Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH PUBLIC RELATION TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PRODUK GAMIS RISKIRICH DI KOTA SEMARANG

Proposal Penelitian

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: MetodologiPenelitian

Dosen: Dr. Nur Khoiri., M.Ag

Oleh:

Atik Dina Nasikhah : 1800018024

PRGRAM STUDI ILMU AGAMA ISLAM

PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

WALISONGO SEMARANG

2019

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

A. LatarBelakang................................................................................................... 1
B. RumusanMasalah.............................................................................................. 2
C. Tujuan dan ManfaatPenelitian.......................................................................... 2
D. Telaah Pustaka
E. Manajemen Pemasaran..................................................................................... 5
1. Pengertian Manajemen Pemasaran............................................................ 5
2. Tujuan Pemasaran...................................................................................... 15
3. Hubungan Perilaku Konsumen dengan Strategi Pemasaran......................6
F. Public Relation.................................................................................................. 8
1. Pengertian Public Relation........................................................................8
2. Public dalam Public Relation....................................................................8
3. Pentingnya Public Relation Membina Hubungan Pers..............................11
4. Keuntungan Public Relation dalam Menggunakan Internet......................16
G. Keputusan Pembelian....................................................................................... 17
1. Pengertian Keputusan Pembelian..............................................................17
2. Proses Pengambilan Keputusan.................................................................17
3. Teknik Pendekatan untuk Mempengaruhi Keputusan Konsumen.............21
H. Metodologi Penelitian....................................................................................... 22
1. Jenis penelitian dan Pendekatan................................................................22
2. Populasi dan sampel Penelitian.................................................................23
3. Teknik Pengumpulan Data........................................................................24
4. Variabel dan IndikatorPenelitian dan Kisi-Kisi Instrumen Penelitian...... 25
I. Teknik Analisis Data........................................................................................25
1. Uji Validitas................................................................................................26
2. Uji Realibitas..............................................................................................26
3. Uji Regresi Linear sederhana......................................................................26
J. Sistematika Penulisan Tesis..............................................................................28

DAFTAR PUSTAKA
ANGKET

2
A. Latar Belakang Masalah
Gamis merupakan pakaian muslim wanita (muslimah) dengan model baju
menyatu antara atasan dan bawahan yang berbentuk lurus, panjang dan longgar untuk
menutupi seluruh badan mulai dari leher sampai kemata kaki. Perkembangan
teknologi dan juga informasi menjadikan segala sesuatu hal menjadi mudah di dalam
kehidupan ini. Serta dapat menjadikan kegiatan jauh lebih efektif dari beberapa
belasan tahun yang lalu, dimana pertukaran dan berbagai kegiatan bisa dilakukan
secara manual. Hal ini juga dapat menjadi salah satu faktor untuk bisa menjadi
peluang dan keuntungan yang besar bagi pelaku bisnis.
Berbagai kemajuan teknologi internet dapat diandalkan untuk menjalankan
situs online yang akan digunakan untuk mendukung kelancaran bisnis yang mereka
jalankan. Di Indonesia sendiri perkembangan situs belanja online terbilang cukup
pesat, bukan hanya belasan bahkan hingga puluha nsitus online besar bersaing di
dalam ketatnya persaingan pasar yang ada. Belanja online menurut didit Agus
Irwantoko belanja online (Online Shop) merupakan proses pembelian atau jasa oleh
konsumen ke penjual relatime, tanpa pelayan dan melalui internet. Toko virtual ini
mengubah paradigma proses membeli barang atau jasa dibatasi oleh tembok,
pengecer atau mall. Maksudnya tidak perlu harus bertemu penjual atau pembeli secara
langsung tiak perlu menemukan wujud ‘pasar’ secara fisik, namun hanya dengan
melihat layar monitor kompuer dengan koneksi internet tersambung jual beli sudah
bisa dilakukan.
Fenomena yang terjadi saat ini yaitu banyaknya masyarakat yang gemar
berbelanja online baik dalam bidang fashion, kebutuhan sehari-hari dan juga makanan
siap saji mendajadikan kegiatan di kehdupan sehari-hari menjadi lebih mudah.
Dengan banyaknya situs berbelanja online terkadang banyak masyarakat yang sering
sekali membandingkan harga serta kualitas yang dijual.
Riskirich merupakan brand gamis yang sudah terkenal dan mempunyai banyak
pelanggan, pembuatan gamis di riskirich tidak melalui brorongan seperti layaknya
pabrik garment yang biasa memproduksi pakaian, akan tetapi lebih kepada sistem
rumahan yang hanya dikerjakan di rumah dengan beberapa karyawan, gamis riskirich
ini mampu bersaing dengan brand-brand yang lain, biasanya riskirich menjual
produknya melalui akun instagram yang memasarkannnya melalui foto gamis dan
disertai dengan ukuran dan mempunyai 73 agen gamis di seluruh Indonesia, tentunya

3
untuk mencapai sebuah kesuksesan diharuskan mempunyai trik serta cara yang genius
agar produk yang kita jual dapat menembus pasar.
Selain pemilihan kain yang kualitasnya bagus juga warna yang menarik sertaa
harga yang terjangkau membuat pelanggan tertarik untuk membeli. Hal tersebut
tentunya tidak serta merta terjadi tanpa ada penyebab sebelumnya tanpa adanya
ketekunan dan keahlian dalam memasarkan produk serta peran public relation
didalamnya. Untuk mengetahui seberapa Pengaruh Public Relation Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Gamis Riskirich Di Kota Semarang.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara maka permasalahan
penelitian ini adalah: Bagaiamana Pengaruh Public Relation Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Gamis Riskirich Di Kota Semarang?
C. TujuanPenelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: bertujuan untuk mengetahui
bagaimana Pengaruh Public Relations Terhadap Keputusan Pembelian Produk
Gamis Riskirich Di Kota Semarang.
D. Manfaat Penelitan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagaiberikut:
Untuk mengetahui korelasi antara public relation dengan keputusan pembelian
produk gamis riskirich di kotasemarang.
E. Telaah Pustaka
Pertama, Zimri ramalya mawara (2013) periklanan dan citra merek
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian kendaraan bermotor yamaha memperoleh
hasil bahwa memperoleh hasil bahwa periklanan dan citra merek berpengaruh nyata
atau signifikan terhadap keputusan pembelian motor merek yamaha. Metode analisis
yang digunakan dalam penelian ini adalah analisis linier berganda.
Kedua, Hanik mufarihah (2013) dampak perikalanan terhadap minat beli HP
Samsung galaxy (studi eksplorasi pengguna HP Samsung Galaxy Semarang)
memperoleh hasil bahwa pesan iklan yang menarik dan mudah difahami mampu
mempengaruhi minat beli konsumen terhadap handphone samsung galaxy. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, sajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Ketiga, Rany Nasir (2014) komunikasi promosi dan kualitas layanan untuk
menngkatkan citra PT PLN (Persero) Area Manado. Memperoleh hasil bahwa

