Anda di halaman 1dari 39

FILSAFAT HUKUM

Oleh:

ELSA KARINA BR GULTOM

237005026

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Tan Kamello, S.H., M.S.

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUKUM EKONOMI SEMESTER I
2023

1
RANGKUMAN BUKU HUKUM PENDEKATAN FILSAFAT

Pengarang:
Dr. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A.

BAB I FILSAFAT HUKUM

A. PENGERTIAN FILSAFAT HUKUM


Filsafat merupakan terjemehan dari istilah “ philosophia” yang berasal dari
bahasa Yunani dan berarti cinta akan kebijaksanaan/ “love of wisdom” (philo
artinyacinta dan Sophia artinya kebijaksanaan).
Menurut sejarah, Socrates-lah yang pertama-tama menyebut diri sebagai
“philosophus”,yakni sebagai protes terhadap kaum pelajar yang menanamkan
diri mereka itu, maka Socrates lebih memilih menyebut diri sebagai
philosophus (pecinta kebijaksanaan).

B. TEORI HUKUM
Teori hukum adalah disiplin hukum yang secara kritikal dalam perspektif
interdisipliner menganalisis berbagai aspek dari hukum secara tersendiri dan
dalam keseluruhannya, baik dalam konsepsi teoretikalnya maupun dalam
pengolahan praktikalnya dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang
lebih baik dan penjelasan yang lebih jernih tentang bahan-bahan hukum yang
sudah tersaji

C. MANFAAT FILSAFAT HUKUM


Manfaat ideal yang dapat ditemui oleh orang yang mempelajari filsafat hukum
terutama terhadap pemehamannya tentang eksistensi manusia dam
kemanusiannya dalam dinamika kehidupan.
Secara umum, manfaat filsafat yaitu filsafat membantu kita memahami bahwa
sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya.

Manfaat Filsafat Hukum bagi Mahasiswa dan Penegak hukum


Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa selaku next generation pemimpin
dari bangsa ini mampu mengatasi berbagai masalah yang ada dinegara maupun
dilingkungan sekitar yang menyangkut mengenai hukum, hal ini dapat
terselesaikan dengan berfilsafa

D. FUNGSI FILSAFAT HUKUM


Tujuan filsafat hukum menurut Louis O. Kattsoff mengatakan di dalam
bukunya, bahwa filsafat bertujuan untuk mengumpulkan pengetahuan manusia

2
sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini,
menemukan hakikatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu
didalam bentuk yang sistematis.
Filsafat dapat kita jadikan sebagai pisau analisis dalam menganalisis suatu
masalah dan menyusun secara sistematis suatu sudut pandang ataupun
beberapa sudut pandang, yang kemudian dapat menjadi dasar untuk melakukan
suatu tindakan.

E. RUANG LINGKUP FILSAFAT HUKUM


Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua jenis objek, yaitu objek material dan
objek formal.
Pada bagian lain dikatakan, bahwa filsafat dalam usahanya mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan pokok yang kita ajukan harus memperhatikan
hasil-hasil ilmu pengetahuan.
Di sisi lain, perkembangan ilmu yang sangat cepat tidak saja membuat ilmu
semakin jauh dari induknya, tetapi juga mendorong munculnya arogansi dan
bahkan kompartementalisasi yang tidak sehat antara satu bidang ilmu dengan
yang lain.
Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu
diberbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara historis.
Dari sisi lain Raghib al-Asfahani juga membagi ilmu sebagai ilmu teoretis dan
aplikatif.

F. ANALISI
Filsafat hukum adalah studi yang mengkaji tentang hukum. filsafat hukum
bermanfaat untuk mnjelaskan keberadaan hukum yang ada dalam masyarakat
dan kehidupan bernegara.
Filsafat hukum sangat penting bagi seorang mahasiswa dan penegak hukum
karena untuk membiasakan diri bersikap kritis, logis, dan rasional dalam
menegakkan hukum tanpa harus memandang dari segi status sosial dan lain
sebagainya.

G. KESIMPULAN
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial
maupun historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filfilsafat

BAB II SEJARAH FILSAFAT HUKUM

A. PENGERTIAN FILSAFAT

3
Pengertian filsafat yaitu berasal dari kata Yunani, yaitu filosofia berasal dari kata
kerja flosofien, artinya mencintai kebijaksanaan, akan tetapi belom nampakkan
hakikat yang sebenarnya adalah imbauan kepada kebijaksanaan.
Definisi bermacam-macam, terdapat satu definisi filsafat, yaitu “Usaha manusia
dengan akalnya untuk memperoleh suatu pandangan dunia dan hidup yang
memuaskan hati” (definisi ini sepanjang abad).

B. SEJARAH FILSAFAT UMUM


Para ahli filsafat tersebut ialah sebagai pintu pemikiran tentang filsafat yang
mengenai alam semesta.
1. Filsafat Pra-Socrates adalah filsafat yang dilakukan karena kemenangan akala tau atas
dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama,yang memberitahukan tentang asal mula
segala sesuatu.
2. Filsafat Socrates ,plato, dan Aristoteles
a.Socrates
Socrates hidup pada tahuan kurang lebih tahun 469-399 SM dan Demokritos pada
tahun + 460-370 SM yang kedua hidup sezaman dengan Zeno yang dilahirkan pada tahun +
490 SM dan lain-lainnya,
Serta disebut sebagai filsuf pra-Socrates, dimana filsafat mereka tidak di pengaruhi oleh
Sikrates.
3. Filsafat helenisme dan romawi
Helenisme berasal dari Bahasa Yunani, yaitu hellenizein adalah roh dan kebudayaan
Yunani yang sepanjang roh dan kebudayaan itu memberikan ciri-cirinya kepada para
bangsa yang bukan Yunani disekitar laut tengah, mengadakan perubahan dibidang
kesustraan, agama dan keadaan bangsa-bangsa itu.
4.Filsafat Patristik
Berasal dari kata latin yaitu pater = bapa yang dimaksud ialah para bapa gereja). Zaman
meliputi zaman para rasul (abad pertama)mengambil sikap yang bermacam-macam.

C. SEJARAH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN


Filsafat pada abad pertengahan adalah suatu adalahberbeda sekali dengan pemikiran dunia
kuna,yaitu filsafat yang menggmbarkan suatu zaman yang baru sekali di tengah-tengah
suatu rumpun bangsa baru, bangsa eropa barat

D. KESIMPULAN
Jelaslah bahwa flsafat berasal dari kata Yunani,yaitu filosofia berasal dari kata kerja
filosofie
BAB III SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FILSAFAT HUKUM

A. ZAMAN YUNANI KUNO 9

4
Zaman Yunani Kuno bermula pada abad ke-6 SM sampai abad ke-5 M tatkala
kekaisaran Romawi runtuh. Pada masa inilah rakyat romawi sudah hidup dalam
polisi-polisi yang satu sama lain memiliki penguasa, sistem pemerintahan dan sistem
tersendiri.

B. ABAD PERTENGAHAN 10
1. Masa Gelap ( The Dark Ages)
Masa ini dimulai degan runtuhnya Kekaisaran Romawi akibat seranggan bangsa lain
yang di anggap terbelakang datang dari utara.
2. Masa Skolastik
Pada masa itu terjadi peralihan,dalam alam pikiran Yunani terdapat empat aliran
pikiran yang besar, yaitu Plato, Aristoteles, Stoa,dan Epicurus.
3. Zaman Kejayaan Skolastik (Abad Ke-12)
Dalam abad ini ilmu pengetahuan berkembang, hingga timbul harapan-harapan baru
bagi masa depan yang cerah.

C. ABAD MODERN 11
Corak pemikiran filsafat pada masa ini kembali pada masalah “Antroposentris” yang
mengagungkan kemampuan akal pikir manusia.
Pemikiran lain pada zaman modern yang juga besar pengaruh nya bagi filsafat hukum
ialah idealism.
Hume merupakan peelapor para empiris, yang percaya bahwa seluruh pengetahuan
tentang dunia berasal dari indra.
Kant setuju dengan Hume bahwa kita tidak mengetahui secara pasti apa dunia ini “itu
sendiri” [“das Ding an sich”] ,namun hanya dunia itu seperti tampak “bagiku”,atau
“bagi semua orang”.

D. ZAMAN SEKARANG
Pada zaman ini di mulai abad ke-19. Pada zaman sekarang rasionalisme dilengkapi
degan empirisme.risme, faktor sejarah juga mendapat perhatian yang utama termasuk
dalam lapangan hukum

E. KESIMPULAN
Filsafat awalnya berkembang dari jaman Yunani Kuno, dimana pada masa pra-
Socrates para filsufnya dikenal sebagai filsuf-filsuf alam.

BAB IV MANUSIA DAN HUKUM DALAM FILSAFAT HUKUM

5
A. PEMBAHASAN
Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu
hukum,terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “ubi societas ibi jus” (dimana ada
masyarakat disitu ada hukumnya).

B. TELAAH TUJUAN HUKUM


Hukum dihadirkan untuk menciptakan keteraturan dengan mencegah atau mengatasi
segala bentuk kekacauan sebagaimana di atas. Adanya interdependensi ( hakikat
sosial)
Mendorong manusia untuk melakukan interelasi di antara sesamanya guna
merealisasikan kepentingan atas dasar motif esksistensialnya masing-masing (hakikat
individual).

C. TELAAH SISTEM HUKUM


Komponen hukum yang pertama adalah substansi atau isi hukum yang bersangkutan.
Suatu hukum agar benar-benar mampu menciptakan keadilan bagi masyarakat, maka
iosi dari hukum itu sendiri harus benar-benar berfungsi sebagai manefestasi nilai-nilai
dan rasa keadilan serta nilai-nilai normative yang diidealkan masyarakat.

D. TELAAH HUKUM KRITIS


Suatu produk hukum tidak dilahirkan dalam ruang hampa.setiap produk hukum selalu
dilahirkan dalam masyarakat (sesuai dengan prinsip ubi sucietas ibi jus di atas) dimana
masyarakat ini adalah kompleks interelasi dalam interdepensi antar manusia dengan
latar belakang pluralistic perbedaan latar belakang pada masing-masing individu
manusia tersebut.

E. TELAAH ADVOKASI
Pada akhirnya, bagaimana hukum itu dibuat dan untuk apa hukum itu ditunjukkan
sepenuhnyapada kesadaran (kehendak) manasuia yang bersangkutan itu sendiri.hukum
dapat bersifat membebaskan umat manusia dari ketertindasan, namun sebaliknya
hukum juga dapat digunakan sebagai sarana penindasan.

F. ANALISIS
Manusia hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Dimana hukum tidak
akan bisa berjalan tanpa adanya hukum, begitu pulk sebaliknya manusia tidak akan
bisa berdiri tanpa adanya hukum, dan didalam hukum terdapat peratutan-peraturan
yang harus ditaati oleh manusia.

G. KESIMPULAN

6
Manusia,disamping bersifat sebagai makhluk individu, juga berhakikat dasar sebagai
makhluk sosial, mengingat manusia tidak dilahirkan dalam keadaan yang sama (baik
fisik,psikologis,hingga lingkungan geografis,sosiologis, maupun ekonomis)sehingga
dari perbedaan itulah muncul interdependensi yang mendorong manusia untuk
berhubungsn dengan sesamanya.

