Anda di halaman 1dari 3

Epicurus (342-271 S.M.

)26
Ia seorang ahli hukum, dilahirkan di Samos, mendapatkan pendidikan di Yunani.
Pandapatnya memyimpang dari pendapat umum yang terdapat di Yunani waktu itu. Sebab
menurut pendapatnya masyarakat itu ada, karena ada-nya kepentingan manusia sehingga
yang berkepentingan bukanlah masyarakatnya sebagai suatu kesatuan, tetapi manusia-
manusia itu yang merupakan bagian daripada masyarakat itu. Dalam hal ini manusia
hanyalah memikirkan hidup untuk diri sendiri demi keselamatan diri pribadinya sendiri.
Karena itu pandangan demikian disebut pandangan yang bersifat induvidualistis.

Dan agar jangan timbul perselisihan di antara para warga itu satu sama lainnnya maka
dibuatlah Undang-Undang sebagai hasil suatu perjanjian. Karena itu para warga di dalam
negara tidak perlu memikirkan negara sebab asal negara sudah tertib, maka pimpinan
negaralah yang harus mengurus kenegaraan.

Kalau dilihat pikiran Epicurus ini merupakan pikiran yang putus asa tatkala negara sedang
menghadapi masa keruntuhan di mana rasa kebangsaan menipis, karena tidak diperdulikan
lagi siapa dan cara bagaimana negara itu di selenggarakan,

Zeno (+ 300 S.M.)28

Pimpinan dari aliran fisafat Stoazijnen yang berasal dari perkataan stoa artinnya “jalan pasar
yang bergambar (beschilderde marktgaanderij) dan ia memberikan serta mengajarkan
pahamnya itu pada murid-muridnya dengan mengambil tempat di jalan yangb bergambar dan
banyak tonggak temboknya. Sebagai hasil dari aliran stoazijnen ini, maka timbul dalam
kebudayaan Yunani apa yang disebut “hukum alam” atau “hukum asasi” (natuurrecht).

Maka oleh ajaran hukum alam dibedakan adannya 2 (dua) alam yaitu:

1. Kodrat Manusia ( natuur van de mens) dan


2. Kodrat Benda ( natuur van de zaak).

Yang dimaksudkan dengan “kodrat manusia” yaitu dilihat kepala sifat-sifat manusia, ialah
kodrat yang terletak dalam budi manusia (menselijke rede) yang merupakan zar hakikat
sedalam-dalamnya dari manusia.
Agamanya bersifat pantheistisch yang berasal dari perkataan pan artinnya di mana-mana dan
Theos artinnya Tuhan. Dengan demikian agama itu menyakinkan bahwa Tuhan itu berada di
mana-mana, di dalam kodrat ini, atau Tiuhan itu merupakan kodrat itu sendiri, Karena
manusia itu merupakan sebagian dari kodrat, maka manusia itu merupakan sebagian dari
Tuhan, Hal ini berkibat, bahwa hukum sebagai ciptaan budi manusia pun merupakan hal yang
abadi dan langgeng serta meliputi segala-galannya, Maka dapatlah disimpulkan, bahwa
hukum alam itu bersifat abadi dan langgeng serta meliputi segala-galannya, karena berlaku
bagi setiap orang di dalam keadaan tempat dan waktu yang mana dan bagaimanapun.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan “kodrat benda” , yaitu kodrat benda yang timbul di
dalam kebudayaan Yunani, ialah kodrat yang mempunyai pengertian sentral kosmos sebagai
lawan daripada chaos. Sebagaimana Socrates, Plato dan Aristoteles pelukisan dunia sebagai
kosmos itu merupakan suatu tata susunan satu kesatuan yang teratur rapi.

Maka paham Zeno tersebut tidak terbatas kepada polis, melainkan betrsifat negara dunia
sehingga terdapat universalisme yang meliputi seluruh manusia, dan mengenai bathin yang
merupakan budi dari manusia itu.

Polybiois (204-122 S.M.)29


Ia seorang ahli negara dan sejarah Yunani dari Megalopolis. Hasil dari penyidikannya itu
ditulis dalam suatu buku tentang sejarah dunia yang terdiri dari 40 jilid dan merupakan hasil
karya historis terbesar yang telah menarik dan sangat mengherankan para ahli di zamannya.

Mengenai negara Polybios melanjutkan pahamnya Aristoteles. Diuraikan dakam buku


tersebut bahwa proses perkembangan, pertumbuhan dan kemerosotan bentuk-bentuk negara
secara psikologis bertalian dengan sifat-sifat manusia menurut ajaran Aristoteles, yaitu
bahwa tiadannya bentuk negara yang abadi, hal itu disebabkan sudah terkandung benih-benih
pengrusakan. Seperti pemberontakan, revolusi, dan sebagainya.

Keinginan akan Perbedaan:


Yaitu terdapatkan hasrat perbedaan terhadap mereka yang merasa dirinya berbeda dengan
orang-orang lain atau merasa dirinya itu lebih tinggi daripada yang lainnya, sehingga
berakibat ingin di perlakukan berbeda dari yang lainnya.
Polybios menjelaskan bahwa sebagai bentuk negara yang tertua, ialah monarki, pemerintahan
dijalankan oleh seorang pimpinan negara, karena orang tersebut mempunyai bakat
kepandaian dan keberanian dari yang lain-lainnya merupakan.

Anda mungkin juga menyukai