4
komunikasi, promosi, kualitas layanan secara stimulan berengaruh signifikan terhadap
citra PT. PLN (Persero) area Manado. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis linier ganda.
Keempat, jurnal berkala ilmiah efisiensi karya kevin ernes andries dkk, jurnal
ini berjudul “pengaruh pubic relation dan strategi perikanan terhadap keputusan
pembelian produk samsung S5 di manado”. Hasil penelitian dari jurnal ini
menujukkan secara stimulan Public Relation dan periklanan berpengaruh positif dan
stimulan terhadap keputusan pembelian. Manajemen perusahaan sebaiknya terus
meningkatkan kualitas public realation dan metode periklanan agar lebih maksimal
dan masyarakat benar-benar mendapakan informasi yang jelas dan akurat sebelum
memutuskan untuk membeli sehingga dapat menigkatkan kualitas laba dan citra
yang baik demi kemajuan perusahaan dan mencapai profit yang maksimal.
Kelima, jurnal karya abdul khalik azhari yang berjudul” public relations dan
citra perusahaan (studi korelasional tentang pengaruh internal public relation
terhadap citara PT Perkebunan Nusantara IV persero medan)”. Hasil penelitian ini
diperoleh rs sebesar 0,153, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) kedua
variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hasil 0,153 lebih kecil dari
0,005(<0,005), yang artinya hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
rendah atau lemah sekali antara kegiatan Internal Public relation dengan citra
perusahaan PT Perkebunan nusantara IV (persero)medan. Kemudian untuk mencari
besarnya kekuatan hubungan antara kedua variabel digunakan rumus K p= (rs)2x100%
dan didapat hasil 2% menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kegiatan Internal
Public Relation yang dilaksanakan oleh PT Perkebunan Nusantara IV(Persero) medan
hanya sebesar 2% saja dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian.
F. Kajian Terori
1. Manajemen Pemasaran
a. Pengertian manajemen pemasaran
Alma (2004) Manajamen pemasaran adalah merencanakan,
pengarahan, dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan. Kotler
and Keller (2007) manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar
sasaran dan mendapatkan, menjaga, menumbuhkan pelanggan dengan
menciptakan, menyerahkan dan mengomunikasikan nilai pelanggan unggul.

5
b. Tujuan Pemasaran
Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami pelanggan
sedemikianrupa sehingga produk atau jasa cocok dengan pelanggan. Dan
selanjutnya yang menjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran hendaknya
menghasilkan seorang pelanggan yang siapa untuk membeli . semua yang
dibutuhkan selanjutnya adalah produk atau jasa tersebut (Hery,2019:4)
c. Hubungan Perilaku Konsumen Dengan Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah suatu rencana yang


didesain untuk memengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi.
Biasanya strategi pemasaran diarahkan untuk meningkatkan kemungkinan
atau frekuensi perilaku konsumen, seperti peningkatan kunjungan pada toko
tertentu atau pembelian produk tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan
mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran yang diarahkan pada
pasar sasaran yang dipilih. Suatu bauran pemasaran terdiri dari elmen produk,
promosi, distribusi, dan harga.

Isu-isu Perilaku Konsumen

Table.1.1

Elemen Strategi Isu konsumen


Segmentasi Konsumen mana yang paling tepat untuk produk
kita?
Sifat konsumen mana yang harus digunakan untuk
mensegmentasi pasar produk kita?
Produk Produk mana yang digunakan oleh konsumen saat
ini?
Keuntungan apa yang diharapkan konsumen bagi
produk tersebut?
Promosi Promosi yang bagaimana yang dapat mempengaruhi
konsumen untuk membeli dan menggunakan produk
kita?
Iklan yang bagaimana yang paling efektif untuk
produk kita?

6
Harga Seberapa penting harga bagi konusmen untuk setiap
pasar sasaran?
Apa dampak dan perubahan harga terhadap perilaku
pembelian?
Distribusi Dimana konsumen membeli produk ini?
Apakah sistem distribusi yang berbeda akan
mengubah perilaku pembelian?

Table 1.1 menyajikan beberapa isu perilaku konsumen yang dilibatkan


dalam pengembangan berbagai aspek strategi pemasaran. Isu tersebut didapat
melalui reset pemasran formal, diskusi informal dengan konsumen, atau intuisi
dan pemikiran tentang hubungan antra perilaku konsumen dan strategi
pemasaran. Sangat sedikit jika ada keputusan tentang strategi yang tidak
mempertimbangkan perilaku konsumen. Contohnya, analisis persaingan
membutuhkan suatu pengertian tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan
konsumen terhadap merk pesaing, konsumen bagaimana yang membeli suatu
merek atau mengapa, serta dalam situasi bagaimana konsumen membeli dan
menggunakan produk pesaing. Dengan demikian, semakin banyak kita belajar
tentang konsumen (dan pendekatan untuk menganalisis mereka), semakin
baik kesempatan untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil.
Tabel 1.1 tersebut juga memberikan beberapa saran pengembangan startegi
pemasaran.

Strategi pemasaran khususnya yang dikembangkan dan diterapkan oleh


perusahaan yang berhasil, memiliki kekuatan besar terhadap konsumen dan
masyarakat luas. Strategi pemasaran bukan hanya disesuaikan dengan
konsumen , tetapi juga mengubah apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh
konsumen tentang diri mereka diri sendiri, tentang berbagai macam tawaran
pasar, serta tentang situasi yang tepat untuk pembelian dan penggunaan
produk, ini tidak berarti pemasaran adalah kegiatan yang tidak tepat atau tidak
etis, akan tetapi, kekuatan pemasaran serta kemampuan ruset pemasaran dan
analisis konsumen untuk mendapatkan pandangan tentang perilaku konsumen
tidak perlu dikurangi atau disalahgunakan.

7
2. Public Relations
a. Pengertian Public Relations
Maria (2002) public relations adalah interaksi dan menciptakan oponi
public sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan
merupakan profesi yang professional dalam bidangnya karena merupakan
faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara
tepat dan dengan secara terusmenerus karena public relation merupakan
kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan. Widjaja(2008:61) public
relation adalah profesi yang mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan
publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu.
b. Publik dalam Public Relation
Public dalam public relation dapat diklasifikasikan dalam beberapa
kategori yaitu:
1) Publik internal dan publik eksternal: Internal publik yaitu publik yang
berada di dalam organisasi/perusahaan seperti supervesior, karyawan
pelaksana, manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Eksternal
publik secara organik tidak berkaitan langsung dengan perusahaan seperti
pers, pemerintah, pendidik/dosen, pelanggan, komunitas dan pemasok.
2) Publik primer, skunder, dan marginal: publik primer bisa sangat membantu
atau merintangi upaya suatu perusahaan. Publik skunder adalah publik
yang kurang begitu penting dan publik marginal adalah publik yang tidak
begitu penting. Contoh, anggota Federal Reserve Board of Governor
(dewan gubernur cadangan federal) yang ikut mengatur masalah
perbankan, menjadi publik primer untuk sebuah bank yang menunggu
rotasi secara teratur, dimana anggota legislatif dan masyarakat menjadi
publik sekundernya.
3) Publik tradisional dan publik masa depan: karyawan dan pelanggan adalah
publik tradisional, mahasiswa/pelajar, peneliti, konsumen otensial, dosen,
dan pejabat pemerintah (madya) adalah publik masa depan.
4) Proponents, opponent, dan uncommitted: Di antara publik terdapat
kelompok yang menentang perusahaan (opponents), yang memihak
(proponents) dan ada yang tidak peduli (uncommitted). perusahaan perlu
mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat
permasalahan (Seitel, 1994:13-14).

8
5) Silent majority and vocal minority: Dilihat ari aktivitas public dalam
mengajukan complaint (keluhan) atau mendukung perusahaan, dapat
dibedakan antara yang vocal (aktif) dan silent (pasif). Publik penulis di
surat kabar umumnya adalah the vocal minority, yaitu aktif menyuarakan
pendapatnya, namun jumlahnya tak banyak, sedangkan mayoritas pembaca
adalah pasif sehingga tidak kelihatan suara atau pendapatnya.
(Kasali,1994:11).

Dalam diktat Public relation, lembaga pendidikan PR Interterstudi


School of Public Relation, terdapat tujuh macam publik yang dapat dibedakan
dalam ruang lingkup masing-masing dan dilihat dari kepentingannya. Seorang
pejabat PR diharapkan melakukan kegiatan ini lebih dari sekedar nama kepada
setiap public. Public tersebut adalah:

1) Masyarakat disekitarnya
Tipe masyarakat di dalamnya akan bergantung dari macam usaha
yang ada. Misalnya usaha hotel, pasar swalayan, rumah sakit, industri
manufaktur, dan jasa akan berbeda satu sama lain komunitas sekitarnya.
Hal yang perlu diingat adalah bermula dengan lingkungan terdekat yang
digarap dengan baik sebagai langkah awal yang positif. PR Begins on the
doorstep.
2) Karyawan perusahaan

Disini akan terlihat banyak ragamnya ditinjau dari kedudukan,


masalah-masalah status ekonomi, usia, dan karakteristik demografis
lainnya. Melihat karakteristik karyawan, maka masalah informasi menjadi
bidang spesialisasi tersendiri. Apabila katerlibatan karyawan lebih banyak,
sangat dianjurkan untuk mengikuti kecenderungan-kecenderungan baru
dengan jalan memantau perkembangan yang ada, termasuk bebrabagi
peraturan pemerintah dan informasi di media massa.

3) Pers, Radio, Televisi

Pers dapat dibagi dalam pers nasional, regional, lokal, dagang, dan
professional. Setiap surat kabar/majalah memperkerjakan para wartawan
yang mempunyai kepentingan yang sangat berbeda. Misalnya, wartawan

9
ekonomi, industri, dan perdagangan mempunyai kebutuhan informasi yang
tumpang tindih, tapi tetap berbeda. Berita tidak dapat menunggu , sebuah
berita dapat timbul dalam beberapa jam saja. Para wartawan seyogianya
diberi nomor telepon yang direct atau hotline agar dapat menghubungi PR
yang bersangkutan dalam waktu 24 jam. Dalam berurusan dengan radio
dan televisi harus diingat bahwa reputasi suatu perusahaan/organisasi
dirugikan suatu kata no comment. Pemirsa akan tahu segera bahwa ada
sesuatu yang disembunyikan karena itu disediakan suatu jawaban yang
positif, walaupun sangat umum, karena pemirsa mempunyai harapan-
harapan yang harus dipenuhi.

4) Konsumen dan pemasok

Disektor tertentu pemasok pelanggan tertentu satu sama lain, dan


kaang jatuh bangun bersama. Konsumen dapat dibeda-bedakan sebagai
pembeli satu kali dan berkali-kali, pembeli barang konsumsi dan barang
industry, kebutuhan setiap golongan konsumen perlu mendapat perhatian
karena karakteristiknya yang berbeda-beda.

5) Investor
Kelompok pemegang saham pun akan sangat berbeda. Kadangkala
sebuah perusahaan besar membagi investor menjadi beberapa kelompok
dan mengembangakan cara berkomunikasi dengan setiap kelompok.
Hubungan baik dengan investor dapat menghasilkan imbalan yang
menguntungkan dalam bentuk modal pinjaman untuk membiayai proyek-
proyek besar. Meningkatnya perhatian pemegang saham dapat mendukung
reputasi perusahaan dan meningkatkan kepercayaan.
6) Distributor

Distributor adalah suatu publik yang pekerjaannya menangani


barang-barang konsumen dalam partai besar dan hadir di anatra pembuat
barang dan para pembelinya.

7) Pemuka pendapat (opinion leader)

Siapa saja yang dapat mengajukan pendapatnya yang dapat


membantu usaha itu sendiri berkembang atau justru merusaknya.

10
c. Pentingnya Public Relation Membina Hubungan Pers

Salah satu kegiatan PR dalam memberikan informasi kepada


masyarakat untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan publik adalah
kegiatan hubungan pers (Pers Relations/Media Relations) yakni membina
hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola media cetak (surat
kabar/majalah) dan media elektronik (tv/radio).

Hal-hal penting yang perlu diketahui PR tentang media massa, ungkap


Jefkins, sebagai berikut:
1) The editorial policy yaitu kebijakan redaksinya, yang menyangkut visi dan
misi media, isi dan bentuk media yang diterbitkan.Misalnya surat kabar
secara regular memuat secara rinci dan khusus tentang berita bisnis.
2) Frequency of publication yaitu harian, mingguan, dwi-mingguan,
seminggu dua kali, bulanan, triwulan, tahunan. Edisi tertentu setiap
harinya dianggap penting.
3) Copy date yaitu batas waktu dan tanggal pemasokan berita ke media
massa, termasuk untuk isu berita mendatang. Bergantung frekuensi dan
proses pencetakan. Sekarang dikenal dengan cetak jarak jauh.
4) Printing proses yaitu jenis pencetakan media massa yang digunakan
seperti letterpress, photogravure atau lithography, offset litho yang kini
cukup populer di berbagai belahan dunia.
5) Circulations area yaitu daerah sirkulasinya, mencakup internasional,
nasional, regional, satu kota, pinggiran kota, pemuatan kasus-kasus
tertentu menjadi bagian pemuatan ragional propinsi tertentu.
6) Readership profile yaitu bagaimana karakteristik/profil orang-orang yang
membaca media itu, dilihat dari kelompok umur, jenis kelamin, tingkat
sosial, ekerjaan, kepentingan khusus, kebangsaan, keompok etnis, agama
dan politik.
7) Distribution method yaitu cara penyebaran media tersebut. Misalnya,
dijual eceran di toko buku, eceran langsung terminal, rumah ke rumah,
atau berlangganan (diadopsi dari Jefkins, 1991:94).

Kaitan PR dengan pers/media massa harus tetap erat, karena PR tidak


dapat meninggalkan pers sebagai sarana informasi publikasi PR, sebalikya

11
pers membutuhkan informasi resmi, akurat dan lengkap, biasanya didapatkan
dari PR. Jadi ada semacam pertalian yang bersifat simbiosis.

Agar PR sebagai sumber berita dapat dengan mudah dihubungi dan


sebaliknya PR tidak menemui kesulitan untuk menyampaikan informasi atau
membantah/menetralisir berita yang dimuat media massa, PR penting selalu
membina hubungan baik dengan pers.

Beberapa prinsip umum untuk membina hubungan pers yang baik kata
jefkins, adalah:

1) By servicing the media yaitu memberikan pelayanan kepada media.


Misalnya PR harus mampu menciptakan kerjasama dengan media. PR
harus menciptakan suatu hubungan timbal balik.
2) By establisting a repulations for reliability yaitu menegakkan suatu
reputasi agar dapat dipercaya. Misalnya selalu menyiapkan bahan-bahan
informasi akurat di mana dan kapan saja diminta. Wartawan selalu ingin
tahu sumber berita paling baik untuk mendapatkan informasi yang akurat
dan hubungan timbal balik terjalin semakin erat.
3) By supplying good copy yaitu memasok naskah informasi yang baik.
Misalnya memberikan naskah yang baik, menarik perhatian, penggadaan
gambar/foto dengan baik. Juga pengiriman News Release yang baik
sehingga hanya sedikit memerlukan penulisan ulang atau menyuntingnya.
4) By Cooperations in providing material yaitu melakukan kerjasama yang
baik dalam menyedikan bahan informasi. Misalnya merancang wawancara
pers dengan seseorang yang dibutuhkan pers ketika itu.
5) By Providing verification facilities yaitu panyediaan fasilitas yang
memadai. Misalnya memberikan fasilitas yang dibutuhkan wartawan
sewaktu menggali berita.
6) By building personal relationship with the media yaitu membangun
hubungan secara personal dengan media. Hal ini mendasari keterbukaan
dan saling menghormati profesi masing-masing (Jefkins, 1991:95).
Menurut Jefskins, tidak menutup kemungkinan bahwa terjadi konflik
antara PR dan pers, karena adanya perbedaan tanggung jawab dan
loyalitas. PR pertama-tama bertanggung jawab terhadap klienya dan

12
karyawan, hal ini tidak berarti harus melanggar etika profesionalnya,
hukum dan kepentingan publik. Dalam pekerjaannya PR melaksanakan
program-program PR yang sudah disepakati, bertujuan untuk memperoeh
pengetahuan yang maksimum dan pengertian dari kliennya (kalau
konsultan PR) dan karyawan suatu perusahaan (bila sebagai PR
perusahaan jasa atau produk).

Wartawan pertama-tama bertanggung jawab terhadap pembacanya.


Pekerjaannya harus mengikuti kebijakan yang sudah digariskan oleh
redaksinya. Pada dasarnya, kebijakan itu salah satunya menyangkut
keuntungan pembuatan media itu, pemasukkan datang dari harga jual media
dan pemuatan iklan. Namun ada juga surat kabar dan majalah yang tidak
seluruhnya menggantungkan penghasilanya kepada iklan. Tujuannya menurut
wartawan membuat tulisan yang bisa dijual. Hal ini diperlukan untuk
memberikan kepuasan kepada pembaca, sebenarnya apa yang pembaca
inginkan untuk membacanya sama seperti halnya pendengar dan pemirsa
inginkan untuk menyimak dan melihatnya. Kondisi ini kadangkala tidak
sinkron dengan apa yang PR inginkan dalam pemuatan dan penyiaran suatu
informasi. Karenannya, kita mengetahui situasi bahwa media siap
menampilkan bad news (berita negative/jelek) yang dianggap memiliki nilai
berita tinggi.

Menurut Eduard Depari, pakar dan praktisi komunikasi, dalam suatu


ceramahnya di hadapan wartwan dan pejabat humas Deparpostel di Jakarta,
baik PR maupun pers sama-sama bergerak di bidang bisnis komunikasi.
Kedua belah pihak mempunyai kepentingan dan kepedulian yang sama
terhadap informasi. Aktivitas PR dan pers tetap didasarkan pada prinsip yang
sama yakni sebagai mediator yang menjembatani kepentingan pihak yang
saling berinteraksi karena informasi yang disalurkan terkait dengan kegiatan
mereka.

Dalam operasionalnya baik PR maupun pers senantiasa berhasrat untuk


menjaga dan mengembangkan citra (image) yang baik.Kedua institusi
menyadari benar bahwa citra yang baik terkait dengan kredibilitas masing-
masing sebagai sumber informasi.Lebih jauh Depari menyebutkan tanpa

13
kredibilitas yang dapat diandalkan akan sulit bagi PR dan pers untuk
meyakinkan khalayak sasaran bahwa informasi yang mereka sebar luaskan
layak dijadikan pegangan. Kalau PR pers kehilangan kredibilitasnya, maka
bisnis masing-masing akan kehilangan peluang untuk mempertahankan
keberadaannya. Itulah sebabnya, sebagai profesi dan sekaligus sebagai
profesional, PR dan pers harus mendasarkan pelaksanaan kegiatan mereka
pada keahlian, tanggung jawab sosial, soliaritas profesi dan etika profesi.

Hakikat pekerjaan PR dan pers, ungkap Depari, dalam kaitannya


dengan pengelola informasi sebenarnya tidak jauh berbeda. Kedua lembaga
harus mengusahakan agar informasi yang bersumber pada kegiatan masing-
masing dioalah menurut prinsip-prinsip jurnalistik tentang nilai berita (news
value) sehingga menarik untuk disajikan sebagai berita. Baik PR maupun pers
menyadari persamaan tersebut dalam posisi, fungsi serta peran masing-masing
dalam penyaluran informasi, sehingga hubungan kemitraan antara keduanya
akan fungsional. Namun dalam kenyataannya, tidak jarang kita jumpai distorsi
dalam hubungan kerja antara PR dan pers. Hal inilah yang perlu dianalisis.

Depari mengatakan berdasarkan pengamatan dan pengalaman, potensi


distorsi dalam kerjasama PR dan pers adalah:

1) Persepsi tentang PR yang belum seragam baik dikalangan PR, top


manajemen, maupun dimata pers.
2) Profesionalisme PR maupun pers implikasinya akan tampak pada
hubungan yang tidak lagi bersifat bussines like, melainkan saling
memanfaatkan.
3) Aprisiasi minimal terhadap tanggung jawab kerja masing-masing yang
saling menimbulkan salah pengertian menyangkut arus informasi yang
mungkin tertahan, disebarluaskan atau dimanipulasi.
4) Kecenderungan PR mendekati pers hanya bila ada masalah, sehingga
timbul kesan bahwa pers dianggap sebagai mitra kerja, Cuma sebagai
trouble shooter.
5) Kecenderungan PR memanfaatkan pers sebagai lembaga penyebar siaran
pers, apalagi sering kali siaran pers yang dikeluarkan PR praktis tidak
punya nilai berita dan kaitan dengan kepentingan umum.

14
6) Kecenderungan instansi tertentu menggunakan pendekatan kekuasaan
terhadap pers, sementara pers cenderung menghidari kesan jangan
sampai menjadi pamphlet karena terlalu sering memuat berita tanpa nilai
jurnalistik dan lepas dari orientasi kepentingan umum.
7) Last but not least, pers memanfaatkan PR (dalam kasus tertentu) sebagai
sumber berita, namun pemuatan informasi didasarkan pada motivasi
nonjurnalistik dan semata-mata unuk kepentingan si wartawan.

Dalam upaya meningkatkan hubungan pers , tutur Depari, hubungan


PR dan pers sebagai mitra kerja dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut:

1) Pertememuan berkala antara PR dan pers , lepas dar ada atau tidaknya
masalah yang protesial untuk dijadikan bahna informasi.
2) Lobby berkala antara pimpinan perusahaa/organisasi yang diwakili PR
dengan wartawan/ pimpinan meia massa.
3) Press Tour yan diselenggarakan PR memberi keempatan lebih jauh bagi
pers untuk mengenal dan mengetahui lebih banyak situasi dan meknisme
kerja suatu perusahaan/instans, sehingga pers dapat berimpati pada
permasalahan yang dihadapi perusahaan.
4) Akses yang mudah bagi pers pada pejabat eksekutif sehingga hal-hal yang
menyangkut kebijakantertentu dapat pula diperoleh langsung lewat sumber
utama.
5) Pendelegasian wewenang yang jelas menyangkut pejabat PRyang memebri
informasi seandainya maajer PR tidak berada di tempat, sehinga tidak
perlu dikumandangkan ungkapan “masih menunggu petunjuk atasan”
6) Apresiasi pejabat PR pada mekanisme kerja pers yang menuntut kecepatan
dan ketetpatan dalam menyajikan informasi, sehingga aktualits berita tidak
terganggu oleh kelambanan PR dalam mengenai inforasi.
7) Last but not least, pers harus menghormati prinsip off the record yang
diminta oleh pejabat PR sehingga pelanggaran asas ini akan menempatkan
PR dalam posisi yang sulit dimata pimpinan.
Berdasrkan uraian di atas, maka penting sekali bagi PR untuk melakukan
hubungan pers/media masa, agar kemitraan antara PR dan pers tetap
menjalin dengan hubungan yang saling membutuhkan satu sama lain,

15
tanpa melupakan integritass peropesi masing-masing yang bila melanggar
kode etik PR dan kode etik pers itu sendiri.
d. Keuntungan Public Relation Dalam Menggunakan Internet
PR melakukan penggunaan internet, tidak berarti harus menyepelekan
media lainya. Media selain internet tetap menjadi bagian terpenting dalam
melakukan penyebaran berita atau informasi PR.

Keuntungan PR dalam menggunakan internet:

1) Informasi cepat sampai pada publik.


2) Bagi PR, internet dapat berfungsi sebagai iklan, media, alat marketing,
sarana penyebaran informasi dan promosi.
3) Siapapun dapat mengakses internet.
4) Tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
5) Internet dapat membuka kesempatan melakukan hubungan komunikasi
dalam bidang pemasaran secara langsung.
Lebih jauh, Shel Holtz (1999), dalam bukunya Public Relations on the
Net menyebutkan pendekatan strategi PR di antaranya:
1) Pertemuan antar pihak manajemen (yang telah di-breafing oleh PR)
dengan perwakilan dari kantor pajak.
2) Mengadakan open house untuk menginformasikan program-program
perusahaan yang telah mempekerjakan karyawan lokal (komunitas
terdekat) yang memiliki keahlian memadai.
3) Mengirim Press Release tentang investasi perusahaan sebagai informasi
komunitas (lokal) dan dampaknya terhadap sosial ekonomi mereka.
4) Membuat website (situs web) perusahaan membentuk citra positif di mata
publiknya.
5) Berpartisipasi dalam kelompok diskusi tertentu dan membicarakan tentang
perkembangan dan situasi Negara.
Keberhasilan program PR bergantung pada siapa publiknya.
Bagaimana strategi yang digunakan, dapat tidaknya mempengaruhi
kemampuan perusahaan dalam membina hubungan baik dan dialog yang sehat
agar perusahaan dan publiknya semakin dekat.
3. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian

16
Drummond (2003) keputusan pembelian adalah mengidentifikasi
semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan ini dan menilai
pilihan-pilihan secara sistematis dan ojektif serta sasaran-sasarannya yang
menentukan keuntungan serta kerugiannya masing-masing. Nugroho (2003)
keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan
sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative,
dan memilih salah satu.
b. Proses Pengambilan Keputusan
Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut:
Pengenalan masalah, dan perilaku pasar-pembelian. Lihat pada gambar
1.3. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap
dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap tersebut, pendirian orang
lain, faktor situasi tidak diantisipasi, dan resiko yang dirasakan dapat
memengaruhi keputusan pembelian, pada tingkat kepuasan pasca- pembelian
konsumen dan tindakan pasca-pembelian di pihak perusahaan. Pelanggan yang
puas akan terus melakukan pembelian; pelanggan yang tidak puas akan
menghentikan pembeliann produk yang bersangkutan dan kemungkinan akan
menyebarkan berita terssbut pada teman-teman mereka. Karena itu,
perusahaan harus berusaha memastikan kepuasan konsumen pada semua pada
tingkat dalam proses pembelian.

Mengenali Pencarian Evakuasi Keputusan Perilaku


kebuthan informasi alternati membeli pasca
f pembelian

Gambar 1.3
Proses pembelian
Gambar 1.3, menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap
selurhnya pada setiap pembelian. Namun dalam pembelian yang lebih rutin,
konsumen sering kali melompati atau membalik beberapa tahap ini seorang
wanita yang membeli pasta gigi merek yang sudah biasa akan mengenali
kebutuhan dan langsung ke keputusan pembelian, melompati tahap pencarian
informas dan evaluasi. Model tersebut menunjukkan semua pertimbangan
untuk muncul ketika konsumen meghadapi situasi membeli yang kompleks
dan baru.

