BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
Umum
2. Salah satu usaha untuk melaksanakan hal tersebut, dibentuklah Dewan Ambalan
Penegak Sutan Syahrir – Rasuna Said di lingkungan Gugus Depan 03-12-02-003 dan
03-12-02-004 berpangkalan pada SMA Negeri 2 Kota Padang Panjang
3. Dewan Ambalan Penegak Sutan Syahrir – Rasuna Said adalah wadah pembinaan dan
pengembangan kaderisasi kepemimpinan di lingkungan Gerakan Pramuka
Gugus depan 03-12-02-02-003 dan 03-12-02-004 Berpangkalan pada SMA Negeri 2
Kota Padang Panjang yang beranggotakan Pramuka Panegak Putera dan Puteri,
bersifat kolektif dan kolegial.
4. Kolektif mengandung arti bahwa keputusan dan kebijakan di dalam Dewan Penegak
adalah keputusan atau kebijakan organisasi Dewan Penegak yang dilakukan secara
bersama atau secara gabungan. Kolegial mengandung arti bahwa segala pelaksanaan
tugas pokok, kebijakan dan tanggung jawab dalam prosesnya didalam. Dewan
Penegak dilaksanakan dalam suasana kekeluargaan. Diketuai oleh Ketua Dewan
Ambalan, yang dalam menjalankan tugasnya.
5. Pengurus Dewan Ambalan Penegak terdiri atas Pramuka Penegak putra untuk
mengelola Ambalan Sutan Syahrir dan Pramuka Penegak putri untuk mengelola
Ambalan Rasuna Said.
6. Dewan Ambalan Penegak Sutan Syahrir dan Rasuna Said dipimpin oleh masing-
masing Ketua Dewan Ambalan didampingi oleh seorang pembina yang minimal
memiliki Ijazah Kursus Mahir Dasar (KMD).
7. Untuk keseragaman dalam pengelolaan organisasi Dewan Ambalan,
diperlukan adanya petunjuk penyelenggaraan dan Adat Ambalan yang ditetapkan
oleh para Pramuka Penegak dalam MUSYAM (Musyawarah Ambalan) sebagai
pedoman yang berlaku.
Pasal 2
1. Petunjuk ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai dasar/ pedoman dalam mengatur
organisasi, tugas, dan tata kerja Dewan Ambalan.
Pasal 3
Dasar
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan Gerakan Pramuka.
4. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 005 Tahun 2017 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
5. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Kecakapan Khusus.
6. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 132 Tahun 1979 tentang Syarat- syarat
dan Gambar Tanda Kecakapan Khusus (TKK).
8. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 198 Tahun 2011 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Syarat Kecakapan Umum dan Tanda Kecakapan Umum.
11. Keputusan Bersama Ambalan Sutan Syahrir – Rasuna Said Gudep 03-12-02-003 dan
03-12-02-004.
BAB II
Pasal 4
Tugas Pokok
9. Menjadi jembatan komunikasi antar anggota aktif dengan Purna Bhakti (alumni).
Pasal 5
Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Dewan Ambalan Sutan Syahrir –
Rasuna Said berfungsi sebagai penanggung jawab penyelenggaraan manajemen kegiatan:
3. Pengelolaan personil, logistik, keuangan, usaha dana dan aset milik Dewan Ambalan
serta pembinaan organisasi.
Pasal 6
Tanggung Jawab
Pasal 7
Organisasi
Pasal 8
Masa Bakti
1. Masa Bakti adalah kurun waktu berlangsungnya suatu kepengurusan Dewan Ambalan
Penegak Sutan Syahrir dan Rasuna Said dalam melaksanakan tugasnya.
2. Masa bakti Dewan Ambalan Penegak di dalam Gugus Depan 03-12-02-003 dan
03-12-02-004 adalah sejak dilantik menjadi Dewan Ambalan hingga serah terima
jabatan keperiode selanjutnya.
3. Selama belum terbentuk dan disahkannya Dewan Ambalan Penegak yang baru oleh
Surat Keputusan Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (KAMABIGUS), maka
pengurus Dewan Ambalan domisioner tetap melaksanakan tugasnya.
4. Apabila anggota Dewan Ambalan mengundurkan diri sebelum masa baktinya selesai,
serta dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka yang
bersangkutan diberi sanksi Adat.
