Anda di halaman 1dari 20

KARYA TULIS

“NEGARA MAJU KOREA SELATAN”

Disusun Untuk Dapat Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Geografi

Disusun Oleh :

DILA RACHMA AGUSTIN


KELAS XII IPS 1

SMA NEGERI 3 SUBANG


Alamat: Jl. Emo Kurniaatmaja No. 1 Subang
Telepon: 0260411409
Email: @sman3subang.sch

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas ridho Nya sehingga
dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan tepat waktu.
Karya Tulis dengan judul “Negara Korea Selatan” disusun dengan tujuan
untuk memenuhi tugas mata pelajaran Geografi, serta untuk mengetahui lebih
jauh tentang mempelajari Negara Korea Selatan.
Penulis menyadari bahwa baik isi maupun cara penyusunan karyat tulis ini
jauh dari sempurna. Karena itu segala saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca yang
membutuhkan informasi berkaitan dengan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Letak dan Batas.........................................................................................3
1. Letak Astronomis Korea Selatan...................................................3
2. Letak Geografis Korea Selatan.......................................................3
B. Keadaan Alam Korea Selatan..............................................................4
1. Iklim Korea Selatan.......................................................................4
2. Topografi........................................................................................4
C. Demografi/Kependudukan Negara Korea Selatan................................5
1. Pertumbuhan..................................................................................5
2. Kepadatan Penduduk......................................................................5
3. Persebaran............................................................................................6
4. Kelahiran........................................................................................6
5. Kematian........................................................................................6
D. Kegiatan Ekonomi....................................................................................6
1. Pertanian.........................................................................................7
2. Peternakan......................................................................................7
3. Pertambangan.................................................................................8
4. Industri...........................................................................................8
5. Perdagangan...................................................................................9
E. Kerjasama Antar Negara........................................................................10
1. Hubungan Bilateral/Regional Korea Selatan...............................10

ii
2. Kerjasama Multilateral Korea Selatan.........................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 PDB Korea Selatan 1960-2020................................................................6

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Letak Astronomis Korea selatan.......................................................3


Gambar 2.2 Geografi Korea Selatan....................................................................3
Gambar 2.3 Struktur Jumlah Penduduk................................................................5
Gambar 2.4 Sistem Pertanian Korea Selatan........................................................7
Gambar 2.5 Peternakan Sapi Korea Selatan.........................................................8
Gambar 2.6 Pertambangan Kota Di Korea Selatan..............................................8
Gambar 2.7 Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Korsel..................10
Gambar 2.8 Mantan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, dengan mantan
Presiden AS George W. Bush.........................................................11

