2/Apr-Jun/2013
165
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
166
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
167
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
168
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
169
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
menanyakan kepada Tergugat apakah surat ayat (3) RBG/Pasal 50 Ayat (3) RV, secara
gugatan yang dibacakan itu sudah dipahami tegas melarang hakim menjatuhkan
atau belum. Dan apabila tergugat belum putusan atas perkara yang tidak dituntut
memahami, maka Majelis Hakim akan atau meluluskan lebih dari yang dituntut.
menjelaskan poin- poin mana yang belum Disebabkan pembuktian itu ditunjukkan
diketahui/dipahami. Jika tergugat sudah untuk menetapkan hukum di antara kedua
paham dengan isi gugatan penggugat, maka belah pihak yang bersengketa, mengacu
Majelis Hakim menanyakan kepada pada pasal 163 HIR/283 RBG/1865 KUH
tergugat apakah ia akan menjawab secara Perdata maka setiap orang yang
lisan atau tertulis. Apakah akan lansung mendalilkan bahwa ia mempunyai hak atau
dijawab atau meminta waktu kepada guna meneguhkan haknya sendiri atau
majelis hakim untuk menyusun jawaban membantah suatu hak orang lain menunjuk
secara tertulis lebih dahulu. Dan mulai ssat pada suatu peristiwa diwajibkan
itu juga proses pemeriksaan masuk ke membuktikan adanya hak atau peristiwa
dalam tahap jawab menjawab. tersebut. Dalam proses gugat-menggugat,
beban pembuktian dapat ditunjukan
e) Jawaban Tergugat kepada penggugat, tergugat, maupun pihak
Tahap ini adalah tahap dimana tergugat ketiga yang melakukan intervensi. Prinsip
memberikan bantahan atau pengakuan dasarnya, siapa yang mendalilkan sesuatu
mengenai dalil-dalil gugatan yang diajukan maka ia wajib membuktikannya.
oleh penggugat. Oleh karena itu, jawaban
hendaknya disusun berdasarkan pada dalil- 2. Proses Hukum Penyerobotan Tanah
dalil gugatan Penggugat agar mudah Melalui Hukum Acara Pidana
dipahami. Adapula jawaban dilakukan Tahapan-tahapan dalam memproses
dengan terlebih dahulu mengulang dalil penyerobotan dalam tahap proses
gugatan yang hendak dijawab terlebih peradilan pidana adalah sebagai berikut :
dahulu baru kemudian memberi dalil-dali a. Adanya laporan atau pengaduan
jawabannya. Peradilan pidana diawali dengan adanya
Jawaban tergugat sebenarnya berkisar laporan atau pengaduan yang dimana
kepada dua macam : (1) jawaban tidak pelapor melaporkan seseorang yang
langsung mengenai pokok-pokok perkara dianggap telah melakukan kejahatan.
yang disebut dengan tangkisan atau Bahwa laporan terhadap penyerobotan
eksepsi, (2) jawaban yang langsung tanah diawali dengan pelaporan kepada
mengenai pokok perkara yang sedang pihak kepolisian atau pegawai negeri sipil
berlangsung. tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
Pembuktian adalah suatu tindakan yang UU. (Pasal 6 Kitab Undang-undang Hukum
dilakukan oleh para pihak dalam suatu Acara Pidana).
sengketa perdata. Pembuktian ini bertujuan 1. Laporan ialah pemberitauan yang
untuk menetapkan hukum di antara kedua disampaikan oleh seorang karena hak
belah pihak yang menyangkut suatu hak dan kewajiban berdasarkan Undang-
sehingga diperoleh suatu kebenaran yang undang kepada pejabat yang berwenang
memiliki nilai keadilan. Tentang kebenaran tentang telah atau sedang atau diduga
tersebut dalam acara perdata yang dicari akan terjadinya peristiwa pidana. (Pasal
hakim adalah kebenaran formil, yakni 1 butir 24 Kitab Undang-undang Hukum
hakim dilarang melampaui batas yang Acara Pidana).