BAB V MANUSIA DAN HUKUM DALAM FILSAFAT HUKUM

A. KONSEP HUKUM
Dalam pembahasan ini penulis mencoba mengemukakan apa-apa saja konsep hukum:
1. HAK DAN KEWAJIBAN
a. Pengertian Hak dan Kewajiban
Kehadiran hukum dalam suatu masyarakat di antaranya untuk mengintegraksikan dan
mengordinasikan adanya kepentingan–kepentingan yang bisa bertubrukan satu sama
lain itu oleh hukum di integrasikan sedemikian rupa sehingga tubrukan-tubrukan itu
bisa di tekan sedemikian rupa.
b. Ciri-ciri yang Melekat pada Hak Menurut Hukum
1) Hak dilekatkan pada seseorang yang disebut sebagai pemilik atau subjek dari hak
itu.
2) Hak yang ada pada seseorang ini mewajibkan pihak lain untuk melakukan
(commission) atau tidak melakukan (omission) suatu perbuatan. Ini disebut sebagai
isi dari hak.
3) Commission atau omission itu menyangkut suatu yang bisa disebut sebagai objek
dari hak.
4) Setiap hak menurut hukum itu mempunyai title yaitu suatu peristiwa tertentu yang
menjadi alasan melekatnya hak itu pada pemiliknya.
c. Hak dan kewajiban dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1) Pengelompokan kewajiban
a. Kewajiban-kewajiban yang mutlak dan nisbi
b. Kewajiban-kewajiban dan perdata
c. Kewajiban-kewajiban yang positif dan negatif
d. Kewajiban-kewajiban universal,umum,dan khusus.
e. Kewajiban primer dan yang bersifat memberi sanksi.
2) Pengelompokkan hak-hak
a) Hak-hak yang sempurna dan tidak sempurna
b) Hak-hak utama dan tambahan
c) Hak-hak publik dan perdata

7
d) Hak-hak positif dan negatif
e) Hak-hak milik dan pribadi
2. Subjek Dan Objek Hukum
a. Subjek hukum
Subjek hukum adalah sesuatu yang menurut hukum berhak atau berwenang
untuk melakukan perbuatan hukum atau siapa yang mempunyai hak dan cakap
untuk bertindak dalam hukum, jadi pada dasarnya yang menjadi subjek hukum
adalah manusia.
3. Perbuatan Hukum
Perbuatan hukum adalah setiap perbuatan yang akibatnya diatur oleh hukum,
karena akibat tersebut dapat dianggap menjadi kehendak dari yang melakukan
perbuatan itu.
4. Peristiwa Hukum
Peristiwa hukum adalah semua peristiwa atau kejadian yang dapat menimbulkan
akibat hukum antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan hukum, misalnya:
kematian seseorang akan membawa berbagai akibat hukum, yaitu penepatan waris,
dan ahli waris jika dalam bidang hukum pidana akibat hukumnya adalah
pertanggungjawaban hukum pidana.
5. Hubungan Hukum
. Adanya dasar hukum
. Timbulnya peristiwa hukum
6. Akibat Hukum
Suatu akibat yang disimbolkan oleh adanya suatu hubungan hukum memberikan
hak dan kewajiban yang telah ditentukan oleh undang-undang sehingga kalau
dilanggar akan berakibat bahwa orang yang melanggar itu dapat dituntut di muka
pengadilan.
7. Lembaga Hukum
Lembaga hukum dalam hal ini adalah lembaga structural yang bentuk oleh
pemerintah dengan kewenangan yudikatif untuk menangani semua permasalahan
hukum secara formal, baik pidana, perdata, tata negara, dan lainnya.
CIRI-CIRI HUKUM
1. Hhukum bersifat abstrak
2. Hukum bersifat kontinuitas
3. Hukum bersifat universal
4. Hukum bersifat luas (lingkungan yang berlakunya
B. KONSEP HUKUM ISLAM
Hukum yang diperkenalkan Al-Qur’an bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri,melainkan
merupakan bagian bagian integral dari akidah. Akidah tentang Allah yang menciptakan
alam semesta, mengaturnya, memeliharanya, dan menjaganya sehingga segala makhluk

8
itu menjalani kehidupannya masing-masing dengan baik dan melakukan fungsinya
masing-masing dengan tertib Hukum Allah meliputi segenap makhluk (alam semesta).

C. KESIMPULAN
1. Hak dan kewajiban
2. Subjek dan objek hukum
3. Perbuatan hukum
4. Peristiwa hukum
5. Hubungan hukum
6. Akibat hukum
7. Lembaga hukum

BAB VI KAITAN ANTARA FILSAFAT HUKUM ISLAM DAN FILSAFAT HUKUM


UMUM

PEMBAHASAN
Hukum dalam pengertian islam adalah seluruh skema moral dan petunjuk-petunjuk sosial
yang diarahkan pada tujuan-tujuan pencipta.oleh sebab itu, hukum islam mempunyai
dampak yang luas dan jauh terhadap masyarakat.24

A. PENGERTIAN FILSAFAT
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philoshopia yang berarti cinta
kebijaksanaan.
Oleh karena itu,dalam bahasa Indonesia sering kali digunakan kata falsafal. Kata ini
jelas di serap dari bahasa Arab
Akan tetapi filsuf dalam arti orang yang mencintai kebijaksanaan tidak di sebut
hakim melainkan muhibb al-hikmah (pecinta kebijaksanaan).

B. PENGERTIAN HUKUM ISLAM


Syariat menurut bahasa berarti jalan. Syariat menurut islam berarti hukum-hukum
yang diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang di bawa oleh seorang nabi, baik
hukum yang berhubungan dengan kepercayaan (akidah) maupun hukum-hukum
yang berhubungan degan amaliaah.
Oleh karena itu, syariah dalam istilah hukum islam berarti hukum-hukum dan tata
aturan yang disampaikan Allah kepada hamba-hamba-Nya.
C. HUBUNGAN FILSAFAT DAN HUKUM ISLAM

Filsafat berarti mencintai atau lebih suka atau keinginan kepada kebijaksanaan.

9
Dalam islam, kita menemukan istilah yang hampir serupa degan makna kata dan
berfilsafat itu, seperti hikmah dan illah.
Perbedaan dalam menggunakan tolok ukur akan mengakibatkan berbeda dalam
hasil.Dalam konteks filsafat, antara filsafat dan hikma itu sama.
Hukum islamn adalah seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan sunah
rasul tentang tingkah laku manusia mukalaf yang di akui dan di Yakini berlaku dan
mengikat untuk semua umat yang beragama islam.
1. Pertumbuhan dan Perkembagan Filsafat Hukum Islam
a. Pertumbuhan Filsafat Hukum Islam
Berijtihad degan menggunakan akal dalam permasalahan hukum islam pada
hakikatnya merupakan pemikiran filsafi itu, dan di restui oleh Rasulullah
Pemikiran filsafi terhadap hukum islam yang ada. nash-nya bermula pada
masa khulfaur rasyidin, terutama umar bin khaththab penghapusan hukum
potong tangan bagi pencuri,
Belakagan muncul. Nama-nama besar, para imam, yang membuat filsafat
hukum ini lebih terperinci dan terstruktur.
b. Perkembagan Filsafat huku islam
Kegiatan penelitian terhadap tujuan hukum (maqasyid al-syahri’ah) telah
dilakukan oleh para ahli ushul fiqh terdahulu.AL-Juwaini dapat di katakan
sebagai ahli ushul pertama yang menekankan pentingnya memahami
maqasyid syariah dalam menetapkan dalam menetapkan hukum
Kerangka berpikir al-Juwani di atas kelihatannya di kembngkan oleh
murtidnya al-Ghazalali
2. Objek dan Kegunaan Filsafat Hukum Islam
Hukum islam mengacu pada pandagan hukum yang bersifat teleologis.Artinya,
hukum islam di ciptakan karena ia mempunyai maksud dan tujuan. Tujuan dari
adanya hukum islam adalah terciptanya kedamaian di dunia dan kebahagian di
akhirat.
a. Falsafat Tasyri’:filsafat yang memancarkan hukum islam atau menguatkanya
dan memeliharanya.filsafat ini bertugas membicarakan hakikat dan tujuan
penetapan hukum islam.
b. Falsafat Syariah: filsafat yang diungkapkan dari materi-materi hukum islam,
seperti ibadah,muamalah, jinayah, dan uqubah. Filsafat ini bertugas
membicarakan hakikat dan rahasia hukum islam. 38
tal tasyri’,atau asrar al-syariah, seperti halnya filsafat hukum dalam
pengertian yang di kenal di lingkugan fakultas hukum di Indonesia .fiksafat
hukum islam seebagaimana filsafat pada umumnya menjawan pertanyaan-
pertanyaan yang tidak terjangkau olej ilmu hukum.
Menurut Syah Waliyullah al -Dahlawi ilmu-ilmu agama ini berlapis-lapis.

10
D. FILSAFAT HUKUM UMUM
Filsafat hukum adalah ilmu yang menjawab pertanyaan apakah hukum itu ilmu
hukum tidak dapat memberi jawaban yang memuaskan, karena jawabbannya
sebatas ada fenomenanya, gejala yang melahirkan hukum yang bersifat formalistik
belaka.
1. Faktor Yang Menyebabkan Adanya Filsafat Hukum
2. Tujuan Filsafat Hukum
3. Fungsi dan peran Filsafat Hukum
4. Terbentuknya Hukum
5. Sumber Hukum: Sesuatu yang Dapat menimbulkan Hukum
Sumber hukum:
SH Ideal, yang meliputi commow law dan authoritarian law
SH Faktual, meliputi authoritarian law,common law,.jurispru dence,
traktat,doktrin.

E. BENTUK HUKUM
Menurut J.F. Glastra Van Loon, ada empat bentuk hukum
. hukum tak tertulis;
. hukum tercatat;
. hukum tertulis;
. hukum yang terkodifikasi.

F. PERBEDAAN FILSAFAT HUKUM ISLAM HUKUM ISLAM DENGAN


FILSAFAT HUKUM UMUM
. Adapun perbedaan pendekatan filsafat dalam hukum islam degan filsafat hukum
pada umumnya terletak pada perbedaan substansi hukum itu sendiri.
Hukum islam merupakan hukum yang berangkat, berjalan dan berakhir pada
tujuan .wahyu.
. Filssafat hukum islam menjelaskaan antara lain tentan rahasia,rahasia ,makna,
hikmah, serta nilai,nilai yang trerkandung dalam ilmu fikih

G. ANALISIS
Hubungan filsafat degan hukum islam sendiri adalah dalam pemgelolaan hukum
islam salah satunya dengan menggunakan ilmu filsafat dimana harus mendalami
tentang suatu hukum, pengetahuan pengetahuan apa, bagaimana, dan nilai nilai dari
sesuatu hukum itu. Ada pum filsafat hukum umum menjelaskan tentang pemikiran
sehingga timbullah berbagai ilmu. Dan ilmu-ilmu itu menjawab semua dari apa
yang ingin difilsafatkan.

11
Kaitannya menurut pemekalah bahwa filsafat hukum islam dan filsafat hukum
umum adalah suatu pemikiran yang dipisahkan berdasarkan turunnya filsafat itu
kepada para filsuf.

BAB VII ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT

A. ALIRAN SEJARAH & SOSIOLOGI HUKUM

Pada abad ke-18, ada dua gerakan besar yang lahir sebagai reaksi terhadap pemikiran
hukum kodrat. Aliran pertama, positivisme hukum, dan yang lainnya yaitu pemikiran
hukum yang yang berdasarkan mistisme dan perkembangan organismanusia. Aliran
terakhir di atas disebut gerakan romantis yang menolak pandangan rosinalistis di abad
tersebut.

1. Sejarah Singkat Tokoh Aliran Historis


a. Friedrich Karl Von Savigny
Friedrich Karl Von Savigny yang selanjutnya akan kita sebut dengan savigny,
lahir di Frankfurt pada tanggal 12 febuaru 1779. Ia berasal dari keluarga
bangsawan, saat umurnya 13 tahun ia telah menjadi seorang piatu yang
kemudian dia hidup dibawah perwalian. Pada usia 16 tahun ia menjadi
mahasiswa di Universitas Marbung.
b. Sir Henry Maine
Sie Henry Maine lahir pada tanggal 15 agustus 1822 di Kelso, Roxburghshire,
daerah perbatasan antara inggris dan Skotlandia. Ia adalah seorang yuris dalam
bidang studi pertandingan hukum dan juga seorang sejarawan. Kesehatan yang
buruk membuatnya berhenti menjadi akademisi, sehingga ia harus beristirahat
Panjang dan meninggal usianya ke-66.
2. Aliran Historis
Membalas tentang pandangan aliran historis tentang hukum, lili rasijidi dalam
bukunya “Dasar-dasar fFilsafat Hukum”, (1996: 69), mengemukakan bahwa “
Pandangan Von Safigny berpangkal kepada bahwa di dunia ini terdapat kepada
bahwa di dunia ini terdapat berbagai bangsa yang pada tiap-tiap bangsa tersebut
mempunyai suatu Volkgeist jiwa rakyat.
3. Sosiologi Hukum
Ilmuan yang pertama kali menerapkan metode ilmiah dalam lapangan ilmu-ilmu
sosial ialah Auguste Comte (1759-1857). Lahir pada 19 januari di kota Montpellier.
Berasal dari keluarga katolik dan bangsawan.

12
Comte ialah filsuf yang menggunakan istilah sosialogi untuk menamai ilmu-ilmu
sosial yang bermetedologi ilmiah.
Baginya penelitian sosial dilakukan dengan mengadakan observasi, eksperimen,
komparasi, dan penelitian historis.

B. MAZHAB SEJARAH
Dalam rentang sejarah, perkembangan aliran pemikiran hukum sangat tergantung
dari aliran pemikiran hukum sebelumnya, sebagai sandaran kritik dalam rangka
membangun kerangka teoretik berkutnya. Di samping itu, kelahiran satu aliran
sangat terkait dengan kondisi lingkungan tempat suatu aliran itu pertama kali
muncul. Dengan kata lain, lahirnya satu aliran atau mazhab hukum dapat dikatan
sebagai jawaban fundamental terhadap kondisi kekinian pada zamannya.

1. Pandangan Mazhab Sejarah tentang Hukum


Mazhab sejarah memandang bahwa hukum hanya dapat dipahami dengan menelaah
kerangka atau struktur kesejerahan (histirisitas) dimana hukum tewrsebut timbul.
Hukum merupakan tatanan yang lahir dari pergaulan mesyarakat, didalamnya
tercakup nilai-nilai di tatanan yang terbentuk secara alamiah dan senantiasa
mengalami dinamisasi seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi masyarakat
tersebut.

C. BEBERAPA TOKOH MAZHAB SEJARAH


1. Frederic Carl von Savigny
Mazhab sejarah ini timbul dari tahun 1770-1861 Carl von Savigny menganalogikan
timbulnya hukum seperti timbulnya bahasa suatu bangsa dengan bahasa segala ciri
dan kekhususannya. Ooleh karena hukum merupakan salah satu faktor dalam
kehidupan bersama suatu bangsa, seperti bahasa, adat, moral, dan tata negara.
Sehingga hukum merupakan sesuatu yang bersifat supra-individual, suatu gejala
masyarakat.
2. Puchta
Mazhab sejarah ini timbul dari tahun 1798-1846. Puchta merupkan murid dari
Carl von Savighny yang berpendapat bahwa hukum terikat pada jiwa bangsa
yang bersangkutan dan dap[at berbentuk adat istiadat, undang-undang, dan
karya ilmiah para ahli hukum
3. Henry Summer Maine (1822-1888)
Mazhab sejarah dari Henry Summer Maine ini lahir pada 1822-1888.
Sumbangan Henry Summer Maine bagi studi hukum dalam masyarakat,
terutama tampak dalam penerapan metode empiris, sistematis, dan sejarah untuk
menarik kesimpulan umum.

13
D. INTI AJARAN MAZHAB HISTORIS
Inti ajaran Mazhab sejara yang didirikan oleh Savigny ini terdapat dalam bukunya
von beruf ungerer zeit fur gesetzgebung und Rechtswissenchaft (Tentang Tugas
Zaman kita bagi pembentuk undang-undang dan Ilmu Hukum), anatra lain
dikatakan.53
. Ajaran savigny tersebut di latarbelakangi oleh suatu pandagan nya yang
mengatakan bahwa di dunia ini terdapat banyak bangsa dan pada setiap mempunyai
volkgeist/jiwa rakyat.
. Hukum menurut pemdapat Savigny berkembang Dari suatu masyarakat yang
sederhana yang pencerminannya tampak dalam tingkah laku semua individu kepada
masyarakat yang modern dan kompleks dimana kesadaran hukum rakyat itu tampak
pada apa yang di ucapkan oleh para ahli hukumnya.

E. PENGARUH ALIRAN HISTORIS DALAM KONTEKS INDONESIA


Di Indonesia pengaruh ajaran mazhab sejarah sangat dirasakan,yakni dengan
lahirnya cabang ilmu hukum baru yang di kenal sebagai hukum adat, yang
dipelopori oleh Van VollenhoVen, Ter Harr ahli sosiologi,saran Savigny
memperteguh keyakinan mereka bahwa antara sistem hukum dan sistem sosial
lainnya terdapat hubungan timbal balik yang saling meemngaruhi.
Kalau tidak hendak di katakan berhasil mencegahnya sama sekali, kecuali bagi
sebagian kecil golongan pribumi.

f. ALIRAN HUKUM POSITIF


1. Pengertian Hukum Positivisme
Hukum positivisme merupakan salah satu bagian hukum yang di tinjau menurut
waktu berlakunya.
Hukum povitisme atau bisa dikenal dengan istilah Ius Constitutum, yaitu
hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suata
daerah tertentu. Singkatnya, hukum yang berlaku bagi suatu masyarakat pada
suatu waktu, dalam suatu tempat tertentu.
2. POSITIVISME Hukum-Aliran Analitis Jhon Austin
(1790-1859)
Aliran ini lebih mementingkan logika dan ketentuan pada hukum tertulis, dan
menganggap stabilitas dan ketentuan sebagai masalah terpenting dari penafsiran
hukum. kemudian aliran ini menganggap dasar norma-norma hukum ini
ditentukan oleh pembuat undang-undang sebagai suatu hal yang telah pasti dan
memusatkan pikirannya pada analisis pengertian dan hubungan-hubungan
hukum atas dasar suatu perbedaan mutlkak antara keadaan dan seharusnya,

14
karena positivisme itu didasarkan atas pengalaman (lawan dari metode
metafisis)

3. Positivisme Hukum-Teori Hukum Murni Hans Kelsen (1881-1973)


Pembahasan utama Hans Kelsen (lahir 1881) dalam teori hukum murni yaitu
untuk membebaskan ilmu hukum dari unsur ideologis. Keadilan misalnya, oleh
Kelsen dipandang sebagai suatu konsep ideologis. Ia melihat dalam keadilan
sebuah ide yang tidak rasional dan teori hukum murni tidak bisa menjawab
tentang pertanyaan tentang apa yang membentuk keadilan, karena pernyataan
ini sama sekali tidak bisa dijawab seperti ilmiah.

4. Positivisme Realis-Realisme Amerika (positivisme Pragmis)


Sebagai lawan dari teori Austin adalah Gerakan kaum realis Amerika yang
disibut positivisme pragmis, yang memplajari hukum sebagai karya-karya dan
fungsi-fungsinya bukan sebagai yang tertulis di atas kertas. Hal ini merupakan
suatu pendekatan pragmatis terhadap hukum, yang mengarah pada akhir segala

5. Potisivisme Realis-Realismer Skandinavia (Teori Hukum Kodrat)


Realisme Skandinavia adalah semata-semata kritik filsafafiah atas dasar
metafisis dari hukum. dengan menolak pendekatan bahasa yang sederhana dari
para realis Amerika, realis skandinavia jelas bercorak kontinental dalam
pembahasan yang kritis, dan abstrak.

G. TEORI HUKUM MURNI


1. Hans Kelsen (1881-1973)
Hans Kelsen (1881-1973) membangun teori hukumnya dengan latar belakang
“kekejaman” politik Hitler, di mana hukum praktis diabdikan pada kekuasaan.
Sebagai penganut neo-Kantianisme, Kelsen ingin menarik garis pemisah tegas
antara das sein (yang ada) dan das sollen (yang seharusnya). Artinya, hukum
sebagaimana berlaku dalam iklim nazi seharusnya disingkirkan. Hukum harus
dilepaskan dari kekuasaan politik. Pemikiran hukum kelsen dapat dibaca dalam dua
bukunya yang terkenal, yakni General Theory of Law and State (1945) dan The
Pure Theory of Law and State (1967).

2. Catatan Kritis
Kelemahan teori kelsen merupakan kelemahan yang juga menjadi ciri umum
potivisme hukum, yakni bahwa teori kelsen tarlali formal. Kelsen hanya tertarik
kepada hukum sebagai fakta (hukum adalah undang-undang), namun tidak memberi
perhatian tegas pada isi hukum. kelalaian ini membuat tujuan esensi hukum menjadi
pertanyaan besar.

15
3. Kesimpoulan
Fokus utama teori hukum murni, menurut Hans Kelsen, bukanlah salinan ide
transendental yang sedikit banyak tidak sempurna. Teori hukum murni ini tidak
berusaha memandang hukum sebagai anak cucu keadilan, sebagai anak dari orang
tua yang suci. Teori hukum tampaknya memegang teguh suatu perbedaan yang
tegas antara hukum empiric dan keadilan transehdental dengan meniadakan
keadilan tradsendental dari perhatian spesifiknya.

H. ALIRAN HUKUM ISLAM


1. Pengertian
Islam adalah sebagai agama universal, bukan hanya mengatur hubungan manusia
degan tuhan
a. Seluruh agama yang mencakup akidah,ibadah,adab,akhlak,hukum, dan
muamalah. Degan kata lain, syariat mencakup ushul dan furu’,akidah dan amal serta
teori dan aplikasi.
b. Sisi hukum amal di dalam agama seprti ibadah dan muamalah yang mencakup
juga urusan keluarga, umat,negara,hukum, dan hubungan luar negeri.
Hukum islam mengacu pada pandagan hukum yang bersifat teleologis, artinya
hukum islam itu di ciptakan karena ia mempunyai maksud dan tujuan
2. Aliran Teologi dalam Islam
Aliran pemikiran teologi dalam perspektif islam merupakan satu fakta nyata
dalam sejarah islam.Menurut Harun Nasution, lahirnya aliran teologi dalam islam berawal
dari peristiwa politik anatara Ali bin Abi Thalib dengan kelompok Muawiyah bin Abi
Sufyan.
. Dalam islam bukanlah permasalahan yang berbasiskan pada persoalan teologi namun
permasalahan politik pendekatan yang berada dalam memahami hukum, tidak hanya seperti
pemahaman selama ini yang bersifat Soctrates.
. Aliran. Critical legal studies mencoba menjawab tantangan zaman dengan mendasari
pemikiran pada beberapa karakteristik umum sebagai berikut: (1) Aliran critical legal
studies ini menolak keras ajaran -ajaran dalam alilran hukum poaitivisme hukum.
Pada perinsipnya, critical legal studies menolak anggapan ahli hukum tradisional yang
menyatakan sebagai berikut:
. Adapun pandagan para penganut aliran aliran critical legal studies sehubungan degan
penolakan ke empat anggapan tersebut yaitu:hukum mencari legitimasi yang salah, hukum
di belenggu oleh kontradiktif, tidak ada yang namnya prinsip dasar dalam hukum, dan
hukum tidak netral.

BAB VIII SOCIOLOGICAL JURISPRRUDENCE DAN SOSIOLOGI HUKUM

A. PENDAHULUAN

16
Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu terntang sifat masyarakat, perilaku masyarakat,
dan perkembagan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari
msyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.
Comte kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat
bahwa Emile Durkheim ilmuwan sosial perancis yang kemudian berhasil melembagakan
sosiologi sebagai disiplin akademis.
Sosiologi merupakan satu istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan
dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, di ungkapkan pertramakalinya dalam buku
yang berjudul cours De philosophie positive karagan agust Comte (1798-1857).
Kajian sosiologi hukum adalah suatu kajian yang objeknya fenomena hukum, tetapi
menggunakan optic ilmu sosial dan teori- teori sosiologis, sehingga sering disalahtafsirkan
bukan hanya oleh kalangan nonhukum,melainkan juga dari kalangan hukum sendiri.

B. PEMBAHASAN
1. Aliran Sosiologis Terhadap Hukum
Aliran sosiological jurisprudence yang di pelopori oleh Eugen Erlich (1826-1922)yang
berasal dari Austria, bukunya yang terkenal fun damental principle of the sociology of law,
Tokoh penting lainnya ialah Roscoe pound (1870 1964), yang berasal dari Amerika
mengemukakan bahwa hukum itu harus di lihat atau di pandang sebagai suatu lembaga
kemasyarakatan yang berfungsi dalam rangka memenuhi akan kebutuhan sosial, serta tugas
ilmu hukumlah untuk mengembangkan.suatu kerangka kebutuhan-kebutuhan sosial dapat
terpenuhi secara maksimal.
Tokoh lain yang termasuk dalam aliran ini ialah Von jhering berpaham”
2. Pendekatan Sosiological Jurisprudence Terhadap Hukum Internasional
Hukum perdata internasional (HPI) adalah cabang ilmu hukum prdata yang memiliki
anasir,elemen, unsur, atau nuansa asing.
Dalam ilmu HPI keberlakuan hukum asing di ranah hukum nasional bukanlah sesuatu yang
kontroverrsial, apa lagi haram sifatnya.
Secara teoretis, keberlakuan hukum asing untuk suatu permasalahan hukum adalah
mungkin untuk dikesampingkan,dan sebagai gantinya diberlakukanlah hukum nasional.
3. Lembaga Ketertiban Umum
Istilah ketertiban umum menurut Prof. Kollewijn memiliki sejumlah variasi pengertian.

BAB IX RASA KEADILAN DALAM HUKUM DAN TEORI MENURUT


THOMAS HOBBES

A. MAKNA KEADILAN
Keadilan artinya menempatkan sesuatu pada termpatnya.128 keadilan adalah kondisi
kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentinggan yang besar.

17
1. Konsep Keadilan
Keadilan merupakan bagian dari nilai yang bersifat abstrak sehingga memiliki banyak
arti dan konotasi. Dalam pandagan Aristo teles, keadilan di bentuk menjadi dua bentuk,
yaiutu:
2. Keadilan Hukum
Tujuan hukum tertinggi yaitu keadilan.Adil artinya melakukan segala sesuatu sesuai
degan proporsinya Dngan meletakkan sesuatu seacara prororsional berarti keadilan adalah
ketertiban dan kedisiplinan.
Keadilan tertinggi yaitu keadilan tuhan yang mutlak,tetapi mekanisme persidangannya
tidak terlalu berbeda degan penerapan prinsip keadilan di dunia,hanya keadilan Allah yang
tidak dapat di bantah oleh makhluknya
Pada masa kehadiran agama islam, menurut agama islam, keadilan yang harus dicapai
mesti mengacu pada pedoman pokok agama islam yaitu AL-Qur’an dan Hadis.
Keadilam dalam islam merupakan perpaduan harmonis anatara hukum dengan moralitas,
islam tidak bertujuan untuk menghancurkan kebebasan individu, tetapi mengontrol
kebebasan itu demi keselarasan dan harmonisasi masyarakat yang terdiri dari individu ittu
sendiri.
3. Etika dan Ajaran Moral
Etika adalah suatu ilmu, bukan suatu ajaran. Jadi, etika dan ajaran-ajaran moral tidak
berada di tingkat yang sama. Yang mengatakan bagaimana kita harus hidup, bukan etika
melainkan ajaran moral.
Sumber langsung ajaran noral bagi kita yaitu pelbagai orang dalam kedudukan yang
berwenang, seperti orangtua dan guru, para pemuka agama dan masyarakat, dan tuliasan-
tulisan para bijak.
Arti Kata Moral
Kata moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia. Norma moral
adalah tolok ukur untuk menentukan benar salahnya sikap dan tindakan manusia di lihat
dari segi baik buruknya sebagai manusia, dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan
terbebas.
Istilah moral islam lekat degan akhlak. Kata akhlak berarti budi pekerti,menghargai,tingkah
laku dan tabiat.
Hukum dan Moral Menurut Islam
Syariah islam ialah kode hukum dan moral sekaligus. Ia merupakan pola yang luas tentang
tingkah lakub manusia yang berasal dari otoritas kehendak Allah yang tertinggi, sehingga
garis hukum antara perubuhan antara moralitas sama sekali tidak dapat ditarik secara jelas
seperti masyarakat barat umumnya.

Hubungan Hukum dan Kekuasaan


Yang dapat memberi atau memaksakan sanksi terdapat pelanggaran kaidah hukum ialah
lain. Hukum ada karena kekuasaan yang sah.

18
Sebaliknya, hukum itu sendiri pada hakikatnya ialah kekuasaan Hukum itu mengatur,
mengusahakan ketertiban dan membatasi ruang gerak individu.
Keadilan dalam islam
Makna keadilan secara syar’,i sesuai surah di atas yakni memutuskan segala sesuatu
berdasarkan Allah SWT danm Rasul- Nya, yakni Al-Qur’an dan as-Sunnah. Sehinggan adil
bukan hanya membagi sesuatu atau sama banyaknya.
Keadilan dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang tidak berdasarkan kesewenang-
wenangan. Keadilan juga dapat diatikan sebagai suatu tindakan yang di dasarkan norma-
norma,baik norma agama maupun hukum.
Teori Keadilan menurut Thomas Hobbes, keadilan adalah suatu p[erbuatan dikatakan ‘adil’’
apabilah telah di dasarkan pada perjanjian yang telah disepakati.

B. FILSAFAT DAN KEADILAN


Dari segi etimologi, filsafat berasal dari kata Yunani, yaitu philosophia,kata berangkai
kata dari philein yang berarti mencintai, dan Sophia yang berarti kebijaksanaan.
Jika filsafat dinalogikan sebagai mata rantai yang terikat diantara dua kendaraan yang
tengah mogok, dan kendaraan yang di depannya bersiap untuk menarik kendaraan yang di
belakangnya.

C. HUKUM DAN KEADILAN


Tujuan akhir hukum yakni keadilan. Oleh karena itu, segala usaha yang terkait degan
hukum mutlak harus di arahkan untuk menemukan suatu sistem hukum yang paling cocok
dan sesuai degan prinsip keadilan.

D. MACAM-MACAM KEADILAN
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai degan hati
nuraninya, apa yang dikatakan sesuai degan kenyataan yang ada.

E. PRINSIP-PRINSIP KEADILAN
. Bersifat etis, makan hukum sebagai keseluruhan mewajibkan secara batiniah.
. Identik degan kata sepakat tanpa dan intervensi dari hal lain.
. Kebutuhan rohani setiap individu.
. Sesuai dengan norma hukum yang berlaku.
F. ANALISIS
Thomas Hobbes menyatakan pendapatnya, bahwa keadilan ialah suatu perbuatan dapat
dikatakan adil apabilah telah didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati.’’

BAB X TEORI KONTRAK SOSIAL

A. PENDAHULUAN

19
Teori kontrak sosial berkembang dan dipengaruhi oleh pemikiran Zaman Pencerahan
(Enlightenment) yang ditandai dengan rasionalisme, realisme, yang menempatkan manusia
sebagai pusat gerak dunia.
Dalam perspektrif kesejarahan, Zaman pencerahan ini adalah koreksi atau reaksi atas
zaman sebelumnya, yaitu zaman petengahan
Ide atau gagasan tentang kontrak sosial (social contract)telah dikemukakan oleh plato,
seorang filsuf Yunani (Greek) lebih 2500 tahun yang lalu dalam tulisannya republic.
Para ahli filsafat itu umumnya cenderung bersetuju tentang prlunya kontrak sosial atau
ikatan perjanjian antara eksekutif pemegang otoritas (Pemimpin, Wakil) dan rakyat
(Konstituen, para pemilih).

B. PEMBAHASAN
Kontrak sosial adalah perkembagan dari teori hukum alam, terutama pandagan Grotius
memilih mengutamakan akal pikiran sebagai sumber dasar, dengan titik awal sifat sosial
manusia.
Karena rebutan sebidangv tanah, misalnmya, manusia degan mudah menumpahkn darah,
saling berperang, dan membunuh satu sama lain. Agar kepemilikan manusia terjamin
kepastianya, dibatasi untuk tidak menjadi tak terbatas,
Bukan hanya kerbebasan, lalu, tetapi juga rasionalitas dan moralitas hanya dapat dilakukan
dalam masyarakat sipil.

C. Jhon Locke (1632-1704)


Locke memulai degan menyatakan kodrat manusia sama antara satu degan lainnya.
Masalah ketidaktentraman dan ketidakamanan kemudian muncul, menurut locke,

D. Thomas Hobbes (1588-1679)


Hobbes menyatakan bahwa secara kodrati manusia itu sama satu dengan lainnya. Masing-
masing mempunyai Hasrat atau nafsu (appetite) dan keengganan (aversions), yang
menggerakan tindakan mereka.
Dengan demikian, Hobbes menyatakan bahwa dalam kondisi alamiah, terdapat perjuangan
untuk power dari manusia atas manusia yang lain. Dalam kondisi almiah seperti itu
manusia menjadi tidak aman dan ancaman kematian menjadi semakin mencekam.
2. Analisis
Dari penjelasan di atas, dapat kita analisis bahwa:
Grotious memilih mengutamakan akal pikiran sebagai sumber hukum dasar, dengan titik
awal sifat sosial manusia. Sehingga dapat hidup denga naman dan damai J.J Rrousseau
ketika berbicara tentang kontrak sosial (social contrac), tampak mengaitkan kondisi
perlunya keikutsertaan rakyat untuk ikut menentukan nasib dan masa depan mereka sendiri
dengan para calon pemimpin dan wakilnya yang akan duduk di berbagai posisi politik.

