3. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (
performance appraisal
) adalah proses evaluasi seberapabaik karyawan mengerjakan, ketika dibandingkan dengan satu
set standar kerja(Mathis dan Jackson, 2002).Data atau informasi tentang kinerja
karyawan terdiridari tiga kategori :a).Informasi berdasarkan ciri-ciri seperti
kepribadian yang menyenangkan, inisiatif atau kreativitas dan mungkin sedikit
pengaruhnya pada pekerjaan tertentu.b).Informasi berdasarkan tingkah laku yang
memfokuskan pada perilaku yangspesifik yang mengarah pada keberhasilan pekerjaan atau
mempunyaikeuntungan yang secara jelas serta memberikan gambaran akan perilaku apayang
ingin dilihat oleh pihak manajemen.c).Informasi berdasarkan hasil yaitu
mempertimbangkan apa yang telah dilakukan karyawan atau apa yang telah dicapai
karyawan.Untuk pekerjaan-pekerjaan yang mudah dan tepat untuk diukur, pendekatanhasil ini
adalah cara yang terbaik. Akan tetapi, untuk pekerjaan yang sama-sama pentingnya dan
tidak merupakan bagian yang diukur mungkin akan diabaikankaryawan. Sebagi contoh, seorang
tenaga penjualan mobil yang hanya dibayarberdasarkan penjualan mungkin tidak
berkeinginan untuk mengerjakan tugas-tugasadministrasi atau pekerjaanlain yang
tidak berhubungan secara langsung dengan penjualan mobil. Lebih jauh lagi, masalah etis
atau legal bisa jadi timbul ketikahasilnya saja yang ditekankan dan bukannya bagaimana hasil itu
diperoleh.Rahmanto (2002) mengemukakan bahwa system penilaian kinerja
mempunyai duaelemen pokok, yakni:a). Spesifikasi pekerjaan yaang harus dikerjakan oleh
bawahan dan kriteria yangmemberikan penjelasan bagaimana kinerja yang baik (
goodperformance
) dapatdicapai, sebagai contoh: anggaran operasi, target produksi tertentu
dansebagainya.b). Adanya mekanisme untuk pengumpulan informasi dan pelaporan
mengenaicukup tidaknya perilaku yang terjadi dalam kenyataan dibandingkan dengankriteria
yang berlaku, sebagai contoh laporan bulanan manajer dibandingkandengan anggaran dan
realisasi kinerja (
budgeted and actual performance
) atautingkat produksi dibandingkan dengan angka penunjuk atau meteran suatu mesin.
Penilaian kinerja dapat terjadi dalam dua cara, secara informal dan secarasistimatis (Mathis dan
Jackson, 2002). Penilaian informal dapat dilaksanakan setiapwaktu dimana pihak atasan
merasa perlu. Hubungan sehari-hari antara manajer dan karyawan memberikan
kesempatan bagi kinerja karyawan untuk dinilai. Penilaiansistematis digunakan ketika
kontak antara manajer dan karyawan bersifat formal,dan sistemnya digunakan secara
benar dengan melaporkan kesan dan observasimanajerial terhadap kinerja karyawan.
4. Kompetensi
Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkanmereka mengeluarkan
kinerja superior dalam pekerjaannya. (Boulter, Dalziel danHill, 1996 ). Berdasarkan uraian
tersebut makna kompetensi mengandung bagiankepribadian yang mendalam dan melekat pada
seseorang dengan perilaku yang dapatdiprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan.
Prediksi siapa yang berkinerjabaik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau standar yang
digunakan.Analisis kompetensi disusun sebagian besar untuk pengembangan karier,tetapi
penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk mengetahuiefektivitas tingkat kinerja
yang diharapkan. Menurut Boulter et.al (1996) level kompetensi adalahsebagai berikut:
Skill, Knowledge, Self-concept, Self Image, Trait danMotive.Skill
adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik, misalnya
seorangprogramer komputer.
Knowledge
adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang khusus (tertentu), misalnya bahasa
komputer.
Social role
adalah sikap dannilai-nilai yang dimiliki seseorang dan ditonjolkan dalam masyarakat
(ekspresi nilai-nilai diri), misalnya: pemimpin.
Self image
adalah pandangan orang terhadap dirisendiri, merekflesikan identitas, contoh: melihat diri sendiri
sebagai seorang ahli.
Trait
adalah karakteristik abadi dari seseorang yang membuat orang untuk berperilaku, misalnya:
percaya diri sendiri.
Motive
adalah sesuatu doronganseseorang secara konsisten untuk berperilaku.Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalahkemampuan dan kemauan untuk melakukan tugas
dengan kinerja yang efektif. Halini sesuai dengan pendapat Michael Armstrong (1998), bahwa
kompetensi adalah
knowledge
,
skill,
dan kualitas individu untuk mencapai kesuksesan pekerjaannya.
5. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, fakta, pikirandan perasaan, dari
satuorang ke orang lain. Dalam kehidupan organisasi, komunikasi mempunyai peranan
penting karena komunikasi dapat meningkatkan salingpengertian antara karyawan dan atasan
serta meningkatkan koordinasi dari berbagaimacam kegiatan/tugas yang berbeda.
Robbins(2002), mengemukakan konflik antar perseorangan yang mungkin paling sering
dikemukakan adalah buruknyakomunikasi, sebab kita menggunakan hampir 70% dari waktu
aktif kita untuk berkomunikasi, menulis, membaca, berbicara, mendengar sehingga beralasan
untuk menyimpulkan bahwa satu dari kekuatan yang paling menghalangi suksesnyapekerjaan
kelompok adalah kelangsungan komunikasi efektif.Komunikasi diperlukan agar karyawan
mengetahui kewajiban dan tanggung jawabnya. Hal ini berarti karyawan mengetahui posisinya
dalam organisasi. Jadimekanisme komunikasi dapat membuat keterpaduan perilaku setiap
karyawan dalamkelompoknya, agar mencapai satu tujuan.
6. Kerjasama Kelompok
Pemahaman mengenai kerjasama kelompok tergantung beberapa aspek diantaranya aspek
individual yang mampu mempengaruhi kinerja tim dalammencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien bagi perusahaan.Sasaran kerja kelompok, berupa sasaran yang harus
dicapai dalam kurun waktutertentu, dan dibagi dalam tugas-tugas dan pekerjaan yang
harus dilakukan dengantepat dan benar oleh semua orang. Keuntungan dari cara ini adalah
bahwa setiapkaryawan akan saling mengingatkan untuk bekerja dengan benar,
karenakeberhasilan pekerjaan atau pencapaian unit kerja sangat tergantung pada semuakaryawan
dalam melakukan tugas masing-masing. Cara ini sangat efektif untuk meningkatkan semangat
kerja tim dan mengurangi friksi dan konflik yang terjadi.Faktor-faktor yang mendasari
perlunya dibentuk tim-tim khusus dalam perusahaan menurut Tjiptono (1997)
adalah:a).Pemikiran dua orang atau lebih cenderung lebih baik dari pada pemikiran
satuorang saja
b).Konsep sinergi (yang disimbolkan: 1+1 > 2), yaitu bahwa hasil keseluruhan (tim),
jauh lebih baik / besar dari pada jumlah bagiannya (anggota individu)c).Anggota tim dapat
saling mengenal dan saling percaya, sehingga mereka dapat saling
membantu.d).Kerjasama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik.
7. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memobilisasi,menyelaraskan, memimpin
kelompok, menjelaskan gagasan sehingga dapat diterimaorang lain. Pemimpin bertanggung
jawab untuk menggerakkan setiap usaha danhambatan untuk menjamin kejelasan
visi.Pemimpin harus dapat menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas
tapi penuh tanggung jawab. Riyono danZulaifah (2001) mengatakan bahwa kepemimpinan
berkaitan dengan kemampuanuntuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan. Seorang
pemimpin sukses karenamampu bertindak sebagai pengarah dan pendorong yang kuat
sertaberorientasi padatujuan yang ditetapkan.Lucky (2000) mengatakan bahwa kepemimpinan
di masa yang akan datangcenderung mengarah pada
teaching organization
, yang dapat mengantisipasiperubahan dan keaneka ragaman
knowledge, skill,
dan
ability
s u m b e r d a y a m a n u s i a , sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. Kesuksesan perusahaan
di kompetensiglobal ditentukan oleh kecepatan perusahaan untuk berubah sesuai
denganlingkungan bisnisnya.
8. Pengambilan Keputusan Secara Analisis
Pengambilan keputusan bukan menjadi wewenang tunggal pimpinan ataumanajer. Karyawan
juga membuat keputusan yang berkaitan dengan pekerjaanmereka dan organisasi tempat mereka
bekerja. Jadi semua individu dalam organisasiterlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu
menentukan pilihan antara dua atau lebih alternatif. Tjiptono (1997) mengatakan bahwa
kualitas keputusan yang diambilmanajer sangat penting peranannya dalam dua hal yaitu:
a). Kualitas keputusan manajer secara langsung mempengaruhi peluang karir,penghargaan (
reward
) dan kepuasan kerja.
Pengaruh Faktor-FaktorKompetensi Sumber Daya Manusiaterhadap Kinerja Karyawan
b). Keputusan manajerial memiliki kontribusi terhadap keberhasilan atau kegagalansebuah
organisasi. Oleh karena itu, setiap manajer harus selalu siap menghadapievaluasi dan kritik
terhadap keputusan-keputusan yang dibuatnya.
Kerangka Konseptual Penelitian
Berdasarkan kajian teori diatas, penelitian ini memiliki kerangka konseptualsebagai berikut:
K o m u n i k a s i ( X
1
)K e r j a s a m a K e l o m p o k ( X
2
)K e p e m i m p i n a n ( X
3
)KinerjaK a r y a w a n ( Y ) Pengambilan keputusan secara analisis ( X
4
)
Kerangka konseptual di atas dapat dijelaskan bahwa kompetensi sumber dayamanusia yang
terdiri dari komunikasi(X
1
),kerjasama kelompok(X
2
), kepemimpinan(X
3
)dan pengambilan keputusan secara analisis(X
4
) d a p a t m e m p e n g a r u h i k i n e r j a karyawan (Y). Tingkat kompetensi dalam penelitian ini
dapat diartikan sebagaikemampuan individu untuk bekerja secara berkualitas dan efektif dalam
bidangnya.Untuk menjadi kompeten, seorang karyawan membutuhkan potensi-potensi
(
skill,knowledge, ability
) yang berkualitas dan diaktualisasikan secara baik dalam suatukinerjanya. Komponen
kompetensi terdiri dari potensi-potensi yang mengacu pada kecakapan tertentu, pada
penelitian ini adalah komunikasi, kerjasama kelompok,kepemimpinan dan pengambilan
keputusan secara analitis. Melalui kompetensitersebut seorang karyawan diharapkan akan
mampu bekerja secara berkualitas, agartujuan organisasidapat dicapai secara efisien dan
efektif.
Metode Penelitian
1. Pemilihan SampelSampel penelitian adalah penyelia wiraniaga/pelayan toko (
sales supervisor
)pada toko-toko sepanjang jalan Malioboro Yogyakarta dengan jumlah responden 60orang dan
pengambilan sampel menggunakan metode
random sampling
.TABEL
b) Blanko isian, yang digunakan untuk mendapatkan data kinerja karyawanberdasarkan laporan
terakhir Manajer Sumber Daya Manusia.5. Validitas Instrumen PenelitianInstrumen penelitian
ini diujicobakan pada level
manager
dan
worke
r, dengan jumlah responden sebanyak 40 orang.Berdasarkan analisis validitas terhadap 54butir
item kuisioner kompetensi, maka semuanyadinyatakan valid. Koefisien korelasi yang
diperoleh dari hasil perhitungan terletak pada kisaran 0,375
–
0,7851.Cara pengukuran validitas angket kompetensi menggunakan teknik korelasi dengan
rpearson atau koefisien korelasi produk momen pearson dengan taraf signifikan 5%.6.
