Anda di halaman 1dari 56

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKADEMI KEPERAWATAN RSPAD GATOT SOEBROTO

PEDOMAN PENULISAN

KARYA ILMIAH

LOGO AKPER

TAHUN 2018
.
BAB I
FORMAT PENULISAN KARYA ILMIAH

Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki format


penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah. Uraian di
bawah ini membahas format penulisan karya tulis ilmiah berupa penulisan makalah
ilmiah. Namun beberapa poin penting dalam format penulisan dimaksud bisa dipakai
sebagai acuan dalam paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain
sebagainya.

A. Bahan dan Ukuran Kertas


Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah sebagai
berikut:
1. Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
2. Jenis kertas: HVS 80 gram.
3. Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan)
dengan lambang Akper RSPAD Gatot Soebroto sebagai pembatas.

B. Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sebagai
berikut:
1. Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti
MS Word, Excel, dan lain-lain.
2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan
Ukuran 12 kecuali untuk :
a. Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft
cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan
dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 .
b. Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.
3. Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub
sub- bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
4. Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau
bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan
sub-judul yang hirarkhinya tidak setingkat), dan sejenisnya. Judul sub
sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal
(italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya
dibuat dengan huruf miring biasa (italic).
5. Batas tepi (margin):
a. Tepi atas : 2.5 cm
b. Tepi bawah : 2.5
c. Tepi kiri : 4 cm
d. Tepi kanan : 2.5cm
6. Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir:
a. Bagian awal dari karya ilmiah termasuk di dalamnya adalah
halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak,
riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan
daftar lampiran. Spasi yang digunakan adalah:
1). Pernyataan ditulis dengan spasi tunggal
2). Riwayat Hidup dan Kata Pengantar ditulis dengan spasi ganda.
3). Abstrak, antara 150-250 kata (dalam satu halaman) ditulis dengan
menggunakan spasi tunggal
4). Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, Daftar Lampiran
disusun dengan menggunakan spasi tunggal (lihat Lampiran).
b. Bagian isi karya ilmiah meliputi Bab I sampai BAB V, disusun
dengan menggunakan spasi ganda.
c Bagian akhir karya ilmiah terdiri dari Daftar Pustaka, yang daftar
referensinya memakai spasi tunggal dan indensi gantung (jarak antar
referensi dengan spasi ganda), dan Lampiran yang ditulis dengan spasi
tunggal atau disesuaikan dengan bentuk/jenis lampiran.

7. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:


a. Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital, dicetak
tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum seperti PT., CV.),
posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tanda titik. Berikut
dengan judul pada halaman (lembar) Persetujuan dan Pengesahan
b. Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelah kiri
dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Huruf pertama
setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata
penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judul sub-bab dicetak
dengan huruf tebal (bold).
c. Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya. Huruf
pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case) kecuali kata
penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik.Judul sub sub-bab
dicetak dengan huruf tebal .
d.Judul sub sub-sub-bab dimulai dengan huruf a, b, c dan
seterusnya. huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title
Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik.
Judul sub sub-sub-bab dicetak dengan huruf tebal-miring (bold-italic).
e. Judul sub sub-sub-sub bab dimulai dengan angka 1), 2), 3) dst. (tanpa
titik), dan judul sub sub-sub-sub-sub bab dimulai dengan huruf a), b),
c) dst. (tanpa titik). Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar
(Title Case) kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik.
Judul sub sub-sub-sub-bab dan sub sub-sub-sub-sub-bab dicetak dengan
huruf miring (italic).
f. Judul sub-bab, sub sub-bab, dan sub sub-sub-bab, dan seterusnya
(headings hierarchy) perlu dibedakan dengan rincian poin-poin atau item-
item (points/items hierarchy). Penulisan headings hierarchy dimulai dari
A, B, C, lalu 1, 2, 3, kemudian a, b, c, dan seterusnya (lihat Box) dibuat
sejajar dengan batas tepi kiri pengetikan (batas margin kiri). Isi atau
teksnya (alinea, kalimat) juga dibuat sejajar dengan batas tepi kiri
pengetikan dan awal kalimat dalam alinea baru dibuat dengan indensi 1
cm). Sementara penulisan points/items hierarchy tidak sejajar dengan
batas tepi kiri pengetikan (batas margin kiri), melainkan mengikuti
poin-poin/item-item dimaksud atau posisinya disesuaikan dengan
memperhatikan estetika. Penggunaan angka atau huruf awal untuk poin-
poin atau item-item juga disesuaikan (bisa dimulai dari 1,2,3 atau a, b, c).

Penulisan headings hierarchy (sub-judul) - sejajar batas tepi kiri:


g. Sepanjang memungkinkan, hindari penggunaan hirarkhi sub-judul
(headings hierarchy) yang terlalu banyak tingkatannya (sub sub-sub -sub-
bab dan seterusnya). Hal ini bisa dilakukan dengan
memanfaatkan penggunaan rincian poin-poin
atau
item-item
(points/item s
hierarchy).

8. Bilangan dan
satuan:
a.Bilangan diketik
dengan angka
kecuali
bilangan Batas tepi kiri pengetikan
yang A. Judul Sub-Bab (bold)
terletak 1. Judul Sub Sub-Bab (bold)
pada awal a. Judul Sub Sub-Sub-Bab (bold-
kalimat italic)
yang 1). Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab
Sejajar (italic)
dengan harus
batas dieja. 2).Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab
tepi kiri (italic)
b. Judul Sub Sub-Sub-Bab (bold-
italic)
Contoh: 1) Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab
Umur (italic) mesin 10 tahun.
Sepuluh 2)Judul Sub Sub-Sub-Sub-Bab perusahaan besar... dan
(italic) seterusnya.
b.Bilangan a) Judul Sub Sub-Sub-Sub- desimal ditandai dengan
koma Sub-Bab (italic) (contoh: Rp1.150,25)
c.Satuan b) Judul Sub Sub-Sub-Sub- dinyatakan dengan
Sub-Bab (italic)
singkatan resmi tanpa tanda titik
2. Judul Sub Sub-Bab (bold)
(kg, cm, dan lain- lain)
B. Judul Sub-Bab (bold)
d. Pecahan 1. Judul Sub Sub-Bab (bold) yang berdiri sendiri
ditulis 2. Judul Sub Sub-Bab (bold) dengan angka,
sedangkan pecahan yang
bergabung dengan bilangan bulat
harus ditulis dengan
huruf/dieja. Contoh:
tiga dua pertiga.

C. Penomoran Halaman
Ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman- awal,
halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya, adalah sebagai
berikut:
1.Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan,
halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman dengan
angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) dan ditempatkan di tengah
bagian bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap dihitung.
2.Mulai dari BAB I sampai dengan halaman terakhir pada Daftar Pustaka diberi
nomor halaman dengan angka latin (1, 2, 3, dan seterusnya). Nomor
halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali bab baru yang tidak
diisi nomor halaman.
3.Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang
disajikan menurut kelompoknya tanpa diberi nomor halaman. Contoh:
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Peta Desa Harapan Baru

D. Tabel dan Gambar


Pembuatan dan penomoran Tabel dan Gambar mengikuti ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
1. Tabel
a.Tabel dalam bagian isi karya ilmiah berisi ringkasan data-data
penelitian yang penting. Data lengkapnya dapat disajikan pada
Lampiran.
b.Tabel disajikan di tengah, simetris/sejajar dengan batas tepi kiri dan kanan
pengetikan.
c. Kolom-kolom disusun dengan rapi sehingga mudah dibaca.
d. Jarak antara baris dalam tabel adalah satu spasi.
e. Garis batas tabel tidak melampaui batas tepi kertas.
f. Kolom tabel diletakkan sejajar dengan panjang kertas.
g.Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris teks.
Dalam hal ini jarak tabel dan kalimat di bawahnya adalah dua spasi.
h. Di atas garis batas tabel dituliskan nomor dan judul tabel, dengan
ketentuan:

1) Jika judul tabel terdiri dari dua baris atau lebih, maka spasi yang
digunakan adalah satu spasi. Baris terakhir judul terletak dua spasi di
atas garis batas atas tabel.
2) Nomor tabel terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor
tabel terdiri dari dua bagian, bagian pertama menunjukkan nomor bab
tempat tabel itu dimuat, dan bagian kedua menunjukkan
nomor urut tabel pada bab itu. Contoh: Tabel 2.5 menunjukkan
bahwa tabel itu ada di BAB II dan tabel urutan kelima pada
bab itu.
i. Tabel yang memerlukan kertas yang lebih besar dari halaman
naskah dapat diizinkan, tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika
dilipat satu kali sudah mencapai ukuran halaman naskah yang
dimasukkan dalam teks.
j. Dalam setiap tabel tentang data, di bawah tabel tersebut harus
dicantumkan sumbernya dengan ukuran huruf (font) 10 dengan spasi
tunggal (lihat Lampiran).

2. Gambar
a. Yang dimaksud dengan gambar adalah bagan, grafik, peta, diagram, atau
foto.
b. Garis batas gambar diletakkan sedemikian rupa sehingga garis batas
tersebut tidak melampaui batas tepi kertas.
c. Untuk gambar besar, ukurannya diatur agar sejajar dengan batas tepi kiri
dan kanan pengetikan; sedangkan untuk gambar kecil yang
tampilannya menjadi kurang bagus kalau diperbesar, atur ukuran dan
posisinya agar simetris dengan batas tepi halaman (tidak sejajar, tapi jarak
ke tepi kiri dan kanan sama).
d. Di atas gambar disajikan nomor dan judul gambar, dengan ketentuan:
1) Jika judul gambar terdiri dari dua baris atau lebih, spasi yang
digunakan adalah spasi tunggal. Baris terakhir judul terletak
dua spasi di atas gambar.
2) Nomor gambar terletak dua spasi di bawah baris terakhir teks. Nomor
gambar terdiri dari dua bagian. Bagian pertama menunjukkan
nomor bab tempat gambar itu dimuat, sedangkan bagian kedua
menunjukkan nomor urut tabel pada bab itu. Contoh: Gambar 2.1
menunjukkan bahwa gambar tersebut adalah gambar urutan pertama
pada Bab II.
e. Gambar yang memerlukan halaman yang lebih besar dari halaman
naskah disajikan sebagai lampiran.
f. Jika ada keterangan gambar, keterangan tersebut ditulis pada tempat
kosong di bawah gambar (tidak diletakkan di halaman lain).
BAB II
PENGGUNAAN BAHASA

Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat krusial dalam
penulisan karya ilmiah. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan oleh penulis
karya tulis ilmiah bisa dipahami oleh pembaca. Oleh karenanya, gunakan
bahasa yang baik dan benar. Ketentuan penggunaan bahasa dalam penyusunan
karya ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku sebagaimana
termuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan (EYD)
2. Kalimat yang dibuat mesti lengkap, dalam arti ada subyek, predikat, obyek
dan/atau keterangan.
3. Satu paragraf terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat inti dan
kalimatpenjelas.
4. Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah di-
Indonesia-kan.
5. Istilah (terminologi) asing boleh digunakan jika memang belum ada
padanannya dalam bahasa Indonesia atau bila dirasa perlu sekali (sebagai
penjelas/konfirmasi istilah, diletakkan dalam kurung), dan diketik dengan
menggunakan huruf miring.
6. Kutipan dalam bahasa asing diperkenankan namun harus diterjemahkan atau
dijelaskan maksudnya, dan ditulis dengan huruf miring (italic).
7. Hal-hal yang harus dihindari:
a. Penggunaan kata ganti orang pertama atau orang kedua (saya, aku, kami,
kita, kamu). Pada penyajian ucapan terima kasih di bagian Kata Pengantar,
istilah “saya” diganti dengan “penulis”.
b. Menonjolkan penulis dalam menguraikan karya tulis ilmiah.
c. Pemakaian tanda baca yang tidak tepat.
d. Penggunaan awalan di dan ke yang tidak tepat (harus dibedakan dengan
fungsi di dan ke sebagai kata depan).
e. Memberikan spasi antara tanda hubung atau sebelum koma, titik, titik
koma, titik dua, tanda tanya, tanda kurung, dan sejenisnya.
f. Penggunaan kata yang kurang tepat pemakaiannya dalam penulisan karya
ilmiah.
.
Beberapa contoh kesalahan yang sering di jumpai dalam penyusunan karya ilmiah
beserta koreksinya sebagai berikut :

Contoh 1: Hubungan Subyek dan Predikat


Salah:
Menurut Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia
menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan demokratisasi.