v
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korea Selatan adalah sebuah negara yang berada di kawasan Asia
Timur, meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Secara ekonomi, Korea
Selatan kini digolongkan menjadi negara dengan penghasilan menengah ke
atas. Jika ditinjau dari latar belakang historis, Korea Selatan pernah
mengalami fase keterpurukan dalam segi perkonomian.
Pasca Perang Saudara antara Korea Selatan dengan Korea Utara,
Korea Selatan mengalami krisis ekonomi nasional. Korea Utara bahkan jauh
mengungguli Korea Selatan baik dari segi perekonomian, militer, maupun
pemerintahan. Keadaan ekonomi Korea Selatan sangat jatuh karena
sebagian besar pemasukan mereka dikeluarkan lagi untuk kebutuhan
perang. Selain itu, kebanyakan pabrik dan pusat industri pokok berlokasi di
Korea Utara. Kemunduran Jepang dari Korea pun menyebabkan lenyapnya
sebagian besar modal dan tenaga ahli dari perekonomian Korea. Pada masa
pemerintahan kolonial Jepang, 94% modal dan 80% tenaga kerja dikuasai
oleh Jepang (Yang&Mas’oed, 2007, hlm. 134). Sampai dengan akhir tahun
1950-an, Korea Selatan dikategorikan sebagai salah satu negara yang
underdeveloped, di mana tingkat kemiskinan dan tingkat ketergantungan
terhadap bantuan luar negeri sangat tinggi. Perekonomian negara
bergantung pada sektor pertanian dengan nilai total ekspor US$ 41 juta dan
pendapatan per kapita US$ 82 saat itu. Dengan mengutip pendapat Cole dan
Lyman, sejak tahun 1953 hingga 1958, Korea Selatan menerima bantuan
Amerika Serikat tidakkurang dari US$ 270.Ini sama dengan US$ 12
penghasil per kapita per tahun atau sekitar 15% produk kotor nasional
Korea.
Ketergantungan Korea Selatan terhadap Amerika Serikat sama sekali
tidak merugikan Korea Selatan, bahkan cenderung menguntungkan.
Amerika sangat membantu Korea Selatan untuk menjalin hubungan dagang
dengan negara-negara maju lainnya. Hal ini memberikan peluang besar bagi
Korea Selatan agar ekspor produk yang dihasilkan di negaranya dapat
dengan mudah diterima di negara-negara yang sangat berpengaruh pada
stabilitas perekonomian dunia.
Pembangunan ekonomi Korea Selatan mulai stabil saat masa Presiden
Park Chung Hee yang meluncurkan Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita) pertama periode 1962-1966. Periode ini dianggap paling penting
karena pada periode ini pemerintah Korea Selatan membuat kebijakan dasar
pembangunan ekonomi periode- periode berikutnya. Selain itu, Korea
Selatan menghadapi situasi makin berkurangnya bantuan pembangunan dari

1
Amerika Serikat sehingga pemerintah merasa perlu untuk menciptakan
ekonomi yang mandiri. Tujuan awal dari Repelita pertama adalah untuk
merevitalisasi ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Anwar,
2010, hlm. 88).
Langkah-langkah yang diambil Park awalnya bersifat coba- coba dan
banyak mengalami kegagalan. Upaya pemerintah untuk memobilisasi modal
domestik dan meningkatkan investasi dengan membangun proyek-proyek
investasi terkesan ambisius dan tidak berhasil seperti yang diharapkan,
bahkan menipiskan cadangan devisa negara. Menyadari hal tersebut, Park
merevisi Repelita 1 pada 1964 dan lebih menekankan pada kebijakan
stabilisasi keuangan. Strategi industrialisasi diubah menjadi strategi
pembangunan yang lebih berorientasi ke luar (outword looking
development strategy) yang berbasis ekspor barang manufaktur padat karya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah yang
menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Dimana letak astronomis dan geografis Korea Selatan?
2. Bagaimana keadaan iklim dan topografi Korea Selatan?
3. Bagaimana keadaan demografi dan kependudukan Korea Selatan?
4. Bagaimana kegiatan ekonomi Korea Selatan?
5. Bagaimana kerjasama bilateral dan multilateral negara Korea Selatan?

C. Tujuan
1. Mengetahui letak astronomis dan geografis Korea Selatan
2. Mengetahui keadaan iklim dan topografi Korea Selatan
3. Mengetahui keadaan demografi dan kependudukan Korea Selatan
4. Mengetahui kegiatan ekonomi Korea Selatan
5. Mengetahui kerjasama bilateral dan multilateral negara Korea Selatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak dan Batas


1. Letak Astronomis Korea Selatan
Setiap negara pasti terletak diantara dua buah garis yang membagi bumi
menjadi dua bagian. Letak inilah yang dinamakan letak astronomis. Letak
astronomis dari suatu negara merupakan letak atau posisi negara yang dilihat
berdasarkan garis lintang dan garis bujurnya.
Tidak hanya membagi wilayah bumi menjadi dua bagian secara vertikal atau
horizontal, garis bujur dan garis lintang juga menjadi penanda zona-zona
iklim (lihat juga disini tentang iklim tropis) yang ada di bumi serta daerah
waktunya. Nah, untuk negara Korea Selatan sendiri letak astronomisnya bisa
dijelaskan sebagai berikut:
 Secara astronomis negara Korea Selatan terletak pada garis lintang
33°06’40” LU - 43°00’39” LU
 Sedangkan berdasarkan garis bujurnya, Korea Selatan berada pada
124°11’00” BT - 131°52’42” BT
Gambar 2.1 Letak Astronomis Korea selatan

