• Nim:6320121103
• Administrasi publik
A.PENDAHULUAN
Pengambilan keputusan merupakan satu dimensi kegiatan dan lingkup studi Ilmu Administrasi. Ini
berarti bahwa dalam setiap kerja sama organisasi selalu berlangsung atau dilakukan aktivitas
pengambilan keputusan (decision making)
Dengan demikian, Pengambilan keputusan berarti memilih dan menetapkan satu alternatif yang
dianggap paling tepat dari beberapa alternatif yang dirumuskan. Alternatif yang dipilih dan sekaligus
sebagai keputusan harus visibel, realistis dan mungkin untuk dilaksanakan dengan dukungan sarana,
prasarana dan sumber-sumber daya yang tersedia (manusia dan materiil) Model-model Pengambilan
Keputusan (Kohler, et all):
PEMBAHASAN
1.Pengertian
Menurut Robbins (1984) mendefenisikan pengambilan keputusan sebagai berikut: "Decision making
is process in wich one chooses between two or more alternative" Berdasarkan defenisi diatas dapat
dipahami pengambilan keputusan adalah proses memilih dua alternatif atau lebih. Pilihan yang
ditetapkan didasarkan pada pertimbangan rasional yang memiliki keutamaan lebih banyak bagi
organisasi dari pada alternatif lainnya.
yang mungkin. Demikian pula Drummond (1995) berpendapat bahwa pengambilan keputusan
merupakan usaha penciptaan kejadian-kejadian dan pembentukan masa depan. Sejalan dengan
pendapat di atas Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan; "Decision making is the process of
generating and evaluating alternatives and making choises among them". Pendapat ini menjelaskan
bahwa pengambilan keputusan merupakan proses dimana ada sejumlah langkah yang harus
dilakukan dan pengevaluasian alternatif untuk membuat putusan dari semua alternatif yang ada, 5
Defenisi lain tentang pengambilan keputusan (dicision making) dari berbagai ahli, Terry mengartikan
pengertian pengambilan keputusan sebagai pemilihan alternatif prilaku dari dua alternatif atau
lebih. Siagian mengungkapkan bahwa hakikat pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan
sistimatis terhadap suatu masalah, fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang
dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
tepat. Selanjutnya, menurut Mckeachie (1986), pengambilan keputusan adalah pertimbangan
beberapa tujuan dan pengukuran atas kemungkinan keberhasilan dari beberapa alternatif yang
diketahui, William Biddle menyatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan selection of
proposed action to solve the problem, yaitu suatu pilihan dari tindakan yang ditawarkan untuk
memecahkan persoalan. Pengambilan keputusan sesungguhnya merupakan pembuatan pilihan atas
dua atau lebih alternatif yang ada. Hal ini dilakukan sebagai reaksi terhadap suatu masalah yang
dihadapi. Dari defenisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengambilan keputusan ialah proses
pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif untuk menetapkan suatu
tindakan dalam rangka menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1. Proses Manajemen
Proses manajemen menjelaskan fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh para manajer dan bawahannya
dalam mengelola aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya, manajer melaksanakan.
empat fungsi umum dalam suatu organisasi, yaitu:
a Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan proses pemilihan atau penetapan tujuan tujuan organisasi yang realistis
dan penentuan strategi, kebijakan, program, prosedur, metode, sistem anggaran, dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai contoh, suatu perusahaan
bertujuan menaikkan profit dengan meningkatkan efisiensi biaya. Melalui peningkatan efisiensi
biaya. perusahaan akan mampu mengurangi pemborosan biaya produksi dan perbaikan proses
produksi untuk meningkatkan produktivitas sehingga meningkatkan profit.
diimplementasikan pada pencapaian tujuan yang diinginkan. Misalnya, manajer pabrik dapat
memulai program evaluasi pemasok untuk mengidentifikasi dan memilih pemasok yang mampu
menyediakan bahan baku tanpa cacat atau metode pembelanjaan pembelian bahan baku yang
selektif. Contoh lainnya, para pekerja dapat menciptakan metode baru untuk menghasilkan produk
yang akan mengurangi tingkat kerusakan dan pengerjaan ulang. Metode baru tersebut harus
dijelaskan dalam rencana yang dibuat.
menjadi tanggung jawabnya. Dalam pengarahan, manajer memimpin aktivitas sehari-hari dan
mempertahankan organisasi berfungsi secara berkelanjutan.
Sesungguhnya, pengarahan merupakan bagian tugas manajer yang sebagian besar berhubungan
dengan kebiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh bawahannya. Pengendalian (Controlling) C
Pengendalian merupakan usaha sistematis perusahaan untuk. mencapai tujuan dengan cara
membandingkan prestasi kerja yang sebenarnya dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya,
serta tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang berarti. Pengendalian merupakan
elemen utama bagi efektivitas manajemen organisasi apapun. Pengendalian biasanya dicapai
dengan menggunakan suatu umpan balik. Umpan balik (feedback) adalah informasi yang digunakan
untuk mengevaluasi atau memperbaiki langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan suatu
rencana. Berdasarkan umpan balik, manajer atau pekerjaan boleh memutuskan pelaksanaan
tersebut berlanjut, atau melakukan
beberapa perbaikan agar langkah yang diambil sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan awal,
atau melakukan perencanaan ulang di tengah proses pelaksanaan. Pengendalian, sebagian besar
merupakan fungsi perolehan umpan balik (feedback) yang bermanfaat mengenai bagaimana
sebaiknya organisasi bergerak kearah sasaran yang ditetapkan. Umpan balik
Berbeda dengan pandangan tradisional dan perilaku, pendekatan pembuatan keputusan (decision
making approach) dalam administrasi publik memandang organisasi sebagai suatu unit yang penuh
dengan situasi pembuatan keputusan (desisional), di mana administrator berfungsi sebagai pembuat
keputusan. Sekalipun demikian, dalam kenyataannya pendekatan pembuatan keputusan juga
meminjam banyak hal yang berasal dari pandangan pandangan tradisional dan perilaku.
Sumbangan pikiran Simon (1982) pada pendekatan pembuatan keputusan sangat menentukan. Bagi
Simon, proses pembuatan keputusan yang rasional adalah ideal, tetapi dalam kenyataannya
organisasi dipengaruhi dengan faktor faktor nonrasional. Oleh karena itu, harus diusahakan agar
rasionalitas dalam
pembuatan keputusan dapat makin besar sementara aspek nonrasional menjadi semakin kecil.
Simon yakin bahwa objek pokok dari telaah organisasi adalah keputusan.
Pendekatan pembuatan keputusan dikritik karena sangat sulit untuk menentukan tujuan khusus
sesuatu organisasi. Tidak semua organisasi menyatakan secara eksplisit tujuannya. Bahkan banyak
energi dikeluarkan hanya untuk merumuskan tujuan organisasi, yang kadangkala dirumuskan secara
rumit dan simpang siur. Bagi organisasi-organisasi bisnis, semua orang telah memahami bahwa
tujuan mereka hanyalah mencari dan mendapatkan keuntungan keuangan. Tetapi bagi organisasi-
organisasi pemerintah tidak mudah untuk menentukan tujuan mereka secara konkret. Tentu mereka
akan mengatakan bahwa tujuan organisasi-organisasi mereka adalah untuk melayani kepentingan
umum. Pada tataran yang lebih konkret, tentu tujuan dari Dinas Pekerjaan Umum berbeda dengan
tujuan-tujuan dari Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian, Dinas Perdagangan, dan
seterusnya. Ternyata tidak mudah untuk menentukan dengan tegas tujuan-tujuan dari dinas-dinas
ini.
Karena tindakan manusia dibatasi oleh jumlah informasi yang tersedia dan besarnya pengaruh
sistem nilai, maka pembuatan keputusan senantiasa diwarnai oleh tingkat konflik, negosiasi, dan
tawar-menawar dalam organisasi organisasi yang bersangkutan. Sementara teknologi sendiri belum
sepenuhnya. mampu menyediakan semua informasi yang dibutuhkan kepada mereka yang terlibat
dalam proses pembuatan keputusan, sehingga pembuat keputusan tidak sepenuhnya mampu
meramalkan hasil atau dampak dari tindakan yang akan dibuat. Walaupun demikian, pendekatan
desisional berguna untuk memahami administrasi publik. Mereka yang bergulat dalam
pengembangan ilmu manajemen telah membuktikan manfaat penggunaan atau penerapan teori
probabilitas, teori permainan, riset operasional (operation research), dan teori sibernetik dalam
proses pembuatan keputusan.
Pendekatan ini memandang pembuatan keputusan sebagai fungsi nyata dari administrasi.
Keputusan atau desisi adalah metode rasional untuk memilih sesuatu tindakan berdasarkan
alternatif-alternatif yang memungkinkan, Sebenarnya, tidak ada kesepakatan teori keputusan harus
berkaitan dengan apa. Beberapa ahli teori keputusan memusatkan perhatiannya pada keputusan itu
sendiri, yang lain lebih menekankan pada siapa yang membuat keputusan, sedang lainnya lagi
menumpahkan perhatiannya pada proses pembuatan keputusan. Selanjutnya, sebagian orang
mempelajari keputusan dalam pengertian rasional ekonomiknya, yang lain membahas kekuatan-
kekuatan yang
a. Otokrasi
Manajer mengambil keputusan hanya berdasarkan informasi yang ada padanya. Dia tidak
berkonsultasi dengan siapa
b. Semi otokrasi
Manajer meminta keterangan dari beberapa bawahannya. dan mengambil kesimpulan berdasarkan
keterangan-keterangan yang diperolehnya.
c. Semi konsultatif
Manajer memberitahukan masalah yang sedang dihadapi dengan beberapa bawahan satu demi
satu. Pendapat para bawahan diminta, tetapi keputusan yang diambil tidak harus mencerminkan
pandangan atau sasaran dari bawahan.
d. Konsultatif
Manajemen memanggil para bawahannya dan mengadakan suatu musyawarah dengan mereka
tentang masalah yang sekarang dihadapi. Kemudian dia mengambil keputusan berdasarkan hasil
musyawarah ini. Dale Carnegie (1995) mengatakan Bukanlah penilaian yang buruk kalau anda
mencoba memaksakan pendapat pendapat anda ke tenggorokan orang lain. Bukankah lebih
bijaksana jika anda membuat saran-saran dan membiarkan orang lain memikirkan kesimpulannya.
e. Demokrasi
Manajemen dan bawahan bersama-sama menilai masalah yang sedang dihadapi. Kemudian mereka
mengambil sebuah keputusan secara bersama. Manajer tidak mempengaruhi bawahannya dalam
musyawarah ini. Keputusan yang telah diambil akan dilaksanakan bersama dan segala
konsekwensinya akan ditanggung secara bersama pula
Dalam membuat keputusan setiap manajer tentunya ingin mencari situasi yang ideal dimana
informasi sudah lengkap dan masalahnya telah matang. Namun dalam realita sehari-hari situasi ideal
ini jarang tampak. Colin Powel mengatakan bahwa setiap pemimpin harus selalu mampu membuat
keputusan dalam situasi yang serba terbatas. Ia bahkan memberikan formula matematis; kalau anda
merasa sudah mendapat antara 40-70% informasi yang diperlukan, ambillah keputusan itu, dan
gunakan naluri anda. Pemimpin yang mempunyai kebiasaan menunda
C.PENUTUP
Pengambilan keputusan merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam
menetapkan alternatif-alternatif solusi permasalah organisasi/lembaga, kemudian menetapkan satu
diantara banyak alternatif sebagai solusi yang dianggap tepat. Penetapan sebuah keputusan oleh
seorang manajer dilakukan dengan proses yang terstruktur dan terarah, serta penuh pertimbangan.
Pengambilan keputusan adalah dalam rangka mengambil langkah solutif dalam menyelesaikan
perkara atau menetapkan kebijakan, dimana kebijakan tersebut memiliki pengaruh jangka panjang,
untuk seluruh orang yang terlibat dengan hasil keputusan yang ditetapkan. Oleh karena itu,
keputusan yang baik adalah keputusan yang melibatkan pemangku kepentingan dalam proses
penetapannya.
Kualitas seorang pemimpin dapat dilihat dari cara seorang pemimpinan dalam memutuskan suatu
perkara. Langkah-langkah yang diambil seorang pemimpin membutuhkan pengalaman yang cukup,
sehingga setiap kebijakan yang ditetapkan telah melalui proses yang terstruktur dan terukur.
Sehingga melahirkan keputusan yang arif lagi bijaksana.
SUMBER REFERENSI
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=qUAKEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=info:c3bs_qT
oykoJ:scholar.google.com/&ots=GaBump2pvU&sig=N0ja7d0zJ6UzRutOvV3CeOfekcA&redir_esc=y#v
=onepage&q&f=false
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.ut.ac.id/3955/1/ADPU
4130-
M1.pdf&ved=2ahUKEwj5p67JtL_1AhWMzDgGHZ39DoQQFnoECAoQAQ&usg=AOvVaw1P4FW7EHG6
2VmDSc9vFh94