Benar:
Menurut Ichlasul Amal (1994), pemerintah Indonesia menghadapi dilema dalam
melakukan desentralisasi dan demokratisasi.

Benar:

Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia


menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan
demokratisasi.

Contoh 2: di dan ke sebagai kata depan dan awalan


Salah:
Sistem pemerintahan ditingkat desa telah di sempurnakan. Di lihat dari

perspektif politik, Kepala Desa yang di pilih langsung memiliki posisi tawar

yang lebih di banding Kepala Desa yang di tunjuk. Karenanya, arus aspirasi

otonom dari bawah keatas mengalir deras.

Benar:
Sistem pemerintahan di tingkat desa telah disempurnakan. Dilihat dari

perspektif politik, Kepala Desa yang dipilih langsung memiliki posisi tawar

yang lebih besar dibanding Kepala Desa yang ditunjuk. Karenanya, arus aspirasi

otonom dari bawah ke atas mengalir deras.


Contoh 3: Penggunaan tanda kurung
Salah:

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ( ABRI ) telah


direorganisasi menjadi Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) dan Kepolisian
Republik Indonesia ( Polri ).

Benar: (kata di dalam kurung tanpa spasi)

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) telah direorganisasi menjadi


Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Contoh 4: Penggunaan huruf besar dan kecil


Salah:
Kecamatan long iram terdiri dari beberapa Desa, yang sebagian di antaranya

tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.

Benar:
Kecamatan Long Iram terdiri dari beberapa desa, yang sebagian di antaranya
tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.

Contoh 5: Penggunaan tanda baca


Salah:

Bagaimanakah hubungan antara identifikasi partai dengan voting behaviour


dalam pemilihan umum ?
.

Salah:
Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting behaviour
dalam pemilihan umum?.

Benar: (tanpa spasi sebelum tanda tanya, tanpa titik setelah tanda tanya)
Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan voting behaviour
dalam pemilihan umum?

Contoh 7: Jika-maka

Salah:

Jika pemerintah pusat tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga

otonomi polittik. Maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam menyelesaikan

persolan-persoalan di daerahnya.

Benar:

Jika pemerintah tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi juga otonomi

politik, maka daerah otonom akan lebih leluasa dalam penyelesaikan persoalan-

persoalan di daerahnya.
BAB III
RUNNING NOTES DAN FOOTNOTES

A. Running Notes (Referensi Langsung):


Running notes atau referensi langsung adalah penyebutan sumber yang dirujuk
(referensi) yang diletakkan di teks utama sebuah karya ilmiah. Running notes
dibuat dengan format: ”(Nama keluarga/belakang pengarang Tahun)” atau ”Nama
lengkap atau keluarga/belakang (Tahun)”. Contoh:
Partai yang perolehan suaranya kurang dari satu persen disebut
sebagai partai desimal (Haris 2006).

Atau:
Syamsudin Haris (2006) memberi terminologi ”partai desimal” untuk partai yang
perolehan suara suaranya kurang dari satu persen.

Jika referensinya dua pengarang atau lebih, pemisahannya memakai tanda ”,”
(koma). Contoh:
Pembahasan yang mendalam tentang militer dan politik di Indonesia banyak

dilakukan oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979, Jenkins 1986,

Sundhausen 1990, Singh 1988), yang pokok bahasannya bisa

dipetakan dalam berbagai perspektif pemikiran berkenaan dengan hubungan

sipil-militer di negara berkembang.

Jika referensinya dua buku dengan tahun terbit yang berbeda tapi ditulis oleh
pengarang yang sama, maka penulisannya adalah sebagai berikut:
Menurut Harold Crouch (1979, 1988), keterlibatan militer (military

intervention) dalam politik disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.


Jika referensinya dua buku dengan tahun terbit berbeda yang ditulis oleh
pengarang yang sama dan buku lainnya oleh pengarang lain, pemisahannya
memakai tanda ”;” (titik koma).

Pembahasan tentang peranan militer dalam politik di Indonesia banyak

dilakukan oleh para ilmuwan politik asing (Crouch 1979, 1988; Jenkins

1986; Singh 1988), yang kajian-kajiannya bisa dipetakan dalam berbagai

perspektif pemikiran.

Tanda baca “;” (titik koma) juga dipakai untuk menghindari kekeliruan
penggunaan tanda “,” (koma) dalam pemisahan referensi yang satu dengan
referensi yang lainnya dan dalam referensi yang ditulis oleh tiga pengarang.
Contoh:

Kebijakan terbaru dalam pelembagaan proses devolusi pengelolaan


sumberdaya alam ditulis oleh beberapa pihak (DENR 2003; Magno 2003;
Pulhin, Inoue & Enters 2007).

Atau:

Di wilayah Asia Pasifik, Filipina merupakan salah satu negara terdepan

dan menjadi pionir dalam mengembangkan inovasi untuk melakukan

devolusi pengelolaan sumber daya alam (Dahal & Capistrano 2006;

Pulhin, Inoue & Enters 2007).

Jika referensinya berupa alamat website atau URL (Universal Resource


Locator) yang pendek, running notes bisa dibuat dengan menyebut URL-nya,
yang hyperlinknya dihilangkan (remove hyperlink)3 dan dicantumkan tanggal
aksesnya. Contoh:
3
Hyperlink dihilangkan maksudnya link langsung ke
alamat website tersebut ditiadakan sehingga tidak ada lagi alamat website (URL) berwarna
selain hitam dan atau dengan garis bawah (estetika dan konsistensi teks) dan link tersebut
tidak langsung bisa diklik. Untuk mengaksesnya, URL tersebut harus di- copy dan paste di
browser.
.

Menurut Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Gerdabangagri adalah program

pembangunan yang memfokuskan diri pada peningkatan kualitas

sumberdaya manusia, perbaikan ekonomi rakyat, dan pembangunan pertanian

(www.kutaitimur.go.id, diakses 6 Juni 2007). Dalam bidang pembangunan

pertanian, kegiatan diarahkan pada kegiatan pertanian yang mendukung

agribisnis.

B. Footnotes (Catatan Kaki):


Catatan kaki adalah catatan di kaki halaman yang dipergunakan untuk
memberikan penjelasan tambahan atau mencantumkan URL panjang. Jika di
dalam catatan kaki ada referensi, referensinya dibuat dalam bentuk running
notes. Besar font catakan kaki adalah lebih kecil dari teks utama, yakni dengan
besar font 10.

1. Catatan Kaki Berisi Penjelasan


Catatan kaki bisa digunakan jika penulis ingin memberi penjelasan tambahan
sebuah istilah, frase, kalimat, dan sejenisnya. Pemakaian catatan kaki dengan
penjelasan bisa dilihat dalam contoh berikut:

Jumlah kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Timur terus


bertambah. 1 Pertambahan ini tentu punya implikasi terhadap
meluasnya pemanfaatan lahan untuk perkantoran, perumahan, dan
kegiatan bisnis.

Dalam rentang waktu yang cukup lama (era Orde Baru), kabupaten/ kotamadya
1

di Kaltim berjumlah enam buah (Balikpapan, Samarinda, Kutai, Bulungan,


Berau, Pasir). Pada pasca Orde Baru, jumlah kabupaten/kota meningkat dratis
menjadi 13 (Paser, Penajam Paser Utara, Balikpapan, Samarinda, Kutai
Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Bontang, Bulungan, Berau, Tarakan,
Malinau, Nunukan), dan baru-baru ini ada penambahan satu kabupaten lagi,
yakni Kabupaten Tanah Tidung, sehingga sekarang terdapat 14 Kabupaten/Kota
di Kalimantan Timur.
2. Catatan Kaki Berisi Penjelasan dan Running Notes
Catatan kaki bisa juga digunakan jika penulis ingin memberi penjelasan
tambahan, lengkap dengan referensinya. Contoh catatan kaki yang menjelaskan
suatu teks lengkap dengan referensinya adalah sebagai berikut:
Secara umum, aksi kolektif (collective action) didefinisikan sebagai semua aksi
yang dilakukan secara kolektif untuk mencapai tujuan kolektif atau mendapatkan
barang-barang/sarana-prasarana kolektif (collective good2) (Olson 1965, 1971;
Marwell & Oliver 1993).

2
Beberapa ahli mendefinisikan collective good sebagai barang, fasilitas, sarana-prasarana, dan
sejenisnya, yang mana individu-individu tertarik atau tak bisa lepas dengannya (karena
mereka merasa akan memperoleh manfaat darinya) dan jika diberikan ke atau digunakan oleh
orang lain, siapa saja (semua individu) akan tetap bisa menggunakan atau memanfaatkan
collective good itu (Marwell dan Oliver 1993:4). Lihat juga Oberschall (1997).

3. Catatan Kaki Berisi URL Panjang.


Referensi langsung yang berupa alamat website (URL) panjang dicantumkan di
catatan kaki, hyperlinknya dihilangkan dan tanggal aksesnya dicantumkan. Jika
URL-nya tidak cukup dalam satu baris, pemisahan dilakukan di belakang tanda
baca (”/”, ”_”, ”+”, ”=”, dan lain sebagainya), angka, atau kata tertentu. Contoh:

Setelah revolusi Amerika dan Perancis, wacana yang muncul adalah


apakah untuk membatasi kediktatoran mayoritas diperlukan adanya
lembaga Senat (Upper Chamber).3

3
http://en.wikipedia.org/wiki/Democracy#Constitutional_monarchs_and_upper_
chambers (diakses 15 April 2008 ).
BAB IV
PENULISAN KUTIPAN DAN REFERENSI
PADA TEKS UTAMA

Mentaati etika ilmiah dalam pengutipan dengan menyebutkan sumber kutipan


akan menghindarkan diri dari perbuatan melakukan plagiasi atau plagiarisme.
Bab ini membahas jenis-jenis kutipan dan ketentuan penyebutan sumber rujukan,
yang di dalamnya meliputi pembahasan cara-cara pengutipan.

