Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat
yang tidak terhingga. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umat dari jaman kegelapan ke jaman yang terang-
menderang.
Menarik kemudian untuk menganalisis bagaimana filsafat dan hukum bersinergi
sehingga menghasilkan filsafat hukum. Dalam beberapa literatur filsafat hukum
digambarkan sebagai suatu disiplin modern yang memiliki tugas untuk menganalisis
konsep-konsep perskriptif yang berkaitan dengan jurisfrudensi. Istilah filsafat hukum
memiliki sinonim dengan legal philosophy, philosophy of law, atau rechts filosofie.
Pengertian filsafat hukum pun ada berbagai pendapat. Ada yang mengatakan bahwa
filsafat hukum adalah ilmu, ada yang mengatakan filsafat teoritis, ada yang berpendapat
sebagai filsafat terapan dan filsafat praktis, ada yang mengatakan sebagai subspecies
dari filsafat etika, dan lain sebagainya
Memahami filsafat tidaklah tuntas dan tidak akan pernah tuntas, tanpa mengetahui latar
belakang filsafat itu sendiri.
Maka saya sangat mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah saya ini, dan
yang pasti jauh dari kata sempurna

1
B. Rumusan Masalah

1. Sejarah perkembangan filsafat hukum

2. Sejarah filsafat hukum pada zaman yunani

2
BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah lahirnya filsafat ilmu pengetahuan dapat dikatakan sejak manusia itu ada,
namun ia tumbuh dan berkembang pada masa tertentu, bahkan dalam hal yang lain ia
menurun bahkan menjadi hampir lenyap yang ditandai dengan masa kegelapan 1. Setiap
filsafat hukum merupakan bagian dari filsafat umum tertentu, karena ia menawarkan
refleksi filosofis mengenai landasan hukum umum. Refleksi itu bisa berasal dari
pendapat filosofis yang ada ataupun yang mengarah kepada pendapat semacam itu 2.
Kesan pertama yang timbul sesudah mempelajari sejarah filsafat hukum ialah bahwa
masalah hukum agak kabur sampai zaman sekarang ini. Terdapatlah bermacam-macam
teori tentang hukum, yang banyak berbeda-beda satu dengan yang lain.Namun benar
juga bahwa-teori hukum memperlihatkan suatu konsistensi. Pertama-tama para sarjana
dalam uraiannya berbeda pandangan bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama,
yakni: apakah arti hukum, dan ,manakah dasar hukum? Kemudian: dalam lintasan
sejarah filsafat hukumdapat ditemukan garis-garis pikiran yang akhirnya membuka
kepada suatu pengertian hukum yang lebih mendalam. Marilah kita mulai uraian dengan
mendapati garis-garis perkembangan pengertian hukum.

1. Sejarah perkembangan filsafat hukum

Pada zaman kuno, fokus pembicaraan pada Filsafat Barat adalah tentang alam
(kosmosentris). Hal ini tampak jelas pada awal kebangkitannya, tepatnya pada masa
Thales (625-545 SM) , Anaximender (610-547 SM), dan Anaximanes (585-528 SM).
Pada masa abad pertengahan, susunannya mulai berubah, dari kosmosentris ke
teosentris. Hal ini berkaitan erat dengan pesatnya perkembangan agama Kristen di
Eropa, yang mulai terjadi pada masa Patristik dan mencapai puncaknya pada masa
Skolastik. Pengaruh agama yang sangat kuat pada Abad Pertengahan ini membawa

1
Prof. Dr. H. Zainuddin Ali, M.A, Filsafat Hukum, (Sinar Grafika, Jakarta: 2006), hlm. 5
2
Carl Joachim Friedrich, Filsafat Hukum Perspektif Historis (Penerbit Nuansa & Penerbit Nusamedia,
Bandung: 2004), hlm. 3

3
dampak negatif pada kebebasan berfikir, sehingga pada masa ini dikenal sebagai masa
kegelapan.