20
Dari uraian Locke nyata bahwa sumber kewenangan dan pemegang kewenangan dalam
teori Locke tetaplah masyarakat.Oleh karena itu, kewajiban dan kepatuhan politik
masyarakat kepada pemerintah hanya berlangsung serta pemerintah masih dipercaya.
Apabila hubungan kepercayaan (fiduciary trust) putus, pemerintah tidak mempunyai dasar
untuk memaksakan kewenangnya, karena hubungan kepercyaan maupun kontraktual
sifatnya sepihak.
Sementara Hobbes dalam teorinya menerangkan, bahwa pemegang kedaulatan mempunyai
seluruh hak untuk memerintah dan menjaga keselamatan yang diperintah itu.

C. KESIMPULAN
Sumbangan pemikiran-pemikiran Hobbes, Locke, rousseau diatas bisa membantu analisis
terhadap kehidupan dan perilaku politik, baik pihak pemerintah maupun pihak rakyat yang
diperintah. Dalam praktik kehidupan perilaku politik, masing-masing sumbangan pemikiran
itu sering mewarnai kehidupan dan prilaku politik.
Amerika serikat, misalnya, maupun secara tegas mengopor teori kontrak sosial dari Locke,
akan tetapi tidak jarang praktik-praktik politik pemerintahnya diwarnai oleh teori kontrak
sosial dari Hobbes dan Rousseau.
Walaupun teori kontrak sosial mendasari pemikiran politik suatu masyarakat, akan tetapi
dinamika kehidupan dan perilaku masing-masing harus dibedakan apakah yang mewarnai
Hobbes, Locke, atau Rausseau.

BAB XI TEORI HUKUM FORMALISTIK

A. PENGERTIAN TEORI FORMALISTIK


Secara etomilogis formalistic berasal dari kata forma (latin), yang berarti bentuk atau
wujud. Dalam ilmu sastra, formalistic adalah teori yang digunakan untuk menganalisis
karya satra yang mengutamakan bentuk dari karya sastra yang mengutamakan bentuk dari
karya sastra yang meliputi Teknik pengucapan-meneliti ritma, rima, akuistik/bunyi, alitersi,
dan asonansi, kata-kata formal (formal word) dan bukan isi serta terbebas dari unsur luas
seperti sejarah, biografi, konteks budaya, dan sebagainya, suhingga sastra dapat berdiri
sendiri (otonom) sebagai suatu ilmu dan terbebas dari pengaruh ilmu lainnya

B. TOKOH TEORI FORMALISTIK


Tokoh teori formalistic berasal dari rusia yang menanamkan dirinya Opayaz, berkembang
sekitar 1914-1930. Teoretis formalistik yang sangat terkenal ialah Victory Shklovsky, Boris
Eichenbaum, Roban jakobson, Leo Jakubinsk, dan Yurry Tynyanov.

21
Boris Eichenbaum memberi penegasan, kaum formalis dipersatukan adanya gagasan untuk
membebaskan diksi puitik dari kekangan intelektualisme dan moralisme yang
diperjuangkan dan menjadi obsesi kaum simbolis.

C. RUANG LINGKUP TEORI FORMALISTIK


Ruang lingkup formalistic meliputi karya sastra itu sendiri serta unsur instrinsik yang
membangunnya. Literature devices untuk mengetahui plot/alurnya. Dalam hal ini
mengalisis komponen-komponen linguistik yang bersedia didalam bahasa (fenomatik,
merfem, sintanksis, maupun semantic, begitupun hal nya dengan ritma, rima,
matra,akustik/bunyi,aliterasi, asonansi, dan sebagainya).

D. ISLAM FORMALISTIK DI INDONESIA


1. Sejarahnya Munculnya Islam Formalistik di Indonesia
Sebelum masuknya agama islam ke Indonesia, masyarakat menganut kepercayaan
Animisme, Dinamisme, dan hindu-buddha dengan kehidupan tatanan sosial keagamaan
yang sangat mengagungkan roh-roh nenek moyang serta dewa-dewa.
Dari penjelasan tentang islam formalistikn yang sring disandingkan sebagai lawan dari
islam subsantivistik, bisa dipahami bahwa islam formalistic bahwa yaitu ide, gagasan atau
pemikiran yang berupaya mempertahankan pelaksanaan yang ketat dari bentuk-bentuk
islam yang formal.

2. Faktor Penyebab Munculnya Islam Formalistik


a. Kurangnya Pendidikan
faktor Pendidikan yang kurang tentang islam menyebabkan pemahaman seseorang
mengambang dan rancu sehingga tidak mampu memahami islam secara kaffah dan
menhyebabkannya terjerumus pada satu sisi yang dianggapnya paling bener, sementara ia
tertutup untuk menerima sisi lain tanpa memahaminya terlebih dahulu.
b. Sumber Ekonomi
Faktor ekonomi memberikan andil besar pada tumbuhnya sikap islam formalistic, lahirnya
bank-bank yang berabel islam berupaya minat nasabah yang mayoritasnya beragama islam
untuk mewujudkan perekonomian yang totalitas islam, namun proses menuju totalitas itu
baru sampai tahap nama, sementara operasionalnya tidak jauh beda dari bank konvesional
lainnya sehingga menyebabkan terpesorok kembali dalam formalisasi ekonomi.
c. Kekuasaan
Disamping faktor kurangnya pemahaman tentang islam dan sumber ekonomi, kekuasaan
merupakan salah satu faktor yang sangat menarik, kursi eksekutif dan legeslatif
menjanjikan kekuasaan semakin memberikan peluang munculnya formalisasi agama.
d. Prestise

22
faktor gengsi dalam masyarakat menjadi salah satu pendorong formalistis agama, sehingga
diberbagai daerah gelar keagamaan yang diperoleh melalui ritual ibadah menjadi
kebanggaan tersendiri.

3. Ciri-ciri Islam Formalistik


Untuk lebih mengenal tentang islam formalistic, maka perlu dikenal terlebih dahulu ciri-ciri
dari islam formalistik tersebut.

4. Tokoh-tokoh Aliran Islam Formalistik


a. Ranah Islam Formalistik
adapun ruang lingkup islam formalistic menyentuh setiap sudut kehidupan bermasyarakat,
mulai dari kehidupan bermasyarakat, mulai dari kehidupan sosial, ibadah, ekonomi, sampai
politik. Sampai telah digambarkan bahwa gelar haji bagi sebagian masyarakat akan
menambah prestise sehingga menyebabkan keberangkatan menunaikan ibadah haji tidak
lagi dipahami sebagai suatu panggilan agama, tetapi lebih dipandang sebagai upaya
mengangkat derajat.

5. Dampak Islam Formalistik


Iskam formalistik di Indonesia akan memberikan dampak dalam kehidupan masyarakat,
khususnya bagi umat islam.
a. Dampak positif
prnggunaan simbol-simbol dan pemberlakuannya diejawantahkan sebagai upaya
melindungi kepentingan umum/masalah ammah, hal ini seperti di hukum cambuk yang
diberlakukan dinangroe aceh Darussalam.

b. Dampak Negatif
Sesungguhnya meskipun Pendidikan masyarakat Indonesia meningkat, namun kesadaran
politik mass akita tetap rendah, jika dilihat secara cermat, lebih terlihat lagi bahwa dari
pendirian partai-partai itu hanya merupakan aktualisasi kepentingan elite politik.

E. KESIMPULAN
Dari suasana yang telah dipaparkan, dapat ditarik suatu kesimpulan kunci bahwa arus
pemikiran politik islam di Indonesia telah terpecah menjadi tiga. (Syamsudin, 2001:176)
sesuatu ini sebenarnya menunjukkan geliat Gerakan umat islam. Namun agar umat tidak
terpedaya, perlu adanya Gerakan-gerakan tokok muslim untuk menyatukan umat islam
yang kini semakin terpecah dengan timbulnya berbagai organisasi dan politik tyang berabel
islam dan bertujuan untuk mewujudkan totalitas islam namun menemukan kendala pada
fase pelaksaan pelaksanaan teritama faktor sumber daya manusianya, sehingga totalis islam
yang diharpkan tidak terwujud, justru terjebak pada formalisasi islam belaka. Wallahu
a’lam.

23
BAB XII HUKUM DAN ETIKA PROFESI HUKUM

A.HUKUM
1.Pengertian Hukum
Istilah hukum berasal dari bahasa arab: huk’mum, yang artinya menetapkan. Arti hukum
dalam bahasa aarab ini mirip dengan pengertian hukum yang dikembangkan oleh kajian
dalam teori hukum, ilmu hukum dan sebagian studi-studi sosial mengenai hukum.
a.Van Kan
hukum ialah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia di dalam masyarakat.
b. Utrech
hukum adalah himpunan peraturan (baik berupa perintah maupun larangan) yang mengatur
tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang
bersangkutan.
c. Wiryono Kusumo
hukum adalah keseluruhan peraturan,baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur tata tertib dalam masyarakat, dan terhadap pelanggarnya umumnya dikenakan
sanksi.
d. Mocthar Kusumaatmadja
hukum merupaka keseluruhan asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan manusia
dalam masyarakat, dan juga mencukupi lembaga-lembaga (institutions) dan proses
(processes) yang mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam kenyataan
e. Lily Rasjidi
Hukum bukan sekedar merupakan norma. Melainkan juga institusi
f. Soetandyo Wigjosoebroto
bahwa tidak ada yang konsep tunggal mengenai apa yang disebut hukum itu. Karena
sebenarnya hukum terdiri dari tiga konsep: hukum sebagai asas moralitas, hukum sebagai
kaidah-kaidah positif yang berlaku pada waktu yang tempat tertentu, dan hukum
dikonsepkan sebagai institusi yang ril dang fungsional dalam sistem kehidupan
bermasyarakat.
g. A.L. Goodhart
Hukum adalah keseluruhan dari peraturan yang dipakai oleh pengadilan.
h. Austin
hukum adalah tiap undang-undang positif yang ditentukan secara langsung atau tidak
langsung oleh seorang pribadi atau sekelompok orang yang berwibawa bagi seorang

24
anggota atau anggota-anggota suatu masyarakat politik yang berdaulat, dimana yang
membentuk hukum ialah yang tertinggi.
i. Hans Kelsen
Hukum adalah suatu ketentuan sosial yang mengatur perilaku mutual antarmanusia.
j. Marx
Hukum adalah pengemban amanat kepentingan ekonomi para kapitalis yang tidak segan
memarakkan kehidupannya lewat eksploitasi-eksploitasi yang luas, dan lain-lain.
Dari pengertian para ahli hukum tersebut, dapat didefinisikan bahwa hukum adalah suatu
sistem yang dibuat manusia untuk membatasi tingkah laku manusia dapat terkontrol,
hukum adalah aspek terpenting dalam pelaksaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan.

2. Tujuan Hukum
Tujuan hukum mempunyai sifat universal seperti ketertiban, ketentraman, kedamaian,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam tata kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya
hukum maka tiap perkara dapat diselesaikan melalui proses pengadilan dengan perantara
hakim berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.

