Anda di halaman 1dari 14

PLATO DAN

FILSAFATNYA
Dosen pengampu : Ardiyan Darutama, M.Phil
Anggota Kelompok

4319012 4321029 4321064 4321105

Galih Syaputra Muhammad Zaenal Muhammad Faqih Bagas Surya Buana


Pradana Arifin Fahriza
Pokok Pembahasan :

Riwayat Hidup Plato

Karya – karya Plato

Sifat – sifat Khusus Plato

Ajaran – Ajaran Plato

Analisa
Riwayat Hidup Plato
Plato lahir dalam keluarga aristokrat di Athena dengan ayah bernama Ariston dan ibu
bernama Periktione. Ketika masih kecil, ayahnya meninggal dan ibunya menikah kembali dengan paman
Plato, Pyrilampes, seorang politikus terkemuka di Athena. Plato dibesarkan oleh ayah tirinya.

Plato tumbuh dalam lingkungan politik Athena dan bergaul dengan tokoh-tokoh politik
seperti saudara ibunya, Kharmides dan Kritias, yang menjadi anggota panitia "30 Tyranoi" yang
memerintah Athena dengan kejam. Awalnya, Plato diajak terlibat dalam politik oleh mereka, tetapi ia
menunggu dan akhirnya menolak ketika melihat mereka ingin memanfaatkan Socrates untuk tujuan
jahat.

Setelah Socrates dihukum mati, Plato pergi ke Megara dan kembali ke Athena. Dia
kemudian melakukan perjalanan ke Italia dan Sisilia, mungkin untuk mempelajari mazhab Pythagorean.
Setelah itu, dia mendirikan sekolah bernama "Akademia" di Athena, yang menjadi pusat penyelidikan
ilmiah dan pendidikan intensif dalam ilmu pengetahuan dan filsafat untuk para pemimpin masa depan .
Riwayat Hidup Plato
Plato sangat tertarik pada pemikiran sosial dan politik, dan ia menulis banyak karya,
termasuk tiga yang terkenal: "Republic," "Statesman," dan "Laws." Dalam "Republic," Plato
menggambarkan negara-kota yang adil dan pentingnya seorang pemimpin filosof untuk menjamin
keadilan.
Plato meninggal di Athena pada usia delapan puluh tahun tanpa pernah menikah. Ia adalah
salah satu filsuf terbesar dalam sejarah dan memiliki dampak besar dalam perkembangan pemikiran
filsafat, ilmu pengetahuan, dan pendidikan.
Karya – Karya Plato
1. Otentitas
Tentang karya-karya yang otentisitasnya masih merupakan objek diskusi, Taylor
cenderung berfikir bahwa beberapa diantaranyadan barangkali semua betul-betul buah pena
Plato. Tentang Hippias dan Menexinos misalnya kita mempunyai data-data yang menyatakan
bahwa Aristoteles sudah mengandaikan kedua dialog ini ditulis oleh Plato.

Diskusi mengenai otentisitas ketiga belas surat yang dikenakan kepada Plato, tidak
boleh diremehkan karena surat-surat itu merupakan dokumen-dokumen utama yang kita miliki
mengenai riwayat hidup Plato. Dan justru surat-surat ini memuat informasi terbanyak mengenai
Plato (Bertens, 1999).
Karya – Karya Plato
2. Kronologi
Penentuan kronologi karya-karya Plato adalah tantangan, namun ini sangat penting
untuk memahami perkembangan pemikirannya selama sekitar 50 tahun. Ada indikasi bahwa dialog
Apologia mungkin ditulis tidak lama setelah kematian Sokrates pada tahun 399 SM, ketika ingatan
tentang pengadilan Sokrates masih segar di Athena. Kesaksian dari Proklos menunjukkan bahwa
dialog Nomoi belum selesai saat Plato meninggal pada tahun 348/7 SM, dan ada juga kesaksian
Aristoteles yang menyatakan bahwa Nomoi ditulis setelah Politeia. Dengan periode antara Apologia
dan Nomoi yang mencakup setengah abad, pandangan Plato mungkin telah berubah selama periode
ini. Beberapa bukti memungkinkan kita untuk mengelompokkan dialog-dialog Plato menjadi tiga
periode.
Karya – Karya Plato
Dialog-dialog Plato atas tiga periode, yaitu:
I. Apologia, Kriton, Eutyphron, Lakhes, Kharmides, Lysis, Hippias, Minor, Menon, Gorgias,
Protagoras, Euthydemos, Kratylos, Phaidon, Symposion. (Beberapa ahli menyangka bahwa
salah satu dari dialog ini sudah ditulis sebelum kematian Socrates, tetapi kebanyakan berfikir
bahwa dialog pertama tidak lama ditulis sesudah kematian Socrates)
II. Politea, Phaidros, Parmenides, Theaitetos. (ditulis tidak lama sebelum perjalanan kedua ke
Sisilia pada tahun 367)
III. Sophistes, Politikos, Philebos, Timaios, Kritias, Nomoi. (dialog-dialog ini ditulis sesudah
perjalanan ketiga ke Sisilia, ketika urusannya dengan kesulitan-kesulitan politik di Sisilia sudah
selesai).
Karya – Karya Plato
Sifat- sifat khusus dalam filsafat Plato:
1. Bersifat Sokratik: Plato dipengaruhi secara besar-besaran oleh guru tercintanya, Socrates, dan
keyakinannya bahwa filsuf harus menjadi penguasa negara. Hal ini merupakan hasil refleksi atas
kematian Socrates dan menjadi tema utama dalam seluruh pemikiran dan aktivitas Plato.

