Anda di halaman 1dari 12

Lex Privatum, Vol.I/No.

2/Apr-Jun/2013

KAJIAN TERHADAP KASUS menjalankan dan melanjutkan


PENYEROBOTAN TANAH DITINJAU DARI kehidupannya.3
ASPEK HUKUM PIDANA DAN HUKUM Tanah adalah karunia dari Tuhan Yang
PERDATA1 Maha Esa kepada umat manusia di muka
Oleh : Robert L. Weku2 bumi.4 Oleh dan sebab itu tanah menjadi
kebutuhan dasar manusia, sejak lahir
ABSTRAK sampai meninggal dunia. Bahwa manusia
Penyerobotan tanah bukanlah suatu hal membutuhkan tanah untuk tempat tinggal
yang baru dan terjadi di Indonesia. Kata dan sumber kehidupan. Secara kosmologis,
penyerobotan sendiri dapat diartikan tanah adalah tempat manusia tinggal,
dengan perbuatan mengambil hak atau tempat bekerja dan hidup, tempat dari
harta dengan sewenang-wenang atau mana mereka berasal, dan akan kemana
dengan tidak mengindahkan hukum dan pula mereka pergi. Dalam hal ini, tanah
aturan, seperti menempati tanah atau mempunyai dimensi ekonomi, sosial,
rumah orang lain, yang bukan merupakan kultural, politik, dan ekologis.5
haknya. Tindakan penyerobotan tanah Dalam sejarah peradaban umat manusia,
secara tidak sah merupakan perbuatan tanah merupakan faktor yang paling utama
yang melawan hukum, yang dapat dalam menentukan produksi setiap fase
digolongkan sebagai suatu tindak pidana. peradaban. Tanah tidak hanya memiliki
Adanya perbuatan yang disengaja yang nilai ekonomis tinggi, tetapi juga nilai
dilakukan oleh orang yang melakukan filosofis, politik, sosial, dan kultural. Tak
penyerobotan atas tanah milik orang, maka mengherankan jika tanah menjadi harta
dikenakan pasal 167 KUHPidana. istimewa yang tak henti-hentinya memicu
Sedangkan hukum perdata di dalam pasal berbagai masalah sosial yang kompleks dan
1365 dan pasal 1366 karena bisa dilihat rumit.
dalam kasus penyerobotan tanah ada pihak Menyadari pentingnya nilai dan arti
yang dirugikan dan memerlukan ganti rugi penting tanah, para pendiri Negara
atas kerugian yang di alami pihak tersebut. Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Kata Kunci: Orang, Tanah, KUHPidana & merumuskan tentang tanah dan sumber
KUHPerdata daya alam secara ringkas tetapi sangat
filosofis substantial di dalam konstitusi,
PENDAHULUAN pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar
Salah satu identitas dari suatu negara 1945, sebagai berikut :
hukum adalah memberikan jaminan dan ^ µu] v ]Œ v l l Ç v o u Ç vP
perlindungan hukum atas hak-hak warga terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negaranya. Sebagaimana diketahui tujuan negara dan dipergunakan untuk sebesar-
hukum ialah ketertiban, keadilan dan • ŒvÇ l u luµŒ v Œ lÇ šX_6
kepastian hukum termasuk di dalamnya
perlindungan hukum bagi pemegang hak
3
atas tanah. Dalam kehidupan manusia, Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tananh dan
keberadaan tanah tidak akan terlepas dari Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hal.31
4
segala perbuatan manusia itu sendiri, sebab Menurut pakar pertanahan Djuhaendah Hasan,
tanah memiliki kedudukan istimewa dalam
tanah merupakan tempat manusia untuk kehidupan masyarakat adat di Indonesia samapai
sekarang.Bernhard Limbong. ^<}v(o]l W Œš v Z v_.
Pustaka Margaretha, Jakarta, 2012, hal 1.
5
Bernhard Limbong. ^<}v(o]l W Œš v Z v_X Pustaka
1
Artikel Skripsi Margaretha, Jakarta, 2012, hal 1t 2
2 6
NIM 080711109 Ibid