5. Sanksi adat yang dimaksud akan dijelaskan pada bab selanjutnya. (BAB X pasal 22).
BAB IV
KEKUASAAN
Pasal 7
Kekuasaan
1. Kekuasaan tertinggi dalam lingkup Gugus Depan terletak pada MUBES (Musyawarah
Bersama)
Pasal 10
Administrasi
Pasal 11
Pendapatan
1. Keuangan
a. Keuangan diperoleh, dikelola dan dipertanggungjawabkan oleh Dewan Ambalan
dalam menjalankan fungsi dan tugas pokoknya.
1) Dana Penunjang Pendidikan.
2) Usaha Dana Dewan Ambalan.
3) Iuran Anggota Gugus Depan.
4) Hibah yang Sah dan Berketentuan Hukum
b. Sumber dana yang berasal dari luar Gugus Depan harus sepengetahuan Gugus
Depan. Apabila diperlukan, dana tersebut dapat disimpan di Bank atas nama
Gerakan Pramuka Gugus Depan 02-003 dan 02-004 SMA Negeri 2 Padang
Panjang.
2. Usaha Dana
a. Dewan Ambalan dapat membuat badan usaha tetap antara lain: usaha fasilitas
jasa, dan lain-lain.
b. Usaha dapat dilakukan dengan memberdayakan fasilitas yang dimiliki Ambalan
atau Gugus Depan dan secara berkala menyampaikan laporan.
c. Badan usaha tersebut bertanggungjawab kepada Pembina Gugus Depan dan Ketua
Dewan Ambalan.
3. Pengelolaan
a. Dana yang diperoleh, dikelola oleh Dewan Ambalan Penegak sesuai dengan
sistem yang berlaku.
b. Dalam pengelolaan dana kegiatan, Dewan Ambalan Penegak senantiasa
melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Gugus Depan.
c. Dana yang dipegang oleh Dewan Ambalan maka diserahkan kepada pihak
gugus depan melalui tim kesiswaan.
4. Pertanggungjawaban
Pertanggung jawaban pengelolaan dana disusun oleh Dewan Ambalan Penegak
dan disampaikan pada waktu MUSYAM dengan memberikan tembusan kepada
Gugus Depan.
Pasal 12
Kekayaan
1. Kekayaan Dewan Ambalan atau Gugus Depan adalah benda tidak bergerak.
2. Benda tidak bergerak tersebut meliputi hasil usaha tetap, perlengkapan kantor,
dan uang tunai.
3. Kekayaan Dewan Ambalan atau Gugus Depan yang utama digunakan sebagai sarana
pendukung kegiatan.
4. Perawatan inventaris merupakan hak dan kewajiban seluruh anggota Gugus Depan
03-12-02-003 dan 03-12-02-004 dengan penanggung jawab bidang Sarana dan
Prasarana (Kesekretariatan). Kecuali surat dan uang tunai, masing-masing dilakukan
oleh Sekretaris Dewan dan Bendahara Dewan.
5. Segala pemasukan (tambahan) atau pengeluaran inventaris yang telah menjadi
milik sanggar harus dicatat oleh bidang Sarana dan Prasarana (Kesekretariatan) pada
buku inventaris.
6. Setiap peminjaman dan penyewaan barang inventaris Dewan Ambalan harus melalui
prosedur peminjaman sebagai berikut :
7. Apabila hilang atau rusak, maka peminjam berkewajiban mengganti dengan unit yang
baru.
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 13
Keanggotaan
A. Dewan Ambalan
Dewan Ambalan adalah Anggota Ambalan Penegak yang sudah dilantik dan
disahkan oleh Pembina Gugus Depan yang mempunyai hak dan kewajiban untuk
melaksanakan tugas pokok Dewan Ambalan Penegak selama satu periode
kepengurusan. Dewan Ambalan terdiri dari:
1. Pemangku Adat
Pemangku adat disingkat PA adalah salah satu pengurus Dewan Ambalan yang
memiliki tugas mengawasi, serta membuat dan menjaga peraturan yang
berhubungan dengan Adat Ambalan yang tidak bertentangan dengan AD/ART
Gerakan Pramuka. Pemangku adat dipimpin oleh 1 orang laki-laki yang dituakan.
Untuk selanjutnya akan dijelaskan pada BAB VII Pasal 15.
B. Dewan Kehormatan
Dewan Kehormatan adalah Pengurus Dewan Ambalan periode sebelumnya yang
mengemban tugas sebagai Pengawas, Pengontrol, dan Pendamping Pengurus Dewan
Ambalan sampai tamat di pangkalan tersebut.
