Oleh:
Widiastri Khoerotunnisa
21360229
Preseptor:
KOTA METRO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh ( suhu rektal >38C ) akibat dari suatu proses ekstra kranial. Kejang berhubungan
dengan demam, tetapi tidak disebabkan infeksi intakranial. Kejang demam secara umum
didefinisikan sebagai bangkitan kejang yang terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5
tahun, serta berhubungan dengan kenaikan suhu tubuh yaitu suhu yang melebihi 38C.
Kejang ini disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial. Apabila kejang demam terjadi
pada usia kurang dari 6 bulan, maka harus dipikirkan penyebab lain seperti infeksi
susunan saraf pusat maupun epilepsi yang terjadi bersamaan dengan demam.
Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6 bulan
sampai 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah
menderita kejang demam.4 Kejang demam sangat tergantung kepada umur, 85% kejang
pertama sebelum umur 4 tahun, terbanyak diantara 17-23 bulan. Hanya sedikit yang
mengalami kejang demam pertama sebelum umur 5-6 bulan atau setelah berumur 5-8
tahun.
demam sederhana, yang berlangsung kurang dari 15 menit dan berlangsung umum, dan
kejang demam kompleks, yang berlangsung kurang dari 15 menit, fokal, atau multiple
(lebih dari 1 kali kejang dalam 24 jam). Kriteria penggolongan tersebut dikemukan oleh
berbagai pakar. Dalam hal ini terdapat beberapa perbedaan kecil dalam penggolongan
tersebut, menyangkut jenis kejang, tingginya demam, usia pasien, lamanya kejang
STATUS PASIEN
No. RM : 389874
a. Identitas
Nama : An. Az
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 24-07-2015
Umur : 6 Tahun 4 Bulan
Anak ke- : 1 dari 2 bersaudara
Hubungan dengan orang tua : Anak kandung
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jl. Patimura, rt 039 rw 008 desa. Banjarsari,
Kecamatan, Metro utara, Kab. Metro Prov
Lampung
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
b. Riwayat Penyakit
Data diperoleh berdasarkan alloanamnesis terhadap ibu dari pasien pada tanggal
30 November 2021.
demam ,mual ,muntah , diare cair sebanyak 2-4 kali sehari dan hari ke 3
disertai mata mendelik keatas, dan tidak sadar. lalu ibu pasien membawa
kejang pada umur 1 tahun. Pada keluarga sebelumnya tidak ada riwayat
kejang.
turun.
Frekuensi : Timester I : 3x
Trimester II : 3x
Trimester III : 3x
d. Riwayat Persalianan
Lahir di : Bidan
Panjang badan : 50 cm
Cacat :(-)
sesuai.
e. Riwayat Imunisasi
BCG :4x
DPT :3x
Polio :4x
Hep B :4x
Campak :1x
f. Riwayat Makanan
Suhu : 37.7˚c
Berat Badan : 25 kg
b. Status Generalis
Pucat : (-)
Sianosis : (-)
Ikterus : (-)
Oedem : (-)
Kepala
Wajah : Normocephal
Leher
Bentuk : Simetris
Thoraks
Bentuk : Normochest
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler
Jantung
Paru
Abdomen
Inspeksi : Normal, tidak ditemukan perubahan warna
Genetalia eksterna
Bentuk :simetris
Keadaan : bersih
HEMATOLOGI
KIMIA KLINIK
GDS 88.0 Mg/dL <140 Normal
MCV,MCH,MCHC menurun.
Pukul 13.41
Golongan Darah
Golongan darah B
Rhesus Positif (+)
Kesan : Eritrosit ,RDW, MPV normal. Leukosit, Trombosit, Hb, Ht
MCV,MCH,MCHC menurun.
Pemeriksaan darah lengkap (28-11-2021)
Pukul 21.23
Pukul 17.19
menurun.
Pukul 17.19
MCV,MCH, menurun.
