Anda di halaman 1dari 7

Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kia

1. 1. Program Kesehatan yg Terkait dalam Meningkatkan Status KIA OLEH: AYU NAVY
FRANSISKA F.L., S.ST
2. 2. A. PELAYANAN KESEHATAN PADA BBL B. PELAYANAN KESEHATAN
BALITA PELAYANANKESEHATANPADA ANAK
3. 3. A. Pelayanan Kesehatan pada BBL Pengertian Bayi Baru Lahir. • Menurut Saifuddin,
(2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran. •
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4
minggu, Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu. • Menurut Dep. Kes.
RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. • Menurut M.
Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram,
cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan)
yang berat.
4. 4. Ciri Bayi Baru Lahir Normal. 1) Berat badan 2500 - 4000 gram. 2) Panjang badan 48 -
52 cm. 3) Lingkar dada 30 - 38 cm. 4) Lingkar kepala 33 - 35 cm. 5) Frekuensi jantung
120 - 160 kali/menit. 6) Pernafasan ± - 60 40 kali/menit. 7) Kulit kemerah - merahan dan
licin karena jaringan sub kutan cukup . 8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala
biasanya telah sempurna. 9) Kuku agak panjang dan lemas. 10)Genitalia : Perempuan
labia mayora sudah menutupi labia minora, Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah
ada. 11)Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik. 12)Reflek morrow atau
gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik. 13)Reflek graps atau menggenggan sudah
baik. 14)Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan.
5. 5. Bentuk pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir. a. IMD • Inisiasi menyusui dini
( IMD ) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan dimana bayi dibiarkan
mencari puting susu ibunya sendiri. Inisiasi menyusui dini ( IMD ) akan sangat
membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI ekslusif. • Pemerintah Indonesia
mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusui
dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22 %
dari bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan. Program ini dilakukan dengan cara
langsung meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi mencari untuk
menemukan putting susu ibun untuk menyusu. IMD harus dilaksanakan langsung saat
lahir, tanpa boleh ditunda dangan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga
tidak boleh dibersihkan hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus
berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. • Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang
di awali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indicator global dan
Ini
6. 6. b. Melakukan penilaian bayi baru lahir 1. Apakah bayi menangis kuat dan/atau
bernafas tanpa kesulitan 2. Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas 3. Jika bayi
tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir. c. Membebaskan Jalan Nafas nafas  Dengan cara sebagai
berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak
langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai
berikut :  Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat. 
Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan
kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang. 
Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.  Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain kering dan kasar.  Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat
penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat. 
Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.  Memantau dan mencatat usaha
bernapas yang pertama (Apgar Score) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam
hidung atau mulut harus diperhatikan.
7. 7. Pengkajian Nilai 0 1 2 Denyut jantung Tidak ada Lambat, < 100 > 100 Usaha
pernafasan Tidak ada Lambat, tidak teratur Mengangis bagus Keadaan otot Lembut
Sebagian ekstremitas lemah Bergerak aktif Refleks Tidak ada Meringis Menangis dengan
keras Warna Biru, pucat Tubuh merah muda, kaki dan tangan biru Seluruh tubuh merah
muda Apgar Score
8. 8. d. Merawat tali pusat 1. Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil,
ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat. 2. Celupkan tangan yang
masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan
darah dan sekresi tubuh lainnya. 3. Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat
tinggi 4. Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih
dan kering. 5. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan
benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau
steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu. 6.
Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan
dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang
berlawanan. 7. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin
0,5% 8. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala
bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
9. 9. e. Pencegahan Kehilangan Panas Mekanisme kehilangan panas • Evaporasi Penguapan
cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir,
tubuh bayi tidak segera dikeringkan. • Konduksi Kehilangan panas tubuh melalui kontak
langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur,
timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh
bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut. • Konveksi Kehilangan panas
tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin,
adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin
ruangan. • Radiasi Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda
– benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda –
benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara
langsung).