Pasal 14
Persyaratan
2. Persyaratan
a. Persyaratan Menjadi Dewan Ambalan
1) Umum
a) Anggota aktif di Gugus Depan
b) Telah mengikuti latihan rutin dan mengabdi selama satu periode dan
menjadi Anggota Ambalan
2) Khusus
Persyaratan khusus adalah persyaratan tambahan lainnya selain
persyaratan umum. Persyaratan khusus ditetapkan dalam Musppanitera.
Persyaratan tersebut adalah:
a) Siswa Aktif SMA Negeri 2 Kota Padang Panjang
b) Berusia 16 s/d 20 tahun (Apabila yang bersangkutan belum 16 tahun, maka
akan di beri penangguhan oleh Dewan Ambalan periode sebelumnya dan
Pembina)
c) Pernah mengikuti Kegiatan yang diseleggarakan oleh Dewan Ambalan
periode sebelumnya maupun kegiatan diluar Gugus Depan yaitu kegiatan
yang diselenggarakan oleh Dewan Kerja (Kwartir, Kwarcab, Kwarda,
Kwarnas) maupun Instansi Dewan Racana atau Saka.
d) Mengikuti Perkemahan Kenaikan Tingkat dari Penegak Tamu ke
Penegak Bantara (Menyesuaikan kondisi dan kesepakatan Dewan
Ambalan periode sebelumnya dan Pembina)
e) Minimal sudah dilantik menjadi Pramuka Penegak Bantara (Kecuali Wakil
Pradana, Wakil Kerani, Wakil Juru Uang dan karena kondisi, maka
dirumbukkan oleh Dewan Ambalan periode sebelumnya)
f) Sedang duduk di kelas X dan XI
g) Telah Mengikuti Latihan Rutin selama satu tahun.
h) Telah Mengikuti Kegiatan Perkemahan Penerimaan Tamu
Ambalan/Penegak
i) Pernah Menjadi Sangga Kerja (Panitia) selama menjadi Calon Dewan
Ambalan.
b. Persyaratan Menjadi Dewan Kehormatan
1) Umum
a) Anggota Aktif di Gugus Depan
b) Statusnya telah memberi serah jabatan Dewan Ambalan ke periode
selanjutnya
c) Telah mengabdi menjadi Dewan Ambalan atau Anggota Ambalan minimal
satu periode.
2) Khusus
Persyaratan khusus adalah persyaratan tambahan lainnya selain
persyaratan umum. Persyaratan khusus ditetapkan dalam Musppanitera.
Persyaratan tersebut adalah:
a) Siswa Aktif SMA Negeri 2 Padang Panjang
b) Berusia 16 s/d 20 tahun.
c) Pernah mengikuti Kegiatan yang diseleggarakan oleh Dewan Ambalan
periode sebelumnya maupun kegiatan diluar Gugus Depan yaitu kegiatan
yang diselenggarakan oleh Dewan Kerja (Kwartir, Kwarcab, Kwarda,
Kwarnas) maupun Instansi Dewan Racana atau Saka.
d) Mengikuti Perkemahan Kenaikan Tingkat dari Penegak Tamu ke
Penegak Bantara (Menyesuaikan kondisi dan kesepakatan Dewan
Ambalan periode sebelumnya dan Pembina)
e) Minimal sudah dilantik menjadi Pramuka Penegak Bantara.
f) Sedang duduk di kelas XII.
g) Telah Mengikuti Latihan Rutin dan mengabdi sebagai Dewan Ambalan
atau Anggota Ambalan selama satu periode.
h) Telah menyerahkan jabatan bagi Dewan Amabalan kepada kepengurusan
Dewan Ambalan Selanjutnya
i) Penjelasan pemilihan dan mekanismenya dijelaskan di BAB VII
Pasal 15
Sesuai dengan penjelasan BAB VI Pasal 13 bagian A ayat 1, maka syarat Pemangku
Adat adalah:
1. Pemangku adat harus laki-laki yang bijak, yang dituakan, dan diamanahkan untuk
menjadi penengah suatu permasalahan.
2. Pemangku Adat dipilih lansung oleh pemangku adat periode sebelumnya dengan
pertimbangan Dewan Kehormatan
3. Pemangku adat wajib menjadi teladan bagi Ambalannya
4. Pemangku adat wajib memahami AD/ART Kepramukaan dan Adat Ambalan
yang dilaksanakan.
5. Pemangku adat wajib menerapkan Trisatya dan Dasa Darma Pramuka.
6. Pemangku adat minimal sudah dilantik menjadi Pramuka Penegak Bantara
Pasal 15
Pemilihan Pradana
Pemilihan Kerani
1.