Reliabilitas InstrumenPengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan teknik alpha
cronbach.Reliabilitas instrumen dianggap andal jika memiliki koefisien reliabilitas
0,5 (besaratau sama dengan 0,5). Hasil uji coba instrumen penelitian sebanyak 54
butirkuisioner dinyatakan reliabel. Nilai r Alpha berada pada kisaran 0,4823
–
0,6161.7. Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan DataSumber data penelitian ada dua jenis
yaitu:a) Data primer, terdiri dari komunikasi
,
kerjasama kelompok
,
kepemimpinan danpengambilan keputusan secara analisis
.
Data primer diperoleh dari responden dengancara pengisian kuisioner yang disediakan.b) Data
sekunder, diperoleh dari dokumen atau laporan tentang kinerja karyawanPengumpulan data
penelitiandilakukan dengan cara pengisian kuisioner. Kuisioner dibagikan dan
dikumpulkan melalui Manajer Sumber Daya Manusia diperusahaan/toko yang diteliti. Hal ini
disebabkan peneliti tidak dapat menemuiresponden secara langsung, sesuai dengan
peraturan dan menjaga kelangsungan proses kerja di perusahaan (toko).
8. Cara Analisis DataAnalisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Datayang diperoleh akan dianalisis dengan SPSS 2000. Persamaan regresi bergandaadalah
sebagai berikut: Y =b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dalam hal ini: Y = kinerja
karyawan; b0 = konstanta = 0; X1 = komunikasi; X
2
=kerjasama kelompok; X
3
= kepemimpinan; X
4
= pengambilan keputusan secaraanalisis; b1, b2, b3, b4, = koefisien parsial; e = variabel
pengganggu
Hasil Penelitian
1. Hasil Pengumpulan DataResponden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang, tetapi data yang
berhasildikumpulkan dan dapat diolah lebih lanjut sebesar 57 orang (95%) karena 3
orangmemberikan jawaban yang tidak sempurna.2. Validitas dan ReliabilitasUji validitas
menggunakan koefisien korelasi Product Momen Pearsondengan alat bantu SPSS. Butir
kuisioner dinyatakan sahih ada 2 syarat, yaitu : a).k o r e l a s i n y a p o s i t i f . b ) . N i l a i p 0 , 0 5 .
K o e f i s i e n k o r e l a s i y a n g d i p e r o l e h a d a p a d a kisaran 0,2415
–
0,6684. Angket kompetensi yang terdiri dari 54 butir dapatdikatakan valid karena nilai r yang
dimiliki tiap butirnya lebih besar dari 0,05.Uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien
Cronbach Alpha
dengan alatbantu SPSS. Suatu angketdikatakan reliabel jika nilai r yang dihasilkan
adalahpositif dan lebih besar dari r alpha tabel. Variabel komunitas mempunyai r alphasebesar
0,8388, variabel kerjasama kelompok mempunyai r alpha sebesar 0,7599,variabel kepemimpinan
mempunyai r alpha sebesar 0,8334 dan variabel pengambilankeputusan mempunyai r alpha
sebesar 0,7790. Dari keempat nilai r alpha yangdihasilkan bernilai positif dan lebih besar dari
0,05.3. Uji Prasyarata ) U j i N o r m a l i t a s Uji normalitas digunakan untuk mengetahui
apakah dalam sebuah modelregresi, variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya
mempunyai distribusinormal atau tidak. Menurut kaidah SPSS, data penelitian dinyatakan
normal bila nilaisignifikansinya lebih besar dari 0,05. Dari hasil penelitian nilai signifikansi
kinerja
sebesar 0,360, nilai signifikansi komunikasi sebesar 0,372, nilai signifikansikerjasama kelompok
0,28, nilai signifikansi kepemimpinan 0,555 dan nilaisignifikansi pengambilan keputusan secara
analisis sebesar 0,087. Nilai signifikansisemua variabel lebih besar dari 0,05, sehingga dapat
ditarik kesimpulan distribusidata normal atau mendekati normal.b) Uji MultikolinieritasUji
multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknyahubungan yang sangat tinggi
antara sesama variabel bebas (x) dari model regresi.Pedoman suatu model regresi yang bebas
multikolinieritas adalah koefisien korelasiantar variabel independent haruslah lemah (di bawah
0,5).Korelasi antara komunikasi dengan kerjasama kelompok adalah positif,dengan
angkakorelasi 0,207. Korelasi antara komunikasi dengan kepemimpinan adalah positif,
dengan angka 0,273. Korelasi antara komunikasi dengan pengambilankeputusan adalah 0,418.
Korelasi antara kerjasama kelompok dengan pengambilankeputusan secara analitis
adalah0,178. Korelasi antara kepemimpinan dengan komunikasi 0,278. Korelasi antara
kepemimpinan dengan pengambilan keputusansecara analitis bernilai negatif, dengan angka
korelasi 0,138. Sesuai dengan analisis,korelasi antara variabel-variabel kompetensi
komunikasi, kompetensi kerjasama kelompok, kompetensi kepemimpinan dan kompetensi
pengambilan keputusan dibawah 0,5 (< 0,5), sehingga tidak terjadi multikolinieritas.c) Uji
HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam model sebuah
regresi,terjadi ketidaksamaan varians dari residual antara pengamatan yang satu denganyang
lainnya. Jika ada perbedaan varians yang besar, berarti telah terjadiheteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.Residual variabel komunikasi sig.
0,805, residual variabel kerjasama kelompok sig.0,718, residual kepemimpinan sig. 0,496 dan
residual pengambilan keputusan 0,908.Residual keempat variabel kompetensi lebih besar dari
0,05, sehingga model regresitidak terjadi heteroskedastisitas.4. Analisis Uji Regresi
Bergandaa ) K o e f i s i e n K o r e l a s i B e r g a n d a
Koefisien korelasi berganda (R) = 0,854 menunjukkan bahwa korelasi/ hubunganantara variabel
bebas dengan variabel terikat adalah kuat.b ) K o e f i s i e n D e t e r m i n a s i B e r g a n d a Koefisien
determinasi dengan jumlah variabel bebas lebih dari dua digunakanadjusted R square = 0,709.
Artinya besarnya pengaruh seluruh variabel bebasterhadap variabel terikat secara bersama-
sama adalah 70,9%, sedangkan sisanya29,1% disebabkan oleh variabel lain yang tidak
masuk dalam penelitian ini.c ) K o e f i s i e n R e g r e s i B e r g a n d a Persamaan regresi dari
pengaruh antara variabel-variabel kompetensi (komunikasi, kerjasama kelompok,
kepemimpinan dan keputusan secaraanalistis) terhadap kinerja karyawan adalah: Y = 92,176 +
0,292 X
1
+ 0,541 X
2
+0,233 X
3
–
1,146 X
4
Berdasarkan persamaan regresi di atas, nilai koefisien regresi untuk variabelkompetensi
komunikasi (X
1
) sebesar 0,292. Pada taraf signifikan 5%, nilai t hitungkomunikasi 3,247 maka dapat
disimpulkan variabel komunikasi berpengaruhterhadap kinerja.Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikansinya sebesar 0,002 yanglebih kecil dari taraf signifikansi 0,05.. Hasil koefisien regresi
variabel kompetensikerjasama kelompok (X
2
) sebesar 0,541. Pada taraf signifikan 5%, nilai t hitungkerjasama kelompok 3,782 maka dapat
disimpulkan ada pengaruh yang kuat antarakompetensi kerjasama kelompok dengan kinerja. Hal
ini dapat dilihat dari nilaisignifikansinya sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
Variabelkompetensikepemimpinan (X
3
), nilai regresinya 0,233. Pada taraf signifikan 5%, nilai t hitung2,959 maka dapat disimpulkan
ada pengaruh antara kompetensi kepemimpinandengan kinerja karyawan. Hal ini dapat dilihat
dari nilai signifikansinya sebesar0,005yang lebih kecil dari 0,05. Untuk variabel
kompetensi pengambilan keputusan secara analisis (X
4
), mempunyai koefisien regresi 1,146. Pada taraf signifikan 5%,nilai t hitung 9,596 maka dapat
disimpulkan ada pengaruh yang kuat antarakompetensi pengambilankeputusan dengan
kinerja karyawan.
