
5. Lingkungan
kemampuan adaptasi.
E. ANALISA DATA
- Pola nafas
abnormal Udara terperangkap
cuping hidung
Sesak nafas/nafas
pendek
- PO2 menurun
- Takikardia Udara terperangkap
meningkat
PaO2 rendah
- Bunyi nafas
PaCO2 tinggi
tambahan
- Sianosis
Gangguan pertukaran
- Diforesis
gas
- Gelisah
- Nafas cuping
hidung
- Warna kulit
abnormal
- Kesadaran
menurun
3 DS: Faktor predisposisi Bersihan jalan
- Dispnea nafas tidak
- Sulit bicara Edema, spasme efektif
- Ortopnea bronkus, peningkatan
DO: sectret bronkialus
- Batuk tidak
efektif Bersihan jalan nafas
batuk
- Sputum berlebih
- Mengi, wheezing
dan/atau ronkhi
kering
- Gelisah
- Sianosis
- Pola nafas
berubah
- Frekuensi nafas
berubah
4 DS: PaO2 rendah Gangguan pola
- Mengeluh sulit PaCO2 tinggi tidur
tidur
- Mengeluh pola Gangguan
tidur berubah metabolisme jaringan
- Mengeluh
istirahat tidak Metabolisme anaerob
cukup
- Mengeluh Produksi ATP
kemampuan menurun
aktivitas
Defisit energi
menurun
DO: -
Lelah, lemah
aktivitas
- Merasa lemah Produksi ATP
DO: menurun
- Frekuensi
jantung Defisit energi
meningkat >20%
dari kondisi Lelah, lemah
istirahat
- Tekanan darah
berubah >20%
dari kondisi
istirahat
- Gambaran EKG
menunjukan
aritmia saat
setelah aktivitas
- Sianosis
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
4. Lakukan fisioterapi
dada
5. Lakukan penghisapan
detik
6. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
enotrakial
7. Keluarkan sumbatan
forsep McGill
8. Berikan oksigen
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml.hari
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik
Edukasi
1. Informasikan hasil
pemantauan
nafas
- Klien tidak
4. Monitor output dan
mengeluh
Dispnea input cairan
selama 2 detik,
kemudian keluarkan
bibir memucu
(dibulatkan) selama 8
detik
3. Anjurkan mengulangi
hingga 3 kali
ke-3
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
mukolitik atau
3. Fasilitasi
menghilangkan stres
sebelum tidur
rutin
5. Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya
2. Anjurkan menepati
menenangkan
berjalan
Edukasi
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
meningkatkan asupan
makanan