3. Sumber Hukum
a. Sumber-sumber hukum material
Sumber hukum material adalah tempat dari mana material itu diambil. Sumber hukum
material ini merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum, misalnya hubungan
sosial, hubungan kekuatan politik, situasi sosial ekonomis, tradisi (pandangan keagamaan,
kesusilaan), hasil penelitian ilmiah (kriminologi,lalu lintas), perkembangan internasional,
keadaan geografis, dan lain-lain.
b. Sumber hukum formal
merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum.
hal ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum itu formal
berlaku.

B. ETIKA PROFESI HUKUM


1. Etika
Etika atau dalam bahasa inggris disebut eithcs, yang mengandung arti: ilmu tentang
kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam masyarakat; ilmu
tentang apa yang baik dan buruk tentang hak dan kewajiban moral; kumpulan asas atau
nilai yang berkenan dengan akhlak; nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat.
Etika adalah salah satu bagian dari filsafat. Filsafat sebagai suatu interpretasi tentang hidup
manusia mempunyai tugas meneliti dan menentukan semua fakta kontret sampai pada
dasarnya yang mendalam. Bertens (1994) menjelaskan, etika berasal dari bahasa Yunani

25
kuno, ethos, dalam bentuk tunggal yang berarti adat kebiasaan, adat istiadat, akhlak yang
baik.

2. Pengertian Profesi
Profesi dalam kamus besar dalam bahasa Indonesia adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi Pendidikan keahlian (keterampilan, kejujuran, dan sebagainya) tertentu. Jenis
profesi yang dikenal antara lain dan profesi hukum, profesi bisnis, profesi kedokteran,
profesi Pendidikan (guru).

3. Etika Profesi
Etika profesi adalh bagian dari etikal sosial, yaitu filsafat atau pemikiran kritis rasional
tentang kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai anggota umat manusia (Magnis
Suseno et al,. 1991:9). Untuk melaksankan profesi yang luhur itu secara baik, dituntut
moralitas yang tinggi dari pelakunya (Magnis Suseno et al,. 1991: 75).

4. Profesi Hukum
Profesi hukum adalah profesi yang melekat pada dan dilaksanakan oleh aparatur hukum
dalam suatu pemerintahan suatu negara ( C.S.T. Kansil, 2003:8). Profesi hukum dari
aperatur hukum negara republik indonesa dewasa ini diatur dalam ketetapan MRR II/MPR/
1993 tentang garis-garis besar Haluan negara
- Kejujuran
Kejujuran adalah dasar utama. Tanpa kejujuram maka professional hukum
mengingkari misi prifesinya, sehingga akan menjadi munafik, licik, dan penuh tipu
daya.
- Auntentik
Autentik artinya menghayti dan menunjukkan diri sesuai dengan keasliannya,
kepribadian yang sebenarnya.
- Bertanggung Jawab
Dalam menjalankan tugasnya, professional hukum wajib bertanggung jawab,
artinya kesediaan
- Keberanian Moral
Keberaniaan moral adalah kesetiaan terhadap suara hati Nurani yang menyatakan
kesediaan untuk menanggung resiko konflik.

5. Etika Profesi Hukum


Dari hasil uraian di atas, dapat kita rumuskan tentang pengertian etika profesi
hukum sebagai berikut: ilmu tentang kesusilaan, tentang apa yang baik dan apa
yang buruk, yang patut dikerjakan seseorang dalam jabatanya sebagai pelaksanaan
hukum dari hukum yang berlaku dalam suatu negara.

26
Berlandaskan pada pengertian dan urgenasi etika, maka dapat diperoleh suatu
deksprisi umum, bahwa ada titik nemu antara etika dan hukum. keduanya memiliki
kesamaan substansial dan orientasi terhadap kepentingan dan tata kehidupan
manusia.

C. PROFESI HUKUM
1. Advokat
a. Pengertian Advokat
Advokat berasal dari kata “advocaat”, berasal dari bahasa latin yaitu “advocatus”
yang berarti pembela ahli hukum dalam perkara, dalam atau luar pengadilan.
Advokat adalah seorang ahli hukum yang memberikan bantuan atau pertolongan
dalam spal-soal hukum.
b. Fungsi dan peran Advocat
Fungsi dan peran advokat diatur dalam pasal 2 UU No. 18 tahun 2003 tentang
Advokat. Secara garis besar fungsi dan peranan advokat sebagai berikut.
c. Fungsi dan Peranan Advokat untuk Masyarakat
1) memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat;
2) membantu menyelesaikan persoalan yang terjadi di miasyarakat;
3) memberikan bantuan hukum kepada masyarakat;
4) membela kepentingan klien dan mewakili klien dimuka pengadilan
5) meningkatkan mutu pelayanan.

D. Peran Advocat Pelaksanaan Bantuan Hukum


Idelnya profesi advokat senantiasa membela kepentingan rakyat tanpa membeda-
bedakan latar belakang agama, budaya, warna kulit, tempat tinggal, tinggal
ekonomi, dan sebagainya.

E. Fungsi Hukum
Para ahli tidak ada kesamaan pandangan tentang apa yang menjadi tujuan hukum.
ada ahli yang memandang bahwa tujuan hukum untuk melindungi kepentingan
masyarakat, dan juga memandang bahwa tujuan hukum untuk mengatur tata tertib
dalam masyarakat, dan lainnya.

2. Hakim
a. Pengertian Hkim
wenang adalah undang-undang untuk mengadili. Adapun dalam undang-undang kekuasaan
kehakiman adalah penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengkuti dan memahami
nilai-nilai hukum yang hidup di masyarakat.

b. Fungsi dan Tgas Hakim

27
Berdasarkan keturunan-keturunan formal disebut, fugsi dan tugas hakim yaitu sebagai
pelaksana kekuasaan kehakimam yang merdeka untuk menyelenggarakan pengadilan guna
menegakkan hukum dan keadilan, yang pada dasarnya mengadili.merupakan rumusan yang
sederhana, namun didalmnya terkandung pengertian yang sangat mendasar, luas, dan mulia,
yaitu meninjau dan menetapkan suatu hal secara adil atau memberikan keadilan.

c. Peran Hakim
Adapun peran seorang hakim yaitu sebagai penegak hukum dan keadilan menggali,
mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat. Artinya untuk
melaksanakan peran tersebut, hakim harus terjun ke tengah-tengah masyarakat untuk
mengenal, merasakan, dan mampu menyalami perasaan hukum dan rasa keadilan yang
hidup kedalam masyarakat.

D. ANALISIS DAN KESIMPULAN


a. etika memiliki pengertian kebiasaan manusia yang lahir dari dirinya tanpa adanya
paksaan.
b. profesi adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan latar belakang Pendidikan
khusus.
c. hukum merupakan aturan yang sifatnya memaksa.

BAB XIII KEBERADAAN HUKUM DO MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF


HAM

A. PENGERTIAN HUKUM
Hukum merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan aturan yang perlu ditegakkan.
Agar aturan dapat ditegakkan, maka setiap orang harus dipaksa untuk menaatinya. Cara
memaksa agar setiap warga negara Indonesia menaati aturan tersebut yaitu dengan adanya
sanksi.

1. Hukum Pidana
Hukum pida termasuk pada ranah hukum publik. Hukum pidana adalah hukum yang
mengatur hubungan antarsubjek hukum dalam perbuatan-perbuatan yang diharuskan dan
dilarang oleh peraturan perundang-undangan dan berakibat diterapkannya sanksi berupa
pemindanaan dan/atau benda bagi para pelanggarnya.

2. Hukum Perdata
Salah satu bidang hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara individu dalam
masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum perdata disebut juga hukum privat atau hukum

28
spil. Salah satu contoh hukum perdata dalam masyarakat yaitu jual beli rumah atau
kendaraan.

3. Hukum Acara
Untuk tegaknya hukum material diperlukan hukum acara atau sering juga disebut hukum
formal. Humum acara merupakan ketentuan yang mengatur bagaimana cara dan siapa yang
berwenang menegakkan hukum material dalam hal terjadi pelanggaran terhadap hukum
material

B. HAK ASASI MANUSIA (HAM) DI INDONESIA


Hak asasi manusia atau sering kita sebut sebagai HAM adalah terjemahan dari istilah
human right atau the right of human. Secara terminology istilah ini artinya adalah hak-hak
manusia. Namun dalam beberapa literatur pemakaian istilah hak asasi manusia (HAM)
lebih sering digunakan daripada pemakaian hak-hak manusia.
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya
kodrati dan universal sebagai karunia tuhan yang maha esa dan berfungsi untuk menjamin
kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia dan masyarakat, yang tidak
boleh diabaikan, dirampas, atau di ganggu oleh siapa pun (Tap MPR Nomor
XVII/MPR/1999).

2. Instrumen HAM di Indonesia


Agar HAM dapat ditegakkan dalam berbagai kehidupan, harus ada instrument yang
mengaturnya, instrument itu berisi aturan-aturan bagaimana HAM itu ditegakkan dan
mengikat seluruh warga negara.

3. Penegakkan HAM dengan Hukum di Indonesia


Negara RI adalah negara hukum, maka dalam upaya menegakkan HAM diatur
pelaksanannya dalam peraturan perundang-undangan, yaitu:

C. ANALISIS
Antara hak asasi manusia dan hukum memiliki hubungan yang erat. Karena di dalam
melakukan penegakkan HAM selalu dilandasi oleh aturan hukum. sebaliknya, dalam
konteks negara hukum mewajibkan pemerintah melakukan penegakkan dan perlindungan
HAM kepada warga negaranya. Agar HAM dapat ditegakkan dalam berbagai kehidupan,
harus ada intrumen yang mengaturnya. instrument itu berisi aturan-aturan bagaimana HAM
itu ditegakkan dan meningkat seluruh warga negara.

D. KESIMPULAN
Hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri atas norma dan sanksi yang bertujuan
mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban

29
berpekihara. Hukum itumempunyai sifat mengatur dan memaksa. Ia merupakan peraturan-
oeraturan hidup bermasyarakat yang dapat memaksa orang supaya menaati tata tertib dalam
masyarakat serta memberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa saja yang
menaatinya. Hukum bertujuan mrenjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya
kepentingan-kepentingan itu tidak dapat ganggu.

