PEDOMAN PENULISAN
KARYA ILMIAH
LOGO AKPER
TAHUN 2018
.
BAB I
FORMAT PENULISAN KARYA ILMIAH
B. Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sebagai
berikut:
1. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti
MS Word, Excel, dan lain-lain.
2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan
Ukuran 12 kecuali untuk :
a. Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft
cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan
dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 .
b. Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.
3. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub
sub- bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
4. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau
bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan
sub-judul yang hirarkhinya tidak setingkat), dan sejenisnya. Judul sub
sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal
(italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya
dibuat dengan huruf miring biasa (italic).
5. Batas tepi (margin):
a. Tepi atas : 2.5 cm
b. Tepi bawah : 2.5
c. Tepi kiri : 4 cm
d. Tepi kanan : 2.5cm
6. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:
a. Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah
halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak,
riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan
daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:
1). Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal
2). Riwayat Hidup dan Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda.
3). Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis dengan
menggunakan spasi tunggal
4). Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran
disusun dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
b. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun
dengan menggunakan spasi ganda.
c Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang daftar
referensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar
referensi dengan spasi ganda), dan Lampiran yang ditulis dengan spasi
tunggal atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran.
8. Bilangan dan
satuan:
a.Bilangan diketik
dengan angka
kecuali
bilangan Batas tepi kiri pengetikan
yang A. Judul Sub-Bab (bold)
terletak 1. Judul Sub Sub-Bab (bold)
pada awal a. Judul Sub Sub-Sub-Bab (bold-
kalimat italic)
yang 1). Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab
Sejajar (italic)
dengan harus
batas dieja. 2).Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab
tepi kiri (italic)
b. Judul Sub Sub-Sub-Bab (bold-
italic)
Contoh: 1) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab
Umur (italic) mesin 10 tahun.
Sepuluh 2)Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab perusahaan besar... dan
(italic) seterusnya.
b.Bilangan a) Judul Sub Sub-Sub-Sub- desimal ditandai dengan
koma Sub-Bab (italic) (contoh: Rp1.150,25)
c.Satuan b) Judul Sub Sub-Sub-Sub- dinyatakan dengan
Sub-Bab (italic)
singkatan resmi tanpa tanda titik
2. Judul Sub Sub-Bab (bold)
(kg, cm, dan lain- lain)
B. Judul Sub-Bab (bold)
d. Pecahan 1. Judul Sub Sub-Bab (bold) yang berdiri sendiri
ditulis 2. Judul Sub Sub-Bab (bold) dengan angka,
sedangkan pecahan yang
bergabung dengan bilangan bulat
harus ditulis dengan
huruf/dieja. Contoh:
tiga dua pertiga.
C. Penomoran Halaman
Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman- awal,
halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya, adalah sebagai
berikut:
1.Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan,
halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman dengan
angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan di tengah
bagian bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap dihitung.
2.Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka diberi
nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya). Nomor
halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali bab baru yang tidak
diisi nomor halaman.
3.Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang
disajikan menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman. Contoh:
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Peta Desa Harapan Baru
1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka spasi yang
digunakan adalah satu spasi. Baris terakhir judul terletak dua spasi di
atas garis batas atas tabel.
2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor
tabel terdiri dari dua bagian, bagian pertama menunjukkan nomor bab
tempat tabel itu dimuat, dan bagian kedua menunjukkan
nomor urut tabel pada bab itu. Contoh: Tabel 2.5 menunjukkan
bahwa tabel itu ada di BAB II dan tabel urutan kelima pada
bab itu.
i. Tabel yang memerlukan kertas yang lebih besar dari halaman
naskah dapat diizinkan, tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika
dilipat satu kali sudah mencapai ukuran halaman naskah yang
dimasukkan dalam teks.
j. Dalam setiap tabel tentang data, di bawah tabel tersebut harus
dicantumkan sumbernya dengan ukuran huruf (font) 10 dengan spasi
tunggal (lihat Lampiran).
2. Gambar
a. Yang dimaksud dengan gambar adalah bagan, grafik, peta, diagram, atau
foto.
b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian rupa sehingga garis batas
tersebut tidak melampaui batas tepi kertas.
c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar sejajar dengan batas tepi kiri
dan kanan pengetikan; sedangkan untuk gambar kecil yang
tampilannya menjadi kurang bagus kalau diperbesar, atur ukuran dan
posisinya agar simetris dengan batas tepi halaman (tidak sejajar, tapi jarak
ke tepi kiri dan kanan sama).
d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar, dengan ketentuan:
1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih, spasi yang
digunakan adalah spasi tunggal. Baris terakhir judul terletak
dua spasi di atas gambar.
2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor
gambar terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menunjukkan
nomor bab tempat gambar itu dimuat, sedangkan bagian kedua
menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu. Contoh: Gambar 2.1
menunjukkan bahwa gambar tersebut adalah gambar urutan pertama
pada Bab II.
e. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih besar dari halaman
naskah disajikan sebagai lampiran.
f. Jika ada keterangan gambar, keterangan tersebut ditulis pada tempat
kosong di bawah gambar (tidak diletakkan di halaman lain).
BAB II
PENGGUNAAN BAHASA
Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat krusial dalam
penulisan karya ilmiah. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan oleh penulis
karya tulis ilmiah bisa dipahami oleh pembaca. Oleh karenanya, gunakan
bahasa yang baik dan benar. Ketentuan penggunaan bahasa dalam penyusunan
karya ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku sebagaimana
termuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan (EYD)
2. Kalimat yang dibuat mesti lengkap, dalam arti ada subyek, predikat, obyek
dan/atau keterangan.
3. Satu paragraf terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat inti dan
kalimatpenjelas.
4. Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah di-
Indonesia-kan.
5. Istilah (terminologi) asing boleh digunakan jika memang belum ada
padanannya dalam bahasa Indonesia atau bila dirasa perlu sekali (sebagai
penjelas/konfirmasi istilah, diletakkan dalam kurung), dan diketik dengan
menggunakan huruf miring.
6. Kutipan dalam bahasa asing diperkenankan namun harus diterjemahkan atau
dijelaskan maksudnya, dan ditulis dengan huruf miring (italic).
7. Hal-hal yang harus dihindari:
a. Penggunaan kata ganti orang pertama atau orang kedua (saya, aku, kami,
kita, kamu). Pada penyajian ucapan terima kasih di bagian Kata Pengantar,
istilah “saya” diganti dengan “penulis”.
b. Menonjolkan penulis dalam menguraikan karya tulis ilmiah.
c. Pemakaian tanda baca yang tidak tepat.
d. Penggunaan awalan di dan ke yang tidak tepat (harus dibedakan dengan
fungsi di dan ke sebagai kata depan).
e. Memberikan spasi antara tanda hubung atau sebelum koma, titik, titik
koma, titik dua, tanda tanya, tanda kurung, dan sejenisnya.
f. Penggunaan kata yang kurang tepat pemakaiannya dalam penulisan karya
ilmiah.
.
Beberapa contoh kesalahan yang sering di jumpai dalam penyusunan karya ilmiah
beserta koreksinya sebagai berikut :
Benar:
Menurut Ichlasul Amal (1994), pemerintah Indonesia menghadapi dilema dalam
melakukan desentralisasi dan demokratisasi.
Benar:
perspektif politik, Kepala Desa yang di pilih langsung memiliki posisi tawar
yang lebih di banding Kepala Desa yang di tunjuk. Karenanya, arus aspirasi
Benar:
Sistem pemerintahan di tingkat desa telah disempurnakan. Dilihat dari
perspektif politik, Kepala Desa yang dipilih langsung memiliki posisi tawar
yang lebih besar dibanding Kepala Desa yang ditunjuk. Karenanya, arus aspirasi
Benar:
Kecamatan Long Iram terdiri dari beberapa desa, yang sebagian di antaranya
tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.
Salah:
Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting behaviour
dalam pemilihan umum?.
Benar: (tanpa spasi sebelum tanda tanya, tanpa titik setelah tanda tanya)
Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting behaviour
dalam pemilihan umum?
Contoh 7: Jika-maka
Salah:
Jika pemerintah pusat tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga
otonomi polittik. Maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam menyelesaikan
persolan-persoalan di daerahnya.
Benar:
Jika pemerintah tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga otonomi
politik, maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam penyelesaikan persoalan-
persoalan di daerahnya.
BAB III
RUNNING NOTES DAN FOOTNOTES
Atau:
Syamsudin Haris (2006) memberi terminologi ”partai desimal” untuk partai yang
perolehan suara suaranya kurang dari satu persen.
Jika referensinya dua pengarang atau lebih, pemisahannya memakai tanda ”,”
(koma). Contoh:
Pembahasan yang mendalam tentang militer dan politik di Indonesia banyak
dilakukan oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979, Jenkins 1986,
Jika referensinya dua buku dengan tahun terbit yang berbeda tapi ditulis oleh
pengarang yang sama, maka penulisannya adalah sebagai berikut:
Menurut Harold Crouch (1979, 1988), keterlibatan militer (military
dilakukan oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979, 1988; Jenkins
perspektif pemikiran.
Tanda baca “;” (titik koma) juga dipakai untuk menghindari kekeliruan
penggunaan tanda “,” (koma) dalam pemisahan referensi yang satu dengan
referensi yang lainnya dan dalam referensi yang ditulis oleh tiga pengarang.
Contoh:
Atau:
agribisnis.
Dalam rentang waktu yang cukup lama (era Orde Baru), kabupaten/ kotamadya
1
2
Beberapa ahli mendefinisikan collective good sebagai barang, fasilitas, sarana-prasarana, dan
sejenisnya, yang mana individu-individu tertarik atau tak bisa lepas dengannya (karena
mereka merasa akan memperoleh manfaat darinya) dan jika diberikan ke atau digunakan oleh
orang lain, siapa saja (semua individu) akan tetap bisa menggunakan atau memanfaatkan
collective good itu (Marwell dan Oliver 1993:4). Lihat juga Oberschall (1997).
3
http://en.wikipedia.org/wiki/Democracy#Constitutional_monarchs_and_upper_
chambers (diakses 15 April 2008 ).
BAB IV
PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI
PADA TEKS UTAMA
A. Jenis-Jenis Kutipan
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil karya,
atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya
(yang dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan di teks utama, sebutkan
referensinya dengan menulis nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor
halamannya.
a. Jika jumlah kata kutipan tidak lebih dari tiga baris, kutipan tersebut
diketik dengan jarak dua spasi dan diberi tanda petik. Contoh:
b. Jika jumlah kata kutipan lebih dari tiga baris, kutipan diketik pada garis baru,
sejajar dengan awal alinea baru, berjarak satu spasi, dan tanpa tanda petik:
negara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan (kecil) yang kira-kira
sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda dari satu negara
ke negara lain, misalnya di Inggris jumlah penduduknya kira-kira 500.000
orang dan India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik hanya berhak atas
satu wakil, maka calon yang memperoleh suara pluralitas (suara terbanyak)
dalam distriknya menang.
Atau (jika huruf “n” kecil dalam kata “negara” diganti dengan huruf “N” besar
dalam kata “Negara”):
[N]egara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan (kecil) yang kira-
kira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda dari satu
negara ke negara lain, misalnya di Inggris jumlah penduduknya kira-kira
500.000 orang dan India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik hanya
berhak atas satu wakil, maka calon yang memperoleh suara pluralitas (suara
terbanyak) dalam distriknya menang.
c.Jika kutipan memakai bahasa asing, kutipannya ditulis dalam huruf miring.
Contoh:
neither allows for a formal nor a defacto competition for power. Other
Atau:
Seorang pakar ilmu politik, yang banyak mengamati perilaku partai politik,
formal nor a defacto competition for power. Other parties are permitted to
exist, but as second class, licensed parties” (Sartori, dalam Gaffar 1992:37).
Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara dalam
mengutip secara tidak langsung. Pertama, dengan meringkas,
menyimpulkan, atau merujuk pokok-pokok pikiran orang lain. Contoh:
Penyusun skripsi yang meringkas atau merujuk pokok-pokok pikiran (pendapat)
Huntington tentang gelombang demokratisasi di dunia ini dalam bukunya The
Third Wave of Democratization:
Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa dibagi menjadi tiga
periode, yakni demokratisasi gelombang pertama yang berlangsung
antara 1828-1926, demokratisasi gelombang kedua yang terjadi antara 1943-
1962, dan demokratisasi gelombang ketiga yang dimulai dari tahun 1974
sampai tahun1990-an (Huntington 1991). Mengingat sekarang masih banyak
rejim-rejim otoriter, apakah akan ada gelombang demokratisasi keempat?
Kalimat paraphrasenya:
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan
umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki variannya
sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah pemenangnya—yang akan
menjadi wakil di parlemen—adalah satu orang, sedangkan dalam sistem
proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah pemilihan
adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan suaranya
(Budiardjo 1982:4).
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan
umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki variannya
sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah pemenangnya—yang akan
menjadi wakil di Dewan Perwakilan Rakyat—adalah satu orang, sedangkan
dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah
pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan
suaranya (Budiardjo 1982). Mengenai sistem mana yang lebih cocok untuk
diterapkan di suatu negara, hal ini tergantung dari sejarah negara yang
bersangkutan, kesiapan penduduk, geografi wilayah, dan lain sebagainya
(Gaffar 1999).
3. Jika suatu tulisan mempunyai dua atau tiga penulis, gunakan kata “dan “ dalam
teks tetapi gunakan simbol “&“ dalam rujukan referensi langsung (running notes).
Contoh 1:
agar bisa melayani masyarakat dengan baik. Namun birokrasi yang gemuk dan
Plastrik (2001), birokrasi yang gemuk dan lamban perlu dipangkas agar lebih
Dalam pandangan Osborne dan Plastrik, birokrasi yang gemuk dan lamban
perlu dipangkas agar lebih efisien dan lincah (Osborne & Plastrik 2001).
Contoh 3:
Kata ini berasal dari ”kata strategos dari Yunani yang berarti ’jenderal.’
5. Untuk mengutip lebih dari satu tulisan yang ditulis oleh seorang penulis,
gunakan huruf kecil “a, b, c” untuk mengidentifikasi tulisan yang
dipublikasikan pada tahun yang sama oleh penulis yang sama. Contoh:
”(Thompson 2000a)” dan ”(Thompson 2000b)”. Kemudian gunakan
”2000a” dan ”2000b” untuk tahun terbitnya dalam Daftar Pustaka.
6.Jika penulisnya adalah korporat, lembaga, atau organisasi yang namanya cukup
panjang, nama lengkap dari korporat, lembaga, atau organisasi ini ditulis ketika
pertama kali disebut dan singkatannya diletakkan dalam tanda kurung. Untuk
selanjutnya, penyebutannya cukup singkatannyasaja. Penulisan referensi
dalam running notes adalah singkatannya. Contoh:
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific
beberapa konteks oleh UNESCAP ini kemudian dirujuk oleh banyak ahli (lihat
Holtz 2002, Conyon 2008, Lee & Yoo 2008, Bauwhede & Willekens 2008).
b.Koran:
juga ditemukan bahwa bahwa banyak kasus korupsi yang terjadi atas nama
a.Sebuah sumber online dikutip dengan cara yang sama seperti sumber
yang dicetak, yakni dengan mencantumkan nama
penulis/organisasi, nama website, atau pemilik website diikuti oleh tahun
publikasi dan tanggal akses (URL-nya dicantumkan di Daftar Pustaka).
2)Bila URL-nya relatif panjang, cantumkan URL dan tanggal akses pada catatan
kaki (footnote) dengan ukuran huruf 10. Contoh penulisan: lihat Bab III huruf
B nomor 3 pada Bagian Pertama buku ini.
.
Namun dalam Pemilu yang baru saja usai Partai X dikalahkan secara
telak oleh Partai Y. Menurut seorang tokoh masyarakat, partai ini bisa
Kegiatan illegal logging di wilayah ini sudah sangat parah, dan upaya untuk
membasminya seperti menegakkan benang basah. Banyak pihak yang terlibat,
mulai dari oknum-oknum aparat sampai masyarakat sendiri. Semuanya punya
alasan atau logikanya sendiri-sendiri mengapa mereka tetap melakukan,
mendukung, atau menutup mata atas kegiatan tersebut. Jika hutan itu nanti tandus,
apa yang masih bisa kita wariskan kepada anak cucu kita? (Suparlan, wawancara,
21 Juli 2007).
Ada perbedaan pendapat tentang hal ini. Sekretaris Desa, Budi Rahman,
bahwa masih ada prosedur yang belum dilakukan (wawancara, 24 Juni 2007).
Di desa yang kelihatannya damai, tentram, dan sejuk ini, situasinya sebenarnya
antara dua mantan calon Kepala Desa, yang memakai isu etnis dalam
ini dikonfirmasi oleh seorang peneliti dari Italia yang sudah lama tinggal
A. Ketentuan Umum
Ketentuan-ketentuan umum penulisan Daftar Pustaka dalam sebuah karya ilmiah
adalah berikut:
1.Hanya referensi-referensi yang disebut dalam teks utama yang
dimasukkan dalam daftar referensi. Gunakan judul Daftar Pustaka pada
halaman yang memuat daftar referensi.
2.Referensi-referensi berupa hasil komunikasi personal, wawancara, dan
sejenisnya, tidak dimasukkan dalam Daftar Pustaka (kecuali hasil
wawancara yang dimuat dalam suatu penerbitan).
3.Gelar pengarang tidak dicantumkan.
4.Daftar referensi disusun menurut abjad dengan satu spasi.
5.Ketik baris pertama dari setiap referensi rata kiri, dan baris selanjutnya
masuk ke dalam (hanging) satu sentimeter atau lima spasi.
6.Dari satu referensi ke referensi lainnya diberi jarak dua spasi.
7.Jika referensi dalam Daftar Pustaka terdiri dari berbagai kategori (buku,
dokumen-dokumen, koran/majalah, sumber internet, dsb), kelompokkan
referensinya sebagai berikut:
a. Untuk buku-buku, jurnal, proceedings, laporan penelitian, diktat, dan
sejenisnya, tidak perlu diisi nama kategori (referensi utama)
b. Masukkan referensi berupa Undang-Undang, Peraturan, SK,
dokumen-dokumen, Berita Acara, dan sejenisnya dalam kategori:
Dokumen-Dokumen.
c. Masukkan referensi yang berasal dari majalah, koran ke dalam
kategori: Majalah [jika hanya berisi sumber dari majalah], Koran
[jika hanya berisi sumber dari], atau Majalah/Koran [jika berisi
sumber dari majalah dan koran].
d. Masukkan referensi yang berasal dari internet dalam kategori:
Sumber Internet.
e. Dan kategori lainnya (bila dianggap perlu)
B. Ketentuan Khusus:
Ketentuan-ketentuan khusus dalam penulisan Daftar Pustaka dijelaskan dalam
uraian berikut:
1. Referensi dari Buku:
a. Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad.
b. Penyebutan referensi dalam Daftar Pustaka dimulai dengan nama
penulis (nama keluarga/belakang, nama depan) [titik], tahun
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
publikasi [titik], judul buku dicetak miring [titik], tempat publikasi [titik
dua], penerbit [titik].b
Contoh:
c. Buku yang dikarang oleh dua atau tiga pengarang, penulisannya sebagai
berikut berikut:
d. Jika sebuah buku mempunyai empat atau lebih penulis, cantumkan penulis
pertama, diikuti dengan et al. untuk mengindikasikan penulis lainnya:
e. Jika sebuah buku terdiri tiga pengarang atau lebih dan ada pengarang yang
namanya terdiri dari satu kata (tanpa nama keluarga/belakang), maka
penulisannya memakai tanda titik koma (;) untuk membedakan pengarang
satu dengan lainnya. Contoh:
Atau:
Setiawan, Hawe; Suranto, Hanif; dan Istianto. (1999). Negeri
Dalam Kobaran Api: Sebuah Dokumentasi Tentang
Tragedi Mei 1998. Jakarta: Lembaga Studi Pers dan
Pembangunan (LSPP).
f.jika referensinya adalah seorang pengarang dengan dua karya ilmiah maka
nama pengarang tersebut di urutan kedua ditulis dengan “_____.” (garis
babawah panjang [titik], yang artinya sama atau idem) dan referensinya diurut
secara kronologis (tahun terbit tulisan/buku), bukan secara alfabetis. Contoh:
Sihbudi, M. Riza.( 1992). “Politik, Parlemem, dan Oposisi di Ian
Pasca-Revolusi.” Jurnal Ilmu Politik, No. 11, 31-44.
_____. 1998. “Konflik Lebanon: Pertalian Antara Berbagai
Kepentingan.” Jurnal Ilmu Politik, No. 3, 68-81.
g. Jika referensi pertama adalah seorang pengarang dengan karya ilmiah yang dibuat
sendiri, dan dalam referensi kedua pengarang ini membuat karya ilmiah dengan
orang lain, maka referensi kedua ditulis dengan “_____, dan pengarang lain”
(garis bawah panjang [koma] dan pengarang lain). Contoh:
Collier, Paul. 1998. “On the Economic Consequences of Civil
War.” Dalam Oxford Economic Papers 51 (1999, 168- 83).
Washington DC: The World Bank.
_____, dan Hoeffler, Anke. 1999. Justice-Seeking and Loot-
Seeking in Civil War. Washington DC: The World Bank,
February 17th, 1999.
Dengan pola penulisan yang sama, referensi di Daftar Pustaka bisa seperti di
bawah ini:
i.Sebuah buku yang ditulis oleh korporat, lembaga atau organisasi disusun
seperti berikut :
The World Bank. (2007). Minding the Gaps: Integrating Poverty
Reduction Strategies and Budgets for Domestic
Accountability. Washington: The World Bank.
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the
Pacific (UNESCAP). 2008. Economic and Social Survey
of Asia and the Pacific 2008 . Bangkok: UNESCAP
j.Untuk buku yang diedit, di dalam Daftar Pustaka referensinya disusun seperti
berikut :
30
k. Artikel dalam buku:
Tahun terbit referensi untuk artikel dalam buku hanya ditulis satu kali (karena
umumnya sama), kecuali disebutkan bahwa tahun terbit artikel untuk pertama
kalinya (atau copyrightnya) berbeda dengan tahun terbit buku.
BAB VI
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Pada Bab ini akan diuraikan tentang sistematika penulisan makalah sebagai
berikut
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini disusun untuk memberi gambaran tentang isi makalah secara
krseluruhan..Bab pendahuluan dibagi menjadi sub-sub bab yaitu latar
belakang ,tujuan penulisan,metode dan sistematika penulisan.
A.Latar belakang
Pada latar belakang ini mengemukaan semua permasalahan – permasalahan
yang melatar belakangi pengambilan kasus ,isi latar belakang meliputi fakta-
fakta maupun data ,yang disajikan dari yang sifatnya umum (luas),semakin
lama semakin spesifik mengkait pada kasus yang dirawat dan diakhiri
dengan perumusan masalah.
B.Tujuan penulisan
Tujuan penulisan pada dasarnya adalah harapan yang ingin dicapai atau
diketahui oleh penulis .Tujuan yang dimaksud harus sesuai dengan judul
dan permasalahan.
Contoh :
Rumusan masalah : bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan
hepatitis dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan ? maka
tujuan utama penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mendapatkan
pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
hepatitis dengan menggunakan proses keperawatan.
Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan pengalaman nyata
dalam:
1.Melakukan pengkajian pada klien hepatitis
2.Menganalisa data yang ditemukan pada klien hepatitis untuk
merumuskan diagnosa keperawatan.
3.Membuat rencana keperawatan pada klien hepatitis
4.Melaksanakan rencana keperawatan yang telah disusun pada klien
hepatitis
5.mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien hepatitis
6.Membuat pendokumentasian pada klien hepatitis
36
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup menerangkan batasan penulisan makalah ilmiah sesuai
dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien yang dilakukan
selama 3 hari dengan mencantumkan waktu pelaksanaan pemberian
asuhan keperawatan tersebut .
Contoh ; penulisan makalah ini merupakan pembahasan pemberian asuhan
keperawatan pada klien Tn X dengan hepatitis di ruang perawatan umum
Lantai VI RSPAD Gatot Soebroto Jakarta yang dilaksanakan selama 3 hari
dari tanggal 14 Juni sampai dengan 16 Juni 2018.
D. Metode
Yang dimaksud dengan metode penulisan makalah ilmiah ini adalah
pendekatan yang digunakakandalam menghi8mpun data atau
informasi.makalah ilmiahinimerupakan laporan pengalaman mahasiswa
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus yang dirawat selama
tiga hari.Dalam metode ini disebutkan juga bagaimana penulis
memperoleh data atau informasi ( misalnya
wawancara,,observasi,pengukuran,angket,dll) dan tujuan serta sumber
data.
Contoh :
1. Metode deskriptif ,tipe studi kasus dengan pendekatan proses
keperawatan .Tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan
cara wawancara ,angket,observasi dan pemeriksaan fisik.Sumber data
yang digunakan adalah data primer diperoleh langsung dari klien
sedangkan data sekunder diperoleh dari keluarga,tenaga
kesehatan,dokumen hasil pemeriksaan penunjang lainya ( pilih yang
digunakan ).
2. Studi Kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan garis-garis besar isi karya tulis dimulai
dari Bab satu sampai dengan bab lima.Jelaskan isi masing-masing Bab
atau atau sub bab dengan cara naratif.
Contoh :
Bab satu : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang
lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab dua : Tinjauan
teori yang terdiri dari pengertian, patofisiologi, penatalaksanan
, pengkajian, diagnosa keperawatan,intervensi dan evaluasi. Bab tiga :
Tinjauan Kasus terdiri dari pengkajian ,diagnosa keperawatan, intervensi,
Implementasi dan evaluasi.bab empat : Pembahasan yang dimulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Bab lima : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
A. Pengertian
Pada sub bab ini dituliskan pengertian penyakit berdasarkan literature,
apabila pengertian ini diambil dari beberapa literature harus ada suatu
kesimpulan dari penyakit tersebut .
B. Patofisiologi
Penulisan patofisiologi ini dituliskan dari etiologi, proses terjadinya
penyakit sampai timbulnya gejala dan komplikasi. Dalam penulisan
patofisiologi ini harus berdasarkan literature (tidak memindahkan
literature, menggunakan beberapa refrensi dan menggunakan bahasa
sendiri ).
D. Pengkajian
Meliputi factor predisposisi dan factor presipitasi berdasarkan kasus dan
manifestasi klinis serta pemeriksaan diagnostic yang menunjang ( pada
38
Contoh :
Pengkajian pada klien dengan hepatitis menurut Doengoes (2000) &
Barbara,(2001 ) diperoleh data sebagai berikut :
1.Sistem Penglihatan
2.Sistem Pencernaan
3.Sistem ………… dst.
E. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan data yang ada pada pengkajian teori dan diambil dari inti
beberapa buku referensi ( diagnosa keperawatan ini menurut siapa)
Contoh ;
Diagnosa Keperawatan berdasarkan analisa data menurut Doengoes,
(2000) & Barbara,(2001) ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut
:
1.Perubahan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat sekunder terhadap anoreksia .
2…………………………………dst.
F. Perencanaan
Perencanaan ditulis sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ada pada
teori mencakup tujuan ,criteria evaluasi dan rencana tindakan untuk setiap
diagnosa keperawatan ( evaluasi sudah tercakup dalam criteria evaluasi )
Contoh :
Setelah diagnosa keperawatan ditemukan,dilanjutkan dengan perencanaan
keperawatan untuk setiap diagnosa keperawatan (sesuai teori ).
1.Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat sekunder terhadap anoreksia .
Tujuan :………………..
Krteria Evaluasi :1)Terjadi peningkatan berat badan,2)Nilai laboratorium
(Hb,Albumin) dalam batas normal,3)Menunjukan perilaku perubahan pola
hidup untuk meningkatkan berat badan yang sesuai .
Intervensi:1)Awasi pemasukan diit/jumlah kalori , 2)Berikan makan
sedikit dalam frekuensi sering sesuai dengan jumlah kalori ,3)Berikan
perawatan mulut sebelum makan, 4)Anjurkan makan pada posisi duduk
tegak dst.
BAB.III:TINJAUAN KASUS
Bab ini menuliskan pengalaman nyata yang dilakukan mahasiswa, selama 3
hari merawat klien mulai dari kegiatan pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi ( menggambarkan asuhan
keperawatan selama 3X24 jam, dan hari ke -4 dilakukan evaluasi ).
Penulisanya secara sistematis dan jelas meliputi :
A. Pengkajian
1.Identitas klien
2.Riwayat keperawatan
a.Riwayat kesehatan sekarang
b.Riwayat kesehatan masa lalu
c.Riwayat kesehatan keluarga (genogram,3 generasi dari klien dan
diberikan keterangan penyakit-penyakit yang diderita oleh keluarga yang
menjadi factor resiko ).
d.Riwayat psikososial dan spiritual
e.Kondisi lingkungan rumah
f. Pola kebiasaan sehari hari sebelum dan sesudah sakit
1)Pola nutrisi
2)Pola eliminasi
3) dst
3.Pengkajian Fisik
a.Sistem penglihatan
b. Sistem pendengaran
c.Dst
4.pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan penunjang ini dituliskan tanggal pemeriksaan, jenis
pemeriksaan, hasil pemeriksaan, satuanya dan nilai normal.
5.Penatalaksanaan
40
7.Data Fokus
Data- data yang menunjang untuk dilakukan analisa, termasuk data- data
yang menentukan diagnosa keperawatan meliputi data-data abnormal dan
normal untuk menunjang masalah resiko dan potensial diambil dari
kesimpulan data dasar terdiri dari data subyektif dan obyektif ( data yang
ditulis dalam data focus harus ada didalam pengkajian data dasar )
8.Analisa data
Analisa data dibuat dalam bentuk kolom. Data yang dianalisa adalah data
yang berdasarkan data focus dan dikelompokan sesuai dengan data
penunjangnya terdiri dari data subyektif dan data obyektif.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditulis berdasarkan hasil analisa data dan disusun
menurut prioritas masalah/diagnosa keperawatan dan dituliskan tanggal
ditemukan ( tidak perlu dituliskan data subyektif dan data obyektif ).
C .Perencanaan
Perencanaan tindakan dibuat sesuai dengan diagnosa keperawatan dan
disusun untuk setiap diagnosa keperawatan yang meliputi tujuan dan
criteria ( SMART ), serta intervensi. Rencana tindakan keperawatan baik
tindakan independent dan kolaborasi disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan. Dalam menyusun rencana tindakan harus sistematis ( dari
tindakan mandiri kemudian tindakan kolaborasi ), operasional ( bisa
dilakukan semua perawatan ), menggunakan kalimat perintah, dan ditulis
nomor urut intervensi .
D.Pelaksanaan
Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan selama 3 X 24 jam ,sesuai
dengan perencanaan. Pendokumentasin dilengkapi dengan tanggal , pukul,
tindakan yang dilakukan dan respon klien setiap kali dilakukan tindakan
keperawatan ( evaluasi proses ).
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan mengacu pada waktu yang ditetapkan dalam tujuan.
Evaluasi menggunakan SOAP dan dilakukan pada setiap diagnosa yang
ditemukan sesuai kasus.Dalam pendokumentasian evaluasi dituluskan no
diagnosa keperawatan, tanggal, pukul, evaluasi klien terdiri dari S:
Subyektif dan O : Obyektif yang mengacu pada criteria hasil, sedangkan A :
(Assesment/analisa ) adalah kesimpulan terhadap hasil analisa dengan
membandingkan hasil yang diperoleh dengan criteria hasil untuk menilai
sejauh mana pencapaian tujuan. ( Tujuan tercapai , masalah teratasi; tujuan
belum tercapai masalah belum teratasi, tujuan tercapai sebagian,masalah
belum teratasi ).P ;adalah perencanaan, ditulis rencana dihentikan bila
tujuan tercapai, bila tujuan tercapai sebagian dan rencana tindakan tidak
seluruhnya dilaksanakan maka dituliskan nomor intervensi yang dilakukan
dan bila dimodifikasi apa modifikasinya langsung ditulis.
Contoh :
Untuk poin C,D,E bila ditulis narasi digabungkan dan diberikan pengantar
pada sub bab ,bab ini akan diuraikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
untuk setiap diagnosa keperawatan secara tuntas.
A.Pengkajian
Membahas ketidaksesuaian hasil pengkajian secara teori dan kasus
42
B. Diagnosa Keperawatan
Membahas kesenjangan antara teori dan kasus, yang dibahas adalah
perbedaan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus dan diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada teori , kemukakan alasannya secara
rasional sesuai patofisiologi.Identifikasi factor penunjang dan penghambat
bila menemukan hambatan apa alternative penyelesaiannya.
C. Perencanaan
Membahas prioritas masalah sesuai dengan teori atau tidak, bila tidak
kemukakan rasionalnya, kesenjangan tujuan dan criteria antara teori dan
kasus, perbedaan rencana tindakan pada teori dan kasus, juga membahas
factor penunjang dan penghambat didalam perencanaan serta
penyelesaiannya.
D.Pelaksanaan
Membahas pelaksanaan rencana tindakan keperawatan apakah semua
rencana tindakan keperawatan dapat dilaksanakan untuk setiap diagnosa
keperawatan , bila tidak kemukakan alasanya. Dalam pelaksanaan apakah
ada hambatan dalam penyedian alat-alat dan dokumentasi tindakan
keperawatan dan kemukakan penyelesaianya untuk mengatasi hambatan
tersebut.
E.Evaluasi
Membahas tentang evaluasi yang dilakukan pada setiap diagnosa
keperawatan. Bila diagnosa keperawatan tidak teratasi sesuai dengan
rencana kemukakan alasanya. Identifikasi factor penunjang dan
penghambat ( pendokumentasian hasil tindakan untuk setiap diagnosa
keperawatan. Apabila ada hambatan apa jalan keluarnya).
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan pembahasan di bab IV dan menjawab
tujuan penulisan.
1.Pengkajian, inti dari aspek – aspek yang menonjol pada pembahasan
pengkajian.
2. Diadnosa keperawatan, inti dari aspek-aspek yang menonjol pada
pembahasan diagnosa keperawatan.
3. Perencanaan , inti dari aspek-aspek yang menonjol pada pembahasan
rencana tindakan.
4.Pelaksanaan, inti dari aspek-aspek yang menonjol pada pembahasan
implementasi.
5. Evaluasi, inti dari aspek aspek yang menonjol pada pembahasan evaluasi
.
B.SARAN
1. Menjawab kesenjangan /mengatasi kesenjangan atau factor-faktor yang
mendukung pada kesimpulan.
2. Saran dapat berupa perbaikan atau mempertahankan apa yang sudah
baik
3. Ditujukan pada klien, Rumah Sakit, teman sejawat berdasarkan hal-hal
yang telah dimuat dan bersifat operasional ( dapat diaplikasikan ).
BAB VII
KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PENULISAN MAKAKAH
KARYA TULIS ILMIAH
b.Halaman judul
Sama dengan sampul, namun warna dasar putih tulisan hitam.
Halaman judul merupakan halaman pertama makalah ilmiah, namun
halaman “ i “ tidak dicantumkan.
c. Halaman persetujuan
Yaitu lembar yang berisi persetujuan dari Direktur dan pembimbing
bahwa makalah ilmiah diajukan untuk diujikan paling atas ditulis :
Makalah ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada ……………..
“ ini telah disetujui untuk diujikan pada ujian sidang dihadapan tim
penguji .
Empat spasi ditulis ‘ Pembimbing “ ,lalu enam spasi kebawah lagi nama
pembimbing. Delapan spasi dibawah nama pembimbing ditulis
mengetahui Direktur Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto dan
enam spasi kebawah berikutnya nama direktur .
Contoh :Lampiran 2
d. Halaman pengesahan
Yaitu ;lembar pengesahan dari penguji. halaman ini disediakan dan diisi
setelah pelaksanaan ujian dari makalah ilmiah telah diperbaiki ( bila
diperlukan /bila ada perbaikan )
Contoh : Lampiran 3
f. Halaman Motto
Bila ada ,diletakan sebalum kata pengantar
g. Abstrak
Merupakan ulasan singkat dari masalah yang dibahas ,alasan dan
tujuan ,metode yang digunakan ,dan implementasi dari hasil
tersebut.Jumlah kata yang digunakan dalam abstrak sebanyak 600 kata
atau 2/3 halaman diketik Satu spasi diletakan sebelum kata
pengantar .Abstrak tidak perlu diberi indeks berarti tidak dicantumkan
didaftar isi.
h. Kata Pengantar
Isinya menyampaikan maksud dan tujuan penyusunan makalah ilmiah ,
ucapan terima kasih dan harapan-harapan manfaat makalah ilmiah
bahkan permohonan kritik-kritik yang membangun dari pembaca.
Dengan adanya “kata pengantar” ini , maka harus diikuti pencantuman
penulis dipojok bawah sebelah kanan sejauh empat spasi dari baris
terakhir.
i. Daftar Isi
Menggambarkan sistematika atau garis besar isi makalah ilmiah.Daftar isi ini
gunanya untuk memudahkan pembaca memperoleh bagian yang dikehendaki
tanpa membuka halaman perhalaman.daftar isi disusun teratur berurutan
nomor halaman,dan memuat :
- daftar table
- Daftar gambar/ilustrasi
- Judul bab dan sub bab
- Daftar Kepustakaan
- Daftar singkatan dan simbul ( bila ada )
- Lampiran
j.Daftar Tabel
Menggambarkan sistematika table yang ada. Daftar table diketik seperti
daftar isi,nomor table menggunakan huruf arab.Penomoran tabel sesuai
dengan nomor bab.Contoh : Tabel 2-1 artinya table yang kesatu yang
terdapat di bab dua.Judul table dalam daftar darus sama dengan judul pada
tulisan ,judul yang panjang sehingga memerlukan baris dibawahnya diberi
antara satu spasi dan masuk kedalam dimulai pada ketuk kelima,antara
judul table dengan judul table berikutnya diberi jarak dua spasi.
k. Daftar Lampiran
46
2.Bagian isi
Yang terdiri dari Bab I sampai dengan Bab V , sebagaimana telah
ditrangkan pada bagian dua buku ini.
3.Bagian Penutup
Yang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran – lampiran :
a.Daftar Pustaka
Daftar pustaka yang digunakan meliputi 5 buah buku keperawatan dan 5
buah buku penunjang dengan ketentuan terbit 10 tahun terakhir. Daftar ini
memuat suatu daftar yang yang lengkap tentang informasi /rujukan yang
telah digunakan dalam penyusunan makalah ini, meliputi semua bahan yang
telah dikutip penulis,kecuali bahan – bahan yang tidak diterbitkan dan tidak
dapat diperoleh diperpustakaan, sehingga pembaca tidak dapat menelusuri
kembali.
Bahan seperti keterangan pribadi , hasil diskusi dengan pembimbing ,hand
out,catatan kuliah dan semua tulisan-tulisan yang tidak diterbitkan tidak
dimasukan dalam daftar pustaka. Namun bila ini dianggap penting sebagai
sumber dapat ditulis sebagai catatan kaki.
Contoh yang dapat dimasukan daftar pustaka :
Semua buku dapat diterbitkan, majalah, bulletin, Koran dan sebagai
pengecualian skripsi, tesis dan hasil /laporan penelitian dapat damasukan
disini,karena skripsi, tesis ada diperpustakaan dan hasil penelitian juga
disebarluaskan bahkan juga di perpustakaan-perpustakaan.
b. Lampiran
Yang dimaksud lampiran adalah semua karangan, daftar grafik/gambar
tambahan yang dianggap mengambil tempat terlalu banyak sehingga akan
mengganggu bila ditempatkan dibagian tulisan utama.sebagai contoh ; Peta,
rumus-rumus, formulir ataupun kuisioner.
Lampiran harus diberi nama dan nomor disudut kanan atas , dan didahului
oleh suatu halaman yang hanya perkataan yang memuat “lampiran “ dan
ditempatkan ditengah – tengah halaman.Lampiran sebagaimana gambar dan
tabel , dapat diindeks untuk lampiran harus sama dengan kertas pada
halaman lainnya. Bila lampiran berasal dari guntingan kertas atau Koran
dapat digunakan fotocopynya.
C.TEKNIK PENGETIKAN
1. Tehnik Pengetikan
a. Makalah diketik dengan jarak dua spasi
b. Huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan font
12.
c. Untuk seluruh naskah dipergunakan tipe huruf yang sama
d. Lambang,huruf atau tanda yang tdk terdapat pada mesin tulis
/computer ditulis dengan rapi menggunakan tinta hitam.
e. Jika alat ketik /computer tidak menyediakan huruf kursif, huruf
itu dapat diganti dengan huruf biasa dengan diberi garis
bawahnya.
f. Alenia baru tidak diberi indensi,tetapi jarak antar paragraph
sebesar 2 kali jarak antar garis /kalimat.
3. Jarak Tepi:
48
Ketikan terletak :
a. Dari tepi atas : 2,5 cm
b. Dari tepi bawah : 2,5 cm
c. Dari tepi kiri : 4 cm
d. Dari tepi kanan : 2,5 cm
4. Nomor Halaman :
Halaman makalah rujukan diberi nomor urut dengan angka arab,
dimulai dengan angka 1 dan seterusnya ( termasuk halaman rujukan
dan lampiran ). Semua nomor halaman diketik pada setiap halaman
(kanan atas ). Sedangkan untuk bab baru nomor halaman ditulis
dibawah tengah.
7. Makalah ilmiah
Makalah ilmiah yang diserahkan kepada pendidikan sebanyak satu
buah, sesudah dijilid hard copy , makalah ini diperuntukan untuk
perpustakaan Akper RSPAD Gatot Soebroto.
E. BAHASA
Dalam penulisan makalah ilmiah hendaknya digunakan bahasa Indonesia
yang baku dan ejaan yang telah disempurnakan.
50
Apabila terpaksa harus menggunakan kata asing atau istilah yang tidak
lazim digunakan dalam bahasa Indonesia, kata tersebut agar diketik
dengan huruf ITALIK,yaitu huruf yang dicetak miring.Bila tidak ada
mesin ketik seperti itu dapat dicetak biasa dan diberi garis bawah.
F. SISTIMATIKA
Dalam menuangkan isi makalah agar diperhatikan:
1. Alur atau sistematika berfikir dan penuanganya dalam bentuk tulisan ,
antara lain :keterkaitan antar bab dengan bab lainnya, keterkaitan
antara alenea dengan alenea berikutnya dalam satu bab atau antara satu
paragraph dengan paragraph berikutnya.
2. Konsistensi isi atau materi tulisan yang sedang dibuat, mulai dari
judulnya, permasalahannya, tujuan penulisan, analiasa atu
pembahasannya sampai dengan kesimpulan dan saran harus terkait dan
berkesinambungan..
3. Susunan kata dalam kaliamat, kalimat dakam alenea, harus mengikuti
kaidah bahasa Indonesia yang baku. Suatu kalimat dari suatu paragrap
baru tidak boleh diketik pada halaman terpisah,kecuali bila cukup
sedikitnya untuk 2 baris.
G. PEMISAHAN KATA
Pemotongan kata kadang kadang diperlukan karena memang tidak dapat
dihindarkan,misalnya untuk membuat tepi kanan menjadi rapih.Hal ini
diperbolehkan asal menggunakan kaidah yang berlaku ( Indonesia
maupun asing ).Suatu kata pada baris terakhir pada halaman tidak boleh
dipotong.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Logo
Institusi
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa
NIM
2018
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
Jakarta,……………2018
Pembimbing makalah
………………………
Mengetahui
Direktur Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto
……………………
Lampiran 3
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada Tn (Inisial )
Diruang ………………RS ……..Jakarta “ ini telah diujikan dan
dinyatakan” lulus “ dalam Ujian Sidang dihadapan Tim Penguji pada
tanggal ……, bulan……..2018
Jakarta, ………….2018
Penguji I
Nama penguji
( lengkap dengan gelar )
Penguji II
Nama Penguji
( lengkap dengan gelar )