RR : 24 x/menit Gentamicin 2 x 60 mg iv
BB : 25 kg Diazepam 5 mg iv (p.r.n)
TB :113 cm
LLA : 24 cm
RR : 28 x/menit Ondansetron 2 x 2 mg iv
T : 36,2 C Dexamethasone 3 x ½ iv
BB : 25 kg Diazepam 5 mg iv (p.r.n)
TB : 112 cm
LLA : 24 cm
RR : 28 x/menit Ondansetron 2 x 2 mg iv
T : 36,1 C Dexamethasone 3 x ½ iv
BB : 25 kg Diazepam 5 mg iv (p.r.n)
TB : 112 cm
LLA : 24 cm
T : 36,7 C Dexamethasone 3 x ½ iv
TB : 112 cm Vit K 1 x ½ iv
RR : 22 x/menit Ondansetron 2 x 2 mg iv
T : 36,1 C Dexamethasone 3 x ½ iv
TB : 113 cm Vit K 1 x ½ iv
RR : 22 x/menit Ondansetron 2 x 2 mg iv
T : 36,1 C Dexamethasone 3 x ½ iv
TB : 113 cm Vit K 1 x ½ iv
RR : 22 x/menit Ondansetron 2 x 2 mg iv
T : 36,1 C Dexamethasone 3 x ½ iv
2. Efilepsi
2. DHF
2.7 Tatalaksana
IVFD D5 ½ NS 12 tpM
Ceftriaxone 2 x 1 gr iv
Gentamicin 2 x 60 mg iv
Santagesix 3 x 250 mg iv
Ondansetron 2 x 2 mg iv
Dexamethasone 3 x ½ iv
o Vit K 1 x ½ iv
Diazepam 5 mg iv (p.r.n)
2.8 Prognosis
RESUME:
rumah sakit ahmad yani metro. Pasien datang dengan keluhan demam dan
kejang. Menurut ibu Sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami kejang
selama kurang lebih 1 menit. Kemudian pasien dibawa kedua orang tuanya ke
klinik, Lalu diberi pertolongan pertama. Dari klinik karna pasien tidak sadar lalu
dirujuk ke rumah sakit RSU Ahmad Yani. Pada saat kejang hanya sebagian saja
(kanan) kemudian kejang seluruh tubuh dan kelojotan, kejang disertai mata
mendelik keatas, kejang berhenti sendiri dan pasien langsung sadar setelah
kejang. Di IGD RSUD Ahmad yani dan pasien tidak mengalami kejang kembali,
Riwayat persalinan pasien lahir normal di bidan. BBL 2500 gram, dan
langsung menangis. Tidak ada gangguan nafas. Tidak ada riwayat alergi dan
operasi. Pada pemeriksaan fisik di IGD didapatkan keadaan umum tampak sakit
112 cm.
Pada status generalis didapatkan pucat (-), ikterik (-), dengan turgor
segera kembali. Kepala didapatkan normochepal, fasies cooley (-), sklera ikterik
(-/-), konjungtiva anemis (-/-). Leher dalam batas normal, thorax paru dan
jantung dalam batas normal. Abdomen dalam batas normal, bising usus (+).
TINJAUAN PUSTAKA
1. KEJANG DEMAM
1.1 Definisi
suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses
demam (suhu diatas 39oC per rektal) tanpa adanya infeksi susunan saraf
pusat atau gangguan elektrolit akut, terjadi pada anak berusia 1 bulan dan
demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak, biasanya terjadi antara
umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah
termasuk dalam kejang demam.1,3 Kejang disertai demam pada bayi berumur
kurang dari 4 minggu (1 bulan) tidak termasuk kejang demam. 1,3 Kejang
berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun menaglami kejang
1.2 EPIDEMIOLOGI
Amerika Selatan dan Eropa Barat. Di Asia dilaporkan lebih tinggi. Kira-kira
timbul pada tahun kedua kehidupan (17-23 bulan). Kejang demam sedikit
lebih sering pada laki-laki.3 Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur
1.3 KLASIFIKASI
umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau
klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24 jam. Kejang
2.) Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului
kejang parsial
3.) Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.5
Selain itu terdapat faktor riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara
pertama, kira-kira 33% anak akan mengalami satu kali rekurensi atau lebih
rekurensi meningkat dengan usia dini, usia dibawah 18 bulan, cepatnya anak
kejang, riwayat keluarga kejang demam dan riwayat keluarga epilepsi. 5,6
keluarga, lamanya demam saat awitan kejang dan lebih dari satu kali kejang
1.5 PATOFISIOLOGI
diperlukan suatu energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk
metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa. Sifat proses itu adalah
otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan
air. Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari permukaan dalam
adalah lipoid dan permukaan luar adalah ionik. Dalam keadaan normal
membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K +) dan
sangat sulit dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion
sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan diluar
sel, maka terdapat perbedaan potensial yang disebut potensial membran sel
permukaan sel.