2. Filsafat sebagai Dialog: Plato adalah filsuf pertama dalam sejarah yang menggunakan dialog
sebagai bentuk sastra untuk mengungkapkan pemikirannya. Semua karyanya, kecuali surat-surat
dan Apologia, berbentuk dialog. Dia memilih bentuk ini karena meyakini bahwa filsafat pada
intinya adalah dialog, dan penggunaan dialog mencerminkan pengaruh Socrates dalam
pemikirannya.

3. Penggunaan Mite dalam Dialog: Plato percaya bahwa mitos (mythos) tidak selalu bertentangan
dengan rasionalitas. Dia berpendapat bahwa beberapa mitos memiliki elemen-elemen kebenaran
dan dapat digunakan dalam konteks filsafat. Dengan bakat sastrawannya, Plato menciptakan
mitos yang memiliki daya tarik estetis dan gaya puitis, sementara masih mempertahankan unsur-
unsur filsafatnya.
Ajaran - Ajaran Plato
Sifat- sifat khusus dalam filsafat Plato:
1. Ajaran Tentang Idea-idea:
a) Plato membedakan tiga bagian dalam filsafatnya: Dialektika (mengenai idea-idea atau
pengertian umum), Fisika (mengenai dunia materiil), dan Etika (mengenai kebaikan).
b) Idea-idea adalah inti dari pemikiran Plato dan dipandang sebagai sesuatu yang objektif.
Mereka eksis terlepas dari pemikiran individu.
c) Plato membagi dunia menjadi dua: dunia inderawi (dunia materiil yang berubah) dan
dunia idea (dunia yang berisi idea-idea yang kekal).
d) Pengenalan ada dua jenis: pengenalan tentang idea-idea (pemahaman yang teguh dan
berhubungan dengan rasio) dan pengenalan tentang benda-benda jasmani (doxa atau
pendapat).
e) Plato percaya bahwa kebenaran mutlak terkait dengan idea-idea.

2. Ajaran tentang Jiwa:


a) Plato menganggap jiwa sebagai inti kepribadian manusia dan dipengaruhi oleh Orfisme
dan mazhab Pythagorean.
b) Jiwa dan tubuh dipisahkan; jiwa memiliki tiga bagian: rasional, kehendak/keberanian,
dan keinginan/nafsu.
c) Ada juga konsep keadilan sebagai keseimbangan antara bagian-bagian jiwa.
Ajaran - Ajaran Plato
Sifat- sifat khusus dalam filsafat Plato:
1. Ajaran Tentang Etika:
a) Tujuan hidup manusia adalah mencapai kebahagiaan dan kesenangan, namun dalam
konteks dua dunia Plato.
b) Kebahagiaan melalui pengetahuan dan pemahaman akan idea-idea yang benar.
c) Etika Plato didasarkan pada pengetahuan dan pemahaman yang disebut etika rasional.

2. Ajaran Tentang Negara:


a) Plato menekankan hubungan erat antara etika dan negara. Hidup yang baik memerlukan
negara yang baik.
b) Plato menggambarkan negara ideal yang terdiri dari tiga golongan: filsuf-filsuf (penjaga
sejati), prajurit (pembantu), dan petani/tukang (ekonomi).
c) Keadilan dalam negara menghasilkan keseimbangan dan harmoni di antara ketiga
golongan.
d) Plato mengklasifikasikan bentuk negara berdasarkan Undang-Undang Dasar, dengan
monarki sebagai bentuk terbaik jika ada konstitusi, dan demokrasi sebagai bentuk paling
buruk jika tidak ada konstitusi
Analisis
Filsafat Plato memiliki beberapa aspek penting:

1. Realitas Dunia Ide: Plato mengembangkan konsep bahwa dunia fisik kita adalah bayangan dari dunia
ide yang sejati. Dunia ide berisi bentuk-bentuk abstrak seperti keadilan dan kebaikan.

2. Teori Pengetahuan dan Ingatan: Plato berpendapat bahwa pengetahuan sejati berasal dari ingatan,
bukan dari pengalaman. Jiwa manusia telah mengenal dunia ide sebelum kelahiran dan harus
mengingatnya.

3. Negara Ideal: Plato dalam "Republik" menggambarkan negara ideal yang dipimpin oleh filsuf-raja.
Hanya mereka yang memiliki pengetahuan tentang keadilan dan kebaikan yang dapat memimpin
dengan bijaksana.

4. Etika Plato: Etika Plato melibatkan pengejaran kebaikan sejati dengan hidup sesuai kebijaksanaan
dan keadilan.
Analisis
Filsafat Plato memiliki beberapa aspek penting:

5. Teori Politik dan Keadilan: Plato menekankan keadilan sebagai prinsip utama dalam membentuk
masyarakat yang baik, di mana setiap individu menjalankan peran sesuai kemampuan mereka.

6. Metode Dialog Sokratik: Plato menggunakan metode dialog sokratik dalam karya-karyanya, yang
melibatkan percakapan mendalam antara karakter-karakter dalam dialog filosofis.

7. Pendidikan Filosofis: Plato menekankan pentingnya pendidikan dalam pengembangan jiwa dan
karakter individu, menganggapnya sebagai proses "menarik keluar" potensi yang ada dalam jiwa.

Plato adalah salah satu filsuf paling berpengaruh dalam sejarah filsafat Barat. Konsep-konsepnya tentang
realitas, pengetahuan, keadilan, dan etika tetap relevan hingga hari ini, meskipun juga mendapatkan kritik,
terutama terkait dengan konsep dunia ide dan negara ideal.
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai