Anda di halaman 1dari 10

Nama : Endah Sawitri

NIM : 6320121123

Prodi : Administrasi Publik 5 A

NEGARA IDEAL, GAGASAN PLATO SEORANG FILSUF ATHENA (YUNANI


KUNO)

Teori Idea Plato adalah sebuah pemikiran filsuf Yunani yang bernama Plato dengan
teorinya yang terkenal ini menimbulkan pengaruh yang sangat besar di Dunia filsafat
samapai berabad-abad.

Plato merupakan salah satu filosof terkemuka hingga saat ini. Pemikirannya tentang
politik terletak pada konsep Negara Ideal. Penelitian ini melihat bagaimana maksud Plato
tentang negara Ideal, dimulai dari bentuk negaranya dan bagaimana masyarakat
seharusnya. Bermula dari pengalaman hidupnya, Plato mampu menawarkan sistem
pemerintahan yang sangat baik. Pembahasan ini menemukan benang merah bahwa, negara
ideal yang dimaksudkan Plato adalah negara yang berasas pada pendidikan dan kebajikan,
betujuan untuk terciptanya keadilan dan kebahagiaan bagi semua masyarakat. Bentuk
negara ideal yang ditawarkan Plato adalah Aristokrasi, yaitu negara yang dipimpin oleh
seorang filosof atau orang yang mahir dalam bidang filsafat.

Plato sangat menekankan pentingnya pendidikan dalam sebuah negara yang ideal,
dengan adanya pendidikan akan menjadikan masyarakat bermoral, mampu berfikir kritis
dan sistematis. Kebahagiaan dalam masyarakat akan tercapai ketika semuanya saling
bekerja sama, baik dari masyarakat golongan penguasa, golongan tentara, dan golongan
petani.

Biografi Singkat Plato

Plato lahir pada tahun 428/7 SM dalam suatu keluarga terkemuka di Athena. Ayahnya
bernama Ariston' scorang bangsawan keturnan raja Kodrus, raja terakhir Athena yang
hidup sekitar 1068 SM yang sangat dikagumi rakyatnya oleh karena kecakapan dan
kebijaksanaannya memerintah Athena, dan ibunya bernama Priktione. Plato meninggal di
Athena pada tahun 347 SM dalam usia 80 thun.

Plato berasal dari keluarga aristokrasi yang turun temurun memegang peranan penting
dalam politik Athena." Sebuah keluarga bangsawan Athena yang kaya-raya, yang hidup
ketika Yunani menjadi pusat kebudayaan besar selama empat abad. Generasi orang tua dan
kakenya sudah hidup selama setengah abad kebangkitan Athena menuju kebesaran dan
kekuasaannya yang paling hebat, dan secara langsung keluarga Plato terlibat aktif dalam
kehidupan politik di kotanya.'

Kehidupan Plato dalam konteks sejarah (hubungan keilmuan dan tradisi lingkungan
yang mempengaruhinya

Plato juga tumbuh hingga dewasa pada saat perang Peloponesos sedang berkobar, dan
ia menyaksikan kekalahan Athena dalam perang tersebut pada tahun 404 SM. Baginya,
kekalahan Athena tersebut merupakan dampak dari ketidakmampuan sistem demokratis
dalam memenuhi kebudayaan rakyat di bidang politik, moral dan spiritual (Hakim, 2009:
62). Kekalahan Athena tersebut telah merangsang Plato untuk akhirnya memilih
menempuh karir politik, ditambah dengan telah terbentuknya pemerintahan oligarkis-
aristokratis yang dikenal dengan nama "kelompok tiga puluh tyrannoi". Kelompok ini
hanya mampu bertahan selama 8 bulan di Athena, dan setelah itu golongan demokratis
kembali memerintah Athena. Hal ini yang kemudian membawa harapan baru untuk
seluruh rakyat Athena, termasuk juga Plato dan gurunya, Socrates (Rapar, 1991: 43). Cita-
cita serta ambisi Plato untuk menjadi seorang politikus akhirnya kandas telah merusak dan
meracuni pikiran para pemuda dengan mengembangkan ajaran baru di Athena. Ia dijatuhi
hukuman mati dengan meminum racun oleh pemerintah demokratis saat kematian
Socrates dinilai Plato sebagai keadaan sistem pemerintahan yang tidak beres, dan juga
adanya kebobrokan moral para penguasa. Menurutnya, pemerintahan negara akan menjadi
baik ketika kekuasaan dalam negara diserahkan kepada filosof. Hanya filosoflah yang
paling pantas dan tepat pemerintahan akan mampu membebaskan rakyatnya dari segala
bentuk kesengsaraan dan nestapa (Rapar, 1991: 44).