10. 10. Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut : 1. Keringkan bayi dengan
seksama Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan
taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya. 2. Selimuti bayi dengan selimut
atau kain bersih dan hangat Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban
dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering). 3. Selimuti bagian
kepala bayi Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan
dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup. 4. Anjurkan ibu untuk
memeluk dan menyusui bayinya. Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan
tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam
waktu satu (1) jam pertama kelahiran 5. Jangan segera menimbang atau memandikan
bayi baru lahir Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya,
sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut
bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya
dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
11. 11. f. Pencegahan Infeksi.  Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah
bersentuhan dengan bayi.  Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.  Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama
klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat
tinggi atau steril.  Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur,
termometer, stetoskop.
12. 12. Memberikan vitamin K • Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi
vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1
mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan
dosis 0,5 – 1 mg IM. Memberikan obat tetes atau salep mata • Untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata
pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin
1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir. • Perawatan mata
harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan
perawatan tali pusat
13. 13. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir:  Jelaskan
prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan.  Cuci dan keringkan tangan ,
pakai sarung tangan.  Pastikan pencahayaan baik.  Periksa apakah bayi dalam keadaan
hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus
dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat.  Periksa bayi
secara sistematis dan menyeluru. h. Imunisasi BCG, hepatitis B dan polio oral
14. 14. Pelayanan Kesehatan Balita
15. 15. Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS • KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk
balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau
kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di
rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas
pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
16. 16. Manfaat KMS adalah : 1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat
kesehatan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan
pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI. 2. Sebagai media edukasi bagi
orang tua balita tentang kesehatan anak. 3. Sebagai sarana komunikasi yang dapat
digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan
dan gizi.
17. 17. Pemberian Kapsul Vitamin A • Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan
vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar
dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan
tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain. •
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan
banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam
satu tahun. (Depkes RI, 2007)
18. 18. Vitamin A terdiri dari 2 jenis : 1. Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan
pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun. 2. Kapsul vitamin A merah
( 200.000 IU ) diberikan kepada balita.  Kekurangan vitamin A disebut juga dengan
xeroftalmia (mata kering). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata
mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva
dan selaput bening ( kornea mata ).
19. 19. Pelayanan Posyandu Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk
balita mencakup : 1) Penimbangan berat badan 2) Penentuan status pertumbuhan 3)
Penyuluhan 4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk
ke Puskesmas.
20. 20. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak
usia 0- 59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program
kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit
21. 21. Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu: 1)
Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain
dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien
asalkan sudah dilatih). 2) Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya
banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS). 3) Memperbaiki praktek
keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan
kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan).
22. 22. Pelayanan Immunisasi
23. 23. Konseling pada keluarga balita Konseling yang dapat diberikan adalah: 1. Pemberian
makanan bergizi pada bayi dan balita. 2. Pemberian makanan bayi. 3. Mengatur makanan
anak usia 1-5 tahun. 4. Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita. 5.
Peningkatan kesehatan pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak
balita (sejak anak mengenal idenitasnya sebagai laki-laki atau perempuan.
24. 24. Kunjungan anak balita Bidan berkewajiban mengunjungi bayi yang ditolongnya
atupun yang ditolong oleh dukun di bawah pengawasan bidan di rumah. 1) Kunjungan ini
dilakukan pada minggu pertama setelah persalinan. Untuk selanjutnya bayi bisa dibawa
ke tempat bidan bekerja. 2) Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan. 3)
Kemudian pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan. 4)
Setelah itu pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak bet umur 24 bulan. 5)
Selanjutnya pemeriksaan dilakukan satu kali se-tahun.
25. 25. Kegiatan yang dilakukan pada kunjungan balita antara lain: 1) Pemeriksaan fisik anak
ditakukan termasuk penimbangan berat badan. 2) Penyuluhan atau nasehat pada ibu
tentang pemeliharaan kesehatan anak dan perbaikan gizi serta hubungan psiko sosial
antar anak, ibu dan keluarga. Ibu diminta memperhatikan tumbuh kembang anak, pola
makan dan tidur serta perkembangan prilaku dan sosial anak. 3) Penjelasan tentang
Keluarga Berencana. 4) Dokumentasi pelayanan
26. 26. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI DAN BALITA • Pertumbuhan
(growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi
tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
(Soetjiningsih. 1998 )
27. 27. • Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang
bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan adalah bertambah
sempurnanya fungsidari alat tubuh. ( Depkes RI ) • Pertumbuhan berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun
individu; perkembangan lebih menitikberatkan aspek perubahan bentuk atau fungsi
pematangan organ atau individu, termasuk perubahan aspek sosial atau emosional akibat
pengaruh lingkungan.(Markum,1991)
28. 28. Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Prinsip tumbuh kembang: 1. Tumbuh kembang
terus menerus dan komplek 2. Tumbuh kembang merupakan proses yang teratur dan
dapat diprediksi 3. Tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi 4. Setiap aspek tumbuh
kembang berbeda dalah setiap tahapnya dan dapat dimodifikasi 5. Tahapan tumbang
spesifik untuk setiap orang
29. 29. Prinsip tumbuh kembang menurut Potter & Perry ( 2005 ): Perkembangan merupakan
hal yang terartur dan mengikuti rangkaian tertentu. Perkembangan adalah sesuatu yang
terarah dan berlangsung terus menerus, dalam pola sebagai berikut :  Cephalocaudal :
pertumbuhan berlangsung terus dari kepala ke arah bawah bagian tubuh.  Proximodistal
: perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat (proksimal ) tubuh kea rah luar
tubuh ( distal).  Differentiation : ketika perkembangan berlangsung terus dari yang
mudah kearah yang lebih kompleks. Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat
diprediksi , terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis
30. 30. Prinsip Perkembangan dari Kozier dan Erb:  Manusia tumbuh secara terus menerus
 Manusia mengikuti bentuk yang sama dalam pertumbuhan dan perkembangan 
Manusia berkembang menyebabkan dia mendapatkan prosespembelajaran dan
kematangan  Masing-masing tahapan perkembangan memiki karakteristik tertentu
selama bayi (infancy) dan balita merupakan saat pembentukan perilaku, gaya hidup, dan
bentuk pertumbuhan.
31. 31. Ciri –Ciri Tumbuh Kembang Tumbuh kembang yang dimulai sejak konsepsi sampai
dewasa mempunyai cirri-ciri tersendiri, yaitu (Soetjiningsih, 1995) : 1) Tumbuh kembang
adalah proses yang kontinyu sejak konsepsi sampai maturitas atau dewasa, dipengaruhi
oleh faktor bawaan dan lingkungan. 2) Dalam periode tertentu terdapat adanya masa
percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara
organ- organ. 3) Pola perkembangan anak adalah sama, tetapi kecepatannya berbeda
antara anak satu dengan lainnya. 4) Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi
system susunan saraf. 5) Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas. 6)
Arah perkembangan anak adalah cephalocaudal. 7) Refleks primitive seperti refleks
memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.
32. 32. PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI
33. 33. A. Pelayanan Kesehatan Reproduksi pada PUS
34. 34. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi dan Upaya Penanggulangannya 1.
Fertilitas • Fertilitas adalah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan
melahirkan bayi hidup dari suami yang mampu menghamilinya. • Pasangan Infertil
adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologis yang tidak mampu menghasilkan kehamilan
dan kelahiran bayi hidup. • Infertilitas Primer adalah jika istri belum berhasil hamil
walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan pada kemuungkinan kehamilan selama 12
bulan berturut-turut. • Infertilitas Sekunder adalah jika istri pernah hamil akan tetapi tidak
berhasil hamil lagi walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan pada kemungkinan
kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
35. 35. Penekanan penatalaksanaan pasangan infertile 1) Pasangan suami istri harus di
pandang sebagai satu kesatuan biologis 2) Kekurangan salah satu dari mereka akan di
atasi oleh yang lainnya sehingga kehamilan dapat berlangsung 3) Pemeriksaan terhadap
penyebabnya harus diketahui, di selesaikan selama tiga siklus (tiga bulan) 4) Pasangan
infertile sebaiknya dapat mengikuti pemeriksaan yang telah dijadwalkan 5) Pemeriksaan
terhadap suami meliputi pemeriksaan fisik umum, fisik khusus, dan pemeriksaan analisis
sperma
36. 36. Pemeriksaan pasangan infertile  Anamnesis  Pemeriksaan fisik  Pemeriksaan
laboratorium (darah, urine lengkap, fungsi hepar dan ginjal, analisis sperma) 
Pemeriksaan dalam (pemeriksaan terhadap ovulasi, pemeriksaan terhadap saluran telur, )
37. 37. 2. PMS Yaitu penyakit yang cara penularannya melalui hubungan kelamin Yang
tergolong ke dalam penyakit ini adalah sifilis, GO,herpessimpleks, HIV/Aids, dsb) PMS
dapat menimbulkan infeksi akut yang menimbulkan npenanganan yang tepat kerena
dapat menjalar kealat genetalia bagian dalam (atas) dan menimbulkan penyakit radang
panggul yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi yang dapat
menimbulkan kurang subur atau mandul Dalam hal ini bidan berperan untuk mengenali
secara dini PMS dan dapat menjaring penderita PMS untuk di berikan konseling agar
tidak terjadi penyebaran dan menjadi langkah awal bagi penderita untuk mendapatkan
pengobatan selanjutnya Untuk mencegah terjadinya penularan PMS, bidan dapat
melakukan penyuluhan yang bertujuan untuk menjelaskan pada PUS tentang PMS seperti
gejala-gejala PMS, pencegahan PMS, dan anjuran untuk ke tenaga kesehatan jika
menemui gejala-gejala yang sudah di jelaskan
38. 38. Keluarga Berencana Yaitu merupakan program pemerintah untuk menjarangkan/
membatasi kehamilan dan menunda kehamilan sebagai upaya terwujudnya keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera
39. 39. Adapun peran bidan adalah sbb: 1) Memperkenalkan/ menginformasikan program
KB pada masyarakat,sehingga memperluas jangkauan pencapaian program. 2)
Meningkatkan kesadaran masyarakat dan individu bahwa masalah keluarga berencana
bukan hanya masalah medis ,social,atau lain- lainnya,tetapi menyangkut kehidupan
manusia. 3) Meningkatkan jumlah peserta baru dan peserta lestari/aktif yang mempunyai
pengaruh terhadap penurunan tingkat kelahiran. 4) Meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pengaruh keberhasilan keluarga berencana. 5) Menjelaskan pada
masyarakat, sedikit anak lebih baik. 6) Mempertahankan akseptor KB agar terus ber KB
untuk mengendalikan kehamilan. 7) Dll
40. 40. B. Pelayanan Kesehatan Reproduksi pada WUS WUS (Wanita Usia Subur) adalah
wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45
tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak
kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun.
41. 41. Pelayanan Antenatal Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya
42. 42. Meliputi: 1. Identifikasi ibu hamil Jika pasien datang dengan keluhan mual
muntah,amenorea, buah dada sakit. Bidan dapat menduga bahwa itu kehamilan dan
melakukan tes kehamilan untuk memastikan hal tersebut 2. Pengawasan kehamilan
Pengawasan kehamilan bertujuan untuk dapat mengetahui berbagai komplikasi
kehamilan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental ibu hamil
dalam menghadapi kehamilannya dan persalinan nantinya, membicarakan pemakaian
metode kontrasepsi, menentukan penolong persalinan. Ibu hamil sekurang-kurangnya
memeriksakan kehamilannya sebanyak 4 kali. Satu kali pada TM I, satu kali pada TM II
dan 2 kali pada TM III
43. 43. Pelaksanan pengawasan kehamilan dapat dilakukan dengan cara anamnesis,
pemeriksaan kehamilan, konseling kehamilan. Dalam penerapan pelayanan meliputi: a.
Timbang BB dan ukur TB b. Ukur tekanan darah c. Nilai status gizi (ukur LILA) d.
Tentukan persentasi janin danDJJ e. Skrining status imunisasi Tetanus dan diberikan
imunisasi TT bila perlu f. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
g. Test laboratorium (rutin dan khusus) h. Tatalaksana kasus i. Temu wicara (konseling),
termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca
persalinan
44. 44. Pelayanan Persalinan Yaitu pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan selama
proses persalinan, seperti: 1. Asuhan persalinan kala Satu 2. Persalinan kala dua yang
aman 3. Penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga
45. 45. Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan hal-hal sbb: 1.
Pencegahan infeksi 2. Metode pertolongan persalinan sesuai standar 3. Merujuk kasus
yang tidak dapat ditangani ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi 4. Melaksanakan
inisiasi munyusui dini (IMD) 5. Memberikan injeksi Vit K dan salep mata pada BBL
46. 46. Pelayanan Nifas dan Menyusui  Yaitu pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh Tenaga kesehatan  Untuk deteksi dini
komplikasi pda ibu nifas diperlukan pemeriksaan terhadap ibu nifas dan meningkatkan
cakupan KB pasca persalinan dengan melakukan kunjungan nifassebanyak 3 kali dengan
waktu: 1. Kunjungan I pada masa 6 jam -3hari PP 2. Kunjungan II pada masa hari ke 4-
28 PP 3. Kunjungan III dalam waktu hari ke 29- 42 PP
47. 47. Pelayanan yang di berikan adalah: a) Pemeriksaan TD b) Pemeriksaan TFU (involusi
uteri) c) Pemeriksaan lochea dan pengeluaran pervaginam lainnya d) Pemeriksaan
payudara dan anjuran ASI eklusif 6 bln e) Pemberian kapsul Vit A 200.000 IU sebanyak
dua kali, pertama segera setelah lahit, kedua diberikan setelah24 jam pemberian kapsul
pertama f) Pelayanan KB pasca salin
48. 48. C. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Klimakterium/Menopuse  Klimakterum adalah
masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium ( 46-50 tahun). Menopause
adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir ( 50-55 tahun). Senium adalah
masa sesudah menopause, usia ± 60 tahun
49. 49. Gejala-gejala Memopause a. Gejala jangka pendek • Gejala ini sering dijumpai,
menimbulkan distress dan menyebabkan banyak wanita yang sebelumnya sehat mencari
anjuran medis. Gejala-gejala sering salah diagnosis. Pada beberapa wanita, gejala- gejala
menopause mungkin sangat mengganggu kualitas hidup dan sebaiknya tidak diabaikan
dalam setiap pembahasan mengenai resiko dan manfaat FSH. 1. Gejala Vasomotor 
Kulit memerah dan panas tiba-tiba  Palpitasi  Pening  Rasa lemah dan ingin pingsan.
50. 50. 2. Gejala Psikologis o Mood murung o Ansietas o Iritabilitas dan mood berubah-ubah
o Labilitas emosi o Merasa tidak berdaya o Gangguan daya ingat o Konsentrasi
berkurang o Sulit mengambil keputusan o Merasa tidak bahagia.
51. 51. b. Gejala jangka menengah 1. Atrofi Urogenital • Kekeringan vagina menyebabkan
dispareuni, yang kemudian akan menurunkan libido • PH vagina meningkat dan vagina
rentan mengalami infeksi oleh bakteri, karena terjadi penurunan kolonisasi oleh
laktobasil • Insiden disuria, frekuensi, urgensi, dan inkotinensia meningkat seiring
bertambahnya usia, dan terjadi atrofi dan berkurangnya jaringan kolagen di sekitar
leherkandung kemih.
52. 52. 2. Perubahan Kulit • Pada pasca menopause terjadi penyusutan generalisata kolagen
dari lapisan dermis kulit • Wanita sering mengeluh kulit yang tipis, dan kering disertai
kerontokan rambut dan kerapuhan kuku. • Sering terjadi keluhan nyeri sendi dan otot
yang generalisata dan hal ini juga disebabkan oleh berkurangnya kolagen. c. Gejala
jangka panjang 1. Osteoporosis 2. Penyakit kardiovaskuler.
53. 53. Upaya dalam mengatasi gejala-gejala menopause a. Terapi non-hormonal 1. Arus
panas (hot flush) • Dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B kompleks untuk
menekan stress dengan menormalkan sistem saraf tubuh. Meningkatkan konsumsi
makanan tinggi fitoestrogen seperti kacang-kacangan terutama kedelai dan olahannya
(tahu, tempe, susu kedelai), dan pepaya. Makan sumber vitamin E yang tidak saja dapat
memperlancar oksigen tapi juga mencegah pengendapan kolesterol di arteri sehingga
peredaran darah menjadi lancar.
54. 54. 2. Kulit kering dan keriput • Makanlah makanan alami bersifat membangun dan tidak
merusak, terutama buah-buahan dan sayuran. Tingkatkan asupan vitamin E yang terdapat
di biji-bijian terutama biji-bijian yang sudah berkecambah. Vitamin E diyakini dapat
menyerap dan menghancurkan pigmen tanda- tanda penuaan yang timbul pada kulit.
Perbanyak minum air putih dan hindari merokok. 3. Pening atau sakit kepala • Cobalah
untuk bersantai, beristirahat atau melakukan meditasi. Hindari hal-hal yang menyebabkan
ketegangan, depresi atau stress. Hindari alkohol dan kopi. 4. Pengerutan vagina •
Menggunakan krim estrogen atau gel khusus vagina, melakukan hubungan seks secara
teratur.
55. 55. 5. Infeksi saluran kemih • Banyak mengkonsumsi air putih. Jika kantung kemih
dalam keadaan penuh, pembilasan akan sering terjadi sehingga bakteri akan terbawa
keluar. Mencuci bersih alat kelamin setelah buang air kecil untuk mencegah masuknya
bakteri. 6. Insomnia (sulit tidur) • Menjalani gaya hidup yang positif dan hilangkan
pikiran negatif. Melakukan aktivitas fisik di siang hari. Aktivitas fisik secara teratur dapat
membuat tidur lebih nyenyak. Jangan membiarkan perut dalam kondisi kelaparan.
56. 56. 7. Gangguan psikis dan emosi • Memperbanyak makanan sumber fitoestrogen dan
vitamin B6, misalnya kedelai dan produknya seperti tempe, tahu, dan susu kedelai.
Vitamin B6 penting untuk memperlancar kerja sistem saraf dan menurunkan tingkat
stress. Meningkatkan asupan kalsium menurut Gay Gaer Luce dapat mengurangi
kesedihan dengan mempengaruhi fungsi sistem saraf. Perasaan marah dan depresi bisa
diakibatkan oleh ketidakseimbangan natrium dan kalium dalam cairan tubuh. Oleh karena
itu kurangi garam dan tingkatkan asupan kalium, misalnya jeruk atau pisang. Menghargai
dan mencintai diri sendiri dengan cara menerima apa adanya.
57. 57. 8. Osteoporosis • Meningkatkan asupan kalsium bisa dari susu atau ikan, misalnya
ikan teri. Meningkatkan asupan vitamin D dari susu dan paparan sinar matahari pagi (jam
08.00-09.00). Meningkatkan asupan estrogen alami (fitoestrogen) dengan banyak
mengkonsumsi produk kedelai seperti susu kedelai, tempe dan tahu. Meningkatkan
aktivitas fisik (Wirakusumah,Emma.S, 2004).
58. 58. b. Terapi hormonal • Gejala-gejala menopause dan osteoporosis bisa dibantu dengan
menggunakan terapi penyulihan atau penggantian hormon (HRT = Hormone
Replacement Therapy) yang dilakukan dengan memasukkan hormon-hormon seksual di
dalam tablet atau beberapa bentuk lainnya. HRT tidak sesuai bagi setiap perempuan dan
adanya beberapa kondisi medis, seperti kanker payudara. HRT perlu waktu lama untuk
persiapan sehingga bisa sesuai dengan setiap individu. Salah satu kerugian HRT adalah
bahwa kebanyakan persiapan HRT menyebabkan sedikit perdarahan bulanan pada
perempuan yang secara normal sudah berhenti menstruasi tetapi persiapan HRT sekarang
tersedia bagi perempuan tua dimana tidak ada perdarahan bulanan yang dialaminya (Nash
Barbara, 2006).

Anda mungkin juga menyukai