diajukan oleh pihak yang berperkara. 2. Pengaduan ialah pemberitahuan disertai
Ketentuan pasal 178 ayat (3) HIR/Pasal 189 permintaan oleh pihak yang
170
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
171
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
Maka dengan dasar itu penyidik didasarkan pada pasal 143 ayat (1) KUHAP,
meng oµ Œl v ^•µŒ š ‰ Œ]vš Z ‰ vPZ vš] v Ç vP µvÇ]vÇ ^‰ vµvšµš µuµu
‰ vÇ] ]l v_ melimpahkan perkara ke pengadilan negeri
dengan permintaan agar segera mengadili
c. Penuntutan ‰ Œl Œ š Œ• µš vP v ]• Œš ] lÁ v_
Penuntutan adalah tindakan penuntut Didalam ketentuan Kitab Undang-
umum untuk melimpahkan perkara pidana undang Hukum Acara Pidana (KUHAP),
ke pengadilan negeri yang berwenang pelimpahan perkara yang akan diajukan ke
dalam hal menurut cara yang diatur dalam pengadilan ada tiga macam, yaitu :
undang-undang ini dengan permintaan
supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di 1. Acara pemeriksaan biasa
sidang pengadilan. Berdasarkan Pasal 152 ayat (1) Kitab
Dalam praktek peradilan pada saat jaksa Undang-undang Hukum Acara Pidana
penuntut umum menerima berkas perkara ~<h, W•U u vÇ š l v ^ o u Z o
yang dilimpahkan oleh pihak penyidik, jaksa pengadilan negeri menerima surat
penuntut umum harus memeriksa atau pelimpahan perkara dan berpendapat
meniliti kembali apakah berkasnya sudah bahwa perkara itu termasuk
lengkap atau belum. Hal ini disebut wewenangnya, ketua pengadilan negeri
prapenuntutan. menunjuk hakim yang akan
Setelah jaksa penuntut umum menyidangkan perkara tersebut dan
menyatakan berkasnya perkara tersebut hakim yang ditunjuk itu menetapkan
telah lengkap, maka jaksa penuntut umum Z Œ] •] vP_
akan membuat surat dakwaan, yang dasar 2. Acara pemeriksaan singkat
untuk dilimpahkan ke pengadilan negeri. Berdasarkan pasal 203 ayat (1) KUHAP,
u vÇ š l v W ^Ç vP ]‰ Œ]l• u vµŒµš
d. dakwaan acara pemeriksaan singkat ialah perkara
Dakwaan merupakan dasar penting kejahatan atau pelanggaran yang tidak
hukum acara pidana karena berdasarkan termasuk ketentuan pasal 205 Kitab
hal yang dimuat dalam surat dakwaan itu, Undang-undang Hukum Acara Pidana
hakim akan memeriksa dan memutuskan. (KUHAP) dan yang menurut penuntut
Dakwaan berupa surat atau akta yang umum pembuktian serta penerapan
memuat rumusan tindak pidana yang hukumnya mudah dan sifatnya
didakwakan terhadap terdakwa, • ŒZ v _X
perumusan mana yang ditarik dan Acara pemeriksaan cepat dalam
disimpulkan dari hasil pemeriksaan KUHAP dibagi 2 bagian, yakni ;
penyidikan dihubungkan dengan rumusan 1. perkara tindak pidana ringan (Pasal 205
pasal tindak pidana yang dilanggar dan Kitab Undang-undang Hukum Acara
didakwakan kepada terdakwa dan surat Pidana)
dakwaan tersebutlah yang menjadi dasar 2. perkara pelanggaran lalu lintas jalan
pemeriksaan bagi hakim dalam sidang (Pasal 221 Kitab Undang-undang Hukum
pengadilan. Acara Pidana)
172
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
173
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
174
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
175
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013
DAFTAR PUSTAKA
Harsono, Boedi, Undang-Undang Pokok
Agraria Sedjarah Penyusunan Isi dan
Pelaksanaannya, Djambatan,
Djakarta,1970
176