165
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

Kesadaran akan kedudukan istimewa pekarangan tertutup yang dipakai orang


tanah dalam alam pikiran bangsa Indonesia lain dengan melawan hukum atau berada
juga tertuang dalam Undang-undang Pokok disitu dengan melawan hukum, dan atas
Agraria (UUPA) Nomor 5 tahun 1960, di permintaan yang berhak atau suruhannya
mana dalam Undang-undang Pokok Agraria tidak pergi dengan segera, diancam dengan
tersebut dinyatakan adanya hubungan pidana penjara paling lama 9 (sembilan)
abadi antara Bangsa Indonesia dengan bulan atau pidana denda paling banyak Rp.
tanah. Reformasi agraria yang telah 4.500,- (empat ribu lima ratus rupiah),
dicanangkan dengan diterbitkannya sehingga Pasal 167 KUHPidana
Undang-undang Pokok Agraria Nomor 5 dikategorikan sebagai pasal yang mengatur
tahun 1960, namun pada kenyataannya tentang Penyerobotan Tanah.
terasa masih sangat sulit diterapkan di Selanjutnya, apabila dalam penyelidikan
lapangan karena berbagai persoalan hukum maupun penyidikan oleh penyidik
dan non hukum. Undang-undang Pokok ditemukan adanya perbuatan yang
Agraria pun makin sulit diterapkan pada era disengaja yang dilakukan oleh orang yang
orde baru hingga era reformasi hari ini melakukan penyerobotan atas tanah milik
sebagai akibat diterapkannya sistem orang, maka oleh Penyidik langsung
ekonomi liberalisme kapitalistik yang menetapkan orang tersebut sebagai
diawali dengan dikeluarkannya UU tersangka sebagaimana dimaksud dari pasal
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) 167 KUHPidana yang selanjutnya dibuatkan
tahun 1967 dan UU Penanaman Modal Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Dan
asing (PMA) tahun 1968. Dalam satu apabila ternyata penyerobotan tanah
dasawarsa terakhir, sejumlah undang- tersebut dilakukan oleh tersangka dengan
undang yang diterbitkan bahkan sebagian maksud menguasai kemudian menjual atau
menabrak Undang-undang Pokok Agraria menukarkan, kepada pihak lain, maka si
dan amanat UUD 1945. Tersangka (penyerobot) oleh Penyidik
Penyerobotan tanah bukanlah suatu hal dikenakan pasal 385 ayat (1) Kitab Undang-
yang baru dan terjadi di Indonesia. Kata Undang Hukum Pidana (KUHP), dengan
penyerobotan sendiri dapat diartikan ancaman pidana paling lama empat tahun,
dengan perbuatan mengambil hak atau dimana : dengan maksud untuk
harta dengan sewenang-wenang atau menguntungkan diri sendiri atau orang lain
dengan tidak mengindahkan hukum dan secara melawan hukum, menjual,
aturan, seperti menempati tanah atau menukarkan atau membebani dengan
rumah orang lain, yang bukan merupakan credietverband suatu hak tanah yang belum
haknya. Tindakan penyerobotan tanah bersertifikat, padahal ia tahu bahwa orang
secara tidak sah merupakan perbuatan lain yang mempunyai hak atau turut
yang melawan hukum, yang dapat mempunyai hak atasnya.
digolongkan sebagai suatu tindak pidana. 7 Sedangkan hukum perdata didalam
Didalam proses penyelidikan maupun pasal 1365 dan pasal 1366 bisa menjerat
penyidikan, selalu para Penyidik orang-orang yang melakukan penyerobotan
menggunakan Pasal 167 ayat 1 KUHPidana tanah, karena bisa dilihat dalam kasus
yang menyatakan : Barang siapa memaksa penyerobotan tanah ada pihak yang di
masuk ke dalam rumah, ruangan atau rugikan dan memerlukan ganti rugi atas
kerugian yang di alami pihak tersebut, dan
7
Ivor Ignasio Pasaribu, SH. (2013). Penyerobotan juga penyerobotan tanah merupakan
Tanah Secara Tidak Sah Dalam Perspektif Pidana perbuatan melawan hukum yang mana
http://www.hukumproperti.com diakses pada seseorang secara tanpa hak masuk ke tanah
tanggal 7 januari 2013.

166
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

milik orang lain, atau menyebabkan 1. Metode Pengumpulan Bahan


seseorang, atau menyebabkan orang lain Untuk mengumpulkan bahan, maka
atau benda lain masuk ke tanah milik orang penulis telah mempergunakan Metode
lain, ataupun menyebabkan seseorang atau Penelitian Kepustakaan (library
orang lain atau benda tertentu tetap tinggal research) yakni suatu metode yang
di tanah milik orang lain. digunakan dengan cara mempelajari
Akan tetapi banyaknya peraturan- literatur, perundang-undangan dan
peraturan yang mengatur tentang bahan-bahan tertulis lainnya yang
penyerobotan tanah yang ada di negara berhubungan dengan materi
kita, ternyata belum bisa juga membuat pembahasan yang digunakan untuk
kasus penyerobotan tanah bisa dengan mendukung pembahasan ini.
mudah di selesaikan ditingkat peradilan. Disamping itu dipergunakan sumber
Hal tersebut bisa terlihat ketika adanya data dari data internet.
keputusan pengadilan atas kasus pidana 2. Metode Pengolahan Bahan
tentang penyerobotan tanah, belum bisa Data yang terkumpul kemudian diolah
digunakan untuk mengeksekusi lahan yang dengan suatu teknik pengolahan data
disengketakan atau yang diserobot, karena secara Deduksi dan Induksi, sebagai
keputusan pidana yaitu menghukum atas berikut :
orang yang melakukan penyerobotan a. Secara Deduksi, yaitu pembahasan
tanah, sehingga hak penguasaan atas tanah yang bertitik tolak dari hal-hal yang
tersebut pada umumnya masih harus bersifat umum, kemudian dibahas
diselesaikan melalui gugatan secara menjadi suatu kesimpulan yang
perdata. bersifat khusus.
b. Secara Induksi, yaitu pembahasan
PERUMUSAN MASALAH yang bertitik tolak dari hal- hal
1. Bagaimana Mekanisme proses yang bersifat khusus, kemudian
penyelesaian kasus Penyerobotan dibahas menjadi suatu kesimpulan
Tanah melalui Hukum Acara Perdata? yang bersifat umum.
2. Bagaimana Mekanisme proses Kedua metode dan teknik pengolahan
penyelesaian kasus Penyerobotan bahan tersebut diatas dilakukan secara
Tanah melalui Hukum Acara Pidana? berganti-gantian bilamana diperlukan.

METODE PENELITIAN PEMBAHASAN


Oleh karena ruang lingkup penelitian ini 1. Proses Hukum Penyerobotan Tanah
adalah pada disiplin Ilmu Hukum, maka Melalui Hukum Acara Perdata
penelitian ini merupakan bagian dari Permasalahan tanah sejak dahulu
penelitian hukum kepustakaan yakni merupakan persoalan hukum yang pelik
vP v ^ Œ u v o]š] Z v ‰µ•š l _ š µ dan kompleks serta mempunyai dimensi
yang dinamakan penelitian hukum yang luas, sehingga tidak mudah untuk
normatif8. diselesaikan dengan cepat. Sebab, tanah
Dalam penulisan Skripsi penulis tidak hanya berdimensi yuridis, tetapi
mempergunakan metode pengumpulan berdimensi ekonomi, politik, sosial,
bahan dan metode pengolahan data religious - magis, bahkan bagi negara tanah
sebagai berikut : mempunyai dimensi strategis. Penyelesaian
sengketa pertanahan melalui jalur
8
pengadilan sering memakan waktu yang
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian lama. Bahwa lamanya proses perkara
Hukum Normatif, Rajawali, Jakarta, 1958, Hal 14.

167
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

melalui gugatan perdata di Pengadilan belum pernah diajukan selama proses


dikarenakan apabila Pengadilan Negeri Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dam
memutus atas gugatan tersebut , pihak Mahkamah Agung atau yang dikenal
yang tidak menerima atas putusan tersebut vP v ]•š]o Z ^Novum_X
dapat mengajukan banding dan selanjutnya Berikut adalah tahapan-tahapan yang
setelah berkas perkara yang dilakukan harus dilalui dalam perkara perdata di
Banding tersebut dikirim Pengadilan Negeri dalam proses persidangan :
ke Pengadilan Tinggi melalui Pengadilan a) Mengajukan Gugatan Penyerobotan
Negeri dan selanjutnya oleh Majelis Hakim Tanah
Tingkat Banding akan mempelajari berkas Gugatan penyerobotan tanah diajukan
Banding tersebut kemudian melalui ketua pengadilan negeri yang
memutuskannya melalui musyarawarah memiliki wilayah hukum meliputi tempat
majelis Hakim Banding. Akan tetapi apabila tinggal atau tempat kediaman tergugat. jika
ternyata kemudian ada pihak yang merasa objek gugatan benda tidak bergerak, HIR
kurang puas atas putusan banding tersebut, tidak mengatur secara khusus, namun R.Bg
dapat mengajukan keberatan dengan cara memberikan prioritas - gugatan diajukan
mengajukan Kasasi. Bahwa proses Kasasi melalui Ketua Pengadilan Negeri yang
dilakukan para Pihak yang bersengketa dan wilayah hukumnya meliputi benda bergerak
kemudian oleh masing-masing pihak, itu berada.
dimana Pemohon Kasasi akan memasukkan Bahwa yang paling prinsip dalam
Memori Kasasi sedangkan pihak lainnya pengajuan surat gugatan tentang
memasukkan Kontra Memori Kasasi, dan penyerobotan anah, yaitu pemilik atas
setelah pemberkasan perkara telah tanah yang diserobot orang mempunyai
rampung maka dikirim ke Mahkamah alat-alat bukti yang kuat antara lain,
Agung republik indonesia melalui Sertifikat atas tanah yang diserobot atau
pengadilan Negeri dimana perkara itu Sertifikat Hak Milik (SHM), Surat-surat
disidangkan. tentang asal muasal tanah yang dimiliknya
Setelah Berkas diterima oleh Mahkamah tersebut dan atau kronologis perolehan
Agung Republik Indonesia, selanjutnya oleh tanah yang menjadi obyek sengketa. Hal
ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia tersebut terkandung maksud agar dalam
akan menetapkan majelis Hakim Agung proses perkara penyerobotan tanah
untuk memeriksa dan mengadili serta tersebut dalam tahapan sidang pembuktian
kemudian memutuskan perkara yang pemilik tanah atau penggugat mampu
dimohonkan kasasi tersebut. meyakinkan majelis hakim yang memeriksa
Bahwa apabila ternyata dalam putusan gugatan dari pemilik tanah tersebut dan
Mahkamah Agung Republik Indonesia selanjutnya akan memutuskan sesuai
ternyata masih juga ada pihak yang merasa dengan fakta -fakta persidangan yang
tidak adil, maka oleh undang-undang masih diajukan para pihak yang bersengketa.
pula diberikan upaya hukum, upaya hukum Demikian pula orang yang melakukan
tersebut adalah upaya hukum luar biasa penyerobotan atas tanah yang bukan
yaitu Peninjauan Kembali (PK), dan miliknya, diwajibkan menerangkan apa
pemohon peninjauan kembali diberikan alasan atau apa yang yang mendasari
waktu selama 180 hari sejak putusan penyerobot memasuki, menguasasi tanah
Mahkamah Agung memutuskan perkara dimaksud. Hal-hal ini sangat penting
tersebut dengan catatan dalam memori diterangkan dalam persidangan untuk
peninjauan kembali tersebut haruslah pentingnya majelis hakim yang memproses
dilampirkan bukti baru atau bukti yang perkara penyerobotan tanah akan

