Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN DAN FUNGSI FILSAFAT HUKUM DALAM ILMU HUKUM

MATA KULIAH :FILSAFAT HUKUM

DOSEN PEGAMPU : M.RIDWAN,S.H.I,M.Si

Disusun Oleh:

Ramadhan Iskandar (2221609026)

Jovi syawal lutfi (2221609103)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYSARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

SAMARINDA
Kata Pengantar

Bismillaahirrahmaanirrohiim, Puji syukur Kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas
petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tanpa ada halangan
apapun sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Makalah ini di susun dalam rangka
memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Filsafat Hukum. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
penyusun harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca. Aamiin.

Samarinda,04 April 2023

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKAN

Filsafat lahir di Yunani pada abad keenam Sebelum Masehi (SM). Dalam bahasa Yunani
filsafat disebut philosophia yang berasal dari dua akar kata yakni “philos” atau “philia” dan
“sophos” atau “sophia”. “Philos” mempunyai arti cinta, persahabatan, sedangkan “sophos”
berarti hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, dan inteligensia. Dengan demikian maka
philosophia ini dapat diartikan sebagai cinta akan kebijaksanaan.

Pengertian filsafat secara umum hampir sama tetapi yang membedakan hanyalah dari para
filsuf yang memaparkan teori filsafat tersebut. Kemudian munculnya jaman filsafat modern
dengan perkembangan yang semakin berubah pula seiring perkembangan jaman. Sehingga dari
asal mula timbulnya filsafat yang dapat masuk kedalam setiap ilmu pengetahuan maka tidak
menuutup pula filsafat masuk kedalam bidang ilmu hukum sehingga dalam perkembangannya
ilmu filsafat menjadi diterapkan kedalam ilmu filsafat hukum.

Ilmu hukum sebagai sebuah cabang ilmu pengetahauan, tentu akan selalu berkembang sesuai
dengan pemikiranpemikiran para ahli hukum serta berdasarkan keadaan-keadaan atau situasi
dan kondisi di mana hukum itu berada dan diterapkan. Maka, untuk mengetahui
perkembangan ilmu hukum diperlukan refleksi dan relevansi pemikiran-pemikiran dari aliran-
aliran hukum itu melalui filsafat hukum.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah perkembangan Zaman Yunani dan Romawi?


2. Bagaimanakah sejarah perkembangan Zaman Pertengahan dan Modern?
3. Bagaimana fungsi filsafat hukum?

BAB II

PEMBAHSAN

A. Sajarah Perkembangan Filsafat Zaman yunani dan Romawi.

1.Zaman Yunani

Masa Pra-Soerates pada mulanya tanggapan orang-orang yunani terhadap pengertian hukum
masih primitit. Pada zaman itu belum ada filsalat hukum karena perhatian filsuf lebih ditunjukan
kepada alam semesta. Namun pada perjalanannya, tepatnya sejak abad 4 SM ada beberapa
filosof yang mengartikan hukum secara berbeda.

Plato (427-347 SM) yang menulis buku Politeia dan Nomoi memberikan tawaran
pengertian hukum, hakikat hukum dan divergensinya. Buku Politeia melukiskan model negara
yang adil. Dalam buku tersebut Plato mengungkapkan gagasannya tentang kenyataan bahwa
dalam negara terdapat kelompok-kelompok dan yang dimaksud dengan keadilan adalah jika tiap-
tiap kelompok berbuat dengan apa yang sesuai dengan tempat dan tugasnya. Scdangkan dalam
buku Nomoi, Plato menjelaskan tentang petunjuk dibentuknya tata hukum. Menurut Plato,
peraturan-peraturan yang berlaku ditulis dalam kitab perundangan. karena jika tidak
penyelewengan dari hukum yang adil sulit dihindarkan
Aristoteles (348-322 SM) yang menulis buku Politika juga memberikan tawaran baru pada
pengertiannya tentang hukum. Menurut Aristoteles, manusia merupakan "makhluk polis" (zoon
politicon), dimana manusia harus ikut dalam kegiatan poitik dan taat pada hukum polis.
Kemudian Aristoteles membagi hukum menjadi 2 (dua). Pertama adalah hukum alam (kodrat),
yaitu yang mencerminkan aturan alam selalu berlaku dan tidak pemah berubah. Yang kedua
adalah hukum positif, yaitu hukum yang dibuat oleh manusia

2. Zaman Romawi

Pada permulaan Kerajaan Romawi (abad 8 SM), peraturan Romawi hanya untuk kota
Roma (753 SM). kemudian meluas dan menjadi universal. Peraturan yang telah meluas dan
universal tersebut disebut juga dengan "ius gentium , yaitu suatu hukum yang diterima semua
bangsa sehagai dasar suatu kehidupan bersama yang beradab. Selain peraturan yang ada
yurisdiksi awalnya hanya untuk kota Roma, peraturan tersebut juga bersifat kasuistis. Peraturan
tersebut hanya beriaku untuk untuk kasus-kasus tertentu saja, dimana peraturan tersebut
hanya dijadıkan pedoman bagi para hakım dalam memutus suatu perkara. Setelah menjadi
ius gentium. peraturan tersebut berfungsi sebagai pedoman para gubernur wilayah (yang
berperan juga sebagai hakim). Perkembangan tersebut sesuai juga dengan pendapat sarjana
hukum Romawi saat itu seperti Cicero, Galius, Ulpanus, dan lain-lain. Pada zaman ini, paham
yang berkembang adalah bahwa fisafat hukum (bersifat idiil) yang menerangkan dan
mendasari sistem hukum bukanlah hukum yang ditentukan (hukum positifleges, melainkan
hukum yang dicita-citakan dan yang dicerminkan dalam leges terse but (hukum sebagai ius). Jus
belum tentu ditemukan dalam peraturan, tetapi terwujud dalam hukum alamiah yang mengatur
alam dan manusia. Oleh kaum Stoa, hukum alam yang melebihi hukum positif adalah
pernyataan kehendak ilahi (Hujbers, 1995: 25). Menurut F. Schultz bagi bangsa Romawi
perundang-undangan tidak begitu penting, dicerminkan darn pemyataan “Das Volk des Rechts
ist nichts das volk des Gesetzes” (bangsa hukum itu bukanlah bangsa undangundang)
(Apeldoom, 1986: 15).

B. Sejarah Perkembangan filsafat hukum Zaman Pertengahan dan Modern.

1. Abad Pertengahan

Sering kali kita membaca dua Sejarah besar antara Islam dan Barat seakan-akan tak pemah saling
bertemu antara keduanya atau sepertti dua sejarah yang harus dibedakan antara keduanya.
Padahal tidaklah begitu, ketika kita mau membaca atau menyimak sejarah, sains dan ilmu
pengetahuan yang kini telah berkembang Pesat di era millenium sekarang ini. Secara
filosotis bisa dilihat ketika dunia 1slam dalam Keemasan. Banyak orang-orang Eropa (Barat)
pada umumnya, sekitar kurang lebih abad pertengahan, negara-negara Barat mengalami
kegelapan dan kemunduran, setelah berapa saat mengalami kemajuan di bidang filsafat-
khususnya di negara Yunani-diawal abad Masehi. Alam pikir mereka cenderung mengarah
kepada profanistik. Sehingga Barat haruss mengakui kemundurannya. Kronologi Sejarah
kemajuan di Barat bisa ditelusuri sejak Kekhalifahan Umayah masuk ke Spanyol (Andalusia)
tahun 7l dibawah pimpinan Abdurahrnan ad-Dakhil (755 M). Pada masa pemerintahannya
Abdurrahman ad-Dakhil membangun masjid, sekolah dan perpustakaan di Cordova.

Semenjak tu lahirlah sarjana-sarjana Islam yang membidangi masalah-masalah tertentu seperti


Abbas ibn Famas yang ahli dalam limu Kimia, lbn Abbas dalam bidang Farmakologi, Ibraham
ibn Yahya al-Naggash dalam bidang astronomi dimana ia dapat menghitung gerhana dan
penemu teropong bintang untuk pertama kali, Ibnu Jubair (Valencia, 1145-1228) ahi dalam
Sejarah dan Geografi. Ibn Batuthah (Tangir, 1304-1377 Iba alKhatib (1317-1374), dan Ibn
Khaldun. Dalam bidang filsafat juga lahir beberapa tokoh seperti lbnu Bajah (lahır di Saragosa,
wafat tahun 1138 M) yang hidup di Spanyol menyaingi al-Farabi dan Ibn Sina yang hidup di
Baghdad ibu kota Kekhalitahan Abbasıyah. la menulis buku Tadbir al-Mutawahhid yang
mernbahas masalah etos dan eskatologis. Filosof lain Abu Bakr ibn Tufail (lahir di Granada,
wafat th 1185 M) menulis buku Hay ibn Yaqzhan, Ibn Rusyd (1126-1198) yang merupakan
pewaris pemikiran Aristotcles) menulis buku Bidayalt Al Mujtahid. Pada perkembangan
selanjutnya, Ibnu Rusyd melahirkan aliran filsafat baru tersendiri di Eropa, Avoreisme. Abad
Petengahan ini didominasi oleh agama, agama Kristianı di Barat dan agama Islam di Timur