A. Jenis-Jenis Kutipan
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil penelitian, hasil karya,
atau pendapat orang lain yang penyajiannya sama persis dengan teks aslinya
(yang dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan di teks utama, sebutkan
referensinya dengan menulis nama pengarang, tahun penerbitan, dan nomor
halamannya.
a. Jika jumlah kata kutipan tidak lebih dari tiga baris, kutipan tersebut
diketik dengan jarak dua spasi dan diberi tanda petik. Contoh:

Ratnawati (2006:148) menegaskan bahwa “Hasil pemilu 1999 dan pemilu


2004 secara gamblang menunjukkan bahwa PDI-P leading di Kabupaten
Bantul.”

b. Jika jumlah kata kutipan lebih dari tiga baris, kutipan diketik pada garis baru,
sejajar dengan awal alinea baru, berjarak satu spasi, dan tanpa tanda petik:

Menurut Miriam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang


menggunakan sistem distrik:

negara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan (kecil) yang kira-kira
sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda dari satu negara
ke negara lain, misalnya di Inggris jumlah penduduknya kira-kira 500.000
orang dan India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik hanya berhak atas
satu wakil, maka calon yang memperoleh suara pluralitas (suara terbanyak)
dalam distriknya menang.
Atau (jika huruf “n” kecil dalam kata “negara” diganti dengan huruf “N” besar
dalam kata “Negara”):

Menurut Miriam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang menggunakan


sistem distrik:

[N]egara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan (kecil) yang kira-
kira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda dari satu
negara ke negara lain, misalnya di Inggris jumlah penduduknya kira-kira
500.000 orang dan India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik hanya
berhak atas satu wakil, maka calon yang memperoleh suara pluralitas (suara
terbanyak) dalam distriknya menang.

c.Jika kutipan memakai bahasa asing, kutipannya ditulis dalam huruf miring.
Contoh:

Berkenaan dengan peradaban, Huntington (1996:303) mengatakan


sebagai berikut:

The overriding lesson of the history of civilization, however, is that


many things are probable but nothing is inevitable. Civilizations can
and have reformed and renewed themselves. The central issue for the
West is whether, quite apart from any external challenges, it is
capable of stoping and reversing the internal processes of decay.

d.Jika mengutip bukan dari buku/sumber aslinya, melainkan dari


pengarang lain (mengutip sebuah kutipan), maka tambahkan kata “dalam”
ketika menyebut referensinya. Contoh: Afan Gaffar menulis sebuah buku dan di
dalam bukunya ia mengutip pendapat Giovanni Sartori; penulis skripsi
kemudian mengutip pendapat Sartori yang terdapat dalam buku Gaffar
tersebut; maka penulisan referensinya adalah sebagai berikut:

Menurut Sartori (dalam Gaffar 1992:37), “[t]he hegemonic party system

neither allows for a formal nor a defacto competition for power. Other

parties are permitted to exist, but as second class, licensed parties.”


.

Atau:

Seorang pakar ilmu politik, yang banyak mengamati perilaku partai politik,

mengatakan bahwa “[t]he hegemonic party system neither allows for a

formal nor a defacto competition for power. Other parties are permitted to

exist, but as second class, licensed parties” (Sartori, dalam Gaffar 1992:37).

2. Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil
penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama
dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat
penulis/peneliti sendiri. Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus
disebutkan, baik dengan nomor halaman atau tanpa nomor halaman.

Paling sedikit ada dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara dalam
mengutip secara tidak langsung. Pertama, dengan meringkas,
menyimpulkan, atau merujuk pokok-pokok pikiran orang lain. Contoh:
Penyusun skripsi yang meringkas atau merujuk pokok-pokok pikiran (pendapat)
Huntington tentang gelombang demokratisasi di dunia ini dalam bukunya The
Third Wave of Democratization:

Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa dibagi menjadi tiga
periode, yakni demokratisasi gelombang pertama yang berlangsung
antara 1828-1926, demokratisasi gelombang kedua yang terjadi antara 1943-
1962, dan demokratisasi gelombang ketiga yang dimulai dari tahun 1974
sampai tahun1990-an (Huntington 1991). Mengingat sekarang masih banyak
rejim-rejim otoriter, apakah akan ada gelombang demokratisasi keempat?

Kedua, dengan melakukan paraphrase, yakni pengubahan struktur/susunan


kalimat aslinya menjadi kalimat lain tanpa mengubah isi atau subtansi
kalimat/alinea. Contoh:
.
Kalimat asli yang dibuat oleh Miriam Budiardjo:

Berkenan dengan sistem pemilu, Miriam Budiardjo mengatakan:


Pada umumnya kita kenal dua sistem pemilu, masing-masing dengan
beberapa variasinya. Dalam sistem distrik, satu wilayah (yaitu
distrik pemilihan) memilih satu wakil tunggal (single-member
constituency) atas dasar pluralitas (suara terbanyak). Dalam system
proporsional, satu wilayah (yaitu daerah pemilihan) memilih beberapa
wakil (multi-member contituency), yang jumlahnya ditentukan atas
dasar rasio, misalnya 400.000 penduduk (Budiardjo 1982:4)

Kalimat paraphrasenya:
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan
umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki variannya
sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah pemenangnya—yang akan
menjadi wakil di parlemen—adalah satu orang, sedangkan dalam sistem
proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah pemilihan
adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan suaranya
(Budiardjo 1982:4).

B. Pencantuman Referensi Kutipan atau Sumber Rujukan


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencantumkan referensi atau
sumber rujukan sebuah kutipan beserta contoh-contohnya adalah sebagai
berikut:
1. Ketentuan-ketentuan umum dalam pengutipan sebuah teks:
a.Cantumkan nama pengarang dan tahun terbit dengan format
sebagaimana yang telah disebutkan, yakni “(Nama keluarga/belakang
Tahun)” atau ”Nama lengkap atau keluarga/belakang (Tahun)”. Gelar
pengarang tidak disebutkan; Tahun ditulis dengan angka empat digit.
b.Untuk kutipan langsung, nomor halaman harus disebutkan.
c.Untuk kutipan tidak langsung, nomor halamannya bisa disebutkan atau
bisa juga tidak disebutkan (disesuaikan, bila dirasa perlu, dsb).
d.Gunakan tanda baca “:“ (titik dua) di antara tahun dan nomor
halaman, diketik tanpa spasi.
2. Referensi kutipan bisa diletakkan di awal kalimat, di tengah kalimat,
dan di akhir kalimat/kutipan. Contoh dari masing-masing referensi
kutipan ini adalah sebagai berikut:
Contoh 1 (referensi di awal kalimat):

Rozi et al. (2006:5) mengamati bahwa meluasnya pertikaian antar masyarakat

beberapa saat setelah Orde Baru tumbang dikarenakan “gagalnya upaya-upaya

penghentian kekerasan atau dalam beberapa kasus tampak adanya indikasi

‘pembiaran’ oleh aktor-aktor Negara.”

Contoh 2 (referensi di tengah kalimat):

Berkenaan dengan meluasnya pertikaian antar masyarakat beberapa saat

setelah Orde Baru tumbang, Rozi et al. (2006:5) mengamati bahwa

“gagalnya upaya-upaya penghentian kekerasan atau dalam beberapa kasus

tampak adanya indikasi ‘pembiaran’ oleh aktor-aktor Negara.”

Contoh 3 (referensi di akhir kalimat/kutipan):


Rozi dan beberapa ahli mengamati bahwa meluasnya pertikaian antar

masyarakat beberapa saat setelah Orde Baru tumbang dikarenakan “gagalnya

upaya-upaya penghentian kekerasan atau dalam beberapa kasus tampak adanya

indikasi ‘pembiaran’ oleh aktor-aktor Negara” (Rozi et al. 2006:5).


Penyebutan referensi di akhir kalimat/kutipan seperti tersebut di atas sering
sangat diperlukan dalam kutipan tak langsung (mis. paraphrase) untuk
menunjukkan kepada pembaca tentang bagian mana yang merupakan
pendapat pengarang A, pengarang B, penulis/peneliti, dan lain sebagainya.
Contoh:

Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan
umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki variannya
sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah pemenangnya—yang akan
menjadi wakil di Dewan Perwakilan Rakyat—adalah satu orang, sedangkan
dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah
pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan
suaranya (Budiardjo 1982). Mengenai sistem mana yang lebih cocok untuk
diterapkan di suatu negara, hal ini tergantung dari sejarah negara yang
bersangkutan, kesiapan penduduk, geografi wilayah, dan lain sebagainya
(Gaffar 1999).

3. Jika suatu tulisan mempunyai dua atau tiga penulis, gunakan kata “dan “ dalam
teks tetapi gunakan simbol “&“ dalam rujukan referensi langsung (running notes).
Contoh 1:

Max Weber telah meletakkan prinsip-prinsip dasar birokrasi yang rasional

agar bisa melayani masyarakat dengan baik. Namun birokrasi yang gemuk dan

kompleks, bisa menimbulkan masalah. Dalam pandangan Osborne dan

Plastrik (2001), birokrasi yang gemuk dan lamban perlu dipangkas agar lebih

efisien dan lincah dalam merespon permintaan layanan dari masyarakat.


Contoh 2

Dalam pandangan Osborne dan Plastrik, birokrasi yang gemuk dan lamban

perlu dipangkas agar lebih efisien dan lincah (Osborne & Plastrik 2001).

Upaya-upaya seperti ini bisa mendorong penciptaan akuntabilitas dan

responsibilitas birokrasi (Thoha 2006).

Contoh 3:

Kata “strategi” dulunya dipakai di kalangan militer atau dalam peperangan.

Kata ini berasal dari ”kata strategos dari Yunani yang berarti ’jenderal.’

Jenderal yang baik memulai dengan menyusun strategi: bukan rencana

operasional, tetapi pendekatan yang mampu mengubah keseimbangan kekuatan

di lapangan” (Osborne & Plastrik 2001:31).

4. Untuk dua sampai tiga pengarang, sebutkan nama mereka semuanya


(misalnya: Torgerson, Andrew & Smith 2001), sedangkan untuk empat atau
lebih penulis, gunakan ”et al.” (misalnya: Rozi et al. 2001).

