Anda di halaman 1dari 52

A.

FILSAFAT AGAMA YUNANI


(SOKRATES, PLATO DAN
ARISTOTELES)
B. KONSTRUKSI TEORI AGAMA DI
AKALANGAN YAHUDI
C. AGAMA DI KALANGAN ISLAM

DIAK. DERSELLI P. SILITONGA, M.SI


FILSAFAT AGAMA

• Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani ‘philosophia’, berarti “cinta pada
hikmat”, sedangkan mengenai “agama” atau “religion” berbicara tentang
sebuah ‘makna’.
• Maka tujuan mempelajari filsafat agama adalah untuk membantu dan
mengarahkan manusia dalam usahanya untuk mengerti dan mengatur
kehidupannya dengan sebaik mungkin, supaya kehidupan itu tidak dijalankan
sebagai proses otomatis atau alami.
• Sebaliknya, kehidupan diharapkan menuju suatu sasaran yang dikehendaki
dengan sadar dan yang bermakna baik dalam kehidupan maupun dalam
kehidupan yang akan datang (kematian)
APAKAH KEMATIAN MEMILIKI
MAKNA?

• Hal ini merupakan pertanyaan pokok yang


menyangkut keberadaan manusia dan yang hendak
dijawab oleh filsafat maupun agama (tentunya
dengan metode dan alasan yang berbeda-beda)
• Oleh sebab itu, Filsafat mencari jawaban atas pertanyaan mengenai
makna kehidupan dan yang akan datang dengan menggunakan
“akal”, sedangkan agama berpegang pada “wahyu”

• Akal ada pada manusia, sedangkan wahyu datang dari luar


manusia (katakanlah dari Allah)
• Pemikiran 3 filsuf ternama pada
zamannya tentang agama
(Sokrates, Plato dan Aritoteles)
FILSUF BELAJAR DARI SITUASI
SOSIAL
• Sebelum para filsuf mengkaji tentang sistem masyarakat yang terjadi
arapkali pertengkaran sering terjadi yang mengedepankan kekuasaan
dan otoritas dan diwujudkan dengan mengatasnamakan agama dewa-
dewi.

• Akibatnya, apabila seseorang melakukan pelanggaran tidak heran jika


hukuman yang diberikan akan menguntungkan orang-orang berada
dan berkuasa sekaligus merugikan mereka yang lemah.
• Seiring berjalannya waktu, rakyat tidak puas dengan situasi tersebut
yang mendorong mereka untuk melakukan pemberontakan.

• Situasi ini pada akhirnya menciptakan sebuah polis


(negara/pemerintahan) dan

• Para filsuf juga mulai sibuk untuk mengkaji dan mempelajari sistem
pemerintahan yang tercipta saat itu.
• Filsuf yang terkenal saat itu adalah mereka yang mempelajari
filsafat di Eropa “Sokrates, Plato dan Aristoteles”.

• Sokrates dan Plato sempat menyaksikan Perang


Peloponnesos (431-404 SM) yang disebabkan oleh Athena,
yang pada waktu menjalankan sistem demokrasi, dan
berakhir dengan kekalahan yang dasyat akan kota itu.
• Peristiwa ini menuntut suatu pendekatan intelektual yang
baru dan menyeluruh terhadap masalah politik, sosial dan
keagamaan

• Jadi, dalam filsafat Yunani, soal sosial dan keagamaan


senantiasa terkait dan menjadi pokok pemikirannya.
• Pemikiran Sokrates semakin ternama yang walaupun tidak sempat
dituliskan (karena dia dituduh) sebagai seorang pengajar sesat.

• Ajarannya dianggap menyesatkan para pemuda yang mengarah


pada sikap tidak hormat dan tidak percaya kepada dewa-dewi
Yunani, sehingga berusaha menghancurkan ideologi Sokrates dan
melakukan pengadilan yang pada akhirnya dia dihukum mati.
• Walaupun demikian, Plato sempat mengetahui
situasi tersebut dan berusaha merekam
pemikiran Sokrates.

• Hal yang dipergumulkan Sokrates adalah


tentang “keadilan”
KEADILAN
• Dalam buku Plato, Sokrates tampil dalam diskusi dengan beberapa
fisuf lain pada zamannya yang tergolong dalam kelompok sofis.

• Sofistik adalah sebutan bagi kaum filsuf yang bergiat sebelum


Sokrates dimana mereka tertarik dengan masalah kehidupan sehari-
hari yang hendak mereka pecahkan dengan cara yang paling
“masuk akal”yakni menguntungkan dan berjanji membahagiakan.
• Seorang pemuka filsuf membuka diskusi dengan
mengatakan bahwa “keadilan adalah keuntungan bagi
yang kuat”. Secara spontan pendapat ini diterima.

• Namun Sokrates membantah dengan keras, karena


menurutnya pernyataan itu mengundang penipuan.
• Dia mengartikan “keadilan” itu tidak merupakan suatu nilai yang normative
(“adil dalam diri sendiri), melainkan sesuatu yang relative: yakni
menguntungkan yang kuat, atau segolongan tertentu, dan sekaligus
merugikan yang lain.

• Dalam sejarah Athena dan kota-kota Yunani, hampir semua penguasa


menggunakan kekuasaan bagi keuntungan mereka sendiri dan sangat jarang
memedulikan kesejahteraan rakyat. Dengan memperalat Undang-undang.
• Dengan demikian makna Undang-undang ditentukan oleh
sifat dan latarbelakang Undang-undang

• Oleh karena itu, apa yang ditetapkan oleh penguasa


sebagai “keadilan” dialami sebagai ketidakadilan oleh
rakyat mereka yang lemah.
• Dari berbagai pandangan filsuf tentang keadilan maka sokrates
menyimpulkan persoalan ‘keadilan’ bukan ‘keadilannya’ yang perlu
dibela akan tetapi manusia yang harus diubah supaya ia menjadi insaf
sendiri bahwa keadilan sebagaimana dipahami berdasarkan standar
moral, kesusilaan dan yang baik untuk semuanya.

• Artinya lebih menguntungkan semuanya tanpa merugikan satu pihak.


• Dan sokrates menyimpulkan bahwa
“ketidakadilan” yang paling besar
adalah ketika seseorang menampilkan
diri sebagai seorang yang benar, tetapi
tidak benar.
APA YG DIPIKIRKAN
PLATO?
• Plato menelisik keadilan itu sendiri dari masalah batin manusia.
Artinya keadilan dan ketidakadilan memiliki dampak atas diri
manusia.

• Pemikiran Plato mengikuti pemikiran Sokrates yang meyakini


bahwa hanya jiwa seseorang yang adil dapat menikmati
keseimbangan, ketentraman dan kesejahteraan dengan sempurna.
MENGENAI “YANG
HAKIKI”
• Pemahaman Plato tentang “keadilan” (dikaiosyne) harus dilihat dari
latarbelakang pemahamannya tentang “Yang Hakiki” dan bagaimana hal
tersebut dapat ditangkap oleh akal.

• Bagi Plato “Yang Hakiki” hanya dapat dipahami oleh akal atau jiwa.

• Ilmu Plato banyak ditentang oleh masyarakat karena dianggap sebagai


pengetahuan yang mengandung penipuan.
• Dari pergolakan yang dialami Plato dalam membahasakan ilmunya, dia
beranggapan bahwa banyak orang yang memegang dan mendukung
ketidakbenaran.

• Itulah sebabnya Plato tidak mendukung demokrasi melainkan menuntut agar polis
atau negara harus dipimpin oleh seorang filsuf yang bersikap adil dan benar.

• Tujuannya adalah agar polis yang dibentuk tidak goyah.


• Kalau Plato memandang keadilan dari latarbelakang “Yang Hakiki”
tidak berubah maka Aristoteles (sebagai muridnya) memandang
keadilan itu bersifat universal dan akan mengalami perubahan
secara perlahan.
• Alasannya adalah karena Aristoteles mengamati dan berbicara
tentang polis yang sesungguhnya bukan hanya sekadar historis.
• Dia meyakini bahwa polis yang sesungguhnya bertujuan untuk
mewujudkan suasana kesejahteraan (eudemonia)
JADI SESEORANG DISEBUT ADIL
ADALAH:
• Siapa yang menghormati dan memenuhi undang-undang
polis yang diakui keadilannya dan

• Yang mendukung pembagian harta-harta supaya menjadi


merata dalam polis dan kelakukan merata terhadap warga.
• Aristoteles menyimpulkan bahwa Adil adalah suatu tindakan yang
bermaksud untuk mewujudkan dan memelihara kesejahteraan dan
semua seluk beluknya bagi keseluruhan.

• Jadi “keadilan” adalah hormat terhadap undang-undang dan hormat


terhadap kesetaraan manusia di hadapannya. Yang melanggar kedua
ketetapan tersebut adalah pelaku “ketidakadilan”
• Bagaimana agama di
kalangan umat yahudi?
PHILO DARI ALEXANDRA (25 SM-50
M)
• Philo hidup sejaman dengan Yesus Kristus.

• Baginya Allah adalah yang mutlak dan transenden

• Philo memiliki pemahaman bahwa logos tidak hanya semata-


mata ada pada akal manusia tetapi bersumber dari Allah
• Dalam perjalanan keilmuannya dan dengan perkembangan
teologi Kristen, para teolog Kristen cukup merasakan bahwa
Philo telah mempertemukan filsafat dengan Alkiitab.