168
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

memberikan pertimbangan-pertimbangan Peratuaran Pemerintah No.9 Tahun 1975


hukum dalam putusan perkara nanti. dan Pasal 138-140 Kompilasi Hukum Islam.
Dalam ketentuan Peraturan Perundang-
b) Tahap Pemanggilan undangan ini dikemukakan teknis
Setelah pengajuan gugatan pemanggilan para pihak yang berperkara
penyerobotan tanah yang merupakan sebagai berikut :
tindakan proses pendaftaran yang meliputi 1. Pemanggilan dalam wilayah yurisdiksi
registrasi pembayaran panjar perkara dan 2. Panggilan di luar wilayah yurisdiksi
penetapan majelis hakim dengan Panitera 3. Pemanggilan di luar negeri
pengganti, selanjutnya Ketua Pengadilan 4. Pemanggilan bagi tergugat yang
atau Wakilnya, dan atau oleh Majelis Hakim gaib/tidak diketahui
yang akan memeriksa gugatan tersebut
segera menetapkan hari sidang yang diikuti c) Pelaksanaan Persidangan
dengan perintah kepada panitera atau juru Pelaksanaan persidangan adalah
sita untuk memanggil kedua belah pihak rangkaian kegiatan dalam mengatur tata
(penggugat dan tergugat) , supaya hadir di tertib Persidangan yang dimulai sebelum
depan sidang pengadilan pada waktu yang persidangan sampai selesainya persidangan
ditentukan untuk itu. dilaksanakan oleh seorang petugas yang
Pengertian panggilan dalam hukum khusus ditunjuk untuk melakukan tugas-
acara perdata adalah menyampaikan secara tugas tersebut, seperti menyiapkan
resmi dan patut kepada pihak-pihak yang perlengkapan persidangan, menulis jadwal
terlibat dalam suatu perkara dipengadilan, persidangan pada papan pengumuman
agar memenuhi dan melakukan hal-hal yang telah disediakan sesuai dengan urut
yang dimintakan dan diperintahkan Majelis pendaftaran perkaran, memanggil para
Hakim. pihak dan saksi-saksi untuk masuk ke dalam
Kewenangan melakukan panggilan ruang siding dan sebagainya. Sedangkan
adalah jurusita atas perintah majelis hakim pada saat sidang berlangsung dilaksanakan
yang didasarkan pada Ps.12 ayat (1) HIR, oleh Majelis Hakim itu sendiri.
hanya panggilan yang dilakukan jurusita Dalam persiapan persidangan Berita
secara resmi dari patut yang diaggap sah acara sidang atau disebut dengan process
dan resmi. verbal adalah suatu hal yang harus
Surat panggilan disebut juga dengan dipersiapkan. Berita acara siding ini
relaas. Dalam Hukum Acara Perdata, relaas merupakan akta autentik yang dibuat
ini dikategorikan sebagai akta autentik. secara resmi oleh pejabat yang berwenang
Dalam Ps.165 HIR dan Ps. 285 R.Bg serta Ps. yang berisi tentang proses pemeriksaan
1868 B.W., disebutkan bahwa akta autentik suatu perkara dalam persidangan, sebagai
adalah suatu akta yang dibuat dihadapan dasar Majelis Hakim dalam membuat
pegawai umum dalam bentuk yang putusan terhadap perkara yang diadilinya.
ditentukan oleh undang-undang yang d) Pembacaan Gugatan
berlaku. Demikian juga dengan relaas Dalam tahap ini Majelis Hakim akan
panggilan. Dengan demikian apa yang menanyakan kepada penggugat apakah ada
termuat dalam relaas harus dianggap perubahan gugatan atau tidak, dan jika
benar, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya. tidak adalagi perubahan maka Ketua
Masalah pemanggilan dan majelis hakim meminta untuk membacakan
pemberitahuan putusan dimuat dalam surat gugatan yang diajukan oleh
pasal 122, 388 dan pasal 390 HIR dan Pasal Penggugat, Setelah pembacaan surat
146, Pasal 798 R.Bg serta pasal 26-28 gugatan dilaksanakan, Majelis Hakim akan

169
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

menanyakan kepada Tergugat apakah surat ayat (3) RBG/Pasal 50 Ayat (3) RV, secara
gugatan yang dibacakan itu sudah dipahami tegas melarang hakim menjatuhkan
atau belum. Dan apabila tergugat belum putusan atas perkara yang tidak dituntut
memahami, maka Majelis Hakim akan atau meluluskan lebih dari yang dituntut.
menjelaskan poin- poin mana yang belum Disebabkan pembuktian itu ditunjukkan
diketahui/dipahami. Jika tergugat sudah untuk menetapkan hukum di antara kedua
paham dengan isi gugatan penggugat, maka belah pihak yang bersengketa, mengacu
Majelis Hakim menanyakan kepada pada pasal 163 HIR/283 RBG/1865 KUH
tergugat apakah ia akan menjawab secara Perdata maka setiap orang yang
lisan atau tertulis. Apakah akan lansung mendalilkan bahwa ia mempunyai hak atau
dijawab atau meminta waktu kepada guna meneguhkan haknya sendiri atau
majelis hakim untuk menyusun jawaban membantah suatu hak orang lain menunjuk
secara tertulis lebih dahulu. Dan mulai ssat pada suatu peristiwa diwajibkan
itu juga proses pemeriksaan masuk ke membuktikan adanya hak atau peristiwa
dalam tahap jawab menjawab. tersebut. Dalam proses gugat-menggugat,
beban pembuktian dapat ditunjukan
e) Jawaban Tergugat kepada penggugat, tergugat, maupun pihak
Tahap ini adalah tahap dimana tergugat ketiga yang melakukan intervensi. Prinsip
memberikan bantahan atau pengakuan dasarnya, siapa yang mendalilkan sesuatu
mengenai dalil-dalil gugatan yang diajukan maka ia wajib membuktikannya.
oleh penggugat. Oleh karena itu, jawaban
hendaknya disusun berdasarkan pada dalil- 2. Proses Hukum Penyerobotan Tanah
dalil gugatan Penggugat agar mudah Melalui Hukum Acara Pidana
dipahami. Adapula jawaban dilakukan Tahapan-tahapan dalam memproses
dengan terlebih dahulu mengulang dalil penyerobotan dalam tahap proses
gugatan yang hendak dijawab terlebih peradilan pidana adalah sebagai berikut :
dahulu baru kemudian memberi dalil-dali a. Adanya laporan atau pengaduan
jawabannya. Peradilan pidana diawali dengan adanya
Jawaban tergugat sebenarnya berkisar laporan atau pengaduan yang dimana
kepada dua macam : (1) jawaban tidak pelapor melaporkan seseorang yang
langsung mengenai pokok-pokok perkara dianggap telah melakukan kejahatan.
yang disebut dengan tangkisan atau Bahwa laporan terhadap penyerobotan
eksepsi, (2) jawaban yang langsung tanah diawali dengan pelaporan kepada
mengenai pokok perkara yang sedang pihak kepolisian atau pegawai negeri sipil
berlangsung. tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
Pembuktian adalah suatu tindakan yang UU. (Pasal 6 Kitab Undang-undang Hukum
dilakukan oleh para pihak dalam suatu Acara Pidana).
sengketa perdata. Pembuktian ini bertujuan 1. Laporan ialah pemberitauan yang
untuk menetapkan hukum di antara kedua disampaikan oleh seorang karena hak
belah pihak yang menyangkut suatu hak dan kewajiban berdasarkan Undang-
sehingga diperoleh suatu kebenaran yang undang kepada pejabat yang berwenang
memiliki nilai keadilan. Tentang kebenaran tentang telah atau sedang atau diduga
tersebut dalam acara perdata yang dicari akan terjadinya peristiwa pidana. (Pasal
hakim adalah kebenaran formil, yakni 1 butir 24 Kitab Undang-undang Hukum
hakim dilarang melampaui batas yang Acara Pidana).
diajukan oleh pihak yang berperkara. 2. Pengaduan ialah pemberitahuan disertai
Ketentuan pasal 178 ayat (3) HIR/Pasal 189 permintaan oleh pihak yang