5. Untuk mengutip lebih dari satu tulisan yang ditulis oleh seorang penulis,
gunakan huruf kecil “a, b, c” untuk mengidentifikasi tulisan yang
dipublikasikan pada tahun yang sama oleh penulis yang sama. Contoh:
”(Thompson 2000a)” dan ”(Thompson 2000b)”. Kemudian gunakan
”2000a” dan ”2000b” untuk tahun terbitnya dalam Daftar Pustaka.
6.Jika penulisnya adalah korporat, lembaga, atau organisasi yang namanya cukup
panjang, nama lengkap dari korporat, lembaga, atau organisasi ini ditulis ketika
pertama kali disebut dan singkatannya diletakkan dalam tanda kurung. Untuk
selanjutnya, penyebutannya cukup singkatannyasaja. Penulisan referensi
dalam running notes adalah singkatannya. Contoh:
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific

(UNESCAP) memakai terminologi “governance” dalam beberapa

konteks, seperti corporate governance, national governance, dan local

governance (UNESCAP 2005). Pemakaian istilah “governance“ dalam

beberapa konteks oleh UNESCAP ini kemudian dirujuk oleh banyak ahli (lihat

Holtz 2002, Conyon 2008, Lee & Yoo 2008, Bauwhede & Willekens 2008).

7. Sumber dari Majalah/Koran


a.Majalah:

Peringkat universitas-universitas yang ada di Indonesia berada jauh di bawah

dibandingkan dengan beberapa universitas lain di Asia. UI, misalnya, masuk

dalam peringkat 395, sementara ITB dan Universitas Gajah Mada

masing-masing masuk peringkat 369 dan 60 (Tempo, 17 Februari 2008).

b.Koran:

Sebagaimana terjadi di beberapa negara sedang berkembang, di Indonesia

juga ditemukan bahwa bahwa banyak kasus korupsi yang terjadi atas nama

pemberantasan korupsi (Kompas, 11 Maret 2008).


8. Sumber Online

a.Sebuah sumber online dikutip dengan cara yang sama seperti sumber
yang dicetak, yakni dengan mencantumkan nama
penulis/organisasi, nama website, atau pemilik website diikuti oleh tahun
publikasi dan tanggal akses (URL-nya dicantumkan di Daftar Pustaka).

(Schino 2001, diakses 12 Juni 2007)


(UNESCO 2006, diakses 17 Mei 2007)
(ICG 2008, diakses 12 Maret 2008)
(Amnesty International 2007, diakses 27 Mei 2008)

b. Jika hanya ada nama penulis/organisasi tanpa tahun terbit, cantumkan


tahun terbit dengan n.d. (no data) dan tanggal akses (URL-nya
dicantumkan di Daftar Pustaka). Contoh:

(Anderson n.d., diakses 8 Maret 2007)


(FAO n.d., diakses 27 Oktober 2006)
(FreedomHouse n.d., diakses 12 Juli 2007)

c. Jika tidak ada nama penulis/organisasi/pemilik website/nama website dan


tahun penerbitan atau keduanya tidak jelas:

1)Bila URLnya relatif pendek, cantumkan URL-nya dan tanggal akses.

(www.freethinking.com, diakses 8 Juli 2007)


(www.pol4u.com, diakses 27 Maret 2006)

2)Bila URL-nya relatif panjang, cantumkan URL dan tanggal akses pada catatan
kaki (footnote) dengan ukuran huruf 10. Contoh penulisan: lihat Bab III huruf
B nomor 3 pada Bagian Pertama buku ini.
.

9. Penulisan Hasil Wawancara


a. Mengutip beberapa kata penting dari ucapan narasumber:
Dalam mengutip hasil wawancara, penulis bisa mengutip beberapa kata
kunci/penting yang pendek yang disampaikan oleh narasumber atau
responden guna memberi tekanan atau untuk menunjukkan ”bukti
verbal” kepada pembaca. Contoh:
Desa ini merupakan basis dari Partai X sehingga tidak

mengherankan bila Partai X selalu menang dalam beberapa kali Pemilu.

Namun dalam Pemilu yang baru saja usai Partai X dikalahkan secara

telak oleh Partai Y. Menurut seorang tokoh masyarakat, partai ini bisa

menang telak karena partai Y melakukan “serangan fajar“ dengan cara

“membagi-bagikan uang“ dalam jumlah “yang tidak sedikit“ (Anonim,

wawancara, 28 Februari 2008).

b. Mengutip kalimat yang diucapkan oleh narasumber apa adanya: Pengutipan


kalimat narasumber apa adanya (persis seperti yang disampaikan oleh
narasumber) yang jumlah katanya tidak lebih dari tiga baris atau lebih dari tiga
baris mengikuti aturan penulisan Kutipan Langsung sebagaimana dijelaskan
di depan.

Contoh kutipan wawancara yang tidak lebih dari tiga baris:


Berkenaan dengan kegiatan pembalakan liar (illegal logging), seorang

tokoh masyarakat mengatakan bahwa ”kegiatan illegal logging di wilayah

ini sudah sangat parah, dan upaya untuk membasminya seperti

menegakkan benang basah” (Suparlan, wawancara, 21 Juli 2007).


Con

Contoh kutipan yang lebih dari tiga baris:


Berkenaan dengan kegiatan pembalakan liar (illegal logging), seorang tokoh
masyarakat mengatakan sebagai berikut:

Kegiatan illegal logging di wilayah ini sudah sangat parah, dan upaya untuk
membasminya seperti menegakkan benang basah. Banyak pihak yang terlibat,
mulai dari oknum-oknum aparat sampai masyarakat sendiri. Semuanya punya
alasan atau logikanya sendiri-sendiri mengapa mereka tetap melakukan,
mendukung, atau menutup mata atas kegiatan tersebut. Jika hutan itu nanti tandus,
apa yang masih bisa kita wariskan kepada anak cucu kita? (Suparlan, wawancara,
21 Juli 2007).

c.Merujuk, meringkas, atau menyimpulkan ucapan narasumber:

Ada perbedaan pendapat tentang hal ini. Sekretaris Desa, Budi Rahman,

mengatakan bahwa semua prosedur sudah dilakukan (wawancara, 12 Mei

2007), sementara seorang tokoh masyarakat, Fadjar Susanto, mengatakan

bahwa masih ada prosedur yang belum dilakukan (wawancara, 24 Juni 2007).

d.Kutipan wawancara untuk menghindari pengulangan-pengulangan:

Sekretaris Desa, Budi Rahman, mengatakan bahwa semua prosedur sudah

dilakukan (wawancara, 12 Mei 2007). Hal senada juga disampaikan oleh

Ketua LPM (wawancara, 15 Mei 2007), Ketua Kadarkum (wawancara, 24

Juni 2007), dan Ketua PKK (wawancara, 5 Juli 2007).


10. Referensi Komunikasi Personal
Komunikasi personal adalah komunikasi yang dilakukan secara
pribadi/personal dengan narasumber dan bukan berbentuk wawancara
terstruktur atau semi-terstruktur. Komunikasi personal termasuk hasil
percakapan, surat-menyurat, komunikasi melalui email, telepon, dan lain
sebagainya. Sumber rujukan narasumber hanya dicantumkan di teks utama
(tidak dicantumkan di Daftar Pustaka). Contoh:

Di desa yang kelihatannya damai, tentram, dan sejuk ini, situasinya sebenarnya

seperti bara dalam sekam dan berpotensi terjadinya konflik frontal.

Menurut seorang tokoh masyarakat, Budiarso, konflik yang terpendam ini

sudah terjadi sejak lama (komunikasi personal, 12 Maret 2008). Narasumber

lain menjelaskan, pemicu ketegangan tersebut adalah persaingan pribadi

antara dua mantan calon Kepala Desa, yang memakai isu etnis dalam

memobilisasi massanya (Anonim, komunikasi personal, 27 Mei 2008). Hal

ini dikonfirmasi oleh seorang peneliti dari Italia yang sudah lama tinggal

di desa itu (Jenny Eghenter, komunikasi personal, 3 Juni 2008).


BAB V
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

A. Ketentuan Umum
Ketentuan-ketentuan umum penulisan Daftar Pustaka dalam sebuah karya ilmiah
adalah berikut:
1.Hanya referensi-referensi yang disebut dalam teks utama yang
dimasukkan dalam daftar referensi. Gunakan judul Daftar Pustaka pada
halaman yang memuat daftar referensi.
2.Referensi-referensi berupa hasil komunikasi personal, wawancara, dan
sejenisnya, tidak dimasukkan dalam Daftar Pustaka (kecuali hasil
wawancara yang dimuat dalam suatu penerbitan).
3.Gelar pengarang tidak dicantumkan.
4.Daftar referensi disusun menurut abjad dengan satu spasi.
5.Ketik baris pertama dari setiap referensi rata kiri, dan baris selanjutnya
masuk ke dalam (hanging) satu sentimeter atau lima spasi.
6.Dari satu referensi ke referensi lainnya diberi jarak dua spasi.
7.Jika referensi dalam Daftar Pustaka terdiri dari berbagai kategori (buku,
dokumen-dokumen, koran/majalah, sumber internet, dsb), kelompokkan
referensinya sebagai berikut:
a. Untuk buku-buku, jurnal, proceedings, laporan penelitian, diktat, dan
sejenisnya, tidak perlu diisi nama kategori (referensi utama)
b. Masukkan referensi berupa Undang-Undang, Peraturan, SK,
dokumen-dokumen, Berita Acara, dan sejenisnya dalam kategori:
Dokumen-Dokumen.
c. Masukkan referensi yang berasal dari majalah, koran ke dalam
kategori: Majalah [jika hanya berisi sumber dari majalah], Koran
[jika hanya berisi sumber dari], atau Majalah/Koran [jika berisi
sumber dari majalah dan koran].
d. Masukkan referensi yang berasal dari internet dalam kategori:
Sumber Internet.
e. Dan kategori lainnya (bila dianggap perlu)

B. Ketentuan Khusus:
Ketentuan-ketentuan khusus dalam penulisan Daftar Pustaka dijelaskan dalam
uraian berikut:
1. Referensi dari Buku:
a. Daftar Pustaka disusun menurut urutan abjad.
b. Penyebutan referensi dalam Daftar Pustaka dimulai dengan nama
penulis (nama keluarga/belakang, nama depan) [titik], tahun
Bagian Pertama: Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
publikasi [titik], judul buku dicetak miring [titik], tempat publikasi [titik
dua], penerbit [titik].b
Contoh:

Ratnawati, Tri. (2006). Potret Pemerintahan Lokal di Indonesia


di Masa Perubahan: Otonomi Daerah Tahun 2000-
2005. Jakarta: Pustaka Pelajar.

c. Buku yang dikarang oleh dua atau tiga pengarang, penulisannya sebagai
berikut berikut:

Osborne, David, dan Plastrik, Peter. (2004). Memangkas


Birokrasi: Lima Strategi Menuju Pemerintahan
Wirausaha. Jakarta: Penerbit PPM.

d. Jika sebuah buku mempunyai empat atau lebih penulis, cantumkan penulis
pertama, diikuti dengan et al. untuk mengindikasikan penulis lainnya:

Rozi, Syafuan et al.(2006). Kekerasan Komunal: Anatomi


dan Resolusi Konflik di Indonesia. Yakarta: Pustaka
Pelajar.

e. Jika sebuah buku terdiri tiga pengarang atau lebih dan ada pengarang yang
namanya terdiri dari satu kata (tanpa nama keluarga/belakang), maka
penulisannya memakai tanda titik koma (;) untuk membedakan pengarang
satu dengan lainnya. Contoh:

Sulistiyo, Herman; Sulaiman; dan Sulastri, Sri. (2007). Otonomi


Desa di Era Otonomi Daerah. Semarang: Pena Mas.