3
2. Letak Geografis Korea Selatan
Gambar 2.2 Geografi Korea Selatan

Selain dilihat berdasarkan garis lintang dan garis astronomis atau biasa disebut
letak astronomis, negara Korea Selatan juga bisa dilihat dari letak geografis,
yaitu kondisinya jika dilihat secara nyata di permukaan bumi. Kondisi
geografis suatu negara ini juga bisa ditandai dengan adanya fitur-fitur geografi
seperti benua, samudra atau negara lain yang berbatasan atau berdekatan
langsung dengannya. Seperti halnya juga dengan negara Korea Selatan yang
letak geografisnya ditandai dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
 Utara: Berbatasan dengan Republik Rakyat Cina
 Selatan: Berbatasan dengan Laut Cina Timur
 Barat: Berbatasan dengan Laut Kuning
 Timur: Berbatasan dengan Laut Jepang

B. Keadaan Alam Korea Selatan


1. Iklim Korea Selatan
Korea Selatan beriklim sedang karena berada dalam kawasan curah
hujan Asia Timur. Pengaruh masa udara dari dataran Asia lebih besar terhadap
cuaca di Korea Selatan dibanding pengaruh dari Samudera Pasifik. Musim
dingin berlangsung 3 bulan dengan kondisi cuaca kering. Sementara musim
panas singkat, namun sangat panas, basah dan lembap. Cuaca terbaik muncul
pada musim semi dan musim gugur. Di DKI Seoul suhu rata-rata bulan
Januari adalah −5 °C sampai −2,5 °C; pada bulan Juli berkisar dari 22.5 °C
sampai 25 °C. Pulau Jeju yang terletak pada bagian paling selatan, menerima
iklim yang lebih hangat daripada daratan utama, berkisar dari 2,5 °C pada
bulan Januari dan 25 °C pada bulan Juli.
Walau Korea Selatan kurang rentan terhadap taifun (Bahasa Korea: 태
풍 , taepung) dibanding Jepang, Taiwan, pesisir timur Cina ataupun Filipina,
imbasnya bisa berakibat besar. Setiap tahunnya terdapat 1 sampai 3 buah
taifun yang bergerak ke semenanjung. Taifun biasanya menyerang pada akhir
musim panas dan membawa curah hujan yang sangat tinggi. Taifun memicu
banjir dan tanah longsor di berbagai tempat di Korea Selatan.

4
Salah satu taifun besar yang menghantam daratan Korea adalah Taifun
Nabi (Jolina) pada tanggal 8 September 2005 dengan korban tewas 8 orang

2. Topografi
Negara Korea Selatan memiliki bentuk topografi yang cukup kasar
dengan adanya rangkaian pegunungan, gunung serta daratan sempit. Untuk
rangkaian pegunungan yang ada di negara ini, yaitu rangkaian pegunungan
Taebaek, Sobaek dan Jiri. Sedangkan gunung tertinggi di Korea Selatan
terletak di Pulau Jeju, yaitu Gunung Halla (Hallasan) yang memiliki
ketinggian mencapai 1.950m.
Karena kondisi geologisnya ini, Korea Selatan juga rawan terjadi
bencana alam (lihat tentang macam macam bencana alam) seperti gempa
bumi, gunung meletus dan banjir. Selain itu, karena letak geologisnya ini
jugalah Korea Selatan juga memiliki sumber tambang yang beragam, seperti
batubara, bijih besi, seng, tembaga, nikel (baca tentang kegunaan nikel) dan
masih banyak lagi lainnya.