170
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

berkepentingan kepada pejabat yang tersangkanya (Pasal 1 Butir 2 Kitab


berwenang untuk menindak menurut Undang-undang Hukum Acara Pidana).
hukum seorang yang telah melakukan 3) Penangkapan
tindak pidana aduan yang merugikan. Penangkapan adalah suatu tindakan
(Pasal 1 butir 25). Dan perbedaanantara penyidik berupa pengekangan
Laporan dan Pengaduan adalah sebagai sementara waktu kebebasan tersangka
berikut : atau terdakwa apabila terdapat cukup
Kalau laporan : bukti guna kepentingan penyidikan atau
1. Pemberitahuan tersebut merupakan penuntutan dan atau peradilan dalam
hak atau kewajiban yang harus hal serta menuntut cara yang diatur
disampaikan kepada pejabat yang dalam undang-undang ini (Pasal 1 butir
berwenang. 20 Kitab Undang-undang Hukum Acara
2. merupakan tindak pidana umum. Pidana).
Kalau Pengaduan : Penangkapan bisa dilakukan terhadap
1. Pemberitahuan tersebut disertai seorang yang diduga keras melakukan
permintaan oleh si pengadu, agar tindak pidana berupa kejahatan, yang
pejabat yang berwenang melakukan didasaarkan atas bukti - bukti permulaan
tindakan. yang cukup, dengan menyebutkan alasan
2. merupakan tindak pidana aduan. penangkapan dan uraian singkat sifat
Bahwa laporan penyerobotan tanah secara perkara kejahatan yang dipersangkakan
langsung dilaporkan oleh pemilik tanah (Pasal 17 Kitab Undang-undang Hukum
kepada pihak kepolisian, kemudian oleh Acara Pidana).
pihak kepolisian akan menerima laporan Tujuan dilakukannya penangkapan
dimaksud dan selanjutnya laporan tersebut adalah : menurut Pasal 16 Kitab Undang-
diserahkan kepada bagian yang menangani undang Hukum Acara Pidana :
laporan tersebut untuk selajutnya 1. Untuk kepentingan penyelidikan.
dilakukan pemeriksaan atas laporan 2. Untuk kepentingan penyidikan.
penyerobotan tanah dan kemudian Penangkapan sesuai dengan Pasal 19
dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut ayat (1) hanya bisa dilakukan paling lama
: satu hari.
1) Penyelidikan
Penyelidikan adalah serangkaian b. Pelimpahan perkara kepada jaksa
tindakan penyelidik untuk mencari dan penuntut umum
menemukan suatu peristiwa yang Terhadap perkara yang dianggap
diduga sebagai tindak pidana guna lengkap pembuktiannya, hal ini tidak
menentukan dapat atau tidaknya menjadi masalah pada saat perkara
dilakukan penyidikan menurut cara tersebut akan dilimpahkan ke kejaksaan.
yang diatur dalam undang-undang Tetapi ada juga perkara yang dilaporkan
(Pasal 1 butir 5). tidak bisa diajukan ke kejaksaan,
2) Penyidikan disebabkan karena :
Penyidikan adalah serangkaian tindakan 1. Karena perkara tersebut tidak cukup
penyidik dalam hal dan menuut cara bukti.
yang diatur dalam undang-undang ini 2. Perkara tersebut bukan merupakan
untuk mencari serta mengumpulkan tindak pidana, atau
bukti yang dengan bukti itu membuat 3. Perkara itu dihentikan demi
terang tentang tindak pidana yang kepentingan hukum.
terjadi dan guna menemukan

171
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

Maka dengan dasar itu penyidik didasarkan pada pasal 143 ayat (1) KUHAP,
meng oµ Œl v ^•µŒ š ‰ Œ]vš Z ‰ vPZ vš] v Ç vP µvÇ]vÇ ^‰ vµvšµš µuµu
‰ vÇ] ]l v_ melimpahkan perkara ke pengadilan negeri
dengan permintaan agar segera mengadili
c. Penuntutan ‰ Œl Œ š Œ• µš vP v ]• Œš ] lÁ v_
Penuntutan adalah tindakan penuntut Didalam ketentuan Kitab Undang-
umum untuk melimpahkan perkara pidana undang Hukum Acara Pidana (KUHAP),
ke pengadilan negeri yang berwenang pelimpahan perkara yang akan diajukan ke
dalam hal menurut cara yang diatur dalam pengadilan ada tiga macam, yaitu :
undang-undang ini dengan permintaan
supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di 1. Acara pemeriksaan biasa
sidang pengadilan. Berdasarkan Pasal 152 ayat (1) Kitab
Dalam praktek peradilan pada saat jaksa Undang-undang Hukum Acara Pidana
penuntut umum menerima berkas perkara ~<h, W•U u vÇ š l v ^ o u Z o
yang dilimpahkan oleh pihak penyidik, jaksa pengadilan negeri menerima surat
penuntut umum harus memeriksa atau pelimpahan perkara dan berpendapat
meniliti kembali apakah berkasnya sudah bahwa perkara itu termasuk
lengkap atau belum. Hal ini disebut wewenangnya, ketua pengadilan negeri
prapenuntutan. menunjuk hakim yang akan
Setelah jaksa penuntut umum menyidangkan perkara tersebut dan
menyatakan berkasnya perkara tersebut hakim yang ditunjuk itu menetapkan
telah lengkap, maka jaksa penuntut umum Z Œ] •] vP_
akan membuat surat dakwaan, yang dasar 2. Acara pemeriksaan singkat
untuk dilimpahkan ke pengadilan negeri. Berdasarkan pasal 203 ayat (1) KUHAP,
u vÇ š l v W ^Ç vP ]‰ Œ]l• u vµŒµš
d. dakwaan acara pemeriksaan singkat ialah perkara
Dakwaan merupakan dasar penting kejahatan atau pelanggaran yang tidak
hukum acara pidana karena berdasarkan termasuk ketentuan pasal 205 Kitab
hal yang dimuat dalam surat dakwaan itu, Undang-undang Hukum Acara Pidana
hakim akan memeriksa dan memutuskan. (KUHAP) dan yang menurut penuntut
Dakwaan berupa surat atau akta yang umum pembuktian serta penerapan
memuat rumusan tindak pidana yang hukumnya mudah dan sifatnya
didakwakan terhadap terdakwa, • ŒZ v _X
perumusan mana yang ditarik dan Acara pemeriksaan cepat dalam
disimpulkan dari hasil pemeriksaan KUHAP dibagi 2 bagian, yakni ;
penyidikan dihubungkan dengan rumusan 1. perkara tindak pidana ringan (Pasal 205
pasal tindak pidana yang dilanggar dan Kitab Undang-undang Hukum Acara
didakwakan kepada terdakwa dan surat Pidana)
dakwaan tersebutlah yang menjadi dasar 2. perkara pelanggaran lalu lintas jalan
pemeriksaan bagi hakim dalam sidang (Pasal 221 Kitab Undang-undang Hukum
pengadilan. Acara Pidana)

e. Pemeriksaan pengadilan f. Pembacaan Surat Dakwaan


Dasar hakim akan menyidangkan suatu Pemeriksaan dimulai dengan dipanggil
perkara pidana adalah berdasarkan masuk dan menghadapnya terdakwa dalam
pelimpahan perkara yang akan diajukan keadaan bebas kalau ia ditahan (Pasal 154
oleh jaksa penuntut umum. Hal ini ayat (1) KUHAP). Kemudian hakim ketua

172
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

sidang menanyakan idenditas terdakwa, bahwa seseorang yang telah melanggar


serta mengingatkan terdakwa segala ketentuan pidana harus mendapat
sesuatu yang didengar dan dilihatnya di hukuman yang setimpal dengan
sidang. (Pasal 155 ayat (1) Kitab Undang- kesalahannya. Sedangkan kepentingan
undang Hukum Acara Pidana). Sesudah itu terdkwa adalah berarti bahwa terdakwa
hakim ketua sidang minta kepada penuntut harus diperlakukan secara adil sedemikian
umum untuk membacakan surat dakwaan rupa, sehingga tidak ada seorang yang tidak
(Pasal 155 ayat (2a) Kitab Undang-undang bersalah mendapat hukuman, atau kalau
Hukum Acara Pidana). Selanjutnya hakim memang ia bersalah jangan sampai
ketua sidang menanyakan kepada terdakwa mendapat hukuman yang terlalu berat.
apakah ia sudah benar-benar mengerti, Tetapi hukuman itu harus seimbang dengan
apabila terdakwa ternyata tidak mengerti, kesalahannya.
penuntut umum atas permintaan hakim Alat bukti yang diperiksa dalam
ketua sidang wajib memberi penjelasan pengadilan pidana adalah ;
yang diperlukan (Pasal 155 ayat (2b) Kitab 1. Keterangan saksi
Undang-undang Hukum Acara Pidana). 2. Keterangan saksi ahli
3. Alat bukti surat
g. Eksepsi 4. Keterangan terdakwa
Setelah dibacakan surat dakwaan oleh
penuntut umum, kemungkinan besar i. Penuntutan
terdakwa atau penasihat hukum Penuntutan atau requisitor adalah surat
mengajukan eksepsi. Dalam praktik yang dibuat oleh penuntut umum setelah
peradilan dan juga sesuai dengan pemeriksaan alat bukti selesai dan
ketentuan hukum, eksepsi yang diajukan kemudian dibacakan dan diserahkan
oleh terdakwa atau penasihat hukum, kepada hakim dab terdakwa atau penasihat
adalah berupa ; hukum. Isi surat itu tidak diatur dalam
1. Eksepsi tentang tidak berwenangnya undang-undang, tetapi biasanya memuat
pengadilan untuk mengadili perkara kesimpulan penuntut umum mengenai hasil
tersebut kesimpulan pemeriksaan bukti-bukti,
2. Eksepsi tentang tidak terimanya apakah ketentuan yang didakwakan kepada
dakwaan atau dakwaan harus terdakwa terbukti atau tidak. Jika terbukti
dibatalkan. disebutkan besarnya hukuman yang
dimintakan pembebasan terdakwa.
h. Pemeriksaan alat-alat bukti
Untuk membuktikan bersalah tidaknya j. Pembelaan
seseorang terdakwa haruslah melalui Pembelaan atau pleidooi adalah pidato
pemeriksaan di depan sidang, dalam hal pembelaan yang diucapkan oleh terdakwa
menyangkut soal pembuktian. Pembuktian maupun penasihat hukum yang berisikan
merupakan masalah yang memegang tangkisan atau keberatan terhadap
peranan dalam proses pemeriksaan di tuntutan hukum penuntut umum, serta
sidang pengadilan. 9Hal ini hakim harus mengemukakan hal-hal yang meringankan
memperhatikan soal kepentingan dan kebenaran dirinya.Dalam
masyarakat maupun kepentingan menyampaikan pembelaan ini penasihat
terdakwa. Kepentingan masyarakat berarti hukum atau terdakwa wajib menjaga
kehormatan pengadilan. Jika lupa akan hal
9
M.Yahya Harapah,SH. Pembahasan Permasalahan itu, maka hakim dapat memperingatkannya
dan Penerapan KUHP. dan jangan melakukannya lagi.
Sinar Grafika, September, 2000. Jakarta. Hal.273