17
Secara perinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pengenalan masalah.
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah
kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi
sesungguhnya dan kondisi dan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini
dapat disebabkan oleh rangsngan internal maupun internal dalam kasus
pertama dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga, atau
seks meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi
dorongan. Atau suatu kebutuhan dapat timbul karena disebabkan
rangsangan eksternal seorang yang melewati sebuah toko roti dan melihat
roti yang baru selesai dibakar dapat merangsang rasa laparnya.
(Nugroho,2003:15).
2) Pencarian informasi.
Seorang konsurnen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk
mencari informasi lebih banyak. Kita dapat membedakan dua tingkat,
yaitu keadaan tingkat pencarian informasi sedang-seang saja yang disebut
perhatian yang meningkat. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia
mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-temannya, dan melakukan
kegiatan untuk mempelajari yang lain.
Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat
bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahann masalah
yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstentif. Salah satu faktor
kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang
dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing
sumber terhadap keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen
dapat dikelmpokkan menjadi empat kelompok:
1) Sumber pribadi: keluarga, teman, tetngga, dan kenalan.
2) Sumber komersial:iklan,tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan
pameran.
3) Sumber umum: media massa dan organisasi konsumen.
4) Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, dan menggunakan
produk.
Secara umum konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu
produk dari sumber komersial, yaitu sumber yang didominasi oleh para

18
pemasar. Pada sisi lain, informasi yang paling efektif justru berasal dari
sumber-sumber pribadi. Setiap sumber informasi melaksanakan suatu
fungsi yang agak berbeda dalam memengaruhi keputusan membeli.
Informasi komersial umumnya melaksanakan fungsi memberi tahu,
sedangkan sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi dan/evaluasi.
Karena itu, suatu perusahaan harus “menyusun strategi” agar
mereknya masuk keperangkat pengenalan, perangkat pertimbangan, dan
perngkat pilihan dari calon pembeli. Bila tidak, ia akan kehilangan peluang
untuk menjual pada pelanggan. Lebih jauh lagi, perusahaan harus
mengindetifikasi merek lain yang ada di perangkat pilihan dari konsumen
sehingga perusahaan dapat merencanakan daya tarik produknya yang akan
bersaing.
3) Evaluasi alternatif.
Bagaimana konsumen memperoses informasi tentang pilihan merek
untuk membuat keputusan akhir? Ternyata tidak ada proses evaluasi yang
sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen atau bahkan oleh
satu konsumen pada seluruh situasi membeli. Ada beberapa proses
evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen
sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai
pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada
pertimbangan yang sadar dan rasional.
4) Keputusan membeli
Pada tahap evaluasi, konsumen mementuk preferensi terhaap merk-
merk yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga
membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Walaupun
demikian, dua actor dapat memengaruhi tujuan membeli dan keputusan
membeli . faktor yang pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap
orang lain akan mengurangi alternative pilihan seorang akan tergantung
paa dua hal yakini; intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap
alternate pilihan konsumen , dan motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negatif
orang lain tersebut akan semakn dekat hubungan orang tersebut dengan
konsumen
5) Perilaku sesudah pembelian

19
Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan
konsumen akan mengalami beberapa tingkatan kepuasan atau
ketidakpuasan. Kosumen tersebut juga akan terlibat dalam tndakan
sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat
pemasar.pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk di
beli, tetpi akan terus berlangsung hingga periode setelah pembelian.
6) Kepuasan setela pembelian
Setelah membeli suatu produk. Seorang konsumen mungkin
mendeteksi adanya suatu cacat. Beberapa pembeli tidak akan
menginginkan produk cacat tersebut yang lainya akan bersifat netral dan
beberapa bahkan mungkin melihat cacat itu sebagai sesuatu yang
meningkatkan nilai dari produk.
Apa yang menentukan konsumen akan merasa sangat puas, cukup
puas atau tidak puas atas suatu pembelian? Kepuasan pembeli merupakan
fungsi dari dekatnya antara harapan dari pembeli tetang produk dan
kemampuan dari produk tersebut.

7) Tindakan sesudah pembelian.


Kepuasan atau ketidak puasan konsumen pada suatu produk akan
memengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas ia akan
memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu
lagi. Konsumen yang tidak puas tersebut akan berusaha mengurangi
ketidakpuasaannya. Karena dengan kodrat manusia “ untuk mencipatakan
keserasian, konsistensi, dan keselasan diantara pendapat, pengetahuan dan
nilai-nilai di dalam dirinya”. Konsumen yang tidak puas akan mengambil
satu atau dua tindakan. Mereka mungkin akan mengurangi
ketidakcocokannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk
tersebut, atau mereka mungkin berusaha mengurangi ketidakcocokannya
dengan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan produk
tersebut bernilai tinggi(atau menghindari informasi yang
mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai rendah).
8) Penggunaan dan pembuangan sesudah pembelian
Para pemasar juga harus mengontrol bagaimana pembeli
menggunakan dan membuang suatu produk. Bila konsumen menemukan

20
cara pemakaian penggunaan baru ini haruslah menarik minat pemasar
karena penggunaan baru tersebut dapat diiklankan. Bila konsumen
menyimpan produk tersebut dilemari mereka, ini merupakan petunjuk
bahwa produk tersebut kurang memuaskan dan konsumen tidak akan
menjelaskan hal-hal yang baik dan produk tersebut kepada orang lain. Bila
mereka menjual atau menukar produk, maka ini berarti penjual produk
berikutnya akan menurun. Apabila mereka membuangnya, terutama bila
dapat merusak lingkungan seperti kasus kaleng minuman ringan dan
popok bayi yang tahan lama, pada akhinya pemasar perlu memperlajari
pemakaian dan pembuangan produk untuk mendapatkan isyarat-isyarat
dari masalah-masalah dan peluang-peluang yang mungkin ada.
c. Teknik Pendekatan Untuk Mempengaruhi keputusan konsumen
1) Teknik pendekatan stimulus respons
Teknik ini merupakan teknik penyampaian ide-ide atau
pengetahuan tentang suatu produk dan merek kepada konsumen agar
konsumen tertarik atau termotivasi untuk mengambil keputusan membeli
produk-produk yang disampaikan itu. Dengan kata lain, pemilik toko atau
pramuniaga memberikan stimulus berupa produk-produk yang ada dalam
toko, kemudian diharapkan konsumen dapat meresponya secara positif.
2) Teknik Pendekatan Humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang bersifat manusiawi.
Dalam teknik ini keputusan membeli sepenuhnya diserahkan kepada
konsumen yang bersangkutan. Pemilik toko atau pramuniaga hanya lebih
bersifat menyediakan berbagai jenis produk, merek, warna, kualitas, dan
memberikan informasi tentang manfaat, kebaikan dan kelemahan yang
terdapat pada masing-masing produk yang tersedia.

3) Teknik pendekatan kombinasi antara stimulus-respon dan Humanistik


Teknik ini merupakan teknik pendekatan hasil kombinasi antara
teknik stimulus-respon dan teknik humanistic. Pemilik toko atau
pamuniaga dalam menghadapi konsumen lebih bersifat mengkondisikan
peilaku yang memungkinkan keputusan termotivasi untuk membeli,
namun keputusan membeli sepenuhnya diserahkan kepada konusumen.