BAB XIV NILAI HUKUM BAGI KEBUDAYAAN INDONESIA

A. PEMBAHASAN
Manusia itu adalah makhluk yang dengan perbuatannya berhasrat mencapai atau
merealisasikan nilai. Nilai sama dengan harga. Aristoteles memulainya dengan mengatakan
bahwa dalam semua perbutannya senantiasa ada kehendak mengejar sesuatu yang baik.
Nilai itu mmerupakan suatu keadaan yang dapat kita ketahui, namun sifatnya abstrak.
Asas hukum pada dasarnya berbentuk pronsip-perinsip umum, sehingga belum pula bisa
langsung dioperasionalkan. Dalam norma yang dikenal dengan nama peraturan hukum.
Dari sana dapat kita lihat bahwa asas hukum ini menjadi fondasi bagi keberadaan norma
yang berupa peraturan-peraturan hukum tersebut.
Antara hukum di satu pihak dan nilai-nilai sosial budaya di lain pihak terdapat kaitan yang
erat. Kaitan yang erat antara hukum dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat itu ternyata
bahwa hukum yang baik tidak lain adalah hukum yang mencerminkan nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat
1. Hukum Sebagai Alat Pembaruan dalam Masyarakat
Pemikiran tentang hukum sebagai alam pembaruan dalam masyarakat berasal dari
Roscue Pound.
Sekap mekanisme baru tampak dengan digunakannya istilah ’’toll’’ Roscue Pound, itulah
sebabnya Mochtar kusumatmadja cenderung menggunakan istilah sarana dari pada alat
Hukum yang digunakan sebagai sarana pembaruan itu dapat berupa undang-undang
maupun yurisprudensi atau kombinasi yang telah di kemukakan di muka.
Sehingga dalam kerangka pelaksanaan hukum nasional dan di karenakan tuntutan
keberadaan masyarakat,, para pembentuk peraturan perundang-undagan harus menyediakan
pedoman pengaturan dan pengambilan kebijaksanaan operasional serta langkah-langkah
penyelesaian masalahnhya, menyangkut lingkungan hukum adat.
Dalam perkembangannya, masyarkat di jawa barat daerah peringan dan sunda, muncul pola
prilaku dan keinginan serta kebanggaan untuk melaksanakan nilai-nilai budaya, tidak hanya
dilakukan oleh masyarakat adat.
Setiap tahun, tanggal 20 mei,di peringati rakyat Indonesia sebagai Hari kebangkitan
Nasional.

30
Pengamat hukum johnson panjaitan mengatakan kedaulatan hukum Indonesia mengalami
kemerosotan. Salah satu penyebabnya yaitu tidak ada kebudayaan sebagai dasar pijakan
hukum nasional
‘apalagi hukum, kita masih mewarisi hukum-hukum kolonial dan sekarang kita juga
memakai hukum Anglo Saxon dan hukum bisnis dari luar sehingga hukum adatnya adalah
mati’’
Dalam acara yang sama, Budayawan Radhar Panca Dahana mengatakan kemerosotan yang
dialami bangs aini tidak hanya di sektor hukum, tetapi juga ekonomi dan politik.
Bgaimanapun, menurut Radhar, hukum adat adalah yang utama karena mrupakan jati diri
bangsa dan sebagai penuntun sistem hukum Indonesia

B. KESIMPULAN
Kehidupan manusia dewasa ini hampir tidak ada yang steril dari huikum, semua ini
kehidupan pun dijamahnya, artinya hukum sebagai penormaan perilaku sangat penting agar
prilaku masyarakat tidak menyimpang. Peran hukum sangat tergantung pada negaranya.
1. Nilai kesamaan.
Zippelius memandang bahwa eksistensi hukum hanya masuk akal apabila hukum dapat
menjamin nilai kesamaan,
2. Nilai kebebasan
Fungsi hukum sebagai penjamin kebebasan manusia menjadi pokok filsafat hukum
hegel, sepintas kelihatannya hukum itu membatasi kebebasan manusia pembatasan
kebebasan oleh hukum itu mendapat persetujuan dan pengakuan masayarakat, sebaiknya
pembatasan kebebasan oleh pihak yang kuat tidak didasarkan pada persetujuan bebas dari
rakyat
3. Nilai kebersamaan
Hukum adalah institusional dari kebersamaan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia
secara hakiki harus hidiup bersama.

erat. Kaitan yang erat antara hukum dan nilai-nilai sosial budaya budaya masyarakat itu
ternyata bahwa hukum yang menceriminkan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

BAB XV KEHAMPAAN HUKUM DI TENGAH MASYARAKAT

A. PENGERTIAN KEHAMPAAN HUKUM


Secara harfiah dapat diartikan sebagai berikut:Hukum atau recht menurut kamus hukum,
recht secara objektif berarti undang-undang atau hukum. hukum adalah suatu gejala dalam

31
pergaulan hidup yang bergejolak terus-menerus dalam keadaan bentur dan membentur
tanpa henti-hentinya dengan gejala gejala lainnya.’’
Surojo Wignjodipuro,S.H. dalam pengantar ilmu hukum memberikan pengertian mngenai
hukum, yaitu “Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa
Kekosongan atau vacuum, menurutt kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)cetakan kedua
tahun 1989 kekosongan adalah perihal (keadaan, sifat dan sebagainy) kosong atu
kehampaan.

B. AKIBAT KEHAMPAAN ATAU KEKOSONGAN HUKUM DAN SOLUSINYA


Akibat yang ditimbulkan dengan adanya kekosongan, hukum terhadap hal-hal atau
keadaan yang tidak atau belum di atur itu dapat terjadi ketidak pastiin hukum.
Adapun solusi apabila terjadi kekosongan hukum sebagaimana telah diungkapkan
sebelumnya, bahwa perkembangan masyarakat selalu lebih cepat dari perkembangan
peraturan perundang-undangan .
Namun hukum yang jalan di tempat pada kenyataannya akan menjadi hukum yang usang
dan tertinggal jahu oleh perkembangan masyarakat

C. PENGISIAN KEKOSONGAN HUKUM


- Pembuat undang-undang hanya menetapkan peraturan-peraturan umum, pertimbangan-
pertimbangan tentang hal-hal konkret diserahkan kepada hakim.
- pembuat undang -undang selalu ketinggalan dengan kejadian-kejadian soasial yang
timbul kemudian di dakam masayarakat, maka hakim sering menambah undang-undang itu.

D. KEHAMPAAN HUKUM MENURUT FILSAFAT HUKUM ISLAM171


Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Abdullah Ibn Mas’ud
disebutkan “apa yang di pandang baik oleh umat islam, maka disisi allah pun baik.’’
Kearifan lokal (hukum) islam tersebut ditunjukkan dengan beberapa ketentuan hukum
dalam Al-Qur’an yang merupakan pelestarian terhadap tradisi masyarakat pra-islam.
Dalam ayat tersebut tidak di jelaskan mengenai macam, jenis,atau bentuk, dan Batasan
banyak sedikitnya nafkah yang harus diberikan olehb orangtua kepada anaknya dan oleh
suami kepada istrinya dicerai
(Hukum) islam dalam realitas kehidupan tanpa meninggalkan semangat yang di pesankan
dalam teks-teks Al-Qur’an dan al sunnah.

E. FUNGSI EFEKTIVITAS HUKUM DALAM MASYARAKAT


Masyarakat memerlukan suatu aturan untuk menciptakan suatu suasana yang harmonis
di dalam kedidupannya.
Memiliki fungsi yang ideal dengan memiliki unsur keadilan, kepastian, dan kemanfaatan
bagi masyarakat.sering kali kita mengetauhi, bahwa di dalam masyarakat hukum yang telah
di buat ternyata tidak efektif di dalamnya

32
Masyarakat dalam hal ini menjadi suatu faktor yang cukup memengaruhi juga didalam
efektivitas hukum.

BAB XVI HUKUM KEKUASAAN DAN KEADILAN

A. PENGERTIAN KEKUASAAN
Dari sudut etimologi, kekuasaan secara sederhana dan umum diartikan sebagai
“kemampuan berbuat dan bertindak” (power is an ablity to do or act).secara terminologi
memperlihatkan bahwa kekuasaan adalah suatu kemampuan yang dapat di dalam
huibunggan termanusia (sosial) sebagai wadah penerapan kekuasaan.
1. pertama kekuasaan pribadi, kekuasaan yang di dapat dari para pengikut dan didasarkan
pada seberapa besar pengikut mengangumi, respek, dan terikat pada pemimpin.
2. kedua kekuasaan posisi, kekuasaan yang di dapat dari wewenang formal organisasi.

B. PENGERTIAN KEADILAN
Kata keadilan dalam bahasa inggris yaitu justice, yang berasal dari bahasa latin
“iustitia”.
Adapun kata adil dalam bahasa Arab “al adl” yang artinya sesuatu yang baik, sikap yang
tidak memihak, penjagaan hak-hak seseorang, dan cara yang tepat mengambil
keputusan.177
Untuk mengetahui apa yang adil dan apa yang tidak adil terlihat bukan merupakan
kebijakan yang besar , lebih-lebih lagi jika keadilan diasosiasikan denga aturan positif
bagaimana suatu tindakan harus dilakukan dan pendistribusian menegakkan keadilan, serta
bagaimana menunjukkan keadilan.

BAB XVII TEORI KEKUASAAN MACHIAVELLI

A. SITUASI SOSIAL PILITIK


Machiavelli lahir dimasa zaman renaissance. Istilah zaman renaissance dalam konteks
sejarah barat diartikan sebagai kebangkitan kembali minat yang sangat besar terhadap
warisan Yunani dan romawi kuno dalam berbagai aspek.bagi para sejarawan, renaissance
dianggap sebagai starting point perkembangan peradapan eropa, hal ini dikarenakan:
pertama, pencapaian keberhasilan manusia renaissance di berbagai bidang. Kedua,
kkebangkitan kembali terhadap warisan Yunani dan romawi kuno.
Adapun yang melatar belakangi dinamika perubahan zaman di masa yaitu:pertama,
terjadinya perkembangan kapitalisme dan merkantilisme melalui kontak berdagangan
antara beradapan timur dan barat, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam

33
masyarakat dari masyarakat agrasis berorientasi desa menuju masyarakat berorientasi kota,
sehingga memunculkan kota-kota baru.
Abad pertengahan yang mensankralkan cosmos berubah dan mengesahkan terjadinya
pesaingan kekuasaan, manusia saat itu menjadi sangat agresif, mencari dan mengejar apa
yang belum dimiliki dan menjaga semampu mungkin apa yang telah didapat.

B. KEKUASAAN MENURUT MACHIAVELLI


Kekuasaan menurut Machiavelli bersandar pada pengalaman manusia. Kekuasaan memiliki
otonomi terpisah dari moral. Karena menurutnya, kekuasaan bukanlah alat untuk mengabdi
pada kebijakan, keadilan, dan kebebasan dari tuhan, melainkan kekuasaan sebagai alat
ubtuk mengabdi pada kepentingan negara.
Kekuasaan menurut michiavelli merupakan alat yang mengabdi pada kepentingan negara.
Kekuasaan, dalam hal ini kekuasaan militer, juga merupakan dasar negara yang utama,
bahkan melampui hukum.
Keberuntungan menentukan separuh dari yang dapat diraihnya kekuasaan, separuh lainnya,
atau hampir sebanyak itu, ditentukan oleh kecerdikan individu tersebut
Dalam era demokrasi pun banyak unsur pemikiran Machiavelli tentang mempertahankan
kekuasaan yang layak untuk dipakai, namun tentunya dengan penyesuain berupa
penghalusan cara-cara tindakan. Misalnya, pemikiran tentang seseorang penguasa harus
mengetahui bagaimana menggunakan sifat manusia dan sifat binatang, dan bahwa
menggunakan salah satu tanpa yang lainnya tidak akan dapat bertahan. Kedua sifat ini
memang harus dimiliki penguasa. Dalam hal sifat binatang, Machiavelli mengatakan bahwa
seorang penguasa harus menjadi rubah agar mengenal perangkap-perangkap dan menjadi
singa untuk menghalau serigala-serigala.
Pemikiran Machiavelli lainnya yang masih layak dipakai dalam praktik negara demokrasi
yaitu berupa nasihat-nasihat. Tentang hubungannya dengan militer, Machiavelli
mengatakan bahwa seorang penguasa ideal ialah seorang penguasa yang harys sanggup
menjadi panglima militer yang cakap dan terampil serta yang benar-benar dapat
mengendalikan Angkatan perang dengan baik.

