Filsafat Moral
Dosen Pengampu :
Prof. Dr Suyahmo
Noorochmat Isdaryanto
oleh
A. Biografi Plato
Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) adalah seorang filsuf dan matematikawan
Yunani, penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena,
sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato
pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya
yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia,
"negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan
"ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta
utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang
orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika
sedang menulis).
Sedikit yang dapat diketahui tentang kehidupan awal dan pendidikan Plato.Ia
merupakan yang Filsuf berasal dari salah satu keluarga di Athena dan paling aktif
secara politik. Sumber-sumber kuno menggambarkan dia sebagai seorang anak
biasa yang sederhana meskipun unggul dalam studinya. Ayahnya memiliki kontribusi
dalam semua hal yang diperlukan untuk diberikan kepada anaknya berupa pendidikan
yang baik, oleh sebab itu Plato diajari dlama dalam tata bahasa, musik, senam dan
filsafat oleh beberapa guru yang paling terkenal di jamannya.
1. Kelahiran dan Keluarga
Waktu dan tempat yang tepat untuk kelahiran Plato tidak diketahui, tetapi
dapat dipastikan bahwa ia milik keluarga bangsawan dan berpengaruh. Berdasarkan
sumber-sumber kuno, kebanyakan sarjana modern percaya bahwa ia lahir di Athena
atau Aegina antara 429 dan 423 SM. Ayahnya adalah Ariston. Menurut tradisi yang
disengketakan, yang dilaporkan oleh Diogenes Laertius, setelah ditelusuri, Ariston
nerupakan keturunan dari raja Athena, Codrus, dan raja dari Messenia, Melanthus.
ibu Plato adalah Perictione, yang keluarganya membanggakan hubungan dengan
anggota parlemen Athena terkenal dan penyair lirik Solon.
Perictione adalah adik Charmides dan keponakan dari Critias, tokoh dari Tiga
Puluh Tiran, rezim oligarkis, pada runtuhnya Athena pada akhir Perang
Peloponnesia (404-403 SM ). Selain Plato sendiri, Ariston dan Perictione memiliki
tiga anak lain; dua putra yakni, Adeimantus dan Glaucon, dan seorang putri Potone,
ibu Speusippus (keponakan dan pengganti Plato sebagai kepala Akademi filosofis).
Menurut Republik, Adeimantus dan Glaucon lebih tua dari Plato. Namun demikian,
dalam bukunya Memorabilia, Xenophon menyajikan Glaucon lebih muda dari Plato.
Menurut beberapa laporan, Ariston mencoba untuk memaksa perhatiannya
pada Perictione, tetapi gagal dalam tujuannya, maka dewa Apollo menampakkan diri
kepadanya dalam sebuah visi, dan sebagai hasilnya, Ariston meninggalkan
Perictione tanpa gangguan. Legenda lain menceritakan bahwa, ketika Plato masih
bayi, lebah menetap di bibirnya saat ia sedang tidur: sebuah nujum dari manisnya
gaya di mana ia akan berbicara tentang filsafat.
Ariston meninggal saat Plato masih anak-anak. Perictione kemudian menikah
dengan Pyrilampes, saudara ibunya, yang pernah menjabat beberapa kali sebagai
duta besar untuk pengadilan Persia dan teman dari Pericles, pemimpin faksi
demokrasi di Athena. Pyrilampes memiliki seorang putra dari pernikahan
sebelumnya, Demus, yang terkenal karena kecantikannya. Perictione melahirkan
putra kedua Pyrilampes ', Antiphon, setengah saudara Plato, yang muncul dalam
Parmenides.
2. Pendidikan
Setelah sebelumnya mempelajari filsafat dari Kratylos yang ternyata ajarannya
tidak bisa diterima oleh Plato. Akhirnya sejak plato berumur 20 tahun plato mulai
mengikuti pelajaran filsafat dari Sokrates, karena pelajaran ini yang akhirnya mampu
memberi kepuasan baginya. Sehingga jadilah Plato salah seorang murid dari
Socrates. Socrates ialah seorang Filosof Yunani yang termasyhur. Karena memiliki
pemikiran yang cocok satu sama lain, hubungan Plato dan Socrates menjadi sangat
dekat layaknya seorang Ayah dan Anak. Plato adalah murid yang patuh, dari
berbagai kitab yang ditulis oleh plato dapat diktehaui bahwa plato sangat mengagumi
gurunya ini.
Keduanya sering terlibat dalam diskusi Filsafat yang mendalam, sehingga
pemikiran-pemikiran plato banyak dipengaruhi oleh pemikiran socrates, dan
akhirnya banyak dari pemikiran-pemikiran socrates yang tidak pernah ia tuliskan
diterbitkan oleh Plato. Saat Socrates meninggal karena hukuman meminum racun
cemara, Plato masih berumur 29 tahun.
3. Pendirian Akademia
Kematian Socrates menjadi awal bagi plato untuk mengembara. Plato
mengembara selama 12 tahun lamanya dari tahun 399 SM. Mulai dari Megara
(Yunani), lalu ke Kyreni (Afrika Utara), Mesir, hingga ke Sisilia. Pengembaraan
yang ia lakukan adalah untuk mencari kebijaksanaan sesuai apa yang diajarkan oleh
gurunya, Sokrates. Kembali dari pengembaraannya, Plato mendirikan Akademia,
ialah sekolah yang dapat menjadi tempat bagi orang-orang yang hendak mempelajari
ilmu seperti etika, matematika, ataupun logika. Akademia dikatakan sebagai sekolah
tingkat tinggi pertama yang ada di dunia barat. Dan di Akademia inilah Plato
memperoleh murid yang akhirnya menjadi salah satu dari tiga Filosof Yunani yang
paling berpengaruh, Aristotles.
Pernah suatu ketika, Aristoteles bertanya kepada Plato sebagai guru, apakah
manusia itu? Plato kemudian menjawab ‘manusia itu adalah binatang/ hewan yang
berkaki dua’. Akhirnya keesokan harinya Aristoteles membawa seekor ayam lalu
menyodorkannya; ‘inikah yang anda maksud manusia?” Setelah kaget melihat ayam
yang muridnya bawa, Plato kemudian merevisi definisinya tentang manusia.
‘manusia adalah hewan bekaki dua dan tidak berbulu’, begitu teriak Plato.
Mendengar jawaban baru, Aristoteles pun tidak kehilangan akal. Keesokan harinya
ia kembali ke Akademia dengan membawa seekor ayam yang bulunya sudah habis
ia cabuti. Kemudian ia kembali bertanya; ‘apakah ini yang guru maksud tentang
manusia?’. Cerita itu berakhir sampai di sana, tidak ada informasi lebih jauh
mengenai anekdot tentang definisi manusia itu.
4. Pemikiran Plato Secara Singkat
Sebagai seorang filosof, Plato mempunyai kedudukan yang istimewa. Ia
pandai menyatukan puisi dan ilmu, seni dan filosofi. Ia mampu melukiskan
Pandangan yang dalam dan abstrak dalam bahasa yang indah. Sehingga dikatakan
tak ada filosof yang mampu menandinginya dalam hal ini, baik filosof yang lahir
sebelum masanya maupun setelahnya.
Adapun inti dari pemikiran filsafat yang dicetuskan Plato ialah pendapatnya
tentang idea atau yang disebut dengan dunia ide. Dalam pemikiran ini, plato
memisahkan kenyataan yang terlihat dalam alam lahir dengan jiwa yang abstrak
(idea). Idea berlaku tanpa bergantung kepada pandangan dan pendapat orang banyak.
Idea timbul semata-mata karena kecerdasan berfikir. Idea pada hakikatnya sudah
ada, tinggal mencarinya saja. Idea menurut paham plato tidak saja pengertian jenis,
tetapi juga bentuk dari pada keadaan yang sebenarnya. Idea bukanlah suatu pikiran,
melainkan suatu realita. Ini semacam pendapat Parmenides tentang adanya satu hal
yang kekal, dan tidak berubah-ubah. Tetapi yang baru dalam ajaran Plato ini ialah
pendapatnya tentang suatu dunia yang tidak bertubuh.
B. Moral Absolute dalam Filsafat Plato
Plato sebagai seorang pemikir pada era Yunani Kuno, ajarannya sampai
sekarang masih menjadi rujukan para ilmuwan. Ajaran Plato salah satunya terkait
dengan etika moral, merupakan sumbangan pemikiran yang mencermikan kepribadian
manusia untuk menjadi manusia berbudi luhur, arif bijaksana dalam bersikap dan
berperilaku. Konsep pemikiran etika seperti itu oleh Plato dipandang sebagai suatu hal
yang sangat mulia, karena dengan mengetahui, memahami substansi ajaran moral
termaksud, manusia diharapkan menjadi manusia yang dalam sikap dan perilakunya
selalu mncerminkan nilai-nilai keutamaan (vertue).
Dalam konsep etika moralnya, Plato menekankan bahwa yang menjadi tolok
ukur etika moralnya adalah “dunia ide” yang oleh Plato dipresepsi sebagai suatu hal
yang sifatnya absolut. Dunia ide ini oleh Plato dipresepsi sebagai realitas yang
ssungguhnya, absolut, langgeng, terlepas dari aksidensia yaitu sesuatu hal yang
mempengaruhi keberdaan substansi ide. Di samping dunia ide, ada dunia inderawi yang
oleh Plato dipresepsi sebagai aktualisasi dari dunia ide. Dunia inderawi ini
keberadaannya tidak mutlak, tidak absolute, selalu berubah, bersifat sementara, semu
atau maya.
Menurut Raper (dalam Suyahmo,2016: 83) hadirnya dua dunia itu, dunia ide
dan dunia inderawi, Plato berupaya menjelaskan konsepnya tentang etika moral. Bagi
Plato, bahwa manusia dalam hidupnya harus mengupayakan kesenangan dan
kebahagiaan. Kesenangan dan kebahagiaan itu bukanlah pemuasan hawa nafsu selama
hidup di dunia inderawi, tetapi hal itu haruslah dilihat dalam hubungan kedua dunia
tersebut, dunia ide dan dunia inderawi.
Sebagaimana yang ditekankan oleh Plato, bahwa dunia yang sesungguhnya ada
konkret adalah dunia ide. Dengan demikian semua ide, termasuk ide yang baik, ide
kebaikan atau ide kebajikan adalah sebagai ide tertinggi yang terdapat dalam dunia ide
merupakan suatu realitas yang sesungguhnya dan sifatnya konkret, sedangkan segala
sesuatu yang berada di dunia inderawi, sebagai pengejawantahan, transformasi atau
aktualisasi dari dunia ide, sifatnya hanya bayangan saja dari dunia ide. Jiwa manusia
sebelum terbelenggu dalam tubuh manusia, ia berada di dunia ide yang langgeng dan
absolut. Oleh karena itu, ketika dunia manusia menjelma bersatu dengan tubuh
manusia, pada suatu saat ia harus kembali keduna asalnya dunia ide.
Ketika munusia hidup di dunia inderawi, maka ia haru berupaya untuk
memperoleh jalan atau sarana yang mampu mengantarkan kembali dirinya bersatu
dengan dunia ide, ide kebaikan. Untuk itu, manusia harus dibekali dengan pengetahuan
yang benar. Dengan memiliki pengetahuan yang benar, menjadikan diri manusia
mampu bersikap, berperilaku bijaksana, dan berbudi baik. Manusia demikian ini akan
dapat memahami segala sesuatu di dunia inderawi yang beraneka ragam, plural,
berubah-ubah dengan arif bijaksana. Hal demikian ini, menjadikan manusia mendapat
predikat penilaian berbudi baik. Hanya orang bijaksana dan berbudi baik yang mampu
memahami arti kebenaran sejati, kebenaran substansial yang melekat dalam diri dunia
ide. Jika orang telah sampai dalam tataran ini, maka ia akan mencintai ide itu, dan ia
akan senantiasa terarah kepada yang baik atau yang bijak.
Dengan demikian, orang tersebut tidak akan berbuat kejahatan, dan sebaliknya
ia justru akan berbuat kebaikan terhadap sesama manusia. Orang seperti inilah yang
akan mendapat kesenangan dan kebahagiaan yang menjadi cita-cita semua orang.
Dalam keadaan seperti ini, meskipun manusia berada di dunia inderawi, akan tetapi ia
sanggup hidup seolah-olah berada di dunia ide yang selalu diliputi oleh suasana
kehidupan yang mengedepankan kebenaran, keadilan, kejujuran, kedamaian, toleransi,
dan kebersamaan.
Lebih dari itu, orang yang mempunyai karakter demikian itu akan senantiasa
berupaya untuk menghadirkan dunia ide, ide kebaikan atau ide kebajikan di tengah-
tengah kehidupannya di dunia inderawi. Upaya seperti itu hanya mungkin bisa
terealisasi bilamana manusia memiliki pengetahuan yang benar, pengetahuan sejati.
Oleh karena itu, manusia harus berupaya untuk mendapatkan kesenangan dan
kebahagiaan yang sesungguhnya, yang pada gilirannya manusia tersebut ketika
meninggalkan dunia inderawi kembali ke dunia ide kebaikan, ia akan mendapat tempat
yang langgeng, suatu tempat yang oleh para pemeluk agama sekarang ini dipresepsi
sebagai surga atau nirwana.1
C. Etika Pemerintahan dalam Filsafat Plato
1. Etika Pemerintahan
1
Suyahmo.2016.Buku Ajar: Filsafat Moral, Semarang: Fakultas ilmu Sosial Universitas negeri Semarang.
Etika pemerintahan merupakan ajaran untuk berperilaku yang baik dan benar
sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan dengan hakikat mnausia.
Dalam pergaulan baik terbatas maupun secara luas, memerlukan rasa etika atau etis.
Etika (ethics) adalah suatu system dari pada prinsip-prinsip moral tentang baik dan
buruk. Baik dan buruk terhadap tindakan dan atau perilaku. Etika dapat dibedakan
antara etika umum dan etika khusus. Etika umum yang berlaku umum dan etika
khusus berlaku khusus (terbatas) di kalangan tertentu, misalnya etika pemerintahan.
Ethics dapat berupa etika (etik), yaitu berasal dari dalam diri sendiri (hati nurani)
yang timbul bukan karena keterpaksaan, akan tetapi didasarkan pada ethos dan
spirit, jiwa dan semangat. Etika dapat juga berarti tata susila (kesusilaan) dan tata
sopan santun (kesopanan) dalam pergaulan hiudp sehari-hari baik dalamkeluarga,
masyarakat, pemerintah, berbangsa, dan bernegara. Etika pemerintahan juga
terdapat masalah kesusilaan dan kesopanan ini dalam aparat, aparatur, struktur dan
lembaganya.
Etika pemerintahan selalu berkaitan dengan nilai-nilai keutamaan yang
berhubungan dengan hak-hak dasar warga Negara selaku manusia sosial (makhluk
sosial). Nilai-nilai keutamaan yang dikembangkan dalam etika pemerintahan
adalah:
a. Penghormatan terhadap hidup manusia dan HAM lainn
b. Kejujuran baik terhadap diri sendiri maupun terhadap manusia lainnya (honesty)
c. Keadilan dan kepantasan merupakan sikap yang terutama harus diperlukan
terhadap orang lain
d. Kekuatan moralitas, ketabahan serta berani karena benar terhadap godaan
(fortitude
e. Kesederhanaan dan pengendalian diri (temperance)
f. Nilai-nilai agama dan sosial budaya termasuk nilai agama agar manusia harus
bertindak secara profesionalisme dan bekerja sama.2
2
Yusuf, iyas.2012.”Peranan Etika Penyelenggaraan Pemerintahan dalam Mewujudkan Good Governance”.
http://iyasyusuf.blogspot.co.id/2012/03/peranan-etika-penyelenggaraan.html diunduh pada 31-05-2016 Pukul
10:29 WIB
UUD 1945 sekaligus pancasila sebagai dasar Negara (fundamental falsafah bangsa)
dan doktrin politik bagi organisasi formil yang mendapatkan legitimasi dan serta
keabsahan hukum secara de yure maupun de facto oleh pemerintahan RI, dimana
pancasila digunakan sebagia doktrin politik organisasinya.
3
Ibid
umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan,
pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya.
Sistem politik Indonesia dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa dan
mencapai tujuan nasional maka harus sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam menyelenggarkan politik negara, yaitu keseluruhan penyelenggaraan politik
dengan memanfaatkan dan mendayagunakan segala kemampuan aparatur negara
serta segenap daya dan dana demi tercapainya tujuan nasional dan terlaksananya
tugas negara sebagaimana yang ditetapkan dalam UUD 1945.
Sebagai suatu sistem, sistem politik terdiri atas berbagai sub sistem antara
lain sistem kepartaian, sistem pemilihan umum, sistem budaya politik dan sistem
peradaban politik lainnya. Dalam eksistensinya sistem politik akan terus
berkembang sesuai dengan perkembangan tugas dan fungsi pemerintahan serta
perubahan dan perkembangan yang ada dalam faktor lingkungan.
Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di dalam
konstitusi negara ( termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam
Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang
seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan
infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan
masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah
Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam
UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah
Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan
membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kepentingan umum.
Badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa,
Kelompok kepentingan (Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group),
Alat/Media Komunikasi Politik, Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata
politik lainnya adalah merupakan infrastruktur politik, melalui badan-badan inilah
masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya. Tuntutan dan dukungan sebagai input
dalam proses pembuatan keputusan. Dengan adanya partisipasi masyarakat
diharapkan keputusan yang dibuat pemerintah sesuai dengan aspirasi dan kehendak
rakyat.
Di Indonesia, sistem politik yang dianut adalah sistem politik demokrasi
pancasila yakni sistem politik yang didasarkan pada nilai-nilai luhur, prinsip,
prosedur dan kelembagaan yang demokratis. Adapun prinsip-prinsip sistem politik
demokrasi di Indonesia antara lain:
a. pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif berada pada badan yang
berbeda
b. Negara berdasarkan atas hukum
c. Pemerintah berdasarkan konstitusi
d. jaminan terhadap kebebasan individu dalam batas-batas tertentu
e. pemerintahan mayoritas
f. pemilu yang bebas
g. parpol lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya
Sebagai suatu sistem, prinsip-prinsip ini saling berhubungan satu sama lain.
Sistem politik demokrasi akan rusak jika salah satu komponen tidak berjalan atau
ditiadakan. Contohnya, suatu negara sulit disebut demokrasi apabila hanya ada satu
partai politik. Dengan satu partai, rakyat tidak ada pilihan lain sehingga tidak ada
pengakuan akan kebebasan rakyat dalam berserikat, berkumpul dan mengemukakan
pilihannya secara bebas. Dengan demikian berjalannya satu prinsip demokrasi akan
berpengaruh pada prinsip lainnya.
Kenyataan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, tidak perlu
diragukan lagi kebenarannya. Tetapi fakta bahwa banyak masyarakat yang justru
merasa tertindas oleh pemerintahannya sendiri. Masalah ketidakadilan pemerintah
menjadi persoalan yang memicu disintegrasi bangsa karenanya sistem politik
Indonesia diharapkan merupakan penjabaran nilai-nilai luhur pancasila dalam
keseluruhan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah, pembangunan dan
kemasyarakatan, dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
A. Simpulan
1. Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani,
penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah
tingkat tinggi pertama di dunia barat.
2. Inti dari pemikiran filsafat yang dicetuskan Plato ialah pendapatnya tentang idea atau
yang disebut dengan dunia ide. Idea timbul semata-mata karena kecerdasan berfikir
hal itulah yang mendasari pikiran plato tentang filsafat moral.
3. Bentuk pemerintahan paling baik menurut Plato jika ada undang-undang dalam negara
adalah monarkhi, tetapi jika tidak ada undang-undang dalam negara yang paling baik
adalah demokrasi.
4. Di Indonesia, sistem politik yang dianut adalah sistem politik demokrasi pancasila
yakni sistem politik yang didasarkan pada nilai-nilai luhur, prinsip, prosedur dan
kelembagaan yang demokratis.
5. Sistem negara idel yang dicita-citakan oleh Plato jika diamati adalah sistem politik di
Negara Indonesia
B. Saran
Sistem politik di Indonesia pada dasarnya adalah sistem politik yang ideal, dengan
tujuan untuk kebaikan bersama, akan tetapi dalam pelaksanaannya perlu ditinjau kembali
karena kenyataannya sistem tersebut masih belum bisa berjalan sesuai konsep dan masih
banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
http://ikhsan-mukhlis.blogspot.co.id/2011/01/sistem-pemerintahan-indonesia-
menurut.html. diunduh pada tanggal 31-05-2016 Pukul 10:54 WIB
http://iyasyusuf.blogspot.co.id/2012/03/peranan-etika-penyelenggaraan.html
diunduh pada 31-05-2016 Pukul 10:29 WIB