2. Zaman Modern

a.Zaman Renaissance

berkebalikan dengan apa yang dialami oleh para pelajar Barat dengan apa yang mereka
dapat kan dari Islam, dimana gereja memiliki kekuasaan mutlak di Eropa (teokrasi),
menimbulkan era baru renaissance (Kelahiran kembali). Era ini merupakan manifestasi dari
protes para ahli yang belajar dari Islam terhadap kekuasaan gereja yang mutlak tersebut. Pada
zaman ini hidup manusia mengalami banyak perubahan. Bila pada abad pertengahan perhatian
orang diarahkan kepada dunia dan akhirat, maka pada zaman modern perhatiannya hanya pada
kehidupan dunia saja. Hal ini di latarbelakangi oleh keadaan Eropa yang saat itu pemahaman
tentang akhirat dibajak oleh Gereja. Masa kekuasaan Gereja yang biasa disebut sebagai masa
kegelapan Eropa telah melahirkan sentimen anti Gereja

b.Zaman Autflarung

Zaman Aufklarung yang lahir Kurang lebih pada abad ke-17 merupakan awal
kemenangan supermasi rasionalisme, empirisme, dan positivisme dari dogmatis Agama.
Kenyataan ini dapat dipahami karena abad modem Barat ditandai dengan adanya upaya
pemisahan antara ilmu pengetahuan dan filsafat dari pengaruh Agama (sekulerisme).
Perpaduan antara rasionalisme, empirisme dan positivisme dalam satu paket epistimologi
melahirkan apa yang T.H Huaxley disebut dengan Metode Iimiah (Scientifi c Method).
Munculnya aliran-aliran tersebut sangat berpengaruh pada peradaban Barat selanjutnya. Dengan
metode ilmiah itu, kebenaran sesuatu hanya mereka perhitungkan dari sudut fisiologis-
lahiriah yang sangat bersifat profanik (keduniawian atau kebendaan). Atau dengan istilah
lain, kebenaran ilmu pengetahuan hanya diukur dari sudut koherensi dan korespodensi. Dengan
wataknya terscbut sudah dapat dipastikan bahwa, segala pengetahuan yang berada diluar
jangkauan indra dan rasio serta pengujian ilmiah ditolaknya, termasuk di dalamnya
pengetahuan yang bersumber pada religi. Perintisnya adalah Rene Descartes (1596-1650) yang
mendudukkan manusia sebagai subjek dalam usahanya menjawab tantangan keberadaan
manusia sebagai mahluk mikro kosmik. Manusia dijadikan titik tolak seluruh pandangan
hidupnya. Dengan falsafahnya yang amat terkenal "cogito ergo SIll" (karcna berpikir maka
aku ada), Descartes lah yang membawa pemikiran rasionalisme. Oleh karena itu zaman
ini disebut juga zaman.

C. Fungsi Filsafat Hukum

berkebalikan dengan apa yang dialami oleh para pelajar Barat dengan apa yang mereka
dapat kan dari Islam, dimana gereja memiliki kekuasaan mutlak di Eropa (teokrasi),
menimbulkan era baru renaissance (Kelahiran kembali). Era ini merupakan manifestasi
dari protes para ahli yang belajar dari Islam terhadap kekuasaan gereja yang mutlak
tersebut. Pada zaman ini hidup manusia mengalami banyak perubahan. Bila pada abad
pertengahan perhatian orang diarahkan kepada dunia dan akhirat, maka pada zaman
modern perhatiannya hanya pada kehidupan dunia saja. Hal ini di latarbelakangi oleh
keadaan Eropa yang saat itu pemahaman tentang akhirat dibajak oleh Gereja. Masa
kekuasaan Gereja yang biasa disebut sebagai masa kegelapan Eropa telah melahirkan
sentimen anti Gereja

Zaman Aufklarung yang lahir Kurang lebih pada abad ke-17 merupakan awal
kemenangan supermasi rasionalisme, empirisme, dan positivisme dari dogmatis Agama.
Kenyataan ini dapat dipahami karena abad modem Barat ditandai dengan adanya upaya
pemisahan antara ilmu pengetahuan dan filsafat dari pengaruh Agama (sekulerisme).
Perpaduan antara rasionalisme, empirisme dan positivisme dalam satu paket epistimologi
melahirkan apa yang T.H Huaxley disebut dengan Metode Iimiah (Scientifi c Method).
Munculnya aliran-aliran tersebut sangat berpengaruh pada peradaban Barat selanjutnya.
Dengan metode ilmiah itu, kebenaran sesuatu hanya mereka perhitungkan dari
sudut fisiologis-lahiriah yang sangat bersifat profanik (keduniawian atau kebendaan).
4. Bagaimanakah sejarah perkembangan Zaman Pertengahan dan Modern ?
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Anda mungkin juga menyukai