Atau:
Setiawan, Hawe; Suranto, Hanif; dan Istianto. (1999). Negeri
Dalam Kobaran Api: Sebuah Dokumentasi Tentang
Tragedi Mei 1998. Jakarta: Lembaga Studi Pers dan
Pembangunan (LSPP).

f.jika referensinya adalah seorang pengarang dengan dua karya ilmiah maka
nama pengarang tersebut di urutan kedua ditulis dengan “_____.” (garis
babawah panjang [titik], yang artinya sama atau idem) dan referensinya diurut
secara kronologis (tahun terbit tulisan/buku), bukan secara alfabetis. Contoh:
Sihbudi, M. Riza.( 1992). “Politik, Parlemem, dan Oposisi di Ian
Pasca-Revolusi.” Jurnal Ilmu Politik, No. 11, 31-44.
_____. 1998. “Konflik Lebanon: Pertalian Antara Berbagai
Kepentingan.” Jurnal Ilmu Politik, No. 3, 68-81.

g. Jika referensi pertama adalah seorang pengarang dengan karya ilmiah yang dibuat
sendiri, dan dalam referensi kedua pengarang ini membuat karya ilmiah dengan
orang lain, maka referensi kedua ditulis dengan “_____, dan pengarang lain”
(garis bawah panjang [koma] dan pengarang lain). Contoh:
Collier, Paul. 1998. “On the Economic Consequences of Civil
War.” Dalam Oxford Economic Papers 51 (1999, 168- 83).
Washington DC: The World Bank.
_____, dan Hoeffler, Anke. 1999. Justice-Seeking and Loot-
Seeking in Civil War. Washington DC: The World Bank,
February 17th, 1999.

Dengan pola penulisan yang sama, referensi di Daftar Pustaka bisa seperti di
bawah ini:

Collier, Paul. (1998). “On the Economic Consequences of Civil


War.” Dalam Oxford Economic Papers 51 (1999, 168- 83).
Washington DC: The World Bank.

_____. (2000) “Doing Well Out of War: An Economic


Perspective.” Dalam Berdal, Mats, dan Malone, David. M
(eds). Greed and Grievance; Economic Agenda in Civil
Wars. Ottawa: Lynne Rienner Publisher.
_____, dan Hoeffler, Anke.(1999) Justice-Seeking and Loot-
Seeking in Civil War. Washington DC: The World Bank,
February 17th.
h. Referensi dengan pengarang yang sama dan tahun terbit yang sama disusun
secara alfabetis dan ditandai dengan huruf kecil (a, b, c) tepat setelah tahun.
BPS Kutai. (2000)a. Kecamatan Long Bagun Dalam Angka 2000
(Long Hubung Sub District in Figure 2000). Tenggarong:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai.
_____. (2000)b. Kecamatan Long Hubung Dalam Angka 2000
(Long Bagun Sub District in Figure 2000). Tenggarong:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kutai.

i.Sebuah buku yang ditulis oleh korporat, lembaga atau organisasi disusun
seperti berikut :
The World Bank. (2007). Minding the Gaps: Integrating Poverty
Reduction Strategies and Budgets for Domestic
Accountability. Washington: The World Bank.
United Nations Economic and Social Commission for Asia and the
Pacific (UNESCAP). 2008. Economic and Social Survey
of Asia and the Pacific 2008 . Bangkok: UNESCAP

j.Untuk buku yang diedit, di dalam Daftar Pustaka referensinya disusun seperti
berikut :

1)Satu orang editor:

Mar’iyah, Chusnul (ed).( 2005). Indonesia-Australia: Tantangan


dan Desempatan dalam Hubungan Politik Bilateral.
Jakarta: Granit.

2)Lebih dari satu orang editor:

Dwipayana, AAGN Ary, dan Eko, Sutoro (eds). Membangun


Good Governance di Desa. Yogyakarta: IRE Press.

30
k. Artikel dalam buku:
Tahun terbit referensi untuk artikel dalam buku hanya ditulis satu kali (karena
umumnya sama), kecuali disebutkan bahwa tahun terbit artikel untuk pertama
kalinya (atau copyrightnya) berbeda dengan tahun terbit buku.

Linz, Juan, dan Stephan, Alfred. (2001). ”Some Thought on


Decentralization, Devolution, and the Many Varieties of
Federal Arrangements.” Dalam Liddle, R. William (ed).
Crafting Indonesian Democracy. Bandung: Penerbit
Mizan.

2. Referensi dari Diktat/Bahan Ajar:

Abdullah. (2001). Sistem Kepartaian. Bahan Ajar. Samarinda:


Program S1 Pemerintahan Integratif.

3. Referensi dari Terbitan Berkala Ilmiah (Jurnal Ilmiah, dsb)

a.Jika Volume dan Nomor terbitannya lengkap, penyebutannya: nama jurnal,


volume, nomor (dalam kurung), halaman.

Blanton, Shannon Lindsey. (1999). “Instruments of Security or


Tools of Repession? Arms Imports and Human Rights
Conditions in Developing Countries.” Journal of Peace
Research 36(2):233-244.

b.Jika tidak ada Volume-nya:

Budiardjo, Miriam. (1992). “Sistem Pemilu dan Pembangunan


Politik.” Jurnal Ilmu Politik, No. 11, 3-27.

4. Referensi dari Majalah


Penulisan referensi yang bersumber dari majalah adalah sebagai berikut :

a. Jika ada nama pengarangnya:

Basri, Muhammad Chatib. (2008). “Mosaik Modal, 10 Tahun


Setelah Krisis.” Tempo, 18 Mei, 100-101.
b. Jika tidak ada nama pengarangnya:

Tempo, 18 Mei 2008.

5. Referensi dari Surat Kabar/Koran

a.Jika ada nama pengarangnya:

Syamsuddin, Amir. (2008) “Penemuan Hukum ataukah Perilaku


’Chaos’?” Kompas, 4 Januari.

b.Jika tidak ada nama pengarangnya :

Kaltim Post, 7 Maret 2008.

6. Referensi dari Abstrak


Jika mengutip dari abstrak, penulisannya sama halnya dengan mengutip dari
majalah atau jurnal, tetapi dengan mencantumkan kata “Abstrak” dalam tanda
kurung “[ ]”.

Rosen, G. (2000). “Public School Alternatives: The Voucher Controversy”


[Abstract]. Current, 423, 3-8.

7. Referensi dari Review Buku


Contoh berikut merupakan cara menulis referensi yang berasal dari review
sebuah buku.
Darmadi, Yusril.( 2000.) “Menjelajah Tafsir Sejarah” [Review buku:
Penjelasan Sejarah]. Tempo, 30 Maret.

8. Hasil Wawancara Tertulis dalam Sebuah Penerbitan


Referensi hasil wawancara yang dimuat dalam sebuah tulisan, penulisan
referensinya adalah sebagai berikut:
.
Indrawati, Sri Mulyani. (2008). “Kelompok Menengah-Bawah
Akan Badly Hurt” [Wawancara]. Tempo, 25 Mei, 243-244.
9. Sumber dari Internet

a.Artikel online yang referensinya lengkap

Collier, Paul, dan Hoeffler, Anke. (1999). Justice-Seeking and


Loot-Seeking in Civil War. Washington DC: The World
Bank. http://www.worldbank.org/research/collier.pdf
(diakses 23 Agustus 2003).

b.Artikel Jurnal yang online

Ernada, Sus Eko. (2005). “Challenges to the Modern Concept of


Human Rights.” Jurnal Sosial-Politika 6(11):1-12.
http://www.jsp.or.id/jsp_articles/jsp_vol6_no11_1jul05_
1eko.pdf (diakses 4 Maret 2007).

c.Artikel online yang referensinya tidak lengkap


1)Tanpa tempat terbit dan penerbit:

Levy, Marc. (2000.) Environemental Scarcity and Violent Conflict:


A Debate. http://wwics.si.edu/organiza/affil/WWICS/
PROGRAMS/DIS/ECS/report2/ debate.htm (diakses 4 Juli
2002).

2)Tanpa tahun terbit, tempat terbit, dan atau penerbit:

Aditjondro, George. n.d. The Political Economy of Violence in


Maluku,Indonesia. http://www.munindo.brd.de (diakses 21
September 2001).

10. Online Massages


Teks-teks atau pesan-pesan online yang dapat diakses oleh pembaca —seperti
pesan-pesan yang dikirimkan pada sebuah newsgroup, discussion/mailing
list (mail forum), signboard atau forum online (web forum), dan lain
sebagainya—daftar referensi di dalam Daftar Pustaka dibuat sebagai berikut:
Sius, Nugra. (2007). Melihat Wajah Kaltim Hari Ini. http://group.
yahoo.com/group/unmulnet/message/5805, 6 Agustus
(diakses 6 Januari 2008).

11. Cakram Digital (CD, VCD, DVD, dsb)


Care International. (2001). Forest Resource Management for
Carbon Suguestration [VCD]. Samarinda, Jakarta: Care
International.
Walhi. n.d. Hari Esok Yang Menghilang [DVD]. Jakarta:
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi).

12. Pita Kaset Video (Videotape)


Braakman, Lydia, dan Edwards, Karen. n.d. The Art of Building
Facilitation Capacities [Videotape]. Bangkok, Thailand:
RECOFTC

BAB VI
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

Pada Bab ini akan diuraikan tentang sistematika penulisan makalah sebagai
berikut

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini disusun untuk memberi gambaran tentang isi makalah secara
krseluruhan..Bab pendahuluan dibagi menjadi sub-sub bab yaitu latar
belakang ,tujuan penulisan,metode dan sistematika penulisan.

A.Latar belakang
Pada latar belakang ini mengemukaan semua permasalahan – permasalahan
yang melatar belakangi pengambilan kasus ,isi latar belakang meliputi fakta-
fakta maupun data ,yang disajikan dari yang sifatnya umum (luas),semakin
lama semakin spesifik mengkait pada kasus yang dirawat dan diakhiri
dengan perumusan masalah.

Judul : Asuhan Keperawatan pada TN X dengan hepatitis di Ruang


Perawatan umum
Lantai VI RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.
Latar belakang menguraikan tentang :
1.Insiden penyakit hepatitis secara umum (teori dan dirumah
sakit ) .Prosentasi kasus hepatitis yang dirawat dibandingkan dengan
kasus pencernaan lainnya.
2.Masalah-masalah yang dapat terjadi pada klien dengan hepatitisdan
keterkaitan perawat dalam penanggulangan masalah yang terjadi pada
klien dengan hepatitis,baik yang dilihat dari aspek
promotif ,preventif ,kuratif,dan rehabilitatif .
3.Berdasarkan uraian diatas ,maka penulis ingin mengetahui bagaimana
asuhan keperawatan pada klien hepatitis dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan .

B.Tujuan penulisan
Tujuan penulisan pada dasarnya adalah harapan yang ingin dicapai atau
diketahui oleh penulis .Tujuan yang dimaksud harus sesuai dengan judul
dan permasalahan.
Contoh :
Rumusan masalah : bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan
hepatitis dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan ? maka
tujuan utama penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mendapatkan
pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
hepatitis dengan menggunakan proses keperawatan.
Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan pengalaman nyata
dalam:
1.Melakukan pengkajian pada klien hepatitis
2.Menganalisa data yang ditemukan pada klien hepatitis untuk
merumuskan diagnosa keperawatan.
3.Membuat rencana keperawatan pada klien hepatitis
4.Melaksanakan rencana keperawatan yang telah disusun pada klien
hepatitis
5.mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien hepatitis
6.Membuat pendokumentasian pada klien hepatitis
36

7.Mengidentifikasi adanya kesenjangan asuhan keperawatan antara teori


dan kasus serta justifikasinya.
8.Mengidentifikasi factor penunjang dan penghambat serta alternative
penyelesainnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada setiap
langkah proses perawatan .(tujuan penulisan ini ,jawabannya terletak
pada kesimpulan makalah ilmiah ).

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup menerangkan batasan penulisan makalah ilmiah sesuai
dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien yang dilakukan
selama 3 hari dengan mencantumkan waktu pelaksanaan pemberian
asuhan keperawatan tersebut .
Contoh ; penulisan makalah ini merupakan pembahasan pemberian asuhan
keperawatan pada klien Tn X dengan hepatitis di ruang perawatan umum
Lantai VI RSPAD Gatot Soebroto Jakarta yang dilaksanakan selama 3 hari
dari tanggal 14 Juni sampai dengan 16 Juni 2018.
D. Metode
Yang dimaksud dengan metode penulisan makalah ilmiah ini adalah
pendekatan yang digunakakandalam menghi8mpun data atau
informasi.makalah ilmiahinimerupakan laporan pengalaman mahasiswa
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus yang dirawat selama
tiga hari.Dalam metode ini disebutkan juga bagaimana penulis
memperoleh data atau informasi ( misalnya
wawancara,,observasi,pengukuran,angket,dll) dan tujuan serta sumber
data.

Contoh :
1. Metode deskriptif ,tipe studi kasus dengan pendekatan proses
keperawatan .Tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data dengan
cara wawancara ,angket,observasi dan pemeriksaan fisik.Sumber data
yang digunakan adalah data primer diperoleh langsung dari klien
sedangkan data sekunder diperoleh dari keluarga,tenaga
kesehatan,dokumen hasil pemeriksaan penunjang lainya ( pilih yang
digunakan ).
2. Studi Kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan garis-garis besar isi karya tulis dimulai
dari Bab satu sampai dengan bab lima.Jelaskan isi masing-masing Bab
atau atau sub bab dengan cara naratif.
Contoh :
Bab satu : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang
lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab dua : Tinjauan
teori yang terdiri dari pengertian, patofisiologi, penatalaksanan
, pengkajian, diagnosa keperawatan,intervensi dan evaluasi. Bab tiga :
Tinjauan Kasus terdiri dari pengkajian ,diagnosa keperawatan, intervensi,
Implementasi dan evaluasi.bab empat : Pembahasan yang dimulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Bab lima : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II ; TINJAUAN TEORI


Bab inin berisikan teori teori yang relevan dengan kasus yang dirawat . Teori
– teori ini ditulis dan disusun secara singkat dan jelas,terkait dengan judul
dan akan digunakan sebagai rujukan atau acuan pada waktu
pembahasan .Apabila kasus yang dipilih menyangkut asuhan keperawatan
klien dirumah sakit ,maka bab ini berisikan :

A. Pengertian
Pada sub bab ini dituliskan pengertian penyakit berdasarkan literature,
apabila pengertian ini diambil dari beberapa literature harus ada suatu
kesimpulan dari penyakit tersebut .

B. Patofisiologi
Penulisan patofisiologi ini dituliskan dari etiologi, proses terjadinya
penyakit sampai timbulnya gejala dan komplikasi. Dalam penulisan
patofisiologi ini harus berdasarkan literature (tidak memindahkan
literature, menggunakan beberapa refrensi dan menggunakan bahasa
sendiri ).

C. Penatalaksanaan ( Medis, Keperawatan, dan Diet )

D. Pengkajian
Meliputi factor predisposisi dan factor presipitasi berdasarkan kasus dan
manifestasi klinis serta pemeriksaan diagnostic yang menunjang ( pada
38

penulisan pemeriksaan diagnostik bukan hanya jenis pemeriksaanya,


tetapi hasil dari pemeriksaan secara teori.).Dalam penulisan pengkajian
ini juga harus berdasarkan literature.

Contoh :
Pengkajian pada klien dengan hepatitis menurut Doengoes (2000) &
Barbara,(2001 ) diperoleh data sebagai berikut :
1.Sistem Penglihatan
2.Sistem Pencernaan
3.Sistem ………… dst.

E. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan data yang ada pada pengkajian teori dan diambil dari inti
beberapa buku referensi ( diagnosa keperawatan ini menurut siapa)
Contoh ;
Diagnosa Keperawatan berdasarkan analisa data menurut Doengoes,
(2000) & Barbara,(2001) ditemukan diagnosa keperawatan sebagai berikut
:
1.Perubahan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat sekunder terhadap anoreksia .
2…………………………………dst.

F. Perencanaan
Perencanaan ditulis sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ada pada
teori mencakup tujuan ,criteria evaluasi dan rencana tindakan untuk setiap
diagnosa keperawatan ( evaluasi sudah tercakup dalam criteria evaluasi )
Contoh :
Setelah diagnosa keperawatan ditemukan,dilanjutkan dengan perencanaan
keperawatan untuk setiap diagnosa keperawatan (sesuai teori ).
1.Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat sekunder terhadap anoreksia .
Tujuan :………………..
Krteria Evaluasi :1)Terjadi peningkatan berat badan,2)Nilai laboratorium
(Hb,Albumin) dalam batas normal,3)Menunjukan perilaku perubahan pola
hidup untuk meningkatkan berat badan yang sesuai .
Intervensi:1)Awasi pemasukan diit/jumlah kalori , 2)Berikan makan
sedikit dalam frekuensi sering sesuai dengan jumlah kalori ,3)Berikan
perawatan mulut sebelum makan, 4)Anjurkan makan pada posisi duduk
tegak dst.

BAB.III:TINJAUAN KASUS
Bab ini menuliskan pengalaman nyata yang dilakukan mahasiswa, selama 3
hari merawat klien mulai dari kegiatan pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi ( menggambarkan asuhan
keperawatan selama 3X24 jam, dan hari ke -4 dilakukan evaluasi ).
Penulisanya secara sistematis dan jelas meliputi :

A. Pengkajian
1.Identitas klien
2.Riwayat keperawatan
a.Riwayat kesehatan sekarang
b.Riwayat kesehatan masa lalu
c.Riwayat kesehatan keluarga (genogram,3 generasi dari klien dan
diberikan keterangan penyakit-penyakit yang diderita oleh keluarga yang
menjadi factor resiko ).
d.Riwayat psikososial dan spiritual
e.Kondisi lingkungan rumah
f. Pola kebiasaan sehari hari sebelum dan sesudah sakit
1)Pola nutrisi
2)Pola eliminasi
3) dst
3.Pengkajian Fisik
a.Sistem penglihatan
b. Sistem pendengaran
c.Dst
4.pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan penunjang ini dituliskan tanggal pemeriksaan, jenis
pemeriksaan, hasil pemeriksaan, satuanya dan nilai normal.
5.Penatalaksanaan
40

Penatalaksanaan ( termasuk program pengobatan harus ditulis dosis,


frekuensi pemberian dan cara pemberian program diit dan program
rehabilitasi ).
6.Resume
Isi resume terdiri dari :
- Data focus pertama kali klien masuk rumah sakit , sampai sebelum
penulis melakukan pengkajian.
- Masalah keperawatan yang ditemukan berdasarkan data tersebut
- Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalahkeperawatan yang
ditemukan secara garis besarselama dirawat , baik tindakan mandiri
maupun tindakan kolaborasi.( Data ini diperoleh dari dokumen yang ada
di ruangan ).
- Evaluasi secara umum terhadap masalah keperawatan yang
ditemukan.Bila masalah tersebut belum teratasi , maka data yang
menunjang untuk masalah tersebut ditulis pada data focus saat ini yang
terdiri dari data subyektif dan obyektif.

7.Data Fokus
Data- data yang menunjang untuk dilakukan analisa, termasuk data- data
yang menentukan diagnosa keperawatan meliputi data-data abnormal dan
normal untuk menunjang masalah resiko dan potensial diambil dari
kesimpulan data dasar terdiri dari data subyektif dan obyektif ( data yang
ditulis dalam data focus harus ada didalam pengkajian data dasar )

8.Analisa data
Analisa data dibuat dalam bentuk kolom. Data yang dianalisa adalah data
yang berdasarkan data focus dan dikelompokan sesuai dengan data
penunjangnya terdiri dari data subyektif dan data obyektif.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan ditulis berdasarkan hasil analisa data dan disusun
menurut prioritas masalah/diagnosa keperawatan dan dituliskan tanggal
ditemukan ( tidak perlu dituliskan data subyektif dan data obyektif ).

C .Perencanaan
Perencanaan tindakan dibuat sesuai dengan diagnosa keperawatan dan
disusun untuk setiap diagnosa keperawatan yang meliputi tujuan dan
criteria ( SMART ), serta intervensi. Rencana tindakan keperawatan baik
tindakan independent dan kolaborasi disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan. Dalam menyusun rencana tindakan harus sistematis ( dari
tindakan mandiri kemudian tindakan kolaborasi ), operasional ( bisa
dilakukan semua perawatan ), menggunakan kalimat perintah, dan ditulis
nomor urut intervensi .

D.Pelaksanaan
Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan selama 3 X 24 jam ,sesuai
dengan perencanaan. Pendokumentasin dilengkapi dengan tanggal , pukul,
tindakan yang dilakukan dan respon klien setiap kali dilakukan tindakan
keperawatan ( evaluasi proses ).

E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan mengacu pada waktu yang ditetapkan dalam tujuan.
Evaluasi menggunakan SOAP dan dilakukan pada setiap diagnosa yang
ditemukan sesuai kasus.Dalam pendokumentasian evaluasi dituluskan no
diagnosa keperawatan, tanggal, pukul, evaluasi klien terdiri dari S:
Subyektif dan O : Obyektif yang mengacu pada criteria hasil, sedangkan A :
(Assesment/analisa ) adalah kesimpulan terhadap hasil analisa dengan
membandingkan hasil yang diperoleh dengan criteria hasil untuk menilai
sejauh mana pencapaian tujuan. ( Tujuan tercapai , masalah teratasi; tujuan
belum tercapai masalah belum teratasi, tujuan tercapai sebagian,masalah
belum teratasi ).P ;adalah perencanaan, ditulis rencana dihentikan bila
tujuan tercapai, bila tujuan tercapai sebagian dan rencana tindakan tidak
seluruhnya dilaksanakan maka dituliskan nomor intervensi yang dilakukan
dan bila dimodifikasi apa modifikasinya langsung ditulis.

Contoh :
Untuk poin C,D,E bila ditulis narasi digabungkan dan diberikan pengantar
pada sub bab ,bab ini akan diuraikan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
untuk setiap diagnosa keperawatan secara tuntas.

BAB IV: PEMBAHASAN

A.Pengkajian
Membahas ketidaksesuaian hasil pengkajian secara teori dan kasus
42

mencakup etiologi, factor predisposisi dan presipitasi, manifestasi klinik,


pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan medis.Yang dibahas adalah
perbedaan antara teori dan kasus dan kemukakan alasan secara rasional dan
identifikasi factor penunjang dan penghambat pada pengkajian, bila
menemukan hambatan dalam pengkajian apa alternative penyelesaian
hambatan tersebut.

B. Diagnosa Keperawatan
Membahas kesenjangan antara teori dan kasus, yang dibahas adalah
perbedaan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus dan diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada teori , kemukakan alasannya secara
rasional sesuai patofisiologi.Identifikasi factor penunjang dan penghambat
bila menemukan hambatan apa alternative penyelesaiannya.

C. Perencanaan
Membahas prioritas masalah sesuai dengan teori atau tidak, bila tidak
kemukakan rasionalnya, kesenjangan tujuan dan criteria antara teori dan
kasus, perbedaan rencana tindakan pada teori dan kasus, juga membahas
factor penunjang dan penghambat didalam perencanaan serta
penyelesaiannya.

D.Pelaksanaan
Membahas pelaksanaan rencana tindakan keperawatan apakah semua
rencana tindakan keperawatan dapat dilaksanakan untuk setiap diagnosa
keperawatan , bila tidak kemukakan alasanya. Dalam pelaksanaan apakah
ada hambatan dalam penyedian alat-alat dan dokumentasi tindakan
keperawatan dan kemukakan penyelesaianya untuk mengatasi hambatan
tersebut.

E.Evaluasi
Membahas tentang evaluasi yang dilakukan pada setiap diagnosa
keperawatan. Bila diagnosa keperawatan tidak teratasi sesuai dengan
rencana kemukakan alasanya. Identifikasi factor penunjang dan
penghambat ( pendokumentasian hasil tindakan untuk setiap diagnosa
keperawatan. Apabila ada hambatan apa jalan keluarnya).
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan pembahasan di bab IV dan menjawab
tujuan penulisan.
1.Pengkajian, inti dari aspek – aspek yang menonjol pada pembahasan
pengkajian.
2. Diadnosa keperawatan, inti dari aspek-aspek yang menonjol pada
pembahasan diagnosa keperawatan.
3. Perencanaan , inti dari aspek-aspek yang menonjol pada pembahasan
rencana tindakan.
4.Pelaksanaan, inti dari aspek-aspek yang menonjol pada pembahasan
implementasi.
5. Evaluasi, inti dari aspek aspek yang menonjol pada pembahasan evaluasi
.

B.SARAN
1. Menjawab kesenjangan /mengatasi kesenjangan atau factor-faktor yang
mendukung pada kesimpulan.
2. Saran dapat berupa perbaikan atau mempertahankan apa yang sudah
baik
3. Ditujukan pada klien, Rumah Sakit, teman sejawat berdasarkan hal-hal
yang telah dimuat dan bersifat operasional ( dapat diaplikasikan ).

BAB VII
KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PENULISAN MAKAKAH
KARYA TULIS ILMIAH

A. BAGIAN – BAGIAN DAN PENGATURAN MAKALAH ILMIAH


Makalah ilmiah ini terdiri dari tiga bagian :
1.Bagian permulaan yang terdiri dari :
a. Sampul
Diwajibkan sama untuk setiap angkatan.Pada sampul dicetak judul
makalah ilmiah ( paling atas ), lalu berturut – turut kebawah logo akademi
44

keperawatan , nama mahasiswa lengkap dengan nomor induknya dan


paling bawah adalah tempat ( misalnya :Akademi Keperawatan Rumah
Sakit Pusat Angkatan Darat gatot Soebroto, Jakarta 2011 .
Contoh : lampiran 1

b.Halaman judul
Sama dengan sampul, namun warna dasar putih tulisan hitam.
Halaman judul merupakan halaman pertama makalah ilmiah, namun
halaman “ i “ tidak dicantumkan.

c. Halaman persetujuan
Yaitu lembar yang berisi persetujuan dari Direktur dan pembimbing
bahwa makalah ilmiah diajukan untuk diujikan paling atas ditulis :
Makalah ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada ……………..
“ ini telah disetujui untuk diujikan pada ujian sidang dihadapan tim
penguji .
Empat spasi ditulis ‘ Pembimbing “ ,lalu enam spasi kebawah lagi nama
pembimbing. Delapan spasi dibawah nama pembimbing ditulis
mengetahui Direktur Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto dan
enam spasi kebawah berikutnya nama direktur .
Contoh :Lampiran 2

d. Halaman pengesahan
Yaitu ;lembar pengesahan dari penguji. halaman ini disediakan dan diisi
setelah pelaksanaan ujian dari makalah ilmiah telah diperbaiki ( bila
diperlukan /bila ada perbaikan )
Contoh : Lampiran 3

e. Halaman Riwayat Hidup


Dapat diletakan sesudah halaman motto

f. Halaman Motto
Bila ada ,diletakan sebalum kata pengantar
g. Abstrak
Merupakan ulasan singkat dari masalah yang dibahas ,alasan dan
tujuan ,metode yang digunakan ,dan implementasi dari hasil
tersebut.Jumlah kata yang digunakan dalam abstrak sebanyak 600 kata
atau 2/3 halaman diketik Satu spasi diletakan sebelum kata
pengantar .Abstrak tidak perlu diberi indeks berarti tidak dicantumkan
didaftar isi.

h. Kata Pengantar
Isinya menyampaikan maksud dan tujuan penyusunan makalah ilmiah ,
ucapan terima kasih dan harapan-harapan manfaat makalah ilmiah
bahkan permohonan kritik-kritik yang membangun dari pembaca.
Dengan adanya “kata pengantar” ini , maka harus diikuti pencantuman
penulis dipojok bawah sebelah kanan sejauh empat spasi dari baris
terakhir.

i. Daftar Isi
Menggambarkan sistematika atau garis besar isi makalah ilmiah.Daftar isi ini
gunanya untuk memudahkan pembaca memperoleh bagian yang dikehendaki
tanpa membuka halaman perhalaman.daftar isi disusun teratur berurutan
nomor halaman,dan memuat :
- daftar table
- Daftar gambar/ilustrasi
- Judul bab dan sub bab
- Daftar Kepustakaan
- Daftar singkatan dan simbul ( bila ada )
- Lampiran

j.Daftar Tabel
Menggambarkan sistematika table yang ada. Daftar table diketik seperti
daftar isi,nomor table menggunakan huruf arab.Penomoran tabel sesuai
dengan nomor bab.Contoh : Tabel 2-1 artinya table yang kesatu yang
terdapat di bab dua.Judul table dalam daftar darus sama dengan judul pada
tulisan ,judul yang panjang sehingga memerlukan baris dibawahnya diberi
antara satu spasi dan masuk kedalam dimulai pada ketuk kelima,antara
judul table dengan judul table berikutnya diberi jarak dua spasi.

k. Daftar Lampiran
46

Menggambarkan sistematika lampiran yang ada ,cara penulisannya sama


dengan daftar tabel .

l.Daftar Gambar /ilustrasi :Bila ada


Cara penulisanya sama dengan daftar tabel.

m.Daftar Singkat/simbul ; Bila diperlukan


Daftar ini dibuat dalam tulisan banyak singkatan atau simbul-simbul,tetapi
bila hanya beberapa saja maka arti kata – kata tersebut dapat langsung
diterangkan pada catatan kaki saja atau dengan mencantumkan tulisan
lengkap terlebih dahulu lalu menuliskan singkatannya didalam dua tanda
kurung .

2.Bagian isi
Yang terdiri dari Bab I sampai dengan Bab V , sebagaimana telah
ditrangkan pada bagian dua buku ini.

3.Bagian Penutup
Yang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran – lampiran :
a.Daftar Pustaka
Daftar pustaka yang digunakan meliputi 5 buah buku keperawatan dan 5
buah buku penunjang dengan ketentuan terbit 10 tahun terakhir. Daftar ini
memuat suatu daftar yang yang lengkap tentang informasi /rujukan yang
telah digunakan dalam penyusunan makalah ini, meliputi semua bahan yang
telah dikutip penulis,kecuali bahan – bahan yang tidak diterbitkan dan tidak
dapat diperoleh diperpustakaan, sehingga pembaca tidak dapat menelusuri
kembali.
Bahan seperti keterangan pribadi , hasil diskusi dengan pembimbing ,hand
out,catatan kuliah dan semua tulisan-tulisan yang tidak diterbitkan tidak
dimasukan dalam daftar pustaka. Namun bila ini dianggap penting sebagai
sumber dapat ditulis sebagai catatan kaki.
Contoh yang dapat dimasukan daftar pustaka :
Semua buku dapat diterbitkan, majalah, bulletin, Koran dan sebagai
pengecualian skripsi, tesis dan hasil /laporan penelitian dapat damasukan
disini,karena skripsi, tesis ada diperpustakaan dan hasil penelitian juga
disebarluaskan bahkan juga di perpustakaan-perpustakaan.
b. Lampiran
Yang dimaksud lampiran adalah semua karangan, daftar grafik/gambar
tambahan yang dianggap mengambil tempat terlalu banyak sehingga akan
mengganggu bila ditempatkan dibagian tulisan utama.sebagai contoh ; Peta,
rumus-rumus, formulir ataupun kuisioner.
Lampiran harus diberi nama dan nomor disudut kanan atas , dan didahului
oleh suatu halaman yang hanya perkataan yang memuat “lampiran “ dan
ditempatkan ditengah – tengah halaman.Lampiran sebagaimana gambar dan
tabel , dapat diindeks untuk lampiran harus sama dengan kertas pada
halaman lainnya. Bila lampiran berasal dari guntingan kertas atau Koran
dapat digunakan fotocopynya.

B. KERTAS UKURAN DAN JUMLAH HALAMAN


1. Untuk diajukan sebagai bahan ujian cukup diketik pada kertas HVS 60
mg ukuran kwarto dan untuk diserahkan sebagai bahan pustaka,yaitu
yang diserahkan setelah diujikan nanti dan setelah diperbaiki ( bila ada
perbaikan ) naskah ditulis pada kertas HVS 80 Gram ukuran Kwarto
2. Jumlah halaman makalah ilmiah berkisar antara 50 sampai 60
halaman.