C. Demografi/Kependudukan Negara Korea Selatan


1. Pertumbuhan
Korea Selatan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, sekitar 487,7
jiwa/km².[63] Jumlah ini sepuluh kali lebih banyak daripada rata – rata dunia.
Kebanyakan penduduk hidup di daerah perkotaan karena migrasi besar –
besaran dari pedesaan selama ekspansi ekonomi yang pesat pada tahun 1970,
1980 dan 1990.[64] Pada tahun 2005, Seoul merupakan kota terpadat di Korea
Selatan dengan jumlah penduduk lebih dari 9 juta jiwa[65] disusul oleh Busan
(3,4 juta jiwa), Incheon (2,4 juta jiwa), Daegu (2,3 juta), Daejeon (1,4 juta),
Gwangju (1,4 juta) dan Suwon (1 juta).[65]
Pada tahun 2008, tingkat kelahiran per tahun sebesar 9 kelahiran dari 1.000
orang.angka ini merupakan yang terendah di dunia sedangkan harapan hidup
rata - rata sebesar 79,10 tahun [66] yang merupakan tertinggi keempat puluh di
dunia.
2. Kepadatan Penduduk
Pada akhir tahun 2014, jumlah penduduk Korea Selatan secara keseluruhan
diperkirakan mencapai 51.327.916 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk
512 jiwa per kilometer persegi. Jumlah penduduk Korea Utara diperkirakan
24.545.000(2013) jiwa.
Mengalirnya para pekerja dari luar negeri serta meningkatnya jumlah
perkawinan antarbangsa semakin membuat masyarakat Korea menjadi
masyarakat yang multietnis dan multibudaya.
Jumlah penduduk Korea mengalami peningkatan per tahun rata-rata sejumlah
3 persen sepanjang dekade 1960-an, tetapi jumlah ini menurun hingga 2
persen pada dekade selanjutnya. Pada tahun 2014, tingkat pertumbuhan

5
penduduk berada pada titik 0,14 persen dan diperkirakan akan terus menurun
hingga 0,02 persen pada tahun 2020.
Pada tahun 1960-an, pembagian jumlah penduduk Korea membentuk sebuah
piramida, dengan tingkat kelahiran yang tinggi serta angka harapan hidup
yang relatif pendek.
Gambar 2.3 Struktur Jumlah Penduduk

3. Persebaran
Persebaran Penduduk Korea Selatan Menurut Wilayah
Adapun jika disimak berdasarkan persebaran penduduk Korea Selatan, wilayah
dengan jumlah penduduk terbanyak Seoul 10.349.312. Diikuti Busan
3.678.555 jiwa penduduk. Lalu Incheon 2.628.000 jiwa.
Selanjutnya diikuti Daegu sebanyak 2.566.540, Daejeon 1.475.221, Gwangju
1.416.938, Suwon 1.242.724, Goyang-si 1.073.069, Seongnam-si 1.031.935,
Ulsan 962.865, dan seterusnya.
Itu adalah statistic kependudukan Korea Selatan menurut Worldometers.
Worldometer adalah lembaga statistic dunia yang tidak terkait dengan
pemerintahan, pihak swasta atau lainnya.
4. Kelahiran
Berdasarkan data Statistic Korea, terdapat 22.291 bayi yang lahir pada Agustus
2021.
Angka tersebut turun sebesar 0.5% dari angka kelahiran pada awal tahun 2021.
5. Kematian
Sementara angka kematian di bulan Agustus 2021 mencapai 25.821, naik sebesar
2,1% dari angka kematian pada awal tahun 2021.
Besarnya angka kematian dibanding kelahiran menyebabkan jumlah penduduk
Korea Selatan berkurang sebanyak 3.530 dalam sebulan.
Penurunan ini telah terjadi selama 22 bulan berturut-turut atau hampir dua tahun.