21
4) Teknik pendekatan dengan komunikasi persuasif

Teknik ini merupakan pendekatan dengan menggunakan


komunikasi persuasif melalui rumus ADIDAS: A =Attention (perhatian),
I=interest (minat), D=Desire (Hasrat), D= Decision (keputusan), A=Action
(Tindakan), dan S=Satisfaction (kepuasan). Pertama kali perlu
dibangkitkan perhatian konsumen terhadap suatu produk agar timbul
minatnya, kemudian kembangkan hasrat untuk membeli produk tersebut.
Setelah itu arahkan konsumen untuk mengambil keputusan membeli
produk yang sesuai deng an kebutuhannya, dengan harapan konsumen
merasa puas setelah membeli.

G. HipotesisPenelitian
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam satu
penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
HO: Public Relation tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk gamis
riskirich di kotasemarang.
Ha:Public Relations berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk gamis
riskirich di kotasemarang.
X(VariabelBebas) : Public Relation
Y (VariabelTerikat) :KeputusanPembelian
H. Metodologi Penelitian
Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid, maka peneliti akan
menerangkan beberapa metode yang dipergunakan dalam thesis ini:
1. JenisPenelitian dan Pendekatan
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis metode korelasional.Menurut
Gay (dalamSukardi, 2008:165) penelitian korelasi adalah suatu penelitian
yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variable atau lebih. Penelitian
Korelasional merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena
biasanya Peneliti tidak memanipulasikan keadaan variabel yang ada dan

22
langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisiensi korelasi.
Jenis teori yang digunakan yaitu teori komunikasi Use and
Grafiticatio.Teori ini berkembang oleh Blummer dan Kutz (1947).Mereka
berpendapat bahwa pengguna media memiliki peran aktif dalam memilih
media yang digunakannya.Sehingga, pengguna media dapat dikatakan sebagai
pihak utama dalam suatu proses komunikasi. Dalam hal ini, pengguna
mempunyai pilihan untuk menentukan media yang sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kuantitatif. Menurut Prof. Dr Sugiyono yang dimaksud dengan
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan positivisme, yang
digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, dimana teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data dalam pendekatan menggunakan instrumen penelitian, sementara analisis
data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan. (Sugiyono,2006:14).
2. Populasi dan sampel penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu
wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian,
atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yanag akan diteliti
(martono, 2011:74). Dalam penelitian ini kriteria populasi yang diambil yaitu
wanita yang membeli gamis riskirich(RR). Populasi yang membeli gamis di agen
gamis riskirich kota semarang berjumlah 14 Reseller.
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Dalam proses pengumpulan data dengan metode sampel
dimaksudkan untuk menghemat biaya tenaga dan waktu, karena dengan metode
ini penelitian hanya dilakukan terhada sebagian dari populasi yang ada Sampel
yang digunakan adalah jenis sampel random, yaitu sampel yang dipilih secara
acak dari populasinya besar kecil jumlah sampel apabila kurang 100 maka lebih
baik diambil semua, sehingga diambil semua dari seluruh populasi. Selanjutnya
jika jumlah subyeknya besar maka diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih
(Arikunto,2007:130).

23
Adapun teknik samping yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah anggota yang menjadi reseller
produk gamis riskirich di agen gamis riskirich kota semarang berjumlah 14
Reseller. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bisa semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah popolasi
relatif kecil, yaitu kurang dari 100 orang. (Sugiyono, 2013;126).
3. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Deni Darmawan teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang
ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
datanya (Darmawan,2013:159). Adapun teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permaslahan yang
harus diteliti, dan juga ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil(sugiyono, 2008:137). Dalam
hal ini peneliti mengadakan tanya jawab dengan Reseller dan Owner agen
riskirich semarang kota yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan,.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan daa berua data sekunder seperti catatan buku, surat kabar,
majalah, prasasti, agenda dan sebagainya. Alat pengumpulkan data ini
digunakan untuk mendukung kredibilitas data yang diperoleh dari observasi
dan wawancara, dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
dokumen publik terkait kegaiatan pembelian gamis riskirich di agen gamis
riskirich kota semarang, data statistik atau tulisan-tulisan yang dipublikasikan
dan data lainnya.
c. Kuesioner (Angket)
Kuisioner (Angket) merupakan teknk pengumpulan data yang
digunakan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden
dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan
tersebut. Seperngkat pertanyaan tertulis kepda responden untuk dijawabnya.

24
Pertanyaan dalam instrumen penelitian ini bersifat tertutup yaitu pertanyaan
yang jawabannya sudah ada sehingga responden hanya tinggal memilih salah
satu jawaban yang tersedia. Kuesioner ini diberikan kepada Reseller agen
gamis riskirich kota semarang. Angket ini digunakan untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh public Relation terhadap keputusan pembelian produk gamis
riskirich di agen gamis riskirich kota semarang. Daftar angket ada di lampiran
4. Variabel, Indikator, dan kisi-kisi instrumen penelitian
Variabel adalah suatu atribut yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono,2013:38). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel bebas(X) yang mempengaruhi
variabel lain. Variabel X-nya adalah Public Relation dengan indikator:
1) Bukti fisik(tangible)
2) Kehandalan (reliability)
3) Daya tanggap (assurance)
b. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel terikat (Y) yang dipengaruhi oleh
variabel lain (sugiyono, 2008:39). Variabel Y-nya adalah keputusan pembelian
produk gamis risirich di kota semarang dengan indikator:
1) Kualitas produk
2) Kualitas pelayanan
3) Harga produk
I. Teknik Analisis Data
Analisis data kuantitatif dengan menggunakan perhitungan statistic.statistik
adalah salah satu alat untuk mengumpulkan data, mengolah data, menarik
kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan analisis data yang
dikumpulkan(Usman,206:3-4).

1. Uji Validitas
Uji validiatas adalag ketepatan atau kecermatan suatu instrument dalam
mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas diperoleh dengan cara mengkoreksi
setiap skor indicator dengan total skor indicator variabel. Kemuian hasil korelasi
dibandingkan dengan nila kritis pada taraf signifikan 0,05.

25
Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan
benar. Berikut ini adalah krteria pengujian validitas:
a. Jika r hitung > table (uji 2 sisi dengan sig 0,05) maka instrument atau item-
item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
b. Jika r , table (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item
pertanyaan tidak berkorelasi siginifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak
valid)(Prayitno, 2008:16).
2. Uji Realibitas
Uji realibitas adalah untuk mengetahui kosistensi alat ukur, apakah alat
pengukuran yang digunakan apat diandalakn dan tetap konsisten jika pengukuran
tersebut diualng. Untuk uji reabiltas ddigunakan Teknik Alpha cronbach, dimana
suatu instrument dapat dikatakan handal (Reliable) bila memiliki koefisiensi
kehandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih.
3. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis ini untuk menganalisis data penelitian mengenai hubungan public relation
terhadap keputusan pelanggan.
a. Koefisiensi korelasi
Metode analisis korelasi product moment yaitu korelasi yang berguna untuk
menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuathubngan suatu
variabel dengan variabel lain.
Teknik analisa data yang digunakan ini adalah Deskriptif kuantitatif
menjelaskan permasalahan yang diteliti dengan bentuk angka-angka dengan
rumusan korelasi product moment:
NΣx y −(∑ x ) ( ∑ y )
r xy =
√¿ ¿ ¿

Keterangan:
r = koefisiensi korelasi pearson’s Product Moment
N=jumlah individu dalam sampel
X=angka mentah untuk variabel X
Y=angka mentah untuk variabel Y (Kriyantono,2009:171).

