Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

PERAN LEADER SHIP DALAM KEPEMIMPINAN DI


PUSKESMAS

Disusun oleh

ACHMAD ARDAN

K.2016.02.100

STIKES MANDALA WALUYA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (HAM) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

tahun 1948 dan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H, menetapkan bahwa kesehatan

merupakan hak dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan

kesehatan termasuk masyarakat miskin dan tidak mampu. Sedangkan dalam Undang-Undang

Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 5 ayat (1) menegaskan bahwa setiap

orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

kesehatan.

Selanjutnya pada ayat (2) ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam

memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.Kemudian pada ayat

(3) bahwa setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri

pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.Selanjutnya pada pasal 6 ditegaskan bahwa

setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat

kesehatan.Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk termasuk

penduduk miskin dan tidak mampu, pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber

daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.


B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka penulis dapat membuat identifikasi

masalah antara lain sebagai berikut:

1.Tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan untuk saat ini

memang mahal.

2.Peningkatan biaya kesehatan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan

pola penyakit Perkembangan tekhnologi kesehatan dan kedokteran,

3.Anggaran pelaksanaan KJS ini yang belum jelas atau belum disetujui oleh DPRD DKI

Jakarta

4.Pola pembiayaan kesehatan berbasis pembayaran out of pocket.

5.Tingkat kesehatan yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya produktivitas kerja

yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah.

6.masyarakat belum memahami bagaimana cara mendapatkan kartu jakarta sehat serta

prosedur penggunaan kartu tersebut.

7.Masih kurangnya sarana dan prasarana di puskesmas setempat        

C. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi masalah ruang lingkuppenelitian, maka penulis perlu menentukan

pembatasan masalah yang diteliti lebih fokus dan tepat pada sasaran. Disampin itu, adanya

keterbatasan waktu, biaya dan tenaga oleh karena itu penulis membatasi masalah dan

fokus pada “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Puskesmas terhadapImplementasi Program

Kartu jakarta sehatDi Puskesmas Kecamatan Pasar Miggu Kota Administrasi Jakarta

Selatan Provinsi DKI Jakarta.


D.    Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalahmaka, dalam skripsi

ini penulis membuat perumusan masalah sebagai berikit yaitu “

1)   Apakah terdapat Pengaruh Kepemimpinan Kepala Puskesmas terhadap Implementasi

Program Kartu jakarta sehat Di Puskesmas Kecamatan Pasar Miggu Kota Administrasi

Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta.

2)  Sebarapa besar Pengaruh Kepemimpinan Kepala Puskesmas terhadap Implementasi

Program Kartu jakarta sehat Di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Kota Administrasi

Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta.

E.  Maksud dan Tujuan Penelitian

1.Maksud Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka maksud penelitian ini adalah Apakah terdapat

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Puskesmas terhadapImplementasi Program Kartu jakarta

sehatDi Puskesmas Kecamatan Pasar Miggu Kota Administrasi Jakarta Selatan Provinsi

DKI Jakarta.

2.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil mengenai analisis,Mengetahui

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Puskesmas terhadap Implementasi Program Kartu jakarta

sehat Di Puskesmas Kecamatan Pasar Miggu Kota Administrasi Jakarta Selatan Provinsi

DKI Jakarta.
F.  Kegunaan Penelitian

1.Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi untuk

mengembangkan Ilmu Pemerintahan yang berkait dengan masalahMengetahui Pengaruh

Kepemimpinan Kepala Puskesmas terhadapImplementasi Program Kartu jakarta sehatDi

Puskesmas Kecamatan Pasar Miggu Kota Administrasi Jakarta Selatan Provinsi DKI

Jakarta.

2.Kegunaan Pratis

Adapun bahan masukan bagi Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu kota Administrasi

Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta, terutama mengenai besarnya pengaruh

Implementasi Program Jamkesmas Terhadap Kepuasan Masyarakat Di Puskesmas

Kecamatan Pasar Miggu Kota Administrasi Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta.

3.Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menambah wawasan berfikir dengan meningkat pemahaman yang

bekait dengan permasalahan penelitian ini.


BAB II

KERANGKA TEORITIS

A.    Tinjauan Pustaka

a.      Teori Umum Pemerintahan

1)      Pengertian Ilmu pemerintahan

Pemerintahan sebagai ilmu pengetahuan yang merupakan fenomena masyarakat yang

baru, karena timbul dari cabang ilmu-ilmu sosial. Sekalipun pemerintahan sebagai ilmu

pengetahuan baru berkembang, dan mencakup prinsip-prinsip yang universal, namun dalam

prakteknya harus disesuaikan dengan situasi lingkungan dengan memperhatikan faktor

pengaruh terhadap perkembangan ilmu pemerintahan sebagai suatu disiplin ilmu berdiri

sendiri, yang sejajar dengan ilmu lainnya, yaitu mengarah pada ilmu pemerintahan yang

mandiri.

Menurut D.G.A. Van Poelje (dalam Syafiie 2005:21) menyatakan: Ilmu pemerintahan

mengajarkan bagaimana dinas umum disusun dan dipimpin dengan sebaik-baiknya, dan juga

bahwa ilmu pemerintahan begitu penting dan komples, karena dalam ilmu pemerintahan

mempelajari bagaimana melaksanakan pengurusan eksekutif, pengaruh legislatif,

kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan (baik pusat dengan daerah, maupun rakyat

dengan pemerintahannya).

Sedangkan Menurut Taliziduhu Ndraha (2007:7) ilmu pemerintahan dapat

didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana memenuhi dan melindungi

kebutuhan dan tuntutan tiap orang akan jasa publik dan layanan public serta layanan sipil

dalam hubungan pemerintahan (sehingga dapat diterima pada saat dibutuhkan oleh yang

bersangkutan.
b)     Pemerintah dan Pemerintahan

1)      Pemerintah

Menurut Inu Kencana Syafiie (2001:43) secara etimologi pemerintahan berasal dari kata

“perintah” yang kemudian mendapat imbuan sebagai berikut :

a)      Mendapat awalan “pe” menjadi kata “pemerintah” yang berarti badan atau organisasi elit

yang melakukan pekerjaan mengurus suatu Negara.

b)      Mendapat akhiran “an” menjadi kata “pemerintahan” berarti perihal, cara, perbuatan atau

urusan dari badan yang berkuasa dan memiliki legitimasi.

Di dalam kata dasar “perintah” paling sedikit ada empat unsur penting yang

terkandung di dalamnya, yaitu sebagai berikut :

a)      Ada dua pihak, yaitu yang memerintah disebut pemerintah dan pihak yang diperintah

disebut rakyat.

b)      Pihak yang memerintah memiliki kewenangan dan legitimasi untuk mengatur dan

mengurus rakyatnya.

c)      Hak yang diperintah memiliki keharusan untuk taat kepada pemerintah yang sah.

d)     Antara pihak yang memerintah dan pihak yang perintah terdapat hubungan timbal balik

secara vertikal Maupun horizontal.

Untuk memperjelas pengertian pemerintah, berikut dikemukakan batasan.

Menurut Ermaya Suradinata (2002:16) pemerintah merupakan suatu badan

penyelenggaraan atas nama rakyat untuk mencapai tujuan negara, sedangkan proses kegiatan

disebut pemerintahan dan besar kecinya kekuasaan pemerintah bersumber dari rakyat,

dengan pemerintah dalam menjalankan proses kegiatan Negara harus berdasarkan kemauan

rakyat. Dalam Negara demokrasi, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, maka rakyatlah
yang secara langsung turut mengendalikan perjalanan bangsa dan Negara, karena rakyatlah

yang menjadi jiwa bagi kehidupan dan proses berjalannya suatu Negara.

Sedangkan menurut C. F. Strong tersebut adalah: “Pemerintahan dalam arti luas

mempunyai kewenangan untuk memelihara kedamaian dan keamanan Negara baik ke dalam

maupun keluar. Oleh karena itu pemerintah pertama harus mempunyai kekuatan tentara atau

kemampuan untuk mengendalikan angkatan perang, kedua harus kekuatan legislativ dalam

arti membuat undang-undang, ketiga harus mempunyai kekuatan financial, yaitu kekuasaan

untuk menutupi pembiayaan dalam mempertahankan Negara dan menegakan hukum untuk

atas nama Negara”.

Sementara itu menurut pendapat Utrech (dalam Ermaya Suradinara, 2002:14)

mendefinisikan pemerintahan dengan ada tiga pengertian yang berbeda, pertama pemerintah

sebagai gabungan dari semua badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa memerintah, dalam

arti luas semua badan kenegaraan yang bertugas menyelenggrakan kesejahteraan umum, hal

ini berarti mencakup badan legislatif, eksekutif, yudikatif, kedua pemerintah sebagai

gabungan dari semua badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa memerintah wilayah suatu

Negara, ketiga pemerintah sebagai dalam arti kepala Negara (presiden bersama dengan para

menterinya).

Namun masih menurut Ermaya Suradinata (2002:2) pemerintah adalah organisasi

yang mempunyai kekuatan besar dalam suatu Negara, mencakup urusan masyarakat,

teritorial, dan urusan kekuasaan dalam rangka pencapaian tujuan Negara.

Pemerintah juga merupakan seni mengelola kekuasaan, yang telah hadir bersama

dengan adanya manusia sejak awal kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari setiap

manusia mempunyai keinginan yang berbeda-beda yang cenderung menciptakan ketidak


harmonisan, oleh karean itu dibentuklah pemerintah adalah untuk melayani bukan untuk

dilayani terhadap masyarakat dan menjaga system ketertiban keamanan dimana masyarakat

dapat menjalankan kehidupannya secara wajar.

Sedangkan menurut Ridwan (2005:60) menyatakan bahwa dalam organisasi

pemerintahan,sumberdaya manusia sering disebut sebagai aparat,yaitu pegawai yang

melaksanakan tugas-tugas kelembagaannya. Bagi seorang aparat atau pegawai yang telah

diatur dalam tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya untuk memotivasi dalam

kepuasan masyarakat dan mencapai suatu tujuan, yang merupakan penggerak kemauan dan

keinginan kerja menurut aturan-aturan atau batasan-batasan yang telah ditentukan.

2)      Pemerintahan

Menurut Ermaya Suradinata (1998:10) tersebut menegaskan bahwa apabila suatu

Negara, kekuasaan pemerintah dibagi atau dipisahkan, maka terdapat perbedaan antara

pemerintahan dalam arti luas dengan pemerintah dalam arti sempit. Pemerintahan dalam arti

luas adalah lembaga eksekutif dan lembaga yang membuat peraturan perundang-undangan

(legislatif) dan yang melaksanakan peradilan (yudikatif). Sedangkan pemerintah dalam arti

sempit adalah lembaga yang mengurus pelaksanaan pada pemerintah (eksekutif).

Serta tambahkan lagi menurut Ermaya Suradinata (2002:14-15), pemerintahan adalah

proses kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Pandangan tentang pemerintahan

tersebut sangat luas, karena semua aktivitas kegiatan Negara digerakkan dalam rangka

memberikan kesejahteraan dan rasa aman pada masyarakatnya. Proses tersebut melibatkan

lembaga militer, kepolisian, fungsi legislatif, keuangan dan penegakan hukum yang

berkeadilan, dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, untuk berpartisipasi

dalam berbagai bidang pembangunan bagi kepentingan bangsa dan Negara.


Sedangkan menurut Riyaas Rasyid (1996:58), pemerintahan dalam maknanya ditinjau

dari segi etika dan kepemimpinan memiliki tiga fungsi hakikat pemerintahan, yaitu

pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment), dan pembangunan (development).

Sementara menurut G.H. Van Poelje (dalam Ermaya Suradinata, 2002:12)

pemerintahan sebagai suatu ilmu pengetahuan merupakan fenomena masyarakat yang baru,

karena timbul dari cabang-cabang ilmu sosial, sekalipun pemerintahan sebagai ilmu

pengetahuan yang baru berkembang, serta ilmu pemerintahan yang merupakan salah satu

disiplin ilmu yang berdiri sendiri, yang sejajar dengan ilmu sosial yang lainnya.

1.      Teori Operasional


a)      Pemimpin dan Kepemimpinan
1)      Pengertian Pemimpin
Menurut Dann Suganda (1986:62), pemimpin adalah sebagai orang yang

tugas mempengaruhi, mengarahkan, dan membimbing bawahan, dan mampu

memperoleh dukungan bawahan hingga dapat menggerakkan mereka ke arah

pencapaian tujuan organisasi.

Sementara menurut Pancasila (dalam H Malayu S.P. Hasibuan) pimpinan

harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menutun, dan membimbing

asuhannya, atau dengan kata lain Ingarsa Sung Taladha yaitu seorang pemimpin

harus mampu dengan sifat perbuatannya menjadikan dirinya pola panutan dan ikatan

bagi orang-orang yang dipimpinnya, Ing Madya Mangun Karsa yaitu seorang

pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada

orang-orang yang dibimbingnya, dan Tut Wuri Handayani yaitu seorang pemimpin

mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya dan berani berjalan di depan serta

sanggup bertanggungjawab.
Selanjutnya menurut Sugeng Pamuji (1995:91-94), dapat diklasifikasikan

sebagai sifat-sifat yang perlu dikembangkan oleh seorang pemimpin pemerintahan di

Indonesia sebagai berikut:

a)      Adil ialah kemampuan memberlakukan anak buahnya secara sama, tidak membeda-

bedakan satu sama lain.

b)      Arif bijaksana ialah kecakapan dan kepandaian bertindak atau bersikap menghadapi

orang lain.

c)      Penuh prakarsa (inisiatif) yaitu sumber inspirasi dan sumber dinamika yang mampu

menggerakkan orang lain.

d)     Percaya pada diri sendiri yaitu sesuatu yang menimbulkan keseimbangan jiwa dan

pikian pada akhirnya menumbuhkan semangat optimisme dalam rangka mencapai

tujuan.

e)      Penuh daya pemikat yaitu sesuatu yang dapat menarik atau memikat.

f)       Ulet yaitu sifat tidak mudah putus asa dalam rangka menghadapi kesulitan.

g)      Mudah mengambil keputusan yaitu menggambarkan sifat tegas tidak ragu-ragu

sehingga sesuatu dapat terlaksana.

h)      Jujur yaitu sifat suka bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada dalam rangka

pencapaian tujuan dan kejujuran merupakan jaminan bahwa pemimpin tidak

mementingkan diri sendiri atau golongannya.

i)        Berani mengawas diri yaitu sifat melihat ke dalam diri sendiri dan ke dalam tubuh

organisasi untuk melihat ke dalam diri sekurang-kurangnya untuk selanjutnya

ditutupinya.
j)        Komunikatif yaitu mudah menyampaikan sesuatu pada pihak lain dengan

menggunakan cara-cara dan gaya yang mudah diterima.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia pemimpin adalah orang yang memimpin:

ia ditunjuk menjadi ~ organisasi itu; (2) petunjuk; buku petunjuk (pedoman).

2)      Kepemimpinan Kepala Puskesmas


a)      Kepemimpinan
Menurut Inu Kencana Syafiie (2003:1) secara etimologi bahwa
kepemimpinan dapat diartikan sebagai berikut:
a) Berasal dari kata dasar “pimpin” (dalam bahasa inggris “Lead”) berarti bimbingan

atau tuntun, dengan begitu di dalamnya terkandung dua aspek yaitu yang

memimpin dan yang dipimpin.

b) Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (dalam bahasa inggris

“Leader”) berarti orang yang mempengaruhi pihak melalui proses kewibawaan

komunikasi sehingga orang lain tersebut bertindak sesuai untuk mencapai tujuan

tertentu.

c) Apabila ditambah akhiran “an” menjadi “pimpinan” artinya yang mengepalai.

Antara pemimpin dengan pimpinan dapat dibedakan, yaitu pimpinan (kepala),

yang cenderung otokratis, sedangkan pemimpin (ketua) yang cenderung

demokratis.

d) Apabila ditambahkan awalan “ke” menjadi kepemimpinan (dalam bahasa inggris

“leadership”) kemampuan dari kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta

membujuk pihak lain agar meakukan tindakan pencapaian tujuan bersama.

Menurut Ermaya Suradinata (2002:108), secara umum perngertian tentang

kepemimpinan (leadership) menunjukan bahwa dalam setiap langka dan


permasalahan kepemimpinan selalu terdapat tiga unsur terkait yang saling

mempengaruhi, yaitu:

a) Unsur manusia, yaitu manusia yang melaksanakan kegiatan memimpin atas sejumlah

manusia lain atau manusia yang memimpin dan manusia yang dipimpin.

b) Unsur sarana, yaitu prinsip teknik kepemimpinan yang digunakan dalam

melaksanakan kepemimpinan, termasuk bakat dan pengetahuan, serta

pengalaman, dan

c) Unsur tujuan, yaitu merupakan sarana kearah mana kelompok manusia tersebut yang

hendak dicapai bersama.

Menurut Odway Tead (dalam Dann Suganda 1986:64), kepemimpinan

adalah kegiatan mempengaruhi orang untuk mencapai tujuan yang mereka

inginkan.

Sedangkan menurut Siagian (2002:62), kepemimpinan adalah kemampuan

seseorang untuk mempemgaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya

sedemikian rupa, sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin

meskipun secara pribadi hal itu tidak disenanginya.

Sunindhia (1993:3), menyatakan bahwa kepemimpinan adalah sutu

kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang-orang agar bekerja sama menuju

kepada suatu tujuan tertentu yang mereka inginkan bersama.

a) Kepala Puskesmas

Secara harafia Kepala adalah ketua, atau pimpinan yang memimpin suatu badan atau

organisasi baik itu pemerintahan atau swasta.


Sedangkan Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/ Kota  yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan

di suatu wilayah. Visi yang dimiliki oleh Puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat

menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Masyarakat hidup dalam lingkungan  dan perilaku

sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara

adil dan merata sehingga mampu untuk memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan

memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah

kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991). Dengan kata lain puskesmas

mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat

dalam wilayah kerjanya.

Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan Unit

Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja .

Kepemimpinan kepala puskesmas tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban.Seluruh kegiatan di atas

merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan (Depkes RI, 2006).

a.Sintesa kepemimpinan kepala puskesmas

Berdasarkan teori-teori dan penjalasan di atas, maka penulis dapat membuat

kesimpulan yaitu bahwa Kepemimpinan Kepala Puskesmas adalah suatu seni yang
dimiliki Kepala Puskesmas untuk mempengaruhi, mendorong, dan menggerakan

bawahannya dan atau masyarakat untuk mencapai tujuan organisasi.

Adapun indikator dari Kepemimpinan Kepala Puskesmas yaitu sebagai berikut:

1)      Seni

2)      Mempengaruhi

3)      Mendorong

4)      Bawahan

5)      mencapai tujuan

3)      Implementasi program Kartu Jakarta sehat

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.

Menurut Majone dan wildavsky (dalam nurdin dan usman, 2002), mengemukakan

implementasi sebagai evaluasi.

Menurut Browne dan wildavsky (dalam nurdin dan usman, 2004:70)

mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling

menyesuaikan”.

Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan juga

dikemukakan oleh mclaughin (dalam nurdin dan usman, 2004).

Adapun schubert (dalam nurdin dan usman, 2002:70) mengemukakan bahwa

”implementasi adalah system rekayasa.”

Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara

pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme

mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk

mencapai tujuan kegiatan.

Sedangkan Program secara sederhana memimiliki makna sebagai suatu kebijakan

yang dikeluarga pemerintah atau organisasi Negara dengan melihat suatu fenomena yang

terjadi ataupun dirasakan oleh masyarakat. Program sendiri mempunyai tujuan yaitu

sebagi pemecah masalah atau solusi akan fenomena yang terjadi pada masyarakat.

Penerapan program Kartu Jakarta Sehat yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta,

waktu lalu, kini sudah bisa dirasakan manfaatnya oleh warga Jakarta. Warga pun dengan

antusias menyambut kebijakan pelayanan kesehatan Pemprov DKI Jakarta.

Kartu Jakarta Sehat (KJS) adalah program bantuan sosial yang pembayarannya

berasal dari Negara melalui bank yang ditujukan kerumah sakit yang telah ditentukan dan

dilakukan dalam bentuk paket pelayanan kesehatan (pengobatan) berdasarkan klaim.

Kartu Jakarta Sehat ini adalah bagian dari program Gubernur Jokowi untuk

mengansuransikan seluruh penduduk Jakarta.

a.      sintesa implementasi Kartu Jakarta Sehat

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

Implementasi Kartu Jakarta sehat adalah suatu pelaksanaa bantuan sosial khususnya untuk

waktu pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang semua biaya pelayanan ditanggung

oleh Pemerintah agar pasien bias mendapat kemudahan akses khususnya pada

pelayanan pasca berobat.


Adapun indikator dari implementasi Kartu Jakarta sehat adalah sebagai berikut;
a)      Waktu pelayanan

b)     Masyarakat

c)      Biaya pelayanan

d)     Kemudahan akses

e)      Pelayanan pasca berobat

B.     Kerangka Pemikiran

Kepemimpinan kepala puskesmas adalah seni pemimpin puskesmas untuk

mempengaruhi bawahannya agar dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara

optimal.

Seorang pemimpin puskesmas dalam menjalankan tugas harus mempunyai seni

kepemimpinan diantaranya adalah mempengaruhi bawahannya, segingga bawahannya

tersebut tidak merasa terpaksa dalam menjalankan tugasnya.Hal ini sangat diperlukan agar

tercipta keharmonisan kerja antar pemimpin dan bawahan.

Motivasi pemimpin terhadap bawahan tidaklah cukup dengan kata-kata melainkan

dengan tingka laku dan perbuatan yang dapat dijadikan teladan, system kekeluargaan

merupakan cara tepat untuk menjalani ikatan batin dilingkungan kerja. Dengan demikian

bawahan mempunyai tanggung jawab moral terhadap atasannya,

Pimpinan puskesmas mempunyai tanggung jawab yang besar yaitu melayani

masyarakat di bidang kesehatan, harus dapat mensosialisasikan program-program apa

yang ada di unit puskesmas. Pimpinan puskesmas harus memperhatikan service

(pelayanan) agar masyarakat dapat dilayani dengan baik tanpa membedabedakan antara si

miskin dan si kaya. Selain itu harus dapat meyakinkan kepada msyarakat bahwa di

puskesmas walaupun biayanya murah namun mutu pelayanan tetap di utamakan.


Dalam menjalankan kewajibannya, pemimpin puskesmas tidak hanya

mempengaruhi staf-stafnya agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, tetapi harus

peduli pada masyarakat dalam mengatasi semua masalah kesehatan. Semakin baik

hubungan yang dilakukan pimpinan puskesmas, stsf, dan masyarakat dalam menjalankan

pelayanan kesehatan, maka akan terwujutnya masyarakat yang sehat dan berkualitas

Anda mungkin juga menyukai