Pada Abad ke – 19dan ke – 20 manusia tetap sebagai subjek dari realitas. Hamersma
juga mengemukakan beberapa pendapat yang mengatakan bahwa abad ke – 20 adalah
desantralisasi manusia. Subjek manusia tidak lagi dianggap sebagai pusat kenyataan,
dan yang menggantikan antroposentrisme dari filsafat antara tahun 1600 dan 1900 itu
menurut mereka yang mengemukakan desantralisasi manusia adalah perhatian khusus
pada bahasa sebagai subjek kenyataan kita. Filsafat zaman sekarang disebut
logosentrisme. Salah satu pembagian yang sederhana dalam mempelajari sejarah filsafat
barat diberikan oleh Hamersma, yaitu : (1) Zaman kuno (600-400 SM) , (2) Zaman
Patristik dan Skolastik (400 SM-1500 M) (3) Zaman Modern (1500-1800) dan (4)
zaman sekarang (setelah tahun 1800). Zaman patristic dimasukkan sebagai periode
terakhir dari zaman kuno, sedangkan zaman Skolastik merupakan penjelasan untuk
periode Abad pertengahan.

2. Sejarah filsafat hukum pada zaman yunani

1. Zaman Yunani Kuno

Zaman yunani kuno bermula pada abad ke 6 SM sampai abad ke 5 M, tatkala


kekaisaran romawi runtuh. Pada masa inilah rakyat romawi sudah hidup dalam polis-
polis yang satu sama lain memiliki penguasa, sistem pemerintahan dan sistem tersendiri.
Semula penguasa polis memegang penguasa tunggal. Baru pada abad ke 5 setelah
munculnya kaum sofisme, polis polis tersebut merupakan prinsip demokrasi. Namun
prinsip tersebut belum tentu matang karna masyarakatnya yang masih sangat besar
terhadap kekuatan supranatural, seperti keyakinan terhadap dewa-dewi olimpus. Proses
pematangan tersebut berlanjut pada masa keemasan filsafat yunani, yaitu pada zaman
socrates, plato, dan aristoteles.

Pada zaman ini filsafat lebih bercorak “Cosmosentris” yang artinya pusat pemikiran
filsuf-filsuf pada periode ini dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang

4
diamati disekitar. Mereka berupaya mencari jawaban tentang prinsip pertama (Arkhe
dari alam semesta), oleh karena itu mereka lebih dikenal dengan julukan “filsuf-filsuf
alam”. Sebenarnya filsafat sudah aja jauh sebelum zaman Yunani Kuno. Hanya saja
pada saat kemunculan filsuf alam inilah yang di asumsikan sebagai awal kebangkitan
filsafat. Dikarenakan pada saat itu manusia mulai melepaskan ketergantungannya pada
mitos-mitos dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul. Mereka mulai
mengandalkan sepenuhnya pada rasio, sekalipun usaha ini belum sepenuhnya mengubah
cara berfikir masyarakat yunani Kuno.

Pada masa itu, berkembang suatu pemikiran bahwa manusia diatas dunia ini ialah
pemain sandiwara belaka dengan lakon yang sudah ditentukan oleh para dewa. Oleh
karena itu, manusia harus menyesuaikan dengan keharusan yang telah digariskan oleh
para dewa. Keharusan itulah yang disebut nomos (hukum). Tokoh-tokoh filsuf alam
seperti Anaximendes , Hera Kleitus, dan Parmenides sekalipun mereka telah berpikir
rasional namun tetap meyakini adanya keharusan alam-alam ini. Agar tercipta
keteraturan dan keadilan, manusia harus hidup selaras dengan nomos itu. Namun
sumber nomos telah menjadi rasio (logos) dan tidak lagi para dewa.

Ketika socrates muncul dengan kehidupan masyarakat yunani yang masih


terkonsentrasi dalam polis-polis bahkan interaksi antar individu dalam polis-polis itu
jauh lebih intens, artinya persoalan hukum yang timbul jauh lebih rumit lagi dan konflik
tersebut agar dapat diselesaikan sebaik mungkin, kaum sofis yang hidup pada zaman itu
menyatakan bahwa rakyatlah yang berwenang menentukan isi hukum, sehingga tidak
dikenal lagi aturan alam. Oleh karena itu, dikenallah pada zaman tersebut pengertian
demokrasi. Dengan kata lain, tidak ada kebenaran objektif manusia adalah hukum
segalanya.

Socrates tidak setuju dengan pendapat kaum sofis ini. Menurutnya, hukum dari
penguasa (hukum negara) harus ditaati terlepas hukum itu memiliki kebenaran objektif
atau tidak. Beliau memandang bahwa tugas utama negara yakni mendidik warganya
dalam keutamaannya, taat kepada hukum negara baik yang tertulis maupun yang tidak

5
tertulis. Menurutnya juga untuk memahami kebenaran objektif, orang harus memiliki
pengetahuan (theoria). Pendapat ini dikembangkan oleh plato, plato melihat bahwa
banyak penguasa yang tidak memiliki theoria sehingga tidak memahami persis hukum
yang ideal bagi rakyat nya. Hukum ditafsirkan menurut selera dan kepentingan
penguasa saja. Melihat hal ini, plato menyarankan agar setiap undang-undang
dicantumkan pertimbangan filosofisnya, agar semua orang memahami maksud tentang
undang-undang itu, terlebih lagi agar penguasa tidak menafsirkannya sesuai
kepentingan sendiri3.

Sejarah Perkembangan Filsafat Hukum Masa Yunani dapat pula kita uraikan dengan
tokoh-tokoh sebagai berikut ;

a. Solon

Solon dari Athena, pada tahun 594 SM solon yang sudah menjadi anggota dari
“Majelis Tujuh Orang Bijaksana” dipilih dengan suara mutlak untuk menjadi archont,
yang kurang lebih adalah pejabat eksekutif tertinggi. Tugas pertama yang harus
dilaksanakannya adalah menegakkan ketertiban di Athena.

Pada masa itu Yunani adalah kawasan yang miskin, dan banyak sekali rakyat
yang hidup sebagai petani penyewa tanah. Keadaan itu membuat rakyat menjadi
semakin melarat. Untuk menyakhiri keadaan itu, solon melancarkan terobosan dengan
jalan melakukan pemutihan utang (yang pertama dalam sejarah manusia) dengan
membebaskan rakyat banyak dari perbudakan dan dari utang kepada tuan tanah. Itulah
sebabnya vloemans menyatakan solon sebagai negarawan pertama yang menetapkan
konsep keadilan sosial sebagai dasar negara. Solon menyusun suatu undang-undang
dasar yang merupakan cikal bakal dari demokrasi. Cita-cita yang hendak dicapai

3
Dr. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., HUKUM DALAM PENDEKATAN FILSAFAT, Jakarta:
Kencana. 2016, hlm. 29

6
melalui konstitusi yang disusun oleh solon adalah kebahagiaan dengan konotasi
ketertiban dan keadilan bagi setiap orang berdasarkan hukum. Untuk mengawasi
pelaksanaan undang-undang itu solon menempatkan pensiunan-pensiunan Archont
sebagai anggota dari dewan tertinggi yang disebut Aroepagos, yang dengan demikian
berfungsi sebagai mahkamah agung.

Modernisasi yang dipelopori oleh solon kemudian dilanjutkan oleh Kleisthenes


pada tahun 507 SM. Kleistenes mencoba untuk melaksanakan demokrasi secara ‘murni
dan konsekuen’ dengan setiap tahun menyelenggarakan pemilihan umum untk memilih
warga polis untuk menjadi anggota dari Aropagos. Kleithenes berupaya untuk
melaksanakan asas yang menempatkan setiap orang pada kedudukan yang sama untuk
membuat undang-undang secara sangat konsekuen. Meskipun demikian, segera menjadi
nyata bahwa obsesi dari kleithenes itu tidaklah realistis, dan tidak lama kemudian
Athena terombang ambing lagi dalam kekisruhan.4

a. Sokrates

Menurut Socrates, kebahagiaan dalam hidup yang baik (eudomania) hanya dapat
dicapai lewat prinsip yang logis, yaitu prinsip yang sesuai dengan logos. Menurut
Socrates, tujuan hidup manusia adalah eudaimonia. Meskipun demikian, baginya
kebahagiaan itu bukanlah sembarang kenahagiaan, melainkan hrus merupakan
manivestasi dari kebaikan yang bersemayan dalam diri manusia yang mampu
memahami dirinya sendiri.5 Tokoh pemikir Sokrates (470-399 SM), yang kemudian
diikuti oleh plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM). Sokrates lahir di
Athena. Sejak kecil ia banyak bergaul dengan semua orang. Ia disukai karena keluhuran
budi dan sifat humorisnya. Pada massa itu di kota polis Athena telah banyak

