Anda di halaman 1dari 6

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Pertanian
Universitas Negeri Gorontalo

Review Jurnal: Pembuatan Kemasan Biodegradable Berbasis Pati Jagung-Kitosan dan


Poloxamers
Abril Fonseca-Garcia, Enrique Javier Jimenez-Regalado, dan Rocio Yaneli Aguirre-Loredo
Reviewer: Kevin Aprilianto (NIM. 651419044)

Gambar buat yang ditengah

Kemasan Biodegradable Pati Jagung-Kitosan-Poloxamers

Latar Belakang

Penggunaan kemasan plastik didunia saat ini sangat tinggi melebihi 700 juta ton pertahun dan akan
terus bertambah sampai 1 miliar pada tahun 2021. Jutaan ton Sampah plastik yang dihasilkan dari
kemasan plastik sangatlah banyak dan menimbulkan polusi dilaut, danau, udara, sampai keair tanah.
Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan inovasi yaitu penggunaan kemasan biodegradable yang
lebih mudah terurai dibandingkan kemasan plastik sehingga tidak menimbulkan polusi. Kemasan
biodegradable mampu terurai menjadi karbon dioksida, metana, air, senyawa anorganik, atau biomassa
(Tian & Bilal, 2020).

Kemasan biodegradable dapat tersusun dari polimer yang berasal dari alam salah satunya bisa
didapat dari pati jagung. beberapa tahun terakhir melakuaknan penelitian utntuk meningkatkan sifat
mekanik dari film yang dihasilkan dari pati jagung. kelebihan dari pati memiliki sifat hidrofilik dan
memungkinkan untuk dimodifikasi agar membentuk termoplastik yang kemudian dapat dicampurkan
dengan polimer sintetik yang dapat terdegradasisalah satunya adalah kitosan (Ragel dkk, 2020). Kitosan
merupakan polisakarida amino linier alami yang berasal dari kitin yang dapat diperoleh dari produk
sampingan industri perikanan. Kitosan memiliki keunggulan dari sifatnya yang biokomp,atibel,
antimikroba, antioksidan, tidak beracun dan memiliki permeabilitas oksigen yang rendah (Aguirre-
Loredo dkk, 2018; Liu dkk, 2018).

Bahan tambahan lain yang dapat digunakan adalah pluronic yang merupakan kopolimer triblok yang
beredar dipasaran seperti pluronic atau poloxamers. Pluronic ini meruopakan bahan nonbiodegradable,
namun disetujui oleh FDA dan Farmakope Eropa dan AS Karena memiliki sifat yang tidak beracun dan
tidak menimbulkan iritasi. Penambahan poloxmers digunakan sebagai pelarut, penstabil, dan
pengemulsi (Russo & Villa, 2019).

Dalam penelitian ini akan menambahkan polixamers seperti pluronic F127 dan kitosan dalam
pembuatan lapisan film berbasis pati jagung. dengan hipotesa jika poloxamers seperti pluronic F127
digabungkan kedalam lapisan film berbasis pati jagung dan kitosan akan membantu untuk
mendapatkan film yang lebih hidrofobik dengan penghalang kelembaban yang baik. Tujuan dari
penelitian ini sendiri adalah untuk mendapatkan bahan biodegradable (film) yang dibuat dari campuran
pati jagung, kitosan, dan pluronic F127. Untuk menentukan sifat structural, mekanik dan penghalang
uap airnya, dab menentukan vabilitasnya sebagai bahan kemasan yang dapat terurai.

Metode Penelitian

 Bahan :
- Pati jagung dengan kadar amilosa 30%
- Kitosan dari cakang udang
- Pluronic F127 (Poloxamers)
- Asam asetat glacial
- Reagen grade glycerol (Sebagai plasticizer)

 Pembuatan Film :
1. Siapkan larutan pati, dengan melarutkan 5% pati kedalam aquadest.
2. Siapkan larutan kitosan, dengan menambahkan 1% kitosan dalam larutan asetan 1%.
3. Pluronic F127 dilarutkan dalam aquadest dengan konsentrasi 1%; 2%; 3%.
4. Ditambahkan gliserol sebanyak 25%.
5. Pembuatan campuran film dengan pluronic F127 dibuat dengan perbandingan
pati:kitosan:pluronat F127 secara berturut-turut 60:20:20.
6. Setelah semua larutan siap, langkah pertama larutan pati dipanaskan sambil terus diaduk
sampai suhu 50°C.
7. Jika sudah mencapai suhu 50°C, ditambahkan larutan kitosan dan pluronic F127 sambil terus
diaduk dengan pengadukan konstan sampai suhu 85°C, jika sudah mencapai suhu 85°C
pertahankan selama 5 menit agar pati tergelatinisasi dengan baik.
8. Jika sudah terbentuk gel yang baik larutan film lalu dihilangkan gelembungnya dengan cara
divakum.
9. Langkah selanjutnya, 50 ml larutan film dituang kedalam 15 cetakan akrilik ukuran 15 cm 3.
10. Lalu larutan film dikeringkan pada suhu 60°C selama 4 jam.
11. Langkah terakhir, film yang sudah jadi bisa dikeluarkan dari cetakan dan dipotong sesuai ukuran
untuk setiap analisis karakteristik fisikokimia film.