C.TEKNIK PENGETIKAN
1. Tehnik Pengetikan
a. Makalah diketik dengan jarak dua spasi
b. Huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan font
12.
c. Untuk seluruh naskah dipergunakan tipe huruf yang sama
d. Lambang,huruf atau tanda yang tdk terdapat pada mesin tulis
/computer ditulis dengan rapi menggunakan tinta hitam.
e. Jika alat ketik /computer tidak menyediakan huruf kursif, huruf
itu dapat diganti dengan huruf biasa dengan diberi garis
bawahnya.
f. Alenia baru tidak diberi indensi,tetapi jarak antar paragraph
sebesar 2 kali jarak antar garis /kalimat.
3. Jarak Tepi:
48

Ketikan terletak :
a. Dari tepi atas : 2,5 cm
b. Dari tepi bawah : 2,5 cm
c. Dari tepi kiri : 4 cm
d. Dari tepi kanan : 2,5 cm

4. Nomor Halaman :
Halaman makalah rujukan diberi nomor urut dengan angka arab,
dimulai dengan angka 1 dan seterusnya ( termasuk halaman rujukan
dan lampiran ). Semua nomor halaman diketik pada setiap halaman
(kanan atas ). Sedangkan untuk bab baru nomor halaman ditulis
dibawah tengah.

5. Tabel dan gambar


a. Tabel harus diketik dengan menggunakan tipe huruf yang sama
dengan yang digunakan untuk mengetik keseluruhan naskah.
Bila pengetikan tidak mungkin , misalnya seperti lambing, huruf
yunani, penulisan dilakukan dengan menggunakan tinta hitam.
b. Tabel dan gambar diberi nomor urut.

6. Berbagai Tingkatan judul


Berbagai tingkatan judul makalah dengan cara sebagai berikut :
a. Judul diketik dengan huruf capital pada halaman baru ,dengan jarak
5 cm dari tepi atas, dan dengan jarak seimbang dari tepi kiri dan
kanan ( ditengah ). Judul dicetak tebal.
b. Sub judul : Huruf pertama ditulis dengan huruf capital, diawal dari
tepi kiri,dan dicetak tebal.
c. Anak sub-judul ditulis dari tepi sebelah kiri, setelah diindensi huruf
pertamanya diketik dengan huruf capital,dan dicetak tebal.Kalimat
pertamanya merupakan alinea baru.
d.Judul dalam tindakan yang lebih rendah ,ditulis seperti pada c,
diikuti langsung oleh kalimat pertama.

7. Rujukan dan kutipan:


Semua sumber pustaka yang dikutip (secar langsung atau tidak ) dan
dijadikan rujukan harus disebutkan.Cara menyebutkan sumber itu
antara lain dengan menuliskan didalam kurung :nama pengarang,
tahun publikasi dan ( bila perlu )halaman yang dikutip atau yang
dijadikan rujukan, kecuali bila ada ketentuan lain menurut kebiasaan
dalam suatu bidang ilmu tertentu

7. Makalah ilmiah
Makalah ilmiah yang diserahkan kepada pendidikan sebanyak satu
buah, sesudah dijilid hard copy , makalah ini diperuntukan untuk
perpustakaan Akper RSPAD Gatot Soebroto.

D.PEMBERIAN NOMOR HALAMAN


1. Untuk Bagian permulaan atau disebut juga bagian termalitas digunakan
angka romawi kecil. Halaman judul seharusnya bernomor “i” tetapi
nomor ini tidak dicantumkan, selanjutnya ii, iii, iv dan seterusnya
diketik ditengah tengah bagian bawah.

2. Nomor nomor halaman pada bagian isi :


a. Setiap halaman harus diberi halaman tersendiri dalam angka arab,
misalnya : 1,2,3,4
b. Semua nomor halaman menggunakan angka arab diketik pada tepi
kanan 2,5 cm dari tepi kertas dan 3 cm dari tepi kertassebelah
kanan.Didepan dan dibelakang nomor tidak diberi variasi.
c. Nomor halaman ( angka arab ) pada permulaan ban tidak ditulis.
d. Tulisa “ BAB “ ditulis ditengah-tengah dengan jarak 2,5 cm ditambah
2 spasi dari tepi atas dan judul bab diketik du spasi dari tulisan
“BAB” sedangkan isi dari bab dimulai 4 spasi setelah judul.
e. daftar isi,daftar tabel,daftar gambar,dan daftar lampiran,diberi nomor
urut halaman dengan angka romawi kecil (termasuk halaman
permulaan ).
f. Halaman pada lampiran diberi nomor urut tersendiri.
g. Nomor halaman pada daftar kepustakaan merupakan nomor lanjutan
dari isi makalah ilmiah,dan tidak merupakan bab baru,

E. BAHASA
Dalam penulisan makalah ilmiah hendaknya digunakan bahasa Indonesia
yang baku dan ejaan yang telah disempurnakan.
50

Apabila terpaksa harus menggunakan kata asing atau istilah yang tidak
lazim digunakan dalam bahasa Indonesia, kata tersebut agar diketik
dengan huruf ITALIK,yaitu huruf yang dicetak miring.Bila tidak ada
mesin ketik seperti itu dapat dicetak biasa dan diberi garis bawah.

F. SISTIMATIKA
Dalam menuangkan isi makalah agar diperhatikan:
1. Alur atau sistematika berfikir dan penuanganya dalam bentuk tulisan ,
antara lain :keterkaitan antar bab dengan bab lainnya, keterkaitan
antara alenea dengan alenea berikutnya dalam satu bab atau antara satu
paragraph dengan paragraph berikutnya.
2. Konsistensi isi atau materi tulisan yang sedang dibuat, mulai dari
judulnya, permasalahannya, tujuan penulisan, analiasa atu
pembahasannya sampai dengan kesimpulan dan saran harus terkait dan
berkesinambungan..
3. Susunan kata dalam kaliamat, kalimat dakam alenea, harus mengikuti
kaidah bahasa Indonesia yang baku. Suatu kalimat dari suatu paragrap
baru tidak boleh diketik pada halaman terpisah,kecuali bila cukup
sedikitnya untuk 2 baris.

G. PEMISAHAN KATA
Pemotongan kata kadang kadang diperlukan karena memang tidak dapat
dihindarkan,misalnya untuk membuat tepi kanan menjadi rapih.Hal ini
diperbolehkan asal menggunakan kaidah yang berlaku ( Indonesia
maupun asing ).Suatu kata pada baris terakhir pada halaman tidak boleh
dipotong.

H. ANGKA DAN SATUAN


Angka ataupun satuan agar tidak dituliskan pada permulaan kalimat.
Apabila diperlukan ,maka tulislah huruf ( tiga sentimeter, dst ). Bila angka
terlalu besar, misalnya : 10.000.000 tulislah menjadi 10 juta dan
seterusnya.

I. PENULISAN RUJUKAN ( DAFTAR KEPUSTAKAAN )


Rujukan kepustakaan merupakan bagian dari artikel ilmiah .Penulisan
rujukan bertujuan membawa pembaca mengetahui sumber informasi
penulis, menunjukan bahwa penulis mengikuti perkembangan bidang
yang ditekuninya , dan menunjukan rasa hormat/terimakasih pada penulis
yang pendapatnya dikutip.
Semua sumber rujukan, baik dalam teks (kutipan )maupun diluar
teks,harus penulis cantumkan dengan mengikuti kaidah berikut ;Tidak
mengadakan perubahan (memperbaiki) teks yang dirujuk tanpa
keterangan bahwa teks tersebut telah diubah(gunakan kata (sic!) )segera
setelah menulis kutipan yang tidak sesuai ), penghilangan bagian yang
dikutip dapat dilakukan dengan menggunakan tiga titik ( … ) asal tidak
mengakibatkan perubahan makna asli keseluruhan dan mempertahankan
koherensi paragraph antara kutipan dan pembahasan dalam paragraph
tersebut.

KETENTUAN UMUM PENULISAN DAFTAR PUSTAKA


1. Gunakan spasi ganda dalam kepustakaan
2. Kutipan langsung yang singkat (kurang dari 40 kata ) berada dalam
teks dan diikuti oleh tanda kutip ganda.Kutipan yang terdiri 40 kata
atau lebih tidak perlu menggunakan tanda kutipan ganda namun
kutipan ditulis pada baris baru dan masuk lima spasi dari margin kiri.
3. Ketika mengutip selalu sertakan nama belakang pengarang,tahun,dan
bila ingin menunjukan tempat secara spesifik sertakan halaman.Tulis
kepustakaan secara lengkap dan benar pada daftar
kepustakaaan.Penulis harus memastikan setiap kutipan ,dikutipan teks
dan kepustakaan sama.
4. Kepustakaan diurut berdasarkan alfabet nama belakang
pengarang ,tidak diberi nomor,tidak diberi indensi pada awal
kepustakaan kecuali baris kedua diketik satu spasi dan diberi indensi
sebanyak 4 kali pukulan tik kedalam,dan ditulis pada akhir karangan
atau tulisan.
5. Catatan kaki tidak digunakan.
52

CARA PENULISAN KUTIPAN DAN DAFTAR PUSTAKA LIHAT DI


BAB IV DAN V .

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Fakultas Ilmu Keperawatan.(2002).Penulisan Rujukan Dalam Penulisan


Ilmiah Keperawatan ,Jakarta :Universitas Indonesia

Nasution,S dan Thomas,M.(2000).Buku Penuntun Membuat


Tesis,Skripsi,Disertasi ,Makalah .Jakarta :EGC

Fakultas Ilmu social dan ilmu polotik (2008) Penulisan_karya_ilmiah, Universitas


Mulawarman http://www.pin.or.id/dat/doc/02_bag1_penulisan_karya_ilmiah.pdf
(diakses tgl 23 oktober 2011)
Lampiran 1

Cover Makalah Ilmiah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. ( INISIAL) DENGAN


HEPATITIS DI LANTAI VI PERAWATAN UMUM
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT
GATOT SOEBROTO JAKARTA

Logo
Institusi

Disusun oleh :

Nama Mahasiswa

NIM

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKPER RSPAD GATOT SOEBROTO
JAKARTA
54

2018

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada Tn (Inisial )


Diruang ………………RS ……..Jakarta “ ini telah disetujui untuk
diujikan pada Ujian Sidang dihadapan Tim penguji .

Jakarta,……………2018
Pembimbing makalah

………………………

Mengetahui
Direktur Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto

……………………
Lampiran 3
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada Tn (Inisial )
Diruang ………………RS ……..Jakarta “ ini telah diujikan dan
dinyatakan” lulus “ dalam Ujian Sidang dihadapan Tim Penguji pada
tanggal ……, bulan……..2018

Jakarta, ………….2018

Penguji I

Nama penguji
( lengkap dengan gelar )

Penguji II

Nama Penguji
( lengkap dengan gelar )

Anda mungkin juga menyukai