D. Kegiatan Ekonomi
Ekonomi Korea Selatan merupakan ekonomi terbesar kedua belas di
dunia berdasarkan produk domestik bruto. ... Industri Korea Selatan
bergerak dengan pesat terutama atas permintaan produk elektronik.
Otomotif dan telekomunikasi juga menjadi industri andalan di Korea

6
Selatan
Tabel 2.1 PDB Korea Selatan 1960-2020
Korea Selatan Terakhir Sebelum Ini Satuan Referensi
PDB 1630.53 1646.74 Usd - Miliar Dec 2020
Pdb Per Kapita 31264.94 31610.92 USD Dec 2020
PDB per kapita KKB 42251.50 42719.00 USD Dec 2020
PDB dari Pertambangan 483.20 525.60 Krw - Miliar Dec 2021
PDB dari Manufaktur 129750.80 128639.70 Krw - Miliar Dec 2021
PDB dari Konstruksi 21521.40 21197.60 Krw - Miliar Dec 2021
PDB Sektor Pertanian 8365.20 8249.50 Krw - Miliar Dec 2021
PDB dari Utilitas 12165.10 12130.10 Krw - Miliar Dec 2021
PDB Sektor Transportasi 14507.40 14289.20 Krw - Miliar Dec 2021
PDB dari Jasa 272756.30 268973.70 Krw - Miliar Dec 2021
PDB dari Administrasi Publik 29409.10 28911.00 Krw - Miliar Sep 2021

1. Pertanian
keberhasilan Korea Selatan mengembangkan pertanian hingga seperti saat ini
melalui proses yang panjang. Dimulai pada dekade tahun 1960-an, kemudian
pada dekade 1970-an muncul perusahaan swasta yang mulai terlibat dalam
mekanisasi bidang pertanian, yang dilanjutkan dengan periode tahun 1990-an
dengan modernisasi pertanian, serta dekade 2010-an yang mulai memasuki era
internet of things (IoT) dalam pertanian.

Gambar 2.4 Sistem Pertanian Korea Selatan

2. Peternakan
Korea Selatan adalah sebuah negara di Bagian Timur Benua Asia yang
meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Negara yang dikenal sebagai
‘negeri ginseng’ ini rupanya tak hanya mampu mempengaruhi dunia dengan
lifestyle, teknologi, dan budayanya saja. Dalam dunia peternakan pun, mereka
tidak kalah saing dengan negara-negara lain, khususnya Peternakan Sapi
Korea Selatan
Dalam bidang Peternakan Sapi Korea Selatan, mereka memiliki ras sapi asli
yang berasal dari persilangan antara Bos Indicus dan Bos Primigenius. Sapi-
sapi itu bermigrasi ke Semenanjung Korea melalui bagian Utara China dan

7
Machuria sekitar tahun 2000 SM.
Secara tradisional, Peternakan Sapi Korea Selatan hanya memelihara jenis
sapi yang diberi nama Hanwoo ini. Meski begitu, pada pertengahan tahun
1970-an Korea mampu swasembada daging sapi. Sebagai akibatnya, tingkat
konsumsi daging sapi pun semakin meningkat pada tahun 1993 dan
menyebabkan 49 ribu ekor sapi harus diimpor dari luar negeri.

Gambar 2.5 Peternakan Sapi Korea Selatan

Dalam bidang teknologi, mereka cukup maju dengan menggunakan mesin


pemerah susu otomatis yang tersambung secara langsung ke sistem komputer
yang akan menampilkan jumlah hasil produksi. Kemudian, mereka juga
menggunakan mesin seperti mobil untuk mengumpulkan jerami dan
memberikan pakan ke sapi-sapi di kandang.

3. Pertambangan
Gambar 2.6 Pertambangan Kota Di Korea Selatan

Hasil tambang Korea Selatan hanya sedikit tidak sebanyak hasil tmbang
Indonesia Hasil Tambang Utama, antara lain batubara, bijih besi, tembaga,
timbel, seng, tungsten, emas, grafit, fosfat, perak, dan tembaga.
4. Industri
Industri di Korea Selatan secara umum berorientasi pada pasar ekspor. Konsep
internasionalisasi industri ini memang menjadi visi pemerintah Korea Selatan

8
dalam upaya menjadikan negara tersebut sebagai penguasa pangsa pasar di
sektor perindustrian berskala global.
Salah satu upaya pemerintah Korea Selatan dalam memacu peningkatan sektor
perindustrian adalah dengan memperkenalkan konsep universitas riset
(research universities) beserta pusat penelitian (research center) yang secara
aktif melakukan penelitian-penelitian. Salah satu contohnya adalah Korea
Technology Transfer Center (KTTC) yang didirikan pada 2000.
Angka statistik menunjukkan bahwa perkembangan teknologi Korea Selatan,
yang ditunjang dengan strategi, transfer teknologi, dan komersialisasi
teknologi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini cukup
beralasan, sebab pemerintah Korea Selatan menyediakan dana dalam jumlah
besar untuk investasi pada riset dan pengembangan (research and
development/R&D).
Pada 2004 saja, pemerintah Korea Selatan menggelontorkan dana sebear US$
22 miliar untuk pengembangan teknologi. Hasilnya adalah: Korea Selatan
memiliki lebih dari 300 ribu ilmuwan berpengaruh dalam sektor perindustrian.
Selain itu, hasil riset-riset tersebut juga diterapkan oleh industri-industri besar
Korea Selatan (Chaebol) yang beberapa diantaranya menguasai pangsa pasar
dunia (Young Roak Kim. Technology Commercialization in Republic of
Korea, 2001).
Pada perkembangan terkini, industri-industri di Korea Selatan menghadapi
persaingan serius dengan China. Dalam berbagai aspek, China mampu
melakukan inovasi-inovasi, baik dalam proses produksi maupun pada produk-
produk teknologi dan industri yang dijual di pasar. Dengan kata lain, melalui
efisiensi, China menawarkan produk-produk dengan harga yang lebih
kompetitif di pasar dunia.
Seperti yang diungkapkan oleh the Korea Institute for Industrial Economics
and Trade (KIET), dari beberapa industri yang ada, misalnya industri
otomotif, perkapalan, besi dan baja, telekomunikasi, semikonduktor, hingga
perlengkapan rumahtangga, kualitas produk-produk China mampu menyamai,
bahkan lebih unggul daripada produk-produk buatan Korea Selatan; dengan
harga jual yang lebih kompetitif (english.hani.co.kr. South Korea’s leading
industries feeling the heat of competition from China, July 01, 2016).
Namun demikian KIET memperkirakan bahwa industri makanan dan
minuman, informasi dan komunikasi, serta tekstil akan sanggup bersaing
dengan lebih unggul pada 2017. Selain itu teknologi Artificial Intelligence
(AI) dan Internet of Things (IoT) yang dikembangkan Korea Selatan akan
menjadi revolusi mutakhir yang permintaannya semakin meningkat di pasar
global.
5. Perdagangan
Korea Selatan mulai membangun kerja sama ekonomi dengan Korea Utara
sejak tahun 1998 hingga tahun 2000an. Kerja sama ini merupakan bagian dari

9
kebijakan ekonomi Korea Selatan yang disebut Kebijakan Sinar Matahari.
Hubungan kerja sama antar dua negara Korea ini dirintis oleh Chung Ju-Yung
selaku ketua Hyundai. Korea Selatan telah mengadakan perdagangan dengan
negara Korea Utara. Jenis perdagangan dibagi menjadi perdagangan komersial
dan non-komersial. Perdagangan komersial meliputi perdagangan komersial
berbasis pemrosesan, proyek kerja sama ekonomi, dan komersial umum.
Perdagangan komersial berbasis pemrosesan diadakan untuk barang dari
Korea Utara yang dikembalikan ke Korea Selatan. Dalam prosesnya, kegiatan
pemrosesan hanya untuk gaji tenaga kerja yang rendah. Proyek kerja sama
ekonomi antara Korea Selatan dan Korea Utara berupa kegiatan ekspor dan
impor produk di wilayah perbatasan Kaesong. Sedangkan perdagangan
komersial umum meliputi kegiatan impor dan ekspor selain dari perdagangan
komersial berbasis pemrosesan dan proyek kerja sama ekonomi. Selain itu,
terdapat perdagangan non-komersial yang merupakan bentuk bantuan
ekonomi dari Korea Selatan kepada Korea Utara. Presiden Korea Selatan yaitu
Kim Dae-jung juga mengunjungi presiden Korea Utara, Kim Jong-il pada
tahun 2000 untuk mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi antar-Korea 2000.
Pada tanggal 15 Juni 2000, kedua presiden ini mencapai pernyataan bersama.
Dalam pernyataan ini ada beberapa prinsip yang dipatuhi yaitu reunifikasi
mandiri, pertemuan keluarga terpisah, penuntasan masalah tahanan perang,
pertukaran aktif dan kerjasama, serta pembukaan kembali dialog bilateral
antarKorea. Beberapa hasil kerja sama kedua negara korea ini adalah program
wisata Gunung Geumgang dan proyek kompleks industri Gaesung di kota
Gaesung, Korea Utara. Dalam kerja sama ini, Korea Selatan memberikan
modal keuangan kepada Korea Utara, sedangkan Korea Utara memberikan
modal berupa lahan dan tenaga kerja.
Kerja sama antara Korea Selatan dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara (ASEAN) dirintis oleh pemerintah Korea Selatan pada tahun 1989.
Forum dialog diadakan pada tahun 1991 dengan negara Korea Selatan sebagai
mitra dialog antar negara di Asia Tenggara. Pada forum tersebut disetujui
sebuah perjanjian kerja sama ekonomi yaitu Perjanjian Perdagangan Bebas
ASEAN-Korea. Tujuan kerja sama ini adalah menciptakan kawasan
perdagangan bebas dan memperlancar arus barang dan modal antara negara-
negara di Asia Tenggara dengan Korea Selatan. Prinsip kerja sama mengikuti
aturan dari Organisasi Perdagangan Dunia

E. Kerjasama Antar Negara


1. Hubungan Bilateral/Regional Korea Selatan

10
Gambar 2.7Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Korsel

Hubungan Indonesia dengan Korea Selatan adalah hubungan bilateral luar


negeri antara Indonesia dengan Korea Selatan. Kedua negara memiliki visi,
nilai, dan keinginan untuk berkontribusi pada komunitas internasional sebagai
kekuatan menengah yang sama.[1][2] Kedua negara adalah anggota dari G-20
dan APEC. Indonesia dan Korea Selatan secara resmi membentuk hubungan
diplomatik pada 17 September 1973. Korea Selatan memiliki kedutaan besar
di Jakarta dan Indonesia memiliki kedutaan besar Seoul.
Menurut jajak pendapat BBC World Service Poll tahun 2014, 48% orang
Indonesia menerima pengaruh Korea Selatan dengan positif, dan 27%
melihatnya dengan negative
Pada masa lampau, hubungan kedua negara hanya berkembang di area
perdagangan dan investasi seperti sektor. Sekarang kerjasama keduanya sudah
berkembang ke berbagai proyek raksasa dan industri canggih. Dengan nilai
US$27 miliar dalam perdagangan bilateral, Korea Selatan menjadi rekan
dagang terbesar Indonesia keempat pada tahun 2012. Korea Selatan juga
menjadi penanam modal asing terbesar ketiga di Indonesia, dengan nilai $1,94
miliar investasi.[2]
Ada banyak perusahaan Korea Selatan yang menanam modal dan beroperasi di
Indonesia seperti Miwon (Daesang Corporation), Lotte, Yong Ma, Hankook
Tire, Samsung, LG, Kia Motors dan Hyundai. Pada tahun 2011, Hankook Tire
mengumumkan investasinya sebesar US$353 juta untuk sebuah pabrik
produksi yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, Indonesia

2. Kerjasama Multilateral Korea Selatan

Gambar 2.4 Mantan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak,


dengan mantan Presiden AS George W. Bush.

11
Korea Selatan melakukan hubungan diplomatik lebih dari 188 negara.
Korea Selatan juga tergabung dalam PBB sejak tahun 1991,[38] bersamaan
dengan bergabungnya Korea Utara. Pada 1 Januari 2007, Menteri Luar
Negeri Korea Selatan pada saat itu, Ban Ki-moon resmi menjadi Sekretaris
Jenderal PBB menggantikan Kofi Annan. Selain itu, Korea Selatan juga
menjadi mitra stratergis ASEAN sebagai anggota Asean Plus 3 dan aktif
dalam forum ekonomi dunia lainnya seperti G-20, APEC dan Konferensi
Tingkat Tinggi Asia Timur.
Korea Selatan menjalin hubungan erat dengan RRT, terutama sejak
Korea Selatan memutuskan hubungan dengan Republik Tiongkok.[39] Uni
Eropa menjadi mitra penting perdagangan Korea Selatan dan menjadi tujuan
utama ekspor Korea Selatan.[40] Hubungan diplomatik dengan Jepang tidak
pernah dicatatkan secara formal sejak Perang Dunia II, namun Traktat
Hubungan Dasar antara Jepang dan Korea Selatan yang ditandatangani
tahun 1965 menjadi dasar utama hubungan kedua negara. Korea Selatan dan
Jepang mengalami persengketaan mengenai masalah Batu Liancourt,[41]
namun secara administratif, kepulauan ini dimiliki oleh Korea Selatan
karena Pengawal Pantai Korea Selatan bermarkas di pulau ini.[42]
Invasi serta ketegangan dengan Korea Utara telah mendorong Korea
Selatan mengalokasikan 2.6% dari PDB dan 15% dari pengeluaran
pemerintah untuk pembiayaan militer serta mewajibkan seluruh pria untuk
mengikuti wajib militer. Jumlah tentara aktif Korea Selatan menempati
urutan keenam terbesar di dunia,[43] urutan kedua dalam jumlah tentara
cadangan dan sebelas besar dalam urusan anggaran pertahanan.
Pasukan militer Korea Selatan terdiri atas Angkatan Darat (ROKA),
Angkatan Laut (ROKN) dan Korps marinir (ROKMC).[44] Angkatan
bersenjata ini kebanyakan berkonsentrasi di daerah perbatasan Zona
Demiliterisasi Korea. Seluruh pria Korea Selatan diwajibkan secara
konstitusi untuk mengikuti wajib militer, umumnya untuk masa dua tahun.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Korea Selatan merupakan negara republik dengan menerapkan sistem
pemerintah demokrasi. Bentuk pemerintahan Korea Selatan terbagi menjadi 3
lembaga yaitu eksekutif, yudikatif dan legislative. Korea Selatan merupakan
negara yang mengalami perkembangan pesat dalam 3 dekade terakhir baik dalam
bidang politik, pendidikan, budaya, ekonomi, teknologi informasi, pariwisata dan
ekspor. Selain itu, Korea Selatan telah berhasil mengembangkan industri kreatif
seperti industri entertainment, informasi teknologi dan konten digital dimana
industri kreatif tersebut telah menghasilkan Korean Wave (Hallyu) yang
dijadikan
sebagai soft diplomacy untuk menarik minat masyarakat internasional terhadap
negara tersebut. Korean Wave telah berhasil mengubah citra internasional Korea
Selatan menjadi lebih baik dalam pergaulan internasional, dimana dulu Korea
Selatan terkenal dengan negara korban perang, miskin dan mengalami
instabilitas
politik. Dewasa ini, Korea Selatan telah menjadi negara yang maju dan dapat

13
bersaing dengan negara-negara besar seperti Amerika, Jepang, China dan negara-
negara Eropa. Kemajuan Korea Selatan telah membuat negara-negara di dunia
ingin menjalin hubungan dengan Korea Selatan dan memiliki hubungan
kerjasama
yang erat.

B. Saran
Dengan apa yang sudah disampaikan melalui makalah ini, semoga dapat
memberikan gambaran bagi penulis khususnya dan bagi generasi muda
umumnya untuk dapat meniru jejak kemajuan korea selatan dalam segala bidang.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Korea_Selatan
http://profil-negara.bnp2tki.go.id/modul/tampil/detail/
78749ad4ab97832b87f81521a678c293
https://www.geologinesia.com/2018/10/letak-astronomis-geografis-dan-
geologis-korea-selatan.html

14

Anda mungkin juga menyukai