Yang dibawah ini belum jadi jangan


masukin dulu ya, yang bawah bakal
butuh banyak space juga jadi yang
diatas dibuat sebelah kiri semua ya.
Pembahasan sama kesimpulan sebelah
kanan ya
Pembahasan

1. Morfologi permukaan film dengan Scenning electron microscope (SEM)


Morfologi permukaan dari film hasil Scenning electron microscope (SEM) dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

Gambar 1. Hasil pemindaian SEM 500X film biodegradable dari pati jagung (a), kitosan (b), campuran pati-kitosan-
pluronat F127dengan konsentrasi 0, 1, 3, dan 5% (c, d, e, dan f)
Dari hasil scenning dapat dilihat film yang dibuat dari polimer saja baik dengan pati jagung (a)
atau kitosan (b), memiliki permukaan yang halus dan homogen tanpa ada pori-por atau retakan
superfisial. Sedangkan, film yang dibuat dari campuran pati jagung dan kitosan (c) memiliki
permukaan dengan bentuk lingkaran diseluruh sampel. Dari gambar diatas juga dapat dilihat dari
film dari campuran pati jagung dengan kitosan yang ditambahkan pluronic 1% (d) memiliki
permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan film (c), semakin tinggi konsentrasi dari pluronic
sampai 5% permukaan dari film juga semakin halus dan lebih homogen.
2. Sifat termal dengan Differential scanning calorimetry (DSC)

Gambar 2. Spektrum FT-ur, (a) film pati jagung, film kitosan, pluronat F127, dan campuran pati-kitosan dengan
F127 pluronat pada 0%; (b) film campuran pati-kitosan dengan konsentrasi pluronat F127 yang berbeda (0, 1, 3,
5%).
Dari hasil yang diperoleh dari DSC, dalam gambar 4 menunjukan termogram DSC. Hasil dari
analisis dapat dilihat bahwa terjadi interaksi termodinamika penting kerena dapat menunjukan
peningkatan pluronic F127 dalam film. Dalam grafik dapat dilihat film dengan pati-kitosan-F127
memiliki perlakuan termal yang serupa. Pada film dengan pati-kitosan-F127 3% dan film dengan
pati-kitosan-F127 5% menujukan interaksi termodinamika yang mirip dengan temperature leleh
yang dekat.
3. Ketebalan dan Penampakan film
Film yang diperoleh dari pati jagung secara kasap mata memiliki penampakan yang homogen
dengan sifat film yang elastic, tipis dan buram.

Gambar 3. Film biodegradable berdasarkan campuran pati jagung, kitosanm dan pati-kitosan
Jika diamati penampakan dari film, film hasil dari pati-kitosan-F127 0% menjadi 3% ketebalan
dari film meningkat secara signifikan.

4. Kelarutan
Dari hasil analisis kelarutan pada setiap film didapatkan hasil terjadi penurunan yang signifikan
dari film dalam air. penurunan kelaruan yang signifikan terjadi saat konsentrasi pluronic F127
meningkat dimana pada kenaikan konsentrasi Pluronic F127 3% menjadi 5% terjadi penurunan
kelarutan yang signifikan.
5. Sifat mekanik
Sifat mekanik kuat tarik dan pemanjangan dari tiap film yang dihasilkan dalam penelitian ini
mendapatkan hasil analisis, film yang dihasilkan dari kitsan memiliki kuat tarik sebesari 38 MPa,
lebih tinggi dibandingkan dengan film yang hanya dihasilkan dari pati jagung yang hanya memiliki
kuat tarik sebesar 5 MPa;. Sementara penambahan pluronic F127 menurunkan %pemanjangan dari
film dibandingkan dengan film yang tidak dimilikinya, namun, dengan meningkatkan konsentrasinya
dari 1 menjadi 5%, hal itu secara signifikan meningkatkan pemanjangandari film.
6. Permeabilitas uap air (WVP)

Permeabilitas uap air merupakan parameter yang penting karena bertujuan untuk mengetahui
besarnya biopolymer yang rentang terhadap plastisitas dalam air . permeabilitas dari film dengan
menunggunakan polimer pati jagung dan kitosan memiliki 7× 10- 11 G. M-1S-1, Pa-1. Pada film dengan
penambahan poliester pluronic F127 dalam konsentrasi dari 1%,sampai 5% secara signifikan
meningkatkan kapasitas penghalang film yang dibuat dalam penelitian ini, dengan nilai
permeabilitas uap air sebesar 10-14 G. M-1S-1, Pa-, mengurangi jumlah uap air yang melewati material.
Jumlah uap air yang meresap melalui material berkurang dengan meningkatnya konsentrasi pluronic
F127.

Kesimpulan

Pembuatan film dari pati jagung, kitosan, dan poloxamer pluronic F127 memungkinkan untuk bahan
kemasan biodegradable baru, fim dari pati jagung-kitosan yang diperoleh lebih homogen dengan
meningkatnya kandungan pluronic F127. Kelarutan air (%S) dan kapasitas penghalang uap air (WVP),
serta perilaku mekanik film, ditingkatkan dengan penggabungan poloxamer pada konsentrasi dari 3%.
Berdasarkan perilaku dan karakteristik bahan tersebut, disimpulkan bahwa hasil analisis, formulasi untuk
mendapatkan film yang paling relevan adalah pati-kitosan-F127 3%,

Anda mungkin juga menyukai