4
Budiono Kusumohamidjojo, filsafat hukum, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana idonesia, 2004), hlm 28.
5
Ibid.: hlm 33

7
berdatangan orang-orang sofis, dengan tokoh-tokohnya antara lain pitagoras (480-441
SM), gorgias (480-380 SM), dan prodikos. Kaum sofis menyangkal adanya nilai-nilai
tetap mengenai baik dan buruk, adil dan tidak adil. Sokrates membenarkan bahwa nilai-
nilai yang berkembang di dalam suatu masyarakat memang ditak dapat tahan terhadap
kritik. Tetapi di dalam hatinya, ia merasa nilai-nilai yang tetap itu pasti ada, yang
menuju kepada tercapainya suatu norma, yaitu norma yang bersifat mutlak dan abadi,
suatu norma yang sungguh-sungguh ada dalam arti absolut. Tujuan hidup Sokrates
adalah menemukan norma itu, yang ada dalam diri manusia sendiri. Persoalan yang
dipertanyakan oleh Sokrates tidak lagi tentang inti alam atau keberadaan manusia di
alam semesta seperti zaman filsuf alam, tetapi sudah bergeser kepada pertanyaan
tentang bagaimana manusia dapat hidup dengan baik dalam masyarakat (khususnya
dalam polis), agar tercapai keadilan dan kemakmuran.6

Karena di utamakannya prinsip kebenaran dan kebaikan, yang kadang-kadang


menentang adat kebiasaan, ia dituduh merosotkan kehidupan moral orang dan dijatuhi
hukuman mati, akhirnya hukuman mati itu terlaksananya juga, sebab ia enggan
meninggalkan kota Athena yang dicintainya.7

Menurut Moh.Hatta, sokrates sunngguhnya bukanlah seorang filsuf, tetapi


pemikir. Ia tidak pernah mengajarkan filsafat. Baginya filsafat bukanlah isi, bukan
hasil,bukan ajaran yang bersandarkan dogma, melainkan fungsi yang hidup. Filsafat
Sokrates senantiasa berusaha mencari hakikat kebenaran.

6
Teguh Prasetio dan Abdul Halim Barkatullah,filsafa,teori,dan ilmu hukum,(Jakarta:PT Raja
Grafindo,2012),hlm 28.
7
Theo Huijbers,filsafat hukum dalam lintasan sejarah,(Yogyakarta:Kanisius,1982),hlm ,21.

8
b. Plato

Socrates menjadi tokoh sejarah berkat muridnya, Plato dari Athena. Pada tahun
387 SM dia mendirikan sekolahnya yang disebut Akademia dengn tujuan untuk
mengembangkan studi filsafat dengan fokus pada bidang politik. Kedua bukunya,
Politeia (negara) serta nomoi sepenuhnya menggarap masalah-masalah sosial politik.
Bersama dengan politikos (negarawan), ketiga buku itu merupakan setengah bagian dari
keseluruhan kepustakaan yang dihasilkan oleh Plato selama hidupnya. Ajaran Plato juga
diuraikan dalam berbagai bentuk dialog, beberapa diantaranya yang terkemuka adalah
‘Gorgias’,’Phaidon’,’apologeia’, dan ‘Kriton’. Seluruh pemikiran Plato mengenai
filsafat, politik, dan hukum didirikan di atas ajaran yang dikenal sebagai ‘Idealisme
Plato’. Ajaran itu menjelaskan bahwa disamping dunia nyata yang dihadapi manusia,
sebenarnya juga terdapat dunia ideal yang berpangkal dalam gagasan manusia tentang
kebaikan. Gagasan Plato mengenai dua dunia itu dikenal sebagai ‘Dualisme Plato’ atau
juga ‘Ideallisme’. Dalam visi Plato, dunia yang ideal itu dicapai melalui teori, dan teori
itulah yang diuraikan plato dalam berbagai karya tulisnya.

Dalam buku Politikos , Plato menguraikan bentuk-bentuk pemerintahan yang


mungkin dijalankan: pemerintah yang dibentuk melalui jalan hukum, dan pemerintah
yang dibentuk tidak melalui jalan hukum. Jika pemerintahan terbentuk melalui jalan
hukum dan di jalankan oleh Shopia dari seseorang, bentuknya adalah Monarcheia. Jika
pemerintah terbentuk oleh beberapa orang kita akan memperoleh aristokrasi artinya
adalah yang terbaik. Jika pemerintah dijalankan demi kehormatan, maka yang
terselenggara adalah timokratein. Sedangkan massa yang miskin yang berkuasa melalui
jalan hukum akan membuat negara diperintah oleh demokrasi. Pemerintah yang dicapai
tidak melalui jalan hukum: tirani jika pemerintah dipegang oleh satu orang saja, oligarki
jika pemerintah dikuasai oleh sekelompok orang, dan okhlokrasi jika pemerintah

9
dilaksanakan oleh massa. Dalam buku ‘nomoi’ Plato menawarkan pilihan nomokratein,
yaitu dengan menempatkan undang-undang sebagai penguasa tertinggi dalam negara. 8
Salah satu murid Sokrates yang banyak menuliskan pemikiran-pemikiran gurunya
adalah plato. Filsuf Plato memiliki nama kecil Aristokles karena latar belakanganya
memang berasal dari kalangan Aristokrat yang memiliki peranan politik asal dari
kalangan Aristokrat yang memiliki peranan politik penting di Yunani.

Dasar ajaran Plato adalah budi yang baik. Budi adalah tahu, orang yang
berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Pengetahuan tersebut diperoleh
melalui dialektika (kerena itu plato menamakannya pengetahuan dengan pengetian),
yang kemudian menemukan tingkat yang lebih tinggi dari pada sekadar pengetahuan,
yang disebut budi itu tadi. Menurut Plato, filasafat tidak lain adalah: ilmu yang berminat
mencapai kebenaran yang asli. Dalam pandangan Plato, tujuan hidup adalah menacapai
kesenangan hidup. Kesenangan hidup itu bukanlah memuaskan nafsu didunia ini.
Kesengan hidup diperoleh dengan pengetahuan yang tepat tentang nilai barng-barang
yang dituju. Di bawah cahaya idea kebaikan, orang harus mencapai terlaksananya
keadilan dalam pergaulan hidup. Apa yang baik bagi perorangan, aka baik pula bagi
masyarakat. Antara kepentingan perorangan dan masyarakat, tidak boleh ada
pertentangan. Pemikiran Plato diteruskan oleh salah seorang muridnya Aristoteles.

c. Aristoteles

Di Athena, Aristoteles juga membuka sekolah baru yang disebutnya lukeion.


Tradisi menulis buku seperti Plato juga diteruskan oleh Aristoteles, sehingga pada
massa itu lahirlah karya-karya baru yang membahas berbagai masalah. Tidak
mengherankan pula, berkat pemikiran cemerlang Aristoteles ini, muncul berbagai
cabang filsafat yang baru. Menurutnya, filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran,
yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika,
8
Ibid, hlm 38.

10
logika,retorika,etika,ekonomi,politik, dan estetika.9 Aristoteles berasal dari stageira.
Ayahnya adalah dokter pribadi dari Amyntas, raja makedonia. Pada usia 17 tahun ia
menjadi murid Plato di akademeia untuk kurang lebih 20 tahun lamanya. Setelah
kematian Plato pada tahun 347 SM, dia mengembara ke timur, untuk akhirnya menjadi
guru dari Alexander, putra Amyntas, yang kemudian menjadi Alexander Agung. Pada
tahun 335 SM, Aristoteles kembali lagi ke Athena dan mendirikan sekolah filsafatnya
“Lykeion” . Aristoteles meninggalkan sejumlah buku penting yang menjadi pegangan
bagi perkembangan dari berbagai ilmu pengetahuan hingga berabad-abad kemudian.
Tentang filsafat ditulisnya buku-buku yang meletakkan dasar bagi pembagian ilmu
filsafat: Logika, Physika, Metaphysika, dan tentang etik diwariskannya Ethica
Nikomacheia.pikiran-pikirannya tentang negara dan hukum ditulisnya dalam politika.
Dasar dari filsafat Aristoteles bertolak dari postulat yang sama seperti yang dipegang
oleh Plato, yaitu manusia mempunyai tujuan hidup yang inheren padanya secara
alamiah, yang disebut entelecheia. Entelecheia itu adalah kebaikan tertinggi yang
merupakan tujuan dari segala politika. Walau demikian, kebaikan tertinggi sebagai
tujuan hidup itu hanya dapat dicapai dalam kebersamaan dengan manusia lain, dan
karena itu hanya dapat di capai dalam polis. Karena itu, kata Aristoteles: Anthropos
physei politikon zoon (dari alamnya manusia adalah makhuk politik). Polis tidak
mencita-citakan sembarang hidup bagi warganya melainkan hidup yang baik. Terobosan
lain dilakukan oleh Aristoteles bagi pemikiran mengenai hukum. Yang pertama adalah
konsekuensi lebih jauh dari pembedaan antara pinsip materi dan prinsip bentuk. Kedua,
Aristoteles membedakan hukum alam dari hukum positif. Menurut Aristoteles hukum
alam berlaku tetap dan disegala tempat, sementara hukum positif sepenuhnya
tergantung dari keputusan akal manusia. Ketiga, keadilan (dikaiosyne) adalah keadilan
yang menghukum dan keadilan yang membagi.10

d. Kaum Stoa

9
Ibid., hlm. 30.
10
Ibid. hlm 41.

11
Kelompok pemikir Yunani kuno terakhir yang kemudian justru banyak
mempengaruhi pemikiran hukum dikalangan pemikir Romawi adalah kaum Stoa.
Stocisme dipelopori oleh zenon dari kition di pulau Ciprus (336-263). Istilah ‘Stoa’
berasal dari nama suatu bangsal berpilar di pasar kota Athena, dimana zenon
menjelaskan ajarannya. Pangkal pemikiran Stoicisme adalah etik yang dalam pandangan
mereka merupakan inti dari filsafat. Umat manusia adalah suatu kesatuan kosmopolit
yang teratur karena segalanya bertumpu pada prinsip logos. Kosmopolitisme kaum Stoa
dengan sendirinya mendasarkan diri pada hukum alam, “sehingga hukum yang benar
adalah akal yang bekerja sesuai dengan alam yang tidak berubah dan abadi, dimana
semua orang terlibat”. Dalam pandangan kaum Stoa hukum alam itu tidak dapat
dikesampingkan oleh undang-undang yang dibuat oleh manusia.11

2. Zaman Abad Pertengahan


Ciri-ciri pemikiran filsafat barat abad petengahan antara lain:
– Cara berfikirnya dipimpin oleh gereja.
– Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles.
– Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.
Masa abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh
dengan upaya mengiringi manusia ke dalam kehidupan sistem kepercayaan yang picik
dan fanatik, dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta. Karena itu
perkembangan ilmu pengetahuan terhambat. Masa ini penuh dengan dominasi gereja,
yang tujuannya untuk membimbing umat ke arah hidup yang saleh. Namun, di sisi lain,
dominisi gereja ini tanpa memikirkan martabat dan kebebasan manusia yang
mempunyai perasaan, pikiran, keinginan, dan cita-cita untuk menentukan masa
depannya sendiri12.