keturunan.9
Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari
seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Jadi
dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari
kenaikan suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah,
kejang telah terjadi pada suhu 38oC sedangkan pada anak dengan ambang
kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40oC atau lebih. Dari
dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlangsung
kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya
bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang
disebabkan oleh infeksi diluar susunan saraf pusat, misalnya tonsilitis, otitis
sifat bangkitan dapat berbentuk tonik – klonik, tonik, klonik, fokal atau
relaksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya berlangsung selama 1-2
menit), lidah atau pipinya tergigit, gigi atau rahangnya terkatup rapat,
anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa kelainan saraf. Kejang demam
menimbulkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama (> 15 menit)
a. Anamnesis
dalam keluarga.
c. Pemeriksaan Penunjang
rutin. Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan
pungsi lumbal. 5
2. Elektroensefalografi (EEG)
pada anak usia lebih dari 6 tahun atau kejang demam fokal.5
4.) Pencitraan
edema.5
datang kejang sudah berhenti. Apabila datang dalam keadaan kejang obat
adalah 0,3 -0,5 mg/kg perlahan –lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit
atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg. Obat yang
praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau dirumah adalah diazepam
untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat
badan lebih dari 10 kg. Atau Diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk
anak dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak diatas usia 3
tahun.5
dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval
Diazepam intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg. Bila kejang tetap belum
dimulai 12 jam setelah dosis awal. Bila dengan fenitoin kejang belum
berhenti maka pasien harus dirawat di ruang rawat intensif. Bila kejang
berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis kejang demam
1. Antipiretik
kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis Ibuprofen 5-10
dianjurkan.2,3,5
2. Antikonvulsan
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat
kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg setiap 8
jam pada suhu > 38,5oC. Dosis tersebut cukup tinggi dan
menyebabkan ataksia, iritabel dan sedasi yang cukup berat pada 25-
- Kejang fokal
atau lebih dalam 24 jam, kejang demam terjadi pada bayi kurang dari
perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Obat pilihan saat
ini adalah asam valproat. Pada sebagian kecil kasus, terutama yang
Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua. Pada
saat kejang sebagian besar orang tua beranggapan bahwa anaknya telah
baik
mulut.
berhenti.
d. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih .5
1.11 PROGNOSIS
melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus, dan kelainan ini
biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik
umum atau fokal. Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan.5,9
BAB IV
ANALISIS KASUS
● Terapi di IGD
dengan BB: 25 kg
● Terapi infus
- IVDF D5 ¼ NS 10 tpm.
● Antipiretik
1. Arif Mansjoer., d.k.k,. 2017. Kejang Demam di Kapita Selekta Kedokteran. Media
Aesculapius FKUI. Jakarta.
2. Behrem RE, Kliegman RM,. 2016. Nelson Texbook of Pediatrics. WB
Sauders.Philadelpia.
3. Hardiono D. Pusponegoro, Dwi Putro Widodo dan Sofwan Ismail. 2016.
Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan Penerbit IDAI. Jakarta
4. Hardiono D. Pusponegoro, dkk,.2015. Kejang Demam di Standar Pelayanan Medis
Kesehatan Anak. Badan penerbit IDAI. Jakarta
5. Staf Pengajar IKA FKUI. 2015. Kejang Demam di Ilmu Kesehatan Anak 2. FKUI.
Jakarta.