OLEH:
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.................................................................................1
1.2 Tujuan penulisan.............................................................................2
1.3 Rumusan permasalahan...................................................................2
1.4 Kegunaan.........................................................................................3
1.5 Sistematika penulisan......................................................................4
1. Definisi Pengertian
a. Mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kesehatan,
memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan
untuk aktualisasi (Mubarak, 2008)
b. Imobilisasi
Imobilisasi adalah suatu kondisi yang relatif, dimana individu tidak saja
kehilangan kemampuan geraknya secara total tetapi juga mengalami
penurunan aktivitas dari kebiasaan normalnya (Mubarak, 2008)
2. Penyebab/Faktor Predisposisi
Penyebab Imobilisasi dapat disebabkan oleh trauma, kondisi patologis,
beberapa penyakit yang beresiko menyebabkan stroke seperti hipertensi, DM,
Arterosklerosis, embolis serta kontak antara bagian tubuh dengan sumber
panas ekstrem.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat mobilisasi seseorang diantaranya
menurut Aziz Alimul (2009) :
a) Gaya Hidup. Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan
mobilisasi seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau
kebiasaan sehari-hari.
b) Proses Penyakit/Cedera. Proses penyakit dapat memengaruhi
kemampuan mobilisasi karena dapat memengaruhi fungsi sistem tubuh.
Sebagai contoh, orang yang mengalami fraktur femur akan mengalami
keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bawah.
c) Kebudayaan. Kemampuan melakukan mobilisasi dapat juga dipengaruhi
kebudayaan. Contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan
jauh memiliki kemampuan mobilisasi yang kuat; sebaliknya ada orang
yang mengalami gangguan mobilisasi (kaki) karena adat dan kebudayaan
tertentu dilarang untuk beraktivitas.
d) Tingkat Energi. Energi adalah sumber untuk melakukan mobilisasi.
Agar seseorang dapat melakukan mobilisasi dengan baik, dibutuhkan
energi yang cukup.
e) Usia dan Status Perkembangan. Terdapat perbedaan kemampuan
mobilisasi pada tingkat usia yang berbeda dalam Potter and Perry (2005).
Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak
sejalan dengan perkembangan usia antara lain :
1. Bayi: sistem muskuloskeletal bayi bersifat fleksibel. Ekstremitas
lentur dan persendian memiliki ROM lengkap. Posturnya kaku
karena kepala dan tubuh bagian atas dibawa ke depan dan tidak
seimbang sehingga mudah terjatuh.
2. Batita: kekakuan postur tampak berkurang, garis pada tulang
belakang servikal dan lumbal lebih nyata
3. Balita dan anak sekolah: tulang-tulang panjang pada lengan dan
tungkai tumbuh. Otot, ligamen, dan tendon menjadi lebih kuat,
berakibat pada perkembangan postur dan peningkatan kekuatan otot.
4. Remaja: remaja putri biasanya tumbuh dan berkembang lebih dulu
dibanding yang laki-laki. Pinggul membesar, lemak disimpan di
lengan atas, paha, dan bokong. Perubahan laki-laki pada bentuk
biasanya menghasilkan pertumbuhan tulang panjang dan
meningkatnya massa otot.
5. Dewasa: postur dan kesegarisan tubuh lebih baik. Perubahan normal
pada tubuh dan kesegarisan tubuh pada orang dewasa terjadi terutama
pada wanita hamil. Perubahan ini akibat dari respon adaptif tubuh
terhadap penambahan berat dan pertumbuhan fetus. Pusat gravitasi
berpindah ke bagian depan.
6. Lansia: kehilangan progresif pada massa tulang total terjadi pada
orangtua.
f) Kondisi patologik
1) Postur abnormal:
Tortikolis: kepala miring pada satu sisi, di mana adanya
kontraktur pada otot sternoklei domanstoid.
Lordosis: kurva spinal lumbal yang terlalu cembung ke depan/
anterior
Kifosis: peningkatan kurva spinal torakal.
Kipolordosis: kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Skolioasis: kurva spinal yang miring ke samping, tidak samanya
tinggi hip/ pinggul dan bahu.
Kiposkoliosis: tidak normalnya kurva spinal anteroposterior dan
lateral.
Footdrop: plantar fleksi, ketidakmampuan menekuk kaki karena
kerusakan saraf peroneal.
2) Gangguan perkembangan otot, seperti distropsi muskular, terjadi
karena gangguan yang disebabkan oleh degenerasi serat otot skeletal.
3) Kerusakan sistem saraf pusat
4) Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal: kontusio, salah urat,
dan fraktur.
g) Ketidakmampuan
Kelemahan fisik dan mental yang menghalangi seseorang untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Ketidakmampuan dibagi menjadi
dua yaitu :
a. Ketidakmampuan primer yaitu disebabkan oleh penyakit atau trauma
(misalnya : paraisis akibat gangguan atau cedera pada medula
spinalis).
b. Ketidakmampuan sekunder yaitu terjadi akibat dampak dari
ketidakmampuan primer (misalnya kelemahan otot dan tirah baring)
(Mubarak, 2008)
3. Patofisiologi terjadinya penyakit
Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam mobilisasi
dapat disebabkan oleh trauma, kondisi patologis, beberapa penyakit yang
beresiko menyebabkan stroke seperti hipertensi, DM, Arterosklerosis,
embolis serta kontak antara bagian tubuh dengan sumber panas ekstrem.
Terjadinya trauma dan kondisi patologis tersebut dapat menimbulkan
adanya fraktur yang menyebabkan pergeseran fragmen tulang sehingga
terjadi perubahan bentuk (deformitas) yang menimbulkan gangguan fungsi
organ dan akhirnya menimbulkan hambatan mobilitas fisik. Beberapa
penyakit seperti hipertensi, DM, Arterosklerosis, embolis dapat
menyebabkan pembekuan darah dan terjadi penyempitan pembuluh darah
sehingga aliran darah ke otak terganggu dan terjadi iskemia sel-sel otak
yang menimbulkan stroke yang menyerang pembuluh darah otak bagian
depan mengakibatkan penurunan kekuatan otot (hemiparesis) hingga
hilangnya kekuatan otot (hemiplegia) yang akhirnya menimbulkan
hambatan mobilitas fisik. Penyebab lain karena kontak langsung yang
terjadi antara tubuh dengan sumber panas ekstrem seperti air panas, api,
bahan kimia, listrik yang menyebabkan combustio (luka bakar) dan
merusak jaringan kulit yang lebih dalam, menimbulkan sensasi nyeri
terutama saat dilakukan pergerakan pada bagian tersebut sehingga terjadi
hambatan mobilitas fisik. (WOC Terlampir)
4. Klasifikasi
5. Gejala Klinis
7. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan
perubahan hubungan tulang.
CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang tertentu
tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau
cidera ligament atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi
dan panjangnya patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi.
MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus,
noninvasive, yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan
computer untuk memperlihatkan abnormalitas (mis: tumor atau
penyempitan jalur jaringan lunak melalui tulang Dll.
Pemeriksaan Laboratorium:
Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin
dan SGOT ↑ pada kerusakan otot.
8. Therapy/tindakan penanganan
Therapy yang dapat dilakukan antara lain menurut Potter and Perry
(2005) :
1) Kesejajaran Tubuh
Dalam mempertahankan kesejajaran tubuh yang tepat, perawat
mengangangkat klien dengan benar, menggunakan teknik posisi yang
tepat, dan memindahkan klien dengan posisi yang aman dari tempat
tidur ke kursi atau brankar.
2) Mobilisasi Sendi
9. Komplikasi
Dampak dari imobilisasi dalam sangat besar pada tubuh Fundamental
Keperawatan Perry dan Potter (2005) diantaranya adalah :
a. Perubahan Metabolisme
Secara umum imobilisasi dapat mengganggu metabolisme secara
normal, mengingat imobilisasi dapat menyebabkan turunnya kecepatan
metabolisme di dalam tubuh. Hal tersebut dapat dijumpai pada
menurunnya basal metabolism rate (BMR) yang menyebabkan
berkurangnya energi untuk perbaikan sel-sel tubuh, sehingga dapat
memengaruhi gangguan oksigenasi sel.
2. Pola nutrisi/metabolic
Program diet PKM:
- nasi padat dan lauk 6 x 24 jam
- Diit cair Tktp
Intake makanan: Diet cair 250
Intake cairan: infuse 3 kop setiap 24 jam : 1500, cairan untuk membilas 10 cc,
urine 500 ml
3. Pola eliminasi
a. Buang air besar
Klien menggunakan pampers
b. Buang air ke Preceptorl
Klien terpasang kateter urine tertampung 250 cc/7 jam
4. Pola aktifitas dan latihan:
2. Pola Nafas
a. Frekwensi Nafas : 20 x/menit
Reguler Cheyne Stokes Kussmaul
Ireguler Biot Apnea
Hiper Ventilasi Hipo Ventilasi lain-lain
Palpasi: Normal
1. Tractil Fremitis / Fremitus Vokal :
Meningkat Lokasi
Menurun Lokasi
Lain-lain
Perkusi : Normal
Batas Kanan :
Batas Kiri :
Auskultasi :
Bunyi Nafas
a. Normal
Vasikuler di
Bronchial di
Broncho vesikuler di
b. Abnormal : Tidak ada
Stridor Lokasi
Wheezing Lokasi
Rales Lokasi
Ronchi Lokasi
Krepitasi Lokasi
Friction Rap Lokasi
c. Resonen local : Tidak ada
Pectoreloguy
Bronchofoni
Egofoni
Cardiovascular (Focus)
Inspeksi : Normal
Iktus :
Tak tampak
Tampak, letak :
Palpasi :
Iktus :
Tak teraba
Teraba, letak : intrakosta ke v sebelah kiri
Perkusi :
Batas Jantung Kanan : intrakosta ke III-IV sebelah kanan
Batas Jantung Kiri : intrakosta ke V agak medila midklavikula sinistra
Nadi
Frekuensi: 80 x/menit
Reguler Kuat
Irreguler Lemah
1. Irama :
Normal : Reguler Irreguler
Abnormal:
2. Tekanan Darah 170/120 mmHg
3. Bunyi Jantung
: Normal
Tambahan Ada Tidak Ada, jenis
4. Letak Jantung : Ictus cordis teraba pada intercosta ke V
5. Pembesaran Jantung : ya tidak
6. Nyeri Dada : ya tidak
7. Clubbing Finger : ya tidak
Persarafan
Tingkat Kesadaran:
Compos Mentis Apatis Somnolen
Sopor Koma
1. GCS :
Eye : 4 Verbal : 6 Motorik : 3
Total GCS : 13
2. Refleks
Normal Parese Hemi Parese
Babinsky Paraplegi Tetraplegi
3. Hidung (PenPreceptoruman)
a. Bentuk : Normal Denasi
b. Gangguan PenPreceptoruman : Ya Tidak
4. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel: normal anomaly
Keterangan
b. Membran tympani
Terang Keruh Kemerahan
Utuh Perforasi
c. Otorrhoea : Ya, Jenis Tidak
d. Gangguan pendengaran :
ya tidak
e. Tinitus :
ya tidak
5. Perasa: Normal Tremor Parese
Lain-lain, sebutkan
6. Peraba Normal Kelainan, sebutkan
Perkemihan
Masalah kandung kemih
Tidak ada masalah Menetes Incontinensia
Oliguria Nyeri Retensi
Poliuria Panas Hematuria
Disuria Sering Nokturia
Pasang Kateter Sistostomi Nokturia
Produksi urine 250 ml/hari Frekuensi x/hari
Warna: Kuning Bau khas Lain-lain
Genetalia
- Kulit di are genetalia terlihat kotor dan pasien garuk-garuk kulitnya
Pencernaan
1. Mulut dan Tenggorokan
a. Selaput Lendir Mulut Lembab Merah Stomatis
b. Lidah Hiperemik Kotor lain-lain
c. Rongga Mulut Tidak berbau Berbau
Gigi bersih Gigi kotor
Tenggorokan: tenggorokan terasa sakit saat menelan
Sakit menelan / nyeri tekan
Suilt menelan lain-lain Terpasang NGT
d. Abdomen
Kenyal Tegang Kembung
Nyeri tekan, lokasi
Bejolan, lokasi
e. Pembesaran Hepar : ya tidak
f. Pembesaran Lien : ya tidak
g. Asites : ya tidak
h. Lain-lain : Kulit terlihat kotor dan terlihat di garuk-garuk
2. Masalah Usus Besar dan Rectum / Anus
BAB 1 x/hari
Tidak Ada Masalah Diare Mengedan
Konstipasi Faeces Berdarah Colostomi
Inkontinensia Faeces Berlendir Wasir lain-lain
Obat Pencahar ya tidak
Lavemen ya tidak
2. Integumen
Warna kulit: Akral :
Ikterik Hangat
Siasonik Panas
Pucat Dingin Kering
Kemerahan Dingin Basah
Pigmentasi
Turgor : Elastik Tidak elastik
Lain – lain : Kulit seluruh tubuh terlihat kotor, kering dan kasar.
Tulang Belakang
Lordosis Scoliosis Kiposis lain-lain, sebutkan:
Tidak terkaji
Reproduksi
Laki-laki :
Kelamin Bentuk : Normal tidak normal, Ket
Kebersihan Alat Kelamin: bersih kotor Ket Terpasang kateter
Perempuan:
Payudara
Bentuk simetris asimetris
Benjolan ya tidak
Kelamin
Bentuk normal tidak
Keputihan ada tidak Keterangan
Siklus Haid hari
Endokrin
1. Faktor Alergi ya tidak
Manifestasi
Cara mengatasi
2. Pernah mendapat Imunisasi
BCG Polio DPT Hepatitis Keterangan Tidak Terkaji
3. Kelainan endokrin : Tidak ada
Program terapi:
ANALISA DATA
No Data (sign/symton) Etiologi Masalah Paraf
1 DS: Gangguan pembuluh
- Pasien mengatakan sulit dara ke otak
Hambatan
mengerakan ekstermitas
bagian kanan Stoke Hemoragik mobiliatas fisik
- Keluarga mengatakan pasien
Kekuatan otot
memiliki riwayat Hipertensi
menurun
dan strok
DO:
- Kebutuhan ADL pasien Gangguan mobilitas
dibantu keluarga dan alat
- Gerakan otot terbatas fisik
- Rentang gerak menurun
TD: 170/120 mmhg
N : 80x/ menit
RR: 25x/ menit
S : 36,7 0C
Spo2: 98
2 DS: Peningkatan tekana Gangguan perfusi
- Pasien mengatakan kepala darah jaringan serebra
tersa pusing dan nyeri
kepala Gangguan pembuluh
- Keluarga mengatakan dara ke otak
pasien memiliki riwayat
strok dan HT Trombosit intra
serebra
DO:
- Pasien tampak mengerakan Sulai O2 dan nutrisi
otot dengan terbatas. yang dibawah oleh
TD: 170/120 mmhg darah ke otak kurang
N : 80x/ menit
RR: 25x/ menit
S : 36,7 0C
Spo2: 98
3 DS: - klien mengatakan
mandi bukan hal yang penting Stoke Hemoragik Devisit perwatan
- klien mengatakan ia malas
diri /personal
untuk melakukan perawatan
Penurunan hyeegene
diri seperti mandi,memakai
kemampuan dan
sabun,shampo,sikat gigi,dan
motivasi merawat diri
menggunting kuku kaki dan
tangan
Devisit perawatan
DO: diri / personal hyegene
- Kulit kepala terlihat ketobe
dan pasien terlihat garuk-
garuk kepala
- Rambut warna putih
panjang, kering dan kotor.
- Badan klien bau
- mulut dan gigi bau
- Kulit kusam dan kotor
- Kulit di are abdomen dan
genetalia terlihat kotor &
terlihat pasien garuk-garuk.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan otot menurun
2. Gangguan perfusi jaringan serebra berhungan dengan penurunan suplai
O2 ke otak
3. Devisit perwatan diri /personal hyeegene b.d Penurunan kemampuan
dan motivasi merawat diri
PERENCANAAN INTERVENSI KEPERAWATAN
No Hari/ Tujuan Keperawatan dan Rencana Tindakan Rasional Paraf
tanggal/ Karateristik (NIC)
jam (NOC)
1 Rabu – Latihan Kekuatan
Kamis, 26- Kemampuan untuk mobilisasi tanpa/ Ajarkan dan berikan dorongan pada klien Agar klien mengerti dan
27 /01/2022 dengan alat bantu untuk melakukan program latihan secara semangat dalam melakukan
Ambulasi : Kemampuan berpindah rutin latihan secara rutin
tanpa/dengan alat bantu Latihan untuk ambulasi
Kemampuan menjaga Keseimbangan Ajarkan teknik Ambulasi & perpindahan Mengurangi tekanan arteri
Kemampuan yang aman kepada klien dan keluarga. dengan menigkatkan drainage
menjaga posisi tubuh dengan benar Sediakan alat bantu untuk klien seperti vena dan memperbaiki
Rentang Gerak optimal kursi roda sirkulasi serebral
Latihan mobilisasi dengan kursi roda
Setelah dilakukan tindakan asuhan Ajarkan pada klien & keluarga tentang cara Keluarga lebih berpasitipasi
keperawatan pada Tn “R” selama 2x24 pemakaian kursi roda & cara berpindah dalam proses pemenuhan
jam masalah Hambatan mobilitas fisik Bari kursi roda ke tempat tidur atau kebutuhan dan mengurangi
berhubungan dengan klien : sebaliknya. banyak bergerak
Dorong klien melakukan latihan untuk Agar anggota tubuh tdk kaku
Mampu mandiri total memperkuat anggota tubuh
Agar lebih mengerti
Membutuhkan alat bantu Ajarkan pada klien/ keluarga tentang cars:
mengunakan kursiroda
Membutuhkan bantuan orang lain penggunaan kursi roda
Membutuhkan bantuan orang lain dan Latihan Keseimbangan
alat Ajarkan pada klien & keluarga untuk dapal
Mengurangi gerak dan tekanan
Tergantung total mengatur posisi secara mandiri dan
arteri dengan menigkatkan
menjaga keseimbangan selama latihan
drainage vena dan memperbaiki
Dalam hal : ataupun dalam aktivitas sehari hari.
sirkulasi serebral
Penampilan posisi tubuh yang benar Perbaikan Posisi Tubuh yang Benar
Penampilan tubuh yang seimbang Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk
Pergerakan sendi dan otot program latihan
Melakukan ADL
3 Rabu– Perawatan diri : mandi, hygiene Bantuan Perawatan Diri: Mandi, bigiene Mengetahui setiap perubahan
Kamis,26- mulut, hygiene penil /vulva, rambut penil/genetalia, rambut, kulit yang terjadi pada pasien secara
27 /01/2022 Perawatan Diri: Berpakaian Kaji kebersihan kulit, kuku, rambut, gigi, dini dan untuk penetapan
tindakan yang tepat
mulut, perineal, anus
Setelah dilakukan tindakan Menjaga kulit, kuku, rambut,
asuhan keperawatan pada Tn “R” Bantu klien untuk mandi, tawarkan
gigi, anus dan mulut tetap
selama 2x24 jam masalah Devisit pemakaian lotion, perawatan kuku, rambut,
dalam keadaan bersih
perwatan diri /personal hyeegene b.d gigi dan mulut, perineal dan anus, sesuai
Keluarga lebih partisipasi
Penurunan kemampuan dan motivasi kondisi
merawat diri teratasi : dalam proses penyembuhan
Anjurkan klien dan keluarga untuk
Klien mampu : klien
melakukan oral hygiene sesudah makan
Melakukan ADL mandiri : mandi, Mengidentifikasi obat yang
dan bila perlu
hygiene mulut,kuku, penis/genetalia, tepat untuk kesembuhan klien.
rambut, berpakaian. Kolaborasi dgn Tim Medis / dokter gigi
Mandi sendiri atau dengan bantuan bila ada lesi, iritasi, kekeringan mukosa
tanpa kecemasan mulut, dart gangguan integritas kulit.
Terbebas dari bau badan dan Beridukungan agar klien tetap
mempertahankan kulit utuh Bantuan perawatan diri : Berpakaian semangat
Mempertahankan kebersihan area Kaji dan dukung kemampuan klien untuk Agar klien lebih nyaman dengan
perineal dan anus berpakaian sendiri pakaian bersih dan longgar
Berpakaian dan melepaskan pakaian
Ganti pakaian klien setelah personal hygiene,
sendiri
dan pakaikan pada ektremitas yang sakit
Melakukan keramas, bersisir, bercukur,
terbatas terlebih dahulu, Gunakan pakaian
membersihkan kuku, berdandan
yang longgar
IMPLEMENTASI
No Hari/tgl/jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
1 Rabu– Membatu Klien Perawatan Diri: Mandi, bigiene S:
Kamis,26- 27 penil/genetalia, rambut, kulit Pasien mengatakan mersa nyaman dan sudah mampu
Mengkaji kebersihan kulit, kuku, rambut, gigi, mulut, perawat diri secara mandiri walaupun sebagian
/01/2022
perineal, anus Pasien mengatakan sudah tidak ada gatal-gadal di
Membantu klien untuk mandi, menawarkan pemakaian bagian kulit kepala, abdomen dan area genetalia
lotion, Merawatan kuku, rambut, gigi dan mulut, perineal dan
anus, sesuai kondisi
O:
Menganjurkan klien dan keluarga untuk melakukan oral
hygiene sesudah makan dan bila perlu Tampak bersih kulit, kuku, rambut, gigi, mulut dan
Mengkolaborasi dgn Tim Medis / dokter gigi bila ada lesi, klien tampak semangat dalam melatih kemampuan
iritasi, kekeringan mukosa mulut, dart gangguan integritas
memenuhi kebutuhan personal hygiene
kulit.
Pasien mengatakan penyebab berkurangnya
Membantu Klien perawatan diri : Berpakaian kebersihan Rambut, badan, mulut, gigi dan kulit
Mengkaji dan mendukung kemampuan klien untuk
yaitu karna sakit yang dideritanya
berpakaian sendiri
Mengaanti pakaian klien setelah personal hygiene, dan
pakaikan pada ektremitas yang sakit terbatas terlebih dahulu, A: Masalah teratasi sebagian
Gunakan pakaian yang longgar P: Intervensi di lanjutkan
EVALUASI
No Dx Hari/tgl/jam Evaluasi Paraf
1 Rabu, 26 Januari S: Klien megatakan merasanyaman dan tidak ada gatal-gatal lagi
2022 O: Klien tampak tidak garuk-garuk dan mulut, rambut, gigi dan kulit klien terlihat bersih
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
2 Rabu, 26 Januari S: Klien dan keluarga sudah mengerti cara ambulasi, berpindah dan melakukan Pergerakan sendi dan otot sesuai
2022 di anjurkan
O: Klien dan keluarga klien tampak kooperatif dalam mengikuti yang di anjurkan
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
3 Rabu, 26 januari S: Pasien mengatakan pusing dan nyeri di bagian kepala sedikit berkurang
2022 O: Klien dan keluarga klien tampak kooperatif
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi di lanjutkan