Karya-karya utama dari Plato

Karya-karya utama dari plato yakni buku berjudul "Republik" (Republic),


"Parmenides", "Timaios", "Sofis", "Negara Hukum" (Laws), "Symposium", "Phaedo", dan
"Theaetetus". Karya-karya Plato terdapat pula dalam dialog-dialog. Dialog-dialog Plato
tersebut dapat dibagi atas tiga periode:

1. Pologia, Krition, Eutyphron, Lakhes, Kharmides, Lysis, Hippias, Minor, Menon,


Gorgias, Protagoras, Euthydemos, Kratylos, Phaidon, Symposion. (beberapa ahli
menyangka bahwa salah satu dari dialog-dialog ini sudah ditulis sebelum kematian
Sokrates, tetapi kebanyakan berpikir bahwa dialog pertama ditulis tidak lama sesudah
kematian Sokrates).
2. Politia, Phaidros, Parmanides, Theaitetos. (Theaitetos dan Parmanides ditulis tidak
lama sebelum perjalanan kedua ke Sisilia, thun 367).
3. Sophistes, Politikos, Philebos, Timaios, Kritias, Nomoi, (dialog-dialog ini ditulis
sesudah perjalanan ketiga ke Sisilia, ketika urusannya dengan kesulitan-kesulitan
politik di Sisilia sudah selesai)

Pemikiran-pemikiran kunci (khas) Plato

Beberapa Pemikiran khas Plato diantaranya sebagai berikut :

1. Pemikiran Plato Tentang Manusia

Pemikiran Plato tentang Manusia tak lekang dari dualisme yang memerangkap
idealismenya. Seperti yang sebelumnya diajarkan olch Pythagoras, Plato juga
memandang bahwa manusia itu terdiri atas roh dan badan. Di satu pihak manusia
adalah eksistensi yang immaterial, abadi, dan tak berubah. Sementara di sisi lain
manusia adalah badan yang terperangkap dalam empiri yang berubah-ubah dan bisa
lenyap.

2. Pemikiran Plato Tentang Ide

Inti sari daripada filosof Plato ialah pendapatnya tentang idea. Itu adalah suatu ajaran
yang sangat sulit memahamkannya. Salah satu sebab ialah bahwa pahamnya tentang
idea bagai teori logika. Kemudian meluas menjadi pandangan hidup, menjadi dasar
umum bagi ilmu dan politik sosial dan mencakup pandangan agama.?

3. Pemikiran Plato Tentang Etika

Etik Plato bersifat intelektuil dan rasionil. Dasar ajarannya ialah mencapai budi baik.
budi ialah tahu. Orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Sebab itu
sempurnakanlah pengetahuan dengan pengertian.
4. Pemikiran Plato Tentang Negara Ideal dan Politik

Dalam buku Republik yang menjadi tujuan hidup Plato tergambar pendapatnya
tentang pembinaan negara, masyarakat dan pendidikan. Peraturan yang menjadi dasar
untuk mengurus kepentingan umum tidak bolch diputus oleh kemauan atau pendapat
orang-orang afau olch rakyat seluruhnya, melainkan ditentukan olch suatu ajaran yang
berdasarkan pengetahuan dengan pengertian. Dari ajaran itu datanglah keyakinan,
bahwa pemerintah harus dipimpin olch idea yang tertinggi, yaitu ide kebaikan."

Metode filsafat yang digunakan oleh Plato

Metode Filsafat yang Digunakan oleh Plato diantaranya :

1. Dialektika:

Plato menggunakan metode dialektika dalam karyanya, di mana konsep-konsep


dibahas melalui dialog dan pertanyaan. Dialektika merupakan proses pembicaraan dan
pertanyaan-pertanyaan reflektif yang bertujuan untuk mencapai pemahaman yang
lebih mendalam.

2. Teori Bentuk (Teori Ide):

Konsep utama Plato adalah Teori Bentuk atau Teori Ide, yang menyatakan bahwa
realitas sejati terletak pada ide atau bentuk abstrak, bukan pada objek fisik yang dapat
diindra. Ini merupakan metode untuk mencari kebenaran dan esensi di balik dunia
material.

3. Analisis dan Pengklasifikasian:

Plato cenderung melakukan analisis dan pengklasifikasian konsep-konsep,


mengorganisirnya ke dalam struktur logis untuk mencapai pemahaman yang
sistematis. Hal ini tercermin dalam karyanya "Republik," di mana dia
mengklasifikasikan masyarakat ke dalam tiga kelas: penguasa, pengawal, dan
produsen.

Perspektif (sudut pandang) unik Plato

Plato memberikan perspektif unik dengan menekankan pentingnya ide dan bentuk
abstrak dalam memahami realitas. Pandangan ini mengarah pada pandangan idealistik
yang menganggap bahwa dunia material hanyalah bayangan dari ide-ide yang sejati.

Kontribusi pemikiran Plato terhadap bidang ilmu lain

Beberapa kontribusi Pemikirannya terhadap bidang ilmu lain, yakni :

1. Filsafat Politik:

Pemikiran Plato, terutama dalam karyanya "Republik" dan "Negara Hukum,"


memberikan kontribusi besar pada perkembangan filsafat politik. Ide-idenya tentang
negara ideal dan konsep keadilan memberikan landasan bagi pemikiran politik,
dengan pengaruh yang masih terasa dalam diskusi tentang bentuk pemerintahan dan
keadilan.

2. Pendidikan:

Plato memberikan kontribusi signifikan terhadap pemikiran pendidikan. Pendirian


Akademi olehnya menunjukkan kepercayaannya pada kekuatan pendidikan untuk
membentuk karakter dan kebijaksanaan. Pemikirannya tentang proses pendidikan
masih mempengaruhi domain pendidikan modern.

3. Metafisika:
Konsep Teori Bentuk Plato memberikan kontribusi pada bidang metafisika. Pemikiran
ini mengarah pada eksplorasi hakiki dan makna eksistensi, memberikan dasar untuk
pertimbangan konsep-konsep metafisika seperti realitas, keberadaan, dan hakikat.

4. Psikologi:

Pemikiran Plato tentang jiwa dan kehidupan setelah mati, seperti yang terungkap
dalam dialog "Phaedo," memberikan kontribusi pada perkembangan pemikiran
psikologi dan filosofi pikiran. Konsepnya tentang jiwa sebagai entitas abstrak
memengaruhi pandangan tentang keberlanjutan hidup dan roh.

Pengaruh pemikiran Plato terhadap isu-isu (relevansi) zaman sekarang (modern)

Pada zaman modern ini, pemikiran pemikiran Plato tentu sangat berpengaruh yang
diantaranya dapat dibagi dalam beberapa bidang, yakni :

1. Politik dan Keadilan: Pemikiran Plato tentang negara ideal dan konsep keadilan
dalam karyanya "Republik" masih relevan. Diskusinya tentang peran pemerintahan,
pemilihan pemimpin berdasarkan kebijaksanaan, dan struktur kelas sosial dapat diterapkan
dalam analisis sistem politik dan keadilan saat ini.
2. Pendidikan: Plato mendirikan Akademi sebagai pusat pembelajaran, menekankan
pentingnya pendidikan dalam membentuk individu dan masyarakat yang baik.
Pemikirannya tentang pendidikan masih memengaruhi pemikiran pendidikan modern.
3. Teori Ide (Teori Bentuk): Meskipun konsep Plato tentang ide atau bentuk
abstrak tidak selalu diterima sepenuhnya, pengaruhnya terasa dalam pemikiran filsafat,
ilmu pengetahuan, dan seni kontemporer yang seringkali mencari esensi atau kebenaran
yang lebih tinggi di balik penampilan fisik.
4. Moralitas dan Etika: Pemikiran Plato tentang etika, terutama dalam konteks
kehidupan baik dan kebijaksanaan, dapat diterapkan dalam analisis masalah etika modern
seperti keputusan moral dalam teknologi, bioetika, dan tanggung jawab sosial perusahaan.
5. Hubungan Manusia dan Teknologi: Plato dapat memberikan pandangan berharga
tentang hubungan manusia dan teknologi. Pemikirannya tentang penggunaan seni dan
teknologi sebagai alat untuk mendidik dan membentuk karakter dapat dihubungkan dengan
pertanyaan etika terkait pengaruh teknologi modern pada kehidupan kita.

Pendapat Filsuf lain terhadap pemikiran Plato

Meskipun terdapat perbedaan pendapat di antara filsuf-filsuf, Plato tetap dihormati


sebagai salah satu tokoh utama dalam sejarah filsafat dan pemikirannya memiliki dampak
besar pada perkembangan pemikiran Barat, beberapa pendapat filsuf-filsuf terhadap
pemikiran Plato antara kain :

1. Aristoteles: Murid Plato, Aristoteles, memiliki pendekatan yang lebih kritis terhadap
pemikiran guruannya. Meskipun memiliki perselisihan gagasan, Aristoteles menghormati
Plato dan menggunakan karya-karya Plato sebagai dasar untuk banyak pemikiran
filsafatnya sendiri.
2. Bertrand Russell: Russell menghargai Plato, terutama dalam konteks pemikiran etika
dan politik. Namun, dia juga mengkritik beberapa konsep Plato, terutama dalam hal
metode dialektika dan ide-idenya yang terlalu idealistik.
3. Friedrich Nietzsche: Nietzsche melihat Plato sebagai tokoh yang mewakili
kecenderungan pemikiran pencerahan yang dianggapnya menghancurkan energi kreatif
dan vital manusia. Dia mengecam Plato karena dianggapnya menciptakan dunia abstrak
yang menolak kebebasan dan kehidupan liar.

Argumen (pemikiran kritis) terhadap pemikiran Plato


Pemikiran plato juga memiliki argumen kritis mengenai negara, penulis pun
berpendaoat bahwa model ini terlalu idealis dan tidak mempertimbangkan kompleksitas
kehidupan nyata, di mana variasi individu dan perubahan sosial seringkali sulit diprediksi
dan kritikus juga menyoroti risiko kebijaksanaan tirani dan menilai bahwa kebijakan
penguasa mungkin tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi seluruh masyarakat.
Penting untuk diingat bahwa sementara ada kritik terhadap pemikiran Plato tentang negara,
pemikirannya juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan pemikiran
politik dan filsafat. Evaluasi terhadap pemikiran Plato harus dilakukan dengan memahami
konteks sejarah dan tujuan filosofisnya.

Artikel ini telah membahas filsuf terkenal bernama Plato. Dengan warisan filsafatnya
yang luas dan relevansinya yang masih terasa hingga zaman modern, Plato tetap menjadi
sosok yang memberikan kontribusi berharga terhadap perkembangan pemikiran manusia.
Karya-karyanya tidak hanya mengajarkan konsep-konsep abstrak, tetapi juga mendorong
refleksi mendalam tentang keadilan, etika, dan struktur masyarakat, memberikan inspirasi
bagi generasi setelahnya untuk terus menjelajahi dan menggali makna kehidupan dan
pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA

Ebrey. D, Richard Kraut. 2022. The Cambridge Companion to Plato Secoud Edition.
Cambridge: Cambridge University Press

Andariati, Leni. (2020). FILSAFAT POLITIK PLATO. Jurnal Review Politik, 10(1).

Goldstein, Rebecca. 2014. Plato at thr Googleplex: Why Philosophy Won't Go Away. New
York: Pantheon Books

Irwin, Terence. 1995. Plato's Ethics. New York: Oxford University Press

Buckingham. W, Douglas. B, Clive. H, Peter J. K, John. M, Marcus. W. 2011. The


Philosophy Book: Big Ideas Simply Explained. New York: Dorling Kindersley

Cooper. John M, Hutchinson, D. S. 1997. Plato: Complete Works. Indianapolis:


Hackett Publishing Co

Blackburn, Simon. 2006. Plato's Republic: A Biography. New York:


Atlantic Monthly Press
http://eprints.walisongo.ac.id/5826/4/BAB%20III.pdf
https://www.gutenberg.org/ebooks/author/2412
https://plato.stanford.edu/entries/plato/
https://www.iep.utm.edu/plato/

Anda mungkin juga menyukai