Pembahasan
1. Pengaruh Kompetensi Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil analisis dengan bantuan SPSS, maka dapat disimpulkanbahwa tingkat
kompetensi komunikasi mempunyai pengaruh terhadap kinerjakaryawan. Nilai signifikan yang
diperoleh dari hasil penelitian yaitu 0,002, nilaisignifikan yang diperoleh di bawah nilai
signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05. Nilaipositif yang dihasilkan memiliki arti bahwa
kompetensi komunikasi memilikih u b u n g a n p o s i t i f d e n g a n k i n e r j a
k a r y a w a n . A p a b i l a k o m p e t e n s i k o m u n i k a s i mengalami kenaikan maka tingkat
kinerja karyawan juga mengalami kenaikan.Begitu pula sebaliknya apabila kompetensi
komunikasi menurun, makakinerja karyawan juga menurun. Tingkat kompetensi
komunikasi mempunyaisumbangan terhadap naik turunnya kinerja karyawan sebesar 0,292
(nilai koefisienregresi). Hasil penelitian ini sangat relevan dengan teori-teori yang ada
di antaranyatelah dikemukakan oleh Robbins (2002) bahwa komunikasi memelihara
motivasidengan memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harusdilakukan,
seberapa baik mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukanuntuk meningkatkan kinerja
jika sedang berada di bawah standar. Dengan demikianmasing-masing karyawan dalam
organisasi mengetahui tanggung jawab danwewenang masing masing. Karyawan yang
mempunyai kompetensi komunikasiyang baik akan mampu memperoleh dan mengembangkan
tugas yang diembannya,sehingga tingkat kinerja karyawan menjadi semakin baik.2.
PengaruhKompetensi Kerjasama Kelompok Terhadap Kinerja Karyawan Hasil uji
statistik antara kompetensi kerjasama kelompok dengan kinerjakaryawan diperoleh nilai
signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikan tersebut masih dib a w a h 0 , 0 5 , s e h i n g g a v a r i a b e l
k o m p e t e n s i k e r j a s a m a k e l o m p o k b e r p e n g a r u h terhadap kinerja karyawan. Nilai
koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa jika kompetensi kerjasama kelompok
meningkat maka kinerja karyawantoko/perusahaan juga meningkat. Jika yang terjadi
adalah penurunan kompetensikerjasama kelompok, maka kinerja karyawan juga akan
menurun. Tingkatkompetensi kerjasama kelompok memiliki sumbangan terhadap nilai
turunnyakinerja karyawan sebesar 0,541 dengan terbukti adanya pengaruh kuat/signifikanantara
kompetensi kerjasama kelompok terhadap kinerja karyawan, maka tentunyakompetensi ini harus
mendapat perhatian baik dari karyawan maupun pihak perusahaan.
Teamwork
merupakan sarana yang baik dalam menggabungkan talenta
dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan. Selain
ituketrampilan dan pengetahuan yang beraneka ragam yang dimiliki oleh anggotakelompok juga
merupakan nilai tambah yang membuat
teamwork
lebihmenguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun (Papu,www.e-
psikologi.com). Perubahan dari kerja sendiri-sendiri menjadi kerja dalam timmenuntut para
karyawan untuk bekerjasama dengan rekan lainnya, saling berbagiinformasi menghadapi
perbedaan-perbedaan dan memperkecil kepentingan pribadidemi kepentingan umum yang lebih
besar. Tim yang memiliki kinerja tinggidikarakteristikkan sebagai tim yang memiliki rasa saling
percaya yang tinggi diantara anggotanya (Robbins, 2002). Dalam dunia bisnis kerjasama
kelompok seringkali merupakan solusi yang terbaik untuk mencapai kesuksesan.
Kerjasama yangbaik akan memudahkan manajemen dalam mendelegasikan tugas-tugas
organisasi.3. Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Terhadap Kinerja KaryawanHasil uji statistik
antara kompetensi kerjasama kelompok dengan kinerjakaryawan diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut masihdi bawah 0,05, sehingga variabel kompetensi
kerjasama kelompok berpengaruhterhadap kinerja karyawan. Nilai koefisien regresi yang positif
menunjukkan bahwa jika kompetensi kerjasama kelompok meningkat maka kinerja karyawan
jugameningkat. Jika yang terjadi adalah penurunan kompetensi kerjasama kelompok,maka
kinerja karyawan juga turun. Kompetensi kepemimpinan memiliki koefisienregresi 0,233
terhadap kinerja karyawan dan bernilai positif. Kompetensikepemimpinan karyawan yang baik
akan berpengaruh terhadap kinerja karyawanyang makin baik. Besarnya pengaruh kompetensi
kepemimpinan terhadap kinerjakaryawan, sesuai dengan apa yang dikemukakan Lucky (2000)
kepemimpinan masam e n d a t a n g c e n d e r u n g m e n g a r a h p a d a
teaching organization
yang dapatmengantisipasi perubahan dan keanekaragaman sumber daya manusia,
sehinggameningkatkan kinerja dari perusahaan. Pemimpin yang sukses karena mampubertindak
sebagai seorang pengarah tugas, pendorong yang kuat dan berorientassi pada hasil ,
sehingga mendapatkan nilai kepemimpinan yang tinggi.4. Pengaruh Kompetensi Pengambilan
Keputusan Terhadap Kinerja KaryawanBerdasarkan hasil analisis SPSS, kompetensi
pengambilan keputusan secaraanalitis terhadap kinerja karyawansignifikansinya 0,000,
nilai signifikansinya masih
di bawah 0,05. Sedangkan koefisien regresinya sebesar
–
1,146. Koefisien regresiyang bernilai negatif menunjukkan bahwa setiap penambahan
kompetensipengambilan keputusan secara analitis akan mengurangi kinerja karyawan.
Rata-rataresponden cenderung bekerja dalam tim (kelompok), sehingga
pengambilankeputusan sering dilakukan secara musyawarah. Selain dari itu orang-
orang yangterlibat dalam hubungan kerja sama kelompok dituntut sikap dan
perlakuan tertentu.Semua harus sadar dan sukarela walaupun dia sebagai pemimpin, di dalam
prosespengambilan keputusan secara analitis harus memperhatikan kepentingan bersamadiatas
kepentingan pribadi.Hasil penelitian kompetensi pengambilam keputusan secara analitis
terhadapkinerja bernilai negatif, berarti faktor kepemimpinan masih sangat dominan
terhadapproses pengambilan keputusan yang dilakukan di perusahaan . Keputusan yangdiambil
lebih mengutamakan kepentingan perusahaan atau sedikit mungkinmemberikan dampakyang
negatif terhadap perusahaan.5. Pengaruh Kompetensi Komunikasi, Kompetensi Kerjasama
Kelompok,Kompetensi Kepemimpinan, Kompetensi Pengambilan Keputusan Secara
AnalitisTerhadap Kinerja KaryawanBerdasarkan hasil analisis, kompetensi mempunyai
pengaruhterhadap kinerjakaryawan, dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 dan
hasilnilai F sebesar 35,060.Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi
mempunyaipengaruh terhadap kinerja karyawan (
sales supervisor
). Besar pengaruh kompetensi komunikasi, kompetensikerjasama kelompok, kompetensi
kepemimpinan, kompetensi pengambilankeputusan secara analitis terhadap kinerja karyawan
sebesar 70,9% (Adjusted R.Square), sedangkan sisanya 29,1% disebabkan oleh sebab-
sebab yang lain.Besarnya nilai kompetensi yang dihasilkan menunjukan bahwa
penentuantingkat kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja seseorang.