173
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

Dasar dari putusan majelis hakim adalah


k. Replik Pasal 191 dan pasal 193 Kitab Undang-
Nader requisitor dalam praktek secara undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
umum seringkali disebut replik, yakni 1. Pasal 191 KUHAP
mengikuti istilah yang sama dalam hukum Ayat (1) : Jika Pengadilan
acara perdata. Istilah mana berarti kembali berpendapat bahwa dari
menjawab, yakni re-kembali, sedangkan hasil pemeriksaan disidang,
plik-menjawab. Oleh karena itu kesalahan terdakwa atas
sesungguhnya istilah replik dalam hukum perbuatan yang
acara pidana kurang tepat pemakaiannya, didakwakan kepadanya
karena ada kesan menyamakannya dengan tidak terbukti secara sah
hukum acara perdaata. Untuk hukum acara dan meyakinkan, maka
pidana istilah yang lebih tepat adalah nader terdakwa diputus bebas
requisitor (tambahan tuntutan) atau (vrijspraak).
pelengkap tuntutan. replik adalah jawaban Ayat (2) : Jika Pengadilan
dari penuntut umum terhadap duplik berpendapat bahwa
terdakwa atau penasehat hukum yang perbuatan yang
dimana dalam replik berisi pernyataan dari didakwakan kepada
jaksa penuntut umum bahwa terdakwa terdakwa terbukti, tetapi
benar-benar bersalah dan ancamannya itu tidak merupakan suatu
sesuai dengan ketentuan hukum. tindak pidana, maka
terdakwa diputus lepas dari
l. Duplik segala tuntutan hukum
Nader Pleidooi, sering juga disebut (ontslaag van rechts
duplik, hal ini juga mengikuti istilah dalam vervolging).
hukum acara perdata. Dalam hukum acara 2. Pasal 193 KUHAP
pidana yang dipakai adalah nader pleidooi Ayat (1) : Jika Pengadilan
yang berarti tambahan nota pembelaan berpendapat bahwa
atau pelengkap nota pembelaan. Hal-hal terdakwa bersalah
yang dikemukakan dalam nader pleidooi melakukan tindak pidana
adalah merupakan pelengkap dari pleidoi, yang didakwakan
oleh karena itu isinya adalah tentang hal- kepadanya, maka
hal yang belum tercakup dalam nota pengadilan menjatuhkan
pembelaan, dan hal ini juga merupakan putusan.
jawaban dari nader requisitor atau replik
penuntut umum. Ayat (2) :
a. Pengadilan dalam menjatuhkan
m. Putusan hakim putusan jika terdakwa tidak ditahan,
Bahwa dalam memutuskan suatu dapat memerintahkan supaya
perkara pada perinsipnya majelis hakim terdakwa tersebut ditahan, apabila
akan mengadakan musyawarah untuk dipenuhi ketentuan pasala 21 dan
mengambil keputusan. Hal tersebut terdapat alasan cukup untuk itu.
didasarkan pada pasal 182 ayat (3), b. Dalam hal terdakwa ditahan,
(4),(5),(6),(7) dan (8) Kitab Undang-undang pengadilan dalam menjatuhkan
Hukum Acara Pidana (KUHAP) putusannya, dapat menjatuhkan
putusannya, dapat menetapkan
Isi Putusan : terdakwa tetap berada dalam

