Anda di halaman 1dari 5

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Pergerakan elektron bebas pada konduktor logam saat terhubung baterai sehingga
timbul gerak elektron bersama (drift) akibat gaya dorong.
Gambar 1.2 (a) amperemeter, (b) simbol amperemeter, dan (c) cara amperemeter terpasang pada
rangkaian listrik.
Gambar 1.3 (a) voltmeter dan simbol, (b) baterai dan simbol, dan (c) voltmeter terpasang pada
rangkaian listrik.
Gambar 1.4 (a) Skema percobaan Hukum Ohm (b) Grafik dari hasil percobaan skema Ohm disebut
grafik Ohmik.
Gambar 1.5 (a) simbol hambatan (b) simbol ohmmeter
Gambar 1.6 Kawat konduktor.
Gambar 1.7 (a) Lampu pijar (b) Compact fluoresencent light (CFL).
Gambar 1.8 (a) lampu pijar (b) lampu pijar yang terhubung pada beda potensial (baterai).
Gambar 1.9 Beberapa kabel (kawat) konduktor berarus listrik bertemu pada suatu titik percabangan
(simpul), pada gambar berlaku : IA + IB = I1 + I2 + I3.
Gambar 1.10 Resistor menghasilkan hambatan listrik.
Gambar 1.11 (a) Dua lampu identik disusun seri, (b) Dua resistor disusun seri, (c) Resistor pengganti.
Gambar 1.12 (a) Dua lampu identik disusun paralel, (b) dua resistor disusun paralel, (c) resistor
pengganti.
Gambar 1.13 (a) rangkaian Jembatan Wheatstone, (b) Jika pada gambar a berlaku Va = Vb.
Gambar 1.14 Rangkaian jembatan wheatstone.
Gambar 1.15 (a) rangkaian listrik dengan baterai ideal, (b) rangkaian listrik dengan baterai nyata .
Gambar 1.16 (a) dua baterai disusun seri (b) ggl baterai pengganti dari susunan gambar (a).
Gambar 1.17 (a) dua baterai disusun paralel (b) ggl baterai pengganti dari susunan gambar (a).
Gambar 1.18 Rangkaian listrik kompleks.
Gambar 2.1 Kaca digosok dengan kain sutera menyebabkan elektron dari kaca berpindah ke kain
sutera.
Gambar 2.2 Neraca puntir yang digunakan pada percobaan Coulomb.
Gambar 2.3 Grafik hubungan antara gaya listrik antar muatan listrik terhadap jarak antar muatan.
Gambar 2.4 Muatan uji (qo) mendaptkan gaya sebesar F ketika berada di suatu titik ber-medan listrik
E yang dihasilkan oleh muatan listrik (q) dari posisi sejauh r.
Gambar 2.5 Ilustrasi garis medan listrik yang terbentuk akibat interaksi dua muatan.
Gambar 2.6 Garis gaya medan E keluar bidang membentuk sudut θ terhadap normal bidang.
Gambar 2.7 (a) Medan listrik pada pelat konduktor tak berhingga positif (b) pelat negatif.
Gambar 2.8 Grafik E terhadap r dan perumusan medan listrik pada pelat sejajar yang terpisah sejauh
d.
Gambar 2.9 Distribusi muatan pada bola konduktor berongga berjari-jari R dan grafik E terhadap r.
Gambar 2.10 Partikel uji qo di pindahkan dari posisi berenergi potensial EP1 ke posisi berenergi EP2.
Gambar 2.11 Sistem terdiri dari 5 muatan listrik.
Gambar 2.12 Potensial listrik pada bola konduktor berongga.
Gambar 2.13 Potensial listrik pada plat sejajar.
Gambar 2.14 Lambang kapasitor.
Gambar 2.15 Contoh macam-macam kapasitor.
Gambar 2.16 Kapasitor pelat sejajar (a) tanpa bahan dielektrik (b) berisi bahan dielektrik.
Gambar 2.17 Kapasitor bentuk silinder.
Gambar 2.18 Rangkaian seri kapasitor.
Gambar 2.19 Rangkaian paralel kapasitor.
Gambar 3.1 Bentuk-bentuk magnet.
Gambar 3.2 Magnet batang ringan yang digantung menggunakan benang selalu akan mengarah pada
kutub utara dan selatan Bumi.
Gambar 3.3 Pola garis-garis gaya yang menggambarkan medan magnet (a) magnet tunggal, (b) dua
magnet dengan kutub berlawanan jenis berdekatan (c) dua magnet sejenis berdekatan.
Gambar 3.4 Paper clip dapat menarik paper clip lain akibat disentuh magnet.
Gambar 3.5 Magnet Bumi
Gambar 3.6 Medan magnet B di titik yang berjarak a dari partikel bermutan listrik yang sedang
bergerak dengan kecepatan ν.
Gambar 3.7 Elemen kawat konduktor dℓ yang berarus listrik I menghasilkan medan magnetik induksi

di titik p yang arahnya tegak lurus terhadap arah vektor posisi titik p yaitu maupun
arah I dℓ.
Gambar 3.8 (a) arah B merupakan garis singgung putaran keempat jari (b) arah B tegak lurus
terhadap arah i di dalam kawat dan arah a.
Gambar 3.9 Medan magnet induksi di titik P yang berjarak a dari kawat lurus berarus.
Gambar 3.10 Medan magnet induksi di sekitar kawat lurus panjang berhingga.
Gambar 3.11 Medan magnet induksi di sekitar kawat lurus panjang tak berhingga.
Gambar 3.12 Medan magnet induksi di titik P yang terletak di sumbu kawat melingkar yang berjari-
jari a dan berarus listrik I.
Gambar 3.13 Medan magnet induksi dipusat lingkaran berjarijari a.
Gambar 3.14 Medan magnet induksi dipusat busur lingkaran bersudut θ dan berjari-jari a.
Gambar 3.15 Solenoida dengan panjang ℓ dan jumlah lilitan N menghasilkan medan magnet induksi
B.
Gambar 3.16 Toroida dengan jari-jari R.
Gambar 3.17 Gaya yang dialami muatan bergerak dalam medan magnet.
Gambar 3.18 Kaidah tangan kanan untuk menentukan arah F, B, dan v.
Gambar 3.19 Ketika saklar S di tutup bagian kawat yang melintang tiba-tiba menjadi melengkung
akibat gaya magnet.
Gambar 3.20 Kawat konduktor sepanjang ℓ lurus vertikal di dalam medan magnet homogeny B yang
berarah menuju pengamat. (a) kawat tak berarus listrik (b) kawat berarus listrik ke atas
(c) kawat berarus listrik ke bawah.
Gambar 3.21 Kaidah tangan kanan untuk menentukan arah F, B, dan I.
Gambar 3.22 Penerapan gaya magnetik pada motor listrik.
Gambar 3.23 Ketika saklar S ditutup, timbul gaya magnet pada kedua kawat kedua kawat sehingga
saling tarik-menarik.
Gambar 3.24 Gaya-gaya pada kawat sejajar (a) saling tarik menarik (b) saling tolak-menolak medan
magnet.
Gambar 4.1Garis-garis gaya magnet B menembus bidang seluas A (a) sejajar no rmal bidang (b)
membentuk sudut θ.
Gambar 4.2 (a) Arus induksi pada loop menghasilkan medan magnet induksi B yang melawan B
penyebab meningkat menuju loop (b) arus induksi pada loop menghasilkan induksi B
yang melawan penyebab B berkurang karena menjauhi loop.
Gambar 4.3 Kawat konduktor dipasang pada posisi m-n dalam medan magnet homogen dialiri arus
listrik sehingga kawat m-n bergerak.
Gambar 4.4 Kaidah tangan kanan
Gambar 4.5 Magnet batang dengan kutub utara menghadap loop kawat solenoid yang terhubung ke
lampu. (a) magnet digerakkan mendekati solenoida (b) magnet tak bergerak (c) magnet
digerakkan menjahui magnet
Gambar 4.6 Aturan tangan kanan tentang arah B dan I pada solenoida.
Gambar 4.7 Loop kawat konduktor berbentuk segi empat dengan luas A diletakkan di antara dua
magnet dengan kutubkutub yang berhadapan dan berlainan jenis diputar dengan
kecepatan sudut ω.
Gambar 4.8 Fenomena indukutansi bersama.
Gambar 4.9 Transformator dan simbolnya.
Gambar 5.1 Rangkaian arus listrik bolak-balik.
Gambar 5.2 Multimeter analog dan digital.
Gambar 5.3 Osiloskop
Gambar 5.4 Grafik fungsi sinusoidal tegangan AC.
Gambar 5.5 Fungsi sinusoidal V = Vm sin θ (a) bentuk grafik sinusoidal (b) bentuk diagram fasor
Gambar 5.6 Resitor yang terhubung pada sumber listrik bolak-balik.
Gambar 5.7 Grafik (a) dan diagram fasor (b) rangkaian resistif.
Gambar 5.8 Induktor yang terhubung pada sumber listrik bolakbalik.
Gambar 5.9 Grafik (a) dan diagram fasor (b) rangkaian induktif.
Gambar 5.10. Kapasitor yang terhubung pada sumber listrik bolakbalik.
Gambar 5.11 Grafik(a) dan diagram fasor (b) rangkaian kapasitif.
Gambar 5.12 Rangkaian seri RL terhubung ke sumber listrik bolak-balik.
Gambar 5.13 (a) Grafik sinusoidal V, I, VR dan VL. (b) diagram fasor rangakian seri RL.
Gambar 5.14 Diagram fasor impedansi rangkaian seri RL
Gambar 5.15 Rangkaian seri RC terhubung ke sumber listrik bolak-balik.
Gambar 5.16 Ilustrasi grafik sinusoidal dan diagram fasor rangkaian seri RC.
Gambar 5.17 Diagram fasor impedansi rangkaian seri RC.
Gambar 5.18 Rangkaian seri RLC yang terhubung ke sumber listrik.
Gambar 5.19 Diagram fasor tegangan RLC.
Gambar 5.20 Diagram fasor impedansi RLC
Gambar 6.1 Diagram yang mewakili (a) medan listrik induksi (b)medan magnet, (c) dan keduanya
(medan listrik dan magnet).
Gambar 6.2 Medan listrik dan magnet berosilasi saling tegak lurus.
Gambar 6.3 Spektrum gelombang elektromagnetik.
Gambar 6.4 Gelombang AM dan FM.
Gambar 6.5 Radar memanfaatkan sifat gelombang elektromagnetik.
Gambar 6.6 Remote TV memanfaatkan sinar inframerah
Gambar 6.7 Hasil rontgen patah tulang.
Gambar 7.1 Sebuah mobil melintas di depan orang yang berdiri di tepi jalan disamping tiang lampu.
Gambar 7.2 Sebuah mobil bergerak menjauhi pengamat yang diam.
Gambar 7.3 Skema percobaan Michelson dan Morley
Gambar 7.4 a) Pengamat O melihat lintasan cahaya yang ditembakkannya ke arah cermin yang
berjarak L darinya dan melihat pengamat O bergerak menjauhinya ke kanan dengan
kecepatan ν. (b) Pengamat O’ melihat lintasan cahaya yang ditembakkan oleh O yang
bergerak menjauhinya ke arah kiri denga kecepatan ν.
Gambar 7.6 (a) Dua saudara kembar A dan B sebelum A pergi meninggalkan Bumi sedangkan B tetap
di Bumi (b) pertemuan kembali A dan B di Bumi setelah A kembali dari perjalanan misi
luar angkasanya.
Gambar 7.6 (a) O melihat O’ bergerak ke arah awan dengan kecepatan v (b) O’ melihat O bergerak ke
kiri dan awan yang bergerak ke arahnya dengan kecepatan v.
Gambar 7.8 Contoh benda yang mengalami kontraksi Lorentz.
Gambar 8.1 Plot grafik intensitas radian (I) sebagai fungsi dari panjang gelombang (λ) dariobjek pijar
pada suhu T1 dan suhu T2.
Gambar 8.2 Radiasi yang memasuki rongga benda hitam sempurna diserap seluruhnya.
Gambar 8.3 Tafsiran dari Rayleigh-Jeans tentang plot grafik intensitas radian (I) sebagai fungsi dari
frekuensi (f) dari benda hitam berbeda dengan hasil eksperimen.
Gambar 8.4 Tafsiran dari Max Planck tentang plot grafik intensitas radian (I) sebagai fungsi dari
frekuensi (F) dari benda hitam sama persis dengan hasil eksperimen.
Gambar 8.5 Di dalam photocell, ketika cahaya diarahkan ke katoda maka elektron akan terlepas dari
katoda menuju anoda sehingga membentuk rangkaian tertutup dan membangkitkan
arus listrik yang terukur pada amperemeter.
Gambar 8.6 Intensitas cahaya bergantung pada kuat arus tetapi tidak berpengaruh pada potensial
henti (V0).
Gambar 8.7 Grafik EK terhadap f hasil percobaan efek foto listrik pada logam natrium yang dilakukan
Robert. A. Milikan.
Gambar 8.8 Geometri hamburan Compton, ketika foton dari radiasi elektromagnetik datang
mengenai elektron yang diam selanjutnya baik foton maupun elektron keduanya akan
terhambur.
Gambar 8.9 Tabung sinar X
Gambar 8.10 Sebuah elektron yang lewat di dekat atom target bermuatan mengalami percepatan,
dan sebuah foton dipancarkan dalam proses tersebut.
Gambar 8.11 Foto tabung sinar X.
Gambar 8.12 Pola difraksi elektron menunjukkan sifat gelombang partikel.
Gambar 9.1 CPU merupakan otak dari segala proses computer termasuk penyimpanan data.
Gambar 9.2 DRAM
Gambar 9.3 Kertas foto.
Gambar 9.4 Kaset pita sebagai alat penyimpan suara.
Gambar 9.5 Piringan hitam.
Gambar 9.6 Penampang Compact Disk (CD).
Gambar 9.7 Jalur data pada CD berbentuk spiral.
Gambar 9.8 Flashdisk
Gambar 9.9 Hard Disk Drive (HDD)
Gambar 9.10 Berbagai jenis SSD.
Gambar 9.11 Alat penyimpanan jarak jauh.
Gambar 9.12 Bentuk sinyal analog dan sinyal digital.
Gambar 9.13 Skema transmisi serial data 8 Bit.
Gambar 9.14 Skema Transmisi Paralel Data 8 Bit.
Gambar 9.15 Skema konversi warna menjadi bentuk biner.
Gambar 9.16 Kabel terpilin jenis UTP wired.
Gambar 9.17 Kabel koaksial.
Gambar 9.18 Kabel fiber optic.
Gambar 10.1 (a) Hamburan partikel α pada lembaran emas tipis yang dilakukan Geiger dan Marsden
(b) Model atom Rutherford.
Gambar 10.2 Model inti atom
Gambar 10.3 Isotop hydrogen dan helium
Gambar 10.4 Grafik energi ikat per nukleon terhadap nomor massa A pada inti stabil.
Gambar 10.5 Daya tembus partikel α, β, dan γ.
Gambar 10.6 Radiasi α dan β dibelokkan medan magnet.
Gambar 10.7 Ilustrasi dari skema rantai peluruhan radioaktif.
Gambar 10.8 Deret uranium
Gambar 10.9 Sinar radioaktif dengan intensitas I0 akan melemah intensitasnya menjadi I ketika
melewati bahan perisai dengan ketebalan x.
Gambar 10.10 Grafik peluruhan eksponensial, Nt jumlah inti radioaktif pada waktu t terhadap waktu
t. T1/2 menyatakan waktu paruh dari bahan radioaktif tersebut.
Gambar 10.11 Aktivitas radioaktif sebagai fungsi dari waktu.
Gambar 10.12 Pencacah Geiger Muller sebagai pengukur radiasi.
Gambar 10.13 Reaksi fisi berantai.
Gambar 10.14 Penggabungan deuterium dan tritium menghasilkan helium. Proton berwarna merah
dan neutron berwarna abu.
Gambar 10.15 Hasil pemindaian PET scan.
Gambar 10.16 Tubuh manuasia purba ditemuka di gletser Pegunungan Alpen.
Gambar 11.1 Minyak mentah (crude oil)
Gambar 11.2 Gas LPG digunakan dalam industri kecil, industry menengah dan rumah tangga sebagai
bahan bakar.
Gambar 11.3 Tambang batu bara.
Gambar 11.4 Nelayan pagi menangkap ikan dengan bantuan angin laut.
Gambar 11.5 Solfatara sebagai bukti panas bumi.
Gambar 11.6 Serpihan kayu termasuk contoh biomassa.
Gambar 11.7 PLTA Jatiluhur.
Gambar 11.8 PLTB Pulau Selayar.
Gambar 11.9 Modul FotovoHaik.
Gambar 11.10 PLTPB
Gambar 11.11 Pembangkit listrik brogas.
Gambar 11.12 Anjuran untuk menghemat energi.
Gambar 11.13 Kabut asap di Riau pada tahun 2019.

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Hasil Percobaan dari Skema Percobaan Hukum Ohm. 5


Tabel 1.2. Resistivitas (ρ) Beberapa Bahan pada Suhu 20°C. 6
Tabel 1.3 Koefisien Suhu (α) Beberapa Jenis Bahan. 7
Tabel 2.1 Massa Partikel. 32
Tabel 2.2 Perumusan Resultan Gaya Elektrotatik pada Suatu Muatan. 33
Tabel 2.3 Perumusan Resultan Medan Listrik pada Titik p. 36
Tabel 2.4. Konstanta Dielektrik Beberapa Material 45
Tabel 3.1. Gambar Simbol Menggambar Medan Magnet pada Bidang Kertas. 62
Tabel 3.2. Permeabilitas Bahan Magnet pada Ruang Vakum (μ o) 63
Tabel 4.1 Perbedaan transformator step-up dan step-down. 94
Tabel 6.1 Jenis-jenis Frekuensi Radio. 133
Tabel 6.2 Panjang Gelombang Cahaya Tampak. 134
Tabel 7.1 Tabel Perhitungan Waktu pada Percobaan Michelson-Morley Berdasarkan Transformasi
Galileo. 155
Tabel 8.1 Beberapa Fungsi Kerja Fotoelektrik. 179
Tabel 10.1 Bentuk Persamaan Peluruhan Beta (β) 218
Tabel 10.2 Faktor Kualitas Radiasi (Q) 219
Tabel 10.3 Simbol Partikel pada Reaksi Inti.

Anda mungkin juga menyukai