Tabel1.1

Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment

26
Interval Nilai Interpretasi
r*
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Cukup kuat
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat

b. Persamaan regresi linier sederhana


Rumus statistik yang penulis gunakan adalah analisis regersi linear
sederhana.analisis regresi berguna untuk mendapatkan pengaruh antara
variabel predictor terhadap variabel kriteriumnya atau meramalkan pengaruh
variabel predictor terhadap variabel kriteriumnya.(Usman,2006:216).
Bentuk persamaan regresi linier sederhana adalah sebagai berikut:
Y= α +bX … .(1)
Dimana:
Y= variabel tidak bebas (variabel kreterium)
X=variabel bebas (Variabel prediktor)
a= nilai koefisiensi konstanta
b=koefisien regresi
harga a dihitung dengan rumus:
a=∑ y ¿ ¿

n∑
x
2−¿ ¿

harga b dihitung dengan rumus:


b=n∑ xy −∑ x ∑ y …(3)

n∑
x
2−( ∑ x )2

dengan rincian sebagai berikut:


jawaban A”sangat setuju atau sangat puas”diberi skor 4
jawaban B”setuju atau puas”diberi skor 3
jawaban C”tidak setuju atau tidak puas”diberi skor 2

27
jawaban D”sangat tidak setuju atau sangat tidak puas:diberi skor 1.
J. Sistematika Penulisan Tesis
Untuk memudahkan dalam membicarakan Tesis ini, dalam sistematika
Penulisan ini terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Bagian Pertama
Bagian ini memuat halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman
pengesahan, halaman motto, halaman kata penagantar, halaman persembahan,
halaman daftar isi, halaman daftar table.
2. Bagian Kedua
Bab I: Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, sistematika peneltian
Bab II: Landasan teori yang berisi
A. Manajemen Pemasaran
B. Public Relation
C. Keputusan Pemabelian

Bab III: Metode Penelitian berisi:

A. Rancangan Penelitian (jenis dan pendekatan penelitian)


B. Waktu dan tempat penelitian
C. Variabel dan indicator penelitian (Instrument Penelitian Validtas Reliabitas)
D. Populasi, sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data

Bab IV: Hasil Penelitian Dan Pembahasan

A. Deskripsi data hasil penelitian


1. Data tentang public relation
2. Data tentang keputusan pembelian
B. Pengujian Hipotesis
C. Pembahasan hasil penelitian
D. Keterbatasan penelitian

Bab V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan, saran-saram kata penutup


3. Bagian Akhir
Bagian ini berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup penulis

28
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran Dan Pemaran Jasa, Cetekan Keenam, Alfabeta,
Bandung,2004

29
Arikunto,suharsmi, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.(Jakarta: PT Remaja
Cipta,2007)

Blummer and Kut, 1974.

Darmawan,Deni Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2013)

Drummond Helga, Metode Penelitian Bisnis, Jilid 1, Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.,2003.
Hanik, Mufarihah, 2013, Dampak Periklanan Terhadap Minat Beli Pada Hp Samsung
Galaxy (Studi Exsplorasi Pengguna Hp Samsung Galaxy Di Semarang)

Hery.Manajemen Pemasaran. (Jakarta:PTGrasindo, 2019)


Jefkins, Advertising. (London:Pitman Publishing,1991)
Kriyantanto, Rachmat.Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Yogayakarta:Mediakom, 2009)
Nugroho,Setiadi. Perilaku Konsumen Prespektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan Dan
Keinginan Konsumen Edisi Revisi.(Jakarta: Kencana 2015).
Martono, nanang . metode penelitian kuantitatif analisis isi an analisis data
sekunder(Jakarta:rajawali pers,2011)
Usman,Husaini. Metode Penelitian Sosial (Jakarta:Bumi Aksara,2009).

Rani,Nasir, Komunikasi Promosi Dan Kualitas Layanan Untuk Meningkatkan Citra PT PLN
(Persero) Area Manado Jurnal Emba 913 Vol. 2 No. 2 Juni 2014

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, R&D(Bandung;Alfabeta,


2006)
, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods),(Bandung: Penerbit alfabeta,2013
, metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R &D (Bandung:Alfabeta,2008)
Sukardi, Metdologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya (Jakarta: Bumi
Aksara).
Soemirat,Soleh. Dasar-Dasar Public Relations (Bandung;Remaaja Rosdakarya,2017).
Zimry R. Mawara. Periklanan dan Citra Merk Pengaruhnya Terhadap Keputusan
Pembelian Kendaraan Bermotor Yamaha Jurnal Emba Vol. 1 No. 3 Juni 2013

.
ANGKET

Nama :

Jenis kelamin:

30
Usia :

Pekerjaan :

No pertanyaan SS/SP S/P TS/TP STS/STP


1 Produk riskirich yang dikeluarkan sudah
memenuhi kebutuhan fashion anda?
2 Adanya riskirich keinginan fashion anda
terpenuhi?
3 Saya merasa puas dengan produk gamis
riskirich
4 Saya merasa puas dengan diskon yang
diberikan oleh produk gamis riskirich
5 Saya merasa puas dengan hrga yang
dberikan produk gamis riskirich
6 Media sosial instagram gamis riskirich
menjadi pusat perhatian saya ytuk membeli
produk gamis tersebut
7 Saya merasa pelayanan yang diberikan oleh
riskirich sudah baik
8 Produk gamis riskirch sudah menggunakan
bahan pilihan teraik
9 Produk gamis riskirich menjadi pilihan
utaama ketika sya berbelanja
10 Saya akan tetap membeli produk gamis
riskirich walaupun banyak brand fashion
keluaran terkini
11 Saya akan merekomendasikan riskirich
kepada teman atau keluarga saya
12 Saya akan mengajak orang lain/keluarga
saya untuk membeli produk gamis riskirich
13 Saya akan menjadi pelanggan setia riskirich
14 Saya akan tetap bertaha pada prouk gamis
riskirich walaupun produk lain yang
menawarkan kepada saya
15 Produk riskirich memiliki kualitas yang
tidak pernah dimiliki oleh produk fashion
lainnya
16 Saya tidak akan beralih ke produk lain
selain riskirich

31

Anda mungkin juga menyukai