BAB XVIII TEORI KEADILAN

A. TEORI KEADILAN ARISTOTELES


Pandangan-pandangan Aristoteles tentang keadilan bis akita dapatkan dalam karyanya
nichomachean eithics, politics, dan rethoric. Lebih khususnya, dalam buku. Nicomanchean
ethics, buku itu sepenuhnya ditunjukkan bagi keadilan, yang berdasarkan filsafat umum
Aristoteles, mesti dianggap seperti inti dari filsafat hukumnya, “karena hukum hanya bisa
ditetapkan dalam kaitannya dengan keadilan.
Di sisi lain, keadilan korektif berfokus pada pembetulan sesuatu yang salah. Jika suatu
pelanggaran dilanggar atau kesalahan dilakukan,maka keadilan korektif berusaha

34
memberikan kompensasi yang memadai bagi pihak yang dirugikan; jika suatu kejatahan
telah dilakukan, maka hukuman yang sepantasnya peril diberikan kepada si pelaku.
Bagaimanapun, ketidakadilan akan mengakibatkan terganggunya “kesetaraan” yang sudah
mapan atau sudah terbentuk.

B. TEORI KEADILAN SOSIAL JOHN RAWLS


Lain halnya dengan Aristoteles, Jhon Rawls yang hidup pada awal abad ke-12 lebih
menekankan pada keadilan sosial.
Istilah perbedaan sosial-ekonomis dalam prinsip perbedaan menuju pada ketidaksamaan
dalam prospek seseorang untuk mendapatkan, dan otoritas. Sementara itu, the principle of
fair aquality of opportunity menunjukkan pada mereka yang paling kurang mempunyai
peluang untuk mencapai prospek kesejahteraan, pendapat dan otoritas.
Dengan demikian, prinsip perbedaan menuntut diaturnya struktur dasar masyarakat
sedemikian rupa sehingga kesenjangan prospek mendapat hal-hal utama kesejahteraan,
pendapatan otoritas, diperuntukkan bagikeuntungan orang-orang yang paling kurang
beruntung. Ini berarti keadilan sosial harus diperjuangkan untuk dua hal.

C. KEADILAN DALAM SOSIAL


Berlaku adil adalah salah satu prinsip islam yang dijelaskan dalam barbagai nash ayat
maupun hadis. Prinsip ini benar-benar merupakan akhlak mulia yang sangat ditekankan
dalam syariat islam, sehingga wajar kalau tuntunan dan aturan agama semuanya dibangun
di atas dasar keadilan dan seluruh lapisan manusia diperintah untuk berlaku adil.

D. ANALISI
Kekuasaan itu merupakan suatu hal yang satu. Dalam menjalankan kekuasaan itu tidak
boleh berada hamya pada satu tangan. Namun haruslah berbeda pada satu pikiran yang
sama. Pikiran itu iala suatu ideolgi yang menjadi pandangan hidup yang berakhlak. Disini
dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki ketegasan, ketegasan itu untuk mimpin
jalannya kekuasaan.
Melahirkan apa yang disebut keadilan bukan lah suatu hal yang natural. Keadilan dapat
terwujud dan ditegakan bilamana adanya ketegasan dan tegaknya suatu ideologi sebagai
pandangan hidup. Keadilan yang baik merupakan keadilan yang bersifat sosial, bukan
individualistis.

E. KESIMPULAN
Demikian bab ini dibahas sesuai dengan rujukan dan referensi berkaitan dengan
pembahasan ini.

BAB XIX HUKUM DAN NILAI SOSIAL BUDAYA

35
A. PEMBAHASAN
Theodorson dalam pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang
abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip-prinsip umum dalam bertindak dan
bertingkah laku. Kerikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson
relative sangat kuat dan bahkan bersifat emosional.

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan. Dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi, dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan
sosial antarmasyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang
berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan
kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluan
kekuasaan politik serta cara perwakilan dimana mereka yangn akan dipilih.

1. Pengertian dan Ciri-ciri Nilai Sosial serta Nilai Budaya


Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menganggap
menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.
Nilai budaya adalah nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar anggota atau
warga masyarakat, dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi sikap mental, cara
berpikir, dan tingkah laku mereka. Perwujudan nilai-nilai budaya ini bisa berupa aturan
atau norma-norma hukum adat, adat istiadat, sopan santun, tata Susila, dan sebagainya.

2. Filsafat Hukum dan Nilai Sosial Budaya


Antara hukum dan satu pihak dan nilai-nilai sosial budaya di lain pihak terdapat kaitan
yang seperti sifat printis seperti Sir Henry Maine, A. M. Post, dan Yosef Kohler maupun
Malinowski dan R. H. Lowie di abad ini.

3. Hukum sebagai Alat pembaruan dalam Masyarakat


Pemikiran tentang hukum sebagai alat pembaruan dalam masyarakat berasal dari Roscoe
Pound dalam bukunya yang terkenal an Introduction to the philosophy (1954)
Agar dalam prundang-undangan yang bertujuan untuk pembaruan itu dapat berjalan
sebagaimana mestinya, hendaknya perundang-undangan yang dibentuk itu sesuai dengan
apa yang menjadi inti pemikiran aliran sociologicai jurisprudence, yaitu hukum yang baik
di dalam masyarakat.

4. Hukum dan Nilai-nilai Sosial Budaya

36
Disini akan diuraikan pandangan dari Schuyt yang berpendapat bahwa hukum itu
mengandung dalam dirinya nilai-nilai yang instrinsik, sehingga hukum bisa disebut sebagai
sistem nilai instrinsik. Dengan demikian, maka hukum yang dianut oleh masyarakat
tersebut.
Perbedaan sistem hukum antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya
didasarkan pada perbedaan kebutuhan hidup inilah yang memunculkan nilai-nilai dan sikap
dari masyarakat ini diwujudkan dalam serangkaian aturan dan norma atau dalam suatu
sistem hukum.
Aristoteles memulainya dengan mengatakan bahwa dalam semua perbuatannya senantiasa
ada kehendak mengejar sesuatu yang baik. Oleh sebab itu, baik merupakan sesuatu yang
dikejar atau yang dituju. Jika kita meninjau segala sesuatu yang dituju manusia dalam
perbuatannya, maka nilai itu adaa dua, yakni nilai yang dikejar itu sendiri, biasanya orang
tidak mengejar uang untuk uang, melainkan uang gunanya untuk jual beli.
Masalah ketiga, mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang
penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai fokus usaha dalam
perjuangannya. Sebaliknya, ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda
dalam dimensi waktu ini sangat memengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.

BAB XX HUKUM NILAI-NILAI BUDAYA DI INDONESI

A. HUKUM SEBAGAI SUATU SISTEM


Latar belakang pemahaman hukum sebagai suatu sistem tidak lain agar kita dapat
memahami hukum secara komprehensif, tidak sepotong-potong, dan parisal.
Dari uraian atas, Schore dab Voich ingin memaparkan bahwa persoalan hukum itu rumit
dan kompleks, yaitu hukum bukan hanya sebagai sistem nilai, tetapi juga hukum sebagai
subsistem dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat dimana hukum
diberlakukan.
Hukum sebagai subsistem nasional, mengandung pengertian bahwa hukum bukan hanya
sistem tunggal dalam masyarakat, berdiri sendiri, otonom independen melainkan bagian
dari dari subsistem sosial lainnya seperti ekonomi, politik, sosial,
Hukum sebagai sistem nilai sekaligus sebagai subsistem dari sistem sosial sebenarnya
menjabarkan bahwa hukum merupakan dan sein dan das solen di sisi lainnya antara das
sein dan das sollen tidak mudah dipertemukan bahkan sering kali bertolak belakang dengan
prilaku hukum masyarakat yang seharusnya.

B. HUKUM DAN STRUKTUR MASYARAKAT


Hukum dan masyarakat berhubungan secara timbal balik, karena hukumk sebagai sarana
pengantar masyarakat bekerja di dalam masyarakat, dilaksanakan pula oleh masyarakat.

37
Masyarakat “solodaritas Mekanik’’ ciri khasnya yaitu kebersamaan gotong royong dengan
hukumnya yang represif, filosofis hanya dengan hukum yang menekan dan represif
kebersamaan dapat dipertahankan
Tipe masyarakat kedua yaitu sangat meningginya spessialisasi, di sertifikasi di bidang
hukum seperti apa saja yang merupakan “rule of change’’ serta bagaimana sengketa
diselesaikan.
Akibatnya hukum dan masyarakat terjadi pradoks, senjang yang itu hukum rewlatif
modern,
Menghadapi situasi dan model politik ini, tampaknya bangsa ini mengalami shock.
Pendewasaan itu meliputi aspek daya pikir dengan sikap dan perilaku,

C. PENGARUH BIUDAYA HUKUM TERHADAP FUNGSI HUKUM


Kehiudupan manusia dewasa ini hampir tidak ada yang steril dari hukum, semua lini
lehidupan pun dijamahnya, artinya hukum sebagai penormaan prilaku sangat penting agar
prilaku masyarakat tidak menyimpang
Kesadaran hukum menurut friedman terkait erat dengan budaya hukum masyarakatnya,
dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa tingkat kesadaran hukum masyarakat tinggi atau
rendah dapat dilihat pada budaya hukumnya, jika budaya hukumnya cenderung positif,
proaktif terhadap cita hukum tentu masyarakatnya memiliki kesadaran hukum yang tinggi
Oleh karena itu pula negara-negara berkembang lebih banyak berhaluan semi otoriter dari
pada demokrasi.

D. HUKUM MODERN DAN BUDAYA HUKUM


Konsepsi modern tentang hukum sebagai sarana pencapaian tujuan Marc Galanter
menegaskan hukum modern memiliki ciri antara lain: bersifat teritorial,tiidak bersifat
personal hukumj yang di paketkan penguasa politik terlalu modern dan jahu dengan
masyarakat atau terlalu ketinggalan, maka hukum tersebut tidak dapat dioperasiponalkan.
E. HUKUM SEBAGAI KARYA KEBUDAYAAN
Selo Soemardjan dan soelaiman Soemardi mendefinisikan kebudaayan sebagai hasil karya,
rasaa cipta manusia, karya dalam hidup manusia berwujud teknologi yang mempermudah
hidup manusia.
Dalam hal ini komunitas tertentu memiliki gambaran abstrak perilaku yang layak dan tidak
layak dilakukan.
Perilaku komunitas tertentu yang bersifat teritorial, khas, dan khusus,dalam arti hukum
masyarakat satu berbedab dengan yang lainnya sehingga hukum kurang relevan menganut
asas universalitas.

F. ANALISIS
Hukum dakam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
mengambarkan hidup manusia tanpa atau diluar masyarakat

38
Mnusia dan hukum ialah dua hal yang tidak bisa di pisahkan bahkan dalam ilmu hukum,
Budaya hukum merupakan tanggapan yang bersifat penerimaan atau penolakan terhadap
suatu peristiwa hukum, ia menunjukkan sikap prilaku manusia terhadap masalah hukum
dan peristiwa hukum yang terbawa kedalam masyarakat.

39

Anda mungkin juga menyukai