174
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

tahanan atau membebaskannya, yang ada dinegara kita belumlah


apabila terdapat alasan untuk itu menjamin penguasaan hak atas
Semua putusan pengadilan hanya tanahnya terlindungi dengan pasti, disisi
sah dan mempunyai kekuatan yang lain si penyerobot masih dapat
hukum apabila diucapkan disidang menikmati hak penguasaan tanah yang
terbuka untuk umu (pasal 95 didudukinya sebelum adanya putusan
KUHAP). pengadilan yang berkekuatan hukum
Bahwa dari uraian tahapan-tahapan tetap, barulah pemilik tanah dapat
proses dalam peradilan pidana tersebut, mengajukan permohonan eksekusi
belumlah menjamin si Penyerobot akan melalui pengadilan. Juga putusan
segera menyerahkan tanah yang pengadilan secara perdata tidak bisa
diserobotnya kepada pemilik tanah, karena menghukum sang pelaku penyerobot
putusan pidana hanyalah menghukum dikarenakan putusan peradilan perdata
badan atas seseorang yang melakukan hanya menjamin kepemilikan tanah si
penyerobotan tanah. penggugat.
2. Bahwa penyelesaian masalah
n. Upaya Hukum Biasa dan Upaya Hukum penyerobotan tanah secara hukum
Luar Biasa pidana, tetaplah tidak efektif dilakukan,
Berdasarkan Pasal 1 butir 12 KUHAP, karena proses pidana hanyalah
Menyatakan; menghukum badan atas pelaku
Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penyerobotan atas tanah yang bukan
penuntut umum untuk tidak menerima miliknya dan putusan pengadilan dalam
putusan pengadilan yang berupa perkara pidana tidak dapat
perlawanan atau banding atau kasasi atau mengeksekusi penyerobot untuk keluar
hak terpidana untuk mengajukan dari tanah yang diserobotnya.Walaupun
permohonan peninjauan kembali dalam hal terbukti secara pidana seseorang telah
serta menurut cara yang diatur dalam melakukan penyerobotan atas tanah,
undang t undang ini. belumlah menjamin atas
Ketentuan dalam KUHAP, menyatakan kepemilikannya, dan harus pula
bahwa upaya hukum terdiri atas 2, yaitu; mengajukan proses hukum secara
1. Upaya hukum biasa perdata melalui gugatan dan setelah
a. Banding mendapatkan kepastian hukum melalui
b. Kasasi putusan perdata, selanjutnya bermohon
2. Upaya Hukum Luar Biasa pelaksanaan eksekusi kepada
a. Kasasi demi kepentingan hukum pengadilan, barulah kepemilikan atas
b. Peninjauan Kembali tanah yang diserobot orang dapat
Disamping kedua upaya hukum tersebut dimilikinya kembali.
sebenarnya masih ada satu lagi upaya
hukum yang tidak diatur dalam KUHAP, B. Saran
yaitu permohonan grasi yang diatur dalam 1. Bahwa sudah seharusnya proses
UU No 22 Tahun 2002. peradilan Penyerobotan Tanah yang
terlalu lama dilakukan dalam proses
PENUTUP perdata, menjadi perhatian dari para
1. Kesimpulan pihak yang terkait khususnya pembuat
1. Bahwa mekanisme berperkara yang Undang-undang untuk membuat aturan
terlalu lama secara perdata, membuat atau ketentuan tambahan disatu sisi dan
pemilik tanah merasa kepastian hukum disisi lainnya pemerintah dalam hal ini

175
Lex Privatum, Vol.I/No.2/Apr-Jun/2013

Badan Pertanahan Nasional mengambil Harapah, M.Yahya,SH., Pembahasan


peran untuk sesegera mungkin Permasalahan dan Penerapan KUHP.
mensosialisakan kepada masyarakat Sinar Grafika, September,. Jakarta, 2000
yang memiliki tanah dan belum Limbong, Bernhard.Konflik Pertanahan.
mempunyai hak kepemilikan segera Pustaka Margaretha, Jakarta, 2012
memprosesnya, agar permasalahan Mono, Henny, SH, Praktik Berperkara
penyerobotan tanah dapat dihindari, Perdata. Bayumedia Publising, Malang,
serta pemerintah Desa/Kelurahan yang 2007
memiliki tanah-tanah atau lahan-lahan Mertokusumo, Soedikno Mertokusumo,
kosong untuk segera mengingatkan para Hukum dan Politik Agraria, Karunika,
pemilik tanah/lahan tersebut agar Universitas Terbuka Jakarta, 1988
segera dimanfaatkan sesuai dengan Palumbai, Sukiman, pengertian tanah dan
peruntukkannya. jenis tanah beserta fungsinya,
2. Bahwa demikian pula proses hukum http://menarailmuku.blogspot.com
pidana yang hanya bisa menghukum diakses pada tanggal 1 februari 2013
atas pelaku penyerobot tanah tidak Pasaribu, Ivor Ignasio. Penyerobotan Tanah
memberikan satu kepastian hukum bagi Secara Tidak Sah .
pemilik tanah , sehingga membuat http://www.hukumproperti.com/ .
penyerobot dapat tetap mengusai tanah diakses pada tanggal 1 februari 2013
yang diserobot. Sangat dilematis Santoso, Urip, Hukum Agraria dan Hak-
tentunya, akan tetapi apabila Hak atas Tanah , Kencana, Surabaya,
kedepannya ada perubahan dan atau 2005
penegasan didalam aturan hukum Setiawan, Ebta, Kamus Besar Bahasa
pidana atas pelaku penyerobot, maka Indonesia Versi Online.
tindakan penyerobotan tanah dapat http://www.kbbi.web.id/. diakses pada
dihindari. Hal tersebut dikarenakan tanggal 1 februari 2013
kepemilikan atas tanah yang diserobot, Soekanto, Soerjono dan Mamudji, Sri.,
harus menunggu putusan pengadilan Penelitian Hukum Normatif, Rajawali,
yang berkekuatan hukum tetap. Jakarta, Hal 14. 1958
Demikian pula para Pemilik tanah pun Sutedi, Adrian, Peralihan Hak Atas Tanah
disarankan agar melakukan penguasaan dan Pendaftarannya, Sinar Grafika,
atas tanah yang dimiliki , seperti Jakarta, 2007
memagari tanah tersebut dan
mengolahnya sesuai yang direncanakan.
Hal tersebut terkandung maksud agar
apabila ada orang atau pihak-pihak yang
bukan pemilik akan mengurungkan
niatnya untuk masuk dan atau
melakukan penyerobotan tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Harsono, Boedi, Undang-Undang Pokok
Agraria Sedjarah Penyusunan Isi dan
Pelaksanaannya, Djambatan,
Djakarta,1970

176

Anda mungkin juga menyukai