Sesuaidengan pendapat Armstrong (1998) bahwa kompetensi adalah
Knowledge, skill
dank u a l i t a s i n d i v i d u u n t u k m e n c a p a i k e s u k s e s a n p e k e r j a a n y a .
Koefisienregresi
unstandardized
hasil penelitian adalah sebagai berikut :Y = 92.176 + 0,292 X
1
+ 0,541 X
2
+ 0,233 X
3
–
1,146X
4
Variabel kompetensi kerjasama kelompok mempunyai koefisien regresi 0,541dengan
signifikansi 0,000. Variabel kompetensi kerjasama kelompok mempunyai
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong. M , 1998,
Performance Management
. Clays, Ltd. St. Ives pte, England.B a c a l R . , 2 0 0 1 ,
Performance Management
. Edisi Bahasa Indonesia. Sun. Jakarta.Bittel L.R. dan Newsrom J.W., 1996,
Pedoman Penyelia,
Pustaka. BinamanPressindo. LPPM. Jakarta.B o u l t e r N . , D a l z i e l M , d a n
HillJ.,1996,
People and Competencies,
Bidlles,Ltd.London.C i r a , D J . d a n E R B e n j a m i n , 1 9 9 8 ,
Competency_BasedPay
:
A Concept inEvolution.Compensation and Benefits Review
, September-October, 21-28.D i a n a A . , d a n T j i p t o n o F . , 2 0 0 1
, Total Quality Mnagement
, E d i s i R e v i s i , P e n e r b i t Andi, Yogyakarta.Green P.C., 1999,
Building Robust Competencies,
Jossey-Bass, SanFransisco.K a r t o n o K , 2 0 0 1 ,
Pemimpin dan Kepemimpinan
,PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.K e n n a M c . E . d a n B e e c h N . , 1 9 9 5 ,
The Essence Of MSDM
, Edisi Bahasa Indonesia,Penerbit Andi ,Yogyakarta.L u c k y E . , 2 0 0 0 , P e r a n
Kepemimpinan dan Kompensasi terhadap Sales Force,
U s a h a w a n , N o . 1 2 T h . X X I X , D e s e m b e r 2 0 0 0 . Mathis R.L dan Jackson J.H., 2002,
Manajemen Sumber Daya Manusia,
SalembaEmpat, Jakarta.Prawirosentono S., 1999,
Kebijakan Kinerja Karyawan,
BPFE, Yogyakarta.RiyonoB dan Zulaifah. E., 2001.
Psikologi Kepemimpinan
, Unit Publikasi FakultasPsikologi, UGM, Yogyakarta.R o b b i n s P . S . , 2 0 0 2 ,
Prinsip-prinsip Perlaku Organisasi
. E d i s i k e - l i m a , P e n e r b i t Erlangga, Jakarta.R u k y A . , 2 0 0 1 ,
Sistem Manajemen Kinerja,
Gramedia, Jakarta.S u g i y o n o , 1 9 9 8 ,
Metode Penelitian Administrasi,
Alfabeta, Bandung.T j i p t o n o F . , 1 9 9 7 ,
Prinsip-prinsip Total Quality Service
, Penerbit Andi Yogyakarta.Usmara A., 2002,
Paradigma Baru Manajemen |Sumber Daya Manusia,
PT. AmaraBooks, Yogyakarta.