11
Ibid. hlm 43.
12
Prof Draji Darmodiharjo,S.H,Pokok-Pokok Filsafat Hukum,(Jakarta:PT.Gramedia Pustaka
Utama),hlm.93

12
Zaman Abad Pertengahan ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan
ilmu pengetahuan. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para teolog,
sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku
bagi ilmu pada masa ini adalah ancilla theologia atau abdi agama. Namun demikian
harus diakui bahwa banyak juga temuan bidang ilmu yang terjadi pada masa ini. Periode
Abad Pertengahan mempunyai perbadaan yang mencolok dengan abad sebelumnya.
Perbedaan itu terutama terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen yang
diajarkan oleh Nabi Isa as. pada permulaan Abad Masehi membawa perubahan besar
terhadap kepercayaan keagamaan. Agama Kristen menjadi problem kefilsafatan karena
mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini
berbeda dengan pandangan Yunani Kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat
dicapai oleh kemampuan akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu.
Abad pertengahan dimulai setelah keruntuhan kerajaan Romawi pada abad ke-5
M. dikatakan sebagai abad pertengahan karena zaman ini berada ditengah-tengah dua
zaman, yaitu zaman kuno dan zaman modern. Abad pertengahan ini sejalan dengan
berkembangnya periode filsafat yang disebut Skolastik, yaitu masa keemasan agama
Kristen dieropa. Filsafat kaum Skolastik merupakan pertemuan antara pemikiran
Aristoteles (yang hidup kembali melalui filsuf-filsuf islam dan Yahudi) dan imam
kristiani. Pertemuan ini menemukan banyak filsuf penting. Mereka sebagian besar
berasal dari kedua ordo baru, yang lahir dalam abad pertengahan, yaitu para dominikan
dan fransiskan. Filsafat mereka disebut Skolastik ( dari kata latin Scholasticus yang
berarti guru) karena dalam periode ini sekolah diajarkan dalam sekolah-sekolah biara
dan Universitas-universitas menurut suatu kurikulum yang tetap dan yang bersifat
internasional. Tokoh-tokoh Skolastik antara lain Albertus Magnus alias Albert Agung
(1206-1280), Joannes Fidanza alias Bonaventura (1221-1257), Thomas Aquinas (1225-
1274), dan Yohanus Duns Scotus (1266-1308). Tema-tema pokok dari ajaran mereka
adalah hubungan antara iman dan akal budi, adanya dan hakikat tuhan,
Antropologi,etika,dan politik. Selain nama-nama di atas, dapat disebutkan pula nama
Boethius (480-524) yang merupakan filsuf pertama Skolastik.13
13
Iibid,. hlm. 36.

13
a. Wahyu sebagai Doktrin
Aurelius Augustinus yang bertumpu pada ajaran kitab injil tentang tuhan sebagai
pencipta alam semesta menjadi pendukung teoritis dari Stelsel kekuasaan gereja dalam
kehidupan manusia. Kepercayaan adalah jalan pengetahuan, ungkap Augustinus.
Augustinus mengajarkan bahwa proses alam semesta berlangsung menurut rencana
tuhan. Rencana itulah yang disebut sebagai hukum abadi. Hukum abadi itu dibaca oleh
bathin manusia sebagai hukum alam yang menerangkan apa yang pantas maupun yang
tidak pantas menerangkan apa yang adil dan yang tidak adil.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

14
Sejarah lahirnya filsafat ilmu pengetahuan dapat dikatakan sejak manusia itu
ada, namun ia tumbuh dan berkembang pada masa tertentu, Kesan pertama yang timbul
sesudah mempelajari sejarah filsafat hukum ialah bahwa masalah hukum agak kabur
sampai zaman sekarang ini. Terdapatlah bermacam-macam teori tentang hukum, yang
banyak berbeda-beda satu dengan yang lain.
Sejarah Filsafat Hukum terbagi atas Filsafat Barat dan Filsafat Timur, Filsafat
Barat sendiri terdiri dari Zaman Yunani Kuno, Zaman Abad Petengahan, Zaman
Modern, Zaman Sekarang.

Daftar Pustaka

- Prof. Dr. H. Zainuddin Ali, M.A, Filsafat Hukum, (Sinar Grafika, Jakarta: 2006)

15
- Carl Joachim Friedrich, Filsafat Hukum Perspektif Historis (Penerbit Nuansa &
Penerbit Nusamedia, Bandung: 2004)
- Dr. Muhammad Syukri Albani Nasution, M.A., HUKUM DALAM
PENDEKATAN FILSAFAT, Jakarta: Kencana. 2016
- Prof Draji Darmodiharjo,S.H,Pokok-Pokok Filsafat Hukum,
(Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama)
- Dr.Muhammad Syukri Albani Nasution,MA dkk,Hukum Dalam Pendekatan
Filsafat (Jakarta:Kencana)
- Prasetyo, Teguh. 2012. filsafat,teori,dan ilmu hukum. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
- Huijbers, Theo. 1982. Filsafat hukum dalam lintasan sejarah. Yogyakarta:
Kanisius

16

Anda mungkin juga menyukai