• Karena pada awalnya Philo belajar dari Perjanjian Lama


dalam mengkaji sebuah pengetahuan.
MOSES MAIMONIDES, (1136-
1204)
• Pada masa Moses aliran yang paling dominan adalah
Aristotelisme

• Bagi Maimonides, fungsi nabi dan filsuf atau makna


agama dan filsafat agak mirip dan saling mendukung.
• Pertanyaan historisnya adalah “bagaimana manusia dapat
memahami suatu kebenaran metafisik”?

• Hal inilah yang menjadi tugas dari filsafat dan agama. Yaitu
kebenaran yang metafisik akan dijelaskan dengan berbagai
penjelasan simbol (tentunya dengan pengalaman dan
kebenaran empiris)
BARUKH SPINOZA (1632-1677)

• Spinoza dikucilkan dari Sinagoga karena beberapa ajarannya


bertentangan dengan ortodoksi Yahudi termasuk ajarannya tentang
politik yang tidak terlepas dari peranan Musa dalam Perjanjian
Lama.
• Salah satu ajaran dia yang berpengaruh dalam ilmu agama adalah
tentang:
• Allah atau Alam (Deus sive Natura)
• Spinoza menjelaskan bahwa Allah dan alam tidak berbeda.
• Berbicara mengenai Allah adalah sama dengan berbicara dengan
alam (nature).
• Alasannya karena substansi Allah dan substansi alam itu sama
adanya.
• Allah yang menciptakan itu artinya Allah ada kuasa atas alam dan
alam itu sendiri berdampak bagi penikmatnya yaitu manusia.
MOSES MENDELSSOHN (1729-
1786)

• Moses Mendelssohn filsuf Yahudi dalam abad pencerahan


di Eropa Barat.
• Dia berbicara tentang modernitas masyarakat dan
• Toleransi.
• Perhatiannya yang utama diarahkan pada
perkembangan masyarakat yang modern dan posisi
manusia di dalamnya.
• Siapa itu manusia?
• Ada dua dimensi keberadaannya yaitu:
• Sebagai manusia (individu) dimana akal yang murni menghasilkan
pemikiran yang cerah dan melandaskan sikapnya terhadap
persoalan mengenai diri serta hubungannya dengan dunia
sekitarnya; dan

• Sikapnya sebagai warga di tengah masyrakat, dituntut bergiat


secara praktis terutama dalam mengembangkan budaya.
AGAMA YANG
DIPAHAMINYA?
• Sebagai wadah keagamaan Mendelssohn juga memahami sinagoga
dan masjid, dimana mereka mengambil fungsi yang selaras dengan
gereja – yakni mengurus segi rohani dan intelektual manusia.

• Tugas gereja adalah membimbing manusia untuk mengembangkan


akal supaya dia dengan jernih membantu memahami makna dan
situasi dunia di sekitarnya dan mengembangkannya.
• Dalam tulisannya mengajarkan bahwa gereja dan agama
memiliki tujuan yang sama sebagai wadah keagamaan yang
mendampingi wadah negara demi kesejahteraan masyarakat
dan warganya.

• Dalam hal ini dia mempunyai prinsip bahwa semua manusia


mengakui manusia sebagai manusia.
TOLERANSI
• Soal ‘toleransi’. Salah satu hal yang dituntut toleransi adalah pengakuan
atas dasar kesetaraan manusia, bukan atas kesatuan manusia dan atas
kesamaan manusia hanya di dalam satu hal: yakni sama di hadapan
hukum yang berlaku dalam masyarakat.

• Masyarakat modern dengan sendirinya tidak dapat menerima ‘kesatuan’


manusia, karena ia berdiri atas prinsip kemajemukan, yakni kenyataan
pluralitas yang ditengahnya justru memiliki ciri khas kemodernannya.
DARI BERBAGAI PANDANGAN
FILSUF
• Perdebatan-perdebatan tentang agama dan polis, Yerusalem dipilih menjadi
tempat pertemuan agama-agama.
• Pihak Kristen diwakili oleh seorang rahib sederhana, bukan oleh patriak yang
suram.
• Islam diwakili oleh Salah ad-Din, sang raja, dan
• Yahudi diwakili oleh Nathan, seorang pedagang yang berada dan sangat
mendalami hikmat agamanya.
• Persoalan pokok dari tiga kisah ini adalah tuntutan ketiga agama monoteis
yang masing-masing menyatakan bahwa dirinyalah yang paling benar.
PERLU
DIINGAT
• Negara hanya mengurus hal-hal yang tampak, yang kelihatan dan
yang sesuai dengan hukum.
• Sementara ha-hal batin seperti hati nurani adalah bidang dimana
gereja (atau agama umumnya) punya peluang, dan gereja boleh
membina kesadaran warga.
• Dalam hal ini perlu diingat bahwa yang dilakukan gereja adalah
membina bukan memaksa
KESIMPULAN TERAKHIR YANG
DISAMPAIKANNYA:
• Mendelssohn menegaskan bahwa penyatuan yang
berbeda-beda dalam iman bukanlah sebuah toleransi,
melainkan sebaliknya: yaitu memaksakan atau
meyakinkan orang untuk masuk ke dalam suatu
kesepakatan yang hanya bersifat pragmatis, tetapi tidak
mengandung kebenaran.
• Bukan kesepakatan agama yang dibutuhkan dalam
kehidupan sosial, melainkan satu sikap saling
menghormati dan saling mengakui

• Cintailah kebenaran dan cintailah damai


AGAMA MENURUT
ISLAM?

Secara
etimologi Diambil dari bahasa Arab dari kata
‘aslama’ dan dari kata ‘masdhar’

Aslama sebagaimana dalam


Alquran Imron 20 yang berarti
berserah diri kepada Allah
• Artinya berserah diri kepada Allah secara utuh, total dan mutlak dengan cara
melaksanakan perintahNya

• Manusia berhadapan dengan Tuhannya dengan cara bersikap mengakui


kelemahannya dan mengakui kemutlakan kekuasaan Allah.

• Kata Salima yaitu yaslamu – selamatan yang berarti : selamat – tidak cacat
dan bahagia
SALAH SATU AJARAN ISLAM DALAM
KITABNYA
• Kemudia jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran
Islam), maka katakanlah: aku menyerahkan diriku kepada
Allah dan demikian juga orang-orang yang mengikutiku.

• Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberikan Al


Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu
mau masuk Islam”?
• Jika mereka mau masuk Islam, sesungguhnya mereka telah
mendapatkan petunjuk dan jika mereka berpaling, maka
kewajiban kamu adalah menyampaikan ayat-ayat Allah
dan

• Allah yang Maha melihat akan melihat hamba-hambaNya.


• Ummi artinya orang yang tidak tau tulis baca kitab suci
Islam

• Agama menurut Islam adalah agama yang diturunkan


Allah kepada Muhammad yang dihimpun dalam kitab suci
Al Quran dan Sunnah.
PENGERTIAN ISLAM SECARA
SYARIH
• Yaitu melaksanakan kelima rukun Islam

• Islam adalah Engkau mengakui bahwa tidak ada Tuhan


kecuali Allah dan bahwa Muhammad itu adalah utusan
Allah, mendirikan Sholat, membakar Zakat, berpuasa
Romadhan dan berhaji ke Baitullah jika mampu.
AQIDAH

• Aqidah Islam berisikan tentang apa saja yang dipercaya


dan diyakini. Maka aqidah merupakan sistem kepercayaan
yang mengikat.

• Maka berdasarkan hal tersebut Islam harus mengakui:


1.Meyakini bahwa Islam adalah agama terakhir
2. Meyakini bahwa agama Islam adalah satu-satunya agama
yang benar di hadapan Allah

3. Meyakini bahwa Islam adalah agama yang universal serta


berlaku untuk semua manusia dan mampu menjawab semua
persoalan yang muncul dalam segala lapisan masyarakat dan
sesuai dengan tuntutan budaya manusia
SYARIAH
• Syariat adalah sistem nilai yang ditetapkan Allah sendiri yang terdiri dari dua
yaitu:
1. Syariat yang mengatur hubungan manusia secara vertical dengan Allah.
Dalam hal ini berisikan tentang peribadatan mereka terhadap Allah
2. Syariat yang mengatur hubungan manusia secara horizontal yakni hubungan
sesama manusia dan mahkluk lainnya. Yang disebut dengan muamalah.
3. Muamalah meliputi ketentuan perundang-undangan yang mengatur segala
aktivitas manusia dalam pergaulan dengan sesamanya dan dengan alam
sekitarnya.
AKHLAK

• Akhlak adalah sebagai ajaran Islam yang mengatur perilaku


manusia. Yaitu menjelaskan tentang perilaku baik dan buruk.
• Agama diturunkan dengan maksud untuk membimbing sikap dan
perilaku manusia agar meninggalkan kebiasaan buruk dan
menggantikannya dengan sikap dan perilaku yang baik
• Karena itulah diimani Rasul bersabda: “Tiadalah aku di utus
melainkan untuk menyempurnakan akhlak dan perilaku manusia”.
SUMBER

• Schumann, Olaf Herbert. Filsafat Agama: Pendekatan pada ilmu


agama-agama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018.

• Turner, S Bryan. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


2013.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai