Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Manajemen Sumberdaya Manusia


Tentang
Pengenalan,penempatan dan pemberhentian
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pengenalan merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk
menperkenalkan tenaga kerja baru dengan tenaga kerja lama, dan perkenalan merupakan suatu
proses untuk mengetahui dan mengenal tempatnya dalam tota litas hubungan pekerjaan, ruang
lingkup sekolah, dan berbagai macam kebijakan sekolah yang harus di taati oleh tenaga kerja
baru.
Penempatan adalah proses kegiatan yang dilaksakan pemimpin atau kepala sekolah
dalam suatu lembaga sekolah untuk menentukan lokasi dan posisi seorang tenaga kependikkan
dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja adalah keputusan dari induvidu dan dan
sekolah. Hal ini dapat di lakukan oleh sekolah dengan atau tenaga kependidikkan. Penberhentian
kerja dapat di dorong oleh alasan disiplin, ekonomi, bisnis, atau alasan pribadi.
Oleh karena itu, kita perlu memahami dan mempelajari bagaimana pengenalan,
penempatan dan pemberhentian tenaga kependidikkan dalam lembaga sekolah, maka disini
pemakalah mencoba untuk menbahas bagaimana pengenalan, penempatan, pemberhentian dalam
lembaga sekolah tersebut.

B.     Tujuan Pembahasan


Adapun tujuan dari pembahasan ini yaitu:
1.      Agar mengetahui tujuan pengenalan, program pengenalan, manfaat pengenalan dan tindak
lanjut pengenalan
2.      Agar mengetahui apa itu promosi, tansfer, demosi job posting program dan masalah dalam
penempatan
3.      Mengetahui pemberhentian dalam lembaga pendidikkan
C.     Rumusan Masalah
1.      Menjelaskan tentang tujuan pengenalan, program pengenalan, manfaat pengenalan dan tindak
lanjut pengenalan
2.      Menjelaskan apa itu promosi, transfer, demosi, job posting program dan masalah dalam
penepatan
3.      Menjelaskan pemberhentian pegawai dalam lembaga pendidikkan
PENGENALAN ,PENEMPATAN DAN PEMBERHENTIAAN
A.    PENGENALAN

Menberikan informasi latar belakang kepada pegawai baru yang di butuhkan untuk
melakukan pekerjaan mereka secara memuaskan, seperti informasi tentang peraturan sekolah .1
[1]
Pengenalan merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk menperkenalkan
tenaga kerja baru dengan tenaga kerja lama, dan perkenalan merupakan suatu proses untuk
mengetahui dan mengenal tempatnya dalam totalitas hubungan pekerjaan, ruang lingkup sekolah,
dan berbagai macam kebijakan sekolah yang harus di taati oleh tenaga kerja baru.2[2]
Pengenalan adalah menperkenalkan para tenaga kependidikkan dengan peranan dan
kedudukan mereka dalam organisasi pada tenaga kenpedidikkan yang lainya 3[3]

1.      Tujuan Pengenalan


Pengenalan memiliki beberapa tujuan yaitu:
a.       Untuk mengenalkan tenaga kerja baru dengan ruang lingkup sekolah dan kegiatannya.
b.      Untuk menberikan informasi yang di pandang penting tentang peraturan, kebijakan dan
ketentuan sekolah.
c.       Untuk menghindari kemungkinan timbulnya kekacauan yang di hadapi oleh tenaga kerja baru
atas tugas dan pekerjaan baru diserahkan kepadanya.
d.      Untuk menghemat waktu, tenaga, biaya dengan menberikan pengenalan awal secara menyeluruh
atas semua kegiatan sekolah.
e.       Untuk menberi kesempatan kepada tenaga kerja baru, untuk menanyakan kesulitan tentang tugas
dan pekerjaan mereka.
f.       Untuk menberikan pengertian kepada tenaga kerja baru bahwa mereka adalah salah satu aset
sekolah yang dianggaap paling penting.

3
g.      Untuk menanamkan pengertian dan keyakinan agar tenaga kerja baru merasa seperti rumahnya
sendiri. Dan dertanam perasaan memiliki sehingga mereka dapat bekerja dengan aman, nyaman
dan penuh loyalitas.
2.      Program Pengenalan dan Manfaatnya
a.      Program Pengenalan
Secara resmi program pengenalan berada di bawah tanggung jawab depertemen SDM. Program
pengenalan ini dilaksanakan pada tenaga kenpedidikkan baru karena permasalahan dalam
pengenalan dapat digolongkan dalam kedua ketegori besar yaitu topik yang menarik perhatian
para pegawai baru, dan permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan khusus.
Menampilkan topik yang biasa ada dalam program pengenalan, menyangkut masalah
perusahaan dalam keuntungannya bagi tenaga kependidikkan adalah masalah umum bagi
pegawai baru yang biasanya dijelaskan oleh depertemen SDM. Permasalahan sekolah dan
keuntungan tersebut biasanya telah di tuangkan dalam sebuah buku panduan pegawai yang
mengambarkan kebijakan sekolah , aturan sekolah, keuntungan dan data lain.
Sebagai tambahan dari prestasi depertemen SDM, pengenalan dilanjutkan dengan
pegawai baru yang menberikan penjelasan tentang pekerjaan. Pada tahap ini pegawai baru di
perkenalkan dengan rekan –rekan kerjanya.hasil penelitian pada sekolah – sekolah masalah-
masalah yang diberikan dalam program pengenalan di setiap sekolah terutama pegawai baru
yang belum berpengelaman bekerja di sekolah pada umumnya meliputi:
1.      Masalah sekolah
a)      Sejarah sekolah
b)      Visi dan misi sekolah
c)      Struktur organisasi
d)     Posisi sekolah saat ini
e)      Fasilitas yang ada pada sekolah dan letaknya
f)       Fasilitas pelayanan yang di sediakan
g)      Penjelasan ringkas makanisme kerja
h)      Peraturan dan kebijakan sekolah
i)        Peraturan di siplin
j)        Buku pedoman pegawai
k)      Prosedur dan fasilitas keamanan
2.      Keuntungan Pegawai
a)      Waktu pembayaran kompensasi kerja
b)      Perhitungan atau rinciaan kompensasi
c)      Liburandan cuti
d)     Hak beristirahat
e)      Peluang mendapatkan dan pelatihan
f)       Fasilitas asuransi untuk jaminan kesehatan
g)      Program pensiunan
3.      Perkenalan
a)      Kepada pemimpin
b)      Kepada pelatih
c)      Kepada rekan kerja
d)     Kepada pembibing pegawai

4.      Tugas-tugas karyawan


a)      Lokasi kerja
b)      Uraian tugas dan tanggung jawab
c)      Peralatan keselamatan kerja
d)     Tujuan pekerjaan
e)      Hubungan dengan unit kerja lain
f)       Hubungan dengan pegawai lain

b.      Manfaat Pengenalan


Manfat yang di rasakan kebanyakan bekisar tentang berkurangnya kecemasan tenaga
kependidikkan baru. Dengan kecamasan yang berkurang, para tenaga kependikkan dapat belajar
lebih baik. Pengaburan masalah oleh teman sekerja atau keritikan dari pemimpin dapat diatasi
karena tenaga kependidikkan yang dapat mengikuti pengenalan dengan baik menpunyai harapan
yang lebih baik. Hasilnya adalah bahwa perhatiaan lebih kecil dari pemimpin dan teman sekerja,
kinerjanya lebih baik, dan lebih kecil kemungkinannya untuk berhenti.
1.      Tindak Lanjut Pengenalan
Program pengenalan yang sukses di teruskan dengan tindak lanjut yang di butuhkan oleh
pegawai baru kerena mereka sering tidak dapat mengingat apa-apa yang di informasikan dalam
masa pengenalan. Pemimpin atau kepala sekolah menanggung langinya dengan rapat tidak resmi
untuk meminta pegawai menberikan keritik dan saran tentang kelemahan program pengenalan.
Kelemahan-kelemahan tersebut mungkin berupa topik tentang pegawai-pegawai mana yang
mermelukan lebih banyak informasi. Dan pertemuan langsung antara pemimpin atau kepala
sekolah dengan pegawai merupakan langkah terpenting dari tindak lanjut progran pengenalan.
Pemimpin meyakini bahwa mereka sering melakukan tindak lanjut, tetapi banyak pegawai baru
yang dapat menerima langkah pemimpin itu sebagai suatu tindakan yang benar. Dan dalam
tindak lanjut pengenalan ini kita bisa memecahkan masalah atau kendala- kendala yang di hadapi
oleh pegawai baru secara bersama.4[4]

A.    PENEMPATAN
Penempatan adalah proses kegiatan yang dilaksakan pemimpin atau kepala sekolah dalam
suatu lembaga sekolah untuk menentukan lokasi dan posisi seorang pegawai dalam
melaksanakan pekerjaannya.dan pemberiaan tugas dan pekerjaan kepada pegawai baru yang
lulus dalam seleksi untuk dilaksanakan secara continue dan wewenang serta tanggung jawab
yang melekat seperti porsi dan komposisi yaang di tetapkan serta mampu menpertanggung
jawabkan segala resiko yang mukin terjadi atas tugaas dan pekerjaan, wewenang dan tanggung
jawab tersebut.

1.      Promosi

4
Promosi terjadi apabilaa seorang pegawai di pindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain
yang lebih tinggi dalam penbayaran, tanggung jawab. Umumnya di berikan penghargaan, hadiah
atas usaha dan prestasinya di masa lampau, maka akan muncul dua permasalahan.
Pertama, yaitu ketika pembuat keputusan dapat menbedakan antara pegawai yang kuat
dan lemah secara objektif. Hal ini terjadi kalau pegawai terbaik adalah anggota dari suatu grup
tertentu yang di lindungi dan penbuat keputusan adalah seorang prejudice. Pembuat keputusan
tidak seharusnyaa mengikuti prasanggka atau perasaan pribadinya untuk menpengaruhi kegiatan
promosi. Kalau kegiatan promosi di dasarkan pada kepentingan pribadi SDM sekolah akan
didominisi oleh orang-orang yang tidak berkopetan, pada akhirnya kinerja sekolah akan
menurun.
Permasalahan kedua adalah Peter Principle atau prinsip Peter, yang menyatakan bahwa
secara hierarki manusia cendrung untuk terus meningkatkan tingkaat kopentensinya. Meskipun
tidak selalu benar pripsip tersebut menyatakan bahwa baik kinerja seseorang pada bidang
tertentu belum tentu baik juga pada bidang kerja lain.
Dalam beberapa hal pada umumnya pekerja senior akan dipromosikan terlebih dahulu.
Maksud senior di sini adalah pekerja yang menpunyai masa kerja paling lama di lembaga
sekolah tersebut. Kelebihan pendekatan ini adalah adanya prinsip objektif. Pegawai akan di
promosikan di tentukan berdasarkan catatan senioritas yang ada pada sekolah.Alasan rasional
dari pendekatan ini adalah untuk menghilangkan atau mengurangi promosiyang menyimpang
memerlukan pengelolaan untuk mengembangkan senioritas pekerja karena mereka akan di
promosikan sebagaimana mestinya. Promosi sistem sonioritas biasanya di batasi pada pekerja
yang di gaji berdasarkan jam kerja.

2.      Tranfer dan Demosi


Transfer dan demosi adalah dua kegiatan penempatan tenaga kependidikan lainnya yang ada
di sekolah. Transfer terjadi kalau seorang tenaga kerja di pindahkan dari suatu bidang ke bidang
lainnya yang tingkatannya hampir sama baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun tingkat
strukturnya. Demosi terjadi kalau seorang pegawai di pindahkan dari sutu posisi ke posisi lainya
yang lebih rendah tingkatnnya, baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun tinggkat strukturnya.
Dengan memindahkan seseorang pegawai ke bidang kerja tertentu, bukan promosi, juka
bakan demosi, para pemimpin atau kepala sekolah dapat melakukan perbaikan pemanfaatan
SDM yang ada. Transfer bahkan mungkin lebih bermanfaat bagi tenaga pegawai, karena
pengalaman kerja mereka akan bertambah dan menpunyai keahlian baru dan dalam perpektif
yang berbeda mereka juga akan menjadi pegawai yang lebih baik sehingga menjadi calon kuat
untuk di promosikan di masa mendatang. Transfer juga akan menperbiki motivasi dan kepuasan
induvidu, terutama ketika pegawai tersebut mengalami hambatan pada bidang tugas yang lama.
Bahkan jika itu hanya hambatan tinggal sedikit saja, maka traansfer juga paling tidak menberikan
berbegai variasi kerja yang dapat meningkatkan kepuasan kerja.
Demosi jarang menimbulkan hasil yang positif bagi seorang pegawai. Biasanya hal tersebut
terjadi karena masalah kedisiplinan, pegawai didemosi karena kinerja yang tidak baaik, atau
kerena ketidaktaatan terhadap disiplin kerja seperti terlalu sering absen atau tidak hadir. Satu
permasalahan akan timbul akibat akan timbul akibat demosi, demosi, yaitu tenaga
kependidikkan mungkin akan kehilangan motivasi kerja atau yang lebih jelek dari itu yang
akhirnya dapat menimbulkan keraguan yang lebih besar yang di sebabkan oleh keputusan
demosi. Di samping menimbulkan pengaruh negatif bagi moral pegawai yang lainya.
Pada dasarnya demosi dimaksudkan dengan tujuan baik, yaitu mendorong atau memacu,
pegawai yang tidak dapat mengerjakan tugasnya.

3.      Job Posting Programs


Job posting programs menberikan informasi kepada pegawai tentang pembukaan lowongan
kerja dan peryararatannya. Pengumuman tentang lowongan kerja tersebut mengundang para
pegyang mawai emenuhi syarat untuk melamarnya. Biasnya di umumkan melalui bulletin atau
surat kabar maupun elektronik. Kualifikasi dan ketentuan lain biasanya di ambil dari informasi
analisis pekerjaan, melalui pencalonnan diri ataupun dengan rekomondasi suverpisor, pegawai
yang tertarik dapat mengajukan permohonan kepada depertemen SDM tujuan program atau job
posting ini adalah untuk menberikan dorongan bagi pegawai yang mencari promosi dan transfer
serta menbantu depertemen SDM dalam mengisi jabatan internal dengan demikian, job posting
dapat menpertemukan antara kepentingan sekolah dengan kepentingaan tenagaa kependidikkan.
Namun pekerjaan pada leval yang lebih tinggi dapat pula di umumkan untuk memenuhi tuntutan
afirmasi dan persamaan kesempatan pekerjaan para pegawai yakin bahwa mereka dapat mengisi
pekerjaan apa saja dalam sekolah.
Walaupun kebanyakan pencari pekerjaan itu mencari promosi, tetapi banyak pencalon diri itu
mencari transfer untuk menperluas keterampilan atau alasan pribadi.

4.      Beberapa Masalah dalam Penepatan


Terdapat tiga hal yang mendasari keputusan penempatan bagi, SDM yaitu efektivitas,
tuntutan hukum, dan prevensi PHK.
a.      Efektivitas
Efektivitas penempatan harus manpu meminimalisasi kemungkinan terjadinya kekacauan
bagi tenaga kependidikkan dan sekolah. Untuk mengurangi kekacauan, keputusan promosi dan
transfer harus dibuat sesuai dengan langkah-langkah seleksi
.
b.      Tuntutan Hukum
Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada kontrak resmi tertulis disebut
hubungan kerja sukarela dan dilanjutkan dengan persetujuan. Kedua pihak harus
memberitahukan apabila hubungan itu berakhir.
Larangan lain dapat diterapkan sesuai dengan keadaan dan hukum lokal. Pemberhentian
dapat ditentang bila dilakukan sewenang-wenang dan tidak hadil. Juga tidak boleh
bertentangandengan kebijakan publik.
Penempatan yang merugikan ( seperti transfer, demosi, dan saparasi) dilarang bagi tenaga
kependidikkan yang menerapkan hak-hak sesuai UU.
Jika penempatan menguntungkan pekerja, promosi misalnya, keputusan tersebut tidak
ada konsekuensi negatif bagi pekerja. Tetapi transfer, demosi dan pemutusan kerja yang sifatnya
tidak sekurela harus dilakukan sesuai dengan hukum, prosedur, dan alasan yang adil. UU
ketenaga kerjaan mengharuskan sekolah menberikan perawatan dan kesehatan atas biaya sekolah
bagi matan tenaga kependidikkan. Biaya ini di berikan bagi tenaga kependidikkan yang berhenti
atas alasan apapun. Kegagalan memenuhi tuntutan ini dapaat menimbulkan akibat hukum yanh
mahal.
c.       Pencegahan Seperasi (PHK)
Salah satu bidang kreatif MSDM adalah upaya pencegahan seperasi. Ketika depertemen
SDM dapat mencegah sekolah kehilangan SDM yang bernilai, maka uang yang di tanam dalam
rekrutmen seleksi, pengenalan dan pelatihan tidak hilang. Uang juga dapat di hemat dengan
mengurangi keperluan penyebaran pekerja yang tersisa.
Meskipun jumlah menimum dari attrisi menjamin suatu arus tenaga kependidikkan baru ke
dalam suatu sekolah dan kesempatam promosi untuk hal ini sudah ada, tiap-tiap tenaga
kependidikkan yan di berhentikan.

B.     PEMBERHETIAN
Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja adalah keputusan dari induvidu dan dan
sekolah. Hal ini dapat di lakukan oleh sekolah dengan atau tenaga kependidikkan. Penberhentian
kerja dapat di dorong oleh alasan disiplin, ekonomi, bisnis, atau alasan pribadi. Peranan
depertemen SDM adalah mencari cara yang terbaik untuk melakukan pemutusan ini sehingga
akibat buruk bagi induvidu dan sekolah bisa diminimalisir. Bentuk-bentuk hubungan kerja dapar
berupa absen temporer, atrisi layoff dan penghentian.
1.      Meninggalkan Pekerjaan Sementara (Cuti)
Meninggalkan pekerjaan sementara atau disebut juga dengan cuti, karena tenaga kependidikkan
menbutuhkan waktu sementara untuk tidak bekerja. Alasannya mungkin kerena
kesehatan,masalah keluarga, pendidikan, rekreasi dan lain-lain.
2.      Pengurangan
Pengerungan atau Atrisi adalah pengerungan normal kerena pengunduran diri, pensiun atau
kematian. Pengunduran ini dilakukan dari pihak pekerja sendiri, bukan dari sekolah. Alasan
utama atrrisi ini adalah pengunduran diri yang bersifat sukarela.
Walaupun atrrusi merupakan cara lambat untuk mengurangi tenaga kerja, cara ini paling
sedikit menimbulkan masalah. Dalam kondisi ini bagi depertemen SDM memukinkan sekolah
untuk lebih bergangtung pada atrrisi daripada layoff, karena depertemen SDM dapat
menproyesikan surplus tenaga. Namun, depertemen SDM dapat menyarankan adanya
pembekuan penerimaan sampai jumlah tenaga berkurang dengan adanya seperasi secara
sukerela. Dalam waktu yang cukup, atrrisi dalam waktu yaang cukup, atrrisi ini dapat
mengurangi suplus yang di duga tadi.
3.      Pengendurun Diri Sementara
Pengunduran diri atau leyoff merupakan permintaan pengunduran dari yang di tawarkan
pemimpin kepada bawahanya kerena alasan bisnis dan ekonomis.
4.      Pemecatan ( Penghentian Hubungan Kerja)
Sudah tentu, tenaga kependidikkan di berhentikan melalui pemutusan hubungan kerja. Istilah
terminasi sangat luas cakupanya dengan menyangkut pemberhentian yangbersifat tetap oleh
sekolah karena alasan. Istilah ini biasanya menpunyai kesan bahwa seorang tenaga
kependidikkan di hukum karena alasan disiplin. Apabila seseorang di berhentikan kerana alasan
bisnis atau alasan ekonomi lainya biasanya disebut layoff tetapi kadang-kadang pemimpin perlu
menberentikan bawahannya karena alasan bisnis dan tidak ada rencana untuk mengangkat
kembali, kondisi ini lebih tepat disebut terminasi dari pada layoff. 5[5]

5
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pengenalan adalah Menberikan informasi latar belakang kepada tenaga kependidikan baru
yang di butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka secara memuaskan, seperti informasi
tentang peraturan sekolah. Dan dalam pengenalan terdapat tujuan pengenalan, program
pengenalan manfaatnya,dan tindak lanjut pengenalan.
Penempatan adalah proses kegiatan yang dilaksakan pemimpin atau kepala sekolah dalam
suatu lembaga sekolah untuk menentukan lokasi dan posisi seorang tenaga kependikkan dalam
melaksanakan pekerjaannya. Dan dalam penempatan terdapat promosi, transfer, demosi, job
posting program dan masalah dalam penepatan.
Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja adalah keputusan dari induvidu dan dan
sekolah. Hal ini dapat di lakukan oleh sekolah dengan atau tenaga kependidikkan.

B.     SARAN
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini sangat banyak kekurangan, maka
dari itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca yang dapat membangun makalah
ini agar bisa menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Barat : Permata Puri Media 2010
Komang, Mujiati, Ni Wayani, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:Graha Ilmu 2012
Ike Kusdyah Rachmawati, manaajemen sumber daya manusia,Yogyakarta:Andi 2005
Veithzal Rivai, manajemen sumber daya perusahaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2009

Anda mungkin juga menyukai